khotbahjumat.com/5369-manfaat-mengimani-nama-allah-al-azhim.html
April 8, 2019
Khutbah Pertama:
ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ
ْﻦ :أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ ِﻋﺒَﺎ َد اﷲِ َﻣ َﻌ ِ
ﺎﺷ َﺮ اﻟﻤ ْ
ْﺮ أُﻣ ْ
ُﻮ ٍر ِد ْﯾﻨُ ُﻪ َو ُد ْﻧﯿَﺎ ُه َ ُ
اِﺗﱠﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ؛ َﻓﺈِ ﱠن َﻣ ِﻦ اﺗﱠ َﻘﻰ اﷲَ َو َﻗﺎ ُه َوأ ْر َﺷ َﺪ ُه إِﻟَﻰ َﺧﯿ ٍ
Ibadallah,
1/8
Mengimani nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kandungan maknanya yang
agung akan membuahkan banyak manfaat dalam hati hamba yang mengimaninya.
Diantara manfaat ini ada yang bisa dipetik hasilnya dalam kehidupan di dunia dan ada
pula yang ditunda perolehannya dalam kehidupan abadi di akhirat. Oleh karena itu, al-Izz
Abdussalam rahimahullah mengatakan, “Mengetahui nama-nama Allah yang maha indah
dan sifat-sifat-Nya yang maha tinggi merupakan amalan termulia dan terbaik hasilnya.”
Untuk itu pula, pada kesempatan kali ini, kami ingin menyebutkan beberapa manfaat
yang bisa dipetik oleh orang yang beriman dari pohon pengetahuannya terhadap salah
satu dari nama Allah Azza wa Jalla yaitu al-‘Azhim :
Pertama: Menetapkan sifat keagungan yang hanya layak untuk Allah Azza wa Jalla, tidak
ada seorangpun atau sesuatupun yang menyerupai keagungan-Nya, sebagaimana
firman Allah Azza wa Jalla:
ﯿﺮ
ُ ﺼِ َِﯿﻊ ْاﻟﺒ ْﺲ َﻛﻤ ِْﺜﻠِ ِﻪ َﺷ ْﻲ ٌء ۖ َو ُﻫ َﻮ ﱠ
ُ اﻟﺴﻤ َ ﻟَﯿ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
Melihat. [Asy-Syura/42:11]
Agung atau keagungan adalah sifat dzatiyah Allah Azza wa Jalla (sifat yang tidak pernah
lepas dari Allah Azza wa Jalla). Sifat ini merupakan sifat pujian dan sifat kesempurnaan
yang tidak bisa diketahui hakikatnya oleh siapapun juga, tidak terjangkau pikiran manusia
juga tidak bisa digambarkan.
Al-Imam al-Azhari rahimahullah mengatakan, “Diantara sifat Allah Azza wa Jalla adalah
yang maha tinggi dan maha agung … Keagungan Allah Azza wa Jalla tidak bisa
dijelaskan bagaimananya, tidak bisa dibatasi dan juga tidak diumpamakan dengan
sesuatu apapun. Kewajiban para hamba adalah mengetahui bahwa Allah Azza wa Jalla
itu maha agung sebagaimana Allah Azza wa Jalla menyifati diri-Nya dengan sifat itu,
tanpa kaifiyah (tanpa menanyakan bagaimananya?) dan tanpa batasan.”
2/8
Sebagaimana Allah Azza wa Jalla juga diseru dengan menggunakan nama-Nya (bukan
dengan sifat-Nya). Kita mengatakan:
ار َﺣ ْﻤﻨَﺎ
ْ ﯾَﺎ َﻋ ِﻈ ْﯿ ُﻢ
Kita tidak boleh menyeru Allah Azza wa Jalla dengan menggunakan sifat-Nya, misalnya
dengan mengatakan, “Ya ‘Azhamatallah! Irhamna.” (Wahai keagungan Allah! Berilah
kami rahmat-Mu).
Keagungan hanyalah sebuah sifat, bukan Allah Azza wa Jalla itu sendiri.
Ketiga: Meniadakan atau menolak keberadaan para sekutu bagi Allah Azza wa Jalla.
Tidak boleh menyekutukan apapun dengan-Nya dan tidak boleh memberikan segala
yang menjadi hak Allah Azza wa Jalla kepada selain-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Keempat: Bisa khusyu’, khudhu’ (tunduk), tenang dan merendahkan diri kepada
keagungan dan kekuasaan-Nya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan kepada kita keadaan orang yang sedang
shalat saat beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dalam posisi ruku’, “Kemudian dia
kembali menekuk punggungnya, tunduk kepada keagungan Allah Azza wa Jalla,
menghinakan diri kepada kemuliaan Allah Azza wa Jalla serta tunduk kepada kekuasaan-
Nya sambil bertasbih dengan menyebut nama Allah Azza wa Jalla (yaitu) al-Azhim.”
Kelima: Senantiasa bisa memuji Allah Azza wa Jalla dengan nama-Nya al-‘Azhim serta
memohon pertolongan kepada-Nya dengan nama-Nya tersebut.
Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Agung (besar). [Al-
Waqi’ah/56:74]
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika memasuki masjid, Beliau n membaca doa:
3/8
ِﻦ ﱠ
َ اﻟﺸﯿ َ ﻣ،ِﯾﻢ َْ َْ َْ ْ َ ُ ﱠ
ﯿﻢ
ِ اﻟﺮ ِﺟ
ﺎن ﱠِ ْﻄ ِ َو ُﺳﻠﻄﺎﻧِ ِﻪ اﻟﻘﺪ،ﯾﻢ ِ أ ُﻋﻮذ ﺑِﺎﷲِ اﻟ َﻌ ِﻈ
ِ َوﺑِ َﻮ ْﺟ ِﻬ ِﻪ اﻟﻜ ِﺮ،ﯿﻢ
Aku berlindung kepada Allah Azza wa Jalla al-‘Azhim (yang mahaagung), wajah-Nya
yang mahamulia dan kekuasaan-Nya yang langgeng dari kejahatan syaitan yang
terkutuk. [HR. Abu Dawud]
Oleh karena itu, seyogyanya bagi soerang hamba untuk mensucikan Rabb dari segala
yang tidak sesuai dengan keagungan kuasa-Nya. Caranya yaitu dengan menyebutkan
berbagai sifat keagungan, keindahan dan kesempurnaan-Nya. Karena sesungguhnya
tidak ada yang pujiannya bisa mendatangkan manfaat dan menambahkan keindahan
sesuatu yang dipijinya itu serta tidak yang celaannya akan mendatangkan bahaya dan
memperburuk sesuatu yang dicela itu selain pujian dan celaan Allah Azza wa Jalla.
Dari Barra’ bin Azib, dia mengatakan, “Ada seorang lelaki berdiri dan mengatakan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
pujianku bisa membuat sesuatu itu indah dan celaanku menjadikannya jelek.’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah Allah Azza wa Jalla .”
Allah Azza wa Jalla itu wajib ditaati bukan dimaksiati, wajib diingat bukan dilupakan dan
wajib bersyukur kepada-Nya bukan dikufuri. Termasuk dalam kategori ini adalah
mengagungkan nash-nash al-Qur’an dan sunnah, tunduk kepadanya dan tidak lancang
mendahului Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, baik dengan pendapat atau ijtihad. Allah
Azza wa Jalla berfirman:
ُﺴﻠﱢﻤُﻮا َ ُﻮك ﻓِﯿ َﻤﺎ َﺷ َﺠ َﺮ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻬ ْﻢ ﺛُ ﱠﻢ َﻻ ﯾَ ِﺠ ُﺪوا ﻓِﻲ أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َﺣ َﺮ ًﺟﺎ ِﻣﻤﱠﺎ َﻗ
َ ﻀﯿ
َ ْﺖ َوﯾ َ ُﺤ ﱢﻜﻤ
َ ﻮن َﺣﺘﱠﻰ ﯾ
َ ُُﺆ ِﻣﻨ َ َﻓ َﻼ َو َرﺑ
ْ ﱢﻚ َﻻ ﯾ
Maka demi Rabbmu! Mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya. [An-Nisa’/4:65]
4/8
ُ ِﺮ ﱠ
ِ ِﻦ ﺗَ ْﻘ َﻮى ْاﻟ ُﻘﻠ
ﻮب ْ اﷲِ َﻓﺈِﻧﱠ َﻬﺎ ﻣ َ ِﻚ َو َﻣ ْﻦ ﯾُ َﻌ ﱢﻈ ْﻢ َﺷ َﻌﺎﺋ
َ َذﻟ
Maksudnya, dia berhak mendapatkan pahala yang banyak dan besar. Sebagaimana
perbuatan taat bisa mendatangkan pahala yang banyak maka begitu juga meninggalkan
semua yang diharamkan dan menjauhi semua dilarang.”
5/8
Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Termasuk kezhaliman yang paling berat dan
kebodohan yang sangat parah jika engkau menuntut orang lain mengagungkan atau
memuliakanmu sementara hatimu sama sekali tidak mengagungkan Allah Azza wa Jalla
.”
َ اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر.
اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ
Khutbah Kedua:
Ibadallah,
Setelah kita mengetahui beberapa manfaat yang bisa dipetik dari keimanan kepada
nama Allah al-‘Azhim, terkadang timbul pertanyaan dalam diri kita, ‘Apakah kita ini
termasuk orang-orang yang mengagungkan Allah k ataukah tidak? Jika jawabnya, tidak,
lalu bagaimana caranya agar kita menjadi orang-orang yang mengagungkan Allah Azza
wa Jalla ? Jawabnya ada pada makalah berikutnya.
6/8
ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ َﻛ َﻤﺎ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ
ُﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑ ِ اﻵﺧ ِﺮﯾ َ
ْﻦ ﻣ َ ْﻦ ِ ُﻮا – َر ِﺣ َﻤ ُﻜ ُﻢ اﷲُ – َﻋﻠَﻰ إ َﻣﺎم اﻟ ُﻬﺪَا ِة َو َﺳﯿﱢ ِﺪ َ
اﻷ ﱠوﻟِﯿ َ ِ ِ ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ ْ
َو َ
ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ َ
ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َ ُﺼﻠﱡ َ ﺎل ﴿ :إ ﱠن ﱠ
اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ َ ِ
اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ َ
ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِ ِﻪ َﻓ َﻘ َ
7/8
ِﺤ ِﻦ ُﻛﻠﱠ َﻬﺎ َﻣﺎ َﻇ َﻬ َﺮ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َو َﻣﺎ ﺑَ َﻄ َﻦ َﻋ ْﻦ ﺑَﻠَﺪِﻧﺎَ َﻫ َﺬا ِﻦ اﻟ ِﻔﺘَ ِﻦ َوﻣ َ
ِﻦ اﻟﻤ َ ِﻦ اﻟﺒَ َ
ﻼ َوﻣ َ ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ َ
ِﻦ اﻟ َﻐ َﻼ َوﻣ َ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ
اﻷ ْﺧ َﻼ ِقات َ ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ ْ
ِﻦ ُﻣ ْﻨ َﻜ َﺮ ِ ام .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ ْﻦ َﻋﺎ َﻣ ًﺔ ﯾَﺎ َذا ْاﻟ َﺠ َﻼ ِل َو ْ ِﺮ ﺑِ َﻼ ِد اﻟﻤ ْ
ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ َﺧ ﱠ ً
اﻹﻛ َﺮ ِ
ِ ﺎﺻﺔ َو َﺳﺎﺋ ِ
اﺻ ِﺮ ْف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ َﻻ ﻷ ْﺣ َﺴﻨِ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖَ ،و ْ اﻷ ْﺧ َﻼق َﻻ ﯾَ ْﻬﺪِي ِ َ
ِ
ﻷ ْﺣ َﺴﻦ َ
ِ
اﻫ ِﺪﻧَﺎ ِ َ
اﻷ ْد َوا ِء ،اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ
اﻷ ْﻫ َﻮا ِء َو َ
َو َ
اﻫ ِﺪﻧَﺎ َو َﺳ ِﺪ ْدﻧَﺎ ،اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ ُﻚ اﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﺘﱡ َﻘﻰ َواﻟﻌ ﱠ
ِﻔ َﺔ َواﻟ ِﻐﻨَﻰ ف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖ .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ ﺼﺮ ُ
ِ .ﯾَ ْ ِ
8/8