Anda di halaman 1dari 18

‫‪KHUTBAH JUMAT‬‬

‫‪DMDI‬‬
‫‪DEWAN MASJID DIGITAL INDONESIA‬‬
‫‪https://seruanmasjid.com‬‬

‫‪HAJI MABRUR‬‬
‫‪PENGGERAK PERUBAHAN‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫إن ْال َح ْم َد َ َّ َ‬
‫ّلِل‪ ,‬ن َْح َم ُدهُ‪,‬‬ ‫َّ‬
‫َونَ ْست َ َعينُهُ‪َ ,‬ونَ ْست َ ْغ َف ُرهُ‪,‬‬
‫ور‬
‫ر ُر َ‬ ‫اّلِل َم ْن ُ‬ ‫َونَعُوذُ َب َّ َ‬
‫ت أ َ ْع َما َلنَا َم ْن‬ ‫س َيئَا َ‬ ‫أ َ ْنفُ َسنَا‪َ ,‬و َ‬
‫ض َّل لَهُ‪َ ,‬و َم ْن‬ ‫َّللاُ فَالَ ُم َ‬ ‫يَ ْه َد َه َّ‬
‫ي لَهُ‪,‬أ َ ْر َه ُد أ َ ْن‬ ‫ض َل ْل فَالَ َها َد َ‬ ‫يُ ْ‬
‫الَ اَلَهَ اَالَّ هللاُ َو ْح َدهُ َالر ََر ْي َك‬
‫ر َها َدة َ َم ْن ُه َو َخي ٌْر‬ ‫لَهُ‪َ ،‬‬
‫س ُن نَ َديًّا‪.‬‬‫َّمقَا ًما َوأ َ ْح َ‬
‫س َي َدنَا م َح َّمدًا‬ ‫َوأ َ ْر َه ُد أ َ َّن َ‬
‫ف‬ ‫ص ُ‬ ‫س ْولُهُ ْال ُمت َّ َ‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫َ‬
‫ص َبيًّا‪.‬‬‫ارا َو َ‬ ‫ار َم َكبَ ً‬ ‫َب ْال َم َك َ‬
‫علَى‬ ‫س َل ْم َ‬ ‫ص َل َو َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم فَ َ‬
‫صادَقَ‬ ‫ان َ‬ ‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َك َ‬
‫َ‬
‫س ْوالً نَ َبيًّا‪،‬‬ ‫ان َر ُ‬ ‫ْال َو ْع َد َو َك َ‬
‫ص ْح َب َه الَّ َذي َْن‬‫علَى آ َل َه َو َ‬ ‫َو َ‬
‫يُ ْح َسنُ ْو َن َإ ْسالَ َم ُه ْم َولَ ْم‬
‫ر ْيئًا فَ َريًّا‪ ،‬أ َ َّما بَ ْعدُ‪،‬‬ ‫يَ ْفعَلُ ْوا َ‬
‫اض ُر ْو َن َر َح َم ُك ُم‬ ‫فَيَا أَيُّ َها ْال َح َ‬
‫ص ْي َن ْي نَ ْف َس ْي َو َإيَّا ُك ْم‬ َ ‫ ا ُ ْو‬،ُ‫هللا‬
‫ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْو َن‬،‫هللا‬ َ ‫ َبت َ ْق َوى‬.
: ‫قَا َل هللاُ تَعَالَى‬
َٰ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ َذي َْن ا َمنُوا اتَّقُوا‬
‫َّللا‬
‫َح َّق تُقىتَ ٖه َو َال ت َ ُم ْوت ُ َّن اَ َّال‬
‫َوا َ ْنت ُ ْم ُّم ْس َل ُم ْو َن‬
(QS Ali ‘Imran [3]: 102)

Alhamdulillah, kita masih dalam iman dan


Islam. Semoga Allah istiqamahkan kita dalam
keadaan ini sampai akhir hayat kita. Shalawat
dan salam semoga Allah curahkan kepada
junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Bertakwalah kepada Allah, kapan pun dan di
mana pun. Taati perintah Allah, dan
tinggalkan larangan-Nya. Sungguh
ketakwaan inilah yang akan menentukan
derajat kita di sisi-Nya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Usai sudah rangkaian ibadah haji di Tanah
Suci tahun ini. Sebagian jamaah haji mulai
kembali ke negerinya masing-masing. Tak ada
harapan dan cita-cita para jamaah haji kecuali
meraih predikat haji mabrur. Sebab,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:

ُ‫ْس لَه‬
َ ‫ور لَي‬ ُ ‫ْال َح ُّج ْال َمب ُْر‬
ُ‫َجزَ ا ٌء َإالَّ ْال َجنَّة‬
Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga
(HR al-Bukhari dan Muslim).

Karena itu haji adalah salah satu ibadah yang


utama. Bahkan kedudukannya sejajar dengan
jihad fi sabilillah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

َ َّ ‫س َبي َل‬
‫َّللا‬ َ ‫َازى فَى‬ َ ‫ْالغ‬
َ َّ ‫َو ْال َحا ُّج َو ْال ُم ْعت َ َم ُر َو ْف ُد‬
‫َّللا‬
ُ‫سأَلُوه‬َ ‫عا ُه ْم فَأ َ َجابُوهُ َو‬ َ ‫َد‬
َ ‫فَأ َ ْع‬
‫طا ُه ْم‬
Orang yang berperang di jalan Allah, orang
yang berhaji dan orang yang berumrah adalah
tamu-tamu Allah. Allah mengundang mereka,
mereka pun memenuhi undangan-Nya. Lalu
mereka meminta kepada Allah, Allah pun
memenuhi permintaan mereka (HR Ibnu
Majah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun


pernah ditanya tentang amal yang paling
utama. Beliau menjawab:

« ‫سو َل َه‬
ُ ‫اّلِل َو َر‬ ٌ ‫» َإي َم‬
َ َّ ‫ان َب‬
‫َقي َل ث ُ َّم َماذَا قَا َل‬
َ َّ ‫س َبي َل‬
« ‫َّللا‬ َ ‫» َج َها ٌد َفى‬
‫َقي َل ث ُ َّم َماذَا قَا َل‬
« ‫ور‬ ٌ ‫» َح ٌّج َمب ُْر‬
“Mengimani Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang
bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau
menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang
bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” Beliau
kembali menjawab,“Haji mabrur.” (HR al-
Bukhari).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Imam al-Qurthubi menyatakan, haji mabrur
adalah orang yang berhaji tanpa bermaksiat
kepada Allah, baik saat menunaikannya
maupun setelahnya. Mengutip Imam Hasan
al-Bashri, haji mabrur adalah yang pelakunya,
setelah menunaikan ibadah haji, menjadi
zuhud terhadap dunia dan menginginkan
akhirat (surga) (Lihat: al-Qurthubi, Tafsiir li
Jaami’ Ahkaam al-Qur’aan, 2/408).

Maka, tidak pantas seseorang mendapatkan


predikat haji mabrur jika dia berangkat
dengan uang haram seperti hasil riba, suap,
korupsi, merampas aset milik rakyat, dan lain-
lain. Dia pun tidak patut mendapatkan status
haji mabrur jika usai menunaikan ibadah haji
justru kembali menceburkan diri dalam
kemaksiatan seperti menelantarkan hukum-
hukum Allah subhanahu wa ta’ala,
mengkriminalisasi ajaran Islam, menghalang-
halangi dakwah penerapan syariah Islam,
berkolusi dengan korporasi merampas aset
milik umat seperti hutan, pertambangan, dan
sebagainya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Ketahuilah, berhaji bukan saja memenuhi
dimensi ruhiyah (spiritual), tapi juga
mengandung dimensi siyaasiyah (politik) dan
perjuangan. Melalui ibadah haji, Islam
meleburkan umatnya menjadi satu kesatuan
tanpa perbedaan suku, ras, warna kulit
maupun strata sosial. Allah gambarkan dalam
firman-Nya:

‫ج‬ ْ َ َّ‫َوا َ َذ ْن فَى الن‬


َ ‫اس َب‬
‫ح‬
َ ‫ال‬
‫على ُك َل‬ َ ‫اال َّو‬ ً ‫يَأْت ُ ْو َك َر َج‬
‫ج‬ َ ‫ف‬ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫م‬َ ‫ْن‬
َ ‫ي‬ ‫ت‬
َ ْ ‫ام ٍر يَّأ‬
َ ‫ض‬ َ
ٍ َ
‫ق‬
ٍ ‫ع َم ْي‬َ
Serulah manusia untuk mengerjakan ibadah
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta
yang kurus. Mereka datang dari segenap
penjuru yang jauh (TQS al-Hajj [22]: 27).

Dan, saat Haji Wada’ lihatlah apa yang


dipesankan oleh baginda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam saat khutbah beliau.
Pertama, darah dan harta sesama Muslim
terpelihara. Kedua, kewajiban menunaikan
amanat, termasuk di dalamnya amanah
kekuasaan untuk melayani dan melindungi
umat. Ketiga, sistem ekonomi ribawi
dihapuskan untuk selamanya. Keempat,
menjaga aturan Islam dalam rumah tangga
dan kewajiban mendidik istri. Kelima,
kewajiban umat menjaga persatuan dan
kesatuan. Keenam, kewajiban berpegang
teguh pada Kitabullah dan Sunnah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam jika tidak ingin
tersesat dan sebaliknya umat akan tersesat
jika berpaling pada ajaran dan sistem
kehidupan selain Islam.

Ketika Haji Wada’ turun firman Allah


subhanahu wa ta’ala berisi ketetapan-Nya
tentang kesempurnaan Islam sebagai sistem
kehidupan:
‫ت لَ ُك ْم َد ْينَ ُك ْم‬ ُ ‫ا َ ْليَ ْو َم ا َ ْك َم ْل‬
‫علَ ْي ُك ْم َن ْع َمتَ ْي‬
َ ‫ت‬ ُ ‫َواَتْ َم ْم‬
‫اال ْس َال َم َد ْينًا‬ َ ْ ‫ْت لَ ُك ُم‬ ُ ‫ضي‬ َ ‫َو َر‬
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kalian agama kalian, telah Kucukupkan nikmat-
Ku untuk kalian dan telah Kuridhai Islam
sebagai agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).

Saat itulah Allah subhanahu wa ta’ala telah


menetapkan Islam sebagai sistem kehidupan
yang sempurna dan menyeluruh. Bukan saja
mengatur ritual ibadah haji, tetapi juga
mengatur semua aspek kehidupan. Karena
itu tak ada aturan hidup yang sepatutnya
dijadikan pilihan oleh kaum Muslim selain
aturan Islam. Bukan hanya untuk ritual
ibadah, tetapi juga untuk kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan kenegaraan. Semua
harus diatur oleh syariah Islam.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Haji adalah inspirasi perjuangan. Dulu, haji
menjadi salah satu stimulus yang
menggerakkan semangat anti kolonialisme
dan mendorong persatuan umat untuk
melawan para penjajah Belanda. Di tahun
1888, petani Banten melawan Belanda
dipimpin seorang tokoh haji. Sejak itu,
Belanda mewaspadai orang-orang yang
pulang haji.

Bahkan seperti diakui Snouck Hurgronje,


“Para haji adalah wabah masyarakat pribumi.
Mereka mendorong penduduk asli untuk
melawan, menabur fanatisme dan kebencian
terhadap orang Eropa."

Setelah mendalaminya sampai ke Makkah,


berpura-pura menjadi Muslim, Snouck
kemudian menyarankan pembatasan haji dan
mewaspadai jamaah haji yang baru pulang
dari Tanah Suci. Di tahun 1916, ada ujian haji,
jamaah yang baru pulang di-screening. Yang
lulus diberi gelar haji, dan diberi pakaian
khusus seperti peci dan jubah putih.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Inspirasi perjuangan inilah yang seharusnya
muncul kembali dalam setiap pelaksanaan
ibadah haji. Karena itu, kaum Muslim yang
berhaji harus merasa terpanggil pula untuk
berdakwah memperjuangkan Islam. Jangan
berpuas diri usai menunaikan haji. Masih
banyak kewajiban yang lebih utama yang
harus ditunaikan kaum Muslim, salah satunya
adalah menyerukan kewajiban penerapan
syariah Islam secara kaaffah dalam institusi
pemerintahan Islam, yakni Khilafah Islamiyah.
[]

‫ار َك هللا َلي َولَ ُك ْم فَى‬ َ َ‫ب‬


‫ َونَفَعَ َني‬،‫آن اْلعَ َظي َْم‬
َ ‫اْلقُ ْر‬
‫ت‬‫َو َإيَّا ُك ْم َب َما َف ْي َه َم َن ْاْليَا َ‬
‫َوال َذ ْك َر ْال َح َك َيم َوتَقَبَّ َل هللاُ َمنَّا‬
‫َو َم ْن ُك ْم َتالَ َوتَهُ َو َإنَّهُ ُه َو‬
‫س َم ْي ُع العَ َل ْي ُم‪َ ،‬وأَقُ ْو ُل قَ ْو َلي‬ ‫ال َّ‬
‫َهذَا فَأ ْست َ ْغ َف ُر َ‬
‫هللا العَ َظ ْي َم َإنَّهُ‬
‫الر َحيْم‬‫ُه َو الغَفُ ْو ُر َّ‬

‫‪KHUTBAH II‬‬

‫سانَ َه‬ ‫لى َإ ْح َ‬ ‫َ‬ ‫ع‬


‫َ‬ ‫َ‬
‫هلل‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫اَ‬
‫لى ت َ ْو َف ْي َق َه‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ك‬ ‫َوال ُّ‬
‫ر‬
‫َواَ ْمتَنَانَ َه‪َ .‬وأ َ ْر َه ُد أ َ ْن الَ اَلَهَ‬
‫َإالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ر ََر ْي َك‬
‫س َي َدنَا ُم َح َّمدًا‬ ‫أن َ‬ ‫لَهُ َوأ َ ْر َه ُد َّ‬
‫إلى‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ا‬‫د‬‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫س ْول‬ ‫َ‬
‫علَى‬ ‫ص َل َ‬ ‫ض َوانَ َه‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫َر ْ‬
‫علَى ا َ َل َه‬ ‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫َ‬
‫س َل ْم ت َ ْس َل ْي ًما‬ ‫ص َحا َب َه َو َ‬ ‫َوأ َ ْ‬
‫َكثي ًْرا‬
‫اس‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫اَتَّقُوهللاَ فَ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬
‫هللا‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ‬ ‫َ‬
‫أ َ َم َر ُك ْم َبأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ فَ ْي َه َبنَ ْف َس َه‬
‫س َب َح َة‬ ‫َوثَـنَى َب َمآل َئ َك َت َه ْال ُم َ‬
‫هللا‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫َّ‬ ‫إ‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ق‬‫و‬‫َ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫د‬ ‫ُ‬ ‫َبق‬
‫لى‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫و‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫صل‬ ‫َو َمآل َئ َكتَهُ يُ َ‬
‫النَّ َبى يآ اَيُّ َها الَّ َذي َْن آ َمنُ ْوا‬
‫س َل ُم ْوا ت َ ْس َل ْي ًما‪.‬‬ ‫علَ ْي َه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬‫َ‬
‫س َي َدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫علَى َ‬ ‫ص َل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫علَى‬ ‫س َل ْم َو َ‬ ‫علَ ْي َه َو َ‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫َ‬
‫علَى‬ ‫س َي َدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬
‫آ َل َ‬
‫س َل َك َو َمآل َئ َك َة‬ ‫ا َ ْن َبيآئَ َك َو ُر ُ‬
‫ع َن‬ ‫ض الل ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫اْل ُمقَ َّر َبي َْن َو ْ‬
‫الرا َر َدي َْن أ َ َبى بَ ْك ٍر‬ ‫اء َّ‬ ‫اْل ُخلَفَ َ‬
‫ع ْن‬ ‫علي َو َ‬ ‫عثْ َمان َو َ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫َو ُ‬
‫ص َحابَ َة َوالتَّا َب َعي َْن‬ ‫بَ َقيَّ َة ال َّ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬ ‫َوتَا َب َعي التَّا َب َعي َْن لَ ُه ْم َبا َْح َ‬
‫عنَّا‬‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫الدي َْن َو ْ‬‫اَلَى يَ ْو َم َ‬
‫َمعَ ُه ْم َب َر ْح َم َت َك يَا أ َ ْر َح َم‬
‫اح َمي َْن‬
‫الر َ‬ ‫َّ‬

‫اَلل ُه َّم ا ْغ َف ْر َل ْل ُمؤْ َمنَي َْن‬


‫ت َواْل ُم ْس َل َمي َْن‬ ‫َواْل ُمؤْ َمنَا َ‬
‫ت اَالَ ْحيآء َم ْن ُه ْم‬ ‫َواْل ُم ْس َل َما َ‬
‫ت الل ُه َّم أ َ َع َّز‬ ‫َواْالَ ْم َوا َ‬
‫اْ َإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس َل َمي َْن َوأ َ َذ َّل‬
‫ص ْر‬‫الر ْر َك َواْل ُم ْر َر َكي َْن َوا ْن ُ‬ ‫َ‬
‫ص ْر‬ ‫َعبَا َد َك اْل ُم َو َح َدي َْن َوا ْن ُ‬
‫اخذُ ْل َم ْن‬ ‫الدي َْن َو ْ‬ ‫ص َر َ‬ ‫َم ْن نَ َ‬
‫َخذَ َل اْل ُم ْس َل َمي َْن َو َد َم ْر‬
‫الدي َْن َوا ْع َل َك َل َما َت َك‬ ‫أ َ ْع َدا َء َ‬
‫الدي َْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع‬ ‫َإلَى يَ ْو َم َ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء‬ ‫َ‬
‫س ْو َء‬ ‫الزالَ َز َل َواْ َلم َح َن َو ُ‬ ‫َو َّ‬
‫ظ َه َر َم ْن َها‬ ‫اْل َفتْنَ َة َواْ َلم َح َن َما َ‬
‫ع ْن بَلَ َدنَا‬ ‫ط َن َ‬ ‫َو َما بَ َ‬
‫سا َئ َر‬ ‫صةً َو َ‬ ‫اَ ْندُو َن ْي َسيَّا خآ َّ‬
‫ان اْل ُم ْس َل َمي َْن عآ َّمةً يَا‬ ‫اْلبُ ْل َد َ‬
‫ب اْلعَالَ َمي َْن‪َ .‬ربَّنَا آ َتنا َ َفى‬ ‫َر َّ‬
‫ْلخ َرةَ‬ ‫سنَةً َوفَى اْ َ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ َ‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو َقنَا َ‬ ‫َح َ‬
‫اإن لَ ْم‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬‫َربَّنَا َ‬
‫ت َ ْغ َف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن‬
‫َم َن اْلخَا َس َري َْن‪.‬‬

‫هللا يَأ ْ ُم ُر َباْلعَ ْد َل‬‫هللا ! َإ َّن َ‬ ‫َعبَا َد َ‬


‫ْتآء َذي‬ ‫ان َو َإي َ‬ ‫س َ‬ ‫َواْ َإل ْح َ‬
‫ع َن اْلفَ ْح َ‬
‫رآء‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫َ‬ ‫ر‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ل‬‫ْ‬ ‫ا‬
‫ظ ُك ْم‬ ‫َواْل ُم ْن َك َر َواْلبَ ْغي يَ َع ُ‬
‫هللا‬
‫َ‬ ‫وا‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ْ‬
‫ذ‬ ‫ا‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫َّ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫َّ‬ ‫ل‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ل‬
‫اْلعَ َظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْر ُك ُر ْوهُ‬
‫لى نَعَ َم َه يَ َز ْد ُك ْم َولَ َذ ْك ُر َ‬
‫هللا‬ ‫ع َ‬ ‫َ‬
‫أ َ ْكبَ ْر‬

Anda mungkin juga menyukai