PENDAHULUAN
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan
(Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman
masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria
dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang
telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang
ketat.
BAB II
TEORI
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah
antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun masa remaja awal, 15 – 18
tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa remaja
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa
remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun,
masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18
tahun, dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada
usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam
kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara
usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisii
(masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu
saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga
dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya
belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa
remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat
fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis
(kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
D. FASE PENDEWASAAN
3. Lengkapnya Fasilitas.
dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga
diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat
banyak dijumpai.
5. Pelampiasan Diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya
berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa
dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam
pergaulan bebas seperti seks bebas.
8. Pergaulan Bebas.
· Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat
menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di
zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua
umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya
di tayangkan khusus orang dewasa.
Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong
para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan
terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba
hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua
adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan
benar sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang
berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingatlah kita sebagai
remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu
jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa
negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk
mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan
kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita
sendiri.
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda
pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki
modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan
melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia
masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum
matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan
hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya
akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam
langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda
ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah
dirasakan atau dialaminya.
· Faktor Budaya
· Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP
tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak
pidana tertentu, seperti:
Berzina
Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa :
Menggugurkan kandungan
Pasal 341 KUHP menyatakan “Seorang ibu yang karena takut akan
diketahui ia sudah melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan
atau tiada berapa lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja
menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah melakukan
pembunuhan anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh
tahun”
· Hilangnya Kehormatan.
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang
dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama
baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut
akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.
· Tekanan Batin.
· Terjangkit Penyakit.
· Ketagihan.
· Gangguan kejiwaan.
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah
dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
· Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan .
· Pacaran sehat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan
remaja di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh
pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlaku akan
tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Pelajar dan
mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan
kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi
tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam
lautan asmara yang mereka namakan cinta.
B. Saran
1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak
tetapi tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan
remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai
persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.