Anda di halaman 1dari 6

Sidang Jum’at rahimakumullah, kaum muslimin yang berbahagia

Khotib mewasiatkan kepada diri sendiri dan jamaah jumat seklian untuk senaniasa meningkatkan rasa
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta selalu bersyukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang hingga
sampai sekarang masih memberikat nikmat yang tak terhingga kepada kita semua. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in dan
semuanya yang mengikuti jejak beliau sampai Hari Akhir.
Sidang Jum’at yang berbahagia
Dalam meniti kehidupan, umat Islam dalam waktu setahun ini banyak hari-hari besar Islam yang telah
kita jumpai. Peringatan tahun baru hijriyah, peringatan Maulid Nabi saw, peringatan Nuzulul Qur’an dan
sekarang kita berada dalam Bulan Rajab, bulan ini juga terdapat hari besar Islam yaitu Isra Mi’raj. Yang
didalamnya merupakan salah satu hari besar yang rutin diselenggarakan umat muslim.
Perlu kita renungkan bersama bagaimana makna dari peringatan-peringatan atau hari besar islam yang
dilaksanakan. Apakah memiliki pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari atau bahkan hanya sekedar
hari biasa yang lewat?
Sidang Jum’at rahimakumullah
Berbicara tentang Isra’ yang dilakukan oleh junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dalam
dalil Al Quran telah tercantum dalam Surat Al-Isra’ ayat 1:

Artinya :

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam
ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Sementara mengenai Mi’raj telah disampaikan dalam firman Allah SWT Surat an-Najm ayat 1 sampai
18:

ٌ ْ‫ق َع ِن ْالهَ ٰوى اِ ْن هُ َو اِاَّل َوح‬


﴿ ۙ‫ي ي ُّْو ٰحى‬ ُ ‫صا ِحبُ ُك ْم َو َما َغ ٰو ۚى َو َما يَ ْن ِط‬ َ ‫َوالنَّجْ ِم اِ َذا هَ ٰو ۙى َما‬
َ ‫ض َّل‬
‫اب قَ ْو َسي ِْن اَ ْو اَ ْد ٰن ۚى‬ َ ‫ق ااْل َ ْع ٰلىۗ ثُ َّم َدنَا فَتَ َد ٰلّىۙ فَ َك‬
َ َ‫ان ق‬ ِ ُ‫َعلَّ َمهٗ َش ِد ْي ُد ْالقُ ٰو ۙى ُذ ْو ِم َّر ۗ ٍة فَا ْستَ ٰو ۙى َوهُ َو بِااْل ُف‬
ً‫ب ْالفَُؤ ا ُد َما َر ٰاى اَفَتُمٰ ر ُْونَهٗ َع ٰلى َما يَ ٰرى َولَقَ ْد َر ٰاهُ نَ ْزلَة‬ َ ‫فَا َ ْو ٰح ٓى اِ ٰلى َع ْب ِد ٖه َمٓا اَ ْو ٰحىۗ َما َك َذ‬
‫ص ُر َو َما‬َ َ‫اُ ْخ ٰر ۙى ِع ْن َد ِس ْد َر ِة ْال ُم ْنتَ ٰهى ِع ْن َدهَا َجنَّةُ ْال َمْأ ٰو ۗى اِ ْذ يَ ْغ َشى ال ِّس ْد َرةَ َما يَ ْغ ٰشىۙ َما َزا َغ ْالب‬
ِ ‫ط ٰغى لَقَ ْد َر ٰاى ِم ْن ٰا ٰي‬
‫ت َربِّ ِه ْال ُكب ْٰرى‬ َ
1 Demi bintang ketika terbenam, 2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru,3. dan
tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. 4. Tidak lain (Al-Qur’an itu)
adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat
kuat, 6. yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa
yang bagus dan perkasa) 7. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. 8. Kemudian dia mendekat (pada
Muhammad), lalu bertambah dekat, 9. sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat
(lagi). 10. Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan
Allah. 11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. 12. Maka apakah kamu (musyrikin
Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? 13. Dan sungguh, dia (Muhammad)
telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, 14. (yaitu) di Sidratul Muntaha, 15.
di dekatnya ada surga tempat tinggal, 16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi
oleh sesuatu yang meliputinya, 17. penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang
dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. 18. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda
(kebesaran) Tuhannya yang paling besar.

Jamaah Jumat Rohimakumullah


Tentang Mi’raj telah diungkapkan dalam Al Quran sehubungan dengan panggilan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW untuk menerima wahyu di dalam surat an-Najm.
Pada awal Surat an-Najm menggambarkan peristiwa turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi
Muhammad SAW turun di Gua Hira, sedangkan ayat ke 15-18 menjelaskan bagaimana suasana Nabi
Muhammad SAW mi’raj ke Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha adalah batas antara alam atas dengan alam bawah. Bumi, bulan, matahari dan semua
bintang-bintang, planet-planet adalah alam bawah. Sedangkan alam di luar alam bintang dan planet
dinamakan alam atas. Sidratul Muntaha, Baitul Makmur, Luhul Mahfuzh, Surga dan Arsy Tuhan
terletak di alam atas.
Peristiwa Isra Mi’raj juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim
yang artinya, “… kemudian kami dibawa naik ke langit…”
Sidang Jum’at rahimakumullah
Isra’ memiliki artinya perjalanan Rasulullah SAW pada malam hari mulai dari Masjidil Haram berada
di Makkah kemudian ke Masjidil Aqsa di Palestina. Sementara Mi’raj merarti naiknya Nabi
Muhammad SAW ke langit sampai ke Sidratul Muntaha.
Secara kontekstual makna Isra Mi’raj memiliki simbolis yang begitu luas, tidak hanya sebuah
pemaknaan melakukan perjalanan dan naik dari tempat ke tempat yang lain secara harfiah. Makna Isra
Mi'raj lebih dari itu, seluruh perilaku dari Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah pedoman hidup
umat manusia yang sempurna.
Sidang Jum’at rahimakumullah
Inti dari Isra Mi’raj yang dilakukan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW adalah turunnya
perintah shalat lima waktu dari Allah SWT dalam sehari semalam.
JIika Rasulullah SAW dimi’rajkan langsung menghadap Allah SWT, maka bagi umat Islam yang
beriman dengan menegakkan shalat merupakan mi’rajnya orang beriman, sebagaimana diterangkan
dalam hadits yang berbunyi:

“Shalat itu mi’rajnya orang-orang yang beriman” (Ar-Razi)

Shalat adalah mi’raj, yakni tangga. Bisa diartikan dengan menggunakan tangga tersebut umat Islam
dapat meningkat, bertambah kuat tenaga imannya dan bertambah tinggi rohaninya.
Dengan mendirikan shalat, maka umat Islam bertambah kebutuhannya yang menjadi penyempurna
shalat. Sebelum shalat wajib, wudhu, bersih dari segala najis. Perintah ini mendorong umat Islam untuk
selalu hidup besih, hidup sehat dengan meningkatkan kesucian dan kebersihan bagi dirinya sendiri.
Demikian juga untuk tempat, pakaian dan waktu shalatnya.
Dengan mendirikan shalat, umat Islam hendaknya meningkatkan kepada derajat para salihin, karena
shalat dapat menghilangkan sifat-sifat jelek, seperti kejam, bengis dan bisa menumbuhkan sifat-sifat
yang baik serta halus. Dengan melaksanakan serta mendirikan shalat membantu menghilangkan sifat
bakhil, malas, sombong, ujub, riya’ dan takabur. Kemudian akan timbul sifat-sifat seperti pemurah,
pengasih, rajin, dan sifat baik lainnya.
Apabila semua itu telah dijalankan dan diterapkan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari, maka ini
merupakan salah satu tanda bahwa kita telah meningkat dari mengerjakan shalat kepada tingkat
“muqiimas shalaati” atau golongan yang mendirikan shalat.
Kaum muslimin yang berbahagia
Demikian khutbah shingkat yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi umat Islam sekalian.

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللا‬


ِ ‫ك هللا ُلِى َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ اَ ِن ْال َع ِظ ِيم َونَفَ َعنِى َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ْاالَيَا‬ َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
‫ُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِي ِْم‬

Khutbah ke 2
‫ت َأ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن‬ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ‬
‫ي لَهُ‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ نَ ‪ .‬قَا َل‬ ‫َكثِ ْيرًا‪ .‬قَا َل تَ َعالَى‪ :‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬
‫ق هللاَ يُ َكفِّرْ َع ْنهُ َسيَِّئاتِ ِه َويُ ْع ِظ ْم لَهُ‬ ‫{و َمن يَتَّ ِ‬ ‫ال‪َ :‬‬ ‫ق هللاَ يَجْ َعل لَّهُ َم ْخ َرجًا} َوقَ َ‬ ‫{و َمن يَتَّ ِ‬‫تَ َعالَى‪َ :‬‬
‫صالَ ِة َوال َّسالَ ِم َعلَى َرسُوْ لِ ِه فَقَا َل‪ِ{ :‬إ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ‬ ‫َأجْ رًا}‪ .‬ثُ َّم ا ْعلَ ُموْ ا فَِإ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما}‬ ‫‪.‬ي َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫ت اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬
‫ت‪َ ،‬و ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل با َ ِطالً‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ‪ .‬اَللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح َّ‬ ‫ت‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َواَْأل ْم َوا ِ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا هَبْ لَنَا‬ ‫اب النَّ ِ‬‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫صفُوْ نَ ‪،‬‬ ‫ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‪ُ .‬س ْب َحانَ َربِّكَ َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫‪َ .‬و َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫صالَةَ‬ ‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‪َ .‬وَأقِ ِم ال َّ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫‪َ .‬و َ‬

Anda mungkin juga menyukai