Anda di halaman 1dari 7

KHUT BAH

Khutbah Idul Adha: Nilai-nilai Kepasrahan


Diri dalam Shalat Id, Kurban, dan Haji
Muhammad Faiz in 
Rabu, 14 Juni 2023 | 13:00 WIB

Khutbah Idul Adha ini mengangkat tentang nilai-nilai kepasrahan diri atau tawakal
pada Allah swt yang termuat dalam tiga ibadah yang identik dengan hari Raya Idul
Adha yakni Shalat Id, Kurban, dan Haji. Tiga ibadah ini tak bisa lepas dari momentum
mulia Idul Adha dan bisa menjadikan kita hamba-hamba yang dicintai Allah asbab
nilai-nilai tawakal yang terkandung di dalamnya.

Teks khutbah berikut ini berjudul "Nilai-nilai Kepasrahan Diri dalam Shalat Id, Kurban,
dan Haji". Untuk mencetak naskah khutbah Idul Adha ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga
bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

‫ َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر‬.‫ َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر‬.‫َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر‬

‫ َصَدَق َوْعَدُه َوَنَصَر َعْبَدُه َوَأ َعَّز‬،‫ َلاِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه‬،‫َاللُه َأ ْك َبْر َك ِبْيًرا َواْل َحْمُد ِلّٰلِه َك ِثْيًرا َوُسْبَحاَن اللِه ُبْكَرًة َوَأِص ْيلًا‬
‫ َاللُه َأ ْك َبُر َوِلّٰلِه ْالَحْمُد‬،‫لَاٰلَه ِإ َّل ا اللُه َواللُه َأ ْك َبُر‬
‫ ِإ‬،‫ُجْنَدُه َوَهَزَم اْلَأ ْحَزاَب َوْحَدُه‬

‫ َوَأ ْشَهُد‬،‫ َوَعَلى ٰاِلِه َوَص ْحِبِه َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َسِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‬،‫الَحْمُد ِلّٰلِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‬
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه‬،‫َأ ْن َّل ا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِر ْيَك َلُه اْلُمَنـَّز ُه َعِن اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‬
‫ َفإِّني ُأ ْوِص ْيُكْم َوَنْفِسي ِبَتْقَوى اللِه َّن‬، ‫ ِعَباَد الَّر ْحٰمِن‬،‫ َأ َّم ا َبْعُد‬،‫َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن ُخُلَقُه اْلُقْرآُن‬
‫ اْلَقاِئِل ِفي ِك اَتِبِه‬،‫الَماِن‬
‫ َصَدَق اللُه الَعِظيُم‬.‫ ِإ َّن َشاِنَئَك ُهَو اْلَأ ْبَتُر‬.‫ َفَص ِّل ِلَرِّبَك َواْن َحْر‬.‫اْلُقْرآِن ِبْسِم اللِه الَّر ْحَمِن الَّر ِحْيْم ِإ َّن ا َأ ْعَطْيَناَك اْلَكْوَثَر‬

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Tiada ungkapan lain yang harus kita ucapkan selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin
atas anugerah nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita semua. Di antara nikmat
yang tak bisa kita hitung satu persatu ini adalah kasih sayang Allah pada kita berupa
umur panjang dan kesehatan sehingga kita masih bisa bertemu dengan Hari Raya Idul
Adha. Banyak saudara-saudara kita yang telah mendahului kita menghadap Allah swt
dan juga mereka yang saat ini terbaring dalam kondisi sakit sehingga tidak bisa
bersama-sama dengan kita beribadah di tempat yang mulia ini.

Selain bersyukur, mari kita maksimalkan nikmat-nikmat ini untuk menjalankan misi
utama kita diciptakan di dunia ini yakni beribadah, menyembah Allah swt. Langkah ini
juga merupakan wujud syukur dalam tindakan yang akan menjadikan nikmat-nikmat
ini akan tetap kita nikmati dan lebih dari itu, akan ditambah oleh Allah swt. semoga
kita bisa menjadi jiwa-jiwa yang pandai bersyukur berupa syukur dalam ucapan, hati,
dan tindakan kita atas semua nikmat ini.

Baca Juga:

Khutbah Idul Adha: Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban

Selain rasa syukur, wasiat takwa juga menjadi kewajiban untuk senantiasa khatib
sampaikan kepada jamaah, wabil khusus kepada diri khatib pribadi, agar kehidupan kita
di dunia ini menjadi semakin terarah. Mari kita tingkatkan dan kuatkan takwa kita
dalam wujud menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kehidupan kita
akan terarah karena takwa merupakan bekal yang paling penting dalam mengarungi
kehidupan di dunia sehingga akan menjadikan kita sukses dalam kehidupan akhirat
yang kekal dan abadi nanti.

Allah berfirman:

‫َوَتَزَّو ُدْوا َفِاَّن َخْيَر الَّز اِد الَّت ْق ٰو ۖى َواَّت ُقْوِن ٰٓي ُاوِلى اْلَاْلَباِب‬

Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah


kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah: 197).

‫َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َوِلّٰلِه ْالَحْمُد‬

Baca Juga:

Khutbah Idul Adha: Menghayati Kebesaran Hari Besar

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,


Pada setiap Hari Raya Idul Adha, kita tidak akan bisa terlepas dari tiga ibadah yang
mampu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. ibadah tersebut adalah Shalat
Id, Kurban, dan Ibadah Haji. Selain memupuk ketakwaan dan keimanan kepada Allah
swt, tiga ibadah ini mengandung banyak nilai-nilai dan hikmah yang mampu
menjadikan kita pribadi yang baik dan semakin dicintai oleh Allah. di antara nilai
tersebut adalah kepasrahan diri atau tawakal secara totalitas kepada Allah swt. 

Tawakal adalah memasrahkan setiap perkara kepada Allah. Pasrah kepada Allah
bermakna memilih menjadikan Allah sebagai Dzat yang memutuskan hasil dari setiap
perkara yang dihadapi seorang hamba. Kepasrahan ini menjadi sebab dicintainya kita
oleh Allah sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al Imran, ayat 159:

‫ِإَف َذا َعَزْمَت َفَتَوَّك ْل َعَلى اللِه ِإ َّن اللَه ُي ِحُّب اْلُمَتَوِّكِليَن‬

Artinya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada


Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Pada kesempatan ini, mari kita resapi nilai-nilai kepasrahan diri atau tawakal kepada
Allah dari tiga ibadah yang identik dengan Hari Raya Idul Adha.

Pertama adalah Shalat Id. Ibadah sunnah ini serasa harus dan wajib dilakukan oleh umat
Islam pada momentum Idul Adha. Jamaah, mulai dari tua, muda, anak-anak,
berbondong-bondong menuju masjid dan tanah lapang untuk melaksanakan shalat dua
rakaat ini. Sejak awal melaksanakannya, kita sudah memasang komitmen kepasrahan
diri serta menegaskan bahwa shalat yang kita lakukan semuanya hanya karena dan
untuk Allah swt. Dalam shalat kita fokus dan menyerahkan shalat, hidup, dan mati kita
hanya kepada Allah swt. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

‫ُقْل ِاَّن َصَلاِتْي َوُنُسِكْي َوَمْحَياَي َوَمَماِتْي ِلّٰلِه َرِّب اْلٰعَلِمْيَۙن‬

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan


matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).

Nilai-nilai kepasrahan ini juga yang harus kita teruskan di luar shalat dan dalam setiap
aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Tentunya kepasrahan ini juga harus tetap diiringi
dengan ikhtiar atau usaha. Bukan hanya pasrah begitu saja. Jika kita sudah berusaha dan
pasrah pada Allah swt maka yakinlah Allah akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ath-Thlaaq ayat 3:
‫َوَمْن َيَتَوَّك ْل َعَلى اللِه َفُهَو َحْس ُبُه‬

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya.”

‫َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َوِلّٰلِه ْالَحْمُد‬

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Kedua, adalah ibadah kurban. Kurban merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah
sebagai pengingat bahwa kita sudah diberikan nikmat yang banyak dalam kehidupan
ini. Hal ini tertuang dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2:

‫َّنِا ٓا َاْعَطْيٰنَك اْلَكْوَثَۗر‬

1. Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.

‫َفَص ِّل ِلَرِّبَك َواْن َحْۗر‬ 

2. Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!

Selain memiliki dimensi vertikal yakni semakin mendekatkan diri kepada Allah,
kurban juga memiliki dimensi sosial yakni berbagi rezeki dengan orang lain. Dalam
ibadah ini, kita harus mengeluarkan uang untuk membeli hewan kurban dan dibagi-
bagikan kepada orang lain. Tentu tidak semua orang mau mengeluarkan hartanya untuk
melakukan hal ini. Masih banyak orang yang tidak rela dan perhitungan dengan
hartanya sehingga tidak mau berkurban di Hari Raya Idul Adha.

Padahal perhitungan seperti ini yang seharusnya kita kikis. Kita harus yakin bahwa
dengan kepasrahan harta yang kita gunakan untuk berkurban di jalan Allah, maka Allah
akan menggantinya dengan yang lebih banyak lagi. Allah berfirman: 

‫َمَثُل اَّلِذْيَن ُيْنِفُقْوَن َاْم َواَلُهْم ِفْي َس ِبْيِل الّٰلِه َكَمَثِل َح َّب ٍة َاْۢنَبَتْت َسْبَع َس َناِبَل ِفْي ُكِّل ُسْۢنُبَلٍة ِّماَئُة َح َّب ٍة ۗ َوالّٰلُه ُيٰض ِعُف ِلَمْن‬
‫َّيَشۤا ُء َۗوالّٰلُه َواِسٌع َعِلْيٌم‬
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah
seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai,
pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Terlebih infak untuk ibadah kurban yang memiliki banyak keutamaan sebagaimana
telah ditegaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya:

‫َما َعِمَل آَدِمٌّي ِمْن َعَمٍل َيْوَم الَّن ْح ِر َأَح َّب ِإ َلى الَّل ِه ِمْن ِإ ْهَراِق الَّد ِم ِإ َّن َها َلْأَت ِتي َيْوَم اْلِقَياَمِة ِبُقُروِنَها َوَأ ْش َعاِرَها َوَأ ْظ َلاِفَها‬

‫َوَأ َّن الَّد َم َلَيَقُع ِمْن الَّل ِه ِبَمَكاٍن َقْبَل َأ ْن َيَقَع ِمْن اْلَأ ْرِض َفِطيُبوا ِبَها َنْفًسا‬

Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya
Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan
datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya.
Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya,
lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah).

‫َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َاللُه َأ ْك َبُر َوِلّٰلِه ْالَحْمُد‬

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Ketiga, adalah Ibadah Haji. Dalam ibadah yang menjadi rukun Islam kelima ini, kita
juga diajarkan nilai-nilai kepasrahan kepada Allah. Bagaimana tidak? Saat menjalankan
ibadah haji, kita harus jauh-jauh pergi ke tanah Suci Makkah meninggalkan orang-
orang yang kita cintai dan memasrahkan semuanya kepada Allah. Selain itu, kita juga
harus merelakan diri untuk mengeluarkan banyak harta agar bisa pergi ke Baitullah
menyempurnakan keislaman kita dengan berhaji. 

Bukan hanya dari sisi materi, saat ini kita juga mengetahui bersama, betapa panjangnya
waktu antrean sampai dengan puluhan tahun agar kita bisa berangkat haji. Ini
mengandung hikmah bahwa kita harus tetap berusaha untuk bisa berangkat ke tanah
suci dengan upaya mendaftarkan diri lalu setelah itu kita pasrahkan semuanya kepada
Allah swt.

Senada dengan kepasrahan untuk mengeluarkan harta dan lamanya waktu tunggu ini,
Allah mengawali perintah haji dengan kata-kata “Lillah” (untuk Allah). hal ini termaktub
dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97:
‫َوِلّٰلِه َعَلى الَّن اِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْس َتَطاَع ِاَلْيِه َس ِبْيًلا ۗ َوَمْن َكَفَر َفِاَّن الّٰلَه َغِنٌّي َعِن اْلٰعَلِمْيَن‬

‫‪Artinya: “(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji‬‬
‫‪ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang‬‬
‫‪mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan‬‬
‫”‪sesuatu pun) dari seluruh alam.‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikianlah nilai-nilai kepasrahan diri kepada Allah yang terkandung dalam tiga‬‬
‫‪ibadah di hari Raya Idul Adha. Semoga kita senantiasa bisa mempraktikannya dalam‬‬
‫‪kehidupan kita sehari-hari. Amin‬‬

‫َأ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم‪َ ،‬فاْس َتْغِفُرْوُه‪ِ ،‬إ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫اللُه َأ ْك َبُر اللُه َأ ْك َبُر اللُه َأ ْك َبُر‪  ‬اللُه َأ ْك َبُر‪  ‬اللُه َأ ْك َبُر‪  ‬اللُه َأ ْك َبُر‪  ‬اللُه َأ ْك َبُر َوِلّٰلِه اْل َحْمُد‬

‫الَحْمُد ِلّٰلِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‪َ ،‬والَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َسِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‪َ ،‬وَعَلى ٰاِلِه َوَص ْحِبِه َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‪َ ،‬وَأ ْشَهُد‬
‫َأ ْن َّل ا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِر ْيَك َلُه اْلُمَنـَّز ُه َعِن اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‪َ ،‬وَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه‬
‫َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن ُخُلَقُه اْلُقْرآُن‬

‫َأ َّم ا َبْعُد‪َ ،‬فُأ ْوِص ْيُكْم َوَنْفِسي ِبَتْقَوى الّٰلِه َعَّز َوَجَّل َواَّت ُقوا اللَه َتَعاَلى ِفي َهَذا اْلَيْوِم اْلَعِظيِم‪َ ،‬واْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر‬
‫َعِظْيٍم‪َ ،‬أ َمَرُكْم ِبالَّص َلاِة َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل‪ِ :‬إ َّن الَّل َه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا‬

‫َعَلْيِه َوَسِّلُموا َتْس ِليًما‪ ،‬الّٰلُهَّم َصِّل َوَسِّلْم َوَباِرْك َعَلى َسِّيِدَنا َوَنِبِّيَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِلِه َوَص ْحِبِه الَّط ِّيِبْيَن‪َ ،‬واْرَض الّٰلُهَّم َعِن‬
‫اْل ُخَلَفاِء الَّر اِشِديَن‪َ ،‬أ ِبي َبْكٍر َوُعَمَر َوُعْثَماَن َوَعِلٍّي ‪َ ،‬وَعْن َساِئِر الَّص َحاَبِة الَّص الحيَن‬

‫الّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِميَن َواْلُمْس ِلَماِت ‪َ ،‬واْلُمْؤِمِنيَن َواْلُمْؤِمَناِت ‪ ،‬اْلَأْح َياِء ِمْنُهْم َواْلَأْم َواِت ‪ِ ،‬إ َّن َك َسِميٌع َقِريٌب ُمِجيُب‬
‫الَّد َعَواِت ‪ ،‬الّٰلُهَّم اْج َعْل ِعيَدَنا َهَذا َسَعاَدًة َوَتلَاُحًما‪َ ،‬وَمَسَّر ًة َوَتَراُحًما‪َ ،‬وِزْدَنا ِفيِه ُط َمْأ ِنيَنًة َوُأ ْلَفًة‪َ ،‬وَهَناًء َوَمَحَّب ًة‪َ ،‬وَأِعْدُه‬

‫ّٰل‬ ‫ّٰل‬
‫َعَلْيَنا ِباْل َخْيِر َوالَّر َحَماِت ‪َ ،‬واْلُيْمِن َواْلَبَرَكاِت ‪ ،‬الّٰلُهَّم اْج َعِل اْلَمَوَّد َة ِشيَمَتَنا‪َ ،‬وَبْذَل اْل َخْيِر ِللَّن اِس َدْأ َبَنا‪ ،‬الّٰلُهَّم َأ ِدِم الَّس َعاَدَة‬
‫َعَلى َوَط ِنَنا‪َ ،‬واْنُشِر اْلَبْهَجَة ِفي ُبُيوِتَنا‪َ ،‬واْح َفْظ َنا ِفي َأ ْهِليَنا َوَأ ْرَحاِمَنا‪َ ،‬وَأ ْكِرْم َنا ِبَكَرِمَك ِفي الُّد ْنَيا َواْلآِخَرِة‪َ ،‬رَّب َنا آِتَنا ِفي‬
‫الُّد ْنَيا َحَسَنًة‪َ ،‬وِفي اْلآِخَرِة َحَسَنًة‪َ ،‬وِقَنا َعَذاَب الَّن اِر‪َ ،‬وَأ ْدِخْلَنا َّن‬
‫اْلَجَة َمَع اْلَأْبَراِر‪َ ،‬يا َعِزيُز َيا َغَّف اُر‬

‫ِعَباَد اللِه‪ ،‬إَّن اللَه ْأَي ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن‪ِ ،‬إَو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم‬
‫َتَذَّك ُرْوَن‪َ ،‬فاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر‪ِ ،‬عْيٌد َس ِعْيٌد َوُكُّل َعاٍم َوَأ ْنُتْم ِب َخْيٍر‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung‬‬

‫‪Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan‬‬
‫‪layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.‬‬

‫‪TAG S:
khutbah idul adha‬‬ ‫
‬ ‫‪idul adha‬‬

Anda mungkin juga menyukai