B. Pembatasan masalah
Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media massa,media
elektronik terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak) perlunya remaja
membaca hal-hal yang positif.Dan media elekronik,tayangan-tayangan di televisi
yang dapat merusak aqidah dan moral remaja tidak layak untuk ditonton oleh para
remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-film yang berbau alam gaib.
C. Tujuan
Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah
pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk
dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu
perlu kiranya remaja membentengi diri denan iman yang kuat.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Remaja
Kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu tahap yang paling tak terlupakan
adalah masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak dipenuhi dengan
pengalaman tentang patah hati,konflik batin,dan kesalahpahaman selain masa
remaja. Kita masih dapat mengingat antara rasa sakit dan kebahagiaan bercampur
menjadi satu yang kita alami saat remaja.Kita tetap menyimpan kenangan betapa
kita disalahpahami, betapa kita begitu sering dan cepat berubah-rubah,betapa kita
begitu mengharapkan penerimaan,dan betapa kita begitu merasakan kesepian dan
kesendirian.
Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti tentang
kita.Kita merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan darimana.Semua ini
terjadi pada masa remaja,saat yang penuh gejolak dan keinginan,tetapi tidak
jarang mengakibatkan begitu banyak persoalan jika tidak disikapi secara arif dan
bijak.
Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam bahasa
inggris ”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”,selain kata
adolescent.Akan tetapi remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan
usia,tetapi juga bisa ditelisik dari kehidupan yang penuh dengan keceriaan,warna-
warni,dan permulaan usia mengenal lawan jenis.
Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai dan
norma-norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini kita
kenal.Pada masa remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan kegelisahan
dalam hubungan kita dengan orang tua dan teman-teman sebaya;kita ingin
menunjukkan kemandirian kita di satu sisi,teapi di sisi lain kita belum dapat
melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan kita dari orang
tua.
D. Pergaulan Bebas
Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat
dalam pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal
dilakukan atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab
dan akibat. Tidak ada lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat.
Dengan dalih cinta, apa pun akan dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar
ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas tersebut membawa dampak yg
negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder akibat kita merasa
tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”.
Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui
dengan pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum
menikah, akan tetapi, dari pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun
elektronik, dan hasil-hasil penelitian mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas
dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan kecenderungan bahwa kehamilan
remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu ke tahun.
Yayah Khisbiyah (1994), misalnya, mengutip pelbagai hasil penelitian yg
menunjukkan intensitas angka kehamilan remaja di luar nikah. Lembaga konseling
remaja, Sahabat Remaja, menemukan dari pelbagai kasus yg mereka tangani pada
tahun 1990 dijumpai ada 80 remaja usia 14-24 tahun yg hamil sebelum nikah.
Penalitian di Manado yg dilaporkan oleh Warouw mengambil 663 sampel secara
acak dari 3.106 orang meminta induksi haid ditemukan sebanyak 472 responden
yg belum menikah (71,3%) mengalami kehamilan yg tidak dikehendaki (unwanted
pregnancy). Dari jumlah tersebut, 291 responden (28,8%) berusia 14-19 tahun,
345 responden (52%) berusia 20-24 tahun.
Penelitian lain yg dikutip Khisbiyah adalah penelitian yg dilakukan Widyantoro
pada tahun 1989 di Jakarta dan Bali. Widyantoro menemukan 405 kasus
kehamilan tak dikehendaki yg terkumpul di klinik WKBT di dua kota tersebut
selama satu tahun. Dari data yg terkumpul terungkap bahwa 95 persen kehamialn
adalah kehamilan pada remaja berusia 15-25 tahun. Dari segi pendidikan, 47
persen remaja tersebut duduk di tingkat SLTP dan SLTA. Selanjutnya Khisbiyah
melaporkan bahwa data dari klinik dan praktik dokter di sekitar kabupaten
Magelang diduga ada sekitar 1456 kasus kehamilan remaja dalam setahun. Tentu
saja kasus yg terjadi sebenarnya berbeda dari laporan penelitian tersebut. Boleh
jadi angkanya jauh lebih besar mengingat ada sebagian kasus yg luput dari
penelitian atau tidak terdektesi oleh klinik atau dokter setempat karena mereka
dating ke “tempat lain” untuk melakukan “pengobatan”.
Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari
penangan atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan
remaja di luar nikah tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu, tetapi
juag bagi anak yg di kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil di luar
nikah itu pun akan mengalami tekanan batin tertentu mumgkin akan diterima oleh
si remaja maupun keluarganya. Rasa malu pada tetangga dan teman-teman
merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus ditanggung si remaja dan
keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan kehamilannya di
luar nikah.
Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena dampak buruk yg
diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain adalah,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32).
Dan terhadap wanita-wanita yg mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah ada
empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksi-Kannya). Kemudian apabila
mereka telah memberikan persaksian, Maka kurunglah wanita-wanita itu dalam
rumah sampai menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan yg lain
kepada mereka (An-Nisa’:15).
Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih dapat
diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan perbuatan
yg tidak layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yg dapat
ditimbulkan dari kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut perkenbangan
bayi yg akan dilahirkan sebagai manusia.
# Perkembangan Kognitif
Aspek kognitif yg menonjol dalam kehidupan kita adalah kecerdasan. Kecerdasan
kita terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah kemampuan berbahasa
dan menalar. Perkembangan kognitif kita dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
anara lain perawatan kesehatan, keadaan gizi, dan stimulasi mental yg diberikan
oleh lingkungan, terutama kedua orangtua. Selain itu, kondisi sosial dan eoknomi
serta kematangan psikologis kedua orangtua kita pun ikut berperan besar dalam
mempengaruhi perkembangan kognitif kita.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di Amerika, misalnya, anak yg dilahirkan oleh
ibu-ibu remaja rata-rata memiliki tingkat kecerdasan yg lebuh rendah
dibandingkan dengan anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu yg usianya lebuh dewasa
(lihat Baldwin & Cain, 1978). Perkembangan bahasa dan penalaran anak-anak yg
lahir dari ibu-ibu remajaumumnya jauh lebuh terbelakang dibandingkan dengan
anak-anak yg lahir dari ibu-ibu yg usianya lebih dewasa.
Menurut sebagian pakar psikologi, sebagaimana dikutip Ancok dan Suroso (1995),
rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak tersebut disebabkan oleh si ibu yg belum
mampu memberikan stimulasi mental yg baik pada anak-anak mereka. Hal ini,
antara lain disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum memiliki kesiapan untuk
menjadi seorang ibu. Perkembangan bahasa seorang anak sangat banyak
dipengaruhi oleh bagaimana cara kedua orngtuanya berbicara kepada si anak.
Aspek-aspek kecerdasan lainnya akan berkembang jika kedua orangtua dan
lingkungannya dapat memberikan permainan atau stimulasi mental dengan baik.
Orangtua yg masih remaja pada umumnya kurang mampu memberikan stimulasi
mental semacam ini.
Mengingat kecerdasan memiliki peran yg sangat penting dalam keberhasilan di
bidang akademik maupun karier, maka rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak
yg lahir dari ibu-ibu remaja di luar nikah ini boleh jadi akan mengakibatkan
kesulitan hidup bagi si anak itu kelak.
# Perkembangan Sosial dan Emosinal
Meskipun penelitian mengenai dampak kehamilan ibu remaja diluar nikah
terhadap perkembangan sosial dan emosinal anaknya belum menunjukan hasil-
hasil yg konsisten; tetapi cukup banyak penelitian yang menemukan dampak
negatif dari kehamilan semacam ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya,
menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu remaja lebih banyak memiliki sifat
hiperaktif, rasa bermusuhan yg besar , kurang mampu mengontrol emosi dan lebih
impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu dewasa.
Sifat-sifat negatif seperti di atas sedikit banyak akan mempengaruhi proses
penyesuaian diri kita terhadap lingkungannya, baik di sekolah maupun dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif
kita (kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak
yg tingkat kecerdasannya rendah biasanya memiliki prestasi kurang (atau bahkan
tidak) baik di sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan di sekolah memiliki pengaruh yg cukup besar terhadap prestasi belajar
anak. Anak yg agresif, suka menyerang, suka diatur biasanya memiliki prestasi yg
kurang baik. Para guru biasanya tidak menyukai anak-anak hiperaktif, nakal, dan
suka mengganggu teman-temannya.
Eric Taylor (1988), misalnya, pernah menceritakan seorang anak yg bernama Ari,
anak berusia sembilan tahun, yg memiliki masalah yg berkaitan dengan sikap
agresif Ari dan ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah perkelahian Ari
pernak mendorong lawannya keluar dari jendeladan pernah menikam lawannya
yg lain dengan gunting. Dua sekolahnya yg dahulu telah menyatakan bahwa Aria
tidak dapat dikendalikan dank arena itu dikeluarkan. Setiap orang yg mengenalnya
sependapat bahwa di luar biasa over aktif, tidak pernah mengasyiki suatui
kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman sebayanya, dan mudah mengamuk
bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini sudah tampak sejak Ari masih
berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan tambahnya usia, nyata sekali dia
menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat lekas marah dan kecurigaannya yg
berlebihan sebagian besar agaknya terkait dengan suasana rumahnya yg penyh
“badai”, dimana perbantahan menyangkut kebiasaan buruk ayahnya seringkali
tidak terkendalikan dan meningkat menjadi percekcokansecara fisik.
Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua memiliki
pengaru yg besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Ada sebuah
ungkapan bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia akan belajar
untuk menghormati orang lain. Jika seorang anak dibesarkan dengan caci maki
dan hinaan, dia akan belajar untuk membenci orang lain”.
# Perkembangan Seksual
Mungkin ada pertanyaan yg pernah terbersit dalam benak sebagian kita: Apakah
anak perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat anak itu
menginjak remaja nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di luar nikah
jika dibandingkan dengan anak-anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu dewasa dalam
pernikahan yg sah? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk
mengetahui ada tidaknya efek estafet dari kehamilan remaja di luar nikah
terhadap generasi penerusnya.
Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek estafet
itu memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki kemungkinan lebih
besar untuk hamil di luar nikah pada usia remaja jika dibandingkan dengan anak-
anak yg lahir dari ibu dewasa dan dalam pernikahan yg sah. Ini memang logis
mengingat remaja pada umumnya belum siap untu menerima kehadiran seorang
anak sebagai bagian darikehidupannya. Ketidaksiapan ini kemudian yg, antara
lain, menyebabkan kurangnya kemampuan orangtua untuk mendidik dan
mengasuh anaknya dengan baik dan benar sehingga risiko untuk terjerumus
kedalam hal-hal yg negatif akan lebih besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam
pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri
ini
Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian
remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya
B. Saran dan Kritik
A. Saran
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di
sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan
dan restu dari orang tua
B. B. Kritik
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca