Anda di halaman 1dari 11

‫‪RAMADHAN‬‬

‫‪Standar Kehidupan Normal Seorang Muslim‬‬

‫‪Dr. K.H. Tulus Musthofa, Lc. MA‬‬


‫)‪Majelis Syuro, Pimpinan Wilayah Ikatan Da’i Indonesia (IKADI‬‬
‫‪Daerah Istimewa Yogyakarta‬‬

‫اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪ ،‬اﷲُ َأﻛ َْﱪ‪.‬‬
‫ﲔ‪ ،‬ﻧ َْﺤ َﻤﺪُ ُه َوﻧ َْﺴﺘ َِﻌ ْﻴﻨُ ُﻪ َوﻧ َْﺴ َﺘﻐ ِْﻔ ُﺮ ُه َو َﻧﺘ ُْﻮ ُب إِﻟَ ْﻴ ِﻪ‪َ ،‬و َﻧ ُﻌ ْﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ‬ ‫ِ‬
‫ـﺤ ْﻤﺪُ ﷲِّ َر ﱢب ا ْﻟ َﻌﺎﳌَ ْ َ‬ ‫ا ْﻟ َ‬
‫ﻼ ﻣ ِﻀ ﱠﻞ َﻟﻪ‪ ،‬وﻣﻦ ﻳ ْﻀﻠِ ْﻞ َﻓ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ي َﻟ ُﻪ‪.‬‬
‫ﻼ َﻫﺎد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ﴍ ْو ِر َأ ْﻧ ُﻔﺴﻨَﺎ‪َ ،‬و َﺳ ﱢﻴﺌَﺎت َأ ْﻋ َﲈﻟﻨَﺎ‪َ ،‬ﻣ ْﻦ َ ْﳞﺪ اﷲُ َﻓ َ ُ‬ ‫ﻣ ْﻦ ُ ُ‬
‫ﳏ ﱠﻤﺪً ا َﻋ ْﺒﺪُ ُه َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻟ ُﻪ‪.‬‬‫ﻚ َﻟ ُﻪ‪َ ،‬و َأ ْﺷ َﻬﺪُ َأ ﱠن ُ َ‬ ‫ﴍ ْﻳ َ‬ ‫َأ ْﺷ َﻬﺪُ َا ْن ﻻَ اِﻟ َﻪ اِﻻﱠ اﷲُ َو ْﺣﺪَ ُه ﻻَ َ ِ‬

‫ﳏ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋ َﲆ َءاﻟِ ِﻪ َو َأ ْﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ َو َﻣ ْﻦ َﺗﺒِ َﻌ ُﻪ إِ َﱃ َﻳ ْﻮ ِم اﻟﺪﱢ ْﻳ ِﻦ‪.‬‬‫اﻟ ﱠﻠ ُﻬ ﱠﻢ َﺻ ﱢﻞ َﻋ َﲆ َﻧﺒِ ﱢﻴﻨَﺎ ُ َ‬


‫َأ ﱠﻣﺎ َﺑ ْﻌﺪُ ‪:‬‬
‫ﺎﻋ َﺒﺎ َد اﷲ‪ُ :‬أ ْو ِﺻ ْﻴﻜ ُْﻢ َو َﻧ ْﻔ ِﴘ ﺑِ َﺘ ْﻘ َﻮ اﷲِ َو َﻃﺎ َﻋﺘِ ِﻪ َﻟ َﻌ ﱠﻠﻜ ُْﻢ ُﺗ ْﻔﻠِ ُﺤ ْﻮ َن‪َ .‬ﻗ َﺎل اﷲُ َﺗ َﻌ َﺎﱃ ِﰱ‬
‫َﻓﻴ ِ‬
‫َ‬
‫((‬‫آن ا ْﻟﻜ َِﺮ ْﻳﻢِ‪َ )) :‬ﻳﺎ َا ﱡ َﳞﺎ ا ﱠﻟ ِﺬ ْﻳ َﻦ َا َﻣﻨُﻮا ا ﱠﺗ ُﻘﻮا اﷲَ َﺣ ﱠﻖ ُﺗ َﻘﺎﺗِ ِﻪ َوﻻَ َﲤ ُ ْﻮﺗ ﱠُﻦ اِﻻﱠ َو َا ْﻧﺘ ُْﻢ ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن‬
‫ا ْﻟ ُﻘ ْﺮ ِ‬

‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu‬‬


‫‪Kaum Muslimin Yang Berbahagia‬‬
‫‪Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’la yang telah‬‬
‫‪memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada bulan Ramadhan yang‬‬
‫‪1 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I‬‬ ‫‪DIY‬‬
baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Ied kita pada pagi ini. Pagi ini kita layak
bergembira dalam suasana Iedul Fitri ini:

‫ﻮن‬ َ ِ‫ﲪﺘِ ِﻪ َﻓﺒِ َٰﺬﻟ‬


ْ َ ‫ﻚ َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻔ َﺮ ُﺣﻮا ُﻫ َﻮ َﺧ ْ ٌﲑ ﱢﳑﱠﺎ‬
َ ‫ﳚ َﻤ ُﻌ‬ َ ْ ‫ُﻗ ْﻞ ﺑِ َﻔ ْﻀ ِﻞ اﷲﱠِ َوﺑ ِ َﺮ‬
“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu
adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Qs. Yunus: 51)

Karenanya kita berharap, semoga semua karunia ini dapat mengokohkan ketakwaan
kita kepada Allah Subhanahu wata’la dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia.
Ketakwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan mengangkat
derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah Subhanahu wata’la.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad
Shallallahu alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari
akhir nanti.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu


Kaum Muslimin Yang Berbahagia
Ramadhan telah banyak merubah hidup kita dari yang tidak normal atau kurang
normal menjadi normal. Hal itu tidak lepas dari berbagai fasilitas yang Allah berikan kepada
kita selama bulan Ramadhan. Hal-hal yang biasanya menjadi kendala seseorang untuk
melakukan ketaatan disingkirkan oleh Allah di bulan Ramadhan. Sehingga tanpa kita sadari,
kita telah diarahkan untuk menjadi pribadi yang mempunyai semangat dalam beribadah.
Fasilitas yang Allah berikan tercermin dalam sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:

‫ﻮل اﷲﱠِ َﺻ ﱠﲆ اﷲ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َﺳ ﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﴈ اﷲﱠُ َﻋﻨْ ُﻪ َأ ﱠن َر ُﺳ‬ ِ َ


َ ‫َﻋ ْﻦ أ ِﰊ ُﻫ َﺮ ْﻳ َﺮ َة َر‬
ِ ‫اب اﻟﻨ‬
‫ﱠﺎر‬ ُ ‫ﺖ َأ ْﺑ َﻮ‬ ْ ‫اﳉﻨ ِﱠﺔ َو ُﻏ ﱢﻠ َﻘ‬
َْ ‫اب‬ُ ‫ﺖ َأ ْﺑ َﻮ‬ْ ‫ﺎن ُﻓﺘ َﱢﺤ‬ َ ‫ إِ َذا َﺟ‬:‫َﻗ َﺎل‬
ُ ‫ﺎء َر َﻣ َﻀ‬
‫ﲔ‬ ِ ‫ت ﱠ‬ ْ َ‫َو ُﺻ ﱢﻔﺪ‬
ُ ‫اﻟﺸ َﻴﺎﻃ‬
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ketika Ramadhan datang, pintu

2 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


surga dibuka, dan pintu neraka ditutup, dan syetan-syetan
dibelenggu.” (HR. Muslim)

Dibukanya pintu surga telah menghembuskan angin surga ke dalam kalbu setiap
mukmin untuk bersemangat melakukan berbagai ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala.
Ditutupnya pintu neraka menjadi peredam gejolak hati seorang mukmin melakukan
perbuatan dosa dan maksiat. Sementara dibelenggunya syaitan menjadikan kemauan fitrah
manusia untuk melakukan berbagai macam kebaikan dan meninggalkan berbagai kejelekan
dengan mudah terlaksana.
Dalam suasana Iedul Fitri ini kita perlu merenungkan kembali makna syahadat kita
yaitu:

َ ُ ‫َأ ْﺷ َﻬﺪُ َأ ْن َﻻ إِ َﻟ َﻪ إِ ﱠﻻ اﷲ َو َأ ْﺷ َﻬﺪُ َأ ﱠن‬


‫ﳏ ﱠﻤﺪً ا َﻋ ْﺒﺪُ ُه َو َر ُﺳﻮ ُﻟ ُﻪ‬

Syahadat ini tidak hanya mengandung pengakuan tentang eksistensi Allah subhanahu
wa ta’ala sebagai satu-satunya Tuhan kita, begitu juga bukan hanya sekedar pengakuan
bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah. Akan tetapi
terkandung juga didalamnya ikrar atau janji setia untuk senantiasa taat kepada perintah
Allah dan menjadikan Rasul Muhammad sebagai suri tauladan utama kita, dalam setiap
langkah dan aktifitas kehidupan kita. Ikrar syahadat kita tidak mengenal limitasi waktu; tidak
dibatasi hari, pekan, bulan dan tahun. Allah subhanahu wata'ala berfirman :

ِ َ ‫ﻚ ﺣﺘﱠﻰ ﻳ ْﺄﺗِﻴ‬
ُ ‫ﻚ ا ْﻟ َﻴﻘ‬
‫ﲔ‬ َ َ ٰ َ َ ‫َوا ْﻋ ُﺒﺪْ َر ﱠﺑ‬
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang sampai
tiba ajalmu.” (Qs. Al-Hijr: 99)

Dengan demikian, ketika pada bulan Ramadhan Allah telah menolong kita untuk bisa
melakukan kebaikan-kebaikan dengan mudah, maka hendaklah kita menjadikan aktifitas
pada bulan Ramadhan sebagai standar kehidupan kita sebagai seorang muslim. Jika
sebelum Ramadhan sebagian kita belum mampu menjalankan shalat lima waktu tepat pada
waktunya, dan kemudian ketika Ramadhan hal itu terasa mudah dilakukan, maka hendaklah

3 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


kita menjadikannya sebagai standar normal ibadah kita sehari-hari. Bukankah Allah telah
berfirman:

‫ﲔ ﻛِﺘَﺎ ًﺑﺎ َﻣ ْﻮ ُﻗﻮﺗًﺎ‬ ِِ


َ ‫َﺖ َﻋ َﲆ اﳌُْ ْﺆﻣﻨ‬ ‫إِ ﱠن ﱠ‬
ْ ‫اﻟﺼﻼ َة ﻛَﺎﻧ‬
“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman.” (Qs. An-Nisa: 103)

Jika sebelum Ramadhan masjid terasa jauh dan berat untuk didatangi, kemudian
ketika Ramadhan hati kita menjadi tertambat ke masjid sehingga senantiasa rindu untuk
mengunjunginya, maka itulah seharusnya kondisi normal kehidupan kita. Allah berfirman:

ِ ِ ‫إِﻧﱠﲈ َﻳ ْﻌ ُﻤ ُﺮ َﻣ َﺴ‬
‫ﺎﺟﺪَ اﷲﱠِ َﻣ ْﻦ َآﻣ َﻦ ﺑِﺎﷲﱠِ َوا ْﻟ َﻴ ْﻮ ِم ْاﻵﺧ ِﺮ َو َأ َﻗﺎ َم ﱠ‬
‫اﻟﺼ َﻼ َة‬ َ
‫ﻚ َأ ْن َﻳﻜُﻮﻧُﻮا ِﻣ َﻦ‬ َ ِ‫ﳜ َﺶ إِ ﱠﻻ اﷲﱠَ ۖ◌ َﻓ َﻌ َﺴ ٰﻰ ُأو َٰﻟﺌ‬ْ َ ْ ‫َوآﺗَﻰ اﻟ ﱠﺰﻛَﺎ َة َو َﱂ‬
ِ
َ ‫اﳌُْ ْﻬﺘَﺪ‬
‫ﻳﻦ‬
“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. At-
Taubah 18).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah:

‫ﺎﻹ َﻳﲈ ِن‬


ِ ْ ِ‫ﺎﺷ َﻬﺪُ وا ﻟَ ُﻪ ﺑ‬ ِ ‫اﻟﺮ ُﺟ َﻞ َﻳ ْﻌﺘَﺎ ُد اﳌْـَ َﺴ‬
ْ ‫ َﻓ‬، َ‫ﺎﺟﺪ‬ ‫إِ َذا َر َأ ْﻳﺘ ُُﻢ ﱠ‬
“Jika kalian melihat seorang laki laki selalu mendatangi ke masjid maka
saksikan bahwa ada iman pada dirinya.” (HR. Ibnu Majah)

Ketika sebelum Ramadhan kita merasa berat untuk bangun malam dan melakukan
qiyamullail, kemudian di bulan Ramadhan hampir pasti setiap malam kita bangun untuk
shalat tahajjud yang diikuti dengan makan sahur, maka itulah sebenarnya aktifitas normal
seorang muslim yang memahami keutamaan waktu tersebut, sebagaimana disampaikan oleh

4 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


Rasulallah yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan lainnya:

ِ ِ ٍ
‫ﺚ‬ُ ‫ﲔ َﻳ ْﺒ َﻘﻰ ُﺛ ُﻠ‬ َ ‫اﻟﺴ َﲈء اﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ ﺣ‬ ‫َﻳﻨ ِْﺰ ُل َر ﱡﺑﻨَﺎ َﺗ َﺒ َﺎر َك َو َﺗ َﻌ َﺎﱃ ﻛ ﱠُﻞ َﻟ ْﻴ َﻠﺔ إِ َﱃ ﱠ‬
،‫ َﻣ ْﻦ َﻳ ْﺴ َﺄ ُﻟﻨِﻲ َﻓ ُﺄ ْﻋﻄِ َﻴ ُﻪ‬،‫ﻴﺐ َﻟ ُﻪ‬ ِ ‫ﻮﲏ َﻓﺄَ ْﺳﺘ‬
َ ‫َﺠ‬ ِ ‫ َﻣ ْﻦ َﻳﺪْ ُﻋ‬:‫ﻮل‬ ُ ‫اﻟ ﱠﻠ ْﻴ ِﻞ ْاﻵ ِﺧ ُﺮ َﻳ ُﻘ‬
‫َﻣ ْﻦ َﻳ ْﺴﺘَﻐ ِْﻔ ُﺮ ِﲏ َﻓ َﺄ ْﻏ ِﻔ َﺮ ﻟَ ُﻪ‬
“Allah turun ke langit dunia dan berfirman : Adakah yang berdoa
maka akan saya kabulkan, adakah yang meminta kepada maka akan
saya berinya, adakah yang meminta ampun maka akan saya ampuni.”
(Muttafaun Alaih)

Jika sebelum Ramadhan seorang muslim jarang menjamah dan mengkaji al-Quran,
dan kemudian selama Ramadhan al-Qur’an menjadi teman akrabnya dan bagian dari wirid
wajibnya, maka ini adalah standar normal seorang muslim; manusia terbaik yang dipilih
Allah karena selalu mengkaji dan mengajarkan al-Qur’an, sebagaimana sabda Rasulullah

‫آن َو َﻋ ﱠﻠ َﻤ ُﻪ‬
َ ‫ َﺧ ْ ُﲑﻛ ُْﻢ َﻣ ْﻦ َﺗ َﻌ ﱠﻠ َﻢ ا ْﻟ ُﻘ ْﺮ‬.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan
mengajarkannya.”(Hr. al-Bukhari)

Jika sebelum Ramadhan perasaan dengki, sombong, kikir, mudah menyalahkan orang
lain, bahkan memusuhi sesama muslim, sering menghinggapi hati kita, kemudian dengan
Ramadhan kita terkondisikan dengan ritme kehidupan puasa yang penuh kekhusukan dan
penuh kecintaan kepada saudara seiman, karena semua larut dalam ibadah dalam rangka
mengharap ridha dan ampunan-Nya, sehingga timbul perasaan tawadhu’, senantiasa
bersyukur, dan cinta kasih yang tulus, maka ini adalah kondisi yang normal dalam kehidupan
seorang muslim, karena Allah sudah berfirman:

ِ َ ‫إِﻧ َﱠﲈ اﳌُْ ْﺆ ِﻣﻨ‬


َ ْ ‫ُﻮن إِ ْﺧ َﻮ ٌة َﻓ َﺄ ْﺻﻠ ُﺤﻮا َﺑ‬
‫ﲔ َأ َﺧ َﻮ ْﻳﻜ ُْﻢ ۚ◌ َوا ﱠﺗ ُﻘﻮا اﷲﱠَ َﻟ َﻌ ﱠﻠﻜ ُْﻢ‬
‫ﻮن‬
َ ‫ﲪ‬ُ َ ‫ﺗ ُْﺮ‬
5 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY
“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat: 10)

Kaum Muslimin Yang Berbahagia


Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan pada bulan Ramadhan itulah kehidupan normal
yang harus kita pertahankan, bahkan kita tingkatkan pada bulan-bulan lain. Adalah satu
kesalahan persepsi jika menganggap aktifitas pada bulan Ramadhan sebagai kondisi
darurat yang hanya dilakukan sekali dalam setahun, dan segera setelah kita keluar dari
Ramadhan, aktifitas yang baik itupun kita tinggalkan.
Ibarat orang yang bepergian jauh melintasi benua yang mengalami gangguan
terhadap ritme tubuh yang dikenal dengan istilah Jet-lag, maka aktifitas selama Ramadhan
itulah kondisi normal bagi ruh dan jasad kita. Sehingga jika di bulan Syawal kita
meninggalkan aktifitas-aktifitas tersebut, secara otomatis kita akan mengalami Jet-lag dan
gangguan dalam ruh dan jasad.
Semua ibadah yang dengan mudah kita laksanakan pada bulan Ramadhan harus
terus kita jaga setelah Ramadhan. Mulailah untuk meneruskan kebiasaan tersebut pada
bulan Syawal, dengan melakukan puasa sunnah Syawal dan semua ibadah lain yang sudah
rutin kita lakukan. Jangan sampai kita mulai menyepelekan dan meninggalkan rutinitias di
bulan Ramadhan sesaat kita memasuki bulan Syawal. Seperti kebanyakan orang yang mulai
meninggalkan puasa sunnah, tidak mengontrol pola makan, kembali jauh dari masjid, tidak
lagi bermesra dengan al-Qur’an, lupa dengan shalat malam dan amalan-amalan buruk
lainnya. Na’udubillahi in dzalik. Al-Quran telah mengingatkan kita jangan sampai terjebak
dalam situasi seperti ini dalam firman Allah:

‫ﺖ َﻏﺰ َْﳍﺎ ِﻣ ْﻦ َﺑ ْﻌ ِﺪ ُﻗ ﱠﻮ ٍة َأ ْﻧﻜَﺎ ًﺛﺎ‬


ْ ‫َو َﻻ َﺗﻜُﻮﻧُﻮا ﻛَﺎ ﱠﻟﺘِﻲ َﻧ َﻘ َﻀ‬
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali.” (Qs. An-Nahl: 92)

Telah diungkapkan dalam sebuah kata hikmah:

6 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


‫ُﻛ ْﻦ َر ﱠﺑﺎﻧ ِﻴﺎ َوﻻَ َﺗ ُﻜ ْﻦ َر َﻣ َﻀﺎﻧ ِﻴﺎ‬
“Jadilah engkau orang yang beribadah karena Allah, dan jangan
menjadi orang yang beribadah hanya karena ramadhan.”

Kaum Muslimin Yang Berbahagia


Secara ringkas, hal yang harus kita lakukan setelah Ramadhan adalah:

1. Jangan merasa berpisah dengan Ramadhan, tetapi tumbuhkan perasaan selalu


bersama dengan Ramadhan, sehingga ketika memasuki bulan Syawal-pun kita
bersiap-siap melakukan ketaatan dan ibadah yang maksimal, sebagai dulu kita
menyambut bulan Ramadhan.
2. Apa yang sudah kita capai dalam bulan Ramadhan dengan memperbaiki shalat kita
dari sisi kedisiplinan, shalat berjamaah dan kekhusuan, hendaklah terus kita jaga
hingga ajal menjemput kita.
3. Jika pada bulan Ramadhan kita telah mampu menjadikan puasa sebagai tameng dan
penjagaan diri dari berbagai maksiaat, maka jangan biarkan hidup kita diluar
Ramadhan tanpa tameng dan penjagaan. Berusahalah untuk melakukan puasa
sunnah agar kehidupan kita selalu terjaga.
4. Jika seluruh ibadah kita didalam bulan Ramadhan didasarkan karena iman dan
mengharap ridha Allah, maka sikap ini harus mendasari seluruh aktifitas kita di luar
Ramadhan.
5. Jika selama Ramdhan kita mampu mengalahkan aktifitas kita yang sangat padat untuk
membaca bahkan menghatamkan al-Quran, maka jangan sampai diluar Ramadhan
kondisinya menjadi terbalik; kita lebih memproriataskan aktifitas dan kesibukan dunia
dari pada membaca al-Quran. Seharusnya, semakin banyak aktifitas kita, semakin
kita butuh untuk membaca al-Quran.
6. Ketika di dalam Ramadhan sedikit banyak kita mampu membersihkan hati kita dengan
menjaga anggota badan kita dari berbagai maksiat, maka jangan sampai kita
terjebak kembali dengan tipu daya syetan dengan dan larut dalam kemaksiatan yang
akan mengotori kembali hati kita.

7 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


Kepada saudara-saudaraku yang belum mampu melakukan perubahan diri selama
bulan Ramadhan, hendaklah berusaha lebih keras lagi mentarbiyah diri menjadi lebih baik
agar bisa menghadap Allah dengan khusnul khatimah. Karena jika yang sudah mampu
konsisten di bulan Ramadhan-pun bisa lupa dan terlena setelah Ramadhan, apalagi yang
lupa dan terlena selama Ramadhan membersamainya. Walaupun demikian, janganlah ada
sedikitpun perasaan putus asa karena Allah berjanji akan menganerugarahkan petunjuk-Nya
kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh. Allah berfirman:

ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ﺎﻫﺪُ وا ﻓﻴﻨَﺎ َﻟﻨ َْﻬﺪ َﻳﻨ ُﱠﻬ ْﻢ ُﺳ ُﺒ َﻠﻨَﺎ ۚ◌ َوإِ ﱠن ا ﱠﻟ َﻪ ﳌَ َﻊ اﳌُْ ْﺤﺴﻨ‬
‫ﲔ‬ َ ‫َوا ﱠﻟﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ َﺟ‬
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Berdoalah kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan dan


berjanjilah untuk memanfaatkan kesempatan itu untuk beribadah seoptimal mungkin.
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala:

،‫ﺎء ِﻣﻨ ُْﻬ ْﻢ َواﻷَ ْﻣ َﻮات‬


ِ ‫َﺎت َاﻷَﺣﻴ‬
َْ
ِ ‫ت واﳌُْ ْﺆ ِﻣﻨِﲔ واﳌُْ ْﺆ ِﻣﻨ‬
َ َْ
ِ ِ
َ ‫ﲔ َواﳌُْ ْﺴﻠ َﲈ‬
ِِ ِ ِ
َ ْ ‫َاﻟ ﱠﻠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻏﻔ ْﺮ ﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺴﻠﻤ‬
ِ ‫ﱠﻚ ﺳ ِﻤﻴﻊ َﻗ ِﺮﻳﺐ ُ ِﳎﻴﺐ اﻟﺪﱠ ﻋﻮ‬
.‫ات‬ َْ ُ ْ ٌ ْ ٌ ْ َ َ ‫إِﻧ‬
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

َ ِ‫ﻚ َو ِﻣ ْﻦ َﻃﺎ َﻋﺘ‬


‫ﻚ َﻣﺎ‬ َ ِ‫ﲔ َﻣ ْﻌ ِﺼ َﻴﺘ‬ ُ َ ‫ﻚ َﻣ‬
َ ْ ‫ﺎﲢ ْﻮ ُل َﺑ ْﻴﻨَﻨَﺎ َو َﺑ‬ َ ِ‫َاﻟ ﱠﻠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻗ ِﺴ ْﻢ َﻟﻨَﺎ ِﻣ ْﻦ َﺧ ْﺸ َﻴﺘ‬
ِ ِ
َ ‫ﺎﲥ ﱢﻮ ُن ﺑِﻪ َﻋ َﻠ ْﻴﻨَﺎ َﻣ َﺼﺎﺋ‬ ِ ِ ِ َ ‫ُﺗﺒ ﱢﻠ ُﻐﻨَﺎﺑِ ِﻪ ﺟﻨﱠﺘ‬
.‫ﺐ اﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ‬ َ ُ ‫َﻚ َوﻣ َﻦ ا ْﻟ َﻴﻘ ْﲔ َﻣ‬ َ َ
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara
kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang

8 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.

ِ ِ ِ ِ
.‫ﱠﺎر‬ َ ‫َر ﱠﺑﻨَﺎ َاﺗﻨَﺎ ِﰱ اﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﰱ اﻷَﺧ َﺮة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ‬
ِ ‫اب اﻟﻨ‬
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan
yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

ِ ‫و‬
‫آﺧ ُﺮ َد ْﻋ َﻮا َﻧﺎ َأ ِن ا ْﻟـ َﺤ ْﻤﺪُ ﷲ َر ﱢب ا ْﻟ َﻌﺎﳌَﲔ‬ َ

9 | Khutbah Idul Fitri 1438 H, I K A D I DIY


Gerakan Wakaf Tunai
Rp. 3.000.000 /M2
Layanan Berdonasi
Salurkan Zakat, Infaq, Sedekah
& Wakaf melalui l.ayanan kami
Jemput Zakat INGIN HARTA BERKAH
Hotline BERLIMPAH?
Untuk Pembangunan Pondok Pesantren Darud
Dakwah. Pesantren untuk mencetak para da’i penghafal
0857 9997 0010 SALURKAN SEDEKAH LEWAT
qur’an untuk menjadi imam dan khotib profesional.
Alhamdulillah 20% pembangunan pondok
pesantren Darud Dakwah sudah berjalan. 80 % (1,9 M) Transfer Rekening
menunggu amal jariyah ummat.
BSM No Rek. 7108844994 a.n Ikadi DIY
kode Mandiri Syari’ah : 451
BNI Syariah. No Rek. 558870242 a.n Ikadi DIY
kode BNI Syari’ah : 009
Oleh
Ibu Dra
Hot line
Konsultasi zakat

0813 9357 7359 Program


Pemberdayaan Da’i Pemberdayaan Umat
0813 9357 7359 1. Sekolah Da’i
2. Upgrading Imam dan Khotib
1. Pelatihan rukti Jenazah
2. Bina Desa dakwah
3. Tebar Da’i Desa terpencil 3. Rumah Qur’an
Lokasi :
@
lazisikadi@gmail.com 4. Layanan Khotib dan Pencemarah
5. Kewirausahaan Da’i
4. Layanan kebersihan Masjid
5. Pengelolaan Pondok Pesantren

Luas Bangunan : lazisikadi@jogja Struktur


LAZIS Ikadi DIY
Office :

Pembina : KH. DR. Tulus Mustofa, Lc., MA.,


: Rp 1.983.000.000,00 Graha Lazis Ikadi
: Rp 3.000.000,00 lazis.ikadijogja.net Ustadz. H. Abdullah Sunono, S.Pd.I. ,
Ustadz. Drs. H. Syatori Abdurrouf Al Hafizh
Ketua : Ustadz. H. Ahmad Dahlan, Lc., MA.
Jl. Tastura Maguwoharjo
Sekretaris : Ibnu Asakir, S.Pd Jogjakarta
Wakaf Pembangunan Keuangan : H. Agus Muhammad, ST.
A. Dapat dibayar sekaligus Rp. 3000.000,- Pemberdayaan : H. Eko Raharjo, S.KM., M.PH HP. 0877 3811 1851
Isnan Abadi, M.Pd
B. Pembayaran dapat dicicil sebanyak 3x sebesar Rp. 1.000.000,- Marketing : Muh. Mujari, ST., Sugimulyo, SE.
HP. 0857 2922 2018

Pemberdayaan Da’i Pemberdayaan Ummat Pemberdaayan Pondok Pesantren


Kegiatan Sekolah Da’i Kegiatan Training Rukti Jenazah Ponpes Darul Hiraa

Kegiatan Upgrading Imam dan Khotib


Kegiatan Pelatihan Kader Masjid
Ponpes Asma Amanina

Kegiatan mabit pembinaan Da’i muda


Ponpes Darush Shalihat
Kegiatan Pelatihan
Penyembelihan
Hewan Qurban

Ponpes Baitul Qur’an

Anda mungkin juga menyukai