Anda di halaman 1dari 5

‫ وهلل الحمد‬،‫هلل أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬، ‫ هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬،‫هللا أكبر هللا

أكبر هللا أكبر‬


ً‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ الَ إلَ َه ِإالَّ هللا َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْيكَ لَ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ مُحَ مَّدا‬،ُ‫هلل الذي صَ دَقَ َوعْ دَ هُ َو َنصَ رَ عَ بْدَ هُ َوَأعَ َّز ُج ْندَ هُ َوه ََز َم ْاَألحْ َزابَ َوحْ دَ ه‬ ِ ‫ْالحَ مْ ُد‬
َ ْ َ
َ‫ فيَا عِ بَاد‬:ُ‫ أمَّا َبعْ د‬،ِ‫ان ِإلى ي َْو ِم القِيَا َمة‬ ْ ‫َأ‬ َ َ ْ َّ َ َ ِّ َ َ ُ
ٍ َ‫ الل ُه َّم صَ ِّل َوسَ ل ْم عَ لى هَذا الن ِبيِّ الك ِري ِْم َوعَ لى الِ ِه َوصَ حْ ِب ِه َو تبَاعِ ِه بِِإحْ س‬،ُ‫عَ ْب ُدهُ َورَ س ُْول ُه ال ن ِبيَ َبعْ دَ ه‬
َ‫ب يَا ُب َنيَّ ِإنَّ هللا اصْ َط َفى لَ ُك ُم ال ِّدينَ َفال‬ َ :‫ وقا َل هللا تعالى‬. َ‫از ْال ُم َّتقُ ْون‬
<ُ ‫(و َوصَّى ِبهَا ِإ ْبرَ ِه ْي ُم َب ِن ْي ِه َو َيعْ قُ ْو‬ َ ‫ ُأوصِ ْي ُك ْم َوِإيَّايَ ِب َت ْق َوا هللا َف َق ْد َف‬،‫هللا‬
) َ‫َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َواَ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْون‬

Ilustrasi – Shalat Idul Adha di


Masjid Agung Al-Azhar, Kompleks Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Jum’at (26/10/2012). (TRIBUNNEWS.COM/IMANUEL NICOLAS
MANAFE)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
dakwatuna.com – Pada hari ini, di pagi yang berbahagia ini, jutaan manusia
mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, sebagai proklamasi internasional atas
kebesaran dan keagungan Allah, Rabbul ‘alamin, Pencipta dan Penguasa tunggal alam
semesta. Dia-lah satu-satunya yang berhak disembah, dipuji dan dipuja.
Proklamasi akbar ini dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati dua momentum
(peristiwa) penting, yang menunjukkan kesatuan dan persatuan yang diikat oleh aqidah
Islamiyah. Pertama, di kawasan Makkatul Mukarramah berkumpul kaum Muslimin dari
seluruh penjuru dunia guna melaksanakan ibadah haji. Mereka berkumpul tanpa dibedakan
bahasa, bangsa, status sosial, dan warna kulit. Kedua, di setiap sudut dari lima benua di
dunia ini, serentak dilakukan shalat ‘Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban.
Setiap kali kita mengenang dua peristiwa penting ini, kita tidak pernah lupa kisah manusia
agung yang diutus oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi dan Rasul, yakni Nabi Ibrahim as
beserta keluarganya, Hajar dan Ismail as. Keagungan pribadinya membuat kita, bahkan Nabi
Muhammad Saw, harus mampu mengambil keteladanan darinya. Allah SWT berfirman:
‫ت لَ ُك ْم ُأسْ َوةٌ حَ سَ َن ٌة فِي ِإ ْبرَ اهِي َم َوالَّذِينَ مَعَ ُه‬
ْ ‫َق ْد َكا َن‬
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersamanya”.  (QS Al-Mumtahanah: 4).
Dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim beserta keluarga dan dari
pelaksanaan ibadah haji yang sedang berlangsung di Tanah Suci, Makkah al-Mukarramah,
paling tidak ada ada empat pelajaran yang sangat penting.
Pertama, kesinambungan generasi yang shalih. Belajar dari profil kehidupan Nabi Ibrahim
as membuat kita harus memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesinambungan
generasi shalih yang dapat memperjuangkan tegaknya nilai-nilai kebenaran. Hal ini karena
ketika usia Nabi Ibrahim as sudah semakin tua, kerinduannya pada generasi pelanjut
perjuangan menjadi semakin besar dan iapun terus berdoa agar Allah SWT
menganugerahkan kepadanya keturunan yang shalih. Kondisi generasi muda kita sekarang
boleh dibilang cukup memprihatinkan. Kasus-kasus perzinaan, pemerkosaan, pembunuhan,
perkelahian, pencurian, narkoba, AIDS, dan berbagai kasus kriminal lainnya adalah kasus-
kasus yang banyak dilakukan oleh generasi muda.
Oleh karena itu, satu hal yang harus kita ingat bahwa anak merupakan anugerah sekaligus
amanah. Disebut anugerah karena manusia tidak mampu dan tidak akan bisa menciptakan
anak. Sebagai orang tua kita harus ingat bahwa anak itu bukan buatan kita, kita hanyalah
sebab bagi lahirnya sang anak, karena itu tidak sedikit suami- istri yang sudah lama berumah
tangga dan mendambakan lahirnya sang anak belum juga lahir anak yang didambakan itu
karena anak itu bukan ia yang mencipta.
Di samping itu tidak sedikit orang tua yang menginginkan punya anak laki-laki tapi yang lahir
ternyata perempuan atau menginginkan anak perempuan tapi yang lahir justru anak laki-laki,
begitulah seterusnya. Sebagai anugerah dari Allah SWT, maka setiap orang tua harus
mensyukuri kehadiran sang anak, apapun jenis kelaminnya dan bagaimanapun keadaan
anak itu. Hal lain yang harus mendapat perhatian kita dalam kaitan dengan anak sebagai
generasi pelanjut adalah bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT yang tidak boleh
disia-siakan. Anak selanjutnya harus dididik dengan sebaik-baiknya sebagaimana Nabi
Ibrahim dan Hajar telah mendidik anaknya Ismail dengan sedemikian baik. Sebagai seorang
ibu, Hajar memberikan perhatian kepada anaknya Ismail dengan begitu baik sehingga ia
harus berlari bolak balik dari shafa ke marwa untuk mencari air minum. inilah yang kemudian
disebut dengan sa’i dari shofa ke Marwa. Di samping itu, Allah SWT juga mengabadikan
perhatian dari orang tua yang begitu besar kepada anaknya dengan apa yang disebut
dengan hijr Ismail, yang berarti pangkuan Ismail, suatu tempat yang begitu mulia yang di
situlah dahulu Ismail dipangku, diasuh, dididik dan dibesarkan oleh ibunya yaitu Hajar.
Untuk bisa melahirkan generasi yang shalih, yang harus shalih terlebih dahulu adalah kita
sebagai orang tuanya. Bagaimana bisa orang tua mendambakan anaknya menjadi shalih bila
ia sendiri tidak shalih? Mendidik anak harus dimulai dengan keteladanan yang baik,
karenanya bagaimana mungkin orang tua bisa mendidik anak-anaknya dengan baik kalau ia
tidak menjadi contoh yang baik. Tak cukup hanya bisa memberi contoh yang baik. Tapi harus
menjadi contoh yang baik.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Kedua, menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk
kebaikan. Hikmah yang harus kita tangkap dari profil Nabi Ibrahim dan keluarganya serta
dari ibadah haji yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin sekali seumur hidupnya adalah
menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk kebaikan. Kaitan ibadah
haji bukan hanya bagi mereka yang sedang atau sudah menunaikan ibadah haji, tapi seluruh
kaum muslimin terkait dengannya. Karenanya kemarin kita disunnahkan untuk puasa Arafah
yang terkait langsung dengan wuquf di Arafah bagi sekitar empat juta jamaah haji. Oleh
karena itu bila ibadah haji yang hanya berlangsung beberapa hari para jamaah harus
membekali dirinya dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, apalagi dengan kehidupan kita
yang berlangsung bertahun-tahun, Allah SWT berfirman:
َ‫ث َواَل فُسُوقَ َواَل ِجدَ ا َل فِي ْالحَ ِّج َومَا َت ْفعَ لُوا مِنْ َخي ٍْر َيعْ لَمْ ُه هَّللا ُ َو َت َزوَّ دُوا َفِإنَّ َخ ْير‬
َ ‫ِيهنَّ ْالحَ َّج فَاَل رَ َف‬ ٌ ‫ْالحَ ُّج َأ ْش ُه ٌر َمعْ لُوم‬
ِ ‫َات َف َمنْ َفرَ ضَ ف‬
)197( ‫ب‬ ِ ‫ون يَاُأولِي اَأْل ْلبَا‬ ِ ُ ‫ق‬‫ت‬َّ ‫ا‬‫و‬َ ‫ى‬ ‫و‬
َ ْ
‫ق‬ َّ
‫ت‬ ‫ال‬ ‫د‬
ِ ‫ا‬ َّ
‫الز‬
Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam
bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh mengerjakan rafats (perkataan maupun
perbuatan yang bersifat seksual), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Dan berbekallah kamu, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan
bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS Al-Baqarah: 197)
Taqwa yang menjadi bekal untuk menjalani kehidupan ini merupakan sesuatu yang sangat
penting, karenanya taqwa harus selalu melekat dalam jiwa setiap muslim. Itu sebabnya taqwa
disebut dengan istilah libasut taqwa (pakaian taqwa), karena taqwa menjadi pakaian rohani
manusia, sedangkan ke mana pergi, bahkan di manapun manusia berada ia harus selalu
menggunakan pakaian secara jasmaniah seperti baju, celana, gamis, sarung dan
sebagainya. Namun, pakaian yang paling baik adalah taqwa. Karenanya betapa hina
manusia yang tidak bertaqwa dalam hidupnya di dunia ini meskipun pakaian jasmani yang
dimiliki dan dikenakannya sangat bagus dengan harga yang sangat mahal sekalipun. Dalam
kondisi masyarakat dan bangsa yang sulit, seharusnya ketaqwaan yang diperkokoh, karena
dengan ketaqwaan akan ada jalan keluar dari setiap persoalan, termasuk persoalan ekonomi
sedangkan bila banyak urusan yang sulit dilaksanakan, maka Allah SWT akan
memudahkannya.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Ketiga, selalu istiqamah. Profil Nabi Ibrahim as dan keluarganya memberikan pelajaran
kepada kita semua akan keharusan mempertahankan dan memperkokoh jati diri sebagai
seorang mukmin yang selalu berusaha untuk berada pada jalan hidup yang benar, apapun
tantangan, keadaan dan bagaimanapun situasi serta kondisinya. Begitulah memang yang
telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya dengan hujjah, argumentasi atau
alasan yang kuat. Dalam sejarah Nabi Ibrahim kita dapati beliau menghancurkan berhala-
berhala yang biasa disembah oleh masyarakat di sekitarnya, saat itu Ibrahim adalah seorang
anak remaja, hal ini tercermin dalam firman Allah SWT yang menceritakan soal ini:
َّ َ‫) َقالُوا َمنْ َفعَ َل ه ََذا ِبآلِ َه ِت َنا ِإ َّن ُه لَمِن‬58( َ‫َفجَ عَ لَ ُه ْم ج َُذ ًاذا ِإاَّل َك ِبيرً ا َل ُه ْم لَعَ لَّ ُه ْم ِإلَ ْي ِه َيرْ ِجعُون‬
‫) َقالُوا سَ مِعْ َنا َف ًتى ي َْذ ُك ُر ُه ْم ُي َقا ُل لَ ُه‬59( َ‫الظالِمِين‬
)60( ‫ِإ ْبرَ اهِي ُم‬
“Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar
dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka
berkata: Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya
dia termasuk orang-orang yang zalim”. Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala ini, namanya Ibrahim”. (QS Al-Anbiya’: 58-60).
Untuk mempertahankan jati diri yang luhur itu, Ibrahim bahkan siap untuk terus berjuang
sampai mati meskipun harus berjuang di wilayah yang lain, ia menyebut dirinya sebagai
orang yang pergi kepada Allah SWT, Tuhannya yang Esa.
Dalam hal ini Nabi Ibrahim menyatakan di hadapan orang-orang kafir:
)99(‫ِين‬ ِ ‫َو َقا َل ِإ ِّني َذاهِبٌ ِإلَى رَ بِّي سَ َي ْهد‬
“Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi
petunjuk kepadaku.” (QS Ash-Shaaffat: 99).
Oleh karena itu, Jati diri luhur yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as tidak hanya saat ia
masih muda belia. Tapi bandingkanlah dengan suatu peristiwa yang amat menakjubkan, saat
Ibrahim diperintah oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail, saat itu Ibrahim sudah
sangat tua, sedangkan Ismail adalah anak yang sangat didambakan sejak lama. Maka
Ibrahim pun melaksanakan perintah Allah SWT yang terasa lebih berat dari sekedar
menghancurkan berhala-berhala di masa mudanya. Ini menunjukkan kepada kita bahwa
Ibrahim memiliki idealisme dari muda sampai tua dan inilah yang amat dibutuhkan dalam
kehidupan di negeri kita, jangan sampai ada generasi yang pada masa mudanya menentang
kezaliman, tapi ketika ia berkuasa pada usia yang lebih tua justru ia sendiri yang melakukan
kezaliman yang dahulu ditentangnya itu, jangan sampai ada generasi yang semasa muda
menentang korupsi, tapi saat ia berkuasa atau dipercaya menjadi pegawai, pejabat atau wakil
rakyat di usianya yang sudah semakin tua justru ia sendiri yang melakukan korupsi padahal
dahulu sangat ditentangnya.
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati banyak orang yang tidak mampu
mempertahankan idealisme atau dengan kata lain tidak istiqomah sehingga apa yang dahulu
diucapkan tidak tercermin dalam langkah dan kebijakan hidup yang ditempuhnya, apalagi bila
hal itu dilakukan karena terpengaruh oleh sikap dan prilaku orang lain yang tidak baik.
Rasulullah Saw mengingatkan:
‫ط ُن ْوااَ ْنفُسَ ُك ْم اِنْ اَحْ سَنَ ال َّناسُ اَنْ ُتحْ سِ ُن ْوا َواِنْ اَسَ اء ُْوا اَنْ الَ َت ْظلِم ُْوا‬ ِّ ‫اظلَمْ َن َاولكِنْ َو‬
َ ‫ اِنْ اَحْ سَ نَ ال َّناسُ اَحْ سَ َّن َاواِنْ َظلَم ُْو‬: َ‫الَ َت ُك ْو ُن ْوا ِامَّعَ ًة َتقُ ْول ُ ْون‬.
“Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Kamu berprinsip kalau orang lain baik, kami
pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim. Tetapi
teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan maka  berbuatlah
kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan maka janganlah kamu turut
melakukannya.” (HR. Tirmidzi).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah.
Keempat, waspada terhadap godaan-godaan syaitan. Ini merupakan pelajaran penting
dari sekian banyak hikmah dari kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah
haji yang dilaksanakan oleh kaum muslimin. Hal ini karena ketika manusia ingin menjadi
muslim yang sejati, kendala besar yang akan dihadapinya adalah godaan-godaan syaitan.
Karena itu, Allah SWT berfirman:
)208( ٌ‫ان ِإ َّن ُه لَ ُك ْم عَ ُدوٌّ م ُِبين‬ َ ‫ت ال َّشي‬
ِ ‫ْط‬ ُ ‫يَاَأ ُّيهَا الَّذِينَ ءَا َم ُنوا ْاد ُخلُوا فِي الس ِّْلم َكا َّف ًة َواَل َت َّت ِبعُوا< ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu”.  (QS Al-Baqarah: 208).
Oleh karena itu kewaspadaan dan perlawanan kita terhadap godaan syaitan harus selalu
membara. Ibrahim, Hajar dan Ismail berusaha mengusir syaitan melempari dengan batu yang
kemudian dilambangkan dalam ibadah haji dengan melontar jumroh. Ini juga berarti setiap
muslim harus kuat permusuhannya kepada syaitan meskipun harus dengan bersusah payah
sebagaimana jamaah haji mau bersusah payah saat melontar jumroh. Bahkan melontar
jumrah diakui oleh para jamaah haji sebagai rangkaian ibadah haji yang paling berat dengan
risiko yang paling besar. Untuk itulah, di dalam Islam kita sangat ditekankan untuk selalu
berlindung kepada Allah SWT dari godaan-godaan syaitan, sehingga untuk membaca Al-
Quran yang sudah jelas-jelas baik, kita tetap harus berlindung kepada Allah SWT dari
gangguan syaitan dengan membaca ta’awudz. Namun yang amat disayangkan adalah
banyak di antara kita yang untuk membaca Al-Quran berlindung kepada Allah dari gangguan
syaitan, tapi untuk berdagang tidak, untuk ke kantor tidak, untuk ke parlemen tidak, untuk ke
istana tidak, untuk berumah tangga tidak dan begitulah seterusnya, akhirnya banyak di antara
kita mengikuti godaan setan saat di pasar, di kantor, di gedung DPR, di jalan, di hotel dan di
tempat-tempat lainnya.
Perlu diketahui bahwa di akhirat nanti Syaitan tidak mau disalahkan oleh manusia, tapi
manusia itulah yang harus menyalahkan dirinya sendiri. Allah SWT menceritakan masalah ini
dalam firman-Nya:
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu melainkan (sekedar) aku
menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku,
tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-
kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”.Sesungguhnya orang-orang yang zalim
itu mendapat siksa yang pedih”. (QS 14:22).
Demikianlah Nabi Ibrahim beserta keluarganya telah memberi contoh kepada kita semua,
yang kisahnya selalu kita peringati setiap tahun sekali. Kini, marilah kita dengar apa pesan
Nabi Ibrahim di akhir hayatnya:
)132( َ‫َو َوصَّى ِبهَا ِإ ْبرَ اهِي ُم َبنِي ِه َو َيعْ قُوبُ يَا َبنِيَّ ِإنَّ هَّللا َ اصْ َط َفى لَ ُك ُم ال ِّدينَ فَاَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِمُون‬
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berpesan kepada anak-anaknya, begitu pula nabi Ya’qub:
‘Wahai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih untuk kamu agama (Islam) ini, maka
janganlah kalian mati kecuali kalian benar-benar menjadi orang Islam”. (Al-Baqarah: 132).
‫ هللا أكبر وهلل الحمد‬،‫ الَ إ َل َه ِإالَّ هللا وهللا أكبر‬،‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬
‫ رَ َّب َنا اَل ُت ِز ْغ ُقلُو َب َنا‬،‫وب َنا غِ اًّل لِلَّذِينَ ءَا َم ُنوا رَ َّب َنا ِإ َّنكَ رَ ءُوفٌ رَ حِي ٌم‬
ِ ُ ‫َان َواَل َتجْ عَ ْل فِي ُقل‬
ِ ‫اغفِرْ لَ َنا َول َِوالِ ِد ْي َنا َوِإِل ْخ َوا ِن َنا الَّذِينَ سَ َبقُو َنا ِباِإْليم‬
ْ ‫الَّل َه َّم‬
ُ‫َبعْ دَ ِإ ْذ هَدَ ْي َت َنا َو َهبْ َل َنا مِنْ لَ ُد ْنكَ رَ حْ م ًَة ِإ َّنكَ َأ ْنتَ ْال َوهَّاب‬
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudara-saudara
kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah,
hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya
kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu.
Kami takut azab-Mu, karena azab-Mu sangat pedih.
Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan
Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah
kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kami
kecuali kami dalam kondisi benar-benar beragama Islam.
Ya Allah, Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang
menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api
menyala, Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang
menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi
Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Ahzab
angkara murka. Ya Allah, hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-Mu, yang
menghina Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syariat-Mu. Baik yang ada di Mesir, di Suriah, di
Iraq, di negeri-negeri Arab, maupun yang ada di sini, di timur dan Barat.
Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan Agama-
Mu. Dan, karuniakanlah kepada kamu keberkahan dari langit dan bumi.
Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X
Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi kami,
masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Setan. Jangan segera
Engkau lenyapkan hari yang suci ini.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah,
para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit.
Tolong dan lindungi mereka yang ditimpa musibah. Anugerahkan kebahagiaan kepada
mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah.
Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan menyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di
jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi
membela syariat-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang
beriman dan bertaqwa.
Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan kafir.
Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan
amanah, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan
Syariat-Mu, dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.
Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami, dan
umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkan
hati kami di atas agama-Mu.
Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah
amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal
kami. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya.
Aamiin.. aamiin ya Rabbal ‘alamin..
ِ ‫ َو ْالحَ مْ ُد‬  َ‫ ُس ْبحَ انَ رَ بِّكَ رَ بِّ ْالع ِِّز ِة عَ مَّا يَصِ فُ ْونَ َوسَ الَ ٌم عَ لَى ْالمُرْ سَ لِ ْين‬ ،‫ار‬
‫هلل‬ َ ‫رَ َّب َنا ا ِت َنا فِي ال ُّد ْنيَا حَ سَ َن ًة َوفِي ْاالخِرَ ِة حَ سَ َن ًة َوقِ َنا‬
ِ ‫عَذابَ ال َّن‬
َ‫رَ بِّ ْالعَ الَ ِم ْين‬
‫ وهلل الحمد‬ ‫ هللا أكبر‬  ‫ هللا أكبر ال إله إال هللا‬ ‫هللا أكبرهللا أكبر‬

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/10/02/57704/khutbah-idul-adha-1435-h-generasi-
idaman-teguh-dalam-kebenaran-dan-waspada-godaan-setan/#ixzz3mKiUsRVd 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai