Anda di halaman 1dari 4

‫ُظ ِه َرهُ َعلَى ال ِّدي ِْن ُكلِّ ِه َو َكفَا‬ ْ ‫ق لِي‬ ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذى اَرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُ

ْالهُ َدى َو ِدي ِْن ْال َح‬


‫بِاهللِ َش ِه ْي ًدا‬.
‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ْك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ َ ‫اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَاِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
‫ فَيَا‬: ‫رك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه اَجْ َم ِعي َْن اَ َّما بَ ْع ُد‬ ْ ِ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَا‬ َ
َّ ‫وص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسى بِتَ ْق َواهللا اِتَّقُوهللاَ َح‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم‬ ِ ُ‫ِعبَا َدهللاُ ا‬
ِ َّ‫ون ُشهَ َدا َء َعلَى الن‬
‫اس‬ ُ ‫ك َج َع ْلنَا ُك ْم اُ َّمةً َو َسطًا لِتَ ُك‬َ ِ‫ َو َك َذال‬:‫ال تَ َعالَى‬ َ َ‫ َوق‬.‫ون‬ َ ‫ُم ْسلِ ُم‬
‫ون ال َّرسُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِه ْي ًدا‬ َ ‫َويَ ُك‬
Sidang Jum’at rahimakumullah, kaum muslimin yang berbahagia

Marilah dalam suasana yang berbahagia ini, pertama-tama kita menghubungkan jiwa dan raga
kita dengan Allah sang pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya, yang sebentar lagi kita
semua akan rukuk dan sujud menyembah-Nya dengan melakukan shalat. Kita perlu tetap
mensyukuri bahwa betapa besar nikmat dari karunia yang Allah berikan kepada kita, yang tiada
putus-putusnya dilimpahkan kepada kita selama kita hidup dan sesudah kita mati, insyaAllah.

Sidang Jum’at yang berbahagia

Umat Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu setahun banyak memperingati hari-hari
besar Islam. Peringatan tahun baru hijriyah, peringatan Maulid Nabi saw, peringatan Nuzulul
Qur’an dan sekarang kita berada dalam bulan Rajab, memperingati pula hari besar Islam yaitu
Isra Mi’raj. Yang semuanya itu merupakan kegiatan rutin yang setiap saat diselenggarakan.
Yang perlu kita renungkan apakah makna dari peringatan-peringatan yang kita laksanakan
tersebut. Apakah ada pengaruhnya terhadap kehidupan kemanusiaan?
Sidang Jum’at rahimakumullah
Dalil mengenai Isra’ yang dilakukan oleh junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dalam al-
Qur’an terdapat dalam Surat Al-Isra’ ayat 1 yang berbunyi:

َ ‫ُسب ْٰح َن الَّ ِذيْٓ اَس ْٰرى بِ َع ْب ِد ٖه لَ ْياًل ِّم َن ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َمس ِْج ِد ااْل َ ْق‬
ْ‫صا الَّ ِذي‬
ِ َ‫ٰب َر ْكنَا َح ْولَهٗ لِنُ ِريَهٗ ِم ْن ٰا ٰيتِنَاۗ اِنَّهٗ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬
‫ص ْي ُر‬
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari
Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar,
Maha Melihat.
Sedang mengenai Mi’raj diungkapkan dalam Surat an-Najm ayat 15-18:
ؕ‫ِع ۡن َدهَا َجنَّةُ ۡال َم ۡا ٰوى‬
15. di dekatnya ada surga tempat tinggal,
‫ا ِۡذ َي ۡغ َشى الس ِّۡد َر َة َما َي ۡغ ٰش ۙى‬
16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya,
‫ص ُر َو َما َط ٰغى‬ َ ‫اغ ۡال َب‬
َ ‫َما َز‬
17. penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya.
‫ت َر ِّب ِه ۡال ُك ۡب ٰرى‬
ِ ‫َل َق ۡد َر ٰاى م ِۡن ٰا ٰي‬
18. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.

Jadi tentang Mi’raj diungkapkan dalam al-Qur’an sehubungan dengan panggilan Allah kepada
Nabi Muhammad saw untuk menerima wahyu di dalam surat an-Najm ayat 15-18 menerangkan
suasana ketika Nabi Muhammad saw mi’raj berada di Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha adalah batas antara alam atas dengan alam bawah. Bumi, bulan, matahari
dan semua bintang-bintang dan planet-planet adalah alam bawah. Sedangkan alam di luar
alam bintang dan planet dinamakan alam atas. Sidratul Muntaha, Baitul Makmur, Luhul
Mahfuzh, Surga dan Arsy Tuhan terletak di alam atas.
Peristiwa Isra Mi’raj juga dijelaskan lagi dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh
Muslim yang artinya, “… kemudian kami dibawa naik ke langit…”

Sidang Jum’at rahimakumullah

Isra’ artinya adalah perjalanan Rasulullah saw pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah
ke Masjidil Aqsa di Palestina. Mi’raj artinya naiknya Rasulullah saw ke langit sampai ke Sidratul
Muntaha.
Ini makna yang tekstual yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw tersebut.
Secara kontekstual Isra Mi’raj memiliki makna simbolis yang cukup luas pengertiannya, dimana
tidak hanya sekadar melakukan perjalanan dan naik dari tempat ke tempat yang lain secara
harfiah. Tetapi lebih dari itu di mana seluruh perilaku Nabi Muhammad saw merupakan
pedoman hidup manusia yang sempurna.
Sidang Jum’at rahimakumullah
Inti dari Isra Mi’raj yang dilakukan oleh junjungan kita Rasulullah Muhammad saw adalah
diterimanya perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam langsung dari Allah SwT.
Kalau Rasulullah saw dimi’rajkan langsung menghadap Allah, maka bagi umat Islam yang
beriman dengan menegakkan shalat merupakan mi’rajnya orang beriman, sebagaimana
diterangkan dalam hadits yang berbunyi,
‫ِن‬
ِ ‫صاَل ةُ ِمعْ َرا ُج ْالمُْؤ م‬
َّ ‫ال‬
“Shalat itu mi’rajnya orang-orang yang beriman” (Ar-Razi)
Shalat adalah mi’raj, yakni tangga. Dengan menggunakan tangga tersebut umat Islam dapat
meningkat, bertambah kuat tenaga imannya dan bertambah tinggi rohaninya.
Dengan mendirikan shalat, maka umat Islam bertambah kebutuhannya yang menjadi
penyempurna shalat. Sebelum shalat wajib, wudhu, bersih dari segala najis. Perintah ini
mendorong umat Islam untuk selalu hidup besih, hidup sehat dengan meningkatkan kebersihan
dan kesucian dirinya. Demikian pula tempat, pakaian dan waktu shalat.
Dengan mendirikan shalat itu, hendaknya kita meningkatkan kepada derajat para salihin,
karena shalat dapat menghilangkan sifat-sifat jelek, seperti kejam, bengis dan menimbulkan
sifat-sifat yang baik serta halus. Dengan melaksanakan shalat hilang sifat bakhil, malas,
sombong, ujub, riya’ dan takabur. Kemudian akan timbul sifat-sifat pemurah, pengasih, rajin,
dan lain-lain.

Hikmah dari isra mi'raj

Pertama, Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat
menyedihkan, yaitu wafatnya Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa,
tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu
Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati
Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wata’ala. Sehingga hati Nabi
semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wata’ala. Ini
memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan
menegakkan agama maka Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam
kitabnya, Sirah Nabawiyah, menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan
jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’raj) kepada
Allah swt lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’,
seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga ia malu untuk
menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain,
malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak
kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan ke-esaan Allah, kebesaran Allah, sehingga
dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan
perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah
perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan
selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan
pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak
hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap
sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat
tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.

Apabila semua itu telah menjadi kenyataan dan kegiatan hidup kita umat Islam sehari-hari,
maka ini merupakan tanda bahwa kita telah meningkat dari mengerjakan shalat kepada tingkat
“muqiimas shalaati” atau golongan yang mendirikan shalat.
Kaum muslimin yang berbahagia
Demikian khutbah shingkat yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi umat Islam
sekalian.
ِ ‫ك هللا ُلِى َو َل ُك ْم فِي ْالقُرْ اَ ِن ْالعَظِ ِيم َو َن َف َعنِى َو ِايَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ْاالَ َيا‬
‫ت‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
َ ‫لح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللا ُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه ِا َن ُه ه َُوال َّس ِم ْي ُع ْا‬
‫لعلِي ِْم‬ ِّ ‫َو‬
َ ‫الذ ْك ِر ْا‬
KUTBAH KE 2

‫ اَ ْش َه ُد‬.‫هلل الَّذِى َج َع َل َنا َو ِا َّي ُك ْم عِ َبا ِد ِه ْال ُم َّت ِقي َْن َواَ َّد َب َنا ِب ْالقُرْ اَ ِن ْال َك ِري ِْم‬
ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
.ُ‫ َواَ ْش َه ُد اَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬.ُ‫ْك َله‬ َ ‫اَنْ الَ ا َل َه ِاالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
‫ َف َيا‬: ‫صحْ ِب ِه اَجْ َم ِعي َْن اَمَّا َبعْ ُد‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى اَلِ ِه َو‬ َ ‫َاللَّ ُه َّم‬
َ ‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتمُو ُتنَّ ِاالَّ َواَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ َو َقا َل‬.‫ُون‬ َ ‫اَ ُّي َها ال َّنا سُ ا َّتقُوا‬
‫صلُّوا‬ َ ‫ون َع َلى ال َّن ِبي َيااَ ُّي َها الَّ ِذي َْن اَ َم ُنوا‬ َ ُّ‫صل‬ َ ‫هللا َو َمالَ ِء َك َت ُه ُي‬َ َّ‫َت َعا َلى اِن‬
‫َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِ ْيمًا‬
‫‪Demikian khutbah jum’at yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan menambah wawasan‬‬
‫‪keislaman dan keimanan kita kepada Allah serta kita benar-benar mampu mengaktualisasikan‬‬
‫‪diri kita sebagai seorang muslim dengan sikap dan perbuatan yang selalu berbuat baik yang‬‬
‫‪diridhai oleh Allah SWT, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita dan berupaya untuk‬‬
‫‪menghindari dari perbuatan dan prilaku kerusakan di muka bumi ini, Amin.‬‬

‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى اَلِ ِه َواَصْ َحا ِب ِه اَجْ َم ِعي َْن‪,‬‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب ِ‬‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ك َيا اَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫ضى َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َم ِت َ‬ ‫َوارْ َ‬
‫ت اَالَحْ َيا ِء‬ ‫ت َو ْالمُو ْء ِم ِني َْن َو ْالمُوءْ ِم َنا ِ‬ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬‫اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫ت‬‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدعْ َوا ِ‬ ‫‪ِ .‬م ْن ُه ْم َو ْاالَم َْوا ِ‬
‫ت ِا َّن َ‬
‫ت‬‫ك اَ ْن َ‬ ‫ك َرحْ َم ًة ِا َّن َ‬ ‫َر َّب َنا الَ ُت ِز ْغ قُلُو َب َنا َبعْ دَ ِْاذ َه َد ْي َت َنا َو َهبْ َل َنا ِمنْ َل ُد ْن َ‬
‫ص ِغيْرً ا‪َ .‬ر َّب َنا‬ ‫اغ ِفرْ لِى َول َِوالِدَيَّ َوارْ َحمْ ُه َما َك َما َر َّب َيانِى َ‬ ‫ْال َوهَّاب‪َ .‬ربِّى ْ‬
‫ِّك‬
‫ان َرب َ‬ ‫ار‪ُ .‬سب َْح َ‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫اَ ِت َنا فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاالَ خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫هلل َربِّ‬‫َربّى ْالع َِّز ِة َعمَّا َيصِ فُون َوال َّسالَ ُم َع َلى ْالمُرْ َسلِي َْن َو ْال َح ْم ُد ِ ِ‬
‫ْال َعا َل ِمي َْن‬

Anda mungkin juga menyukai