Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334598536

KONDISI DAN EDUKASI PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA

Article · July 2019

CITATIONS READS
0 11,849

11 authors, including:

Annisa Nurhasanah
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Annisa Nurhasanah on 21 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KONDISI DAN EDUKASI PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA
Primandita Rahmaningtias, Annisa Nurhasanah
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Universitas Muhammadiah Purwokerto
Jl.Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Universitas Muhammadiah Purwokerto
Jl.Raya Dukuh Waluh
Email: prahmaningtias@gmail.com

ABSTRAK
Pergaulan bebas merupakan hal yang dikhawatirkan orang tua terutama bagi anak usia remaja,
karena saat ini pergaulan bebas dipandang buruk oleh masyarakat. Pergaulan bebas dikaitkan
dengan perubahan zaman yang semakin moderen dan banyak dipengaruhi oleh budaya barat
yang menyebabkan remaja melakukan hal-hal yang melanggar norma agama maupun norma
hukum dan sosial, pergaulan bebas sering ditandai dengan semakin maraknya remaja melakukan
seks bebas diluar nikah dan penggunaan narkoba yang merajalela. Remaja sebaiknya diberikan
bekal pengetahuan tentang bahaya dan dampak yang akan terjadi apabila mereka melakukan
hal-hal yang menyimpang tersebut agar mereka paham dan berfikir dua kali sebelum
melakukannya, dan mereka juga harus dibekali keimana yang kuat agar tidak mudah
terpengaruh.
Kata kunci : Budaya;Pergaulan;Seks;Narkoba

ABSTRACT
Promiscuity is the thing that worries the parents, especially for teenage children, because
currently promiscuity is viewed poorly by the public. Promiscuity associated with changing times
more modern and much influenced by western culture that causes teens to do things that violate
religious norms and the rule of law and social, promiscuity are often characterized by the
proliferation of adolescent free sex outside marriage and drug use rampant. Teens should be
given sufficient knowledge about the dangers and the impact that would occur if they do things
that deviate so that they understand and think twice before doing so, and they should also be
equipped with a powerful keimana that are not easily affected.
Kata kunci : Culture;Intercourse;Sex;Drugs

PENDAHULUAN
Saat ini semakin banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas, bahkan tidak
sedikit para remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas melakukan seks bebas (Free sex)
dan menggunakan narkoba, hal tersebut dikarenakan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utamnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas
pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus moderenisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa
penyeleksian yang ketat.
Biasanya para remaja melakukannya karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga
mempunyai keinginan mencoba hal-hal baru. Seperti seks bebas, mereka melihat adegan-adegan
yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun
melakukan hal itu bukan dengan pasangannya yang sah tetapi dengan pacar mereka. Mereka juga
mencoba menggunakan narkoba karena keinginannya untuk mencoba atas tuntutan dari teman
bergaulnya dan akhirnya membuat mereka ketagihan.
Untuk itu kami mencoba mengangkat judul pergaulan bebas dikalangan remaja, agar para
pembaca terkhususnya para remaja untuk menghindari pergaulan bebas dan tahu dampak dari
pergaulan bebas tersebut.

ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN


Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah “adolensence” mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Tumbuh menjadi dewasa adalah proses
peralihan yang terjadi pada remaja menuju dewasa. Banyak orang mengatakan bahwa remaja
adalah masa-masa yang labil namun mereka tidak mau dianggap sebagai anak-anak dan
beranggapan bahwa mereka memiliki pola pikir yang sama dengan orang dewasa. Sedangkan
menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak
dan dewasa. Dalam masa inii anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Remaja zaman sekarang sudah banyak yang terbawa arus budaya kebarat-baratan dan
menganggap hal itu keren, sebaliknya mereka merasa malu untuk membudayakan budaya bangsa
sendiri sebagai orang indonesia karena kebanyakan dari mereka beranggapan hal itu tidak keren
atau yang sering mereka sebut dengan “mainstream”. Remaja sebenarnya tidak mempunyaii
tempat yang jelas karena tidak termasuk dalam golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalamii perkembangan
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Banyak perubahan terjadi pada remaja baik secara fisik ataupun mental juga pola pikirnya,
perubahan-perubahan tersebut akan terjadi pada terlebih dahulu maka tidak heran apabila wanita
memiliki pola pikir dan perubahan-perubahan yang lebih dewasa daripada pria.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun masa remaja
awal, 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).

Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas juga sering diartikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar. Pergaulan bebas identik sebagai bentuk pergaulan diluar batas atau sering
disebut dengan pergaulan liar. Padahal sebenarnya suatu pergaulan bebas bisa membawa
pengaruh positif atau pun pegaruh negatif tergantung pada individu itu sendiri. Pergaulan bebas
juga sebetulnya sangat diperlukan karena pada kenyataannya kita tidak dapat hidup sendiri tanpa
berinteraksi dengan orang lain, hal ini perlu karena pergaulan bebas juga termasuk (Hak Asasi
Manusia) HAM. Setiap orang memiliki hak untuk bergaul dengan siapapun sesuka hati mereka
namun dalam menjalankan pergaulan bebas harus tetap patuh pada peraturan yang ada dan
menaati norma yang berlaku agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang buruk yang dapat
merugikan diri kira sendiri. Pada kenyataanya banyak remaja yang justru sebaliknya melanggar
peraturan dan norma yang berlaku, banyak dari mereka beranggapan bahwa itu adalah hal baru
dan mereka sebagai remaja patut mencobanya yang menyebabkan perubahan pada persepsi
pergaulan bebas adalah hal yang “buruk”. Padahal mereka seharusnya melakukan pergaulan
bebas dengan hal yang positif . Positif yang dimaksud disini adalah bebas bisa berteman atau
menjalin hubngan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Dikategorikan negatif jika pergaulan
bebas telah menjerumus menjadi salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas
ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil
yang memiliki emosi tidak terkontrol oleh pengendalian dirii yang benar.
Manusia selalu mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk tubuh)
maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja merupakan masa yang pasti
dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir
yang masih bersifat kekanak-kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati
masa remaja maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan perubahan disebut dengan fase
pendewasaan. Di dalam fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang
secara bertahap.
Seks bebas dikalangan remaja
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Bukan hanya
manusia yang memiliki naluri seks, begitu juga dengan hewan dan makhluk hidup lainnya
(tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu kelompok (jenis) makhluk
hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk memperoleh keturunan untuk menjaga dan
melestarikan keturunannya. Kegiatan tersebut hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan
pernikahan yang sah antara laki-laki dan perempuan. Hubungan seks yang dilakukan diluar
pernikahan adalah suatu pelanggaran (baik norma agama maupun norma-norma yang berlaku
lainnya) dan suatu perbuatan dosa. Kita sering mendengar bahwa zaman sekarang banyak remaja
yang melakukan seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh dari budaya barat yang banyak
dikuti atau ditiru oleh remaja dan mereka sering menyebutnya dengan “kekinian”.

Remaja dan Narkoba


Ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja menggukan narkoba yaitu ;
Faktor Diri :
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang
tentang akibatnya di kemudian hari.
b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan
tertentu.
e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang).
f. Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.
g. Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.
h. Menderita kecemasan dan kegetiran.

Faktor Lingkungan :
a. Keluarga bermasalah atau broken home.
b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan
pengedar gelap nrkoba.
c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua
anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba.
d. Sering berkunjung ke tempat hiburan (café, diskotik, karoeke, dll.).
e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
f. Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.
g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan,
perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.
h. Orang tua yang otoriter,.

Faktor Ketersediaan Narkoba :


Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai narkoba
karena :
a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.
b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
d. Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum.
e. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.
f. Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu bisnis
perdagangan gelap narkoba.
g. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba.
h. Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar.
KESIMPULAN
Remaja merupakan masa transisi, peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal
tersebut menjadikan remaja mudah terpengaruh arus moderenisasi, terutama dalam bergaul.
Namun kebanyakan dari mereka masih labil dalam memilih pergaulan, mereka justru belum
paham membedakan mana pergaulan yang baik dan buruk dan dampak apa yang akan didapat
nantinya. Untuk itu peran lingkungan pada masa remaja sangatlah penting untuk menjadi patokan
atau tolak ukur remaja menjadi seperti apa nantinya, maraknya pergaulan bebas yang mengarah
pada hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma sosial seperti seks bebas dan penggunaan
narkoba makin marak terjadi dikalangan remaja saat ini. Banyak faktor yang mempengaruhi hal
tersebut terjadi seperti faktor diri dalam mengendalikan nafsu dan mempertebal keimanan agar
dijaga dari ancaman pergaulan bebas yang membahayakan, faktor lingkungan yang menuntut
seseorang mencoba sesuatu atau hal baru yang membuat mereka ketagihan dan melakukannya
berulang-ulang dan ketersediaan narkoba yang merajalela saat ini karena kurangnya pengawasan
hukum yang ketat terhadap peredaran narkoba.

Daftar Pustaka

https://jauhinarkoba.com/pemicu-terjadinya-penyalahgunaan-narkoba/

http://kunciduniakecilku.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pergaulan-bebas-di-kalangan.html

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai