Kelas : XI-IPA 5
Khotbah Jum’at
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن َسا َر َعلَى نَه ِْج ِه َ َُوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه
اط ال ُم ْستَقِي ِْم إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا
ِ القَ ِوي ِْم َو َد َعا إِلَى الصِّ َر
َّ َوأَ َرنَا ال َح،ً َو ِز ْدنَا ِع ْلما، َوا ْنفَ َعنَا بِ َما َعلَّ ْمتَنَا،اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا
،ُق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعه
ُاطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه ِ ََوأَ َرنَا الب
ِ َاط َل ب
Amma ba’du …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa
kepada-Nya. Selain bertakwa, Allah memerintahkan kita pula untuk berakhlak yang mulia
kepada sesama. Dengan menjalankan kebaikan dan ketaatan itulah bentuk syukur kita kepada
Sang Khaliq, Rabbal ‘Alamin. Tanpa ketaatan, seseorang tidak disebut bersyukur walaupun dia
memiliki harta yang melimpah dan berbagai nikmat lainnya di tangannya.
Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman,
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta
pengikut setia beliau hingga akhir zaman.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Perintah takwa inilah yang sering kita dengar dalam khutbah Jumat berulang kali,
َق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون
َّ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.“ (QS. Ali
Imran: 102)
“Tidaklah seseorang disebut bertakwa dengan sebenar-benarnya kepada Allah sampai ia bisa
menjaga lisannya.”
ث َعلَ ْي ِه
َ َو َم ْن َماتَ َعلَى َش ْي ٍء ب ُِع
“Siapa yang meninggal dunia dengan suatu keadaan, maka ia akan dibangkitkan seperti keadaan
itu pula.”
Perlu diingat bahwa ada dua amalan yang membuat seseorang mudah masuk surga, yaitu takwa
dan akhlak yang mulia.
Apa itu Takwa?
Takwa asalnya adalah menjadikan antara seorang hamba dan sesuatu yang ditakuti suatu
penghalang. Sehingga takwa kepada Allah berarti menjadikan antara hamba dan Allah suatu
benteng yang dapat menghalangi dari kemarahan, murka dan siksa Allah. Takwa ini dilakukan
dengan melaksanakan perintah dan menjauhi maksiat.
Namun takwa yang sempurna kata Ibnu Rajab Al-Hambali adalah dengan mengerjakan
kewajiban, meninggalkan keharaman dan perkara syubhat, juga mengerjakan perkara
sunnah, dan meninggalkan yang makruh. Inilah derajat takwa yang paling tinggi.
Ibnu Rajab mengatakan bahwa berakhlak yang baik termasuk bagian dari takwa. Akhlak
disebutkan secara bersendirian karena ingin ditunjukkan pentingnya akhlak. Sebab banyak yang
menyangka bahwa takwa hanyalah menunaikan hak Allah tanpa memperhatikan hak
sesama. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:454).
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu
Daud, no. 4682 dan Ibnu Majah, no. 1162. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan)
Bentuk Akhlak yang Baik
Akhlak yang baik (husnul khuluq) ditafsirkan oleh para salaf dengan menyebutkan beberapa
contoh.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan,
“Akhlak yang baik adalah ramah, dermawan, dan bisa menahan amarah.”
َ ِ َو َكانَ ال َّش ْعبِي َك َذل، البَ ْذلَةُ َوال َع ِطيَّةُ َوالبِش ُر ال َح َس ُن
ك
“Bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain.” Demikianlah
Asy-Sya’bi, ia gemar melakukan hal itu.
“Bermuka manis, gemar melakukan kebaikan, dan menahan diri dari menyakiti orang lain.”
Demikian khutbah pertama ini. Semoga kita bisa memiliki ketakwaan dan akhlak yang mulia
yang memudahkan kita ke surga.
أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم
Khutbah Kedua
كك َما تُبَلِّ ُغنَا بِ ِه َجنَّتَ َك َو ِم ْن طَا َعتِ َ اصي َك َما يَحُو ُل بَ ْينَنَا َوبَي َْن َم َع ِ اللَّهُ َّم ا ْق ِس ْم لَنَا ِم ْن َخ ْشيَتِ َ
ارنَا َوقُ َّوتِنَا َما أَحْ يَ ْيتَنَا
ص ِ ت ال ُّد ْنيَا َو َمتِّ ْعنَا بِأ َ ْس َما ِعنَا َوأَ ْب َ
صيبَا ِ ين َما تُهَ ِّو ُن بِ ِه َعلَ ْينَا ُم ِ َو ِم َن ْاليَقِ ِ
ث ِمنَّا َواجْ َعلْ ثَأْ َرنَا َعلَى َم ْن ظَلَ َمنَا َوا ْنصُرْ نَا َعلَى َم ْن َعا َدانَا َوالَ تَجْ َعلْ َواجْ َع ْلهُ ْال َو ِ
ار َ
ط َعلَ ْينَا َم ْن الَ يَرْ َح ُمنَا صيبَتَنَا ِفى ِدينِنَا َوالَ تَجْ َع ِل ال ُّد ْنيَا أَ ْكبَ َر هَ ِّمنَا َوالَ َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا َوالَ تُ َسلِّ ْ ُم ِ
ت ْال َوهَّابُ
ك أَ ْن َ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ
ك َرحْ َمةً إِنَّ َ
َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّ ِ
ار
ان إِلَى يَ ْو ِم ال ّديْن صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ
صحْ بِ ِه و َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس ٍ َو َ