Anda di halaman 1dari 5

ْ‫وذ بِاهللِ ِمن‬ ُ ‫ َونَ ُع‬،ُ‫ستَ ْغفِ ُره‬ْ َ‫ستَ ِع ْينُهُ َون‬

ْ َ‫ـح َم ُدهُ َون‬ ْ َ‫الـح ْم َد هّلِل ِ ن‬


َ َّ‫إن‬
،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫سيَِّئا‬ َ ْ‫سنَا َو ِمن‬ ِ ُ‫ش ُرو ِر َأ ْنف‬ ُ
‫ش َه ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َو ْح َدهُ اَل‬ ْ ‫ َوَأ‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ضلِ ْل فَاَل َها ِد‬ ْ ُ‫َو َمنْ ي‬
‫سولُه‬ ُ ‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ش َه ُد َأنَّ ُم‬ ْ ‫ َوَأ‬ ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬ َ
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
‫ق‬ َ ‫ يَا َأيُّ َها الَّ ِذ‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫ون‬
َ ‫سلِ ُم‬ ْ ‫تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّ ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم‬
‫س ِدي ًدا‬ َ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل‬ َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذ‬ ،‫وقال تعالى‬
ُ‫سولَه‬ ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْـم َأ ْع َمالَ ُك ْـم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هَّللا َ َو َر‬
ْ ُ‫ي‬
‫فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬
‫ي‬
ُ ‫ْي َه ْد‬ ِ ‫س َن ا ْل َهد‬َ ‫ َوَأ ْح‬، ِ ‫اب هَّللا‬ ُ َ‫ث ِكت‬ِ ‫ق ا ْل َح ِدي‬ َ ‫ص َد‬ َ ‫ فِإنَّ َأ‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
‫ َو ُك َّل‬، ‫ش َّر اُأل ُمو ِر ُم ْح َدثَاتُ َها‬ َ ‫ َو‬، ‫سلَّ َم‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد‬
‫ضاللَ ٍة فِي النَّا ِر‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضاللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬، ٌ‫ُم ْح َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬
Maa’syiral Muslimin rahimakumullah, Pada momentum ibadah Jumat ini, marilah kita
senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan sekaligus senantiasa
meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah
menganugerahkan banyak nikmat kepada kita. Saking banyaknya nikmat yang
diberikan, terkadang kita lupa tidak merawat dan mensyukurinya. Di antara nikmat itu
seperti nikmat sehat, sempat, dan juga yang paling penting adalah nikmat iman dan
Islam.   Semua nikmat yang dianugerahkan kepada kita ini pasti tidak bisa kita hitung
satu persatu.

Kita berada di hari yang sangat mulia. Ia adalah merupakan 10 awal dari bulan Dzulhijjah. Dan sebentar
lagi kita akan mengadakan sebuah ibadah yang agung yaitu ibadah Idul Adha disertai dengan
penyembelihan qurban. Ia adalah merupakan ibadah yang sangat agung dan besar. Ketika Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya (Ismail). Ketika Ismail
telah memberikan dan menyerahkan dirinya untuk disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai simbol
penyerahan diri dan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT. Ini merupakan sebuah bentuk
bagaimana seorang hamba sesungguhnya terhadap Rabbul ‘Alamin.
Ketika Nabi Ismail berkata kepada ayahnya:

ِ َ‫يَا َأب‬
َ ‫ت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإن َشا َء اللَّـهُ ِم َن الصَّابِ ِر‬
‫ين‬
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau
akan mendapati aku insyaAllah termasuk orang-orang yang bersabar.” (QS. Ash-
Shaffat[37]: 102)
Subhanallah.. Ikhwatal Islam..

Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah gantikan dengan
seekor kambing lalu Allah menyebutkan:

ٍ ‫َوفَ َد ْينَاهُ ِب ِذب‬


﴾١٠٧﴿ ‫ْح َع ِظ ٍيم‬
“Dan Kami gantikan dengan sembelihan yang agung.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 107)
Itu menunjukkan bahwasanya sembelihan di Idul Adha adalah merupakan sembelihan
yang agung, sembelihan yang besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini
memberikan kepada kita simbol bahwasanya seorang hamba hendaklah mengorbankan
dirinya terhadap Rabbul ‘Alamin, Rabb yang telah menciptakan dirinya, yang telah
memberikan kepada dia berbagai macam kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak
kepadanya. Itulah iman, itulah ketaatan dan ketundukan.

Ketika seorang hamba menyembelih kambingnya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala


menyebutkan bahwa itu adalah sembelihan yang agung dan besar. Ia adalah ibadah.
Sebagaimana Allah berfirman:

َ ‫ي َو َم َماتِي لِلَّـ ِه َربِّ ْال َعالَ ِم‬


﴿ ‫ين‬ َ ‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
ۖ ُ‫ك لَه‬
َ ‫﴾ اَل َش ِري‬١٦٢
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
Rabbul ‘Alamin. Tidak ada sekutu bagi Dia.” (QS. Al-An’am[6]: 163)
Penyembelihan ini merupakan simbol tauhid (pengesahan hanya kepada Allah).
Bahwasanya ibadah hanya milik Allah Rabbul ‘Izzah. Bahwasanya ibadah murni untuk
Allah semata.

Oleh karena itu, saudaraku..

Hendaklah seorang berusaha semampu mungkin untuk melaksanakan ibadah yang


besar dan agung ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ‫ض ِّح فَاَل يَ ْق َربَ َّن ُم‬


‫صاَّل نَا‬ َ ُ‫َم ْن َو َج َد ِم ْن ُك ْم َس َعةً فَلَ ْم ي‬
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia
mendekati mushola kami.”

Ancaman dari Rasulullah bagi orang yang diberikan kemampuan untuk berqurban, tapi
dia tidak melaksanakan ibadah yang agung ini.

Bagaimana tidak, saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan. Allah
berfirman:

‫لَن يَنَا َل اللَّـهَ لُحُو ُمهَا َواَل ِد َماُؤ هَا َولَ ٰـ ِكن يَنَالُهُ التَّ ْق َو ٰى ِمن ُك ْم‬
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang
sampai kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS. Al-Hajj[23]: 37)
Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul ‘Alamin.

Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau berpikir.
Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat pelajaran yang sangat
agung yang bisa kita petik darinya. Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang
merupakan inti dakwah seluruh Nabi dan Rasul.

menyembelih termasuk ibadah. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda yang artinya

“Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala.” (HR. Muslim)

Ummatal Islam,

Ia adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang ditunjukkan oleh sikap
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam kepada perintah-perintah
Allah. Sungguh ketundukan yang luar biasa. Ketika seorang hamba siap dirinya
berkorban bahkan sampai mengorbankan nyawanya sekalipun dijalan Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Sungguh ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ia adalah merupakan simbol ittiba’. Mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


Oleh karena itu seorang mukmin berusaha untuk mencari sesuatu amalan dari qurban
ini yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang
yang hatinya masih sehat, orang yang hatinya masih selamat, dia akan lebih
memperhatikan lurusnya amal ibadah daripada ibadah itu sendiri.
Ummatal Islam,

Ia adalah merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang hamba berusaha sabar untuk
mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu menunjukkan keimanan kepada Allah.
Karena memang mentaati Allah butuh kesabaran,. Sebagaimana menjauhi kemaksiatan
kepada Allah pun butuh kesabaran,.

Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan mampu
mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu kuatnya, sementara
iblis dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda dan menyesatkan manusia. Oleh
karena itu Ali bin Abi Thalib berkata bahwa  sesungguhnya kesabaran bagi iman
bagaikan kepala bagi tubuh. Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala? Demikian
pula iman tidak akan pernah hidup tanpa kesabaran.

sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali hikmah-hikmah. Maka
dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berqurban dan menyembelih. Akan tetapi ia
mengambil dan memetik hikmah-hikmah yang agung dibalik daripada ibadah itu sendiri.

Khutbah 2

‫ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل‬ َ َّ‫ ِإن‬،‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬
ِ َ‫ َوب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫َو َعلَى‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ِ ‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك‬
‫َم ِج ْي ٌد‬

‫صلُّوا‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي ۚ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬


َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ُ‫ِإ َّن اللَّـهَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
َ ُّ‫صل‬
‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬

ِ ‫ت مُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا‬


َ َ‫ت اَالَحْ يآ ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاال‬
,ِ‫مْوات‬ ِ ‫اغ ِفرْ ْللمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬
ْ ‫اَلل ُه َّم‬
ِ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدعْ َوة‬ َ ‫إ َّن‬
‫ك َأعْ دَا َء‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َودَ مِّرْ َأعْ دَ َء َ‬‫‪ ،‬الل ُه َّم َأعِ َّز ْاِإلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ال ِّديْنِ‬
‫ك م َِن‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْنصُراإلسالم و ْالمُسلِمِين في إندونيسي‪ ,‬اللَّ ُه َّم إ ِّني َأع ُ‬
‫ُوذ ِب َ‬ ‫ِ‬
‫ون‪ ،‬والج َُذ ِام‪َ ،‬و َس ِّيِئ األسْ َقامِ‬ ‫ص‪ ،‬وال ُج ُن ِ‬ ‫ال َب َر ِ‬
‫ِين فِي ِفلِسْ طِ ين‪ ,‬و فى سوري‪ ,‬وفى‬ ‫والمُسلِمِين والم َُجا ِهد َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْنص ُِر اإلسالم ْ‬
‫كل مكان‪,‬‬
‫ت‬ ‫ك أ ْن َ‬ ‫السمِي ُع ال ُّد َعاء ‪ ,‬و ُتبْ َع َلينا يا َم ْو َل َنا إ َّن َ‬ ‫ت َ‬ ‫ك َأ ْن َ‬
‫ربّنا َت َق َّب ْل ُد َعا َء َنا ِإ َّن َ‬
‫ال َّتوّ ابُ الرحيم ‪َ .‬ر َّب َنا َظ َلمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َوِإنْ َل ْم َت ْغ ِفرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن‬
‫اب ال َّنارِ‪.‬‬ ‫لخاسِ ِري َْن َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬ ‫ْا َ‬
‫عِ َبادَ هللاِ !‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬‫لع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر ُك ْم ِباْ َ‬
‫ِإنَّ َ‬
‫هللا ْالعَظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬
‫َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأ‬
‫هللا ْك َبرْ‬‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬ ‫َع َ‬

Anda mungkin juga menyukai