Anda di halaman 1dari 10

‫‪KHUTBAH‬‬

‫‪Khutbah Idul Adha: Tiga Makna di Balik‬‬


‫‪Ibadah Haji‬‬
‫‪Senin, 20 Agustus 2018 | 08:00 WIB‬‬


‪Khutbah I‬‬

‫َالل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر‪َ .‬الل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر‪َ .‬الل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر َالل َأ ْك َبُر‪َ .‬الل َأ ْك َبْر َك ِبْيًرا َواْل َحْمُد للِه‬
‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫ُه‬
‫ِه‬
‫َك ِثْيًرا َوُسْبَحاَن الل ُبْكَرًة َوَأ ِصْيلًا‪َ ،‬لاِإ لَه ِإ لَّا اللُه َوْحَدُه‪َ ،‬صَدَق َوْعَدُه َوَنَصَر َعْبَدُه َوَأ َعَّز ُجْنَدُه َوَهَزَم اْلَأ ْحَزاَب َوْحَدُه‪،‬‬
‫لَالَه ِإ لَّا اللُه َواللُه َأ ْك َبُر‪َ ،‬اللُه َأ ْك َبُر َوللِه ْالَحْمُد‪  .‬الَحْمُد ِللِه اَّلِذْي َخَلَق الّزَماَن َوَفَّض َل َبْعَضُه َعَلى َبْعٍض َفَخَّص َبْعُض‬ ‫ِإ‬
‫الُّش ُهْوِر َوالَأ َّي اِم َواَللَياِلي ِبَمَزاَيا َوَفَضاِئَل ُيَعَّظ ُم ِفْيَها الَأ ْجُر والَحَسَناُت ‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن لَا ِإ َلَه ِإ لَّا اللُه َوْحَدُه لَا َشِرْيَك َلُه‬
‫َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ى ِبَقْوِلِه َوِفْعِلِه ِإ َلى الَّر َشاِد‪ .‬الّلُهَّم َصّل وّس ِّلْم عَلى َعْبِدَك َوَرُسْوِلَك ُمَحّمٍد ِوَعَلى‬
‫آِله وأْص َحاِبِه ُهَداِة الَأ َناِم في َأ ْن َحاِء الِبلَاِد‪ .‬أَّم ا بْعُد‪ ،‬فَيا َأ ُّي َها الَّن اُس اَّت ُقوا اللَه َتَعاَلى ِبِفْعِل الَّط اَعاِت ‪َ .‬قاَل اللُه َتَعالَى ِفي‬
‫ِك اَتِبِه اْل َكِرْيِم‪ِ :‬إ َّن ا َأ ْعَطْيَناَك اْلَكْوَثَر‪َ .‬فَص ِّل ِلَرِّبَك َواْن َحْر‪ِ .‬إ َّن َشاِنَئَك ُهَو اْلَأ ْبَتُر‬
Jamaah shalat Idul Adha hafidhakumullah,
×
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan haram (dimuliakan) di dalam
Islam. Tiga bulan lainnya adalah Muharram, Rajab, dan Dzulqa’dah. Keistimewaan
Dzulhijjah ditandai antara lain dengan adanya ibadah-ibadah tertentu yang tidak mungkin
dikerjakan umat Islam di bulan-bulan lainnya, yakni haji dan kurban. Secara bahasa
dzulhijjah merupakan frasa yang terdiri dari kata dzû (memiliki) dan al-hijjah (haji).
Dinamakan demikian karena hanya di bulan ke-12 dalam kalender hijriah ini, ada
pelaksanaan ibadah haji.

Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Karena masuk rukun atau pilar, ibadah ini tentu
bukan ibadah yang remeh. Ia wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang mampu.
Kemampuan ini meliputi kemampuan secara fisik, ekonomi, juga keamanan. Dengan bahasa
lain, ketika seseorang sudah memiliki biaya yang mencukupi, kesehatan fisik yang
memadai, dan kondisi aman yang memungkinkan ia sampai ke Tanah Suci, maka ia wajib
melaksanakan ibadah tersebut.

Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 97 menyatakan:

‫َو َّلِلِه َعَلى الَّن اِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْس َتَطاَع ِإ َلْيِه َسِبيًلا َوَمْن َكَفَر ِإَف َّن الَّل َه َغِنٌّي َعِن اْلَعاَلِميَن‬

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban
haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Namun demikian, ibadah haji juga kadang terkait dengan pengalaman spiritual orang.
Karena betapa banyak orang Muslim kaya raya yang tak kunjung menunaikan ibadah haji.
Sebaliknya, betapa banyak orang bergaji rendah, justru diberi kemampuan untuk ibadah
haji. Semangat dan pengalaman batin seseorang amat berpengaruh terhadap seberapa kuat
niat berhaji itu tumbuh.

Jamaah shalat Idul Adha hafidhakumullah,

Dalam ibadah haji, banyak sekali ritual atau manasik yang tak serta merta bisa ditangkap
alasannya secara nalar. Jika kita diperintahkan untuk berpuasa Ramadhan tiap tahun, orang
mungkin bisa menjelaskan secara rasional dari sudut pandang medis. Demikian juga
dengan perintah zakat, yang bisa ditemukan alasannya secara sosial dan ekonomi, yakni
×
agar harta tidak hanya berputar pada segelintir orang saja. Tidak demikian dengan haji.
Rukun kelima dalam Islam ini sarat ritual-ritual yang bisa dipahami dengan
memosisikannya sebagai simbol-simbol yang penuh makna.

Pertama yang bisa ditangkap adalah makna tauhid. Makna ini tersirat dalam posisi Ka’bah
sebagai sentra kedatangan para jamaah dari berbagai belahan dunia. Jutaan orang dari
berbagai penjuru dan bangsa berkumpul dalam satu pusat, tanpa dibedakan bahwa satu
daerah lebih utama dibanding daerah lainnya. Ini adalah simbol bahwa tujuan dari
keseluruhan hidup ini adalah satu, yakni Allah ‫ﷻ‬. Penjulukkan Ka’bah sebagai “baitullah”
(rumah Allah) harus dipahami dalam makna tersebut, bukan Allah bersemayam di dalam
Ka’bah.

Begitu pula dengan Hajar Aswad yang terletak di sudut timur laut Ka'bah. Kedudukannya
yang mulia hingga orang-orang berebut menyentuh dan menciumnya tidak boleh sampai
membuat mereka menyembahnya. Anjuran menyentuh dan mencium Hajar Aswad muncul
sekadar karena mengikuti sunnah Nabi. Sebagaimana dikatakan Sayyidina Umar bin
Khattab:

‫ َوَلْولَا َأ ِّني َرَأ ْيُت الَّن ِبَّي َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَس َّل َم ُيَقِّبُلَك َما َّبَق ْلُتَك‬،‫ لَا َتُضُّر َولَا َتْنَفُع‬،‫ِإ ِّني َأ ْعَلُم َأ َّن َك َح َجٌر‬

Artinya: “Sungguh aku tahu, engkau hanyalah batu. Tidak bisa mendatangkan bahaya atau
manfaat apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu
alaihi  wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR: Bukhari) 

Kedua adalah makna kemanusiaan. Pakaian ihram yang dikenakan orang-orang saat
memulai haji adalah simbol kesamaan dan kesetaraan semua manusia. Dalam ihram
seluruh pakaian dianjurkan berwarna putih. Bagi jamaah haji laki-laki bahkan harus
mananggalkan semua pakaian berjahit dan menggantinya dengan hanya dua helai kain.
Kaum laki-laki dilarang mengenakan topi atau peci, sedangkan jamaah perempuan dilarang
mengenakan cadar. Ritual ini menandai kesatuan identitas manusia sebagai hamba Allah,
dan melepaskan identitas-identitas selainnya, seperti suku, ras, nasab, jabatan politik, kelas
ekonomi, dan ketokohan. Pemulung, selebritis, ulama, menteri, atau presiden datang ke
Tanah Suci sebagai hamba Allah, bukan sebagai orang dengan kedudukan duniawinya.
×
Makna kedua ini sekaligus mempertegas makna pertama, yakni nilai tauhid. Konsekuensi
dari menjunjung tinggi tauhid adalah mengakui bahwa tidak ada yang lebih dimuliakan
selain Allah ‫ﷻ‬. Manusia pada hakikatnya berada dalam kesetaraan. Standar kedudukan
hanya bisa dinilai dari sudut pandang Allah, melalui tingkat ketakwaannya. Manusia paling
mulia adalah mereka yang paling takwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana firman-Nya:

‫ِه‬ ‫ُأ‬
‫َيا َأ ُّي َها الَّن اُس ِإ َّن ا َخَلْق َناُكْم ِمْن َذَكٍر َو ْنَثٰى َوَجَعْلَناُكْم ُشُعوًبا َوَقَباِئَل ِلَتَعاَرُفوا ۚ ِإ َّن َأ ْكَرَمُكْم ِعْنَد الَّل َأ ْتَقاُكْم ۚ ِإ َّن الَّل َه‬
‫َعِليٌم َخِبيٌر‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha-
Mengetahui lagi Maha-Mengenal.” (QS al-Hujurat: 13)

Tak hanya pakaian-pakaian “kehormatan” duniawi yang dilepas, jamaah haji dari berbagai
bangsa dan negara juga bersama-sama meninggalkan tempat asalnya untuk berkumpul di
tempat yang sama. Pemandangan ini lebih tampak ketika mereka sedang bersama-sama
wukuf di Arafah. Mereka harus berdiam di lokasi yang sama dan di bawah terik matahari
yang sama. Ini menandakan bahwa sesungguhnya manusia—siapa pun itu—pada akhirnya
akan kembali pada Dzat yang tunggal. Ibadah haji adalah gambaran bahwa manusia harus
kembali ke fitrah aslinya sebagai hamba, baik ketika hidup maupun mati.

Ketiga adalah makna napak tilas sejarah kenabian. Haji juga menjadi momen mengenang
jejak nabi-nabi terdahulu, khususnya Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan Nabi Muhammad.
Perjalanan mereka bukanlah sejarah hidup yang kosong makna, melainkan mengandung
berbagai pelajaran yang penting diingat. Ritual melontar Jumrah, misalnya, adalah jejak
permusuhan Nabi Adam kepada setan. Kita diingatkan tentang pentingnya selalu waspada
terhadap berbagai tipu daya musuh terlaknat ini.

Begitu juga tentang ritual Sa’i. Ia menyimpan sejarah perjuangan Siti Hajar mencari air
untuk putranya, Ismail, ketika ditinggal sang suami, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Lari-lari
yang berulang sampai tujuh kali merupakan simbol kegigihan ikhtiar yang tak kenal putus
asa. Hingga akhirnya pertolongan Allah pun datang dengan memancar air secara tiba-tiba
‫‪dari bawah kaki Nabi Ismail. Mata air itu kita kenal hingga sekarang sebagai sumur‬‬
‫×‬
‫‪Zamzam.‬‬

‫‪Jamaah shalat Idul Adha hafidhakumullah,‬‬

‫‪Allah tak mewajibkan haji untuk setiap orang sebagaimana shalat. Kewajiban haji hanya‬‬
‫‪diperuntukkan bagi mereka yang mampu. Untuk yang sudah atau sedang berhaji, penting‬‬
‫‪baginya tak menyia-nyiakan kewajiban ini dengan memenuhi segala ketentuan haji, juga‬‬
‫‪makna-makna dalam segenap ritual yang dijalankan. Bagi yang belum mampu ke Tanah‬‬
‫‪Suci, cukup baginya berikhtiar semampunya dan menyerap makna haji untuk kemudian‬‬
‫‪kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.‬‬

‫‪Haji adalah perjalanan suci, bukan wisata untuk meraih kebanggaan diri. Karena itu, bagi‬‬
‫‪yang belum diberi kemampuan menunaikan haji tak perlu berkecil hati selama kita selalu‬‬
‫‪berusaha menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa: memegang prinsip tauhid, menghargai‬‬
‫‪kemanusiaan, dan menjalankan ketentuan syariat sebagaimana diajarkan Rasulullah.‬‬
‫‪Wallahu a’lam.‬‬

‫َباَرَك الله ِلي َوَلُكْم ِفى ْالُقْرآِن ْالَعِظْيِم‪َ ،‬وَنَفَعِني ِإَو َّي اُكْم ِبَماِفْيِه ِمْن آَيِة َوِذْكِر اْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل اللُه ِمَّن ا َوِمْنُكْم ِتلَاَوَتُه ِإَو َّن ُه‬
‫ُهَو الَّس ِمْيُع الَعِلْيُم‪َ ،‬وَأ ُقْوُل َقْوِلي َهَذا َفأْس َتْغِفُر اللَه الَعِظْيَم ِإ َّن ُه ُهَو الَغُفْوُر الَّر ِحْيم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫‪َ. ‬اللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر‬
‫َاْل َحْمُد للِه َعلَى ِإ ْح َساِنِه َوالُّش ْكُر َلُه َعلَى َتْوِفْيِقِه َوِاْمِتَناِنِه‪َ .‬وَأ ْشَهُد َأ ْن لَا ِاَلَه ِإ لَّا اللُه َواللُه َوْحَدُه لَا َشِرْيَك َلُه َوَأ ْشَهُد أَّن‬
‫َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ى إلَى ِرْض َواِنِه‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد ِوَعَلى َاِلِه َوَاْص َحاِبِه َوَسِّلْم َتْس ِلْيًما ِكثْيًرا‬

‫َأ َّم ا َبْعُد َفيَا ُّيَا َها الَّن اُس ِاَّت ُقوااللَه ِفْيَما َأ َمَر َواْنَتُهْوا َعَّم ا َنَه ى َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َبَدَأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َوَثـَنى ِبَملآ ِئَكِتِه‬
‫ِبُقْدِسِه َوَقاَل َتعَاَلى ِإ َّن اللَه َوَملآِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعلَى الَّن ِبى يآ ُّيَا َها اَّلِذْيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َعَلى‬
‫َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَسِّلْم َوَعَلى آِل َسِّيِدنَا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َاْنِبيآِئَك َوُرُس ِلَك َوَملآِئَكِة ْالُمَقَّر ِبْيَن َواْرَض الّلُهَّم َعِن‬
‫ْالُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن َأ ِبى َبْكٍر َوُعَمر َوُعْثَمان َوَعِلى َوَعْن َبِقَّي ِة الَّص َحاَبِة َوالَّت اِبِعْيَن َوَتاِبِعي الَّت اِبِعْيَن َلُهْم ِبِاْح َساٍن ِاَلىَيْوِم الِّدْيِن‬
‫َواْرَض َعَّن ا َمَعُهْم ِبَرْح َمِتَك َيا َاْرَحَم الَّر اِحِمْيَن‬

‫َاللُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َوْالُمْؤِمَناِت َوْالُمْس ِلِمْيَن َوْالُمْس ِلَماِت َالَاْح يآ ِمْنُهْم َوْالَاْمَواِت اللُهَّم َأ ِعَّز ْالِإ ْس لَاَم َوْالُمْس ِلِمْيَن َوَأ ِذَّل‬
‫ُء‬
‫الِّشْرَك َوْالُمْشِرِكْيَن َواْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَوِّح ِدَّي َة َواْنُصْر َمْن َنَصَر الِّدْيَن َواْخُذْل َمْن َخَذَل ْالُمْس ِلِمْيَن َو َدِّمْر َأ ْعَداَءالِّدْيِن َواْعِل‬

‫َو َّز َا َل َو ْا َح َن َو ُس ْو ْا ْت َن َو ْا َح َن َم َظ َه َر ْن َه َو َم َب َط َن َع ْن‬ ‫ُه َّم ْد َف ْع َعَّن ْا َب َا َو ْا َو َب‬ ‫ِّد ْي‬ ‫َل َي ْو َم‬ ‫َك َم َك‬
‫ اللُهَّم اْدَفْع َعَّنا ْالَبلَاَء َوْالَوَباَء َوالَّزلَاِزَل َوْالِمَحَن َوُسْوَء ْالِفْتَنِة َوْالِمَحَن َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن َعْن‬.‫َكِلَماِتَك ِإ َلى َيْوَم الِّدْيِن‬
×
‫ َرَّب َنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَسَنًة َوِفى ْالآِخَرِة َحَسَنًة َوِقَنا‬.‫َبَلِدَنا ِاْنُدوِنْيِس َّي ا خآَّص ًة َوَساِئِر ْالُبْلَداِن ْالُمْس ِلِمْيَن عآَّم ًة َيا َرَّب ْالَعاَلِمْيَن‬
‫ َرَّب َنا َظ َلْمَنا َاْنُفَسَناَوِاْن َلْم َتْغِفْر َلَنا َوَتْرَحْمَنا َل َّن‬.‫َعَذاَب الَّن اِر‬
‫ ِعَباَداللِه ! ِإ َّن اللَه َيْأ ُمُرَنا ِبْالَعْدِل‬.‫َنُكْوَن ِمَن ْال اَخِسِر ْيَن‬
‫َوْالِإ ْح َساِن ِإَو ْيتآِء ِذي ْالُقْربَى َوَيْنَه ى َعِن ْالَفْح شآِء َوْالُمْنَكِر َوْالَبْغي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن َواْذُكُروا اللَه ْالَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم‬
‫َواْش ُكُرْوُه َعلَى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبْر‬

Alif Budi Luhur

Baca juga artikel "Khutbah Idul Adha" lainnya:

• Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban

• Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim

• Meneguhkan Totalitas Kepatuhan kepada Allah melalui Kurban

• Mengurai Makna Ibadah Kurban dan Haji

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS:

KHUTBAH LAINNYA

Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa: Panen Ganjaran


Dinten Lebaran
Khutbah
×
Khutbah Idul Fitri: Istiqamah Kembali Mengenal
Allah
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Layakkah Kita Merayakan


Kemenangan?
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Menjadi Hamba yang


Bersyukur
Khutbah

Khutbah Jumat: Islam, Agama Ramah Budaya


Khutbah

Khutbah Jumat: Ramadhan sebagai Bulan Jihad


Khutbah

Khutbah Jumat: Puasa Komentar di Media Sosial


Khutbah

Khutbah Jumat: Menajamkan Kepekaan pada


Mereka yang Lapar
Khutbah

Khutbah Jumat: Puasa dan Semangat


Antikekerasan
Khutbah
×
Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Literasi, Mari
Mengaji!
Khutbah

TERPOPULER KHUTBAH

1 Khutbah Idul Fitri: Lebaran, Mudik, dan Orang Tua

2 Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Ibadah Pasca-Ramadhan

3 Khutbah Idul Fitri: Menjadi Hamba yang Bersyukur

4 Khutbah Idul Fitri: Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?

5 Khutbah Jumat: Dua Misi Utama Manusia di Dunia

6 Khutbah Jumat: Anugerah Allah di Akhirat bagi yang Berpuasa Ramadhan

7 Khutbah Jumat: Tiga Hakikat dalam Ibadah Zakat

8 Khutbah Jumat: Enam Batasan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

9 Khutbah Idul Fitri: Istiqamah Kembali Mengenal Allah

REKOMENDASI

Keutamaan Berangkat Shalat Jumat Lebih Awal


Jumat

Khutbah Jumat: Momen Berbenah Diri Pasca-Ramadhan


Khutbah

Tabel 99 Asmaul Husna dan Artinya


Ubudiyah

Panduan Lengkap Membayar Fidyah Puasa: Cara, Niat, Takaran, hingga Penyaluran
Ramadhan

Lima Keutamaan Puasa Sunnah Syawal


Puasa

Empat Motivasi Ziarah Kubur menurut Syekh Nawawi Banten


Jenazah

8 Amalan Sunnah saat Idul Fitri


Nasional

Hari Raya Idul Fitri: Sejarah, Keutamaan, dan Maknanya dalam Islam
Syariah
×
Benarkah Kejahatan Ghibah Lebih Berat dari Zina?
Tasawuf/Akhlak

TOPIK 

Penjelasan soal Wakaf dalam Islam


Biografi para Khutbah Jumat
Imam Mazhab Kumpulan Artikel Bulan Syawal
Ahlussunnah wal Amalan Bulan atau Pasca- Islam
Jama’ah Syawal Ramadhan Kaum
BERITA LAINNYA

Peringati Hari Kartini, Dharma Wanita Kemnaker Gelar Bakti Sosial di Serang Banten
Ketenagakerjaan | Kamis, 19 Mei 2022

Pertamina-Air Liquide Sepakat Kerja Sama Kembangkan Teknologi CCU di Kilang Balikpapan
Nasional | Rabu, 18 Mei 2022

Angka Lansia Tinggi, Perusahaan Jepang dan Kemnaker Siapkan Pelatihan bagi Perawat Lansia
Ketenagakerjaan | Selasa, 17 Mei 2022

Usai Flash, Kilang Balikpapan Pastikan Produksi BBM Aman


Nasional | Senin, 16 Mei 2022

Pertamina Gandeng ExxonMobil Kaji Penerapan Teknologi CCUS di Tiga Wilayah Lapangan Migas
Nasional | Ahad, 15 Mei 2022

Pertamina dan Chevron Umumkan Kerja Sama dalam Bisnis Rendah Karbon
Nasional | Sabtu, 14 Mei 2022

×
Hadapi Dinamika Ketenagakerjaan, Indonesia Dorong Pelindungan Tenaga Kerja Lebih Adaptif 
Ketenagakerjaan | Rabu, 11 Mei 2022

Menaker Ida Degungkan 'Gotong Royong' di Hadapan Anggota G20


Ketenagakerjaan | Rabu, 11 Mei 2022

Indonesia Tawari Amerika Kerja Sama Pemagangan


Ketenagakerjaan | Selasa, 10 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai