Anda di halaman 1dari 9

KEWAJIBAN MUSLIM TERHADAP RASUL

MAKALAH

Dosen Pengampu :

Yessy Meryantika Sari, S.H., M.H

Disusun Oleh :

1. Rahmi (132022031)
2. Inzuma Almaida N. (132022039)

PROGRAM STUDI PPKN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM OKI KAYUAGUNG
TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................3

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................3

2.1 Pengertian Beriman Kepada Rasululah Saw. ....................................................4

2.2 Kewajiban Umat Muslim Terhadap Rasul ........................................................6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................9


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai sumber paling utama dalam Islam1 , al-Qur`an2 merupakan sumber pokok
bagi akidah, ibadah, etika, dan hukum. Sedangkan Sunnah menempati otoritas kedua
setelahnya3 . Al-Qur`an berfungsi sebagai petunjuk jalan yang sebaik-baiknya bagi
segenap umat manusia demi tercapainya 1Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua
aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa,
dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti
berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh,
tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah SWT disebut sebagai orang muslim. Dari
uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti
patuh, taat dan berserah diri kepada Allah SWT dalam mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan
diri sendiri, bukan paksaan atau berpurapura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah
dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan
tunduk kepada Allah. Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang
medefinisikan; diantaranya Jalaludin Rahmat, dia mengatakan bahwa Islam adalah
menyerahkan sesuatu, menyerahkan diri, meninggalkan orang di bawah kendali orang
lain, meninggalkan seorang bersama musuhnya dan berserah diri kepada Tuhan. Lihat
Jalaludin Rahmat, Islam Dan Pluralisme: Akhlak Qur’an Menyikapi Perbedaan (Jakarta:
Serambi, 2006),42-44. 2 Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT, yang diturunkan dalam
bentuk kata dan makna, dan secara keseluruhan bersifat autentik dalam otoritas ilahi yang
keotentikannya dijamin oleh Allah SWT, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara
sebagaimana firmannya:
inna> nah}nu nazzalna> aldhikra wainna> lahu lah}a>fiz}u>n (sesungguhnya
kami menurunkan al-Qur`an dan kamilah pemelihara-pemeliharanya), QS. [15]: 9.
Muhammad Abdul Halim, Memahami al-Qur`an: Pendekatan Gaya dan Tema, terj. Rofik
Suhud (Bandung: Marja`, 2002), 21.
Disamping itu, periwayatan ayat-ayat al-Qur'an berlangsung secara mutawa>tir.
Istilah mutawa>tir secara bahasa berarti tata>bu' (berurutan), Sedangkan dalam
terminologi 'Ulu>m al-Hadi>th, istilah mutawa>tir adalah berita yang diriwayatkan oleh
orang banyak pada setiap tingkatan mulai dari tingkat sahabat hingga mukharrij yang
menurut ukuran rasio serta kebiasaan, mustahil para periwayat yang jumlahnya banyak
tersebut bersepakat untuk berdusta. Lihat S}ubh}i al-S}a>lih}, 'Ulu>m al-Hadi>th wa
Mus}t{alah}uhu (Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin, 1997), 146. Mah}mu>d al-Tạ h}a>n,
Taisīr Mus}tạ lah} al-Had{th (Surabaya: Shirkah Bungkul Indah, 1985), 18. sedangkan
hadis Nabi diriwayatkan sebagiannya secara mutawa>tir dan sebagian lainnya
diriwayatkan secara a>h}ad. Istilah a>h}ad dalam 'Ulu>m al-Hadi>th memiliki
pengertian berita yang disampaikan oleh orang perorang yang tidak sampai pada derajat
mutawa>tir. Oleh karenanya, al-Qur'an memiliki kedudukan qat'̣i> al-wuru>d sedangkan
hadis Nabi sebagiannya berkedudukan qat'̣i> al-wuru>d dan sebagian lainnya bahkan
yang terbanyak berkedudukan zạ nnī al-wurūd. Maksud dari qat'̣ī al-wurūd atau qat'̣ī al-
thubūt adalah kebenaran beritanya absolut (mutlak), sedangkan zạ nni> al-wuru>d atau zạ
nnī al-thubūt adalah tingkatan kebenaran dari beritanya adalah nisbī (relatif). Lihat al-
Shātịbi>, al-Muwa>faqa>t fi> usu>l al-Sharu>'ah (Mesir: al-Maktabah al-Tijariyyah al-
Kubra, t.t), III, 15-16.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Beriman Kepada Rasululah Saw.

Beriman kepada Rasulullah saw. merupakan salah satu konsekuensi dari


pemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana muhammada ar-rasulallah, aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita itu akan jujur
dan istiqamah jika diwujudkan menjadi sikap.

Ada empat sikap yang memberi alamat bahwa syahadat kita tentang Rasulullah
saw. itu jujur dan istiqamah. Keempat sikap itu adalah:

1. Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.

‫صدَّ َق بِ ِه أُولَئِكَ هُ ُم الْ ُمتَّقُون‬ ِ ِ‫َوالَّذِي َجا َء ب‬


ِ ‫الص ْد‬
َ ‫ق َو‬

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,


mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Az-Zumar: 33)

ُ َّ ‫َّللا َويَغْفِرْ لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َو‬


ٌ ُ‫َّللا غَف‬
‫ور َر حِ ي ٌم‬ َ َّ ‫قُ ْل إِ ْن كُنْت ُ ْم تُحِ بُّو َن‬
ُ َّ ‫َّللا فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِبْكُ ُم‬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Ali Imran: 31)

ٌ ْ‫( إِ ْن ه َُو إِ ََّّل َوح‬3( ‫ ( َو َما يَنْ ِط ُق عَ ِن الْ َه َوى‬2( ‫صاحِ بُكُ ْم َو َما غ ََوى‬
‫ي يُو َحى‬ َ ‫ض َّل‬
َ ‫َما‬

Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur’an( menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 2-4)2. Taat
kepada Rasulullah saw.

‫َّللا ََّل يُحِ بُّ الْكَاف ِِري َن‬


َ َّ ‫الرسُو َل فَإِ ْن ت ََولَّ ْوا فَإِ َّن‬ َ َّ ‫قُ ْل أَطِيعُوا‬
َّ ‫َّللا َو‬

Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka


sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32(

‫الرسُو ِل ِإ ْن‬ ِ َّ ‫الرسُو َل َوأُولِي ْاْل َ ْم ِر ِمنْكُ ْم فَ ِإ ْن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي شَ ْي ٍء فَ ُردُّوهُ ِإ َلى‬
َّ ‫َّللا َو‬ َّ ‫َّللا َوأَطِي ُعوا‬
َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِي َن آ َ َمنُوا أَطِي ُعوا‬
‫ا‬ ْ َ َ ْ ْ
( 59( ‫اَّلل َواليَ ْو ِم اْلخِ ِر ذَلِكَ َخي ٌْر َوأ حْ سَ ُن ت َأ ِويًل‬
ِ َّ ِ‫كُنْت ُ ْم تُؤْ ِمنُو َن ب‬

‫ت َو َق ْد أُم ُِروا‬
ِ ‫أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّذِي َن يَ ْزعُ ُمو َن أَنَّ ُه ْم آ َ َمنُوا بِ َما أُنْ ِز َل إِلَيْكَ َو َما أُنْ ِز َل ِم ْن قَبْلِكَ ي ُِريدُو َن أ َ ْن يَت َ َحاكَ ُموا إِلَى الطَّاغُو‬
َ ‫ُضلَّ ُه ْم‬
( 60( ‫ض ًَل اَّل بَعِيداا‬ ِ ‫أ َ ْن يَ ْكفُ ُروا ِب ِه َوي ُِريدُ الشَّيْطَا ُن أ َ ْن ي‬

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an( dan Rasul (sunnahnya(, jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah


beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal
mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 59-
60)

2. Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak disukai Rasulullah saw.

‫ِين َواب ِْن ال سَّ ِبي ِل َك ْي ََّل َيكُو َن‬ َ ‫ِلرسُو ِل َولِذِي ْال ُقرْ َبى َوا ْل َيت َا َمى َو ْال َم‬
ِ ‫ساك‬ ِ َّ ِ َ ‫علَى َرسُولِ ِه م ِْن أ َ ْه ِل الْقُ َرى‬
َّ ‫لِلَف َول‬ ُ َّ ‫َما أَفَا َء‬
َ ‫َّللا‬
ْ
‫َّللا شَدِيدُ ال ِعقَاب‬ ُ َّ ُ ُ
َ َّ ‫الرسُو ُل فَ ُخذوهُ َو َما نَ َهاك ْم عَنْهُ فَانْت َ ُهوا َواتقوا‬
َ َّ ‫َّللا إِ َّن‬ ُ َ ُ ْ َ ْ ‫ا‬
َّ ‫دُولة بَيْ َن اْلغنِيَا ِء ِمنْك ْم َو َما آت َاك ُم‬ َ

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr: 7)

3. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan oleh
Rasulullah saw. Sabda Nabi: “Tidak beriman di antara kamu sehingga hawa
nafsunya tunduk kepada apa yang kubawa” (HR Tirmidzi(
2.2 Kewajiban Umat Muslim Terhadap Rasul

Adapun di antara kewajiban kepada Rasulullah saw. adalah sebagai berikut:

1. Beriman kepada Rasulullah saw.

َّ ِ‫اَّلل َو َرسُولِ ِه َوالْ ِكت َابِ الَّذِي نز َل عَلَى َرسُولِ ِه َوالْ ِكت َابِ الَّذِي أ َنز َل م ِْن قَبْ ُل َو َم ْن يَ ْكفُرْ ب‬
ِ‫اَّلل‬ ِ َّ ِ‫يَا أَيُّ َها الَّذِي َن آ َمنُوا آ ِمنُوا ب‬
‫ضًلَّل بَعِيداا‬ َ ‫ض َّل‬ ْ
َ ‫َو َمًلئِكَتِ ِه َوكُتُبِ ِه َو ُرسُلِ ِه َواليَ ْو ِم اْلخِ ِر فَقَ ْد‬

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa’: 136(

َّ ِ‫ض ََّل إِلَهَ إِ ََّّل ه َُو يُحْ يِي َويُمِيتُ فَآ َ ِمنُوا ب‬
ِ‫اَّلل‬ ِ ْ‫ت َو ْاْلَر‬ِ ‫اوا‬ َ ‫َّللا إِلَيْكُ ْم َجمِيعاا الَّذِي لَهُ ُملْكُ السَّ َم‬ ُ َّ‫قُ ْل يَا أَيُّ َها الن‬
ِ َّ ‫اس إِنِي َرسُو ُل‬
ِ َّ ‫َو َرسُولِ ِه النَّ ِبي ِ ْاْل ُمِي ِ الَّذِي يُؤْ ِم ُن ِب‬
‫اَّلل َو كَلِ َماتِ ِه َوات َّ ِب ُعوهُ لَ َعلَّكُ ْم ت َ ْهتَدُون‬

Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu


semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’raf: 158)
Allah menegaskan perintah keimanan kepada Rasulullah saw. lewat dua ayat di
atas. Perintah-perintah dalam Al-Qur’an secara umum berarti suatu kewajiban.
Mustahil kita dapat mengikuti Rasulullah saw. jika tidak diawali dengan beriman
kepadanya terlebih dahulu.

2. Ketaatan kepada Rasulullah saw.

‫َّللا َو َم ْن ت ََولَّى فَ َما أَرْ سَلْنَاكَ عَلَيْ ِه ْم َحفِيظاا‬


َ َّ َ‫الرسُو َل فَقَ ْد أَطَاع‬ ِ ‫َم ْن يُط‬
َّ ‫ِع‬

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (An-Nisa’: 80(

Ketaatan kepada Nabi akan membawa kepada sikap mau mengikuti beliau
(ittiba’(. Tidak ada ketaatan yang mutlak, kecuali dilakukan kepada manusia yang
membawa kebenaran dari Allah swt. Ketaatan kepada Rasulullah saw. pada
hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah. Manusia wajib taat kepada Allah,
kemudian Allah menegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul adalah sebagian
dari ketaatan kepada-Nya. Maka, ketaatan kepada Rasul wajib juga untuk umat
Islam dan memiliki makna yang mendalam.

3. Mengikuti Rasulullah saw. (Al-Ahzab: 31)

ُ َّ ‫َّللا َويَغْفِرْ لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َو‬


ٌ ُ‫َّللا غَف‬
‫ور َر حِ ي ٌم‬ َ َّ ‫قُ ْل إِ ْن كُنْت ُ ْم تُحِ بُّو َن‬
ُ َّ ‫َّللا فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِبْكُ ُم‬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Ali Imran: 31)
Yang kita lakukan dalam konteks beribadah, bermuamalah dan berakidah harus
mengikuti Rasulullah saw., sebagaimana telah dicontohkan oleh beliau. Para
ulama membuat sebuah kaidah: hal-hal yang berkaitan dengan masalah ibadah
dan akidah hukum dasarnya tidak boleh, kecuali apa yang dicontohkan
Rasulullah saw. dan ada dalil yang mengatakan boleh. Sedangkan hal-hal yang
berkaitan dengan muamalah (hubungan sesama umat manusia) hukum
dasarnya adalah boleh, kecuali bila ada dalil yang mengatakan tidak boleh. Ittiba’
ini merupakan bagian dari rasa cinta kita kepada Rasulullah saw. Mencintai Allah
tak akan mungkin terjadi kecuali kita sungguh-sungguh mencintai Rasulullah
saw.

4. Bersholawat kepada Rasulullah saw.

Bila nama beliau disebut, kita wajib menyampaikan shalawat untuknya. Hal ini
salah satu syarat turunnya syafaat di hari kiamat kelak.

5. Memahami bahwa Rasulullah saw. adalah Nabi penutup

َ ‫َّللا ِبكُ ِل شَ ْي ٍء‬


‫علِي اما‬ ِ َّ ‫َما كَا َن ُم َح َّمدٌ أَبَا أ َ َح ٍد ِم ْن ِر َجالِكُ ْم َولَك ِْن َرسُو َل‬
ُ َّ ‫َّللا َو خَات ََم النَّ ِب ِيي َن َو كَا َن‬

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)

Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, penutup para nabi. Tidak ada lagi nabi,
rasul, dan wahyu setelahnya. Umat Islam tidak perlu terjebak akan adanya klaim
dari manusia yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi. Jikapun ada,
bisa dipastikan bahwa hal itu palsu. Tidak perlu diikuti bahkan harus diingkari.
Akidah tentang khatmun nubuwwah (Muhammad nabi terakhir) akan
membebaskan kita dari masalah teologis. Kita tidak perlu lagi mencari ajaran-
ajaran kewahyuan di luar ajaran Nabi saw.

6. Membela Rasulullah saw.

Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan kepada Rasulullah saw.


Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah saw.
Pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan
keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan
mukzijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para
malaikat kepada beliau.

Beberapa kewajiban kita kepada Rasulullah saw. dilakukan karena dalam diri
beliau terdapat panutan (suri teladan) yang baik dengan pengharapan pertemuan
dengan Allah dan keselamatan dari azab api neraka (Al-Ahzab: 21). Rasulullah
saw. adalah tokoh yang layak diteladani berkaitan dengan masalah moralitas,
ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi, rumah tangga,
bahkan peperangan. Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah saw. akan
sempurna jika kita memahami karakteristik risalah yang dibawa beliau.
Karakteristik risalah beliau di antaranya adalah:

• Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya.


Sehingga ajaran Nabi saw. adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan
dengan kebenaran iman dan kebenaran syariat para nabi terdahulu.

‫سى‬ َ ‫سى َوعِي‬ َ ‫ِي ُمو‬َ ‫سبَا ِط َو َما أُوت‬ ْ ‫وب َواْل‬ َ ُ‫س َحا َق َويَعْق‬ ْ ‫س َماعِي َل َو ِإ‬ َ ‫اَّللِ َو َما أُنْ ِز َل ِإلَيْنَ ا َو َما أُنْ ِز َل ِإلَى ِإب َْراه‬
ْ ‫ِيم َو ِإ‬ َّ ‫قُولُوا آ َمنَّا ِب‬
َ ‫َو َما أُوت‬
ْ ‫ِي النَّ ِبيُّو َن ِم ْن َر ِب ِه ْم َّل نُف َِر ُق بَيْ َن أ َ َح ٍد ِمنْ ُه ْم َونَحْ ُن َلهُ ُم‬
‫سلِ ُمو َن‬

Katakanlah (hai orang-orang mukmin(: “Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa
serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-
Nya.” (Al-Baqarah: 136)

• Ajaran Muhammad bersifat universal. Allah mengutus Rasulullah saw. untuk


menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi saw. cocok untuk semua
kelompok manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam
karena Islam memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam Al-Qur’an ada
dialog antara wahyu dengan umat manusia, antara Rasulullah saw. dengan
Allah, antara Rasulullah saw. dengan kaumnya.

• Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang


sulit. Yang dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-mudahkan.
Melainkan kemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia, yang sesuai dengan
realisasi yang ma’ruf dan upaya untuk meninggalkan yang munkar.

Itulah beberapa kewajiban yang dapat dilakukan terhadap para rasul, khususnya
Rasulullah saw. dan spesifikasi ajaran yang dibawa beliau. Sebagai bukti
konsekuensi ikrar syahadah kepada Rasulullah saw.. Kita berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat melaksanakannya. Semoga Allah memberikan kemudahan.
(dkwt)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beriman kepada Rasulullah saw. merupakan salah satu konsekuensi dari


pemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana muhammada ar-rasulallah, aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita itu akan jujur
dan istiqamah jika diwujudkan menjadi sikap. Ada empat sikap yang memberi
alamat bahwa syahadat kita tentang Rasulullah saw. itu jujur dan istiqamah.
Keempat sikap itu adalah:

1. Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.


2. Ketaatan kepada Rasulullah saw.
3. Mengikuti Rasulullah saw. (Al-Ahzab: 31)
4. Bersholawat kepada Rasulullah saw.

5. Memahami bahwa Rasulullah saw

6. Membela Rasulullah saw.

Rasulullah saw. adalah tokoh yang layak diteladani berkaitan dengan masalah
moralitas, ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi,
rumah tangga, bahkan peperangan. Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah
saw. akan sempurna jika kita memahami karakteristik risalah yang dibawa beliau.
Karakteristik risalah beliau di antaranya adalah:

• Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya.


Sehingga ajaran Nabi saw. adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan
dengan kebenaran iman dan kebenaran syariat para nabi terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai