Anda di halaman 1dari 5

Muliakan Guru Raih Keberkahan Ilmu

Oleh Syamil Robbani

‫ َم ْن‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ُ ‫إن ْال َح ْمدَ ِ ﱠ ِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُر ْه َو َنعُوذُ ِبا ﱠ ِ ِم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِّيئ َا‬ ‫ﱠ‬
ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْل فَﻼَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ﱠل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫َي ْه ِد ِه ﱠ ُ فَﻼَ ُم‬
ُ‫س ْولُه‬ َ ‫أ َ ْش َهدُ أ َ ْن ﻻَ إِلَهَ ِإﻻﱠ ﷲُ َوحْ دَهُ ﻻَ ش َِريْكَ لَهُ َوأَ ْش َهدُ أ َ ﱠن ُم َح ﱠمدًا‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
ٌ‫ ِإنﱠكَ َح ِم ْيد‬،‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫صلﱠيْت‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫علَى ُم َح ﱠم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح ﱠم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللﱠ ُه ﱠم‬
َ ‫ص ِّل‬
ٌ‫َم ِج ْيد‬

َ َ‫ار ْكت‬
ٌ‫ ِإ ﱠنكَ َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح ﱠم ٍد َك َما َب‬
َ ‫علَى ُم َح ﱠم ٍد َو‬
َ ‫ار ْك‬
ِ ‫َو َب‬
َ‫قال ﱠ تعالى َيا أ َ ﱡي َها الﱠذِينَ آ َمنُوا اتﱠقُوا ﱠ َ َح ﱠق تُقَاتِ ِه َو َﻻ تَ ُموتُ ﱠن ِإ ﱠﻻ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬

ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاﻻ َك ِث‬


‫يرا‬ ِ ‫اس اتﱠقُوا َر ﱠب ُك ُم الﱠذِي َخ َل َقكُ ْم ِم ْن َن ْف ٍس َو‬
‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب ﱠ‬ ُ ‫َيا أ َ ﱡي َها النﱠ‬
‫علَ ْيكُ ْم َرقِيبًا‬ َ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو ْاﻷ َ ْر َح‬
َ َ‫ام إِ ﱠن ﱠ َ َكان‬ َ َ‫َو ِن َسا ًء َواتﱠقُوا ﱠ َ الﱠذِي ت‬

َ ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َما َل ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُ ُنوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع ﱠ‬ َ ‫َيا أ َ ﱡي َها الﱠذِينَ آ َمنُوا اتﱠقُوا ﱠ َ َوقُولُوا قَ ْو ًﻻ‬
ْ ُ‫سدِيدًا ي‬
َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬
‫ع ِظي ًما‬ ُ ‫َو َر‬
‫ َوش َّر اْﻷ ُ ُم ْو ِر‬،‫سلّ َم‬ َ ‫صلّى ﷲ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ى ُم َح ّم ٍد‬ُ ْ‫ْى َهد‬ِ ‫ َو َخي َْر ْال َهد‬،‫ﷲ‬ ِ ‫َاب‬ ُ ‫ث ِكت‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬
ْ َ‫فَأ ِّن أ‬
ُ‫ أَ ﱠما َب ْعد‬.‫ار‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضﻼَلَة‬
ِ ّ‫ضﻼَلَ ِة فِي الن‬ َ ‫ع ٍة‬ َ ْ‫ َو ُك ّل ُمحْ دَثَ ٍة ِب ْد َعةٌ َو ُك ّل ِبد‬،‫ُمحْ دَثَاتُ َها‬

Khutbah Pertama
Ma'asyiral Muslimin Arsyadani wa Arsyadakumullah

Tidak ada kalimat yang pantas untuk diucapkan seorang hamba di setiap detiknya melainkan
kalimat hamdalah sebagai bentuk syukur atas nikmat dari Allah yang kita rasakan. Sepantasnya
bagi manusia untuk senantiasa mensyukuri semua itu.

Selanjutnya shalawat dan salam kita haturkan kepada uswatun hasanah, teladan terbaik,
junjungan kita, Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Semoga juga tersampaikan kepada para sahabat beliau,
tabiin, tabiut tabiin, serta orang-orang yang istiqamah hingga akhir zaman nanti. Semoga kita
semua termasuk umatnya yang mendapat syafaat beliau pada hari ketika tidak ada syafaat
melainkan atas izin-Nya.

Hakikat bekal yang harus dipersiapkan setiap muslim adalah keimanan dan takwa kepada Allah
SWT, karena dengan takwa ini akan menjadi aset kita untuk menghadap Sang Pencipta.
Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 197, “Dan berbekalah kalian semua karena
sebaik-baik bekal adalah takwa.”

Ma'asyiral Muslimin Arsyadani wa Arsyadakumullah

Pada kesempatan khutbah Jum'at yang mulia kali ini, marilah kita mengingat jasa-jasa seorang
guru, pendidik, serta pengajar. Sebab hari ini kita sedang memperingati Hari Guru Nasional
sebagai salah satu wujud untuk menghargai jasa para pahlawan tanpa tanda jasa yaitu para guru.

Guru adalah seorang pahlawan yang berjuang untuk memberantas kebodohan tanpa pamrih dan
seorang yang menjadi pelita dalam kehidupan di dunia untuk menuju kehidupan yang lebih baik
dan abadi.

Peran guru dalam masyarakat sangatlah urgen dan esensial. Dialah yang mengemban amanah
ilmu untuk disampaikan kepada para siswa. Mengajarkan ilmu dengan mengharap pahala balasan
dari Allah semata dan berjuang untuk melenyapkan kebodohan.

Maka kedudukan seorang guru sangatlah tinggi derajatnya, mempunyai jasa dan keutamaan yang
besar dalam Islam. Sebab para guru sejatinya adalah para penolong agama.

Merekalah para pelita yang menerangi dan mencerahkan masyarakat di setiap zamannya. Bahkan
Hasan al-Bashri rahimahullah menyampaikan penjelasan bahwa jika bukan sebab para ulama
yang mengajarkan ilmunya maka niscaya manusia akan berubah seolah-olah seperti binatang.
(Ihya’ Ulumudin, al-Ghazali, 1/11)

Seorang guru yang shalih adalah pendidik generasi, pencetak orang-orang hebat, dan pewaris
para Nabi. Sebab dari jasa merekalah lahir orang-orang hebat yang dapat membawa perubahan.

Bukankah Rasulullah ‫ ﷺ‬diutus sebagai seorang pengajar, pendidik, dan penasihat.

ّ ‫ َولَ ِك ْن َب َعثَنِي ُم َع ِلّ ًما ُم َي‬،‫ﷲ لَ ْم َي ْب َع ْثنِي ُم َع ِّنتًا َو َﻻ ُمت َ َع ِّنتًا‬


‫س ًِرا‬ َ ‫ِإ ﱠن‬
“Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengutusku untuk memaksa atau menyusahkan orang, akan
tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang memudahkan urusan". (HR.
Muslim)

Perihal yang sama juga disampaikan oleh Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami

“Aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik
pengajarannya daripada beliau.” (HR. Muslim)

Ma'asyiral Muslimin Arsyadani wa Arsyadakumullah

Menghargai jasa seorang guru tidaklah cukup hanya dengan mengingatnya saja. Akan tetapi
hendaknya dengan memuliakan, memberikan penghormatan, mengirimkan doa, dan jika mampu
berbuat lebih maka berikanlah sebagian dari rezeki yang diperoleh. Hal itu agar keberkahan ilmu
yang telah diberikan selalu menjadi penerang dalam kehidupan.

Para sahabat adalah gambaran nyata dalam memaknai dan menghargai peran guru dalam Islam.
Mereka benar-benar memuliakan Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai guru yang agung. Hal demikian juga
diwariskan kepada Tabi’in setelahnya dalam memuliakan para ulama, ahlu ilmi, dan guru.

Banyak perintah dalam Al-Quran dan as-Sunnah yang menunjukkan bahwa Allah ‫ ﷻ‬telah
mengangkat kedudukan ulama dan para guru, sehingga kaum muslimin diperintahkan untuk
menghormati dan memuliakan mereka semua.

Allah berfirman

ٍ ‫َي ْرفَ ِع ﷲُ الﱠذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالﱠذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َرجا‬


ٌ ‫ت َوﷲُ ِبما تَ ْع َملُونَ َخ ِب‬
‫ير‬
“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang -orang yang beriman di antaramu dan orang
yang diberi Ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadalah: 11)

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa Allah mengangkat derajat ulama dan orang berilmu
dengan kemuliaan, martabat dan kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat. Sebab
mereka mengumpulkan antara ilmu dan amal. Hal ini menunjukkan bahwa kemuliaan di sisi
Allah itu diraih dengan ilmu dan iman. (Tafsir al-Munir, Wahbah az-Zuhaili, 28/43)

Rasulullah juga membuat perumpamaan tentang keutamaan orang berilmu atas lainnya.

َ ‫علَى‬
ِ ‫سا ِئ ِر ال َك َوا ِك‬
‫ب‬ ْ َ‫علَى ال َعا ِب ِد َكف‬
َ ‫ض ِل القَ َم ِر‬ ْ ً‫ف‬
َ ‫ض ُل ال َعا ِل ِم‬
“keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan atas seluruh
bintang.” (HR. Tirmidzi)

Bahkan para guru yang mengajarkan ilmu dan kebaikan kepada muridnya akan mendapatkan doa
dari segenap makhluk di bumi, sampai-sampai semut yang berada di sarangnya dan ikan paus di
kedalaman samudra, mereka tidak ketinggalan untuk mendoakan kebaikan kepada para pengajar
kebaikan.

َ َ‫صلﱡ ْون‬
‫علَى‬ ِ َ ‫ت َواﻷ‬
َ ُ‫رضيْنَ َحت َى النَ ْملَة فِي جُحْ ِرهَا َو َحتَى ال ُح ْوت لَي‬ َ ‫ﷲ َو َم َﻼ ِئ َكتَهُ َوأَ ْه َل ال‬
ِ ‫س َم َوا‬ َ ‫ِإ ﱠن‬
‫َاس ال َخيْر‬ ِ ‫ُمعَ ِلّ ِم الن‬
"Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di
dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusia." (HR. Tirmidzi)

Ma'asyiral Muslimin Arsyadani wa Arsyadakumullah


Maka jelaslah apabila suatu bangsa ingin menjadi bangsa yang maju dan jaya, maka perihal yang
seharusnya diperhatikan adalah menjunjung tinggi martabat ilmu, ulama dan para guru. Yaitu
dengan memuliakan, menghormati dan menghargai jasa mereka.

Sebagaimana puisi yang disampaikan Ahmad Syauqi

‫قُ ْم ِل ْل ُم َع ِلّ ِم َو ِفّ ِه التَب ِْج ْيﻼَ َكادَ ال ُم َع ِلّ ُم أ َ ْن َي ُك ْونَ َرسُ ْو ًﻻ‬

‫عقُ ْو ًﻻ‬ ً ُ‫ئ أ َ ْنف‬


ُ ‫سا َو‬ ُ ‫ف أ َ ْو أ َ َج ﱠل ِمنَ الّذِي َي ْب ِن ْي َويُ ْن ِش‬
َ ‫أ َ َرأَيْتَ أ َ ْش َر‬
Berdirilah untuk sang guru dan berikanlah penghormatan kepadanya

Hampir-hampir sang guru dianggap sebagai Rasul

Bukankah kamu melihat bahwa di antara orang yang mulia

Adalah orang yang membangun jiwa dan akal (Mu’jam Rawa’i al-Hikmah, Rauhi al-Ba’labaki,
224)

Maka seyogyanya bagi setiap muslim untuk benar-benar menghormati ilmu dan para guru,
memuliakan, serta menghargainya. Karena keberkahan ilmu itu berada pada penghormatan
terhadap gurunya.

Bukankah kita diperintahkan untuk mencari keberkahan ilmu sehingga menjadi ilmu yang nafi’.
Sebab Rasulullah mengajari umatnya sebuah untaian doa

‫إِ ِّني أ َ ْسأَلُكَ ِع ْل ًما نَافِعًا‬


“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat.”

Syaikh Burhanuddin az-Zarnuji dalam kitabnya “Ta’lim al-Muta'allim” memberikan penjelasan


bahwa seorang siswa atau pelajar tidak akan meraih kesuksesan meraih ilmu dan tidak pula
ilmunya bermanfaat, kecuali dia mau mengagungkan ilmu tersebut, ahli ilmu, dan menghormati
gurunya. (Ta’lim al-Muta'allim, az-Zarnuji, 16)

Sebab para guru adalah orang tua kedua bagi si murid. Seorang guru berusaha keras dan
mengorbankan waktunya, pikirannya serta tenaganya untuk kebaikan si murid dan tercapainya
tujuan dari pembelajaran tersebut.

Sebagaimana az-Zarnuji menjelaskan bahwa siapa pun orang yang telah mengajarkan sesuatu
kepadamu walaupun hanya satu huruf, maka dia juga adalah orang tuamu dalam agama. (Ta’lim
al-Muta'allim, az-Zarnuji, 16)

Terlebih pada masa ini, ketika memudarnya adab, sopan santun serta budi pekerti yang baik dari
para siswa terhadap gurunya. maka kita sebagai masyarakat yang peduli haruslah mampu
memberikan contoh sifat budi pekerti dan keteladanan yang baik dalam memuliakan para guru
agar pelajar sekarang mampu berperilaku yang pantas terhadap gurunya.

Adapun beberapa usaha yang dapat lakukan oleh masyarakat secara umum dan para orang tua
secara khusus dalam rangka memuliakan para guru adalah mencontohkan kepada generasi
setelahnya adab dan sopan santun kepada guru, menumbuhkan kecintaan mereka kepada sang
guru, serta mendoakan kebaikan untuk sang pendidik.

Kita juga harus memahamkan bahwa para guru juga seorang manusia biasa yang dapat berbuat
salah. Maka hendaknya kita tidak mengikuti kesalahan tersebut, tidak menghibahnya, dan tetap
mengingat kebaikan-kebaikan lainnya.

Khutbah Kedua
‫ َم ْن َي ْه ِد ِه‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ْال َح ْمدَ ِ ﱠ ِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُر ْه َو َنعُوذُ ِبا ِ ِم ْن شُ ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬
ِ ‫س ِّيئَا‬
ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْل فَﻼَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ﱠل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ﷲُ فَﻼَ ُم‬
‫علَى‬
َ ‫سﻼَ ُم‬ ‫ َوال ﱠ‬.ُ‫س ْولُه‬
‫صﻼَة ُ َوال ﱠ‬ َ ‫َوأَ ْش َهدُ أَ ْن ﻻَ إِلَهَ ِإﻻﱠ ﷲُ َوحْ دَهُ ﻻَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أَ ﱠن ُم َح ﱠمدًا‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
‫ُم َح ﱠم ٍد َو َعلَى اله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬
Ma'asyiral Muslimin Arsyadani wa Arsyadakumullah

Inilah hakikat memperingati hari guru nasional yaitu dengan menghargai jasa seorang guru,
memuliakan serta menghormatinya. Ini semua diusahakan dalam rangka meraih keberkahan
ilmu.

Sebab dengan keberkahan ilmu inilah yang akan melahirkan generasi-generasi yang
berpengetahuan luas, bertakwa, dan bermanfaat untuk umat.

‫س ِلّ ُم ْوا تَ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫صلﱡ ْوا‬


َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫ َيا أَيﱡها َ الﱠ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا‬،‫ي‬ِّ ‫صلﱡ ْونَ َعلَى ال ﱠن ِب‬
َ ُ‫ِإ ﱠن ﷲَ َو َمﻼَ ِئ َكتَهُ ي‬
ٌ‫ ِإ ﱠنكَ َح ِم ْيد‬،‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫ص ﱠليْت‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح ﱠم ٍد َك َما‬
َ ‫علَى ُم َح ﱠم ٍد َو‬ َ ‫اَللﱠ ُه ﱠم‬
َ ‫ص ِّل‬
ٌ‫َم ِج ْيد‬

‫ ِإنﱠكَ َح ِم ْيدٌ َم ِجيْد‬،‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫ار ْكت‬


َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ َ‫علَى آ ِل ُم َح ﱠم ٍد َك َما ب‬
َ ‫علَى ُم َح ﱠم ٍد َو‬
َ ‫ار ْك‬
ِ ‫َو َب‬
ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َو ْاﻷ َ ْم َوا‬
َ َ‫ ِإ ﱠنك‬،‫ت‬
‫س ِم ْي ٌع‬ ِ ‫ َو ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬،ِ‫اللﱠ ُه ﱠم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬
ِ ‫ت اْﻷَحْ َي‬
‫ت‬ِ ‫ْب الدّ َع َوا‬ ُ ‫قَ ِريْبٌ ُم ِجي‬

َ‫ان َو َﻻ تَجْ عَ ْل فِي قُلُو ِبنَا ِغ ّﻼً ِلّلﱠذِينَ آ َمنُوا َر ﱠبنَا ِإ ﱠنك‬ ِ ‫س َبقُونَا ِبا ْ ِﻹي َم‬ َ َ‫َر ﱠبنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِﻹ ْخ َوا ِننَا الﱠذِين‬
َ‫سنَا َو ِإن لﱠ ْم تَ ْغ ِف ْر َلنَا َوت َْر َح ْمنَا َل َن ُكون ﱠَن ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَا أَنف‬
َ ‫ؤُوف ﱠر ِحي ٌم َر ﱠبنَا‬
ٌ ‫َر‬

Anda mungkin juga menyukai