Anda di halaman 1dari 6

‫ َه َد اَنا إىَل ِص اِط اْل َتِق ْيِم ِص اِط اَل ِذ ْي َاْنَعْم َت َعَلْيِه ْم َغِرْي‬.....

‫`اَحْلْم ُد هلل اَل ِذْي َأْر َس َرُس ْو َلُه َمْحًة ِلْلَع اَلِم َنْي‬
‫َن‬ ‫َر‬ ‫َر ُمْس‬ ‫َو‬ ‫َر‬ ‫َل‬
‫ِل‬ ‫ِا‬ ‫ِا‬
‫ َاْش َه ُد َاْن اَل َل َه اَّل اُهلل َاْلَم ا ُك احْل ُّق اْلُم ِبُنْي َو َاْش َه ُد َاَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد اَرُس ْو ُل اهلل‬.... ‫اْلَم ْغُض ْو ِب َعَلْيِه ْم َو اَل الَض اِّلَنْي‬
.... ‫َص اِد ُق اْلَو ْع ِد اَاْلِم ِنْي‬
‫ِبِه‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِخ‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫ َو َعَلى َا َو َص ْح‬.... ‫ َو َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّي َنا حمم ىِف ْاَال ِر ْيَن‬.... ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلي َس ِّي َنا حمم ىِف اَاْلَّو َنْي‬
‫ َيُق ْو ُل‬....، ‫ َفَيا َأُّيَه ا اَحْلاِض ُر ْو َن ُأْو ِص ْي ِبَنْف ِس ْي َأَّو اًل َّمُث ُأْو ِص ْيُك ْم ِبَتْق َو ي اِهلل َفَق ْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو َن‬،....‫َاَمْجِعَنْي َأَّم اَبْع ُد ُه‬
‫ِظ‬ ‫ِل‬ ‫ِإ‬ ‫ِتِه‬ ‫َّلِذ‬ ‫ِن ِرِمْي‬ ‫يِف‬
‫ َيا َأُّيَه ا ا يَن آَم ُنوا اَّتُقوا ال َه َح َّق ُتقا َو ال ُمَتوُتَّن َّال َو َأْنُتْم ُمْس ُم ون َص َد َق اُهلل اْلَع ْيُم‬. ‫اُهلل َتَعاىَل اْلُقْر آ اْلَك‬:
‫َّل‬

Sidang jum’at yang dirahmati Allah;

Berbicara tentang Rizqi adalah berbicara tentang satu bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan manusia. Allah telah menciptakan dan memberikan rizqi itu untuk
manusia dan setiap makhluk-Nya. Bahkan kata rizqi disebut sebanyak 123 kali dalam
alquran dengan berbagai bentuk dan fariasinya, yang menggambarkan betapa luasnya
makna kata rizqi itu, bisa berupa makanan air yang menghidupkan, hasil usaha,
binatang ternak, isteri dan anak-anak ilmu pengetahuan, keahlian. Dan sebagainya.

Sidang jum’at yang dirahmati Allah;

Bekerja untuk mencari rizqi guna memenuhi kebutuhan hidup adalah tuntutan
setiap insan. Islam menyuruh kita supaya berusaha mencari rizqi halal dengan dengan
cara yang benar. Rumah sebagai tempat berteduh, pakaian sebagai selimut tubuh,
dan makanan untuk penjaga kesehatan badan mesti berasal dari barang-barang yang
baik dan halal sumbernya. Seperti dijelaskan Alquran :
‫ِت‬
‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس ُك ُلوْا َّمِما يِف اَألْر ِض َح َالًال َطِّيبًا َو َال َتَّتِبُعوْا ُخ ُطَو ا الَّش ْيَطاِن ِإَّنُه َلُك ْم َعُد ٌّو ُّم ِبٌني‬
“Wahai sekalian manusia, makanlah daripada rizqi yang ada di bumi (dari sumber)
yang halal dan baik. Janganlah kalian mengikuti jejak langkah syaitan. Sesungguhnya
dia itu adalah musuhmu yang nyata”. (QS.Al-Baqarah 2:168).
Imam Muslim meriwayatkan dalam sahihnya bahwa ada seorang manusia yang
sudah jauh berjalan, ‫ُيِط ْي ُل الَّس َف َر‬: menempuh padang dan menyeberangi sahara, bajunya
sudah penuh berdebu, dan rambutnya kusut masai, ‫ َأْش َعَث َأْغ َبَر‬kemudian duduk
bersimpuh berdoa kepada Allah akan ini dan itu. ‫ َيا َر ِّب‬، ‫ َيا َر ِّب‬: ‫ُمَيُّد َيَد ْيِه ِإىَل الَّس َم اِء‬
Satu gambaran anak manusia yang telah mengerahkan seluruh tenaga untuk
mencari rizqi dalam kehidupan ini. Sayang orang tersebut berpakaian dari hasil uang
haram. Begitu juga makanan serta minuman yang didapat.
‫ِل ِل‬
Terhadap hal itu Rasul Saw berkata : ‫؟‬ ‫َفَأىَّن ُيْس َتَج اُب َذ َك‬
“Mana mungkin Allah akan mendengar permintaannya”. (HR.Muslim dari Abu
Hurayrah ra).
Sahabat Saád ibn Abi Waqqas ra pernah datang menghadap Rasulullah saw untuk
meminta nasihat dan wejangan. Nabi saw pun berkata : “Wahai Saád, makanlah dari
sumber makanan yang halal (dan baik), pasti doamu diperkenan Allah”. (Al-Ghazali
dalam kitab Ihya Ulumudin)
Bahkan ada ungkapan “Cari yang haram saja susah apalagi cari yang halal!”
Ungkapan di atas seolah telah menjadi legalitas untuk mencari harta dengan cara-cara
yang tak halal. Begitulah sebagian kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat.
Khususnya, dalam urusan mencari rezeki, hanya sedikit yang mau peduli dengan
rambu-rambu syari’at. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan
perilaku semacam ini sebagaimana tersebut dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu
‘anhu, bahwa Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫اٍم‬ ‫ٍل ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِت‬


‫َلَيْأ َّنَي َعَلى الَّناِس َز َم اٌن اَل ُيَبايِل اْلَمْر ُء َمِبا َأَخ َذ اْلَم اَل َأ ْن َح اَل َأْم ْن َح َر‬
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan
cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara
yang haram“. [HR Bukhari].

Sidang jum’at rahimakumullah;


Kita seringkali merasakan sempitnya jalan mencari rezeki dan lebih banyak hanya
menunggu rezeki dibandingkan berikhtiar maksimal? ketahuilah menjemput rezeki
Allah SWT adalah kewajiban setiap mahluk.
Diterangkan dalam Al-Qur'an, ada 4 cara Allah SWT memberi rezeki kepada
makhluk-Nya:
1.Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin oleh Allah

‫َو َم ا ِم ن َدآَّبٍة يِف اَألْر ِض ِإَّال َعَلى الّلِه ِر ْز ُقَه ا‬


“Tidak satupun yang melata di bumi ini kecuali telah dijamin Allah rizqinya (QS.
11/Hud : 6).

Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk
hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.Selain jaminan Allah, ayat
ini juga menjelaskan bahwa yang mendapat jaminan itu hanyalah mereka yang
dabbah (melata, aktif, dan bergerak)
2.Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan
‫ِل‬
‫َو َأْن َلْيَس ِإْل ْنَس اِن ِإاَّل َم ا َسَعٰى‬
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS.
An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang kita kerjakannya. Jika kita
bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih
berilmu, lebih sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang
kita itu muslim atau kafir. Mumin atau fasiq.

3.Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai
bersyukur

‫َلِئْن َش َك ْر ْمُت َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َك َف ْر ْمُت ِإَّن َعَذ ايِب َلَش ِديٌد‬.
“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat
merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji
Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera dan
tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4.Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-
sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT
“…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-
Thalaq:2-3)
Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang
bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Rezeki ini akan diberikan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Allah SWT
berikan rezeki ini karena kecintaan Allah SWT kepadanya.
Jadi, marilah senantiasa meningkatkan iman dan takwa serta ibadah kita kepada Allah
SWT. Disamping mencari rezeki yang halal Insya Allah, berbagai kebaikan akan
mengalir sejalan dengan usaha kita

Demikianlah prinsip-prinsip alquran dalam pencaarian rizqi sehingga dengan


menegakkan prinsip-prinsip tersebut kehidupan kita kaum muslimin menjadi lebih
baik dan sukses dimasa-masa mendatang. Dan dalam suasana sesulit apapun seorang
muslim jangan kehilangan akal sehatnya untuk mencari berbagai cara mencari rizqi
yang lebih besar. Sebab sejauh mana keikhlasan, kesabatan dan kesungguhannya
dalam mencari rizqi Allah pasti akan menyertai mereka .

‫ِم‬ ‫ِت ِّذ ِر ِك ِم‬ ‫ِف ِه ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ِن ِظ ِم‬ ‫يِف‬
‫ َو َتَق َّب َل اُهلل ْيِّن‬، ‫ َو َنَف َعْيِن َو َّياُك ْم َمِبا ْي َن ْاآلَيا َو ال ْك اَحْل ْي‬، ‫َباَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم اْلُقْر آ اْلَع ْي‬
.‫ َأْس َتْغِف ُر اَهلل اْلَعِظ ْيَم ْيِل َو َلُك ْم َو اْس َتْغِف ُر ْو ُه ِإَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬.‫ ِإَّنُه ُه َو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم‬،‫َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه‬
‫َحْلْم ُد ِهلل َعل ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعل َتْو ِفْيِقِه َو ِاْم ِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال اُهلل َو اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َأْش َه ُد أَّن‬
‫َى‬ ‫َى‬
‫َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه الَّداِعى إَىل ِر ْض َو اِنِه‪ .‬اللُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ِو َعَلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا‬
‫ِكثْيًر ا‬
‫َأَّم ا َبْع ُد َفيَا َاُّيَه ا الَّناُس ِاَّتُق وا اَهلل ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُه ْو ا َعَّم ا َنَه ى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِب َأْم ٍر َبَد َأ ِفْي ِه ِبَنْف ِس ِه َو َثـىَن َمِبآل‬
‫ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاىَل ِإَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنىِب يآ َاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُه َّم‬
‫ِئ ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِئ‬ ‫ٍد‬ ‫ِل ِد‬ ‫ِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫َص ِّل َعَلى َس ِّي َنا َحُمَّم َص َّلى اُهلل َعَلْي َو َس ِّلْم َو َعَلى آ َس ِّي نَا َحُمَّم َو َعَلى َاْنِبيآ َك َو ُرُس َك َو َم آل َك ْاُملَقَّر ِبَنْي َو اْر َض‬
‫ِبِا اٍن‬ ‫ِبِع ِبِع‬ ‫ِة ِبِع‬ ‫ِق ِة‬ ‫ِل‬ ‫ٍر‬ ‫ِء ِش ِد‬
‫الّلُه َّم َعِن ْاُخلَلَف ا الَّر ا ْيَن َأىِب َبْك َو ُعَم ر َو ُعْثَم ان َو َع ى َو َعْن َب َّي الَّص َح اَب َو الَّتا َنْي َو َتا ي الَّتا َنْي ُهَلْم ْح َس‬
‫ِمِح‬ ‫ِت‬ ‫ِا ِم‬
‫َلىَيْو الِّد ْيِن َو اْر َض َعَّنا َمَعُه ْم ِبَر َمْح َك َيا َأْر َح َم الَّر ا َنْي‬
‫َاللُه َّم اْغِف ِلْل ْؤ ِمِنَنْي ْا ْؤ ِم َن اِت ْا ِلِم َنْي ْا ِل اِت َاَالْح يآء ِم ْنُه ْاَالْم اِت اللُه َّم َأِع َّز ْاِإل ْس َالَم ْا ِلِم َنْي َأِذ َّل‬
‫َو‬ ‫َو ُملْس‬ ‫ْم َو َو‬ ‫َو ُملْس َم‬ ‫َو ُملْس‬ ‫َو ُمل‬ ‫ْر ُم‬
‫الِّش ْر َك َو ْا ْش ِر ِكَنْي َو اْنُص ْر ِعَب اَدَك ْا َو ِّح ِد َّيَة َو اْنُص ْر َمْن َنَص َر الِّد ْيَن َو اْخ ُذ ْل َمْن َخ َذَل ْا ْس ِلِم َنْي َو َدِّم ْر َأْع َد اَء الِّد ْيِن‬
‫ُمل‬ ‫ُمل‬ ‫ُمل‬
‫ِم‬ ‫ِمل‬ ‫ِة‬ ‫ِمل‬
‫َو اْع ِل َك ِلَم ا َك ىَل َيْو َم الِّد ْيِن ‪ .‬اللُه َّم اْد َفْع َعَّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َال َل َو ْا َح َن َو ُسْو َء ْال ْتَن َو ْا َح َن َم ا َظَه َر ْنَه ا َو َم ا‬
‫ِف‬ ‫ِز‬ ‫ِإ‬ ‫ِت‬
‫َبَط َعْن َبَل ِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا خآَّص ًة اِئِر ْالُبْل َد اِن ْا ِلِم َنْي عآَّم ًة َي ا َّب ْالَع اَلِم َنْي ‪َّ .‬بَن ا آِتنَا ىِف الُّد ْنَيا َح َنًة ىِف‬
‫َس َو‬ ‫َر‬ ‫َر‬ ‫ُملْس‬ ‫َو َس‬ ‫َن‬
‫ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُف َس َنا َو اإْن ْمَل َتْغِف ْر َلَنا َو َتْر ْمَحَنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْاَخلاِس ِر ْيَن ‪.‬‬

‫ِع‬ ‫ِء‬ ‫ِن ِإ ِء ِذ‬ ‫ِب ِل‬ ‫ِع ِهلل ِإ‬


‫َباَد ا ! َّن اَهلل َيْأُمُر َن ا ْالَع ْد َو ْاِإل ْح َس ا َو ْيتآ ي ْالُق ْر َىب َو َيْنَه ى َعِن ْالَف ْح شآ َو ْاُملْنَك ِر َو ْالَبْغي َي ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم‬
‫َتَذ َّك ُر ْو َن‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِن ِمِه‬ ‫ِظ‬
‫َو اْذُك ُر وا اَهلل ْالَع ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َعلَى َع َيِز ْد ُك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك َبْر‬

Anda mungkin juga menyukai