َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا،ُِإ َّن ال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره
،ُي لَه َ ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد ِ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم،ت َأ ْع َمالِنَا ِ َو َسيَِّئا
ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُده، ُك لَه
َ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي
َُو َرس ُْولُه
ق ِم ْنهَا
َ َاح َد ٍة َو َخل
ِ س َو ٍ يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف
َ ُث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءل
ون بِ ِه َّ ََز ْو َجهَا َوب
َ َواَأْلرْ َحا َم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َك
ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا
Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang menciptakan
kalian dari satu jiwa. Darinya Allah ciptakan pasangannya, dari keduanya Allah
tebarkan umat manusia -lelaki dan wanita-. Kita yang berada di tempat ini, dari
satu jiwa. Dan bertakwalah kalian kepada Allah! Jagalah tali silaturahim, jangan
diputuskan. Ketehuilah sesungguhnya Allah itu mengawasi kalian semua.
) يُصْ لِحْ لَ ُك ْم70( ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا
َع ِظي ًما
Wahai orang-orang yang beriman -yang dipanggil hanya yang beriman, yang
tidak beriman silakan tutup telinganya- (Allah mengatakan) bertakwalah kalian
kepada Allah. Laksanakan perintahNya, jauhi laranganNya dan ucapkan ucapan
yang benar. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka Allah akan mengampuni
dosa-dosa kalian. Allah akan perbaiki amalan kalian dan yang patuh kepada
Allah dan RasulNya, maka dialah manusia yang sukses dengan kesuksesan
yang sebenarnya.
Manusia adalah makhluk yang suka mencontoh, yang mudah bagi dia meniru
orang lain. Apabila dia melihat seorang hamba yang dia tokohkan, dia akan
meniru segala tingkah lakunya, perbuatannya. Bahkan seakan-akan ruh manusia
yang dia contoh itu ada pada dirinya. Tapi sayangnya kita berada dimasa krisis
suri tauladan, krisis panutan, krisis idola. Yang dijadikan panutan oleh banyak
masyarakat adalah pecundang-pecundang, manusia-manusia yang tidak
membawa kepada kejayaan Islam, yang tidak meninggikan muru’ah negeri dan
bangsa, apalagi dapat mengajak ke dalam surga Allah Jalla Jalaluhu.
Kita lihat yang ada di atas ini, mereka yang dijadikan contoh, mereka yang
dijadikan idola. Kita liat baner-baner yang ada di pinggir jalan, kenapa dibuat?
Untuk dimunculkan tokoh-tokoh, public figure, mau dibawa kemana bangsa kita
tatkala yang mereka contoh adalah manusia-manusia yang tidak akan
memperbaiki negeri ini, yang hanya mengumbar syahwat, yang hanya akan
membuat manusia tenggelam dalam arus yang tidak jelas menuju api
neraka, na’udzubillahi min dzalik..
Jama’aah rakhimakumullah..
Allah telah mengutus para NabiNya untuk menjadi contoh bagi umat manusia.
Allah berfirman kepada baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Setelah menyebutkan Nabi-Nabi, manusia-manusia pilihan yang Allah
utus ke muka bumi ini:
Ahibbati Fillah..
Hari ini umat Islam di berbagai penjuru dunia, mereka melaksanakan shalat Idul
Adha, kemudia mereka berkurban, sebagian berangkat haji, melempari jamarot,
tawaf di rumah Allah, menyembelih kurban mereka, siapa yang mereka contoh?
Nabi Ibrahmi ‘Alaihis Salam.
Apakah manusia dengan sekedar wajahnya yang tampan, parasnya yang cantik,
jabatannya, kehebatannya bermain, pantas dijadikan contoh dan panutan?
Wallahi jama’ah, Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam, kapan beliau menjadi contoh?
Yaitu setelah melalui ujian yang panjang sekali. Allah mengatakan:
ۖ اس ِإ َما ًما َ ُت فََأتَ َّمه َُّن ۖ قَا َل ِإنِّي َجا ِعل
ِ َّك لِلن ٍ َوِإ ِذ ا ْبتَلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم َربُّهُ بِ َكلِ َما
Ketika Allah menguji Nabi Ibrahim dengan fase-fase ujian yang panjang. Setelah
itu Nabi Ibrahim menyempurnakan ujian tersebut. Lalu Allah mengatakan kepada
Nabi Ibrahim:
Nabi Ibrahim tidak puas hanya dirinya yang menjadi panutan. Dia meminta
kepada Allah:
Allah mengatakan:
Beliau diuji sama Allah dengan mendapatkan orang tua yang musyrik,
mendapatkan kaum yang tidak suka sama diri, bapaknya mengusir dia, kaumnya
berusaha untuk membunuh dia. Nabi Ibrahim dilemparkan ke api bukan untuk
mempertahankan jabatannya, bukan untuk mempertahankan harta yang dia
miliki, dia siap dilemparkan ke dalam api hanya untuk mempertahankan Laa
ilaaha illallah..
Engkau lihat bagaimana pasukan dari kaumnya yang ingin membakar Nabi
Ibrahim. Dia bikin api yang sangat besar untuk menunjukkan kepada umat
manusia kalau mereka bisa menyiksa Ibrahim. Kenapa mereka tidak bikin api
unggun yang kecil lalu melemparkan Ibrahim ke sana? Tidak!
Ibrahim mengatakan, “Kalau sama engkau, aku ngga butuh -Ini pelajaran
pertama dari Nabi Ibrahim- Engkau makhluk dan aku makluk juga. Engkau tidak
akan bisa berbuat kecuali Allah yang menentukan. Adapun kepada Allah, aku
sekarang butuh bantuan Allah.” Lalu Nabi Ibrahim mengatakan:
Apa yang Allah lakukan? Apakah Allah mengirimkan hujan untuk mematikan itu
api? Apakah Allah mengirim angin untuk memadamkan itu api? Apakah Allah
menurunkan es? Tidak!!
يَا نَا ُر ُكونِي بَرْ ًدا َو َساَل ًما َعلَ ٰى ِإ ْب َرا ِهي َم
“Wahai api, jadilah engkau dingin dan keselamatan untuk Nabi Ibrahim.” (QS. Al-
Anbiya[21]: 69)
ngaji.id/klik/13
Kita tidak hentinya mengatakan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..”
Dalam shalat kita, kita memulai dengan Allahu akbar, ruku’ kita katakan Allahu
akbar, sujud kita katakan Allahu akbar, lalu kita masih takut menghadapi
masalah yang ada? Mana keyakinan kita dengan Allahu akbar?
Hari ini hari imamnya memulai dengan tujuh takbir. Hari ini hari untuk
membesarkan Allah. Bagaimana kita mengatakan Allahu akbar kalau ternyata
dalam hati kita masih ada ketergantungan kepada selain Allah Jalla Jalaluh?
Apakah selesai ujian bagi Nabi Ibrahim? Belum selesai!
Allah belum mengatakan “Engkau jadi imam bagi umat manusia,” belum!
Apakah kita punya keyakinan seperti itu? Atau kebanyakan dari kita banyak
mengadu kepada manusia? Mengatakan, “Saya sudah bertahun-tahun berdo’a,
bertahun-tahun berusaha tapi nggak dikasih anak.” Jama’ah, Nabi Ibrahim baru
punya anak ketika umurnya hampir 100 tahun. Kemudian kita tidak akan
mencontoh Nabi Ibrahim dalam kesabaran kita berdo’a memohon kepada Allah?
Allah kabulkan do’anya setelah puluhan tahun beliau berdo’a. Jangan ada lagi
yang mengatakan, “Aku sudah 5 tahun menikah tapi aku belum dikasih anak.”
Tunggu sampai mati! Terus berdo’a! Jangan pernah putus asa memohon kepada
Allah. Contoh pula Nabi Zakaria ketika dia berdo’a memohon kepada Allah
putra. Dia mengatakan:
Dia mempunyai keyakinan bahwa Tuhan dia adalah Rabbul ‘Alamin yang kalau
mau kasih Allah tinggal mengatakan, “Kun Fayakun” Kemudian Allah berikan
putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail. Bertahun-tahun ditunggu,
ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa menimang-nimang putranya?
Tidak! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan putranya di Mekah. Dari Palestina
berangkat ke Mekah, dibawa istri dan anaknya.
Kenapa beliau melakukan itu? Karena Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah
dia masih mencintai Allah lebih daripada kecintaannya kepada putranya?
Jama’ah, jangan berpikir Nabi Ibrahim hanya menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim
disuruh meninggalkan putranya di Mekah. Nabi Ibrahim dihalangi untuk
memandang anaknya. Tapi Nabi Ibrahim berangkat dan diletakkan di sana putra
dan istrinya. Nabi Ibrahim bertolak, tempat itu tidak ada manusia.
Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, ada pohon mungkin untuk
berenang satu dan dua.
Para wanita, contoh Hajar, istrinya Nabi Ibrahim ketika ditinggal sama Nabi
Ibrahim. Dia dibekali air dan kurma lalu Nabi Ibrahim pergi. Hajar mengikuti Nabi
Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa di
sini?” Nabi Ibrahim diam tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan terus
dengan kendaraannya. Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku
kepada siapa?” Nabi Ibrahim diam, tidak menjawab. Lalu Hajar bertanya lagi
yang ketiga, “Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim tidak
menjawab.
Hajar sadar, mungkin pertanyaan dia yang salah. Sebagai istri seorang Nabi,
pertanyaan dia yang harus dirubah. Maka dia merubah pertanyaannya kepada
Nabi Ibrahim, “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang memerintahkan engkau
melakukan ini?” Nabi Ibrahim mengatakan, “Iya” Maka Hajar tatkala itu
mengatakan,”Silakan engkau pergi. Allah tidak akan menelantarkan kami di sini.
Kalau Allah yang menyuruhmu, berangkatlah.”
Wallahi, jama’ah..
Diuji seperti itu Nabi Ibrahim. Apakah ujian untuk Nabi Ibrahim berhenti di situ?
Tidak!
Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Mekah untuk
mengunjungi putranya dan ibunya masih hidup. Dia datang mengunjungi
putranya, dan keesokan hari Nabi Ibrahim mengatakan kepada Nabi Ismail:
Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah masih ada di hatinya dia selain Allah?
ِ َيَا َأب
َ ت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإن َشا َء اللَّـهُ ِم َن الصَّابِ ِر
ين
“Wahai ayahanda, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah
engkau mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]:
102)
Hari ini, kita mencontoh Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita, bukan
anak kita yang kita korbankan kepada Allah. Hanya sedikit dari harta kita dari
hewan ternak. Tapi banyak diantar kita yang masih pelit untuk berqurban. Dia
cari kambing yang paling kecil. Padahal dia bisa membeli seekor sapi.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam -tatkala beliau tidak punya harta- beliau
berkurban dua ekor kambing untuk beliau dan keluarganya. Tatkala Allah
membukakan pintu-pintu rezeki kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam di
akhir hayatnya, beliau menyembelih 100 ekor unta.
Bisakah kita mengurbankan untuk Allah apa yang kita cintai? Belajar dari Nabi
Ibrahim, putranya yang beliau qurbankan.
Ahibbati fillah..
Pulang dari tempat ini, tolong dibaca surah Al-Mumtahanah. Baca surah Al-
Mumtahanah! Di situ Allah mengatakan:
Baca.. agar kita faham contoh yang Allah berikan di diri Nabi Ibrahim buat kita.
أقول هذا وأستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو
الغفور الرحيم
Khutbah Kedua Khutbah Idul Adha Yang Membuat
Menangis: Nabi Ibrahim Idola Kita
Jadilah contoh yang baik buat anak-anak kita. Kalau tidak, anak-anak kita akan
mengidolakan orang-orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa
manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dia cintai. Kasihan anak-anak
kita, tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak
pernah meletakkan keningnya di bumi Allah, yang tidak mengajak umat manusia
kepada Allah, bahkan mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. Kita
biarkan anak kita mencintai mereka atau bahkan orang tua yang mencontohkan
hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
Untuk para wanita, untuk ibu-ibu, untuk mudi-mudi, dan untuk para remaja.
Ketahui bahwasanya wanita itu madrasah sebelum sekolahan dibuka, dia adalah
madrasah ketika madrasah itu tutup, dia adalah madrasah sepanjang masa.
Jangan malu untuk menyatakan bahwa dirinya tidak punya profesi di luar. Ketika
ditanya apa profesimu? Katakan dengan sopan dan lantang, “Aku pencetak
generasi masa depan bangsa. Aku bukan yang menjadi pemuas nafsu lelaki.
Aku bukan menjadi orang-orang yang bekerja hanya untuk membangun
rumahnya, tapi aku membangun negeri ini.”
Dan bagi para wanita, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan. Pada
waktu shalat Ied, beliau datang ke shaf para wanita. Yang kemudian oleh para
ulama dikatakan bahwa itulah salah satu dalil khutbah yang kedua, beliau
mengatakan kepada para wanita:
ص َّد ْق َن
َ َيَا َم ْع َش َر النِّ َسا ِء ت
“Wahai para wanita, sedekahlah kalian, keluarkan harta kalian, berdermalah
kalian.”
Kenapa?
ُأ
ِ َّفَِإنِّي ِريتُ ُك َّن َأ ْكثَ َر َأ ْه ِل الن
ار
“aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
Sebagian wanita terlalu cinta dengan dunia. Lalu ada yang bertanya, “Kenapa
kebanyakan wanita penghuni neraka?”
Hati-hati! Selamatkan diri kalian dengan bersedekah. Buktikan kalau Allah lebih
kalian cintai daripada duit kalian. Itu Bilal datang ke shaf wanita membawa
surban. Para wanita melemparkan gelangnya, kalungnya diputuskan
dilemparkan, cincinnya dilemparkan, karena mereka tahu dunia ini fana.
Ahibbati fillah..
Setelah ini, yang mau berqurban, berqurbanlah. Yang mungkin kemarin (hewan)
qurban yang dia beli murah, kecil, masih ada waktu untuk membeli besok, lusa,
sampai hari tasyrik selesai. Berqurbanlah untuk Allah dan tunjukkan kalau Allah
lebih kita cintai dari semua yang ada di tempat ini.
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar..
Allahu Akbar Walillahilhamd..
Jama’ah Rohimakumulloh..
Do’akan umat Islam yang ada di berbagai penjuru dunia yang mereka terkena
musibah. Jangan hanya mendo’akan diri sendiri. Do’akan saudara-saudara kita
yang ada di Lombok, yang ada di Palestina, yang mereka mendapatkan musibah
dan ujian yang kita tidak mendapatkannya.
ربنا ال تزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمه انك انت
الوهاب
ربنا اتنا في الدنيا حسنه وفي االخره حسنه وقنا عذاب النار
سبحان ربك رب العزه وسالم على المرسلين والحمد هلل رب
العالمين
Ma’asyiral Muslimin.. Ingat!
Allah tidak menerima daging dan darah dari qurban kita. Yang Allah terima
ketaqwaan kita. Maka sembelihlah hewan qurban bukan karena riya’, bukan
karena ingin dipuji, makanlah dari hewan qurban itu. Karena itu sunnah Nabi
‘Alaihish Shalatu was Salam. Pulanglah dari arah tidak tadi ketika datang,
tebarkan salam, terus bertakbir, sampai selesai hari-hari tasyriq ini.
هذا وصلى هللا على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلم
▬▬•◇✿◇•▬▬
https://ngaji.id/klik/13