Syaban adalah bulan diangkatnya amal kebaikan seluruh manusia selama satu tahun ke hadapan
Allah subhanahu wa ta ‘ala. amal setiap manusia akan diaudit setiap tahun pada bulan Sya'ban dan
setiap minggu pada hari Senin dan Kamis Di fase akhir inilah seharusnya setiap orang
bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.
Rasulullah shalallahu ‘alahi wa salam bersabda: “sesungguhnya setiap amalan tergantung pada
akhirnya” (H.R Bukhari)
Artinya: “Ya Alloh, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa
iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.”
Az-Zarqani dalam Syarh Al-Muwatha mengatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang
menjadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal buruk lalu beramal
baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat.
Banyak orang yang melalaikan bulan Syaban karena letaknya yang terjepit di antara dua bulan
yang memiliki keutamaan besar, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Padahal beribadah di
waktu banyak orang yang sedang lalai memiliki keutamaan yang besar. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits:
“Beribadah di waktu haraj (banyak manusia lalai) pahalanya seperi berhijrah kepadaku” (H.R
Muslim)
Besarnya keutamaan beribadah di waktu lalai karena beratnya perjuangan di masa tersebut.
Menjalankan ibadah di tengah lingkungan yang turut menjalankan ibadah akan terasa mudah,
tapi bagaimana dengan ibadah di waktu banyak orang sedang lalai?
Di waktu banyak orang yang lalai disitulah ujian yang sesungguhnya. Di saat tidak banyak orang
yang lihat, di situlah keimanan kita akan diuji. Maka dari itu beribadah di masa banyak orang
sedang lalai adalah sebuah keutamaan yang besar.
Sahabat, apa yang harus kita lakukan agar Ramadhan menjadi rahmat bagi kita? Tentu dengan
bersungguh-sungguh beribadah di bulan tersebut. Dalam Al Quran, Allah menyatakan bahwa
ibadah adalah sebuah perlombaan.
ُ ت ِب ُك ُم هّٰللا
ِ ت اَي َْن َما تَ ُك ْونُ ْوا يَْأ
ِ ۗ َولِ ُكلٍّ ِّوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّ ْيهَا فَا ْستَبِقُوا ْال َخي ْٰر
١٤٨ َج ِم ْيعًا ۗاِ َّن هّٰللا َ َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر
Artinya: "Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah
kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu
semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
“Maka belomba-lombalah dalam mengerjakan kebajikan atau ibadah” (Q.S Al-Baqarah: 148)
Tidak mungkin seseorang menang dalam sebuah perlombaan jika ia tidak mempersiapkan diri.
Dengan membiasakan diri beribadah di bulan Syaban, maka di bulan Ramadhan ia akan terbiasa
untuk beribadah dengan giat.
4. Pindahnya Kiblat
Kiblat adalah arah yang dituju kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Sebelum Ka’bah
menjadi kiblat seperti saat ini, dahulu Masidil Aqsa adalah kiblat pertama kali bagi kaum
muslimin. Perpindahan tersebut terjadi di pertengahan Syaban tahun kedua hijriyah.
Berpindahnya arah kiblat ini adalah peristiwa besar yang sangat ditunggu-tunggu oleh Rasulullah
shallahu ‘alaihi wa salam.
Salah satu alasan yang disebutkan oleh para mufassir, salah satunya adalah Rasulullah
SAW kurang sreg jika harus berkiblat dengan kiblat yang sama dengan umat Yahudi.
Dahulu umat yahudi sering mengolok-olok umat muslim karena beribadah menghadap arah
yang sama dengan mereka. Ketika kiblat berpindah dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah,
Rasulullah bergembira karena dapat menyelisihi umat yahudi.
Allah menjadikan Syaban sebagai bulan yang mulia di antaranya dengan menurunkan ayat
perintah untuk bershalawat pada bulan ini. Perintah tersebut tercantum dalam ayat berikut:
“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya.” (Q.S Al Ahzab;
56)
Para ulama seperti Syaikh Abdul Qadir Jailani menganjurkan umat islam untuk memperbanyak
shalawat kepada Nabi di bulan Syaban. Shalawat adalah bentuk penghormatan kita kepada Nabi
yang telah berjasa menyebarkan dan mengajarkan agama islam.
Di antara keutamaan bagi orang yang sering bershalawat adalah dikumpulkan bersama Nabi di
yaummul akhir. Seperti dalam hadits berikut:
“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak bershalawat
kepadaku.” (H.R Tirdmidzi)
3
1. Sholawat khawwash
Artinya: Rahmat dan keselamatan semoga tetap atas engkau wahai penghulu kami,
ya Rasulullah, hurbis daya upayaku, semoga engkau berkenaan menolongku
5. Sholawat al fatih
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi
Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela
yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus
7. Sholawat adrikiyah/mukhathab
ت ِح ْيلَــتِى َأ ْد ِر ْكـنِى ٰ
َ ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد قَـ ْد
ْ َضاق َ اَللّهُ َّم
يَا َرس ُْو َل اللّـ ِه
Artinya: "Rahmat dan keselamatan semoga tetap atas engkau wahai penghulu kami, ya
Rasulullah, habis daya upayaku, semoga engkau berkenan menolongku.
8. Sholawat nariyah/tafrijiyyah
ٰ
لى َسيِّ ِدنَا ُم َحــ َّم ِد ٰ صاَل ةً َكا ِملَةً َو َسلِّ ْم َساَل ًما تَا ًّما َع َ ص ِّل َ اَللّهُ َّم
ضى بِ ِه ْال َح َواِئ ُج َوتُنَا ُل ِب ِه ٰ ࣙالَّ ِذيْ تَ ْن َحلُّ بِ ِه ْال ُعقَ ُد َوتَ ْنفَ ِر ُج ِب ِه ْال ُك َربُ َوتُ ْق
لى ٰالِ ِه
ٰ ال َّر َغاِئبُ َو ُحس ُْن ْال َخ َواتِ ِم َويُ ْستَ ْسقَى ْال َغ َما ُم ِب َوجْ ِه ِه ْال َك ِري ِْم َو َع
َ َس بِ َع َد ِد ُك ِّل َم ْعلُ ْو ٍم ل
ك ٍ َصحْ بِ ِه فِ ْي ُك ِّل لَ ْم َح ٍة َو نَف
َ ِو
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam
kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab
beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua
keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat
diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada
keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak
bilangan semua yang diketahui oleh Engkau,"
9. Sholawat munjiyat
Berikut lafal Shalawat Munjiyat secara lengkap dalam tulisan arab, latin dan artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan
shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang
menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan
hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala
keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling
tinggi; dengan shalawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan
yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.”
Ya Allah, berikanlah shalawat dan salam sejahtera kepada pemimpin kami Nabi
Muhammad, pemilik nasab yang mulia dan semoga shalawat tercurah kepada para
keluarga dan para sahabat beliau, dan juga berikanlah keselamatan.
ِ َت َو َس ْـل َنا ِب ِـبـسْ ِـم هّللا ِ َو ِب ْالـ َها ِدى َرس ُْـو ِل
هللا
ِ َْو ُكــ ِّل م َُجـا ِهـ ِد هّلِل ِ ِباَه
ُ ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا
Kami berwasilah dengan berkah basmalah, dan dengan Nabi yang menunaikan lagi
utusan Allah.
Dan seluruh orang yang berjuang karena Allah, karena berkahnya ahli badar ya
Allah.
ت َوال ِّنـ ْقـ َم َة َ لهـى َسـلِّ ِـم ْاال ُمـَّة ِم
ِ ـن ْاالفـَا ِ ِا
ُ ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا
ِ َْو ِمنْ َه ٍـم َو ِمنْ ُغـمَّـ ٍة ِبا َ ه
Ya Allah, semoga Engkau menyelamatkan ummat, dari bencana dan siksa.
Dan dari susah dan kesulitan, karena berkahnya ahli badar ya Allah.
6
ْـشـفْ َجـ ِمي َْع اَ ِذ يـ َّ ٍة َوا صْ ِرف ِ لهى َنجِّ ـ َنا َوا ْك ِ ِا
ُ ـل ْال َب ْـد ِر يـَا هللَا ُ َمـ َكائـ َد ْال ِعـ َدا َو ْال
ِ ْطـفْ ِبا َ ه
12. Sholawat untuk mendapatkan kedudukan mulia
اريالج
َ ك
َ د
ِ د
َ مَ وَ ي َّار
س ال ك
َ ر وْ ُ
ن ٍ
د م
َّ ُح
َ م ا َ
ن د
ِ ِّ
ي س
َ ى َ
ل ع
َ م ِّ ل س
َ و
َ ِّ
ل ص
َ م ه
ُ ّ لٰ اَل
ِ ِ ِ ْ َّ
َ اري َو َع َلى ٰالِ ِه َو
صحْ ِب ِه َيا ُن ْور و َ ْ ََواجْ َمعْ ِني ِب ِه ِفي ُك ِّل ا
ط
ِ
Artinya: “Ya Allah Limpahkanlah Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad saw. Sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung
putus dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman serta shalawat untuk
keluarganya dan shahabat wahai sang cahaya.”
Bulan Syaban memiliki sebutan sebagai bulannya para pembaca Al Quran. Di antara maknanya
adalah bulan di mana pembaca-pembaca Al Quran melakukan pemanasan untuk bulan Ramadhan.
7
Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan
miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadan.”
hikmah
Di antara hikmah memperbanyak puasa di bulan Syaban adalah sebagai latihan agar terbiasa saat
menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, bulan di mana umat muslim berpuasa selama satu
bulan penuh.
Sahabat, demikianlah 7 keistimewaan yang ada pada bulan Syaban. Hendaklah memperbanyak
ibadah di bulan Syaban karena banyak keutamaan di dalamnya yang tidak dimiliki oleh bulan-
bulan yang lain.
ekah Quran, bisa menjadi amal jariyah bagi Sahabat yang pahalanya akan terus mengalir hingga
hari kiamat.
Bulan Syaban adalah bulan di mana Rasulullah paling sering berpuasa di dalamnya selain di bulan
Ramadhan.
Dari Aisyah radhiallahu anha “Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallalahu ‘alaihi
wa salam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak
pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban.” (H.R
Bukhari)
Seseorang yang berpuasa memiliki kesempatan untuk banyak berdoa memohon jodoh karena pada
saat itu doa akan semakin berpeluang terkabul. Sebagaimana terdapat dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tiga orang yang doanya tidak ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan
orang yang teraniaya." (HR. Imam Ahmad, Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Rasulullah SAW menganjurkan kepada pemuda yang sudah mampu menikah untuk mencari
pasangan dan kemudian membina rumah tangga.
"Wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu, maka hendaklah dia menikah karena
menikah dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu
maka hendaknya berpuasa, karena puasa dapat menahan nafsu." (HR. Bukhari)
Hubungan antara jodoh dan puasa ini adalah bagi seseorang yang belum siap mental, finansial,
dan lainnya untuk menikah maka dapat dilatih terlebih dulu kemampuannya lewat puasa Senin
8
Kamis. Sebab, puasa menjadi cara untuk mengontrol stress dan sedih jika jodoh tak kunjung
tiba.
Menurut Dr Canman, puasa menjadi cara mengontrol syahwat dan keinginan yang sulit dibendung.
Juga, puasa Senin Kamis dapat menghilangkan perasaan sedih dan stres.
Untuk mencegah agar hasrat dalam diri muncul dan menimbulkan perbuatan maksiat, maka puasa
Senin Kamis dapat menjadi benteng untuk terhindar dari hal tersebut. Nantinya, seseorang
dapat menjaga dirinya untuk jodohnya kelak.
َّ ين َو
َ ٱلط ِّيب
ُون َّ ِت ل
َ لطي ِِّب ون لِ ْل َخ ِبي ٰ َث ِـ
َّ ت ۖ َو
ُ ٱلط ِّي ٰ َب َ ين َو ْٱل َخ ِب ُيث
ت لِ ْل َخ ِبي ِث َـُ ْٱل َخ ِبي ٰ َث
َ ٌ ْ ٌ ْ َ ُ ُ َ ٓ ٰ ۟ َّ ٰ ُأ
ون ۖ لهُم مَّغ ِف َرةـ َو ِرزق ك ِري ٌم َ ُون ِممَّا َيقول َ ك ُم َبرَّ ء َ ت ۚ ولِئ ِ لِلط ِّي َب
Artinya: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu
bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan
rezeki yang mulia (surga)."
Rasulullah SAW melakukan puasa di hari Senin dan Kamis karena kedua hari ini memiliki
keistimewaan, yakni hari di mana semua amal kebaikan dilaporkan. Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap minggunya, semua amal perbuatan manusia ditunjukkan (kepada Allah) sebanyak dua kali,
yakni pada hari Senin dan hari Kamis. Lalu, setiap hamba yang beriman diampuni, kecuali hamba
yang sedang bermusuhan dengan saudaranya." (HR Muslim)
Maka dari itu, bagi yang ingin dipermudah urusan jodohnya, maka bisa mulai dengan berpuasa
Senin Kamis.