Anda di halaman 1dari 2

PELAJARAN ISRA’ DAN MI’RAJ

Oleh: Ibnu Jarir, Lc

‫ ومن‬,‫ من يهده هللا فال مضل له‬,‫ ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا‬,‫إن الحمد هلل نحمده ونستعينه ونستغفره‬
‫ والحمد هلل حمدا الَّ ِذي‬.‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله‬،‫يضلل فال هادي له‬
‫ أما‬.ُ‫صير‬ ِ َ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن َآيَاتِنَا ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
َ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد اَأْل ْق‬
ِ ‫َأ ْس َرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َمس‬
‫فيأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى هللا عز وجل وتمسك بهذا الدين تمسكا قويا واالستقامة في سبيله حتى يأتينا‬..‫بعد‬
‫اليقين‬.

َ‫ص ُموا بِ َحب ِْل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمة‬ ِ َ‫) َوا ْعت‬102( َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
ُ‫ك يُبَيِّن‬ َ َ ْ ُ
َ ِ‫ار ف نقذك ْم ِمنهَا كذل‬ َ َ ْ ‫َأ‬َ ِ ‫هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم َأ ْعدَا ًء ف لفَ بَ ْينَ قلوبِك ْم ف صْ بَحْ ت ْم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإخ َوانا َوكنت ْم َعلى شفا حُ ف َر ٍة ِمنَ الن‬
َّ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ً ْ ُ ‫َأ‬َ ُ ُ ُ َّ ‫َأ‬َ
)103( ‫ُون‬ kَ ‫هَّللا ُ لَ ُك ْم َآيَاتِ ِه لَ َعل ُك ْم تَ ْهتَد‬
َّ

)13( ‫) َولَقَ ْد َرَآهُ ن َْزلَةً ُأ ْخ َرى‬12( ‫) َأفَتُ َمارُونَهُ َعلَى َما يَ َرى‬11( ‫ب ْالفَُؤ ا ُد َما َرَأى‬ َ ‫) َما َك َذ‬10( ‫فََأوْ َحى ِإلَى َع ْب ِد ِه َما َأوْ َحى‬
‫ْأ‬
)16( ‫) ِإ ْذ يَ ْغ َشى ال ِّس ْد َرةَ َما يَ ْغ َشى‬15( ‫) ِع ْن َدهَا َجنَّةُ ْال َم َوى‬14( ‫ِع ْن َد ِس ْد َر ِة ْال ُم ْنتَهَى‬

dakwatuna.com - “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi
sekelilingnya[847] agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” Al-Isra: 1

“Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang Telah Allah
wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang Telah dilihatnya. Maka apakah kaum
(musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang Telah dilihatnya? Dan
Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.” An-najm:
10-16

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tidak terasa bahwa kita sudah berada di bulan Rajab yang mulia, berarti beberapa bulan ke
depan kita akan bersua kembali dengan bulan yang penuh berkah, Ramadhan Al-Mubarak.
Di mulai dari bulan Rajab inilah Rasulullah mempersiapkan diri dan keluarganya untuk
menyambut kedatangan tamu agung Ramadhan dengan berbagai persiapan istimewa demi
menggapai kesempurnaan dan kebaikan Allah swt. yang berlimpah ruah. Dengan berdoa:
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami berjumpa
dengan bulan Ramadhan.”

Salah satu peristiwa besar yang hanya terjadi sekali seumur kehidupan manusia adalah
peristiwa isra dan mi’raj Rasulullah saw. Isra’ berarti perjalanan Rasulullah di malam hari
dari Masjdil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan mi’raj
berarti dinaikannya Rasulullah menghadap Allah di sidratil muntaha.

Peristiwa yang maha agung ini menunjukkan keagungan Rasul yang terpilih untuk menjadi
subjek dalam peristiwa ini. Dalam beberapa riwayat, Rasuullah bahkan menjadi imam
sholat bagi seluruh para nabi sebelumnya. Keagungan Rasul ini tentu menjadi kebanggaan
dan kebahagian kita selaku umatnya dengan tetap mempertahankan dan memelihara
kemuliaan tersebut dalam kehidupan kita. Jika tidak, maka berarti kita telah mengotori
kemuliaan tersebut. Apalagi dengan sengaja menyalahi aturan dan sunnahnya. Na’udzu
biLlah.
Peristiwa isra’ dan mi’raj diabadikan oleh Al-Qur’an dalam surah yang dinamakan dengan
peristiwa tersebut, yaitu surah Al-Isra’. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali surah ini.
Simaklah firman Allah swt.:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Isra’: 1).

Dalam riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa Rasulullah senantiasa membaca surah ini
bersama surah Az-Zumar pada malam hari.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sudut pandang tentang isra’ dan mi’raj memang bisa beragam; dari kacamata akidah, isra
mi’raj mengajarkan tentang kekuasaan Allah swt. yang tidak terhingga.

Dari sudut pandang sains, mengajarkan bagaimana dunia keilmuan masih menyisakan teori
ilmiah yang belum terkuak. Benarkan pernyataan tulus para malaikat Allah swt: “Mereka
menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (2:32).

Dari sudut pandang moralitas, peristiwa ini mengajarkan bagaimana adab dan akhlak
seorang hamba kepada Khaliqnya. Sungguh beragamnya sudut pandang ini menunjukkan
keagungan peristiwa yang hanya sekali terjadi sepanjang kehidupan manusia, dan hanya
terjadi kepada seorang insan pilihan, Rasulullah saw.

Sayyid Quthb menafsirkan ayat pertama dari surah Al-Isra ini dengan menyebutkan bahwa
ungkapan tasbih yang mengawali peristiwa ini menujukkan keagungannya, karena tasbih
diucapkan manakala menyaksikan atau melihat sesuatu yang luar bisa yang hanya mampu
dilakukan oleh Dzat yang Maha Kuasa. Sedangkan lafadz “bi’abdihi” adalah untuk
mengingatkan status manusia (Rasulullah) dengan anugerahnya yang bisa mencapai
maqam tertinggi sidratul muntaha, agar ia tetap sadar akan kedudukanya sebagai manusia
meskipun dengan penghargaan dan kedudukan yang tertinggi sekalipun yang tidak akan
pernah dicapai oleh seluruh manusia sampai hari kiamat.

Allah swt. memilih perjalanan isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha adalah karena
ada ikatan ideologis yang sangat erat; antara akidah Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad
saw. Disamping ikatan kemasjidan antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha dalam
konteks keutamaannya. Rasulullah mengingatkan:

“Tidak dianjurkan mengadakan perjalanan kecuali menuju tiga masjid; Masjid Haram di
Mekah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Aqsha di Palestina.” (Bukhari).

Ini juga untuk mengingatkan umat Islam semua bahwa hubungan ideologis antara seluruh
umat Islam dengan Palestina tidak boleh padam dan harus terus diperjuangkan.

‫بارك هللا لنا ولكم في القرآن العظيم ونفعنا وإياكم بما فيه من اآليات و الذكر الحكيم و نستغفر هللا فإنه غفور رحيم‬

Anda mungkin juga menyukai