Anda di halaman 1dari 11

‫‪Khutbah Idul Adha‬‬

‫ق َونُو ُدوا َأ ْن‬‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا بِ ْال َح ِّ‬ ‫ي لَ ْواَل َأ ْن هَ َدانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء ْ‬ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَ َدانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد َ‬
‫ور ْثتُ ُموهَا ِب َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُ َ‬ ‫ُأ‬
‫ون‬ ‫تِ ْل ُك ُم ْال َجنَّةُ ِ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪.‬‬ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫اَللَّهُ ّم َ‬
‫ون‬‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ‬ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا‬ ‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا َوبَ َّ‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬ ‫س َو ِ‬ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬‫ون ِب ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َك َ‬ ‫َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُ َ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا‬ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما َأ َّما بَ ْع ُد‬

‫هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهللِ ال َح ْم ُد‬

‫‪1‬‬
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kehadiran kita pagi ini merupakan salah satu cara bersyukur kepada Allah swt atas kenikmatan
yang banyak dari-Nya. Hari ini sekitar 90 ribu kaum muslimin dari indonesia dan seluruh dunia
yang berada di Saudi Arabia sedang menyelesaikan ibadah haji. Masa Pandemic menyebabkan
kaum muslimin dari negara lain, termasuk dari negara kita tidak bisa menunaikan ibadah haji
dalam dua tahun terakhir. Kita berdoa, semoga wabah covid-19 dengan segala varian barunya
dihilangkan
oleh Allah swt sehingga kita bisa hidup secara normal, dan tahun depan dapat memberangkatkan
jamaah haji dengan kuota 100%amin ya rabbal alamin.
Sholawat Kepada Nabi Muhammad Sallohualaiwasallam.

Iedul Qurban seperti yang kita laksanakan pada hari ini menyegarkan kembali ingatan kita kepada
sejarah pengorbanan yang luar biasa yang telah dilakukan oleh sosok Nabiyullah Ibrahim As
bersama keluarganya, Siti Hajar dan Ismail As. sebagaimana terekam dalam Surat ash-Shaffat
ayat 99-111. Yang menceritakan peristiwa kurban. Meskipun, praktik kurban sebenarnya sudah
dilaksanakan putra Nabi Adam’ alaihis salam yakni Qabil dan Habil.

Hari Raya Idul Adha dan rangkaian ibadah haji ini juga selain berkaitan dengan qurban juga
memberikan pelajaran sangat berharga lainnya. Kita, bahkan Nabi Muhammad saw harus
mengambil keteladanan dari Nabi Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar. Firman Alloh
2
َ ‫ت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِ ٓى ِإب ٰ َْر ِهي َم َوٱلَّ ِذ‬
ُ‫ين َم َعه‬ ْ َ‫قَ ْد َكان‬
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; QS : Al-mumtahanah : 4)

Salah satu pelajaran yang dapat kita ambil adalah kita harus menjadi pribadi yang tangguh,
karena hidup ini, baik dalam kondisi enak maupun menderita, dalam kondisi senang maupun
susah, yang jadi pejabat maupun orang biasa, yang sehat maupun sakit dan seterusnya, semua
itu membutuhkan ketangguhan pribadi. Inilah yang membuat seseorang mukmin menjadi selalu
pribadi yang mengagumkan di setiap keadaan . Dalam hadits, Dari Shuhaib, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫جَع َ ًبا َأل ْم ِر الْ ُمْؤ ِم ِن َّن َأ ْم َر ُه لُك َّ ُه َخرْي ٌ َولَيْ َس َذاكَ َأل َح ٍد الَّ ِللْ ُمْؤ ِم ِن ْن َأ َصاب َ ْت ُه رَس َّ ا ُء َش َك َر‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ُ ‫فَاَك َن َخرْي ً ا هَل ُ َو ْن َأ َصاب َ ْت ُه رَض َّ ا ُء َصرَب َ فَاَك َن َخرْي ً ا هَل‬
‫ِإ‬
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah
didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu
baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR.
Muslim, no. 2999)

3
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Setidaknya, ada tiga bentuk ketangguhan pribadi pada keluarga Nabi Ibrahim as yang harus kita
miliki dan kita ambil sebagai tauladan.

Pertama, tangguh dalam memegang prinsip kebenaran, meskipun resikonya sangat besar. Allah
swt menceritakan hal ini dalam firman-Nya:

‫ون قَالُو ۟ا َمن فَ َع َل َهٰ َذا ِبـَٔا ِل َه ِتنَٓا نَّهُۥ لَ ِم َن‬ َ ‫فَ َج َعلَه ُْم ُج َ ٰذ ًذا اَّل َكب ًِريا لَّه ُْم لَ َعلَّه ُْم لَ ْي ِه يَ ْر ِج ُع‬
‫ِإ‬ ِ‫ٱ َّلظٰ ِل ِم َني قَالُو ۟ا ِإمَس ِ ْعنَا فَىًت ي َ ْذ ُك ُرمُه ْ ِإيُ َق ُال هَل ُ ۥٓ ْب َره ُمي‬
ٰ ‫ِإ‬
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari
patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: "Siapakah
yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang zalim". Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim".

Demi untuk membuktikan kebenaran akan keyakinan bahwa berhala itu bukan tuhan, Nabi
Ibrahim harus menghancurkan berhala- berhala tersebut yang tentu sudah tahu seberapa besar
resikonya yang akan ditanggungnya, namun Ibrohim berpikir hanya dengan cara itu pula jalan
yang ampuh untuk membuka dialog dan cara berpikir para pembesar pada saat itu, tapi justru ia
4
divonis zalim dan harus berhadapan dengan pengadilan yang zalim sehingga ia pun divonis
hukuman mati dan eksekusinya dengan cara dibakar.

Ketika eksekusi membakar Ibrahim benar-benar dilaksanakan, maka Allah swt memberikan
pertolongan.

‫س ٰلَ ًما َعلَ ٰ ٓى ِإ ْب ٰ َر ِهي َم‬


َ ‫قُ ْلنَا ٰيَنَا ُر ُكونِى بَ ْر ًدا َو‬
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak
bertindak". Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim". Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu
orang orang yang paling merugi. (QS Al Anbiya [21]:68-70).
Demikian lah, Pemegang prinsip kebenaran memang harus memiliki keyakinan yang kuat akan
adanya pertolongan Allah swt, meskipun ia tidak tahu kapan pertolongan itu diturunkan. Beliau
begitu tangguh memegang prinsip kebenaran dan inilah yang hilang dari banyak orang saat ini,
tidak hanya rakyat biasa, tapi juga para pemimpin. Ketika dihadapkan pada pilihan antara
keyakinan yang benar dan yang salah , dan ironisnya dia tahu itu salah namun karena lain suatu
hal dapat melemahkan hati ini sehingga memilih yang salah, dengan berbagai alasan – alasan
klasik. Bukan hanya urusan dunia bahkan urusan agamapun karena hanya alasan budaya,
kebiasaan, ikut kebanyakan orang amalan yang benar dapat ditinggalkan. Nauuzubillah

5
Maka jamaah salah satu yang harus kita lakukan adalah menguatkan keilmuan, pemahaman
agama yang kuat agar dapat membedakan dengan tegas mana yang hak dan yang batil.

Karena sesungguhnya di dalam islam semua sudah jelas… Rasullalloh mengatakan

ٌ‫ِإنَّ ْال َحالَ َل َبيِّنٌ َوِإنَّ ْال َح َرا َم َبيِّن‬

Hadiri kajian kajian keislaman, baca buku sejarah para sahabat salafussholih dalam memegang
teguh keyakinan, dengarkan kajian baik di televisi, media social lainnya. Bukan alasan pandemic /
alasan pekerjaan yang padat sehingga tidak bisa ikut pengajian karena sangat mudah sekali
mengakses / mendapatkan ceramah ceramah tersebut saat ini. Sehingga memperkuat keyakinan
kita dalam berpraktek yang benar baik dalam urusan agama maupun urusan dunia.

Allahu Akbar 3x Walillahilham

Kedua, Tangguh dalam berusaha mencari sesuatu yang halal. Inilah yang ditunjukkan oleh Siti
Hajar.

Sesulit apapun keadaan, mencari rizki yang halal merupakan sesuatu yang harus dilakukan.
Mewujudkan kedekatan kepada Allah swt tidak boleh membuat kita berdiam diri, duduk berdiam
saja di masjid tanpa mau berusaha, itu bukan suatu hal yang dibenarkan. Karena itu, masa -
masa pemulihan pandemic sekarang tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk tidak mau
berusaha. Masih banyak cara yang bisa kita lakukan, mungkin kerja tetap menjadi pegawai yang
sudah pasti terima gaji tiap bulan bisa jadi sudah tidak bisa lagi, tapi kita masih bisa tetap kerja,

6
kalau kita mau. Bagi orang malas, jangankan situasi sulit, situasi mudah juga dia hanya maunya
berharap dan diberi. Karena itu, kita tiru Ibunda Siti Hajar yang mau berusaha dan terus
berusaha menghidupi diri dan anaknya. Kita lihat bagaimna usahanya untuk mendapatkan air di
padang pasir, dengan berlari kesana kemari, dan Akhinrya Alloh berikan nikmatir yang sampai
sekarang masih kita dapat rasakan nikmat air tersebut.

Dengan sebab usaha itulah, Allah swt memberikan rizki yang memang sudah disediakan. Betapa
penting usaha yang halal sehingga diabadikan dalam rangkaian ibadah haji dan umrah, yakni sa’i
yang artinya usaha. Ada ungkapan “Rizki itu di tangan Tuhan,” maka mari kita ambil dari tangan
Tuhan dengan usaha yang halal dan sungguh-sungguh. Allah swt berfirman:

۟ ُ‫وا فِى منَا ِكبهَا َو ُكل‬


ْ ‫وا ِمن‬
‫رِّزقِ ِهۦ ۖ َوِإلَ ْي ِه ٱلنُّ ُشو ُر‬ ۟ ‫ض َذلُواًل فَٱ ْم ُش‬
َ ْ‫هُ َو ٱلَّ ِذى َج َع َل لَ ُك ُم ٱَأْلر‬
ِ َ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (Kembali setelah)
dibangkitkan.(QS Al Mulk [67]:15).

Dan yakinlah bahwasannya rezeki sudah ditetapkan dan Alloh janjikan tidak akan dicabut nyawa
seseorang hingga habis jatah rezeki di dunia ini.
Semoga kita dimudahkan rezeki yang halal Oleh Alloh, yang belum mendapat pekerjaan segera
ditemukan pekerjaan yang halal, yang belum mampu berqurban tahun ini, semoga tahun depan
dapat menunaikan ibadan qurban. Amiiin.

7
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu

Ketiga, Tangguh dalam Ketaatan.

Ketika Allah swt sudah memerintahkan kita melakukan sesuatu, kita sudah paham dan yakin
kalau itu perintah, maka kita harus melaksanakannya, meskipun sangat berat. Sebagaimana para
sahabat Ketika mendapatkan perintah dari Alloh melalui nabiNya maka “sami’na wa ato’na” . lalu
bagaimana dengan kita ?? Kita adalah orang-orang yang pandai beralasan untuk tidak
melaksanakan apa yang harus dilaksanakan, apalagi dimasa pandemi bbrpa tahun belakangan
ini, tidak shalat berjamaah di masjid alasannya covid, tidak silaturahim alasannya covid, tidak
hadir di majelis ilmu alasannya covid, tidak mencari nafkah alasannya covid, bahkan banyak utang
alasannya juga covid, begitulah seterusnya. Padahal membatasi dimasa pandemic ini bukan
berarti tidak melakukan sama sekali, tetapi dengan menjaga protocol kesehatan yang baik, ikuti
persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah maka pandemic bukan alasan untuk tidak
melakukannya.

Nabi Ibrahim as tidak mau beralasan, apalagi harus bawa-bawa perasaan, maka beliau siap
melaksanakan perintah menyembelih Ismail. Sementara Ismail, sebagai anak yang baru
menginjak dewasa, bukan hanya siap, tapi juga mendorong ayahnya untuk tidak ragu
melaksanakan perintah Allah swt. Inilah namanya ketangguhan dalam taat, sesuatu yang amat
kita butuhkan,

8
Maka akhir yang indah yang Nabi Ibrahim dapatkan. Bahkan sampai sekarang menjadi salah satu
syariat islam yaitu ibadah qurban. Janji Alloh sudah pasti buah dari ketaatan ini sebagaiman
firman Alloh…

‫َو َمن يُ ِطع ِ ٱهَّلل َ َو َر ُسوهَل ُۥ يُدۡ ِخهۡل ُ َجنَّٰ ٍت جَت ۡ ِرى ِمن حَت ۡ هِت َا ٱَأۡلهۡن َٰ ُر َخٰ دِل ِ َين ِفهيَا ۚ َو َذٰكِل َ ٱلۡ َف ۡو ُز ٱلۡ َع ِظ ُمي‬
Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan
yang sangat besar. (QS. An-Nissa : 13).

Maka jamaah mari sama sama kita kuatkan barisan dalam ketaatan, saling mengingatkan,
menguatkan karena sejatinya seorang muslim itu adalah bersaudara. Dan jangan sekali kali saling
menjatuhkan. Semoga Alloh jadikan kita pribadi yang kuat , taat dan istiqomah. Aammiiin

Demikian khutbah Id kita pada pagi ini, banyak hal sebenarnya yang harus kita pelajari dan kita
teladani dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Sekelumit pesan ketangguhan dari keluarga Nabi
Ibrahim yang khotib sampaikan kiranya dapat menjadi pelajaran dan motivasi kita untuk menjadi
pribadi-pribadi muslim yang Tangguh, semoga Alloh menguatkan kita didalam menjaga ketaataan,
keyakinan dan mencari rezeki yang halal.

Terakhir

9
Dalam menghadapi situasi pemulihan dari efek pandemik seperti ini. Tetaplah kita istiqomah
dalam iman kepada Allah, jangan panik dan terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Mari kita berdoa kepada Allah agar supaya Allah senantiasa menjaga diri kita, keluarga kita,
kerabat kita dan orang-orang yang kita sayangi dari bala dan musibah. Dan tak lupa pula kita
sisipkan doa-doa terbaik kita kepada saudara-saudara kita yang sedang terpapar sakit atau diuji
dengan permasalahan lainnya agar supaya Allah segera mengangkat atau menyembuhkan
mereka dari penyakit dan mendapat jalan keluar dari setiap cobaan dan permasalahan serta tak
lupa pula kita doakan semoga saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia dari kalangan
muslim atau muslimah khusnul khatimah. Amiiin......... Ya Rabbal’ Alamin.

Marilah kita tutup khutbah Idul Adha ini dengan do’a. Moga pada hari penuh berkah ini, setiap do’a kita
diperkenankan oleh Allah.

ِ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا‬


‫ت‬ ِ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما‬
ِ ‫ت َوالمْؤ ِمنِي َْن َوالمْؤ ِمنَا‬
َّ ‫ت اَأل َح ُد ال‬
‫ص َم ُد الَّ ِذى لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا‬ َ ‫ت هَّللا ُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ َأ ْن‬
َ ‫ك َأ ْن‬
َ َّ‫ك َأنَّا نَ ْشهَ ُد َأن‬
َ ُ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَأل‬
‫َأ َح ٌد‬
َ َّ‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِ ْي قُلُوْ بِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا َربَّنَا ِإن‬
ٌ ‫ك َر ُء‬
‫وف َر ِحي ٌم‬ ِ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا بِاِإْل ْي َم‬
‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِي َْن ِإ َما ًما‬
ِ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو‬
10
‫‪Robbihabliminassholihin, Allohumma innanasaluka ridoka waljannatafirdaus‬‬
‫‪..‘ala….,,,,, Allohumma innasaluka ilman nafian…….ya muqollibatkulub‬‬

‫ور‪َ ،‬و َجنِّ ْبنَا‬ ‫ت ِإلَى النُّ ِ‬ ‫الظلُ َما ِ‬ ‫ف بَي َْن قُلُوبِنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ َذ َ‬
‫ات بَ ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّساَل ِم‪َ ،‬ونَجِّ نَا ِم َن ُّ‬ ‫اللَّهُ َّم َألِّ ْ‬
‫ارنَا‪َ ،‬وقُلُوبِنَا‪َ ،‬وَأ ْز َو ِ‬
‫اجنَا‪َ ،‬و ُذرِّ يَّاتِنَا‪،‬‬ ‫ص ِ‬ ‫ار ْك لَنَا ِفي َأ ْس َما ِعنَا‪َ ،‬وَأ ْب َ‬
‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫اح َ‬ ‫ْالفَ َو ِ‬
‫َّحي ُم‪،‬‬ ‫ك َأ ْن َ‬
‫ت التَّ َّوابُ الر ِ‬ ‫َوتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّ َ‬

‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬

‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
‫َو ِ‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai