Kita berada di hari yang sangat mulia. Ia adalah merupakan 10 awal dari bulan Dzulhijjah. Dan sebentar
lagi kita akan mengadakan sebuah ibadah yang agung yaitu ibadah Idul Adha disertai dengan
penyembelihan qurban. Ia adalah merupakan ibadah yang sangat agung dan besar. Ketika Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya (Ismail). Ketika Ismail
telah memberikan dan menyerahkan dirinya untuk disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai simbol
penyerahan diri dan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT. Ini merupakan sebuah bentuk
bagaimana seorang hamba sesungguhnya terhadap Rabbul ‘Alamin.
Ketika Nabi Ismail berkata kepada ayahnya:
ِ َيَا َأب
َ ت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإن َشا َء اللَّـهُ ِم َن الصَّابِ ِر
ين
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau
akan mendapati aku insyaAllah termasuk orang-orang yang bersabar.” (QS. Ash-
Shaffat[37]: 102)
Subhanallah.. Ikhwatal Islam..
Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah gantikan dengan
seekor kambing lalu Allah menyebutkan:
Ancaman dari Rasulullah bagi orang yang diberikan kemampuan untuk berqurban, tapi
dia tidak melaksanakan ibadah yang agung ini.
Bagaimana tidak, saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan. Allah
berfirman:
لَن يَنَا َل اللَّـهَ لُحُو ُمهَا َواَل ِد َماُؤ هَا َولَ ٰـ ِكن يَنَالُهُ التَّ ْق َو ٰى ِمن ُك ْم
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang
sampai kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS. Al-Hajj[23]: 37)
Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul ‘Alamin.
Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau berpikir.
Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat pelajaran yang sangat
agung yang bisa kita petik darinya. Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang
merupakan inti dakwah seluruh Nabi dan Rasul.
“Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala.” (HR. Muslim)
Ummatal Islam,
Ia adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang ditunjukkan oleh sikap
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam kepada perintah-perintah
Allah. Sungguh ketundukan yang luar biasa. Ketika seorang hamba siap dirinya
berkorban bahkan sampai mengorbankan nyawanya sekalipun dijalan Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Sungguh ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ia adalah merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang hamba berusaha sabar untuk
mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu menunjukkan keimanan kepada Allah.
Karena memang mentaati Allah butuh kesabaran,. Sebagaimana menjauhi kemaksiatan
kepada Allah pun butuh kesabaran,.
Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan mampu
mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu kuatnya, sementara
iblis dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda dan menyesatkan manusia. Oleh
karena itu Ali bin Abi Thalib berkata bahwa sesungguhnya kesabaran bagi iman
bagaikan kepala bagi tubuh. Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala? Demikian
pula iman tidak akan pernah hidup tanpa kesabaran.
sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali hikmah-hikmah. Maka
dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berqurban dan menyembelih. Akan tetapi ia
mengambil dan memetik hikmah-hikmah yang agung dibalik daripada ibadah itu sendiri.
Khutbah 2
ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َ صلَّي َ آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ اَللَّهُ َّم
ِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
آل َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ِ َ َوب.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ َو َعلَى
َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ك َح ِم ْي ٌد ِ ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك
َم ِج ْي ٌد