Anda di halaman 1dari 9

Dalam banyak kesempatan, kita sering bertemu ustaz atau sosok yang kita hormati.

Pada saat itulah kita sering


berkata kepada mereka, “Mohon doanya ya Ustadz.” Atau kita juga bilang, “Tolong doakan saya, Pak.”
Harapannya hanya satu: doa orang salih akan lebih didengar Allah. Di luar itu, sesungguhnya para malaikat
yang mulia itupun mendoakan manusia. Inilah 12 amalan agar kita mendapat doa dari malaikat.

Namun, apakah kita pernah minta didoakan para malaikat yang mulia? Seberapa sering kita minta didoakan
malaikat yang selalu taat kepada Allah dan dekat di sisi Allah yang Mahamulia? Karena berbeda alam dengan
manusia, kita tidak bisa bertemu apalagi bercakap-cakap dengan mereka. Tetapi Rasulullah Muhammad SAW
telah mengajarkan cara agar malaikat mendoakan kita. Berikut ini sekelumit tentang siapa saja yang didoakan
malaikat. Inilah 12 amalan agar kita mendapat doa dari malaikat.

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan berwudhu sebelum tidur.
Orang yang berwudhu sebelum tidur, akan didoakan malaikat.

Dari Abdullah bin Umar radliyallaahu „anhu, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

،‫ َمِهإناَّلهُك‬،‫ ُكَمَل ٍنا‬،‫اِه َمْنب ِهد َمك‬، ‫ ْنغ ِهفْن‬،‫ ااَّل ُكه اَّل‬،:،‫ اْن َم َم ُك‬،‫ َم َما‬، ‫ِهاَّل‬، ‫ َم ْن َمَفْن ِه ْن‬، ‫ َمَفَم ْن‬،‫ َم َم ٌك ا‬،‫ ِه َم ِهرِه‬، ‫ِه‬،‫ت‬ ‫ِه‬
‫ َم َم‬،‫ َم اًر ا‬،‫ت‬ ‫ َم َم‬، ‫َم ْن‬
‫ َم ِه‬،‫ت‬
‫ا‬
‫َم َم ًر‬

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan
bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.'” (HR. Ibn
Hibban 3/329. Syuaib Al-Arnauth mengatakan, Perawi hadis ini termasuk perawi kitab shahih. Hadis ini juga dinilai
shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan beberapa manfaat berwudhu sebelum tidur,

،‫ ِه ْننهُك‬،‫ َموَفُك ْنؤ َمخذ‬،,،‫ك ِه َمة‬،‫ة‬ ‫ِه‬ ‫ِه ِه‬


‫اْنئَم َم‬،‫ى‬
‫عَم َم‬،‫ون‬ ‫ َمبِه َم‬،‫أ ْنَمن‬، ‫ ْننَف َمه‬،:،‫ َمَف َمو ئد‬،‫َمواَمهُك‬
‫ َمَفَم ُكك َم‬،‫ اْن َم ْنوت‬،‫ َمَفْنبَفغَم هُك‬،‫ائَم اَّلَل‬،‫ َم َمه َمرة‬،‫عَمى‬،‫ت‬
،‫ح ّق‬، ‫ِه‬، ‫ذاِه‬،‫د‬
‫َم‬ ‫اَّل‬
‫َمك‬ ‫أ‬ ‫َف‬ ‫و‬،‫ا‬ ،.. ،‫ن‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ا‬
‫ْن‬ ،‫ة‬‫ر‬ ‫ه‬‫َم‬ ، ‫ اْن َم ْن ِه‬،‫ِهطَمه رِهة‬،‫اِهْن و ِهت‬،‫ ِه سِه َمد د‬،‫ِه َمَل‬،‫اناَّلدب‬
‫ ِه‬،‫أَموَمَل‬،‫ِلَمناَّله‬،‫ب‬ ‫ْن‬
‫َم‬ ‫َم‬ ‫َم‬ ‫َم َم‬ ‫َم‬ ‫ُك ْن ْن َم َم َم‬ ‫َم َم‬ ‫َم ْن‬ ‫ْن ْن‬
‫د‬،‫اِهْن َم ْنوِه‬، ‫أَمنْن َم‬،‫وُكا َمو‬،‫ب‬ ‫ِه‬
‫ ْناُكنُك َم‬، ‫ساَّل َم‬، ‫وَم‬،‫ث‬
‫ِه‬
‫ اْن ُك ْن د َم‬, ،‫ َم َمه َمرة‬،‫عَمى‬،‫ت‬
‫ِه‬
‫ َمَفَمبِه َم‬،‫ا‬،‫اْنغُك ْن ِهل‬، ‫ ُكنَم ِّ طًر‬،‫ َم ُككون‬،‫َموَم ْند‬
‫ َمك ِه َمة‬. ‫ه‬،‫ِهِه‬،‫ ا اَّل ْنطَم ن‬،‫َمَفَم ُّعب‬، ‫ ِه ْن‬،‫وأَمْنَف َمد‬،‫اِهُك ْن َم ُك َم‬، ‫أَم ْن َمد‬،‫ َم ُككون‬،‫أ ْنَمن‬، ‫َموِه ْننَف َمه‬
Ada banyak manfaat dari berwudhu sebelum tidur, diantaranya, orang itu tidur dalam kondisi suci, agar ketika
kematian menjemputnya, dia berada dalam keadaan sempurna. Dari hadis ini juga terdapat pelajaran agar kita
selalu menyiapkan diri menghadapi kematian, dengan menyucikan hati. Karena kesucian hati lebih diutamakan
dari pada kesucian badan…, lebih ditekankan lagi untuk orang yang sedang berhadas, terutama orang junub,
agar bisa kemabli segar atau memicu untuk mandi. Sehingga dia bisa tidur suci dari semua hadats. Kemudian,
diantara manfaat wudhu ini, untuk mengundang mimpi yang baik, dan dijauhkan dari permainan setan ketika
tidur. (Fathul Bari, 11/110)
Di antara orang-orang yang berbahagia dengan do‟a para Malaikat adalah orang yang tidur malam dalam
keadaan suci. Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:
1. Al-Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu „Abbas Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda
‫ِه‬ ٍ ‫ ِه‬،‫اَم س‬،‫ َمِهإناَّله‬،‫ هللا‬، ‫ َم اَّله ُكك‬،‫ْنِلَمج د‬،‫ا ِهذ ِه‬، ‫َمهِّّرو‬
: ‫ َم َم‬،‫ِه اَّل‬، ‫ َم اًر‬،‫ت‬
، ‫ِه ْن‬،‫ َم َمهُك‬،‫ت‬ ‫ َمبِهْن ُك‬،‫عْنبد‬،
‫ْن َم َم َم ُك ُك ُك ْن َم ْن َم‬ ‫ّ ُك ْن َم‬
‫ َم ِه‬،‫ ت‬،‫ َمِهإناَّله‬،‫اِه ب ِهد َمك‬، ‫ ْنغ ِهف‬،‫َمااَّله اَّل‬،:‫ا‬،‫ َم َم‬،‫ِه اَّل‬،‫ ااَّل ِهل‬، ‫ ِه‬،‫س عةًر‬،‫ َفْننَف َم ِهب‬،‫ َم‬،‫ َم ٌك ا‬،‫ ِه ِهرِه‬.
‫ا‬
‫ُك َم َم ًر‬ ‫ْن َمْن‬ ‫ُك‬ ‫َم ُك َم َم َم ْن‬ ‫َم َم‬
“Sucikanlah badan-badan kalian, semoga Allah mensucikan kalian, karena tidak ada seorang hamba pun yang
tidur malam dalam keadaan suci melainkan satu Malaikat akan bersamanya di dalam syi‟aar [1], tidak satu saat
pun dia membalikkan badannya melainkan satu Malaikat akan berkata: „Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini,
karena ia tidur malam dalam keadaan suci.‟” [2]
2. Al-Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu „Umar Radhiyallahu anuma, ia berkata: “Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
ٍ ‫ِه ِه ِه‬ ‫ َف ِه‬، ‫ َمَفَم‬،‫ َم ٌك ا‬،‫ ِه ِهرِه‬، ‫ِه‬،‫ ت‬، ‫ َم ِها‬،‫ ت‬،
‫ َم َم‬،‫ َمِهإناَّلهُك‬،‫ ُكَلَمنا‬،‫ا َمْنبد َمك‬، ‫ ْنغف ْن‬،‫َمااَّل ُكه اَّل‬،:،‫ اْن َم َم ُك‬،‫ َم َما‬،‫ِه اَّل‬، ‫ْن‬
،‫ت‬ ‫ْن َم ْن َم ْن‬ ‫َم َم‬ ‫َم ْن َم َم ًر َم َم‬
‫ِه‬
‫ َم اًر‬،.
“Barangsiapa yang tidur dalam kedaan suci, maka Malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dan
tidaklah ia bangun melainkan Malaikat berdo‟a: „Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam
keadaan suci.‟”
[3] Imam Ibnu Hibban mengawali hadits ini dengan judul: “Permohonan Ampun Para Malaikat Bagi Orang
yang Tidur Malam dalam Keadaan Suci ketika Dia Bangun Tidur.” Di antara kandungan yang dapat kita petik
dari kedua hadits di atas adalah: Baca Juga Doa Jika dicintai Karena Allâh ‫ُرسب َرْرحانَرهُر َرو تَر َرعالَرى‬

Pertama : Malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Sungguh teman yang paling baik dan paling mulia,
seandainya balasan untuk orang yang tidur dalam kedaan suci hanya itu saja, maka hal tersebut tentu sudah
cukup.
Kedua : Malaikat yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala memohon ampunan kepada-Nya setiap ia
membalikkan badannya pada malam hari dan ketika ia bangun dari tidurnya. Allaahu Akbar! Sebuah amal yang
sangat mudah dilakukan, tetapi balasannya sangatlah besar! Dan bukan ini saja, bahkan ada riwayat lain yang
menunjukkan keutamaan orang yang tidur malam dalam keadaan bersuci.

Demikianlah yang diriwayatkan oleh dua Imam, yaitu Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud dari Sahabat
Mu‟adz bin Jabal Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda:

‫َر َر ْر ًر ِر َر ل ُّرل ْرن اَر َرو ْر ِر َر ِر ِر َّل َر ْر َرااُر ِر اَّلاُر‬ ‫ َر ا ِر ْر ُر ْر لِر ٍر َربِر ْر ُر َر لَرى ِر ْر ٍر َرا ِرا ًر َر َر َر َرعااُّر ِر َر للَّل ْر ِر َر َر ْر َر ُر‬.

“Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci, lalu ia
bangun
[4] pada suatu malam dan berdo‟a memohon kebaikan dunia atau akhirat kepada Allah melainkan Allah akan
mengabulkan permintaannya.”
[5] Dari hadits tersebut dapat difahami bahwa tidur dalam keadaan suci termasuk di antara sebab sebuah do‟a
dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena ash-Shaadiqul Mashduuq (orang yang benar dan
dibenarkan) yang berbicara dengan wahyu, yaitu Nabi kita yang mulia Shallallahu „alaihi wa sallam
memberitahukan bahwa orang yang tidur dalam keadaan suci dan berdzikir lalu ia bangun dan memohon
kebaikan dunia atau akhirat, maka Allah Subhanahu wa Ta‟ala akan mengabulkan permohonannya tersebut.
Semoga Allah Ta‟ala berkenan menjadikan kita semua termasuk ke dalam golongan ini. Kabulkanlah wahai
Rabb Yang Mahaagung lagi Mahamulia.
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

Di antara orang yang berbahagia dengan permohonan ampun dan do‟a para Malaikat adalah seorang hamba
yang duduk di masjid untuk menunggu shalat dalam keadaan berwudhu‟. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

‫ِه‬ ‫ِه‬ ‫ُي ِهد ْن‬، ‫ َم َم‬،ٍ‫ َم َلَمة‬، ‫ِه ْن‬،‫اصَلَمَمة‬


‫ اَّل‬، ‫ َمَفْننَم ِهظُك‬،‫ َمَف َم َمد‬، ‫ َم‬، ‫َمح ُكد ُكك ْن‬
‫هُك‬،‫ ْنر َمْن‬،‫َمااَّل ُكه اَّل‬،‫اَمهُك‬، ‫ ْنغفْن‬،‫َمااَّل ُكه اَّل‬:،‫ اْن َم َلَمئ َمكةُك‬،‫اَمهُك‬،‫َم ْندعُك ْنو‬،‫ث‬ ‫َلْن ُكْن‬، ‫أ َم‬.”
“Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci,
melainkan para Malaikat akan mendo‟akannya: „Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.‟”

Imam Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan hadits ini dalam kitab Shahiihnya dan memberinya judul: “Bab
Keutamaan Duduk di Masjid dalam Rangka Menunggu Shalat, Shalawat Malaikat dan Do‟a Malaikat
kepadanya, Selama Ia Tidak Mengganggu Orang Lain dan Selama Wudhu‟nya Tidak Batal.”

Allaahu Akbar! Sungguh sebuah amal yang sangat mudah dilakukan, tetapi pahalanya sangatlah besar.
Seseorang duduk dalam keadaan berwudhu‟ untuk menunggu datangnya waktu shalat, maka seakan-akan ia
berada dalam shalat dan para Malaikat mendo‟akannya agar ia mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu
wa Ta‟ala dan kasih sayang -Nya.

Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami, saudara-saudara kami, juga anak-anak kami dari amal yang
sangat mulia dan penuh keberkahan ini. Kabulkanlah, wahai Rabb Yang Mahaagung lagi Mahamulia.

Para ulama Salaf kita sangat gigih melakukan amal yang sangat mulia ini, dan di antara yang menunjukkan hal
tersebut adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnul Mubarak, dari „Atha‟ bin as-Sa-ib, beliau
berkata: “Kami datang kepada Abu „Abdirrahman as-Sulami -ia adalah „Abdullah bin Hubaib- yang menunggu
wafatnya di masjid. Lalu kami berkata: „Alangkah baiknya jika engkau pindah ke tempat tidur, karena di sana
autsar (lebih nyaman).‟” Baca .
Al-Husain -salah satu perawi- berkata, “Autsar maknanya adalah lebih nyaman.”
Beliau berkata: “Fulan meriwayatkan kepadaku, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda:

‫ َالا َال َال اُلا َال َال ُل ُل ْماا ِف ْم ا َال َال ٍةا َال ا َال َالاا ِف ْم ا ُل َال َّال ُلا َال ْم َال ِف ُلا ا َّال َالَالا‬.

„Senantiasa salah seorang di antara kalian mendapatkan pahala shalat selama ia berada di masjid tempat ia
shalat untuk menunggu shalat.‟”

Di dalam riwayat Ibnu Sa‟ad disebutkan: “Para Malaikat berkata: „Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah
ia.‟”

Beliau (Abu „Abdirrahman as-Sulami) berkata: “Aku ingin mati ketika aku berada di dalam masjid.” [4]

Ya Allah, sayangilah hamba-Mu ini, dan jadikanlah kami sebagai orang yang menempuh jalan yang telah
ditempuhnya. Kabulkanlah ya Allah, wahai Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri.

Keutamaan lain yang akan didapat oleh orang yang duduk menunggu shalat -dengan keutamaan Allah
Subhanahu wa Ta‟ala-, Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah memberikan kabar gembira bahwasanya
orang yang berdo‟a di antara waktu adzan dan iqamat, niscaya do‟anya itu tidak akan ditolak. Para Imam
(yaitu Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Hibban dan Imam Dhi-ya-uddin al-Maqdisi)
meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasululah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

‫إِفنَّال ا ا ُّ َالع ءَالا َالا ُل َال ُّا َالب ْم نَال ا ْمألَال َالذ ِفن َال‬.
‫ا َال ْم ع ْمُلو‬،‫او ْمإلِف َالق َال ةِف‬

„Sesungguhnya do‟a (yang dipanjatkan) di antara adzan dan iqamat tidak akan pernah ditolak, karena itu
berdo‟alah.‟” [5]

Imam Ibnu Khuzaimah membuat bab pada hadits ini dengan judul: “Bab Dianjurkannya Berdo‟a Antara Adzan
dan Iqamat dengan Harapan bahwa Do‟anya Tersebut Tidak Ditolak.” Ya Allah, jadikanlah do‟a tersebut
sebagai karunia-Mu yang besar kepada kami. Kabulkanlah semua permohonan kami, wahai Rabb semesta
alam.

“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci,
kecuali para malaikat akan mendoakannya, „Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia‟” (HR. Muslim
dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469).

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

“Sesungguhnya Allah dan paramalaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf-shaf
terdepan” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra‟ bin „Azib).

4. Orang yang menyambung shaf shalat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).

“Sesungguhnya Allah dan paramalaikatselalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah).

5. Para malaikat mengucapkan aamiin ketika seorang imam selesai membaca Al Fatihah.

“Jika seorang imam membaca ghairil maghdhuubi „alaihim waladh-dhaalinn, maka ucapkanlah oleh kalian
aamiin, karena siapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya
yang masa lalu” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782).

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam
tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya
Allah ampunilah dan sayangilah ia.” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan shalat Subuh dan Ashar secara berjamaah.

“Para malaikat berkumpul pada saat shalat Subuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam
hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Subuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap
tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang
hari (hingga shalat Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal,
lalu Allah bertanya kepada mereka, „Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?” Mereka menjawab, „Kami
datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang
melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat” (HR. Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no.
9140).

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Salah satu sunnah yang mungkin sangat jarang kita lakukan adalah mendoakan saudara muslim kita semisal
teman, sahabat, guru dan lain-lain tanpa sepengetahuan dia. Kita doakan dia dengan ikhlas dan tulus agar dia
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Tidak mudah melakukan sunnah ini, karena butuh keimanan yang tinggi serta hati yang tulus dan ikhlas. Hal ini
karena sifat dasar manusia yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri saja. Setelah semua kebutuhan
manusia terpenuhi, barulah dia memperhatikan orang lain. Oleh karena itu, para ulama menjelaskan bahwa
sunnah ini adalah tanda jujurnya keimanan seseorang.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-„Utsaimin rahimahullah berkata,

“Mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya menunjukkan jujurnya keimanan seseorang. Hal ini karena
Nabi shallallahu „alahi wa sallam bersabda, „Tidaklah sempurna keimanan kalian sampai ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri‟.” (Syarh Riyadhus Shalihin, 6: 54)

Mengenai sunnah ini, terdapat dalil hadits Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yang menunjukkan keutamaan
sunnah ini. Yaitu apabila kita mendoakan saudara muslim, maka malaikat akan mendoakan bagi kita yang
semisal doa yang kita panjatkan. Jadi apa yang kita doakan kepada saudara kita, kita pun akan mendapatkannya
dengan izin Allah.

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda,

‫َم ا ِم ْن ا َم ْن ٍد ا ُم ْن ِم ٍد ا َم ْن ُم ا ِم َم ِم ِميا ِم َم ْن ِما ْنا َم ْن ِما ِم اَّل ا َم َماا ْنا َم َم ُما َم اَم َما ِم ِم ْن ٍدا‬
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa
sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, „Dan bagimu juga kebaikan yang sama.‟” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lainnya,

َ َ‫ك ُم َوَّك ٌل ُكلَّ َما َد َعا ِِلَ ِخ ِيه بِ َخ ْي ٍر ق‬


‫ال‬ ِ ‫َد ْع َوةُ ال َْم ْرِء ال ُْم ْسلِ ِم ِِلَ ِخ ِيه بِظَ ْه ِر الْغَْي‬
ٌ َ‫ب ُم ْستَ َجابَةٌ ِع ْن َد َرأْ ِس ِه َمل‬
‫ك بِ ِم ْ ٍل‬ ِ ِِ
َ َ‫يي َ ل‬َ ‫ك ال ُْم َوَّك ُل به م‬ ُ َ‫ال َْمل‬
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di
atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan
kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, „Amin dan kamu juga akan
mendapatkan seperti itu.‟

Para sahabat radhiyallahu „anhum adalah generasi terbaik umat ini dengan keimanan yang jujur dan ikhlas.
Salah satu riwayat dari mereka yang menerapkan sunnah ini adalah riwayat dari sahabat Abu Darda‟
radhiyallahu „anhu. Istri beliau, Ummu Darda‟ menceritakan,

„Dahulu Abu Darda‟ memiliki sekitar 300 orang sahabat (pertemanan di dalam ketaatan). Di dalam shalatnya,
Abu Darda‟ seringkali mendoakan mereka. Aku pun berkata kepadanya tentang apa yang dia lakukan.‟
Maka dia pun berkata, „Sesungguhnya tidaklah seseorang mendoakan bagi saudaranya tanpa sepengetahuanya,
kecuali Allah mengutus denganya dua malaikat, yang keduanya akan mengatakan, „Begitu juga denganmu.‟
Apakah aku tidak boleh mendambakan malaikat mendoakanku?‟” (Siyar A’lamin Nubala’, 2: 351)

Dalam hadits disebutkan bahwa malaikat ikut mendoakan bagi yang berdoa. Para ulama mejelaskan bahwa doa
malaikat itu mustajab.

Abul Hasan Al-Mufarakfuri rahimahullah berkata,

‫تج ب‬ ‫د ءا ا الئكةا‬
“Doa para malaikat itu mustajab.” (Mura’atul Mafatih, 5: 309)

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah
doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorangmalaikatyang menjadi wakil baginya, setiap kali dia
berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata, „Aamiin dan engkau pun
mendapatkan apa yang ia dapatkan” (HR. Muslim dari Ummud Darda‟, Shahih Muslim: 2733)

9. Orang-orang yang berinfak setiap hari

“Tidak satu hari pun pada pagi hari seorang hamba ada padanya kecuali duamalaikatturun kepadanya, salah
satu di antara keduanya berkata, „Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak‟ dan lainnya berkata,
„Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit‟” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Shahih
Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010).

10. Orang yang sedang makan sahur.

Di bulan Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini disepakati oleh para
ulama dihukumi sunnah dan bukanlah wajib, sebagaimana kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 7:
206. Namun amalan ini memiliki keutamaan karena dikatakan penuh berkah.

Dalam hadits muttafaqun „alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫تَر َر َّلح ُرو َر ِر َّل ِرى ل َّل ُرح ِرا َر َر َر ًر‬

“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim
no. 1095).

Yang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa
mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun patut
diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.

Keberkahan dalam Makan Sahur

1. Memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan
mentaati beliau disebutkan dalam ayat,

‫َر ْر ُر ِر ِر ل َّل ُرس َر َر َر ْرل َر َرا َرا َّل َر‬


“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling
(dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa‟:
80).
Allah Ta‟ala juga berfirman,

‫َرو َر ْر ُر ِر ِر َّل َر َرو َرا ُرس لَرهُر َر َر ْرل َرا َرز َر ْر ًرز ِر‬
‫َرظ ًرما‬

“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.” (QS. Al Ahzab: 71).

2. Makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin
Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

،‫ ا اَّل َم ِه‬،‫َمكَمةُك‬ ‫ اْن ِهكَم ِه‬،‫أ ْنَما ِهل‬،‫و ِه ِها‬، ‫ ِه ِه نَم‬، ‫ َف ْن َم‬، ،‫صل‬
‫أ ْن‬،‫ب‬ ‫َم ْن ُك َم َم َم َم َم‬
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR.
Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro‟ dari orang kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena
puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.

3. Dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan
sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan
menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 206).
4. Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ِه‬ ٍ ‫ِه‬
،‫ اْن ُك َم َم ِّ ِه َم‬،‫عَمى‬، ‫ ُك َم‬،‫وَم َلَمئ َمكَمهُك‬،‫ ااَّلهَم َم‬،‫ َمِهإ اَّلن‬،‫ َم ا‬، ‫ ْن‬،‫جْن َمعةًر‬،
‫صُّع َم‬
‫ون َم‬ ‫َمح ُكد ُكك ْن َم‬
‫أ َم‬،‫ َمْنَم َم‬،‫أ ْنَمن‬،‫واَم ْنو‬،‫َم َمدعُكوُك َم‬،‫ َمَلَم‬،‫ َمَفَمَمكةٌك‬،‫َمك ُكهُك‬
‫أ ْن‬،‫ور‬
‫ا ُّع ُك ُك‬
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air
karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh
Syu‟aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).

5. Waktu makan sahur adalah waktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب لَرهُر َر ْر َر ْر َرلُرنِرى َر ُر ْر ِر َرهُر َر ْر‬


‫ِر ُر َر ُر ُر َر ْر َر ْرل ُر نِرى َر َر ْرس ِرَرج َر‬ ‫ث للَّل ْر ِر‬
‫ك َروتَر َرعالَرى ُر َّل لَر ْرلَر ٍر ِرلَرى ل َّل َرما ِرء ل ُّرل ْرن َرا ِرح َر َر ْرب َرى ثُرلُر ُر‬
‫َر ْرن ِرز ُر َرا ُّرنَرا تَربَرا َرا َر‬
‫َر ْر َر ْر ِر ُر ِرنى َر َر ْر ِر َر لَرهُر‬

“Rabb kita tabaroka wa ta‟ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia
berfirman, “Siapa saja yang berdo‟a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku,
maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no.
1145 dan Muslim no. 758).

6. Waktu sahur adalah waktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh Allah
dalam beberapa ayat,

‫ِه‬
‫ِه ْنِل ْن‬، ‫َمو اْن ُك ْن َمَف ْنغف ِه َم‬
،‫َمس َم ِهر‬
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).
‫ َم ْن َمَف ْنغ ِهفُك َم‬، ‫ا ْن‬،
،‫ون‬ ‫َمس َم ِهر ُك‬
‫َموِه ْنِل ْن‬
“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).

7. Orang yang makan sahur dijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuh di
waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.
8. Makan sahur sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan pada Allah.

Intinya, makan sahur punya berbagai keberkahan. Itulah rahasia-rahasia yang mungkin sebagian kita tidak
mengetahuinya.

“Sesungguhnya Allah dan paramalaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-orang yang sedang makan
sahur”(HR. Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar).

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

Mengunjungi dan menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap muslim, terutama orang yang memiliki
hubungan dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga, saudara yang senasab, sahabat dan lain sebagainya.
Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah
Ta‟ala, kepada ampunan, rahmat dan Surga-Nya.

⁠Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang
sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya.

Rasulullah ‫ل ه و سل‬ ‫ صلى‬bersabda:

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan
sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya
rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo‟akannya agar
mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat
mendo‟akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad
dengan sanad shahih).

Terakhir, hendaknya orang yang membesuk mendoakan orang yang sakit:

‫َر َر ْر َر َر ُر ٌرا ِر ْر َر َرء ّر ُر‬


“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Alloh.” (HR. al-Bukhari).

Atau doa:

‫َر ْرس َر ُر َّل َر ل َرع ِرظ َر َرا َّل ْرل َرع ْر ِر ْرل َرع ِرظ ْر ِر َر ْر َر ْر ِر َر َر‬
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” (HR. at-Tirmidzi, dan Abu
Daud)

“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70 ribu malaikat untuknya
yang akan bershalawat (mendoakan) kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam
kapan saja hingga Subuh” (HR. Ahmad dari „Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754).

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di
antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan
ikan, semuanya bershalawat (mendoakan) kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR.
Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahily). Wallahu a‟lam bish-shawab.(dari berbagai sumber).

Anda mungkin juga menyukai