Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENCINTAI DAN
MEMULIAKAN RASULULLAH
Oleh: Ust. Mohamad Mufid, M.Pd.I
(Ketua PD Ikadi Kota Prabumulih, Sumatera Selatan)

‫ َو َأَع َّد ِلَمِن اَّتَبَع ُه‬،‫ َو َج َعَل طَاَع َتُه َسَبًبا ِلَم ْر َض اِته‬،‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ْي َأَم َر َنا ِبُحِّب َنِبِّيه‬
.‫َأْع َلى اْلَم َناِز َل ِفي َج َّناِته‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن‬،‫ َج َّل َج اَل ُل ُه ِفْي َج َبُرْو ِت ه‬،‫َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه إَّال هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َله‬
‫ اْلَهاِد ي ِبالَّداَل َلِة َو اِإْل ْر َش اِد ُأِلَّمِته‬،‫ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُله‬
‫ َو َمِن اَّتَبَع ُهْم‬،‫ َو َع َلى الَّد اِع ْيَن ِبَد ْع َو ِت ه‬،‫ َو َع َلى آِل ِه َو َص ْح ِبه‬،‫اللهم َص ِّل َع َلْي ِه‬
.‫ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم ِلَقاِئه‬
‫َأَّم ا َبْعُد ؛‬
:‫ َقاَل هللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬،‫َفَيا ِعَباَد هللا‬
‫ «َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل‬: ‫َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬
» ‫َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬

Kaum muslimin rahimakumullah,

Kita bersyukur kepada Allah Swt., karena pada hari ini, detik ini, kita
dipertemukan kembali di bulan Rabi’ul Awwal tahun 1445 Hijriyyah. Rabi’ul
Awwal adalah bulan yang sangat bersejarah, dimana empat abad belas yang
lalu telah lahir seorang manusia pilihan nan mulia, Rasulullah Muhammad
Saw., Nabi akhir zaman yang menjadi pemimpin umat dan rahmat bagi
semesta alam.

Mencintai dan memuliakan Rasulullah Saw. adalah satu kewajiban


seorang muslim yang menyatakan diri beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dari Anas radhiallahu ‘anhu, Nabi Saw. bersabda,

» ‫«اَل ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى َأُك ْو َن َأَح َّب ِإَلْيِه ِم ْن َو اِلِدِه َوَو َلِدِه َو الَّناِس َأْج َم ِع ْيَن‬
1 Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H
KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

“Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian, hingga aku


(Muhammad) lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(H.r. Al-Bukhari).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Semasa Rasulullah Saw. masih hidup, para sahabat sangat mencintai dan
memuliakan beliau. Bahkan para sahabat rela berkorban waktu, tenaga, harta
benda, bahkan nyawa sekalipun dalam rangka membela dan menjaga
kehormatan Rasulullah. Seperti yang terjadi pada perang Uhud, sebuah
peperangan dahsyat dimana kaum muslimin banyak yang gugur syahid di
jalan Allah Swt.

Sayyid Quthb dalam tafsir Fii Zhilalil Qur’an menceritakan, saat perang
berkecamuk, ketika posisi kaum Muslimin terjepit, kaum pasukan Quraisy
menghujani Rasulullah dengan panah dan sebagian mereka berusaha
menerobos barisan shahabat yang melindungi Rasulullah. Salah seorang
pasukan dari golongan musyrikin bernama Amr ibnu Qumai’ah berhasil
mendekati Rasulullah dan mengayunkan pedangnya untuk membunuh
Rasulullah. Pada saat yang sama, seorang kafir Qurisy lain bernama Utbah bin
Abi Waqqash memanah ke arah Nabi hingga melukai bibir dan mematahkan
gigi beliau dan membuat Rasulullah terjatuh dari kudanya. Maka, orang-orng
Quraisy kemudian meneriakkan kabar bahwa Nabi Muhammad telah
terbunuh, hingga menimbulkan keguncangan pada barisan dan semangat
kaum muslimin.

Pada suasana yang genting itu, para shahabat berusaha keras


menyelamatkan jiwa rasulullah Saw. Salah satunya adalah Ummu Imarah binti
Ka’ab al-Maziniyah. Ummu Imarah memukul mundur Amr ibnu Quma’iah
dengan pedangnya, sampai-sampai leher beliau terluka terkena sabetan
pedang.

Sementara itu, melihat nyawa Rasulullah terancam, Abu Dujanah berlari


dan menjadikan punggungnya untuk melindungi tubuh Nabi dari serangan
anak panah yang bertubi-tubi. Thalhah bin Ubaidillah melompat dengan cepat
melindungi Rasulullah hingga dirinya jatuh tersungkur. Begitu juga dengan
sahabat Abu bakar dan para sahabat lainnya, berusaha keras dan berjuang
sekuat tenaga dengan taruhan nyawa melindungi dan menyelamatkan nyawa
Rasulullah Saw.
2 Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H
KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kaum muslimin rahimakumullah,

Kisah ini membuktikan betapa cintanya para sahabat kepada Rasulullah


Saw. Para sahabat dengan penuh semangat menggelora, tanpa gentar
sedikitpun bergegas mengorbankan jiwa mereka dan menyelamatkan
Rasulullah Saw dari ancaman yang dapat membayakan beliau. Kisah ini juga
memberikan dorongan semangat kepada kita untuk selalu mencintai dan
memuliakan Rasulullah Saw., meskipun kita semua belum pernah berjumpa
dengan beliau.

Mencintai dan memuliakan Rasulullah Saw. terangkum pada rangkaian


dua kalimat syahadat yang kita baca setiap hari pada saat shalat, tepatnya di
tahiyyat awwal dan tahiyyat akhir.

‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬
“Aku bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah".

Syahadat yang kita baca terdiri dari dua bagian. Syahadat pertama
disebut syahadat tauhid. Syahadat kedua disebut dengan syahadat rasul yang
berarti kita mengakui bahwa nabi Muhammad Saw adalah rasul atau utusan
Allah. Dengan mengucapkan syahadat Rasul, seorang muslim sebenarnya tidak
hanya mengakui Muhammad sebagai nabi dan rasul saja, tetapi juga kaum
muslimin harus siap lahir dan batin menjadikan Rasul sebagai suri teladan
yang harus diikuti dan ditaati dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Allah swt menegaskan dalam surat al Ahzab ayat 21.

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا َو اْلَي ْو َم اآْل ِخ َر‬
‫َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.s. Al-Ahzab: 21)

3 Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan kali ini khatib akan menyampaikan tiga ciri dan tanda
kaum muslimin yang mencintai dan memuliakan Rasulullah Muhammad Saw.

Pertama, memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.


Secara bahasa, sholawat adalah bentuk jamak dari sholah yang berarti doa,
keberkahan, kemuliaan dan kesejahteraan. Secara istilah shalawat adalah
bentuk doa dan pujian untuk Nabi sebagai ibadah kepada Allah Swt.

Perintah bershalawat dijelaskan dalam surat al Ahzab ayat 56.

‫ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َص ُّلوا َع َلْي ِه‬
‫َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.” (Q.s. Al-Ahzab ayat 56).

Pada surat al Ahzab ayat 56 tersebut, shalawat terdiri dari tiga macam,
yakni shalawat dari Allah, shalawat dari malaikat, dan shalawat dari manusia
dan umatnya. Prof. Dr. Wahbah Zuhaili dalam at-Tafsir al-Munir mengatakan:
“Shalawat dari Allah Swt. bermakna rahmat, shalawat dari malaikat bermakna
istighfar (memohonkan ampunan), shalawat dari orang-orang mukmin
bermakna doa dan pengagungan atas kedudukan Nabi Muhammad Saw”.

Banyak sekali manfaat membaca shalawat, diantaranya sebagai zikir dan


doa agar batin terasa tentram. Shalawat kepada Nabi dapat dilakukan di dalam
waktu shalat (tahiyyat awal/tahiyyat akhir) atau pun di luar waktu salat.
Misalnya di saat akan menidurkan bayi. Ini penting sebagai salah satu upaya
menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah kepada anak atau cucu kita. Dan
masih banyak lagi manfaat shalawat kepada Rasulullah Saw.

Hadirin rahimakumullah,

Kedua, bercita-cita dan berdoa agar diperjumpakan dengan Rasulullah


Saw. di akhirat kelak. Di antara tanda mencintai Nabi Muhammad Saw. adalah
ada rasa rindu ingin berjumpa dengan beliau, kemudian berdoa agar Allah Swt.
mempertemukan kita dan keluarga tercinta bersama Rasulullah di akhirat.

4 Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Memang berat menanamkan rasa rindu kepada orang yang belum


pernah kita jumpai. Namun yakinlah dengan berbekal keyakinan dan rasa cinta
yang kita miliki, Allah Yang Maha Penyayang akan mempertemukan kita
dengan Rasulullah Saw. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya,
dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Saw. bersabda,

‫ِم ْن َأَشِّد ُأَّمِتي ِلي ُح ًّب ا َن اٌس َيُك وُن وَن َبْع ِد ي َي َو ُّد َأَح ُدُهْم َل ْو َر آِني ِبَأْهِل ِه‬
‫َو َم اِلِه‬
“Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup
setelahku. Salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku, walaupun
menebus dengan keluarga dan hartanya.” (H.r. Muslim).

Ketiga, membaca dan mempelajari sejarah hidup Rasulullah Saw.


Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Begitu juga ketika kita cinta
dan sayang pada baginda Rasulullah Saw, maka kita akan berusaha untuk
mengenal lebih dekat lagi. Salah satunya adalah mempelajari sejarah hidup
Rasulullah Saw. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membaca buku sirah
nabawiyyah, menghadiri kajian, tausiyah dan lain sebagainya.

Diantara manfaat manfaat mempelajari sejarah perjalanan hidup


manusia mulia Muhammad Saw adalah menjadikannya sebagai wasilah kita
untuk mengikuti jejak-jejak perjuangan kehidupan dan menjadikan beliau
sebagai pedoman hidup. Buah terpenting dalam mempelajari sejarah hidup
Nabi Saw., adalah sikap hikmah atau bijaksana. Nabi Saw. merupakan sosok
yang penuh kebijaksanaan, yang mampu menaklukan hati orang-orang yang
memusuhinya, dan menebar cahaya Islam rahmatan lil ’alamiin. Terakhir,
dengan membaca Sirah (sejarah hidup) Nabi, kita diharapkan mampu
mengikuti Sunnah beliau dan berjalan menapaki perjuangan beliau sehingga
selamat dunia akhirat.

Demikianlah khutbah singkat ini kami sampaikan. Semoga dengan


momentum maulid Nabi ini, kita diberi kemudahan untuk mencintai dan
memuliakan rasulullah Saw. Sehingga kita mendapatkan syafaatnya di hari
kiamat nanti. Aamiin yaa Rabbal’alamiin.

5 Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H


‫‪KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA‬‬

‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم في ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم ‪َ ،‬و َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َياِت َو الِّذ ْك ِر‬
‫اْلَح ِكْيِم ‪َ ،‬و َتَقَّبَل ُهللا ِم َّنا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيُم ‪.‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َاْلَح ْم ُد هلل َع َلى ِإْح َس اِنِه‪َ ،‬و الُّشْك ُر َلُه َع َلى َتْو ِفْيِقِه َو اْمِتَناِنه‪َ ،‬و َأشَهُد َأن ال ِإَلَه ِإال‬
‫ُهَّللا‬
‫َو ْح َد ُه ال َش ِريَك َلُه َتْع ِظ ْيًم ا ِلَش ْأِنه‪ ،‬وَأشهُد أَّن َنِبَّيَنا ُم حَّم ًدا َع بُد ُه َو َر ُسوُلُه الَّد اِع ي‬
‫ِإلى ِرْض َو اِنه‪.‬‬
‫َأَّم ا َبْعُد ؛‬
‫َفَيا ِعَباَد هللا‪ِ ،‬اَّتُقوا َهللا َح َّق الَّتْقَو ى‪َ ،‬و َأِط ْيُعْو ُه ِفي الِّسِّر َو الَّنْج َو ى‪.‬‬
‫ُثَّم َص ُّلوا َو َس ِّلُم وا َع َلى اْلَهاِد ي اْلَبِش ْير‪َ ،‬و الِّس َر اِج اْلُمِنْير‪َ ،‬نِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َص اِح ِب‬
‫اْلَفْض ِل اْلَك ِبْير‪َ .‬فَقْد َقاَل ُهللا َتَع اَلى ِفي ِكَتاِبِه‪ِ« :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى‬
‫الَّنِبِّي َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليمًا»‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّمٍد َك مَا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل‬
‫ِإْبَر اِهْيَم إَّنَك َح ِم ْيٌد َم ـِج ْيد‪َ ،‬و اْر َض الَّلُهَّم َع ِن اْلـُخَلَفاِء الَّراِشِد ْين‪َ ،‬أِبْي َبْك ٍر َو ُع َم َر‬
‫َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلّي ‪َ ،‬و َع ِن الَّص َح اَبِة َأْج َم َع ْين‪َ ،‬و َع َّنا َم َع ُهْم ِبَم نِّـَك َو َك ِرِم َك َيا َأْك َر َم‬
‫اَأْلْك َر ِم ْين‪.‬‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت‪َ ،‬و ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت‪ْ ،‬اَألْح يآِء ِم ْنُهْم‬
‫َو ْاَألْم َو اِت‪ِ ،‬إَّنَك َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو ات‪َ ،‬و َيا َقاِض َي اْلَح اَج ات‪.‬‬
‫اللهم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَع ْفَو َفاْعُف َع َّنا‬
‫الَّلُهَّم ِإَّنا َنْس َأُلَك اْلَع ْفَو َو اْلَع اِفَية‪َ ،‬و اْلُمَع اَفاِة الَّد اِئَم ة‪ِ ،‬في ِد ْيِنَنا َو ُد ْنَيانَا َو َأْهِلَنا َو َم اِلنَا‪.‬‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِريَن ‪.‬‬
‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‪.‬‬
‫واْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن ‪َ ،‬أِقْيُم وا الَّص اَل ة‪.‬‬

‫‪6‬‬ ‫‪Edisi 377 | Jumat, 29 September 2023 M / 13 Rabiul Awwal 1445 H‬‬

Anda mungkin juga menyukai