Anda di halaman 1dari 24

Bimbingan Islam Dalam Pemilihan Pemimpin

I. Landasan Hidup Muslim


>1. Kaum muslimin harus berada diatas syariat agamanya (bertakwa,
mentaati Allah dan RasulNya) dalam segala perkaranya dan tidak
mengikuti hawa nafsunya.
Allahl berfirman:
َ ْ ُ ْ ُّ ْ ُ ْ َ َ َّ َُّ ْ ُ َ َ َ ٰ ُ َّ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫ىت ٖه ولا تموتن ِالا وانتم مس ِلمون‬ ِ ‫يايها ال ِذين امنوا اتقوا اّٰلل حق تق‬
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim. (Ali Imran:102)

ْ َّ
ْ‫الس ٰم ٰوت َو َما فى ْال َا ْرض َو َل َق ْد َوَّص ْي َنا الذيْ َن ُا ْو ُتوا الك ٰت َب من‬ ‫َ ه‬
َّ ‫ّٰلل َما فى‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِو‬
َ‫الس ٰم ٰوت َوما‬
َّ ‫ّٰلل َما فى‬ ‫ه َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َّ ه‬ ُ َّ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ‫قب ِلكم واِ ياكم ا ِن اتقوا اّٰلل واِ ن تكفروا ف ِان‬
ً ْ َ ًّ َ ُ ‫َ َ َ ه‬ ْ َْ
‫ِفى الار ِض وكان اّٰلل غ ِنيا ح ِميدا‬
Hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Sungguh, Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab
suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu (umat Islam) agar bertakwa
kepada Allah. Akan tetapi, jika kamu kufur, maka sesungguhnya hanya
milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah
Mahakaya lagi Maha Terpuji. (an Nisa:131)
َ َ ْ َّ َ ْ َ ْ ََّ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ٰ َ َ ٰ ْ َ َ َُّ
َ
‫ثم جعلنك على ش ِريع ٍة ِمن الام ِر فات ِبعها ولا تت ِبع اهواۤء ال ِذين لا‬
َ ْ َُ َْ
‫يعلمون‬
Kemudian ami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat dari urusan
(agama) itu. Maka, ikutilah ia (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (al Jatsiyah:18)
1 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24
ُ َّ ُْ ََ َ‫ه‬ ُْ َ ْ ُ
ْ‫الر ُس ْو َلَۚ َفا ْن َت َول ْوا َفاَّن َما َع َل ْي ِه َما ُحم َل َو َع َل ْيكم‬
َّ ‫قل ا ِطيعوا اّٰلل وا ِطيعوا‬
ِ ِ ِ
ُ ْ ُ ْ ُ ٰ َ ْ َّ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ
‫ما ح ِملتم واِ ن ت ِطيعوه تهتدوا وما على الرسو ِل ِالا البلغ الم ِبين‬
Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu
berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul hanyalah apa yang dibebankan
kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan
kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.
Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.”
(an Nur:54)

ْ
ً ْ َ َ َ َ ‫ٰ ْ َ َ ْ ُ ٰ ْ َ َّ ه‬ ُ ََ َ ‫ه‬ َّ ُّ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫يايها النبي ات ِق اّٰلل ولا ت ِط ِع الك ِف ِرين والمن ِف ِقين ِان اّٰلل كان ع ِليما‬
ِ
ً َ
‫ح ِك ْيما‬
Wahai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (al Ahzab:1)

َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ َ
ُ ‫ضى ه‬
ُ‫اّٰلل َو َر ُس ْولهٓٗ ا ْم ًرا ا ْن َّيك ْو َن ل ُهم‬ ‫وما كان ِلمؤ ِم ٍن ولا مؤ ِمن ٍة ِاذا ق‬
ً ْ ُّ ً ٰ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ‫ه‬ ْ َّ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ََُ ْ
‫الخيرة ِمن ام ِر ِهم ومن يع ِص اّٰلل ورسوله فقد ضل ضللا م ِبينا‬ ِ
Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi
mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (al
Ahzab:36)

2 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Assunnah mengabarkan:
Rasulullahn bersabda:
َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ‫ي‬
‫ضلوا بعد هما كِتاب اهللِ وسن ِِت ولن يتفرقا‬ ِ ‫ْي لن ت‬
ِ ‫إ ِ ِِن تركت فِيكم شيئ‬
َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َّ َ
‫حِت ي ِردا لَع اْلوض‬
“Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian
berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta
keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga
(di Surga).” (HR. Hakim juz 1 hal 93 dan al-Baihaqi juz 10 hal 114)

Rasulullahn bersabda:
ُ ُ َ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ‫َّ ي‬ ََْ َ ْ ُ َ ُْ َ َ َّ
‫ات ِق اهلل حيثما كنت وأتبِعِ السيِئة اْلسنة تمحها وخال ِِق انلاس ِِبل ٍق‬
َ َ َّ ٌ ْ َ :َ َ َ ‫ َ َ ُ ي ْ ِ ي‬. َ َ
ْ ْ ‫ َو‬.‫ث َح َس ٌن‬
}‫حيْ ٌح‬ِ ‫ ح َس ٌن ص‬: ِ‫ِف َبع ِض الن َسخ‬
ِ ِ ‫حس ٍن {رواه‬
‫الّتمذِي وقال حدِي‬
”Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada. Iringilah
kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya
(kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik. ”(HR.
at Tirmidzi, dan ia berkata: bahwa hadits ini hasan, dalam
naskah yang lain: hasan shahih)

Rasulullahn menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum:


ُ َ َ ً َ ً َ ْ َ َ ‫ك ْم َب ْعدِي فَ َس‬ ُ ْ ْ َ ْ َ ُ َّ َ
ِ‫َيى اختِالفا كث ِ َْيا ف َعليْك ْم ب ِ ُس َّن ِِت َو ُس َّنة‬
، ‫فإِنه من ي ِعش مِن‬
ْ‫اكم‬ ُ َّ َ َّ َ ْ َ َ ْ ُّ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ ْ َّ َ ْ ‫ُْ َ َ ْ َ ْ ي‬
‫ج ِذ ِإَوي‬
، ِ ‫اْللفاءِ المهدِيِْي الرا ِشدِين تمسكوا بِها وعضوا عليها بِانلوا‬
ٌ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ ٌ َ ْ َ َ ْ ُ َّ ُ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ
،

‫ات األمورِ فإِن ُك ُمدث ٍة بِدعة وُك بِدع ٍة ضاللة‬ ِ ‫وُمدث‬


Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian setelahku maka ia akan
melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang
teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat
petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi geraham
kalian. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru, karena

3 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid‘ah. Dan setiap
bid‘ah itu adalah sesat.” (HR. Ahmad juz IV hal 126-127, Abu Dawud no.
4607, at-Tirmidzi no. 2676, ad-Darimy juz I hal 44-45, al-Baghawy dalam
Syarhus Sunnah juz I hal 205, al-Hakim juz I hal 95-96, dishahihkan dan
disepakati oleh Imam adz-Dzahabi)

II. Pengertian Pemimpin


Secara bahasa, pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab dalam
menjaga, membimbing, menuntun, mengepalai sesuatu dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. (KBBI)
Pemimpin dalam bahasa arab bisa disebut Khalifah ( ‫)خليفةةة ة‬, Imam ( ٌ ‫)إِمةةة ة‬
,Sulthon (‫)سلط ن‬, Amir (‫)أمير‬, Rois ( ‫ )رئةي‬seperti Roisul jumhuriyah/presiden
( ‫)رئي ٌالجمهوري‬.

**Dalam riwayat Ishaq bin Manshurv, Imam Ahmadv ditanya tentang


hadits Nabin:
ً َّ َ ً َ َ َ ٌ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ
‫من مات وليس َل إِمام مات مِيتة جاهِل ِية‬
“Barangsiapa yang mati dalam kondisi tidak memiliki imam, maka dia mati
sebagaimana matinya orang-orang jahiliyyah.”
(Imam Ahmad ditanya), apa makna hadits tersebut?” Beliau menjawab:
ُ ُ َ ْ ُ ُّ ُ َ ُ ْ ُ ْ ْ َ َ ُ ْ ُ
ٌ‫ َه َذا إ َمام‬:‫ول‬ َّ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ‫ت‬
‫؛‬ ِ ‫اْلمام اَّلِي ُي ِمع عليهِ المسل ِمون ُكهم يق‬
،
ِ ‫؟‬‫ام‬‫م‬‫اْل‬
ِ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬ ِ ‫ر‬‫د‬
ُ‫َف َه َذا َم ْع َناه‬

“Tahukah kalian, siapakah imam itu? Imam adalah orang disepakati oleh
kaum muslimin (untuk diangkat sebagai imam), semua mereka
mengatakan, “Inilah imam (pemimpin) kami. ”Inilah makna hadits
tersebut. ” (Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah, juz 1 hal 527)
**Syaikh As Sa’div mengatakan:
Pemimpin adalah: Orang-orang yang memegang kekuasaan atas
manusia, yaitu para penguasa, para hakim, dan para ahli fatwa. (Taisir
ar Rahman)

4 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


**Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairiv mengatakan:
Ulil amri adalah para pemimpin dan ulama dari kalangan muslimin.
(Aisarut Tafasir)

**Syaikh Shalih Al Fauzan ditanya: “Apakah prinsip ini (yakni mentaati


pemimpin yang diangkat bukan dengan cara yang syar’i), khusus untuk
untuk penguasa yang berhukum dengan syariat Allah sebagaimana negeri
kita yang diberkahi ini, ataukah umum untuk pemerintah kaum muslimin
bahkan yang tidak berhukum dengan syariat Allah dan menggantinya
dengan qawanin wadh’iyyah (hukum buatan manusia)?”

Beliau menjawab:
ُ َ‫أ‬ ُ
“Allah Azza Wajalla berfirman: ‫ “ َوأ ۟و ىِل ٱْل أم ِر ىمنك أم‬Dan ulil amri di antara kalian”
(QS. An Nisa 59). Maksudnya, dari kaum muslimin. Maka jika dia
penguasa itu muslim, tidak kafir kepada Allah dan juga tidak melakukan
salah satu dari pembatal-pembatal keislaman, maka dia adalah ulil amri
yang wajib ditaati. (Sumber: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13289)

III. Hal-hal Terkait Pemimpin dan Kepemimpinan


>1. Syarat Kepemimpinan.
Asy Syaikh Abul 'Abbas Yasin bin 'Ali Al 'Adany hafizhahullah berkata:
"Seseorang menjadi Waliyyul Amr dan Sulthan (penguasa) dengan salah satu
dari 3 perkara:
1. Orang yang telah dipilih oleh penguasa sebelumnya. (Penguasa itu)
menyerahkan amanah kekuasaan kepada Fulan bin Fulan, (dengan menyatakan)
"Dia adalah khalifah (pengganti) ku, dia adalah penguasa setelahku", lalu
(penguasa itu) meninggal, maka manusia merealisasikan wasiat itu.
(Cara ini disebut Wilayatul ‘ahdi)
Ini sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakr Ash Shiddiqa, beliau
menyerahkan urusan kekuasaan sepeninggalnya kepada 'Umar ibnul Khaththab.
2. Setelah meninggalnya penguasa, maka berkumpul Ahlul Halli wal 'Aqdi¹,
(yaitu) orang-orang yang memiliki kebaikan dan keshalihan dari kalangan para
ulama, juga dari orang-orang berpengalaman yang mengerti siasat (pengaturan)
urusan kekuasaan, yang mereka diatas kebaikan dan keshalihan, dan mengerti
akan kemaslahatan dan cara mendapatkannya, serta keburukan dan cara

5 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


pencegahannya, dan lain-lain. Mereka berkumpul dan manusia menyerahkan
urusannya kepada mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin
negeri tersebut.
Dan ini sebagaimana yang dilakukan oleh 'Umar ibnul Khaththaba saat beliau
di ranjang menjelang wafatnya, beliau menyerahkan urusan kekuasaannya
kepada 6 orang dari kalangan sahabat agar mereka memilih di tengah mereka
seseorang yang akan menjadi pemimpin pengganti beliau.
3. Bukan pilihan dari penguasa sebelumnya, bukan pula pilihan dari Ahlul Halli
wal 'Aqdi, tapi datang seseorang dengan kekuatannya, persenjataan, dan bala
tentaranya lalu dengan kekuatannya, persenjataan, dan bala tentaranya itu dia
mengkudeta penguasa yang telah ada sebelumnya, sehingga dia merampas
jabatannya, mengambil alih tampuk kekuasaan dan menaklukkan penguasa
sebelumnya. Bila ia lakukan itu dan berhasil menjadi penguasa, maka wajib taat
kepadanya. Tapi apabila dia keluar namun tidak berhasil mengalahkannya maka
wajib taat terhadap penguasa yang telah tetap baginya kekuasaan sebelumnya.
(Kajian kitab Ushulus Sunnah Imam Ahmad syarh Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al
Madkhaly hafizhahullah, Masjid Al Iman, Aden – Yaman)

¹Ahlul halli wal ‘Aqdi adalah:


Imam Nawawi (al Minhaj) menyebutkan bahwa mereka adalah: Ulama,
sesepuh, serta pemuka masyarakat yang menjadi unsur-unsur yang
berusaha mewujudkan kemaslahatan. Abu Hasan Al-Mawardi (al Ahkam
as Sulthaniyah) menyebut ahlul ikhtiyar. Ibnu Taimiyah (Iqtidha)
menyebut ahlusy syaukah, dan Al Baghdadi (Tarikh Baghdad) menyebut
ahlul ijtihad. Istilah lainnya yang populer dan banyak digunakan oleh
banyak ulama adalah ahlu syura.

Syarat ahlul halli wal aqdi adalah:

a. Memiliki syarat kepemimpinan secara umum, yaitu harus muslim,


berakal, laki-laki, dan merdeka.

b. Memiliki syarat kepemimpinan secara khusus, yaitu adil, berilmu, dan


mempunyai pandangan dan bijak. (Dr. Ma’mum Hammus, dalam kitabnya,
As-Siyâsah asy-Syar’iyyah ‘ala Minhâj al-Wahyain al-Kitâb wa as-Sunnah
as-Shahîhah)

6 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


>2. Kaidah Pemilihan.
َ‫اَحت ال ْ َم َفاس ُد قُ يدم‬ َ َْ َْ َ ْ َ ‫َ ََ ََ َْ َ ُ ُ ي‬
َ َ ‫ِإَوذا تَ َز‬
ِ ِ ِ ‫ت المصال ِح ق ِدم األلَع مِنها‬
ِ ‫إِذا تزاَح‬
َ‫اْألَ َخ ُّف مِنْها‬

Jika ada beberapa kemaslahatan bertabrakan, maka maslahat yang lebih


besar (lebih tinggi) harus didahulukan. Dan jika ada beberapa mafsadah
(bahaya, kerusakan) bertabrakan, maka yang dipilih adalah mafsadah
yang paling ringan.

Kaidah ini menjelaskan, apabila ada beberapa kemaslahatan yang tidak


mungkin diraih ataupun dikerjakan sekaligus, maka kemaslahatan yang
lebih besar yang didahulukan. Karena kemaslahatan yang lebih besar itu
ada tambahan kebaikan dan lebih dicintai oleh Allâh Azza wa Jalla.
Adapun jika beberapa maslahat tersebut bisa dikumpulkan dan bisa
didapatkan semuanya maka itulah yang lebih diutamakan lagi.
Sebaliknya, apabila berkumpul beberapa masfsadat (keburukan) yang
terpaksa harus ditempuh salah satu darinya, maka dipilih yang paling
ringan mafsadatnya. Adapun jika mafsadat-mafsadat tersebut bisa
dihindari semuanya, maka itulah yang diharapkan. (Taqrîr al-Qawâ’id
wa Tahrîr al-Fawâid, 2/468. Syarh al-Qawâ’id as-Sa’diyah hlm.
204, al-Qawâ’id al-Fiqhiyyah al-Kubrâ wa Mâ Tafarra’a ‘Anha,
hlm. 527)

Dalil dari kaidah ini adalah:


‫ُ ُ ه‬ ْ ُْ ُ َ َ ََْ َْ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ُ ٌ َ ْ ُ َ
ُ‫اّٰلل‬ َ ْ ٰ ْ
‫و ِلك ٍل ِوجهة هو مو ِليها فاست ِبقوا الخير ِت اين ما تكونوا يأ ِت ِبكم‬
ُ ٰ َ ‫َ ْ ً َّ ه‬
ٌ‫اّٰلل َعلى كل َش ْي ٍء َق ِد ْير‬ ‫ج ِميعا ِان‬
ِ
Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka
berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu
berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al Baqarah:148)

7 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


ُ ْ َ ‫َ ْ ه‬ َّ ُ َ َ ْ ْ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ
َّ َ ِ ‫الخن ِزي ِر ومآٗ ا ِهل ِب ٖه ِلغي ِر‬
‫اّٰللَۚ فم ِن اضطر‬ ِ ‫ِانما حَّرم عليكم ال َميتة والدم ولحم‬
َ ‫َغ ْي َر َب ٍاغ َّو َلا َعاد َف َلآٗ ا ْث َم َع َل ْيه اَّن ه‬
ٌ‫اّٰلل َغ ُف ْو ٌر َّرح ْيم‬
ِ ِ ِ ِ ٍ
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging
babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama)
selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya), bukan
karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (al Baqarah:173)

>2.1. Wajib memilih muslim sebagai pemimpin dan larangan


memilih selain muslim sebagai pemimpin.

َ ْ َ َ َ ٰ ْ َ ْ َّ ْ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ٰ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ ََّ َ
‫لا يت ِخ ِذ المؤ ِمنون الك ِف ِرين اوِلياۤء ِمن دو ِن المؤ ِم ِنينَۚ ومن يفعل ذ ِلك فليس‬
‫َ َّ َ ْ ََّ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ٰ ً َ ُ َ ُ ُ ُ ه ُ َ ْ َ َ َ ه‬
ُ‫اّٰلل ْال َمص ْير‬ ‫َ ه‬
ِ ِ ‫ى‬ ‫ل‬ ِ‫ا‬‫و‬ ‫ه‬ ‫س‬ ‫ف‬‫ن‬ ‫اّٰلل‬ ‫م‬‫ك‬‫ر‬ ‫ذ‬
ِ ‫ح‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ىة‬ ‫ق‬‫ت‬ ‫م‬‫ه‬‫ن‬‫م‬ِ ‫ا‬‫و‬‫ق‬‫ت‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ٗٓ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ء‬
ِ ٍ ‫ي‬ْ ‫ش‬ ‫ي‬ْ ‫ف‬
ِ ‫اّٰلل‬
ِ ‫ِمن‬
Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali
(teman dekat, pemimpin) dengan mengesampingkan orang-orang
mukmin. Siapa yang melakukan itu, hal itu sama sekali bukan dari (ajaran)
Allah, kecuali untuk menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari
mereka. Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya (siksa-Nya). Hanya
kepada Allah tempat kembali. (Ali Imran:28)
Ibnu Abbash menjelaskan makna ayat ini: “Allahl melarang kaum
mu’minin untuk menjadikan orang kafir sebagai wali (orang dekat, orang
kepercayaan) padahal masih ada orang mu’min. Kecuali jika orang-orang
kafir menguasai mereka, sehingga kaum mu’minin menampakkan
kebaikan pada mereka dengan tetap menyelisihi mereka dalam masalah
agama. Inilah mengapa Allah berfirman: ‘kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka‘” (Tafsir ath
Thabari, 6825)

َْ ُ َ َْ ْ ُ ُ َْ َ َ َْ ٰٓ ٰ َّ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ََّ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫يايها ال ِذين امنوا لا تت ِخذوا اليهود والنصرى اوِلياۤء بعضهم اوِلياۤء بع ٍض‬
َْ ‫َْ ْ َ ه‬ ْ َ َ َ ‫َ َ ْ َّ َ ََّ ُ ْ ْ ُ ْ َ َّ ْ ُ ْ َّ ه‬
‫ومن يتولهم ِمنكم ف ِانه ِمنهم ِان اّٰلل لا يه ِدى القوم الظ ِل ِمين‬

8 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang
Yahudi dan Nasrani sebagai wali (pemimpin). Sebagian mereka menjadi
wali (pemimpin) bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang
menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim. (al Maidah:51)
ْ َ َ ََّ َ ْ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ََّ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫يايها ال ِذين امنوا لا تت ِخذوا عد ِوي وعدوكم اوِلياۤء تلقون ِالي ِهم ِبالمود ِة وقد‬
ُ
ْ‫اّٰلل َربكم‬ ‫ه‬ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ َ
ِ ِ ‫كفروا ِبما جاۤءكم ِمن الح ِقَۚ يخ ِرجون الرسول واِ ياكم ان تؤ ِمنوا ِب‬
۠ َ َ ََّ ْ
َ َ ْ ْ
َ َ
ْ ُّ ُ
ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ً َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُْ ُ ْ
‫ِان كنتم خرجتم ِجهادا ِفي س ِبي ِلي واب ِتغاۤء مرض ِاتي ت ِسرون ِالي ِهم ِبالمود ِة وانا‬
ْ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َّ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ
َ
‫اعلم ِبمآٗ اخفيتم ومآٗ اعلنتم ومن يفعله ِمنكم فقد ضل سواۤء الس ِبي ِل‬
Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu menjadikan musuh-
Ku dan musuhmu sebagai wali (teman setia). Kamu sampaikan kepada
mereka (hal-hal yang seharusnya dirahasiakan) karena rasa kasih sayang
(kamu kepada mereka). Padahal, mereka telah mengingkari kebenaran
yang datang kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu (dari Makkah)
karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu keluar untuk
berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku, (janganlah kamu
berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (hal-hal yang
seharusnya dirahasiakan) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku
lebih tahu tentang apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
nyatakan. Siapa di antara kamu yang melakukannya sungguh telah
tersesat dari jalan yang lurus. (al Mumtahanah:1)

Penerapan kaidah.
**1) Jika ada dua pilihan antara muslim yang fasik dengan kafir yang adil
maka wajib memilih muslim sekalipun fasik.
َّ َ ْ ُّ َ ْ ُ َ ِٕ ٰۤ ُ َ ْ َ ْ ٰ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ َ ٰ ْ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َّ
‫ِان ال ِذين كفروا ِمن اه ِل ال ِكت ِب والمش ِر ِكين ِفي ن ِار جهنم خ ِل ِدين ِفيها اولىك هم شر الب ِري ِة‬

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari golongan Ahlulkitab dan


orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di
dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk. (al Bayyinah:6)

9 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


ْ َ َ ْ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ ‫َّ ْ َ َ ََّ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ ٌ َ ه‬
َ‫ان لل ٰكفر ْين‬ َ ْ ْ
ِ ِ ِ ‫اّٰلل قالوٓٗا الم نكن معكمۖ واِ ن ك‬ ِ ‫ال ِذين َيتربصون ِبك ْم ف ِان كان لك ْم فتح ِمن‬
ْ َ ْ ُ َ َْ ُ ْ َ ‫َ ْ َ ُ ْ ََ َ َ ْ ْ َ َْ ُ َ َ ْ ُ َ ْ ْ َْ َ ه‬
َ ٰ ُ ‫نصي ٌب قالوٓٗا ال ْم ن ْستحوذ عليك ْم َون ْمنعك ْم من ال ُمؤمنين ف‬
‫اّٰلل يحك ُم بينك ْم َيوم ال ِقيم ِة‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ
ً ْ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ْ ٰ ُ ‫َ َ ْ َّ ْ َ َ ه‬
ࣖ ‫ولن يجعل اّٰلل ِللك ِف ِرين على ال ُمؤ ِم ِنين س ِبيلا‬

(Mereka itu adalah) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa)


yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari
Allah, mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersamamu?”
Jika orang-orang kafir mendapat bagian (dari kemenangan), mereka
berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu dan membela kamu dari
orang-orang mukmin?” Allah akan memberi keputusan di antara kamu
pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang
kafir untuk mengalahkan orang-orang mukmin. (an Nisa:141)

Ibnu Mas’uda berkata,


ٌ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َّ َ ُّ َ َ ً َ َّ َ ْ َ ْ َ
‫َيه ِ وأنا صادِق‬
ِ ‫ألن أحل ِف بِاهللِ َكذِبا أحب إَِل مِن أن أحل ِف بِغ‬
“Aku bersumpah dengan nama Allah dalam keadaan berdusta lebih aku
sukai daripada aku jujur lalu bersumpah dengan nama selain Allah.” (HR.
Ath Thabrani dalam Al Kabir, sanad hadits ini shahih).

Ucapan Ibnu Mas’uda ini menghasilkan kaidah yang besar sebagaimana


disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolaniv:

َ‫ّتكِ َأثْ َقلِهما‬ ْ


ْ َ ‫المف َس َدتَ ْْي ب‬ ‫ْ َ ُ َ َ ي‬
‫ا ِرت ِكاب أخ ِف‬
ِ ِ ِ
“Mengambil mafsadat yang lebih ringan dari dua mafsadat yang ada dan
meninggalkan yang lebih berat.” (Fathul Bari, juz 9 hal 462)
Atau kaidah:
ْ َ َ َّ ‫َ َ ي‬ َ ْ ُ َ َ
‫اب أخ ِف الَّضري ِن‬ِ ‫ِك‬ ‫جواز ا ِرت‬
“Bolehnya menerjang bahaya yang lebih ringan.” (Fathul Bari, juz 10
hal 431)

10 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


**2) Jika ada dua pilihan antara muslim yang shalih dan tidak kuat
ketegasannya dengan muslim yang kuat ketegasannya namun kurang
shalih (fasik) maka hendaknya memilih muslim yang kuat ketegasannya
sekalipun kurang keshalihannya.

Allah berfirman:
ْ َ َّ ُ ْ ْ َ ْ
ُ ْ َ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ٰٓ َ ُ ٰ ْ ْ َ َ
‫ۖان خير م ِن استأجرت الق ِوي الا ِمين‬ ِ ‫قالت ِاحدىهما ياب ِت استأ ِجره‬

Salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku,


pekerjakanlah dia. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau
pekerjakan adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (al
Qashash:26)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menafsirkan ayat ini:

“Maksudnya jadikanlah dia sebagai karyawanmu untuk menggembala domba


dan memberinya minum, “karena sesungguhnya dia orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya,” maksudnya, sesungguhnya Musa adalah yang paling pantas untuk
dijadikan sebagai pekerja, karena dia mempunyai dua sifat, yaitu kuat dan
terpercaya, dan sebaik-baik pekerja adalah orang yang memiliki dua sifat itu.
Yaitu kekuatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang dibebankan
kepadanya, dan amanah di dalam pekerjaannya diwujudkan dengan cara tidak
berkhianat. Dua sifat ini pantas untuk dijadikan pertimbangan bagi setiap orang
yang akan menyerahkan suatu pekerjaan untuk orang lain dengan upah atau
lainnya. Sebab, kesalahan tidak akan terjadi kecuali karena ketiadaan dua sifat
ini atau ketiadaan salah satunya. Adapun kalau keduanya ada, maka pekerja
pasti akan sempurna dan terlaksana. Sebenarnya dia mengatakan hal itu karena
dia telah menyaksikan sendiri kekuatan Musa pada saat meminumkan ternak
keduanya dan kegigihannya yang dengannya dia dapat mengetahui kekuatan
Musa. Dan dia pun menyaksikan keamanahan dan kereligiannya dan (dia
merasakan pula) bahwa Musa merasa kasihan kepada mereka berdua tanpa
mengharapkan imbalan dari mereka berdua, dan tujuan Musa hanyalah
memperoleh wajah Allah semata.

11 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Rasulullahn bersabda:

ْ‫اس َم ْع َوأَطِع‬ َ ُ َ َ َُ َ ُْ َ َ ُ ْ
ْ َ‫ك ف‬ ‫ُضب ظهرك وأخِذ مال‬
َ ُ َُ ُ َ َْ
ِ ‫َِي ِإَون‬
ِ ‫تسمع وت ِطيع ل ِألم‬
“Dengarkan dan patuhilah penguasa, meski penguasa tersebut memukuli
punggungmu dan merampas hartamu. Tetap dengarlah dan taat.” (HR.
Muslim no. 1848)

Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan:


Bahwa pemimpin yang tegas itu lebih baik meskipun ia adalah orang yang
fasik (kurang shalih/gemar bermaksiat). Maksiatnya adalah tanggung
jawabnya di sisi Allah. Sedangkan ketegasannya akan bermanfaat bagi
kaum muslimin. Sedangkan orang yang shalih namun tidak tegas kurang
pantas jadi pemimpin. Karena keshalihan adalah kemanfaatan untuk diri
sendiri. Sedangkan tidak tegas berakibat buruk bagi orang banyak.
(Syarh Masailil Jahiliyyah)

>2.2. Wajib memilih pemimpin muslim dengan niat agar


tegaknya syariat Allah melalui pemimpin tersebut sehingga
manusia bisa beribadah kepada Allah dengan baik atau
mengurangi kejahatan orang-orang jahat dan musuh-musuh
agama.

ْ ُ ُ ْ َ َّ َ ْ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ
‫الجن وال ِانس ِالا ِليعبدو ِن‬
ِ ‫وما خلقت‬
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku. (adz Dzariyat:56)
ََْ ُْ َ ً َْ َ
َ‫تج َع ُل ف ْي َها َم ْن ُّي ْفس ُد ف ْيها‬ ْ َْ ٌ َ َ ٰۤ ْ َ ُّ َ َ ْ
َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ‫واِ ذ قال ربك ِللملىِٕك ِة ِ ِان ْي ج‬
‫اعل ِفى الار ِض خ ِليفة قالوٓٗا ا‬
َ ْ َُ َْ َ َ َُْ َ َ َ َ َ َُ َ َ ُ ُ َْ ُ ََ
‫الد َما َۤءَۚ َونح ُن ن َس ِبح ِبح ْم ِدك َونق ِد ُس لك قال ِ ِان ْ ٓٗي اعلم ما لا تعلمون‬
ِ ‫وي ْس ِفك‬
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (al Baqarah:30)
12 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24
ٰ َ ْ ََّ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ً َ ْ َ َ ٰ ْ َ َ َّ ُ َ ٰ
‫اس ِبالح ِق ولا تت ِب ِع الهوى‬
ِ ‫يداود ِانا جعلنك خ ِليفة ِفى الار ِض فاحكم بين الن‬
َ ٌْ َ ٌ َ َ ْ َُ ‫ه‬ ْ َ ْ َ َ ْ ُّ َ َ ْ َّ َّ ‫ه‬ ْ َ ْ َ َ َّ ُ َ
‫اّٰلل لهم عذاب ش ِديد ِۢبما‬ِ ‫اّٰلل ِان ال ِذين ي ِضلون عن س ِبي ِل‬
ِ ‫في ِضلك عن س ِبي ِل‬
ْ َ
ࣖ ‫اب‬ َ َ ْ َ ْ ُ
ِ ‫الحس‬ ِ ‫نسوا يوم‬
(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu
khalifah (penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan
menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari Perhitungan.” (Shad:26)
Rasulullahn bersabda:

ْ َْ ُّ َ ْ َّ
‫السلطان ظِل اهللِ ِِف األر ٍض‬
“Sulthan/penguasa itu adalah naungan Allah di muka bumi.” (HR. Baihaqi
no. 8/162)
Rasulullahn bersabda:

ْ‫الثَ ٌة ِف َس َفر فَلْ ُي َؤ يم ُِروا أَ َح َد ُهم‬


َ َ َ َ َ َ
‫إِذا خرج ث‬
ٍ ِ

“Apabila tiga orang keluar dalam satu safar maka hendaklah mereka
menjadikan salah seorang dari mereka sebagai pemimpin mereka (dalam
safar tersebut).” (HR. Abu Dawud)
Dari Abu Hurairaha dari Nabin, Beliaun bersabda:
َ ‫اهلل َو َم ْن يُ ِطعِ األَم‬
ْ‫َِي َف َقد‬ َ َّ ‫اهلل َو َم ْن َع َصاِن َف َق ْد َع ََص‬ َ ََ ْ ََ َ ََ ْ َ
َ َّ ‫اع‬‫من أطاع ِِن فقد أط‬
ِ
َ َ ْ ََ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ
‫اِن‬
ِ ‫أطاع ِِن ومن يع ِص األمَِي فقد عص‬
Barangsiapa menaatiku maka sungguh ia telah menaati Allâh. Dan
barangsiapa yang bermaksiat kepadaku maka sungguh ia telah
bermaksiat kepada Allâh. Dan barangsiapa yang menaati pemimpin maka
sungguh ia telah menaatiku. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepada
pemimpin, maka sungguh ia telah bermaksiat kepadaku. (HR. Bukhari
no. 2957 dan Muslim no. 1835)
13 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24
Ibnu Taimiyyahv berkata:
َ‫الِين بَ ْل ََل ق َِيام‬ ‫ات ي‬ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ َ َّ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ
َ
ِ ِ ‫جب‬ ِ ‫اس من أعظ ِم وا‬ ِ ‫مر انل‬ ِ ‫ُيب أن يعرف أن وَِلية أ‬ ِ
َ‫ْلاجة‬ َ ِ ‫جت ِ َماع‬ ْ ‫ح َت ُهم َّإَل باَل‬ َ َ َ ُّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َّ َ ْ ُّ َ َ ‫ي‬
‫ فإِن ب ِِن آدم َل تتِم مصل‬.‫ِين وَل ل ِلنيا إَل بِها‬
ِ ِ ِ ‫ل ِل‬
َّ َ ُّ َّ َ َ َّ َ ْ ْ ْ ‫ض ُه ْم َإَل َب ْعض َو ََل بُ َّد ل َ ُه ْم عِنْ َد اَل‬ُ َْ
‫اع مِن َرأ ِس حِت قال انل ِِب صَّل‬ ِ ‫جت ِ َم‬ ِ ٍ ‫بع‬
َ َ‫فليؤمروا أ‬
ْ‫ َر َواهُ َأبُو َد ُاود مِن‬.‫ح ُد ُهم‬ ‫ي‬ َ َََ َ َ َ َّ
‫ إذا خ َر َج ثالثة ِِف َسف ٍر‬:‫اهلل َعليْهِ َو َسل َم‬
َ ُ َّ
َ‫َحدِيث أَِب َسعيد َوأَِب ُه َريْ َرة‬
ِ ٍ ِ ِ ِ
Wajib diketahui, bahwa kekuasaan kepemimpinan yang mengurus urusan
manusia termasuk kewajiban agama yang paling besar, bahkan agama
dan dunia tidaklah tegak kecuali dengannya. Segala kemaslahatan
manusia tidaklah sempurna kecuali dengan memadukan antara keduanya
(agama dan kekuasaan), di mana satu sama lain saling menguatkan. Dan
mereka tidak akan bisa berkumpul melainkan dengan adanya pemimpin
sampai-sampai Nabi‫ ﷺ‬mengatakan: "Jika 3 orang keluar bepergian maka
hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya." (Diriwayatkan
Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah). (As-Siyasah Asy-
Syar'iyyah)

Dalil-dalil syariat tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pemimpin


menjadikan seseorang beribadah kepada Allah karena adanya perintah
mentaati pemimpin.

>2.3. Wajib mentaati pemimpin yang terpilih selama pada


perkara yang baik¹), tidak memberontak dan bersabar
terhadapnya²) dan mendoakan kebaikan untuknya³).
1) & 2)
ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ
ْ َْ َْ ُ ُْ ََ َ‫ه‬ ُ ْ َ ْ ُ ‫ْ َ ٰ َم‬
‫يٰٓايُّها ال ِذين ا نوٓٗا ا ِطيعوا اّٰلل وا ِطيعوا الرسول وا ِولى الام ِر ِمنكمَۚ ف ِان‬
َ َّ
ْٰ ْ َْ َ ‫ْ ُ ُْ ْ ُْ ُْ َ ه‬ ْ ُ َ ‫َ ُ ُّ ْ ُ َ ه‬ َ ُ ْ َ َ َ
َّ ِ ‫تنازعت ْم ِف ْي ش ْي ٍء فردوه ِالى‬
ِ ‫اّٰلل والرسو ِل ِان كنتم تؤ ِمنون ِب‬
‫اّٰلل واليو ِم الا ِخ ِر‬
ً ْ ْ َ ُ َ ْ َ َّ ٌ ْ َ َ ٰ
ࣖ ‫ذ ِلك خير واحسن تأ ِويلا‬

14 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta
ulilamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang
demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan
di akhirat). (an Nisa:59)

Dari ‘Irbadh bin Sariyaha, ia berkata:

“Rasulullahn memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang


menggetarkan hati dan menjadikan air mata berlinang”. Kami (para
sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan adalah
nasihat dari orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat.”

Kemudian Rasulullahn bersabda,

َ ْ َ َ َ َ‫ْ َ َ ي‬
ٌ‫ك َعبْد‬ َ َ ‫ي‬ َ ْ َ ‫ي‬ َ َ‫َ يَ َ َ ي‬ َ َْ ْ ُ ْ ُْ
‫ والسمعِ والطاعةِ ِإَون تأمر علي‬,‫صيكم بِتقوى اهللِ عزوجل‬ِ ‫أو‬
“Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa
jalla, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang
memerintah kalian seorang hamba sahaya”. (HR. Abu Daud dan At
Tirmidzi)

Beliaun juga bersabda,

ْ‫وم فِيهم‬ َ ‫َ يَ ٌ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ُي‬


ُ ‫ َو َس َي ُق‬,‫ون ب ُس َينِت‬ ُ ُ َ
ْ ‫ون َب‬
ِ ِ ِ ‫ن‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫اى‬‫د‬‫ه‬ِ ‫ب‬ ‫ون‬ ‫د‬‫ت‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫ة‬ ‫م‬ ِ ‫ئ‬ ‫أ‬ ‫ِى‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫يك‬
َ‫ص َن ُع يا‬ْ َ‫ت َكيْ َف أ‬ ُ ْ‫ قَ َال قُل‬.‫الش َياطِْي ِف ُجثْ َمان إنْس‬ َ‫َ ٌ ُ ُ ُ ُ ْ ُ ُ ُ ي‬
‫رِجال قلوبهم قلوب‬
ٍ ِ ِ ِ ِ
َ‫ُض َب َظ ْه ُرك‬ ُ ْ َ ُ َُ ُ َ َْ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ‫َ ُ َ ي‬
ِ ‫َِي ِإَون‬ ِ ‫ تسمع وت ِطيع ل ِألم‬:‫رسول اهللِ إِن أدركت ذل ِك؟ قال‬
ْ‫اس َم ْع َوأَطِع‬ ْ َ‫ك ف‬َ ُ َ َ َُ
‫وأخِذ مال‬
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat
petunjukku (dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam
amal). Akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya
adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku
menemui zaman seperti itu?”

15 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Beliau bersabda: “Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun
mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah
mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847)

Rasulullahn juga bersabda:


َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ‫َ َ َ ي‬ ْ ُ ْ ْ َْ ََ
‫صي ٍة فال‬‫ع‬‫م‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ِر‬
‫م‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ذ‬ ‫إ‬‫ف‬ ‫ة‬ ‫ي‬
ِ ٍ ِ ِ
،‫ص‬ ‫ع‬‫م‬ ‫ب‬ ‫ر‬‫م‬ ‫ؤ‬ ‫ي‬ ‫م‬‫ل‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ه‬‫ر‬
ِ ‫ك‬‫و‬ ‫ب‬ ‫ح‬‫أ‬ ‫ا‬‫ِيم‬ ‫ف‬ ِ ِ ‫لَع المرءِ ال‬
‫م‬ ‫ل‬‫س‬ ‫م‬
ََ َ َ َ َْ َ
‫اعة‬ ‫سمع وَل ط‬
“Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat dalam perkara
yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.
Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban
mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144)

³) Rasulullahn bersabda:
ٌ َ‫َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ٌ ْ َ َ ْ َ َ ٌ ُ َ ي‬ َ ْ ُ ْ ْ َْ َُ ْ َ
,‫ عِند رأ ِسهِ ملك موُك‬,‫ب مستجابة‬ ِ ‫دعوة المرءِ المسل ِ ِم ألخِيهِ بِظه ِر الغي‬
ْ َ ََ َ ُ َ‫َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ ي‬ َ َ َ َ َ‫ُ ي‬
‫َي قال الملك الموُك بِهِ آمِْي ولك ب ِ ِمث ٍل‬ ٍ ‫ُكما دَع ِألخِيهِ ِِب‬
“Do’a seorang muslim kepada saudaranya ketika saudaranya tidak
mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisinya ada
malaikat (yang mengaminkan do’anya kepada saudaranya). Ketika dia
berdo’a kebaikan kepada saudaranya, malaikat tersebut berkata: Amin,
engkau akan mendapatkan yang sama dengannya.” (HR. Muslim no. 2733)

Imam Fudhail bin ‘Iyadhv berkata,


ْ َ ْ ُّ َ ْ َ َ َ ٌ َ َ َ ْ ُ ٌ َ ْ َ َّ َ ُ َ ْ َ ‫َ ْ َ ي‬
‫لو أ ِِن أعلم أن َِل دعوة مستجابة ل ِصفتها ل ِلسلطان‬
“Seandainya aku tahu bahwa aku memiliki doa yang mustajab (yang
dikabulkan), maka aku akan gunakan untuk mendoakan penguasa.”

16 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Nasihat Ulama
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniv berkata:

َ ْ ‫ِين ُه ْم م ِْن َج‬


َ‫لت ِنا‬ ُ ْ ‫اْل َّال ِص م ِْن ُظلْ ِم‬
َ ‫اْل ََّّك ِم َّاَّل‬ ُ ْ ‫يق‬
َ ‫َوِف َه َذا َب َيان ل َِطر‬
ِ ٍ ِ
ْ‫يد َت ُهم‬
َ ِ‫حوا َعق‬ ُ ‫ون إ ََل َر يبه ْم َو ُي َص يح‬ َ َ
َ ُ ْ ُ ْ ُ ُ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ
ِ ِِ ِ ‫ويتَكمون بِألسنتِنا وهو أن يتوب المسل ِم‬
َ‫( إ َّن اهلل‬:‫اَل‬ َ َ َ َُْ َ ً َْ َّ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُّ َ ُ َ
ِ ‫حيحِ َت ِقيقا ل ِقوَل تع‬ ِ ‫اْلسال ِم الص‬ ِ ‫ويربوا أنفسهم وأهل ِيهم لَع‬
َ ْ َّ ْ ُ ْ َ َ ُ ‫َ ُ َ ي ُ َ َ ْ َ َّ ُ َ ي‬
]11 :‫س ِهم) [الرعد‬ ِ ‫َل يغ َِي ما بِقو ٍم حِت يغ َِيوا ما بِأنف‬
Maka poin ini merupakan penjelasan (tentang) jalan keluar dari
kedzaliman penguasa, yang mereka itu pada hakikatnya adalah berasal
dari kulit-kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita (maksudnya,
pemimpin itu pada hakikatnya berasal dari rakyat), yaitu hendaknya
kaum muslimin bertaubat kepada Allah dan memperbaiki
aqidahnya, dan mendidik dirinya sendiri dan keluarganya di atas
agama Islam yang shahih. Hal ini untuk mewujudkan firman Allah
Ta’ala yang artinya,”Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah suatu kaum,
sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’du:11)
(Ta’liq al Aqidatu ath Thahawiyyah)

KESIMPULAN
Terkait pemilihan umum untuk memilih pemimpin tertinggi (Presiden)
melalui sistim demokrasi maka wajib dipahami hal-hal sebagai berikut:
**1. Para ulama mengatakan bahwa sistim demokrasicat) dengan
memenangkan suara terbanyak dimana didalam suara tersebut
mengharuskan bercampurnya suara yang benar dan yang batil maka ini
diharamkan dalam Islam karena mencampurkan yang hak dengan yang
batil atau tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (Lihat
Mausu’ah Adyan Mu’ashirah, juz 2 hal 1066)

Allah berfirman:
َ ْ ُ ْ ُّ ْ َ ً ْ ُ ‫َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ ه‬
ࣖ ‫اّٰلل حكما ِلقو ٍم يو ِقنون‬
ِ ‫اه ِلي ِة يبغون ومن احسن ِمن‬
ِ ‫افحكم الج‬

17 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini
(agamanya)? (al Maidah:50)
َ ُْ َْ َْ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ ََّ َ ْ َّ ْ َ َ ٰ َ ْ ْ ُ
‫قل ِ ِاني على ب ِين ٍة ِمن ر ِبي وكذبتم ِب ٖه ما ِعن ِدي ما تستع ِجلون ِب ٖه ِا ِن‬
َْ ٰ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ََّ ْ ُّ ُ َ ‫ْ ُ ْ ُ َّ ه‬
‫ّٰلل يقص الحق وهو خير الف ِص ِلين‬ ِ ِ ‫الحكم ِالا‬
Katakanlah (Muhammad), “Aku (berada) di atas keterangan yang nyata
(kebenarannya, yaitu Al-Qur’an) dari Tuhanku, sedangkan kamu
mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab)
yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum
itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi
keputusan yang terbaik.” (al An’am:57)

َْ ْٰ َ َْ ُ‫ه‬ َ ََْ
ࣖ ‫اليس اّٰلل ِباحك ِم الح ِك ِمين‬
Bukankah Allah hakim yang paling adil? (at Tin:8)

**2. Jika terjadi keadaan yang mengharuskan pemilihan maka kembali


kepada kaidah:
َ‫ّتكِ َأثْ َقلِهما‬ ْ
ْ َ ‫المف َس َدتَ ْْي ب‬ ‫ْ َ ُ َ َ ي‬
‫ا ِرت ِكاب أخ ِف‬
ِ ِ ِ
“Mengambil mafsadat yang lebih ringan dari dua mafsadat yang ada dan
meninggalkan yang lebih berat.” (Fathul Bari, juz 9 hal 462)

**3. Jika terpilihnya pemimpin melalui sistim yang diharamkan dalam


Islam maka wajib mentaati pemimpin terpilih tersebut sebagaimana
tuntunan syariat.
Rasulullahn bersabda:

َ ْ َ َ َ َ‫ْ َ َ ي‬
ٌ‫ك َعبْد‬ َ َ ‫ي‬ َ ْ َ ‫ي‬ َ َ‫َ يَ َ َ ي‬ َ َْ ْ ُ ْ ُْ
‫ والسمعِ والطاعةِ ِإَون تأمر علي‬,‫صيكم بِتقوى اهللِ عزوجل‬ِ ‫أو‬
“Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa
jalla, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang
18 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24
memerintah kalian seorang hamba sahaya”. (HR. Abu Daud dan At
Tirmidzi)

**4. Pemimpin terpilih-lah yang menentukan wakil-wakil dibawahnya


seperti gubernur, walikota dan seterusnya. Dan rakyat menerimanya
karena kewajiban taat kepada pemimpinnya.
ْ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ٰٓ ٰ َْٰ ُّ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ‫َّ ه‬
‫اس ان‬
ِ ‫ِان اّٰلل يأمركم ان تؤدوا الامن ِت ِالى اه ِلها واِ ذا حكمتم بين الن‬
َ َ َ ‫َّ ه‬
ً‫ان َسم ْي ًعاۢ َبص ْيرا‬ ُ ُ َّ َ ‫َّ ه‬ ْ َْ ْ ُُ َْ
ْ َ
‫تحكموا ِبالعد ِل ِان اّٰلل ِن ِعما ي ِعظكم ِب ٖه ِان اّٰلل ك‬
ِ ِ
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada
pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia,
hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (an Nisa:58)

**5. Selama pemimpin negara masih berkuasa maka Islam melarang


siapapun dari rakyat (termasuk calon pemimpin yang akan dipilih) dan
jajaran pemimpin mencela pemimpin yang masih berkuasa dan
membicarakan keburukannya. Atau masing-masing calon saling
merendahkan satu dengan yang lain, terlebih para calon adalah muslim
semuanya.
Allah berfirman:
ُ َ ٰ َّ
ْ‫يٰٓ َايُّ َها الذيْ َن ا َم ُن ْوا َلا يَ ْس َخ ْر َق ْو ٌم م ْن َق ْوم َع ٰٓسى ا ْن َّيك ْو ُن ْوا َخ ْي ًرا م ْن ُهم‬
ِ ٍ ِ ِ
َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ْ ً ْ َ َُّ َّ ْ َ ٰٓ َ ْ ََ
‫ولا ِنساۤء ِمن ِنسا ٍۤء عسى ان يكن خيرا ِمنهنَۚ ولا تل ِمز ٓٗوا انفسكم ولا‬ َ ٌ َ
َّ ْ ْ
ْ‫اس ُم ال ُف ُس ْو ُق َب ْع َد ْالا ْي َمان َو َم ْن ل ْم َي ُتب‬
ْ ‫تَ َن َاب ُز ْوا ب ْال َال َقاب ب ْئ َس ال‬
َۚ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ُ ‫َ ُ ٰۤ َ ُ ُ ه‬
‫فاول ِٕىك هم الظ ِلمون‬

19 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih
baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi
perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil
dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-
orang zalim. (al Hujurat:11)

Rasūlullāhn bersabda:
َّ ُ َ َ َ ْ َ ْ
ُ‫اهلل‬ َّ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ
‫من أهان سلطان اهللِ ِِف األر ِض أهانه‬
“Barangsiapa yang menghina sultan Allāh (penguasa/pemimpin) di bumi,
maka Allāh akan menghinakan orang tersebut.” (HR. Tirmidzi no.
2224)
Anas bin Mālika mengatakan:
‫اهلل َعلَيْهِ َو َس َّل َم َينْ َه ْو َن َنا َع ْن َسبي‬
ُ ‫حاب َر ُس ْول اهللِ َص ََّّل‬ ْ َ‫كاب ُر م ِْن أ‬
َ ‫ص‬ َ َ ْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ‫َكن األ‬
َ ُ ْ
َ
ِ‫األمراء‬
“Dahulu para pembesar shahābat Nabin melarang kami untuk mencela
.para penguasa.” (HR. Ibnu Abdill Bar dalam at Tamhid)

Abdullāh Ibnu Mubārakv mengatakan:


ْ ‫السلْ َطان َذ َه َب‬
َ‫ت ُدنْ َياهُ و‬ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ َ ْ َ
ُّ ‫خ َّف ب‬ ‫م ِن استخف بِالعلماءِ ذهبت آخِرته و م ِن است‬
ِ ِ
ْ ْ َّ َ َ ْ َ
ْ ‫خ َوان َذ َه َب‬
ُ‫ت ُم ُر ْو َءتُه‬
ِ ‫م ِن استخف بِا ِْل‬
“Barangsiapa yang mencela (menghinakan) para ulama maka akan hilang
akhiratnya dan barangsiapa yang mencela para ‘umara (para penguasa)
maka akan hilang dunianya dan barangsiapa yang mencela dan
merendahkan saudaranya maka akan hilang kehormatannya.” ( Siyar
A’lam an-Nubala juz 17 hal 251)

20 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Lain-Lain:
>1. Dalil sistim pemerintahan.
Hadits Safinaha:
‫ى‬
‫هللا َصَّل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
‫ول‬ َ ‫ َق‬:‫ال‬ َ ‫ َح َّد َثن َسف َين ُة َق‬:‫ال‬ َ ‫ َق‬،‫ان‬َ َ‫أ ُ أ‬
‫ه‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫يد‬ ‫ع‬ ‫س‬َ ‫َع أن‬
‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
َّ‫ ُث َّم ُم ْل ٌك َب أع َد َذل َك ُثم‬،‫ون َس َن ًة‬ َ ُ َ َ‫َ َ ُ ُ َّ ي‬ َ ‫ى ُ َ َ أ َ َِ ى‬
‫ى‬ ‫الخالفة ى يف أ َم ى ين ثالث‬ ‫ى‬ :َ ‫اَّلل علي ىه وسلم‬
َ ‫َََ أ‬ َََ ْ َََ ‫أ‬ َُ َ ‫َق‬
،‫ َو ىخالفة ُعث َمان‬،‫ َو ىخالفة ُع َم َر‬،‫ أ أم ىسك ىخالفة أ ى يب َبك ٍر‬:‫ال ى يِل َس ىف َينة‬
َ‫ َقال‬،‫ي َس َن ًة‬ َ ‫الث‬ َ َ َ َ ‫ َ َ َ أ‬: َ َ ٍّ َ َ َ َ ‫ أ أ‬: َ َ َّ ُ
‫ِل ْ أم ى َسك ىخالفة ُ ع ى َيَّل قال فو َجدناها ث َ َ ى‬ ‫ثم قال‬
ُ َ َ َ َ ‫أ‬ َ َّ َ ُ ُ ‫َ ٌ ى َ ي ُ ُ ُ َّ َ َ َّ َ أ‬
‫ كذبوا‬:‫يهم؟ قال‬ ‫الخالفة ىف ى‬ ‫ ىإ ُن ب ى ين أمية يز ْعم ُون أن ى‬:‫ َفقلت له‬:‫س ىعيد‬
ُ ‫ش ال‬
ِّ ََ ‫َ ُ َّ أ َ أ ُ أ ُ ٌ أ‬
‫وك‬
‫ى‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫بنو الزرق ىاء بل هم ملوك ىمن‬
Said bin Jumhan1 berkata Safinah2 menyampaikan hadits kepadaku,
bahwa Rasulullahn bersabda: “Pemerintahan khilafah pada umatku
selama 30 tahun, setelah itu diperintah oleh kerajaan. ”Lalu Safinah
berkata kepadaku: “Hitunglah kekhilafahan Abu Bakar (2 tahun), Umar
(10 tahun) dan Utsman (12 tahun). ”Safinah berkata lagi kepadaku:
“Tambahkan dengan masa khilafah Ali (6 tahun). Ternyata semuanya 30
tahun. Said berkata: “Aku berkata kepada Safinah: Sesungguhnya bani
Umayyah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka. ”Safinah
menjawab: “Mereka (bani Umayyah) telah berbohong. Justru mereka
adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja. ” (HR. Ahmad no.
21816 dan Tirmidzi no.2226)

‫يد‬ ‫ع‬ ‫س‬ َ ‫اَّلل َح َّد َث َنا َع أب ُد ْال َوارث أب ُن َسعيد َع أن‬‫َ َّ َ َ َ َّ ُ أ ُ َ أ ى‬
‫ىى ى‬ َ ٍ ‫ِ ى ى ى‬ َ َ ‫حدثنا سوار بن عب ىد َ ى‬
ُ ‫اَّلل َصَّل ى‬‫َ َ َ ُ ُ ى‬ َ َ ‫أ ُ أَ َ َ أ‬
‫اَّلل َعل أي ىه َو َسل َم‬ َ ‫ْ ى‬ ‫ول‬ ‫س‬‫ر‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ة‬ ‫ين‬‫ب ِن جمهان عن س ىف‬
َ ْ ْ ُ ً
ُ ‫ون َس َنة ث َّم ُي أؤب ى‬
ُ‫اَّلل ال ُمل َك أ أو ُملك ُه َم أن َي َشاء‬ َ ُ َ َ َّ ُ ُّ ُ َ َ
‫ىخَلفة النبو ىة ثَلث‬
‫َ َ ُ َ أ أ ى ي َ َ أ َ َ َ َ ْ َ َ َ أ َ ُ َ ُ َ َ ًأ‬ َ َ ٌ َ َ َ
‫ي وعمر عشا‬ ِ ‫قال س ىعيد قال ى يِل س ىفينة أم ىسك عليك أبا بك ٍر سنت‬
1
Ia adalah Sa’id bin Jumhan al-aslami Abu Hafs al-Basri (wafat 136 H), thabqat ke-4 yakni tabiin kecil.
2
ٌ‫ٌأن ٌم ٌأحبٌأنٌأف رقٌالنبيٌص ٌم ٌعشت‬:‫ٌفقلت‬,‫اشترتنيٌأ ٌسلم ٌوأعتقتنيٌواشترطتٌعليٌأنٌأخد ٌالنبيٌص ٌم ٌعشت‬: “Aku
(Safinah) dibeli oleh Ummu Salamah, ia memerdekakanku dan memberikan syarat kepadaku untuk
melayani Nabi Muhammadn selama aku hidup. Aku menjawabnya bahwa aku tidak ingin berpisah
dengan Nabi Muhammadn selagi aku hidup. (Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya, [Beirut, Darul Fikr: 1996
M/1416 H], juz I, halaman 368).

21 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


َ ُ َ َّ َ َ َ ُ ْ ُ ٌ َ َ َ َ َ ٌّ َ َ َ َ ‫َ ُ أ َ ُ أ َ َ أ َ َأ‬
‫وعثمان َاثن ين عشة وع ى يَّل كذا قال س ىعيد قلت ىلس ىفينة ىإنَ هؤَل ىء‬
َ ‫َّ َ َ أ َ ُ أ َ َ َ َ َ َ أ‬ َ َّ َ
‫ال كذ َبت أ أست ُاه‬ ‫َي أز ُع ُمون أن َع ىل ًّيا َعل أي ىه السَلم لم يكن ىبخ ىليف ٍة ق‬
َ َ َّ
‫الز أرق ىاء َي أع ى ين َب ى ين َم أر َوان‬ ‫َب ى ين‬
Dari Sa'id bin Jumhan dari Safinah, ia berkata, "Rasulullahn bersabda:
"Khilafah kenabian itu selama 30 tahun, kemudian Allah memberikan
kekuasaan-Nya kepada siapa yang ia kehendaki." Sa'id berkata, "Safinah
berkata kepadaku, "Hendaklah engkau tetap bersama Abu Bakar selama
2 tahun, bersama Umar selama 10 tahun, bersama Utsman selama 12
tahun, demikian juga dengan Ali." Sa'id berkata, "Aku bertanya kepada
Safinah, "Mereka menganggap bahwa Ali bukan seorang khalifah?" Ia
menjawab, "Keturunan Bani Az Zarqa, yaitu bani Marwan telah berdusta."
(HR. Abu Daud no. 4028)

Kekhalifahan Abu Bakr al-Shiddiqa selama 2 tahun 3 bulan. Kekhalifahan


Umar ibn al-Khaththaba selama 10 tahun 6 bulan. Kekhalifahan Utsman
ibn Affana selama 12 tahun. Kekhalifahan Ali ibn Abu Thaliba selama
4 tahun 9 bulan. Ditambah masa Kekhalifahan al-Hasan ibn Alia selama
6 bulan, maka genap 30 tahun. Perhitungan itu sejak wafatnya Nabi
Muhammadn, yakni Rabiul Awal 11 H. hingga diturunkannya al-Hasan
dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.

>2. Ahlul Halli wal Aqdi saat Abu Bakr dipilih adalah: Umar bin Khaththab,
Abu Ubaidillah bin Jarrah, Basyir bin Sa’ad, Asid bin Khudair.
Adapun ahlul halli wal aqdi saat pemilihan Umar bin Khaththab adalah
Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf dari kelompok Muhajirin, serta
Asin bin Khudair dari golongan Anshar.

22 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


cat). Kutipan Fatwa Ulama Terkait Dmokrasi

Pemilihan Umum

Termasuk sistem demokrasi pula, oleh karena itu diharamkan, sebab orang yang dipilih
dan yang memilih untuk memegang kepemimpinan umum atau khusus tidak disyaratkan
memenuhi syarat-syarat yang sesuai syariat. Metode ini memberi peluang kepada orang
yang tidak berhak memegang kepemimpinan untuk memegangnya. Karena tujuan dari
orang yang dipilih tersebut adalah duduk di dewan pembuat undang-undang (Legislatif)
yang mana dewan ini tidak memakai hukum Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullahn, namun
yang jadi hukum adalah Suara Mayoritas. Ini adalah dewan thagut, tidak boleh diakui,
apalagi berupaya untuk menggagas dan bekerjasama untuk membentuknya. Sebab
dewan ini memerangi hukum Allah dan merupakan sistem barat, produk yahudi dan
nashara, oleh karena itu tidak boleh meniru mereka.

Bila ada yang membantah: Sebab di dalam syari’at Islam tidak terdapat metode tertentu
untuk memilih pemimpin, lantaran itu pemilu tidak dilarang.

Jawabannya : Pendapat tersebut tidak benar, sebab para sahabat telah menerapkan
metode tersebut dalam memilih pemimpin dan ini merupakan metode syar’i. Adapun
metode yang ditempuh partai-partai politik, tidak memiliki patokan-patokan pasti, ini sudah
cukup sebagai larangan bagi metode itu, akibatnya orang non-muslim berpeluang
memimpin kaum muslimin, tidak ada seorangpun dari kalangan ahli fikih yang
membolehkan hal itu.

Aktivitas Politik

Partai-partai politik memiliki kesepakatan-kesepakatan antara mereka untuk tidak saling


mengkafirkan dan bersepakat untuk mengukuhkan dasar-dasar demokrasi. Sedangkan
hukum Islam dalam masalah ini adalah mengkafirkan orang-orang yang telah dikafirkan
oleh Allah dan RasulNya, memberi cap fasiq kepada orang yang di cap fasiq oleh Allah
dan RasulNya dan memberi cap sesat kepada orang yang diberi cap sesat oleh Allah dan
RasulNya. Islam tidak mengenal pengampunan (grasi/amnesti dari pemerintah).
Mengkafirkan seorang muslim yang tercebur dalam maksiat bukan termasuk manhaj
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selama dia tidak menghalalkan kemaksiatan tersebut.
Adapun undang-undang produk manusia diantaranya undang-undang Yaman, telah
dijelaskan oleh ulama Yaman bahwa di dalamnya terkandung penyelisihan terhadap
syari’at.

23 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24


Metode Dakwah Kita yang Wajib Diketahui Oleh Masyarakat

Kita mendakwahi manusia untuk berpegang dengan Al-Qur’an dan Sunnah secara
hikmah, nasehat yang baik selaras dengan pemahaman para Salaf.

Kita memandang bahwa kewajiban syar’i terpenting adalah menghadapi pemikiran import
dan bid’ah-bid’ah yang disusupkan ke dalam Islam dengan cara menyebarkan ilmu yang
bermanfaat, dakwah, menggugah kesadaran umat, meluruskan keyakinan-keyakinan dan
pemahaman yang keliru dan menyatukan kaum muslimin dalam lingkup semua tadi.

Kami memandang bahwa umat Islam tidak membutuhkan revolusi, penculikan dan
penyebaran fitnah. Namun yang dibutuhkan adalah pendidikan iman dan pemurnian. Ini
merupakan saran paling vital untuk mengembalikan kejayaan dan kemuliaan umat.

Sebagai penutup kami akan memperingatkan bahwa motif yang melatari munculnya
uraian ini adalah kami melihat sebagian ulama dan khususnya ulama negara Yaman
membicarakan permasalahan yang dipakai pijakan oleh partai-partai politik Islam. Mereka
bermaksud meletakkan landasan syar’i bagi permasalahan tersebut, padahal masalah
tersebut mengandung kontradiksi dan kesalahan-kesalahan ditinjau dari sisi syar’i. Perlu
diketahui bahwa mereka tidak mewakili kaum muslimin namun hanya mewakili diri mereka
sendiri dan partai mereka saja. Yang jadi mizan adalah dalil bukan jumlah mayoritas dan
bukan desas-desus.

Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada pemimpin kita Muhammad,


keluarganya dan seluruh sahabat beliau. Segala puji bagi Allah.

Penandatangan fatwa ini adalah :

Syaikh Muhamad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I, Syaikh Abdul
Majid Ar-Rimi, Syaikh Abu Nashr Abdullah bin Muhammad Al-Imam, Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab Al-Washshabi, dll.

[Dialih bahasakan dari Majalah Al-Ashalah, edisi 2 Jumadil Akhir 1413H, oleh Abu
Nuaim Al-Atsari, Disalin ulang dari Majalah Al-Furqon, edisi 7/Th III. Hal.39-43 Penerbit
Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Srowo-Sedayu Gresik-Jatim]

24 | Kajian Majelis Ilmu Cemara 11/02/24

Anda mungkin juga menyukai