Anda di halaman 1dari 10

‫‪KHUTBAH JUM’AT‬‬

‫‪BEKERJA YANG MENDATANGKAN AMPUNAN ALLAH‬‬

‫ي َ َْ َ ْ َى َ نَا َّلوُ ََ ْ‬ ‫ْا َِّل ِو َّل ِذي ى نَا ِِل َذ وما ُكنَّلا ِنَن ِ‬
‫َ َْ َ‬ ‫َ َ َ ََ‬ ‫َْ ُ‬
‫اا ِّ ونُ دو َ ْ ِْ ُ ْانَّل ُ ُوِثَْنُ ىا ِ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ِب‬ ‫ُ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ ااَ ْ ُ ُ ُ َبَِّننَا بِ َْ َ ُ‬
‫ََن ْ َ ُ َ‬
‫ِ ِ‬
‫ك َوُ َوَ ْش َ ُ َ َّل ُُمَ َّل ً َعْب ُ هُ‬ ‫َ ْش َ ُ َ ْ َ وَ َّل هللُ َو ْح َ هُ َ َش ِريْ َ‬
‫ص َحابِِو َوَم ْن‬ ‫و‬ ‫صالَةُ و َّلسالَم عَى نَبِيَِّننَا ُُم َّل ٍ وعَى ا ِِ‬
‫و‬
‫َ‬
‫َ ََ َ َ ْ‬ ‫َوَ ُ ْ ُوُ َو َّل َ ُ َ‬
‫هلل ‪ُ :‬و ِصي ُ ونََن ْف ِسي بََِن ْ ِ‬
‫هلل‬ ‫اعباد ِ‬ ‫َبِ و ِ َ يَن ِم ِّي ِن‪ََّ .‬لما بَن ُ ‪ :‬فََني ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ ُ َْ ْ‬
‫اعِ ِو َ ََّل ُ ْ َُن ْفِ ُح ْ َ ‪.‬‬
‫َو َ َ‬
‫اا هللُ ََن َا َ ِ ْ ُ ْر ِ ْ َ ِرِْ ‪:‬‬ ‫ََ‬
‫يَاَيَن َ ا َّل ِذيْ َن ََمنُ َّلَن ُ هللَ َح َّل َُن َ ا ِِو َو َ َُْ ُ َّلن ِ َّل َوَنَْنُ ْ ُم ْسِ ُ ْ َ‬
‫س َو ِح َ ٍة َو َخَ َ ِمْنَن َ ا‬ ‫نَّلاس َّلَن ُ َبَّل ُ ُ َّل ِذي َخَ َ ُ ْ ِم ْن نََن ْف ٍ‬‫يَا َيَن َ ا ُ‬
‫ث ِمْنَن ُ َ ا ِ َ ا َكثِ ًري َونِ َسااً َو َّلَن ُ َّلوَ َّل ِذي َ َسااَُ َ بِِو‬ ‫َزْو َ َ ا َوبَ َّل‬
‫َو أل ْ َح َام إِ َّل َّلوَ َكا َ َعَْي ُ ْ َِيبًا‬
‫‪Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah‬‬
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah swt atas
limpahan nikmatnya yang tiada terhingga. Nikmat kaki masih bisa berjalan,
nikmat mata masih bisa melihat, nikmat lisan masih bisa berucap, nikmat iman
yang masih bisa menghantarkan kita ke rumah Allah yang mulia ini. Marilah
sekali lagi kita memperbanyak bersyukur di Jumat mubarak ini. Semoga
dengannya Allah berkenan menambah nikmatnya. Amin Ya Rabb.
Sholawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Habiballah
manusia terbaik di muka bumi, Sayyidina Muhammad SAW, ahlul bait,
sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan ummatnya yang istiqomah mengamalkan
sunnahnya hingga akhir zaman.

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah


Melalui mimbar khutbah ini khatib wasiatkan kepada diri pribadi
khususnya dan kepada jamaah sekalian umumnya, marilah senantiasa kita
tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT baik dari hati, ucapan
lisan maupun taqwa yang tercermin dalam tingkah laku perbuatan.
Pada hari jumat yang mubarak ini izinkan kami menyampaikan khutbah jum’at
dengan tema:
BEKERJA YANG MENDATANGKAN AMPUNAN ALLAH
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah
Bekerja mencari rejeki yang halal adalah kewajiban bagi seorang
muslim, terutama suami atau kepala keluarga, ia berkewajiban untuk memberi
nafkah yang halal kepada keluarganya. Namun, pernahkah kita memahami
ternyata terdapat balasan yang amat luar biasa kepada seorang hamba yang
bekerja keras mencari rejeki yang halal. Mari kita perhatikan hadits berikut ini.
ِ ََ ‫َم ْن بَا َ َكا ًّ ِم ْن‬
‫ب ْاَ َال ِا بَا َ َم ْغ ُفًر َ ُو‬
“Barangsiapa di malam hari kelelahan karena bekerja mencari rejeki yang
halal (di siang hari), maka di malam hari itu ia mendapat ampunan (dari Allah
ta’ala)”. (HR. Ibnu Asakir)
Hadits ini dishahihkan Imam As-Suyuti

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah


Hadits ini menyerukan kepada kita untuk bekerja dan berpenghasilan agar
mampu memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, menjauhkan diri dari meminta-minta
dan menjadi beban bagi orang lain. Menyerukan agar kita bekerja dengan sungguh-
sungguh dan mencurahkan segenap kekuatan sehingga kita layak untuk mendapatkan
ampunan bukanlah semata-mata besarnya hasil yang akan kita dapatkan, tetapi
kesungguhan dan jerih payah kita juga memiliki nilai yang besar dan dapat
mengundang ampunan dari Allah ta’ala.
Mengapa layak mendapatkan ampunan dari Allah ?
1. Seorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh layak mendapatkan ampunan
Allah karena ia melakukan usaha terbaik. Rasulullah saw pernah ditanya.

‫اا َع َ ُ َّلر ُ ِ بِيَ ِ ِه َوُك بََنْي ٍع‬


ََ‫ب‬ ِ ‫َّل‬
ُ َ‫يَا َ ُ َْ و َي ْ َ ْسب َ ْي‬
ٍ‫َمْبَنرو‬
ُ
“Wahai Rasulullah kerja apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Kerja
seseorang dengan kedua tangannya dan setiap jual beli yang bersih”. (HR.
Ahmad)
Rasulullah juga menjelaskan di dalam hadits riwayat Tirmidzi,

‫َوَْبِ ْع َّلسيِّأََة ْاَ َسنَ َ َْ ُح َ ا‬


“Dan iringilah per buatan buruk dengan perbuatan baik yang akan
menghapuskannya”. (HR. Tirmidzi)
Jadi, bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengais rejeki adalah salah satu
perbuatan baik yang dapat menghapuskan disa dan mengundang ampunan Allah
ta’ala.
2. Ia layak mendapat ampunan Allah karena ia telah bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya, dimana hal ini merupakan sedekah terbaik. Rasulullah
saw bersabda :
“Satu dinar yang kamu sedekahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu
sedekahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu sedekahkan untuk
orang miskin, dan satu dinar yang kamu sedekahkan kepada keluargamu, yang
terbesar pahalanya adalah satu dinar yang kamu sedekahkan untuk keluargamu”.
(HR. Muslim)
3. Ia layak mendapatkan ampunan karena ia telah mencurahkan segenap tenaganya.
Dimana kesungguhan dan mujahadah itu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi
Allah dan Dia akan memberikan balasan kepada orang yang melakukanya dengan
hidayah, kesuksesan dan ampunan. Allah swt berfirman :
ِِ ِ ِ ِ ‫و َّل‬
َ ‫اى ُ و فينَا َنََن ْ يََننَّلَن ُ ْ ُ بَُنَنَا َوإِ َّل َّلوَ َ َ َع ْ ُ ْحسن‬
َ َ ‫ين‬
َ َ‫ذ‬
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut :
69)

4. Ia layak mendapat ampunan Allah karena ia bekerja untuk menjaga


kehormatan dan menjauhkan diri dari meminta-minta serta jangan sampai
menjadi beban bagi orang lain. Rasulullah saw bersabda :
“Seandainya salah seorang diantara kamu berangkat pagi hari untuk
mencari kayu bakar dan memikulnya di atas punggung, lalu
menyedekahkan sebagian dari hasilnya, dan membuat dirinya tidak
membutuhkan bantuan orang lain, maka hal itu lebih baik baginya
daripada meminta-minta kepada seseorang, baik ia memberi maupun
menolaknya”. (HR. Muslim)

Kamu muslimin jamaah jumat rahmakumullah


Alangkah ruginya kita jika keringat yang menetes lantaran bekerja
keras mencari nafkah namun tidak mendapatkan bonus pahala ampunan dari
Allah. Karenanya perlu diketahui ada 3 hal yang menjadi syarat yang apabila
terpenuhi akan mengundang ampunan dari Allah SWT.
1. Mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.
Rasulullah saw bersabda :
“Carilah rejeki dengan cara yang baik, ambillah yang halal dan
tinggalkan yang haram” (HR. Baihaqi)
Apa dampaknya ketika kita dengan sengaja atau tanpa sengaja
membawa yang haram ke rumah kita, memberikannya kepada anak dan
istri atau orang tua kita? Tentu ini merupakan awal dari bencana dalam
keluarga. Relakah kita anak-anak yang fitrah itu tumbuh dari yang haram?
Ketahuiah anggota tubuh yang tumbuh dari yang haram mudah bergeletar
jika berdekat dengan dengung kemaksiatan. Mata yang dialiri rejeki tidak
halal akan mudah tertarik dan ketagihan melihat hal-hal yang haram. Juga
teling yang tersusun dari zat-zat yang tak suci , lebih suka mendengarkan
dusta, gosip atau ketidakbaikan. Lidah yang tubuh dari rejeki terdosa lebih
ringan memfitnah, menggibah, mencela, dan berdusta. Tangan menjadi
mudah mengambil hak sesama dan kaki pun jadi berta untuk dibawa ke
masjid dan majelis-majelis ilmu bahkan ia sulit dikendalikan dari
langkahnya ke tempat kemaksiatan.
Rasulullah SAW pernah mengisahkan seorang laki-laki yang sedang
menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut, kakinya berdebu. Ia
menengadahkan tangannya ke arah langit seraya berkata Ya Rabbb…Ya
Rab…. .Namun makanannya haram, minumannya haram, dan ia
dibesarkan dari barang yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya
akan terkabulkan’. Beliau seakan mengisaratkan dengan kalimat
dibesarkan dengan yang haram, merupakan kesalahan dari orangtua yang
meberinay nutrisi dari yang haram sejak kecil. Akibarnya si anak yang
terkena batunya setelah dewasa, doanya sulit terkabulkan terhalang dosa
makanan haram.
Abdullah bin Umar ra. Berkata : “Demi Allah, memastikan halalnya
satu suapan ke mulutku lebih aku sukai daripada bersedeqah seribu
dinar”.
Kita juga mengenal kisah kecerdasan sosok Imam Syafi’i. Diantara
rahasia kecerdasan beliau adalah penjagaannya dari hal-hal yang haram.
Pernah suatu ketika beliau mengunjungi Imam Ahmad di Bagdad. Saat
menyantap makanan di rumah Imam Ahmad, Imam Sayfii tampak begitu
lahap dan sampai membersihkan sisa makanan di piring keluarga Imam
Ahmad dan memasukkan ke piring beliau dan memakannya. Sampai-
sampai hal ini membuat anak Imam Ahmad keheranan dan bertanya-tanya.
Kemudia Imam Syafii menjelaskan, Nak dalam perjalanan ke sini aku
ahanya meminum air selama perjalan dan menahan tidak makan karena
khawatir dari kehalalan makanan yang kutemui saat perjalanan.
Sesungguhnya aku yakin bahwa hidangan di rumah keluarga Ahmad bin
Hanbal adalah makanan yang berasal dari sumber tersuci di muka bumi.
Kehalalannya terjami. Maka demi Allah aku berharap berkah dari
menkimati jamuan di rumah kalian. Hingga kusantap semua sajian tanpa
sisa.

2. Pekerjaan itu tidak membuatnya lalai dari kewajiban-kewajiban lain


sebagai seorang muslim seperti shalat lima waktu dan shalat jum’at.
Apa yang kita harapkan dari pekerjaan hingga berani meninggalkan
kewajiban kita kepada Allah, sampai berani melalaikan shalat.
Na’udzuillah.

3. Menunaikan apa yang menjadi kewajibannya dalam bekerja.


Senantiasa jujur dan tidak berdusta, menepati janji dan tidak menyalahinya,
berusaha dalam sektor yang halal, dan menggunakan hasilnya untuk hal-hal
yang baik dan halal pula.
Inilah tiga hal yang harus kita perhatikan, agar pekerjaan kita tidak hanya
mendapatkan hasil yang memuaskan namun berbuah ampunan dari Allah
SWT.

‫َأ ُق ْو ُا ََن ِْ َى َذ َو ْ ََن ْغ ِفُر هللَ ِ َوَ ُ ْ َوِ َسااِِر ا ْسِ ِ ْ َ إِنَّلوُ ُى َ َس ِ ْي ُع‬
ُ
‫ي‬ ِ
ْ
ُ َ
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫ْ َاَ ِ ْ َ َوبِِو نَ ْسَ ِ ْ ُ َعَى ُُم ْ ِ نَْنيَا َو ِّيْ ِن‬ ‫َ ْا ُِ ِ‬
‫هلل َ ِّ‬ ‫َْ‬
‫َ ْ َ إِ وَ إِ َّل هللُ َو ْح َ هُ َ َش ِريْ َ‬
‫ك َوُ‬ ‫َ ْش َ ُ‬
‫‪َ .‬وَ ْش َ ُ َ َّل ُُمَ َّل ً َعْب ُ هُ َوَ ُ ْ ُوُ‬
‫ّ َّل ص ِّ عَى يِّ ِ نَا ُُم َّل ٍ وعَى ِِو وَصحابِِو ْ ِ‬
‫َْجَ ْ َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ َ َ َ‬
‫‪.‬وَم ْن َبِ َ ُ ْ بِِ ْح َسا ٍ إِ َ يََن ْ ِم ِّيْ ِن‬ ‫َ‬
‫هلل ُو ِصي ُ ونََن ْف ِسي بََِن ْ ى ِ‬
‫هلل فََن َ ْ فَ َاز ْ ُ َّلَن ُ ْ َ‬ ‫َّلَما بَن ُ فََنيا ِعباد ِ‬
‫َْ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َ َ َ‬
‫اعِ ِو َ ََّل ُ ْ َُنْر ًُْ َ‬ ‫َحث ُ ْ َعَى َ َ‬ ‫‪.‬و ُ‬
‫َ‬
‫نَّلاس ْعبُ ُ و َبَّل ُ ُ َّل ِذي‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬
‫اا هللُ ََن َا َ ْ ْ ُ ْر ْ َ رْ ‪ :‬يَاَيَن َ ا ُ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫خَ َ ُ و َّل ِذ ِ ِ‬
‫صَّلى هللُ‬ ‫ين م ْن ََنْب ُ ْ َ ََّل ُ ْ ََنَّلَن ُ َ َو اَ َا َ ُ ْ ُا هلل َ‬ ‫َ َْ َ‬
‫ت وَْبِ ْع َّلسيِّئَ َ ْاَسنَ َ َْ ُح َ ا و َخاِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َعَْيو َو َ َّل َ ‪َّ :‬ل َّلو َحْيثُ َ ا ُكْن َ َ‬
‫نَّلاس ِ ُُ ٍ حس ٍن‪ .‬ص َ َق هلل ْ ِ‬
‫ص َ َق َ ُ ْ ُوُ ِنَّلِب ْ َ ِرُْ‬ ‫و‬ ‫ي‬
‫ُ َ ُْ َ َ‬ ‫ظ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ‬
Hadirin Jamaah Jumta Rahimakumullah...
Mampukah kita beribadah full selama 24 jam? Tidur kita menjadi
ibadah, bermain bersama anak menjadi ibadah, menuntut ilmu bernilai ibadah,
dan bekerja bernilai ibadah. Jawabannya mungkin, caranya adalah dengan
menyertakan niat kepada Allah dalam setiap aktivitas kita. Maka jika ingin
pekerjaan itu bernilai ibadah di sisi Allah maka niatkan pekerjaan tersebut
karena Allah.
Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu)
dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam
bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan
setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa
yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan
Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan)
dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada
apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’”
Marilah bersama kita berdoa kepada Allah swt.

‫َحياَِا‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ْ ‫َ ّ ُ َّل ْغفْر ْ ُ ْس ْ َ َو ْ ُ ْس َ ا َو ْ ُ ْؤمن ْ َ َو ْ ُ ْؤمنَا ْأل‬
ِ ‫ااي ْاا ا‬ ِ ِ ِ ‫ك َِ يع َ ِري‬ ِ ِ ِ
َ َ َ َ‫َّلع َ َو‬ َ ‫ب‬ ُ ‫ب ُ ْي‬ ٌ ْ ٌ ْ َ ‫مْنَن ُ ْ َوْأل َْم َ إنَّل‬.
ِ ِ ِ
‫صًر َك َ ا‬ ْ ِ‫َخطَأْنَا َبَنَّلنَا َوَ ََْت ْ َعَْيَننَا إ‬
ْ ‫َبَنَّلنَا َ َُن َؤ خ ْذنَا إِ ْ نَسينَا َْو‬
ِ ِ ِ ‫َ ْ و عَى َّل ِذ‬
‫ف َعنَّلا‬ ُ ‫ين م ْن ََنْب نَا َبَنَّلنَا َوَ َُتَ ِّ ْنَا َما َ َا َ َ َنَا بِو َو ْع‬ َ َ َُ َ
ِ ِ ِ
َ ‫صْرنَا َعَى ْ َ ْ م ْ َ اف ِر‬
.‫ين‬ ُ ْ‫ت َم َْ نَا فَان‬ َ ْ‫َو ْغفْر َنَا َو ْ َْنَا َن‬
‫َصِ ْ َ َ بََنْينِنَا َو ْى ِ نَا ُ بُ َ َّلس َالِم َوََنِّنَا‬ ْ َِّ ‫َّل ُ َّل‬
ْ ‫ف بََن ْ َ َُنُ بِنَا َو‬
‫ َو َ نِّْبَننَا ْ َف َ ِح َ َما َ َ َر ِمْنَن َ ا َوَما بَطَ َن‬، ِ ‫ِم َن ظُ َ ا ِ إِ َ ن‬
‫وَُنُ بِنَا و َْزو ِ نَا و ُِّيَّلا ِ‬ ‫صا ِنَا‬ ‫ِ‬
‫ب‬‫َ ْ‬ ‫ُ‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َوبَا ِ ْ َنَا ِ َ َْاعنَا َوَبْ َ‬
‫ك ُمثْنِ َ ِِبَا‬ ‫و ْنا شاكِ ِر ِ‬
‫ين نِ َ ِ َ‬ ‫َ ََْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ي‬ ‫ك َنْت َّلَن َّل َّلرِ‬
‫ح‬ ‫ُ‬ ‫َعَْيَننَا إِنَّل َ َ‬
‫َِلَا َوَِِ ْ َ ا َعَْيَننَا‬ ‫ِ‬
‫ك َابِ َ‬ ‫َعَْي َ‬
‫َ ّ ُ َّل ْدفَ ْع َعنَّلا ْغَالَا و ْ بَاا و ِّربَا و ِّلنَا و َّلل َ ِزَا و ْ ِ َحن‪ .‬و ُ ا ْ ِف َ ِ‬
‫َت‬ ‫َ َ َ َْ‬ ‫ََ َ ََ َ َ‬
‫اص ً َو َع ْن َ ااِِربَالَ ِد ْ ُ ْسِ ِ ْ َ َع َّلام ً‬
‫َما َ َ َرِمْنَن َ ا َوَمابَطَ َن َع ْن بََنَ ِ نَا َى َذ َخ َّل‬
‫ِ‬
‫‪.‬يَا َ َّل ْ َاَ ْ َ‬
‫‪َ .‬بَنَّلنَا ِنَا ِ نَْنيَا َح َسنَ ً َوِ ْْل ِخَرِة َح َسنَ ً َوِنَا َع َذ َ نَّلا‬
‫هلل! إِ َّل َّلوَ يَأْ ُمُر بِاْ َ ْ ِا َو ِْْل ْح َسا ِ َوإِيَ ِاا ِ ي ْ ُ ْرََب َويََنْنَن َ ى َع ِن‬
‫ِعباد ِ‬
‫ََ‬
‫ِ‬ ‫َّل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َف ْح َشاا َو ْ ُ ْن َ ر َو ْبََن ْغ ِي يَ ظُ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َذ َّلكُرو َ فَا ْ ُكُرو هللَ ْ َظْي َ‬
‫‪.‬ي ْذ ُكرُك و ْش ُ روه عَى نِ ِ ِو ي ِلْد ُك وَ ِذ ْكر ِ‬
‫هلل َ ْكبََنُر‬ ‫َ ْ َْ َُُ َ َ َْ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai