Anda di halaman 1dari 10

Ibadallah,

Terdapat sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat yang mulia. Abu Dzar al-Ghifari. Ia
termasuk orang yang pertama memeluk Islam. Mungkin beliau adalah orang kelima yang memeluk Islam.
Kemudian sahabat yang kedua Adalah Muadz bin Jabal beliau adalah ulamanya di kalangan para sahabat.
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda tentang dirinya,

‫القيَ َام ِة أ ََم َام العُلَ َم ِاء بَِربْ َوٍة‬


ِ ‫إِنَّوُ يأْتِي ي وم‬
َ َْ ْ َ
“Sesungguhnya dia datang pada hari kiamat nanti sebagai pimpinan para ulama. Di depan mereka sejauh
lemparan yang jauh.” (HR. al-Hakim).

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,

ِ ‫أَ ْعلَم أ َُّمتِي بِالْح ََل ِل والحر ِام مع‬


‫اذ بْ ِن َجبَ ٍل‬ َُ ََ َ َ ْ ُ
“Umatku yang paling tahu tentang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal.” (HR. Turmudzi 4159, Ibn Hibban
7137 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

1
Maka hadist ini merupakan hadist sangat penting untuk kita pahami. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda,

،‫الح َسنَةَ تَ ْم ُح َها‬ َّ ‫ َوأَتْبِ ِع‬،‫ت‬


َ َ‫السيِّئَة‬ َ ‫ (اتَّ ِق ااَ َح ْيثُ َما ُك ْن‬:‫اا َلَّ ااُ َعلَْي ِو َو َ لَّ َم َ َال‬ِ ‫ول‬ ِ ُ
َ
‫َّاا بِ ُ لُ ٍق َح َس ٍن‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ِ
‫ق‬ ِ‫و َ ال‬
َ َ
Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah dan Abu „Abdirrahman Mu‟adz bin Jabal radhiyallahu „anhuma, dari
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau
berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu;
dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” [HR. Tirmidzi, no. 1987 dan Ahmad, 5:153. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan].

Ada tiga wasiat yang terkandung dalam hadist tersebut terkait bermuamalah kepada Allah dan kepada sesama
manusia. Ketiga wasiat ini menghimpun semua kebaikan.

Yang pertama,

َ ‫اتَّ ِق ااَ َح ْيثُ َما ُك ْن‬


‫ت‬
2
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.” Takwa adalah sesuatu yang diperintahkan Allah
Tabaraka wa Ta‟ala. Sungguh Allah memerintahkan semua manusia, dari yang pertama hingga yang terakhir
agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Allah Ta‟ala berfirman,

(َ‫اا ِم ْن َ ْبلِ ُ ْم َوإِيَّا ُك ْم أَ ْن اتَّ ُقوا اللَّو‬ ِ


َ َ‫ين أُوتُوا الْ ت‬
ِ َّ
َ ‫)ولََق ْ َو َّ ْي نَا ال‬
َ
“Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga)
kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 131).

Saking pentingnya dan utamanya perkara takwa, Setiap Nabi shallallahu „alaihi wa sallam mengutus suatu
pasukan, pasti wasiat pertama yang beliau sampaikan adalah bertakwa kepada Allah.

Begitu pula Diriwayatkan ada seseorang yang tengah membesuk sahabatnya yang sedang sakit dan akan
meninggal. Sahabatnya yang sakit ini berkata, “Beri aku nasihat.” Orang tersebut menjawab, “Aku wasiatkan
kepadamu dengan penutup surat an-Nahl :

‫ين ُىم ُّم ْح ِسنُو َن‬


َ
ِ َّ‫إِ َّن ٱللَّوَ مع ٱلَّ ِ ين ٱتَّ َقوا ۟ َّوٱل‬
َ ََ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” [Quran
16:128].

3
Abdullah bin Mas‟ud pernah ditanya tentang pengertian takwa. Beliau menjawab dengan langsung
memberikan contoh, “Pernahkah engkau melewati jalan yang berduri?” “Iya” kata orang tersebut. “Apa yang
kau lakukan,” tanya Ibnu Mas‟ud. “Aku angkat pakaianku dan berhati-hati (menghindari duri).” Kata orang itu.
“Itulah takwa.” Jawab Ibnu Mas‟ud. Artinya perbuatan seseorang yang mengangkat pakaiannya agar duri
terlihat, ibaratnya seorang belajar sehingga tahu mana yang salah dan berbahaya untuk akhiratnya. Setelah
dia tahu, dia hindari dan menjaga diri dari bahaya tersebut.

Hakekatnya Seorang muslim seharusnya senantiasa merasa diawasi Allah Jalla wa „Ala. Menunaikan hak-hak
Allah dimanapun dan dalam kondisi apapun. Dan berusaha Menjauhi apa yang Dia larang. Memang,
realitanya seseorang tidak bisa konsisten dalam hal tersebut. Karena itu, Allah buat syariat taubat dan
istighfar. Allah bukakan peluang untuk beramal shaleh.

Penting : Kandungan di dalam takwa harus ada amal, iman, serta ikhlas; yang ketiga hal tersebut
membutuhkan ilmu.

Jamaah :

Alloh juga telah mengabarkan kepada kita tentang Keutamaan takwa dan ini sangat sering kita dengar, antara
lain firman Allah,

‫َوَمن يَت َِّق ااَ يَ ْج َعل لَّوُ َم ْ َر ًجا‬


Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Q.s. ath Thalaq:
2).
4
Juga firman-Nya,

‫َوَمن يَت َِّق ااَ يَ ْج َعل لَّوُ ِم ْن أ َْم ِرهِ يُ ْس ًرا‬


Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya. (Q.s. ath Thalaq: 4).

Dan firman-Nya,
ِ ِ
ْ ‫َوَمن يَت َِّق ااَ يُ َ ِّف ْر َع ْنوُ َ يِّئَاتِو َويُ ْعظ ْم لَوُ أ‬
‫َج ًرا‬
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya, dan akan
melipatgandakan pahala baginya. (Q.s. ath Thalaq: 5).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyebutkan dalam firman-Nya,


ِ ‫إِ َّن لِلْمت َِّقين ِعن َ بِّ ِهم جن‬
ِ ‫َّات الن َِّع‬
‫يم‬ َ ْ َ َ ُ
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa di sisi Rabb mereka (disediakan) surga yang penuh dengan
kenikmatan.” (Al-Qalam: 34)

Maka cukuplah dengan janji dari keutamaan taqwa ini dengan ghirah dan jihad kita dapatkan posisi ketaqwaan
tersebut. Kita berharap, semoga Allah membersihkan jiwa kita dan memberikan ketakwaan pada hati kita,
yang ketakwaan itu muncul pada lisan dan perbuatan kita semua.

5
Yang kedua :

‫ْح َسنَةَ تَ ْم ُح َها‬ َّ ‫َوأَتْبِ ْع‬


َ ‫السيِّئَةَ ال‬
“Iringilah kesalahan dengan melakukan kebaikan, niscaya hal itu menjadi penghapusnya.”

Pernah ada seorang pemuda yang menemui Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Ia melakukan suatu perbuatan
dosa yakni mencium perempuan yang bukan mahromnya. Ia pun menyesal melakukan perbuatan dosa
tersebut. Lalu ia menemui Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. menceritakan dan mengakui
kesalahannya. Ia ingin bertaubat. Nabi diam dan menunaikan shalat asar. Setelah shalat asar, beliau
membacakan firman Allah Ta‟ala,

ِ‫ك ِذ ْكر ٰوى لِل ٰوَّك‬ ِ‫ات ٰوذَل‬


ِ ِّ‫ٱلسي‬ ِ ْ‫ت ي‬
ِ ‫َّها ِ وُلًَفا ِّمن ٱلَّْي ِل إِ َّن ٱلْح‬ َّ ‫َوأَ ِ ِم‬
‫ين‬
َ ِ
‫ر‬ َ َ َ َ ُ َ‫س ٰون‬
َّ ‫ن‬ ‫ب‬
ْ ‫ى‬ ََ َ َ َ ‫ٱلللَ ٰوو َة ََرَ ِ ٱلن‬
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” [Quran Hud: 114].

Pergilah! Sesungguhnya Allah telah mengampunimu, kata Nabi. Ia telah melakukan kebaikan berupa
penyesalan dan shalat bersama Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.

6
Demikianlah keadaan seorang anak Adam yang baik. Dia tergoda kemaksiatan. Ketika kenikmatan maksiat itu
sudah hilang, ia pun menyesalinya. Bukan malah mencari lagi kemaksiatan lain. Karena Perbuatan baik yang
kita lakukan setelahnya akan menghapuskan perbuatan buruk msa lalu yang telah kita lakukan. Insya Alloh

‫ال بِالْ َ َواتِ ِيم‬


ُ ‫َوإِنَّ َما ااَ ْع َم‬
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607). Semoga kita diakhirkan
dengan banyak beramal sholeh amin ya robbal alamin.

Ketiga: berinteraksilah dengan interaksi yang baik kepada sesama.

ِ ‫و َ الِ ِق الن‬
َ ‫َّاا ب ُ لُ ٍق َح‬
‫س ٍن‬ َ َ
“Dan bergaullah dengan orang-orang dengan akhlak yang baik.”

Setelah berwasiat untuk Bertakwalah kepada Allah Ta‟ala. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan
Hubungan yang baik antara seseorang dengan Rabbnya tidak akan sempurna kecuali seseorang memperbaiki
juga hubungannya dengan sesamanya. Sehingga terhimpun tentang bagaimana hendaknya seseorang

7
bermuamalah kepada Allah, yaitu dengan takwa. Dan bermuamalah dengan manusia, yaitu dengan akhlak
yang baik.

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫سنُ ُه ْم ُ لًُقا‬ ‫َح‬


ْ ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬ ‫يم‬ِ‫ين إ‬ِ‫أَ ْكمل الم ْؤِمن‬
َ َ َ ُ َُ
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi no. 1162.
Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 284).

Apa makna akhlak yang baik? Abdullah bin Mubarak rahimahullah mendefinisikan akhlak yang baik dengan
tiga kalimat. Beliau berkata,

ِ ‫ىو بس ُ الوج ِو وب ْ ُل المعرو‬


ُّ ‫ف َوَك‬
‫ف ااَ َذى‬ ُْْ َ ََ ْ َ ْ َ َ ُ
“Akhlak yang mulia adalah wajah yang berseri (tersenyum). Menebar kebaikan. Dan menahan gangguan.”

Wajah yang berseri dengan senyuman adalah sedekah. Jangan kita menampilkan wajah yang muram dan
masam. Kemudian menebarkan kebaikan dengan suka memberi dan dermawan. Menahan gangguan. Artinya
orang-orang aman dari gangguan kita. Inilah akhlak yang mulia.
8
Jamaah

Jagalah tiga wasiat Nabi ini. Tanamkan benar-benar pada diri kita. Khususnya dalam muamalah yang kita
lakukan. Bermuamalahlah kepada Allah dengan ketakwaan. Iringilah kekurangan-kekurangan dan perbuatan
dosa yang kita lakukan dengan taubat dan istighfar. Dan bergaullah dengan masyarakat dengan akhlak yang
baik. Kalau kita melakukan ketiga hal ini, bergembiralah dengan mendapat keberhasilan di sisi Allah Ta‟ala

‫َّه ْم ُ بُ لَنَا‬ ِ ِ َ ‫والَّ ِ ين ج‬


ُ ‫اى ُ وا ينَا لَنَ ْه يَن‬ َ َ َ
“Dan orang-orang yang berjihad(bersungguh- sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” [Quran Al-Ankabut: 69]

‫ ا تغفروه؛ إنو ىو الغفو الرحيم‬,‫ وأ تغفر اا لي ول م‬,‫أ ول ى ا القول‬

9
‫اعلَدْدي ِده َدو َدسلِّ ُدم ْدوا تَد ْدسلِدْدي ًما‬ ‫ِد‬ ‫اِد َّن اهلل ومالَدئِد‬
‫اصلُّ ْدو َد‬ ‫َِّب يَداَد يُّ َدهاالَّذيْد َدن َد‬
‫آمنُد ْدو َد‬ ‫صلُّ ْدو َدن َدعلى الن ْدِد‬
‫َد‬ ‫َد‬ ‫ي‬
‫ُد‬ ‫ه‬
‫ُد‬ ‫ت‬
‫َد‬ ‫ك‬
‫َد‬ ‫َد َد َد‬
‫آآ ِدْد َد ِدااْدي َد ِدَّ َد َدِد ْدي ٌد َدِد ْدي ٌد‬
‫آآ ُدَد َّم ٍد َد ما صلَّي َدعلَدى ِد ِدااي و َدعلَدى ِد‬
‫ْد َد ْد َد َد‬ ‫َد َد ْد َد‬
‫ارْدك َدعلَدى ُدَد َّم ٍد ‪.‬اَدللَّه َّ ص ِّ َدعلَدى ُدَد َّم ٍد و َدعلَدى ِد‬
‫َد‬ ‫ُد َد‬ ‫وَد ِد‬
‫َد‬
‫آآ ِدْد َد ِدااْدي َد ِدَّ َد َدِد ْدي ٌد َدِد ْدي ٌد‬ ‫آآ ُدَد َّم ٍد َد ما ارْد َدعلَدى ِد ِدااي و َدعلَدى ِد‬
‫ْد َد ْد َد َد‬ ‫َد َد َد َد‬
‫و َدعلَدى ِد‬
‫َد‬
‫ك َ ِم ْي ٌعع َ ِريْ ٌع ُم ِج ْي ُ ال َّ ْع َوِة‬ ‫َحي ِاء ِم ْن ُهم واا َْمو ِ‬
‫ات إِنَّ َ‬ ‫المؤِمنِْين و ْ ِ ِ‬ ‫الله َّم ااْ ِفر لِلْمسلِ ِم ْين و ِ ِ‬
‫َْ َ‬ ‫المؤمنَات اا ْ َ‬ ‫المسل َمات َو ْ َ َ‬
‫ْ ُْ ََ ْ‬ ‫ُ‬
‫ُي ِد َدم ًاما‬ ‫ِد ِد‬ ‫ب لَدنَدا ِدم ْدن أ ْدَدزو ِداجنَدا وذُدِّريَّاتِدنَدا قُدََّدة أ ْدَدع ُد ٍد‬
‫اج َدع ْدلنَدا ل ْدل ُدمتَّق َد‬
‫ُي َدو ْد‬ ‫َد َد‬ ‫َدرَّنَدا َدا ْد‬
‫ِد‬ ‫اللَّ ُده َّ َّا َد ْدس َدلُد َد ااُدَد والت َد‬
‫اا والل َد‬ ‫الع َد َد‬‫ُّقى و َد‬
‫اا الن ِد‬ ‫ِد‬ ‫ِد‬ ‫ِد‬
‫َّار‬ ‫َدرَّنَدا آتنَدا ِد ال ُّ ْديَدا َد َدسنَد ً َدوِد ْداا َدةِد َد َدسنَد ً َدوقنَدا َدع َدذ َد‬
‫ان ِد َدَل يَد ْدوِدم ال ّد يْدن‬
‫وصلَّى اهلل علَدى َدبِديِّ نَدا ُد َّم ٍد وعلَدى آلِدِده وصحبِد ِده وَد من تَدبِدعه ِدِدإ س ٍد‬
‫َد َد ْد َد ْد َد ُد ْد ْد َد‬ ‫َد َد َد‬ ‫َد َد ُد َد‬
‫ا الْد َدعالَد ِدم ْدُي‬ ‫َدوآ ِد ُد َد ْدع َدوا َدا أ ِدَدن ْد‬
‫ااَد ْدم ُد هلل َدر ِّ‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai