Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat: Kenapa Kita Dianjurkan Merayakan Maulid Nabi?

Khutbah I

‫صحْ بِ ِه َو َم ْن‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫هللا‬ ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َرس ُْو ِل‬ َّ ‫ َوال‬، ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل‬
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫َوااَل ه‬
َّ ِ‫ اَل نَب‬،ُ‫َو َرس ُْولُه‬
‫ـ‬،ُ‫ي بَ ْع َده‬
‫ َوا ْف َعلُوا‬:‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْالقَ ِدي ِْر ْالقَاِئ ِـل فِ ْي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ِ ‫ فَِإنِّي ُأ ْو‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
)77 :‫ُون (الحج‬ َ ‫ْال َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran
Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan
maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh hijriah, umat Islam di berbagai
belahan dunia merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita. Namun
di tahun ini, bisa jadi perayaan maulid di berbagai negara tidak semeriah tahun-
tahun sebelumnya mengingat musim pandemi yang belum kunjung usai.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kenapa kita merayakan maulid?

Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat
teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk
syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini. Dengan sebab beliau,
kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan
Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan
yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita
mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang
diridhai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan
makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi.
Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada
Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang
cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

ُ ‫اختَبَْأ‬
ً‫ت َد ْع َوتِ ْي َشفَا َعة‬ ْ ‫لِ ُك ّل نَبِ ٍّي َد ْع َوةٌـ ُم ْستَ َجابَةٌ فَتَ َعج ََّل ُكلُّ نَبِ ٍّي َد ْع َوتَهُ َوِإنِّي‬
)‫ُأِل َّمتِ ْي يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ( َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka
semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai
syafaat untuk umatku di hari kiamat” (HR Muslim).

Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:

‫يَا ُم َح َّم ُد َسلْ تُ ْعطَ َوا ْشفَ ْع تُ َشفَّ ْع‬


Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan diberi, berilah
syafaat maka syafaatmu akan diterima”

Baginda menjawab:

)‫ي َأ َربِّ ُأ َّمتِ ْي ُأ َّمتِ ْي ( َر َواهُـ النَّ َساِئ ُّي‬


Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku” (HR an-Nasa’i)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal NIATKAN untuk mengingatkan kita akan
keagungan Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya, gambaran
ketampanan dan keindahan jasad mulianya. Ketika dilantunkan puji-pujian
kepadanya dan jamaah maulid mulai menyebut-nyebut namanya, biasanya kita
akan terbawa suasana haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat
kemuliaan bertemu dengan Baginda, meskipun dalam mimpi.”

Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi. Seorang mukmin sejati
pasti-lah sangat ingin bertemu dengan baginda walaupun sekejap pandangan
mata dalam mimpi.

Sahabat Bilal al-Habasyi radliyallahu ‘anhu pernah memperoleh kemuliaan itu.


Bilal pernah memperoleh kemuliaan bertemu dan melihat langsung baginda.
Suatu ketika, ia melihat dalam mimpi wajah baginda yang memancarkan cahaya.
Begitu terbangun, rasa rindu yang memuncak dan gelora cinta yang menyala-
nyala memandunya untuk memacu hewan tunggangannya melewati gurun-gurun
pasir yang tandus. Ia percepat perjalanannya di malam dan pagi hari, agar dapat
segera sampai ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ia lantas berdiri di dekat
peraduan baginda, di dekat makamnya. Air mata pun mengalir deras dari kedua
matanya. Ia tumpahkan air mata agar dapat meringankan kerinduan yang
bergejolak di hati. Akan tetapi mana mungkin itu terjadi. Bilal-lah yang sebelum
meninggal, melontarkan perkataan:
َ ‫ُم َح َّم ًدا َو‬
‫صحْ بَ ْه‬ ‫َغ ًدا نَ ْلقَى اَأْل ِحبَّ ْة‬
“Besok di akhirat aku akan menemui orang-orang yang aku kasihi, yaitu
Muhammad dan para sahabatnya.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur kepada Allah atas
kelahiran Nabi kita.

Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari
kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin, beliau menjawab:

َّ َ‫ت فِ ْي ِه َوُأ ْن ِز َل َعل‬


)‫ي فِ ْي ِه ( َر َواهُ َأحْ َم ُد َو ْالبَ ْيهَقِ ُّي فِي الدَّاَل ِئ ِل‬ َ ‫َذا‬
ُ ‫ك يَ ْو ٌم ُولِ ْد‬
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu
pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:

ِ ‫اس َأجْ َم ِع ْينَ ( َر َواهُ ْالبُ َخ‬


) ُّ‫اري‬ ِ َّ‫اَل يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى َأ ُكوْ نَ َأ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬
Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih
ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR al-Bukhari)

PERINGATAN MAULID ADALAH SALAH SATU SARANA (ingat ya = salah satu


sarana) untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau
‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya.
Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena
menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang
telah datang menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezaliman,
kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran. Baginda Nabi bersabda:

ِ ‫اح ْي الَّ ِذيْ يَ ْمح ُْو هللاُ بِ َي ْال ُك ْف َر َوَأنَا ْال َح‬
ْ‫اش ُر الَّ ِذي‬ ِ ‫َأنَا ُم َح َّم ٌد َوَأنَا َأحْ َم ُد َوَأنَا ْال َم‬
ٌ َ‫ْس بَ ْع َدهُ َأ َح ٌد ( ُمتَّف‬
)‫ق َعلَ ْي ِه‬ َ ‫يُحْ َش ُر النَّاسُ َعلَى قَ َد ِم ْي َوَأنَا ْال َعاقِبُ الَّ ِذيْ لَي‬
Maknanya: “Aku adalah Muhammad dan aku adalah Ahmad. Aku adalah al-Mahi
(sang penghapus) yang denganku Allah menghapus kekufuran. Aku adalah al-
Hasyir yang orang-orang akan dikumpulkan di padang mahsyar di belakangku.
Dan aku adalah al-‘Aqib yang tidak ada seorang pun yang diangkat menjadi nabi
setelahku” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan
bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan
dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:

‫اعي َْل َواصْ طَفَى قُ َر ْي ًشا ِم ْن ِكنَانَةَ َواصْ طَفَى‬ ِ ‫ِإ َّن هللاَ اصْ طَفَى ِكنَانَةَ ِم ْن َولَ ِد ِإ ْس َم‬
ِ َ‫اش ٍم َواصْ طَفَانِ ْي ِم ْن بَنِ ْي ه‬
)‫اش ٍم ( َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ٍ ‫ِم ْن قُ َر ْي‬
ِ َ‫ش بَنِ ْي ه‬
Maknanya: “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan
memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari Quraisy Bani Hasyim
dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR Muslim).

Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya, insyaallah cinta dan


pengagungan kita kepadanya semakin menguat dan mendalam. Cinta inilah yang
akan mendorong kita untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-
ajarannya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam peringatan maulid, kita belajar dan mengajarkan tentang ciri-ciri fisik mulia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barang siapa yang melihatnya dalam
mimpi, sungguh ia akan melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda
Baginda:

ٌ َ‫َم ْن َر َءَانِ ْي فِ ْي ْال َمنَ ِام فَ َسيَ َرانِ ْي ِف ْي ْاليَقَظَ ِة ( ُمتَّف‬


)‫ق َعلَ ْي ِه‬
Maknanya: “Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam
keadaan jaga” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dalam peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah (sejarah hidup Nabi).
Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam keadaan yatim. Maka keyatiman
seseorang jangan sampai menghalanginya untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak
Nabi dan beradab dengan adab-adabnya.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup Nabi, kita belajar kejujuran dari
aktivitas dagangnya. Betapa beliau adalah orang yang sangat jujur dalam berniaga
sehingga keberkahan begitu tampak pada hartanya.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup beliau, para dai belajar berbagai
metode dakwah dari baginda. Beliau memulai dakwah sendirian, menyeru dan
mengajak kepada Islam hingga agama yang mulia ini menyebar ke seluruh
penjuru jazirah Arab. Estafet dakwah sepeninggal beliau dilanjutkan oleh para
sahabatnya, oleh para tabiin setelah sahabat, tabiit tabiin kemudian kepada para
imam mujtahid hingga kepada para ulama’ yang sampai kepada kita sekarag ini.
Hingga Islam menyebar ke berbagai belahan dunia.
Dalam pembacaan terhadap sejarah hidupnya, terdapat pelajaran bagi umat
untuk berakhlak dengan akhlak yang mulia. Nabi bersabda:

)‫ق ( َر َواهُ ْالبَ َّزا ُر َو ْالبَ ْيهَقِ ُّي‬ ‫ِإنَّ َما ب ُِع ْث ُ ُأِل‬
ِ ‫ار َم اَأْل ْخاَل‬
ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR
al-Bazzar dan al-Baihaqi)

Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik
yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an, sedekah
makanan, doa bersama dan peringatan mauled ini bisa menjadi ajang silaturahim
serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan ukhuwah antar sesama umat
Islam. Yang salah kaparah terkait peringatan Maulid Rasul agung ini justru diisi
dengan kegiatan yg sama sekali jauh dari ajaran syariat islam, seperti yg sering
kita jumpai akhir-akhir ini di sektaran kita. Adakah anjuran para ulama’ terdahulu
untuk mengadakan pawai yg isinya adalah tercampurnya kaum lelaki dan
perempuan? Adakan anjuran dr ulama’ terdahulu untuk memperingati
maulidurrasul dengan dandanan2 yg mempertontonkan aurat dan maksiat? Tidak
saudaraku!!! Jangan kotori peringatan kelahiran nabi agung kita dengan hal2 yg
bertentangan dengan ajaran Islam yg beliau bawa. Ini yg dinamakan kontra
produktif bahkan ini termasuk pelecehan terhadap junjungan kita nabi
Muhammad SAAW. Semoga kita dijauhkan dr hal2 sedemikian….!

Mari kita isi momentum mauled ini dengan kegiatan2 yg dianjurkan oleh agama
seperti yg telah khatib paparkan tadi. Kita isi dengan kegiatan untuk
memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu
wa ta’ala:

)56 :‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُمواـ تَ ْسلِي ًما (األحزاب‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬
Maknanya: “Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya”
(QS. Al-Ahzab: 56)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِر ُْوه‬،‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬
‫ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ‬ ‫ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫َو َرس ُْولُهُ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوىـ هللاِ‬ ‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ُ ،‬أ ْو ِ‬
‫ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‪ِ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ‬ ‫بِال َّ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫يُ َ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ِّ‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ل‬‫ِّ‬ ‫ص‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ّ‬ ‫تَ ْسليما‪ ،‬اَ ٰ‬
‫لل‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ِ ً‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّي َ‬ ‫َك َما َ‬
‫ت‬‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َـ‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِمي َْن ِإنَّ َ‬
‫ك‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫وال ُمْؤ ِمنِي َْن‬ ‫ت ْ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫ْ‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫و‬ ‫ْن‬
‫َ‬ ‫ي‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫س‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫رْ‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ه‬ ‫ّ‬ ‫حم ْي ٌد مج ْي ٌد ‪.‬اَ ٰ‬
‫لل‬
‫َّ ِ ِ ُ ِ ِ َ ُ ِ َ ِ‬ ‫َ ِ َ ِ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء‬ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬ ‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِـ‬
‫ف‬ ‫َو ْال َغاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا‬
‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْل َد ِ‬ ‫هَ َذا َخا َّ‬
‫قَ ِد ْي ٌر‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab‬‬
‫‪Mojokert‬‬

Anda mungkin juga menyukai