Anda di halaman 1dari 10

‫‪Bertakwa di Usia Muda‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5928-bertakwa-di-usia-muda.html‬‬

‫‪November 11, 2021‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل الَك ِر ْيِم الَم َّناِن ؛ َأْح َم ُد ُه َتَباَر َك َو َتَع اَلى َع َلى ِنَع ِمِه الَع ِظ ْيَم ِة َو َع َط اَياُه الَج َس اِم ‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل >‬
‫اُهلل َو ْح َدُه اَل َش ْيَك َلُه الُم ْلُك الَع اَل ُم ‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّمدًا َع ْبُد ُه َوَر ُس ْو ُلُه ؛ َأْف َض ُل َم ْن َص َّلى َوَص اَم ‪َ ،‬ص َّلى اُهلل‬
‫ِر‬
‫َأ‬ ‫َل‬ ‫َّل َل‬
‫‪َ.‬وَس َم َع ْيِه َو َع ى آِلِه َو ْص َح اِبِه الِك َر اِم‬

‫‪َ :‬أَّما َبْع ُد‬

‫‪َ.‬أُّيَه ا الُمْؤ ِم ُنْو َن ِع َباَد اِهلل‪ِ :‬اَّتُقْو ا اَهلل َتَع اَلى‪َ ،‬وَر اِقُبْو ُه َج َّل َش ْأُنُه ُم َر اَقَبًة َم ْن َيْع َلُم َأَّن َر َّبُه َيْس َم ُع ُه َوَيَر اُه‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa‬‬
‫‪bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena hanya orang-orang yang bertakwalah yang akan‬‬
‫‪beruntung di dunia dan akhirat. ‬‬

‫‪1/10‬‬
Ma’asyiral muslimin,

Sesungguhnya syariat Islam memerhatikan fase-fase kehidupan manusia. Di antara fase


yang mendapat perhatian khusus adalah fase muda. Sampai-sampai Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َس ْبَع ٌة ُيِظ ُّلُه ُم اُهلل ِفْي ِظ ِّلِه َيْو َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظ ُّلُه‬

“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya:

Yaitu tatkala di padang mahsyar. Saat matahari didekatkan hingga satu mil jaraknya. Ada
tujuh golongan yang istimewa, yang bahagia. Yang Allah naungi sementara manusia
lainnya berada dalam kondisi kewalahan. Berdesak-desakan. Sampai sebagian ulama
mengatakan, mereka tidak memiliki tempat untuk berdiri kecuali tempat berpijak mereka
saja. Mereka berdempet-dempet dengan yang lain. Keringat bercucuran. Panas. Namun
ada tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga mereka
merasa teduh di hari yang sangat panas tersebut.

Di antara golongan tersebut, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫َو َش اٌّب َنَش َأ ِبِعَباَدِة اِهلل‬

“Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.” [HR. al-Bukhari
dan Muslim].

Inilah anak muda yang spesial. Karena kebanyakan anak muda menghabiskan waktu
mereka untuk bersenang-senang. Untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Melampiaskan syahwat mereka. Tetapi, anak muda ini menghabiskan masa mudanya
untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam suatu hadits, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إَّن اَهلل َلَيعَج ُب ِمَن الشاِّب ليست له َص ْبوٌة‬.

“Sungguh Allah kagum kepada seorang anak muda yang tidak memiliki
kenakalan/penyimpangan.” [HR. Ahmad].

Mengapa sampai Allah kagum? Karena pemuda ini berbeda dengan pemuda pada
umumnya. Pemuda ini tidak memiliki kenakalan dan penyimpangan. 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

2/10
Masa muda adalah masa yang sangat istimewa. Hingga tentang masa muda akan
ditanya oleh Allah secara khusus pada hari kiamat nanti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ َو َع ْن َش َباِبِه ِفيَم ا‬،‫ َع ْن ُع ُمُر ِه ِفيَم ا َأْف َناُه‬: ‫اَل َتُز وُل َقَد َم ا َع ْبٍد َيْو َم اْلِقَياَم ِة َح َّتى ُيْس َأَل َع ْن َأْر َبِع ِخ َص اٍل‬

‫ َو َع ْن َع ِلمِه َم اَذ ا َع ِم َل ِفيِه‬، ‫ َو َع ْن َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَس َبُه َو ِفيَم ا َأْنَفَقُه‬،‫َأْباَل ُه‬

“Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat sampai dia ditanyai tentang
empat perkara: tentang umurnya, dalam hal apa dia habiskan; masa mudanya,  untuk
apa dia gunakan; tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan;
dan tentang ilmunya, untuk apa dia amalkan.” [HR. ath-Thabarani, Tamam bin
Muhammad, Abu Bakar ad-Daynuri].

Perhatikan! Nabi menyebutkan ada pertanyaan tentang masa usia untuk apa ia habiskan.
Kemudian ditanya secara khusus tentang masa mudanya untuk apa ia pergunakan.
Padahal kita tahu bahwa masa muda adalah bagian dari umur. Tapi masa tersebut akan
ditanya khusus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengapa demikian? Karena masa muda adalah masa dimana seseorang memiliki
kekuatan yang terbaik. Ia sedang berada di puncak enerjik dan masa produktif. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

‫ُ ٱُهَّلل ٱَّلِذى َخ َلَقُك م ِّم ن َض ْع ٍف ُثَّم َج َع َل ِم ۢن َبْعِد َض ْع ٍف ُقَّو ًة ُثَّم َج َع َل ِم ۢن َبْعِد ُقَّو ٍة َض ْع ًفا َو َش ْيَبًة‬

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.” [Quran Ar-Rum: 54]

Oleh karena itu, masa muda adalah suatu fase dimana seseorang berada dalam kondisi
paling produktif. Dan masa muda ini adalah masa yang paling panjang dibanding masa
anak-anak dan masa tua. Sebagian ulama menyebutkan bahwa masa mud aitu dimulai
dari usia empat belas atau lima belas tahun sampai empat puluh tahun. Ini pendapat
pertama. Artinya, sekitar dua puluh lima tahun. Ada pula yang berpendapat masa muda
dimulai dari baligh. Sekitar lima belas tahun. Sampai lima puluh tahun. Dan pucak masa
mudanya adalah di usia 40 tahun. Tatkala 50 tahun baru masuk ke fase masa tua. 

Artinya masa muda adalah masa yang paling panjang. Seseorang bisa berbuat banyak di
masa ini. Jika dia mengisinya dengan bertakwa kepada Allah, dia akan mendapatkan
ganjaran yang luar biasa di akhirat kelak. 

Ma’syiral muslimin,

3/10
Sungguh menyedihkan tatkal akita lihat di zaman sekarang. Anak-anak muda terombang-
ambing dalam kemaksiatan dan gaya hidup hura-hura. Mereka tenggelam dalam
kegelapan dan jauh dari cahaya bimbingan Islam. Setan menjadikan anak-anak muda
sebagai target utama. Karena sebagaimana kita ketahui, apabila anak-anak muda dalam
kondisi shaleh, maka di masa tua besar harapan dia akan berjalan sebagaimana di masa
mudanya. Ketika di masa muda ia terjatuh dalam kubangan dosa. Terombang-ambing
dalam gaya hidup hura-hura, tentu dikhawatirkan dia akan melanjutkan masa mudanya.
Seorang penyair mengatakan,

‫َو َينَش ُأ ناِش ُئ الِفتياِن ِم ّنا‬

‫َع لى ما كاَن َع َّو َدُه َأبوُه‬

‫َو ما داَن الَفتى ِبِح جًى َو َلِكن‬

‫ُيَع ِّلُم ُه الَتَدُّيَن َأقَر بوُه‬

Anak muda yang sedang bertumbuh di tengah kita.

Ia akan meniti kebiasaan ayahnya.

Anak belia tidak (memperoleh) ilmu agama (dengan cara) mendebat.

Tapi (kualitas) agamanya adalah hasil didikan kerabat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran, menyebutkan tentang anak-anak muda yang
luar biasa. Allah mengisahkan tentang anak-anak muda yang tegar menghadapi
rintangan dan cobaan. 

Di antaranya, Allah Ta’ala bercerita tentang pemuda yang hebat yaitu Nabi Ibrahim
‘alaihissalam. Tatkala di usia muda, Nabi Ibrahim sendirian beriman di negerinya
Babilonia. Ia menyerukan tauhid, sementara semua penduduk negerinya adalah orang-
orang kafir musyrikin. Bahkan ayahnya yang sangat ia cintai adalah tokoh kemusyrikan.
Namun beliau tetap tegar walaupun sendirian. Sampai-sampai Allah menyebutkan
tentang beliau,

‫َّن ْبَر اِه يَم َك اَن ُأَّم ًة‬


‫ِإ ِإ‬

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam.” [Quran An-Nahl: 120]

4/10
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menyebut beliau adalah umat. Walaupun ia hanya seorang
diri. Disebut umat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dia memiliki sifat-sifat yang
hebat. Ia tegar meskipun sendirian. Ia adalah Ibrahim ‘alaihissalam. Ia menghancurkan
patung-patung dan berhala-berhala yang disembah oleh penduduk di negerinya. Ketika
kaumnya sedang mengadakan perayaan di luar daerah, Nabi Ibrahim tidak ikut serta
bersama mereka. Dan beliau hancurkan patung-patung tersebut. Ketika pulang melihat
Tuhan-Tuhan mereka hancur luluh lantak, mereka berkata,

‫َّٰظ‬ ‫َٰه‬ ‫۟ا‬


‫َقاُلو َم ن َفَع َل َذ ا ِبَٔـاِلَهِتَنآ ِإَّنُه ۥ َلِمَن ٱل ِلِميَن‬

Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami,
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim”. [Quran Al-Anbiya: 59]

‫َٰر‬ ‫۟ا‬
‫ي‬ ‫ِه‬
‫ِإ ُم‬ ‫ْب‬ ‫ٓۥ‬ ‫ُه‬‫َل‬ ‫ُل‬ ‫ا‬ ‫َق‬‫ُي‬ ‫ْم‬ ‫ُه‬ ‫ُر‬ ‫ْذُك‬‫َي‬ ‫ى‬‫َفًت‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫َقاُلو َس ِمْع‬

Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini
yang bernama Ibrahim”. [Quran Al-Anbiya’: 60]

Entah berapa persisnya usia Nabi Ibrahim tatkala itu. yang jelas saat itu beliau
disebutkan sebagai pemuda. Dalam usia yang dikategorikan sebagai anak muda. Di usia
belia itu, beliau berkata dan berbuat sesuai dengan kebenaran yang Allah ajarkan.
Hingga Allah jadikan beliau contoh untuk kita semua. Bahkan Allah perintahkan agar
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meneladani Nabi Ibrahim
‘alaihissalam.

‫َٰر‬
‫ُثَّم َأْو َح ْيَنآ ِإَلْيَك َأِن ٱَّتِبْع ِم َّلَة ِإْب ِه يَم َح ِنيًفا َوَم ا َك اَن ِمَن ٱْلُم ْش ِر ِكيَن‬

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang


yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
[Quran An-Nahl: 123].

Di antara anak muda lainnya yang kisahnya Allah sebutkan dalam Alquran adalah kisah
Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Allah abadikan seorang pemuda yang tegar tatkala digoda
dengan godaan yang luar biasa. Yang tidak seorang pun dari kita mampu menghadapi
godaan tersebut. 

Digoda oleh seorang wanita yang sangat cantik yang bernama Zulaikha. Seorang wanita
yang merupakan lambang kecantikan di zamannya. Wanita berkuasa yang berduaan
dengan Yusuf di tempat tertutup. Tidak ada yang melihat. Pintu terkunci. Zulaikha pun

5/10
telah mendadani dirinya. Kencantikan ditambah kecantikan. Dan dia pula yang merayu
Yusuf bahkan memaksanya. Wanita itu sudah tergerak syahwatnya. Kemudian Allah
mengisahkan.

‫َٰذ‬ ‫َٰه‬
‫ْل‬ ‫ٓو‬
‫َو َلَقْد َه َّم ْت ِبِهۦ َو َه َّم ِبَه ا َلْو آَل َأن َّر َء ا ُبْر َن َر ِّبِهۦ َك ِل ِلَنْص ِر َف َع ْنُه ٱلُّس َء َو ٱ َفْح َش آَء ِإَّنُه ۥ ِم ْن ِع َباِد َنا‬
‫َك‬

‫ٱْلُم ْخ َلِص يَن‬

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan
Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat
tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
[Quran Yusuf: 24]

Dalam kondisi berat itu, Nabi Yusuf berlari menyelamatkan diri. Hingga akhirnya hal ini
menjadi pembicaraan di kalangan wanita di Mesir. Allah Ta’ala berfirman,

‫َو َقاَل ِنْس َو ٌة ِفي اْلَم ِديَنِة اْمَر َأُت اْلَع ِز يِز ُتَر اِو ُد َفَتاَه ا َع ن َّنْف ِس ِه ۖ َقْد َش َغ َفَه ا ُح ًّبا ۖ ِإَّنا َلَنَر اَه ا ِفي َض اَل ٍل ُّم ِبيٍن‬

Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda pemudanya untuk


menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah
sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata”.
[Quran Yusuf: 30]

Di ayat ini Allah menyebutkan Nabi Yusuf dengan pemuda.

Contoh lainnya adalah pemuda ash-habul kahfi. Tujuh orang pemuda yang beriman
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara penduduk negeri lainnya musyrik kepada
Allah Ta’ala. Kemudian mereka ditangkap dan berbicara di hadapan raja. 

‫َٰل‬ ‫۟ا‬ ‫َٰمَٰو‬ ‫۟ا ۟ا‬


‫َوَر َبْط َنا َع َلٰى ُقُلوِبِه ْم ِإْذ َقاُمو َفَقاُلو َر ُّبَنا َر ُّب ٱلَّس ِت َو ٱَأْلْر ِض َلن َّنْد ُع َو ِمن ُد وِنِهٓۦ ِإ ًها َقْد َنآ ِإ ا‬
‫ًذ‬ ‫ُقْل‬ ‫َّل‬

‫َش َط ًط ا‬

Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata,
“Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan
selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat
jauh dari kebenaran”. [Quran Al-Kahfi: 14]

Kemudian mereka lari bersumbunyi di goa. Mereka mendapat karomah tidur selama 309
tahun tapi tidak hancur jasad mereka. Allah puji mereka dengan menyebutkan mereka
adalah orang-orang yang beriman.
‫َٰن‬ ‫۟ا‬
6/10
‫َٰن‬ ‫۟ا‬
‫ِإَّنُه ْم ِفْتَيٌة َء اَم ُنو ِبَر ِّبِه ْم َو ِز ْد ُه ْم ُه ًد ى‬

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,


dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” [Quran Al-Kahfi: 13]

‫َأُقْو ُل َه َذ ا الَقْو َل َو َأْس َتْغ ِفُر اَهلل ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر الُمْس ِلِمْيَن ِم ْن ُكِّل َذ ْنٍب َفاْس َتْغ ِفُر ْو ُه َيْغ ِفْر َلُك ْم ِإَّنُه ُه َو الَغ ُفْو ُر‬

‫الَر ِح ْيُم‬ .

Khutbah Kedua:

، ‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َدُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬، ‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل َع ِظ ْيِم اِإلْح َس اِن َو اِس ِع الَفْض ِل َو الُج ْو ِد َو اِالْمِتَناِن‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّمدًا َع ْبُد ُه َوَر ُس ْو ُلُه ؛ َص َّلى اُهلل َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِعْيَن َوَس َّلَم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًر ا‬ .

‫َأَّما َبْع ُد َأُّيَه ا الُمْؤ ِم ُنْو َن ِع َباَد اِهلل‬:

– ‫ َو َتْق َو ى اِهلل‬،‫ َفِإَّن َم ِن اَّتَقى اَهلل َو َقاُه َو َأْر َش َدُه ِإَلى َخ ْيٍر ُأُم ْو ٍر ِدْيِنِه َو ُدْنَياُه‬،‫ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ي ِبَتْق َو ى اِهلل‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َو ْن َيْتُر َك َم ْعِص َيَة اِهلل َع َلى ُنْو ٍر‬،‫َع ِباَد اِهلل – ْن َيْعَم َل الَع ْبُد ِبَط اَع ِة اِهلل َع َلى ُنْو ٍر ِمَن اِهلل َيْر ُج ْو َثَو اَب اِهلل‬
‫ِمَن اِهلل َيَخ اُف ِع َقاَب اِهلل‬ .

Ibadallah,

Sekali lagi khotib ingin menyampaikan bahwasanya masa muda adalah masa yang
istimewa. Yang syariat memberikan perhatian khusus. Dan menariknya, Allah Subhanahu
wa Ta’ala menakdirkan pengikut nabi di awal-awal dakwah beliau rata-rata adalah anak
muda. Kemudian anak-anak muda ini membuat gebrakan hingga Islam tersebar di
seantero jazirah Arab dan dunia. 

Imam Ibnu Katsir tatkala menafsirkan firman Allah Ta’ala,

‫َٰن‬ ‫۟ا‬
‫ِإَّنُه ْم ِفْتَيٌة َء اَم ُنو ِبَر ِّبِه ْم َو ِز ْد ُه ْم ى‬
‫ًد‬ ‫ُه‬

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,


dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” [Quran Al-Kahfi: 13]

7/10
Beliau menyebutkan, “Demikian juga kebanyakan orang yang menerima seruan Allah
dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para pemuda.”

Abu Bakar usianya di bawah Nabi. Demikian juga dengan Umar dan Utsman. Apalagi ali
bin Abi Thalib yang kurang lebih berusia 10 tahun, dll. Kebanyakan generasi tua Quraisy
sama pemahamannya dengan Abu Jahal. Atau mereka di akhir usia Nabi baru menerima
dakwahnya.

Demikian juga saat beliau berdakwah ke Kota Madinah. Kebanyakan yang menerima
dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah anak-anak muda. Saad bin Muadz
wafat di usia 36 tahun. Demikian tokoh anshar lainnya semisal Saad bin Ubadah. Dari
anak-anak muda inilah mereka menggebrak dunia. Menyebarkan cahaya Islam ke
seluruh penjurunya.

Ma’syiral muslimin,

Bapak-bapak sekalian memiliki generasi muda di bawahnya. Memiliki anak-anak yang


menjadi tanggung jawab. Tanggung jawab yang Allah akan tanya pada hari kiamat kelak.
Wajib bagi kita memperhatikan mereka dan mengajak mereka para pemuda kepada
kebaikan. Mereka adalah amanah. Allah Ta’ala berfirman,

‫َٰٓي‬
‫۟ا ٓو۟ا‬
‫ َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو ُق َأنُفَس ُك ْم َو َأْه ِليُك ْم َناًر ا‬ 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
[Quran At-Tahrim: 6]

Allah mengatakan jagalah diri kalian dan keluarga kalian. Allah tidak cukupkan dengan
jagalah diri kalian saja. Tidak. Ada kelanjutannya. Jangan egois. Dalam ayat yang lain,
Allah Ta’ala berfirman,

‫ْلَٰع ُة َّتْق ٰى‬ ‫ٰو‬


‫َو ْأُمْر َأْه َلَك ِبٱلَّص َل ِة َو ٱْص َط ِبْر َع َلْيَه ا اَل َنْس َٔـُلَك ِر ْز ًقا َّنْح ُن َنْر ُز ُقَك َو ٱ ِقَب ِلل َو‬

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Quran Thaha:
132]

Perintahkan keluarga; anak dan istri untuk shalat. Jangan abai terhadap mereka. Jangan
kau ikuti semua keinginan mereka. Anak-anak jangan dilepas begitu saja. jangan kita
katakana dia sudah besar, sudah bisa ngurus diri sendiri, dll. Zaman sekarang tidak
seperti zaman kita dahulu. Sesuatu yang dapat merusak begitu mudah diraih. Begitu
mudah diakses. Jangan sampai kita menyesal. Jangan sampai anak-anak kita direbut
dan dirampas oleh iblis. Sehingga kita menyesal di kemudian hari. 

8/10
‫‪Oleh karenanya, anak-anak kita adalah amanah. Kita berusaha dan serahkan hasilnya‬‬
‫‪kepada Allah. karena kita semua akan dimintai pertanggung-jawaban terhadap orang-‬‬
‫‪orang yang di bawah kekuasaan kita.‬‬

‫َوَص ُّلْو ا َوَس ِّلُم ْو ا َر ِح َم ُك ُم اُهلل َع َلى الَّنِبِّي الُم ْص َط َفى ُم َح َّمِد ْبِن َع ْبِد اِهلل َك َم ا َأَمَر ُك ُم اُهلل ِبَذ ِلَك ِفي ِك َتاِبِه َفَقاَل ‪:‬‬

‫﴿ ِإَّن اَهَّلل َوَم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليمًا ﴾ [األحزاب‪، ]٥٦:‬‬

‫َو َقاَل َص َّلى اُهلل َع َلْيِه َوَس َّلَم ‪َ (( :‬م ْن َص َّلى َع َلَّي َص الًة َص َّلى اُهَّلل َع َلْيِه ِبَه ا َع ْش ًر ا))‪َ .‬الَّلُه َّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد‬

‫َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد َو َباِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل‬
‫‪ُ.‬م َح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد‬

‫َّل‬ ‫َأ‬ ‫َأْل‬ ‫َّل‬


‫َو اْر َض ال ُه َّم َع ِن الُخ َلَفاِء الَّر اِش ِدْيَن َا ِئَّمِة الَم ْهِد ِيْيَن ِبْي َبْك ٍر َو ُع َمَر َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلٍّي ‪َ ،‬و اْر َض ال ُه َّم َع ِن‬
‫الَّص َح اَبِة َأْج َم ِعْيَن َو َع ِن الَّتاِبِعْيَن َوَم ِن اَّتِبُعُه ْم ِبِإْح َس اٍن َلى َيْو الِّد ْيَن ‪َ ،‬و َع َّنا َمَع ُه ْم ِبَم ِّنَك َو َك َر ِم َك َو ْح َس اِنَك‬
‫ِإ‬ ‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫‪َ.‬يا َأْك َر َم اَألْك َر ِمْيَن‬

‫َالَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ,‬الَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬و َأِذ َّل‬
‫ِإل‬ ‫ِإل‬ ‫ِإل‬
‫الِّش ْر َك َو الُم ْش ِر ِكْيَن ‪َ ،‬و َد ِّمْر َأْع َداَء الِّد ْيَن ‪َ ،‬و اْح ِم َح ْو َز َة الِّد ْيَن َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْنُص ْر َم ْن َنَص َر ِدْيَنَك ‪،‬‬
‫َالَّلُه َّم اْنُص ْر ْخ َو اَنَنا ِفي ُكِّل َم َك اٍن َالَّلُه َّم اْنُص ْر ُه ْم ِفي ِفَلْس ِط ْيَن َو ِفي ُكِّل َم َك اٍن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِّيْد ُه ْم ِبَتْأِيْيِد َك‬
‫ِإ‬
‫َو اْح َفْظ ُه ْم ِبِح ْف ِظ َك َيا َذ ا الَج اَل ِل َو اِإلْك َر اِم ‪َ ،‬الَّلُه َّم َو َع ْلَيَك ِبالَيُه ْو ِد الُمْع َتِدْيَن الَغ اِص ِبْيَن َفِإَّنُه ْم اَل ُيْع ِج ُز ْو َنَك ‪،‬‬
‫َالَّلُه َّم ِإَّنا َنْج َع ُلَك ِفي ُنُح ْو ِر ِه ْم َو َنُع ْو ُذ ِبَك الَّلُه َّم ِم ْن ُش ُر ْو ِر ِه ْم ‪َ ،‬الَّلُه َّم آِم َّنا ِفي َأْو َط اِنَنا َو َأْص ِلْح َأِئَّم َتَنا َو ُو اَل َة‬

‫ُأُم ْو ِر َنا َو اْج َع ْل ِو اَل َيَتَنا ِفْيَم ْن َخ اَفَك َو اَّتَقاَك َو اَّتَبَع ِر َض اَك َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن ‪َ .‬الَّلُه َّم َو ِّفْق َو ِلَي َأْم ِر َنا ِلَم ا ُتِح ُّب‬
‫َو َتْر َض ى َو َأِع ْنُه َع َلى الِبِّر َو الَّتْق َو ى َوَس ِد ْد ُه ِفي َأْق َو اِلِه َو َأْع َم اِلِه َو َأْلِبْس ُه َثْو َب الِص َّح َة الَع اِفَيَة َو اْر ُز ْق ُه‬

‫الِبَط اَنَة الَص اِلَح َة الَناِص َح َة ‪َ ،‬الَّلُه َّم َو ِّفْق َج ِمْيَع ُو اَل َة ُأُم ْو ِر الُمْس ِلِمْيَن ِلْلَعَم ِل ِبِك َتاِبَك َو اِّتَباِع ُس َّنِة َنِبِّيَك ُم َح َّمٍد‬
‫‪َ.‬ص َّلى اُهلل َع َلْيِه َوَس َّلَم ‪َ ،‬و اْج َع ْلُه ْم َر ْح َم ًة َوَر ْأَفًة َع َلى ِع َباَد َك الُمْؤ ِمِنْيَن‬

‫َالَّلُه َم آِت ُنُفْو َس َنا َتْق َو اَه ا َز ِّك َه ا َأْنَت َخ ْيَر َم ْن َز َّك اَه ا َأْنَت َو ِلُّيَه ا َوَمْو َلَه ا‪َ ،‬الَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك الُهَدى َو الَّس َداَد‪،‬‬

‫َالَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك ِمَن الَخ ْيِر ُكِّلُه َع اِج ِلِه َو آِج ِلِه َم ا َع ِلْم َنا ِم ْنُه َوَم ا َلْم َنْع َلْم ‪َ ،‬و َنُع ْو ُذ ِبَك ِمَن الَّش ِّر ُكِّلِه َع اِج ِلِه‬

‫َو آِج ِلِه َم ا َع ِلْم َنا ِم ْنُه َوَم ا َلْم َنْع َلْم ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْغ ِفْر َلَنا َو ِلَو اِلَدْيَنا َو ِلْلُمْس ِلِمْيَن َو الُمْس ِلَم اِت َو الُمْؤ ِمِنْيَن َو الُمْؤ ِم َناِت‬

‫‪9/10‬‬
‫ َو آِخ ُر َدْع َو اَنا َأِن الَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب الَع اَلِمْيَن‬. ‫َاَأْلْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَأْلْم َو اِت ِإَّنَك َأْنَت الَغ ُفْو ُر الَر ِح ْيُم‬.

Ditranskrip dari khotbah Jumat Ustadz Dr. Firanda Andirja hafizhahullah yang berjudul
Bertakwa di Usia Muda.

Oleh tim KhotbahJumat.com


Artikel www.KhotbahJumat.com

10/10

Anda mungkin juga menyukai