Anda di halaman 1dari 8

‫‪Manfaat Mengimani Nama Allah, Al-Azhim‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5369-manfaat-mengimani-nama-allah-al-azhim.html‬‬

‫‪April 8, 2019‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ‪َ ،‬ﻣ ْﻦ‬


‫ِﻦ ُﺷ ُﺮ ْو ِر أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢﺌَ ِ‬
‫ُﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ﻣ ْ‬ ‫إِ ﱠن ْاﻟ َﺤ ْﻤ َﺪ ِﱠﷲِ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َوﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ ُ‬
‫ِﺮ ُه َوﻧَﺘُ ْﻮ ُب إِﻟَ ْﯿﻪِ‪َ ،‬وﻧَﻌ ْ‬
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ؛ إﻟَ ُﻪ َ‬
‫اﻷ ﱠوﻟِﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ِي ﻟَ ُﻪ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ َ‬ ‫ُﻀ ﱠﻞ ﻟَ ُﻪ‪َ ،‬و َﻣ ْﻦ ﯾ ْ‬
‫ُﻀﻠ ْ‬
‫ِﻞ َﻓ َﻼ َﻫﺎد َ‬ ‫ﯾَ ْﻬ ِﺪ ِه اﷲُ َﻓ َﻼ ﻣ ِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ﺻ ِﻔﯿﱡ ُﻪ َو َﺧﻠِﯿْﻠُ ُﻪ َوأَ ِﻣ ْﯿﻨُ ُﻪ َﻋﻠَﻰ‬
‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ َو َ‬
‫ْﻦ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ َ‬
‫ﺿﯿ َ‬ ‫ات َو ْ َ‬
‫اﻷ ْر ِ‬ ‫اﻟﺴ َﻤﺎ َو ِ‬ ‫ْﻦ َو ُﻗﯿ ْ‬
‫ُﻮ ُم ﱠ‬ ‫اﻵﺧ ِﺮﯾ َ‬
‫َو ِ‬
‫ﺼﻠَ َﻮ ُ‬ ‫ﺎﻫ َﺪ ﻓِﻲ اﷲِ َﺣ ﱠﻖ ِﺟ َﻬﺎ ِد ِه َﺣﺘﱠﻰ أَﺗَﺎ ُه اﻟﯿَ ِﻘﯿ ُ‬ ‫اﻷ َﻣﺎﻧَ َﺔ وﻧَﺼ َﺢ ُ‬
‫اﻷﻣ َ‬ ‫َو ْﺣﯿﻪِ؛ ﺑَﻠﱠ َﻎ اﻟﺮ َﺳﺎﻟَ َﺔ َوأَ ﱠدى َ‬
‫ات اﷲِ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬ﻓ َ‬ ‫ﱠﺔ َو َﺟ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫‪َ .‬و َﺳ َﻼ ُﻣ ُﻪ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو َ‬

‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫‪:‬أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ ِﻋﺒَﺎ َد اﷲِ َﻣ َﻌ ِ‬
‫ﺎﺷ َﺮ اﻟﻤ ْ‬

‫ْﺮ أُﻣ ْ‬
‫ُﻮ ٍر ِد ْﯾﻨُ ُﻪ َو ُد ْﻧﯿَﺎ ُه‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫اِﺗﱠﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ؛ َﻓﺈِ ﱠن َﻣ ِﻦ اﺗﱠ َﻘﻰ اﷲَ َو َﻗﺎ ُه َوأ ْر َﺷ َﺪ ُه إِﻟَﻰ َﺧﯿ ٍ‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪1/8‬‬
Mengimani nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kandungan maknanya yang
agung akan membuahkan banyak manfaat dalam hati hamba yang mengimaninya.
Diantara manfaat ini ada yang bisa dipetik hasilnya dalam kehidupan di dunia dan ada
pula yang ditunda perolehannya dalam kehidupan abadi di akhirat. Oleh karena itu, al-Izz
Abdussalam rahimahullah mengatakan, “Mengetahui nama-nama Allah yang maha indah
dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi merupakan amalan termulia dan terbaik hasilnya.”

Untuk itu pula, pada kesempatan kali ini, kami ingin menyebutkan beberapa manfaat
yang bisa dipetik oleh orang yang beriman dari pohon pengetahuannya terhadap salah
satu dari nama Allah Azza wa Jalla yaitu al-‘Azhim :

Pertama: Menetapkan sifat keagungan yang hanya layak untuk Allah Azza wa Jalla, tidak
ada seorangpun atau sesuatupun yang menyerupai keagungan-Nya, sebagaimana
firman Allah Azza wa Jalla:

‫ﯿﺮ‬
ُ ‫ﺼ‬ِ َ‫ِﯿﻊ ْاﻟﺒ‬ ‫ْﺲ َﻛﻤ ِْﺜﻠِ ِﻪ َﺷ ْﻲ ٌء ۖ َو ُﻫ َﻮ ﱠ‬
ُ ‫اﻟﺴﻤ‬ َ ‫ﻟَﯿ‬

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
Melihat. [Asy-Syura/42:11]

Agung atau keagungan adalah sifat dzatiyah Allah Azza wa Jalla (sifat yang tidak pernah
lepas dari Allah Azza wa Jalla). Sifat ini merupakan sifat pujian dan sifat kesempurnaan
yang tidak bisa diketahui hakikatnya oleh siapapun juga, tidak terjangkau pikiran manusia
juga tidak bisa digambarkan.

Penegak sunnah al-Asbahani rahimahullah mengatakan, “Diantara nama Allah Azza wa


Jalla adalah al-‘Azhim (Yang mahaagung). Agung adalah salah satu sifat Allah Azza wa
Jalla yang tidak bisa ditandingi oleh satu makhluk pun. Allah Azza wa Jalla telah
menciptakan sifat agung ditengah para mahkluknya. Dengan sifat itu mereka saling
mengagungkan. Diantara manusia ada yang diagungkan karena hartanya; Ada yang
diagungkan karena memiliki kelebihan; ada yang diagungkan karena memiliki ilmu; Ada
yang karena kekuasaan dan ada juga yang disebabkan oleh wibawa yang dimilikinya.
Masing-masing orang diagungkan karena suatu sebab bukan karena sebab yang lain,
sementara Allah Azza wa Jalla diagungkan dalam segala keadaan dan waktu.”

Al-Imam al-Azhari rahimahullah mengatakan, “Diantara sifat Allah Azza wa Jalla adalah
yang maha tinggi dan maha agung … Keagungan Allah Azza wa Jalla tidak bisa
dijelaskan bagaimananya, tidak bisa dibatasi dan juga tidak diumpamakan dengan
sesuatu apapun. Kewajiban para hamba adalah mengetahui bahwa Allah Azza wa Jalla
itu maha agung sebagaimana Allah Azza wa Jalla menyifati diri-Nya dengan sifat itu,
tanpa kaifiyah (tanpa menanyakan bagaimananya?) dan tanpa batasan.”

Kedua: Menghambakan diri dan berdoa dengan menggunakan nama-Nya al-‘Azhim.


Kita menghambakan diri dengan nama-Nya dengan mengatakan, “Abdul ‘Azhim“, tidak
dengan sifat-Nya. Jadi, seseorang tidak boleh mengatakan, ‘Abdul ‘Azhamah.’

2/8
Sebagaimana Allah Azza wa Jalla juga diseru dengan menggunakan nama-Nya (bukan
dengan sifat-Nya). Kita mengatakan:

‫ار َﺣ ْﻤﻨَﺎ‬
ْ ‫ﯾَﺎ َﻋ ِﻈ ْﯿ ُﻢ‬

Wahai Allah yang Mahaagung! Berilah kami rahmat-Mu

Kita tidak boleh menyeru Allah Azza wa Jalla dengan menggunakan sifat-Nya, misalnya
dengan mengatakan, “Ya ‘Azhamatallah! Irhamna.” (Wahai keagungan Allah! Berilah
kami rahmat-Mu).

Keagungan hanyalah sebuah sifat, bukan Allah Azza wa Jalla itu sendiri.

Ketiga: Meniadakan atau menolak keberadaan para sekutu bagi Allah Azza wa Jalla.

Tidak boleh menyekutukan apapun dengan-Nya dan tidak boleh memberikan segala
yang menjadi hak Allah Azza wa Jalla kepada selain-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫َوﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜ ْﻦ ﻟَ ُﻪ ُﻛ ُﻔ ًﻮا أَ َﺣ ٌﺪ‬

Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia [Al-Ikhlash/112:4]

Keempat: Bisa khusyu’, khudhu’ (tunduk), tenang dan merendahkan diri kepada
keagungan dan kekuasaan-Nya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan kepada kita keadaan orang yang sedang
shalat saat beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dalam posisi ruku’, “Kemudian dia
kembali menekuk punggungnya, tunduk kepada keagungan Allah Azza wa Jalla,
menghinakan diri kepada kemuliaan Allah Azza wa Jalla serta tunduk kepada kekuasaan-
Nya sambil bertasbih dengan menyebut nama Allah Azza wa Jalla (yaitu) al-Azhim.”

Kelima: Senantiasa bisa memuji Allah Azza wa Jalla dengan nama-Nya al-‘Azhim serta
memohon pertolongan kepada-Nya dengan nama-Nya tersebut.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ﯿﻢ‬ ْ َ ْ ‫َﻓ َﺴﺒ‬


ِ ‫ﺎﺳ ِﻢ َرﺑﱢﻚ اﻟ َﻌ ِﻈ‬
ْ ِ‫ﱢﺢ ﺑ‬

Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Agung (besar). [Al-
Waqi’ah/56:74]

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika memasuki masjid, Beliau n membaca doa:

3/8
‫ِﻦ ﱠ‬
َ ‫اﻟﺸﯿ‬ َ ‫ ﻣ‬،‫ِﯾﻢ‬ َْ َْ َْ ْ ‫َ ُ ﱠ‬
‫ﯿﻢ‬
ِ ‫اﻟﺮ ِﺟ‬
‫ﺎن ﱠ‬ِ ‫ْﻄ‬ ِ ‫ َو ُﺳﻠﻄﺎﻧِ ِﻪ اﻟﻘﺪ‬،‫ﯾﻢ‬ ِ ‫أ ُﻋﻮذ ﺑِﺎﷲِ اﻟ َﻌ ِﻈ‬
ِ ‫ َوﺑِ َﻮ ْﺟ ِﻬ ِﻪ اﻟﻜ ِﺮ‬،‫ﯿﻢ‬

Aku berlindung kepada Allah Azza wa Jalla al-‘Azhim (yang mahaagung), wajah-Nya
yang mahamulia dan kekuasaan-Nya yang langgeng dari kejahatan syaitan yang
terkutuk. [HR. Abu Dawud]

Oleh karena itu, seyogyanya bagi soerang hamba untuk mensucikan Rabb dari segala
yang tidak sesuai dengan keagungan kuasa-Nya. Caranya yaitu dengan menyebutkan
berbagai sifat keagungan, keindahan dan kesempurnaan-Nya. Karena sesungguhnya
tidak ada yang pujiannya bisa mendatangkan manfaat dan menambahkan keindahan
sesuatu yang dipijinya itu serta tidak yang celaannya akan mendatangkan bahaya dan
memperburuk sesuatu yang dicela itu selain pujian dan celaan Allah Azza wa Jalla.

Dari Barra’ bin Azib, dia mengatakan, “Ada seorang lelaki berdiri dan mengatakan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
pujianku bisa membuat sesuatu itu indah dan celaanku menjadikannya jelek.’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah Allah Azza wa Jalla .”

Keenam: Mengagungkan perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla itu wajib ditaati bukan dimaksiati, wajib diingat bukan dilupakan dan
wajib bersyukur kepada-Nya bukan dikufuri. Termasuk dalam kategori ini adalah
mengagungkan nash-nash al-Qur’an dan sunnah, tunduk kepadanya dan tidak lancang
mendahului Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, baik dengan pendapat atau ijtihad. Allah
Azza wa Jalla berfirman:

‫ُﺴﻠﱢﻤُﻮا‬ َ ‫ُﻮك ﻓِﯿ َﻤﺎ َﺷ َﺠ َﺮ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻬ ْﻢ ﺛُ ﱠﻢ َﻻ ﯾَ ِﺠ ُﺪوا ﻓِﻲ أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﺣ َﺮ ًﺟﺎ ِﻣﻤﱠﺎ َﻗ‬
َ ‫ﻀﯿ‬
َ ‫ْﺖ َوﯾ‬ َ ‫ُﺤ ﱢﻜﻤ‬
َ ‫ﻮن َﺣﺘﱠﻰ ﯾ‬
َ ُ‫ُﺆ ِﻣﻨ‬ َ ‫َﻓ َﻼ َو َرﺑ‬
ْ ‫ﱢﻚ َﻻ ﯾ‬

‫ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ‬

Maka demi Rabbmu! Mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya. [An-Nisa’/4:65]

Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Allah Azza wa Jalla


menyampaikan kabar yang diantara kandungannya adalah perintah dan motivasi untuk
taat dan tunduk kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . (karena) tujuan
diutusnya seorang rasul yaitu agar ditaati dan orang yang menjadi obyek dakwahnya taat
kepada semua perintah dan larangan mereka. Juga agar para rasul itu diagungkan
sebagaimana orang taat mengagungkan orang yang ditaati.”

Ketujuh: Mengagungkan syi’ar-syi’ar dan kehormatan Allah Azza wa Jalla.


Allah Azza wa Jalla berfirman:

4/8
ُ ‫ِﺮ ﱠ‬
ِ ‫ِﻦ ﺗَ ْﻘ َﻮى ْاﻟ ُﻘﻠ‬
‫ﻮب‬ ْ ‫اﷲِ َﻓﺈِﻧﱠ َﻬﺎ ﻣ‬ َ ‫ِﻚ َو َﻣ ْﻦ ﯾُ َﻌ ﱢﻈ ْﻢ َﺷ َﻌﺎﺋ‬
َ ‫َذﻟ‬

Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka


sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. [Al-Hajj/22:32]

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Jadi perbuatan mengagungkan syi’ar-syi’ar


Allah itu bersumber dari ketakwaan yang di dalam hati. Orang yang mengagungkan
tersebut menunjukkan bukti ketakwaannya dan kebenaran imannya, karena mengagung
syi’ar-syi’ar Allah Azza wa Jalla itu berarti mengagungkan Allah Azza wa Jalla.”

Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ْﺮ ﻟَ ُﻪ ِﻋ ْﻨ َﺪ َرﺑﱢ ِﻪ‬ ‫ﺎت ﱠ‬


ٌ ‫اﷲِ َﻓ ُﻬ َﻮ َﺧﯿ‬ ِ ‫ِﻚ َو َﻣ ْﻦ ﯾُ َﻌ ﱢﻈ ْﻢ ُﺣ ُﺮ َﻣ‬
َ ‫َذﻟ‬

Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat


di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya. [Al-Hajj/22:30]

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa menjauhi perbuatan maksiat dan


hal-hal yang diharamkan Allah Azza wa Jalla serta merasa bahwa melakukan
pelanggaran adalah masalah yang besar.

‫ْﺮ ﻟَ ُﻪ ِﻋ ْﻨ َﺪ َرﺑﱢ ِﻪ‬


ٌ ‫َﻓ ُﻬ َﻮ َﺧﯿ‬

Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya.

Maksudnya, dia berhak mendapatkan pahala yang banyak dan besar. Sebagaimana
perbuatan taat bisa mendatangkan pahala yang banyak maka begitu juga meninggalkan
semua yang diharamkan dan menjauhi semua dilarang.”

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Karena mengagungkan semua yang


diharamkan Allah Azza wa Jalla termasuk perbuatan yang disukai oleh Allah Azza wa
Jalla , bisa mendekatkan pelakunya kepada Allah Azza wa Jalla yang barangsiapa
mengagungkan dan memandang besar semua yang diharamkan Allah Azza wa Jalla
maka Allah Azza wa Jalla akan memberikan ganjaran pahala yang besar. Dan itu yang
terbaik baginya, dalam agamanya, dunia, akhiratnya disisi Rabbnya.”

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya pengagungan terhadap Allah


Azza wa Jalla yang tertanam dalam hati seorang hamba dan pengagungan terhadap
semua yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla bisa menghalangi seorang hamba dari
berbagai perbuatan dosa. Adapun orang yang berani melakukan perbuatan maksiat
berarti dia tidak menghargai Allah Azza wa Jalla sebagaimana mestinya.”

5/8
Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Termasuk kezhaliman yang paling berat dan
kebodohan yang sangat parah jika engkau menuntut orang lain mengagungkan atau
memuliakanmu sementara hatimu sama sekali tidak mengagungkan Allah Azza wa Jalla
.”

‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ‬


ْ ‫ِﺮ ْو ُه ﯾَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ َﻓ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ِﺮ اﻟﻤ‬ َ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ‬
ِ ‫ِﺴﺎﺋ‬ ُ ‫ُﻮ َن َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬
ْ ‫ِﺮ اﷲَ ﻟ‬ ْ ‫أَُﻗ ْﻮ ُل َﻣﺎ ﺗَ ْﺴ َﻤﻌ‬

َ ‫اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬.
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬

Khutbah Kedua:

َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬،‫ﺎن‬


،‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ‬ ْ ‫اﺳ ِﻊ اﻟ َﻔ‬ ‫ﱠ‬ ْ
ِ ِ ِ ِ َ‫ﻻ ْﻣﺘِﻨ‬
ِ ‫اﻟﺠ ْﻮ ِد َوا‬
ُ ‫ﻀ ِﻞ َو‬ ِ ‫ َو‬،‫ﺎن‬ ِ ‫اَﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﷲِ َﻋ ِﻈﯿ ِْﻢ‬
ِ ‫اﻹ ْﺣ َﺴ‬
ً ‫ْﻦ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِﯿْﻤﺎً َﻛﺜِﯿ‬
‫ْﺮا‬ َ ‫ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ‬
ْ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ‬
َ ‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ؛‬
َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ‬.

‫ اِﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬:ِ‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ ِﻋﺒَﺎ َد اﷲ‬.

Ibadallah,

Kedelapan: Ketika hendak melakukan perbuatan maksiat hendaknya si pelaku melihat


kehormatan dan keagungan Dzat yang akan dia maksiati. Dan sesungguhnya perbuatan
itu sebentuk pelanggaran terhadap kehormatan-Nya.

Imam pembela sunnah al-Ashbahani t mengatakan, “Orang yang mengetahui hakikat


keagungan Allah Azza wa Jalla seyogyanya dia tidak mengucapkan kalimat yang dibenci
oleh Allah Azza wa Jalla , dan semestinya tidak melakukan perbuatan maksiat yang tidak
diridhai Allah Azza wa Jalla. Karena Allah Azza wa Jalla akan menegakkan hukum atas
semua jiwa sesuai dengan perbuatannya.”

Setelah kita mengetahui beberapa manfaat yang bisa dipetik dari keimanan kepada
nama Allah al-‘Azhim, terkadang timbul pertanyaan dalam diri kita, ‘Apakah kita ini
termasuk orang-orang yang mengagungkan Allah k ataukah tidak? Jika jawabnya, tidak,
lalu bagaimana caranya agar kita menjadi orang-orang yang mengagungkan Allah Azza
wa Jalla ? Jawabnya ada pada makalah berikutnya.

،‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ َ ‫ْﺚ َﻛ َﻼ ُم اﷲِ َو َﺧﯿ‬


َ ‫ْﺮ اﻟ ُﻬﺪَى ُﻫﺪَى ﻣ‬
َ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬ ِ ‫اﻟﺤ ِﺪﯾ‬
َ ‫َق‬ ْ َ‫ُﻮا – َر ِﺣ َﻤ ُﻜ ُﻢ اﷲُ – أَ ﱠن أ‬
َ ‫ﺻﺪ‬ ْ ‫اﻋﻠَﻤ‬
ْ ‫َو‬

َ ‫ْﻜ ْﻢ ﺑِ ْﺎﻟ َﺠ َﻤ‬


‫ﺎﻋ ِﺔ‬ َ ‫ َو ُﻛ ﱠﻞ‬،‫ﺿ َﻼﻟَ ٌﺔ‬
ُ ‫ َو َﻋﻠَﯿ‬،‫ﺿ َﻼﻟَ ٍﺔ ﻓِﻲ اﻟﻨﱠﺎر‬ َ ‫ َو ُﻛ ﱠﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٍﺔ‬،‫ُﺤﺪَﺛَ ٍﺔ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٌﺔ‬
ْ ‫ َو ُﻛ ﱠﻞ ﻣ‬،‫ُﺤﺪَﺛَﺎﺗُ َﻬﺎ‬
ْ ‫ُﻮ ِر ﻣ‬ ُ ‫و َﺷ ﱠﺮ‬
ْ ‫اﻷﻣ‬
ِ َ
‫ﺎﻋ ِﺔ‬ َ ‫ َﻓﺈِ ﱠن ﯾَ َﺪ اﷲِ َﻋﻠَﻰ‬.
َ ‫اﻟﺠ َﻤ‬

6/8
‫ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ َﻛ َﻤﺎ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑ ِ‬ ‫اﻵﺧ ِﺮﯾ َ‬
‫ْﻦ ﻣ َ‬ ‫ْﻦ ِ‬ ‫ُﻮا – َر ِﺣ َﻤ ُﻜ ُﻢ اﷲُ – َﻋﻠَﻰ إ َﻣﺎم اﻟ ُﻬﺪَا ِة َو َﺳﯿﱢ ِﺪ َ‬
‫اﻷ ﱠوﻟِﯿ َ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ ْ‬
‫َو َ‬
‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا‬ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ َ‬
‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َ‬ ‫ُﺼﻠﱡ َ‬ ‫ﺎل‪ ﴿ :‬إ ﱠن ﱠ‬
‫اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ َ‬ ‫ِ‬
‫اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ َ‬
‫ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِ ِﻪ َﻓ َﻘ َ‬

‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ﺑِ َﻬﺎ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ َ‬


‫ﺻﻼ ًة َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪َ )) :‬ﻣ ْﻦ َ‬ ‫ﺗَ ْﺴﻠِﯿﻤﺎً ﴾ ]اﻷﺣﺰاب‪َ ،[٥٦:‬و َﻗ َ‬
‫ﺎل َ‬
‫))ﻋ ْﺸ ًﺮا‬
‫‪َ .‬‬

‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪،‬‬


‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫ﺻﻠَﯿ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ‬
‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪َ ،‬و ْ‬
‫ار َ‬
‫ض‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫َوﺑَ ِ‬
‫ض اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ﱠ‬
‫اﻟﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ‬ ‫ار َ‬
‫ِﻲ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ْﻦ أَﺑِ ْﻲ ﺑَ ْﻜ ٍﺮ َو ُﻋ َﻤ َﺮ َو ُﻋ ْﺜ َﻤ َ‬
‫ﺎن َو َﻋﻠ ﱟ‬ ‫ْﻦ اَ ْ َ‬
‫ﻷﺋِ ﱠﻤ ِﺔ اﻟ َﻤ ْﻬﺪِﯾِﯿ َ‬ ‫اﺷ ِﺪﯾ َ‬
‫اﻟﺮ ِ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ُ‬
‫اﻟﺨﻠَ َﻔﺎ ِء َ‬
‫ِﻚ ﯾَﺎ أَ ْﻛ َﺮ َم‬
‫ِﻚ َوإ ْﺣ َﺴﺎﻧ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﺎن إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم اﻟ ﱢﺪﯾ ِ‬
‫ْﻦ‪َ ،‬و َﻋﻨﱠﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِ َﻤﻨﱢﻚ َو َﻛ َﺮﻣ ِ‬ ‫أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ‪َ ،‬و َﻋ ِﻦ اﻟﺘﱠﺎﺑِ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ ٍ‬
‫‪َ .‬‬
‫اﻷ ْﻛ َﺮ ِﻣﯿ َ‬
‫ْﻦ‬

‫ﺼ َﺮ ِد ْﯾﻨَ َﻚ‬ ‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬


‫ﺼ ْﺮ َﻣ ْﻦ ﻧَ َ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬و َد ﱢﻣ ْﺮ أَ ْﻋﺪَا َء اﻟ ﱢﺪﯾ َ‬ ‫اﻟﺸ ْﺮ َك َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺸ ِﺮ ِﻛﯿ َ‬ ‫ِل ِ‬‫ْﻦ‪َ ،‬وأَذ ﱠ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ﱠ َ‬
‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ َﺰ ِ‬
‫ام‪.‬‬ ‫اﻟﺠ َﻼ ِل َو ْ‬
‫اﻹﻛ َﺮ ِ‬
‫ِ‬ ‫ْﻦ ﯾَﺎ َذا َ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫َك اﻟﻤ ْ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َوا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ ِﻋﺒَﺎد َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َ‬ ‫َو ِﻛﺘَﺎﺑِ َﻚ َو ُﺳﻨﱠ َﺔ ﻧَﺒِﯿ َ‬
‫ﱢﻚ ﻣ َ‬
‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﻣ ْ‬
‫ِﻦ‬ ‫ْﻦ َﻓﺈِﻧﱠ ُﻬ ْﻢ َﻻ ﯾُ ْﻌ ِﺠ ُﺰ ْوﻧَ َﻚ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺠ َﻌﻠُ َﻚ ﻓِﻲ ﻧُ ُﺤ ْﻮ ِر ِﻫ ْﻢ َوﻧَﻌ ْ‬
‫ْﻚ ﺑِﺄَ ْﻋﺪَا ِء اﻟ ﱢﺪﯾ َ‬
‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو َﻋﻠَﯿ َ‬
‫ُ‬
‫‪.‬ﺷ ُﺮ ْو ِر ِﻫ ْﻢ‬

‫ﺿﻰ َوأَ ِﻋ ْﻨ ُﻪ َﻋﻠَﻰ اﻟﺒِ ﱢﺮ‬ ‫ِﻲ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ ﻟِ َﻤﺎ ﺗُ ِﺤ ﱡﺐ َوﺗَ ْﺮ َ‬


‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ َوﻟ ﱠ‬
‫اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻬ ْﻢ ُﻫﺪَا ًة ُﻣ ْﻬﺘَ ِﺪﯾ َ‬
‫ُﻮ ِرﻧَﺎ َو ْ‬ ‫ِﺢ ُو َﻻ َة أُﻣ ْ‬‫ﺻﻠ ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ْﻊ ُو َﻻ َة أَ ْﻣ ِﺮ‬
‫ﺎﺻ َﺤ َﺔ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ َﺟ ِﻤﯿ َ‬
‫ِﺤ َﺔ اﻟﻨَ ِ‬ ‫اﻟﺼﺎﻟ َ‬‫ار ُز ْﻗ ُﻪ اﻟﺒِ َﻄﺎﻧَ َﺔ َ‬‫َواﻟﺘَ ْﻘ َﻮى َو َﺳ ﱢﺪ ْد ُه ﻓِﻲ أَ ْﻗ َﻮاﻟِ ِﻪ َوأَ ْﻋ َﻤﺎﻟِ ِﻪ َو ْ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ ‫ﱢﻚ َ‬ ‫ْﻦ ﻟ ِْﻠ َﻌ َﻤ ِﻞ ﺑِ ِﻜﺘَﺎﺑِ َﻚ َواﺗﱢﺒَﺎع ُﺳﻨﱠ ِﺔ ﻧَﺒِﯿ َ‬
‫ِ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫‪.‬اﻟﻤ ْ‬

‫آﺧ َﺮﺗَﻨَﺎ اَﻟﱠﺘِﻲ‬


‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ِ‬ ‫ﺎﺷﻨَﺎ‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ُد ْﻧﯿَﺎﻧَﺎ اَﻟﱠﺘِﻲ ِﻓ ْﯿ َﻬﺎ َﻣ َﻌ ُ‬ ‫ﺼ َﻤ ُﺔ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ِد ْﯾﻨَﻨَﺎ اَﻟﱠﺬ ْ‬
‫ِي ُﻫ َﻮ ِﻋ ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬
‫اﻫﺎ‪،‬‬ ‫اﺣ ًﺔ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ﱟﺮ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ِ‬
‫آت ﻧُ ُﻔ ْﻮ َﺳﻨَﺎ ﺗَ ْﻘ َﻮ َ‬ ‫ُﱢ‬ ‫ْ‬
‫اﺟ َﻌ ِﻞ اﻟ َﺤﯿَﺎ َة ِزﯾَﺎ َد ًة ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛﻞ َﺧﯿ ٍ‬
‫ْﺮ َواﻟ َﻤ ْﻮ َت َر َ‬ ‫ِﻓ ْﯿ َﻬﺎ َﻣ َﻌﺎ ُدﻧَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫ْﻦ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِﻨَﺎ َو ْ‬
‫اﻫ ِﺪﻧَﺎ ُﺳﺒ َ‬
‫ُﻞ‬ ‫ات ﺑَ ْﯿﻨِﻨَﺎ َوأَﻟﱢ ْﻒ ﺑَﯿ َ‬
‫ِﺢ َذ َ‬ ‫ﺎﻫﺎ أَ ْﻧ َﺖ َوﻟِﯿﱡ َﻬﺎ َو َﻣ ْﻮ َﻻ َﻫﺎ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أّ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫َز ﱢﻛ َﻬﺎ أَ ْﻧ َﺖ َﺧﯿ ُ‬
‫ْﺮ َﻣ ْﻦ َز ﱠﻛ َ‬

‫اﺟﻨَﺎ َو ُذ ﱢرﯾَﺎﺗِﻨَﺎ‬ ‫َ‬


‫ﺎرﻧَﺎ َو ُﻗ ﱠﻮاﺗِﻨَﺎ َوأ ْز َو ِ‬ ‫ﺎﻋﻨَﺎ َوأَﺑ َ‬
‫ْﺼ ِ‬ ‫ﺎت إِﻟَﻰ اﻟﻨﱡ ْﻮ ِر‪َ ،‬وﺑﺎَ ِر ْك ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ أَ ْﺳ َﻤ ِ‬
‫اﻟﻈﻠُ َﻤ ِ‬
‫ِﻦ ﱡ‬‫اﻟﺴ َﻼ ِم‪َ ،‬وأَ ْﺧ ِﺮ ْﺟﻨَﺎ ﻣ َ‬
‫ﱠ‬
‫ْﻦ أَ ْﯾﻨَ َﻤﺎ ُﻛﻨﱠﺎ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻣﺒَ َ‬
‫ﺎر ِﻛﯿ َ‬ ‫‪َ .‬و ْ‬

‫‪7/8‬‬
‫ِﺤ ِﻦ ُﻛﻠﱠ َﻬﺎ َﻣﺎ َﻇ َﻬ َﺮ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َو َﻣﺎ ﺑَ َﻄ َﻦ َﻋ ْﻦ ﺑَﻠَﺪِﻧﺎَ َﻫ َﺬا‬ ‫ِﻦ اﻟ ِﻔﺘَ ِﻦ َوﻣ َ‬
‫ِﻦ اﻟﻤ َ‬ ‫ِﻦ اﻟﺒَ َ‬
‫ﻼ َوﻣ َ‬ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ َ‬
‫ِﻦ اﻟ َﻐ َﻼ َوﻣ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ‬
‫اﻷ ْﺧ َﻼ ِق‬‫ات َ‬ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ ْ‬
‫ِﻦ ُﻣ ْﻨ َﻜ َﺮ ِ‬ ‫ام‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ‬ ‫ْﻦ َﻋﺎ َﻣ ًﺔ ﯾَﺎ َذا ْاﻟ َﺠ َﻼ ِل َو ْ‬ ‫ِﺮ ﺑِ َﻼ ِد اﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫َﺧ ﱠ ً‬
‫اﻹﻛ َﺮ ِ‬
‫ِ‬ ‫ﺎﺻﺔ َو َﺳﺎﺋ ِ‬
‫اﺻ ِﺮ ْف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ َﻻ‬ ‫ﻷ ْﺣ َﺴﻨِ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖ‪َ ،‬و ْ‬ ‫اﻷ ْﺧ َﻼق َﻻ ﯾَ ْﻬﺪِي ِ َ‬
‫ِ‬
‫ﻷ ْﺣ َﺴﻦ َ‬
‫ِ‬
‫اﻫ ِﺪﻧَﺎ ِ َ‬
‫اﻷ ْد َوا ِء‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻷ ْﻫ َﻮا ِء َو َ‬
‫َو َ‬

‫اﻫ ِﺪﻧَﺎ َو َﺳ ِﺪ ْدﻧَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ ُﻚ اﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﺘﱡ َﻘﻰ َواﻟﻌ ﱠ‬
‫ِﻔ َﺔ َواﻟ ِﻐﻨَﻰ‬ ‫ف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬ ‫ﺼﺮ ُ‬
‫ِ‬ ‫‪.‬ﯾَ ْ ِ‬

‫ات‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬ ‫ﻷ ْﺣﯿَﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َو ْ َ‬


‫اﻷ ْﻣ َﻮ ِ‬ ‫ﺎت اَ ْ َ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨَ ِ‬
‫ْﻦ َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫ﺎت َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ َﻤ ِ‬ ‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾﻨَﺎ َوﻟ ِْﻠﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ َواﻟﻤ ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫َﺧ ُﺮ َوأَ ْﻧ َﺖ‬
‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َﻣﺎ َﻗ ﱠﺪ ْﻣﻨَﺎ َو َﻣﺎ أَ ّﺧ ْﺮﻧَﺎ َو َﻣﺎ أَ ْﺳ َﺮ ْرﻧَﺎ َو َﻣﺎ أَ ْﻋﻠَﻨﱠﺎ َو َﻣﺎ أَ ْﻧ َﺖ أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑِ ِﻪ ِﻣﻨﱠﺎ أَ ْﻧ َﺖ اﻟ ُﻤ َﻘ ﱢﺪ ُم َوأَ ْﻧ َﺖ اﻟ ُﻤﺆ ﱢ‬ ‫ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫َ ُﱢ‬
‫‪.‬ﻋﻠَﻰ ﻛﻞ َﺷ ٍﻲ ٍء َﻗ ِﺪﯾ ٍ‬
‫ْﺮ‬

‫ﺎر ْك َوأَ ْﻧ ِﻌ ْﻢ َﻋﻠَﻰ َﻋ ْﺒ ِﺪ ِه َو َر ُﺳ ْﻮﻟِ ِﻪ ﻧَﺒِﯿﱢﻨَﺎ ﻣ َ‬


‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬و َ ﱠ ُ ﱠ‬
‫ﺻﻠﻰ اﷲ َو َﺳﻠ َﻢ َوﺑَ ِ‬ ‫َﻋ َﻮاﻧَﺎ أَ ِن ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َر ﱢب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫آﺧ ُﺮ د ْ‬
‫َو ِ‬
‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫‪َ .‬وآﻟِ ِﻪ َو َ‬

‫‪[Diadaptasi dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XXI/1439H/2018M].‬‬

‫‪8/8‬‬

Anda mungkin juga menyukai