Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 2
- Afninda Siska A
- Dedi Apriadi
- Riska Apriliyani
- Windy Sabrina A
- Yoga Pratama
- Yopi Gustian A
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini.Yang berjudul
“Pergaulan & Seks Bebas di Kalangan Remaja”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas bantuannya dalam
proses pembuat makalah ini.Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada teman teman kami yang telah membantu penulisan makalah ini secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyempurnaan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami
susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para
pembaca.Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu kami harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
karya selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja
yang memperlukannya dimasa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi
yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu
jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara
pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal
dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa
penyeleksian yang ketat.

Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang
sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah
yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak
remaja sekarang adalah seks bebas.

Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa


ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat
adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin
mencobanya. Merekapun melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya
melainkan bersama dengan pacar mereka.

Untuk itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para
pembaca terkhusus untuk para remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas
dan tahu dampak dari pergaulan bebas tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Ø Apa Itu Remaja ?

Ø Apa Pengertian Pergaulan Bebas ?

Ø Apa Itu Seks Bebas ?

Ø Apa Faktor Faktor Penyebab Pergaulan Dan Seks Bebas?

Ø Apa Dampak Hukumnya ?

Ø Apa Akibat yang di Timbulkan ?

Ø Bagaimana Solusi Mencegah Pergaulan Dan Seks Bebas ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Ø Untuk memenuhi Tugas dari Pembimbing Kami

Ø Untuk mengetahui Pengertian Pergaulan Bebas

Ø Untuk mengetahui Pengertian Remaja

Ø Untuk mengetahui Pergaulan dan Sex bebas di Kalangan Remaja

Ø Untuk mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas

Ø Untuk Mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas

Ø Untuk Mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas


1.4 MANFAAT PENULISAN

Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca berserta tim penulis mengenai


pergaulan & seks bebas berserta cara penanggulangannya.
BAB II

TEORI

2.1 PENGERTIAN REMAJA

Manusia selalu mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk
tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja
merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita
mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat kekanak-kanakan menjadi
pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja maka setiap orang akan
memasuki sebuah tahapan atau fase yang disebut dengan fase pendewasaan. Di
dalam fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara
bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa
sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang
harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-
nilai norma yang berlaku agar pada waktu menjalani fase pendewasaan tidak
terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja
sebenarnya tidak mempunyaii tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalamii
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun
sampai dengan 22 tahun bagi pria.

Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan
diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa inii anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis,kognitif,dansosial-emosional.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15
tahun masa remaja awal, 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun
masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 –
15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21
(Deswita,2006:192).

Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang
sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki
tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan
kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci
sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh
sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun.
Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja
merupakan masa transisii (masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa
dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan
masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda
dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang
sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan
mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain,
dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan,
sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun
teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya
tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan


seseorang dari pergaulan yang benar.Pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk
dari pergaulan diluar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pegaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri.

Positif yang dimaksud disini adalah bebas bisa berteman atau menjalin hubngan
tanpa membeda bedakan satu sama lain.Misalnya orang kulit putih berteman dengan
orang kulit hitam,orang Indonesia berteman dengan orang Malaysia.Dan lain
sebagainya.

Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi


salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian dirii yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya
potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.

3.2 SEKS BEBAS

A. DEFINISI SEKS BEBAS

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah
satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar
baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.

Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan


ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi
generasii muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah
tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat
estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi
muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya.

Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahlii
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampaii dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencarii pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.

Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan
pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon
suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan
pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah
menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon
pendamping.

Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila
kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran
(berduaan dengan non muhrim) merupakan hall yang tabu. Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.

Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan
mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak
lagii jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks
bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena
merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan
mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman
ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.

Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan
sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran
bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa
akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.

B. SEKS BEBAS DIKALANGAN REMAJA


Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumii
ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan
makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan
hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama
dari seks adalah untuk reproduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap
makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan
melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagii manusia).

Kegiatan seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang
sah antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan seks
yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-
norma (baik norma agama maupun norma-norma yang berlaku lainnya) dan merupakan
suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.Kita sering
mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun dari berita tentang perilaku
manusia zaman sekarang yang sering melakukan hubungan seks diluar nikah
(merupakan bagian dari seks bebas). Hubungan seks tersebut merupakan hubungan
seks liar yang dilakukan secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma
yang ada.

Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah
(seks bebas), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba
kita bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan hubungan seks sesuka hatinya,
dengan pasangan yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada
kemauan. Hewan melakukan hal tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan
pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana
yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan norma-
norma yang mengharuskannya untuk megikutii aturan dari norma yang berlaku dan
mengikat seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas, berarti
derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena manusia
dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat memilih mana yang baik, mana
yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya perilaku seks
bebas. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah menguasai dirinya. Hawa
nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya, termask lupa akan Tuhan, yang dia
tahu hanyalah bagaimana caranya agar nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh
karena itu, sebagaii manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dibandingkan
dengan makhluk lainnya, kendalikanlah hawa nafsu kita agar derajat kita bisa lebih
tingi dari makhluk-makhluk yang lain. Karena disaat kita kalah oleh hawa nafsu, maka
derajat kita sama dengan seekor hewan.

Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian
diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu.

Revolusi seks yang mencuat di Amerika Serikat dan Eropa pada akhir tahun 1960-an
sudah merabah masuk kenegeri kita tercinta ini melalui piranti teknologi informasi
dan saran-sarana hiburan lainnya semakin canggih. Sekarang, untuk mendapatkan
suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya sangat
mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan
layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual
oleh para pedagang kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-
hal yang berbau pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka
perilaku seks bebas di dalam masyarakat.

C. FASE REMAJA

Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik (bentuk
tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa remaja
merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola pikir kita
mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat kekanak-kanakan menjadi
pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja maka setiap orang akan
memasuki sebuah tahapan atau fase yang disebut dengan fase pendewasaan. Di
dalam fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir menjadi lebih matang secara
bertahap.

Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam menentukan siapa
sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih mencari apa yang
harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa inilah diperlukan penanaman nilai-
nilai norma yang berlaku agar pada waktu menjalani fase pendewasaan tidak
terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.
D. FASE PENDEWASAAN

Masa remaja biasanya dialami pada saat usia sekolah menengah, setelah masa
remaja ini terlewati maka fase selanjutnya adalah fase pendewasaan yang biasanya
dialami setelah lulus SMU atau pada waktu (seumuran) pertama kali kuliah (awal
menjadi mahasiswa). Pada saat menjadi mahasiswa pola pikir seseorang akan menjadi
semakin kritis, responsive dan cenderung idealis. Pada fase inilah pola pikir
terbentuk menjadi semakin matang. Tapi yang saya maksud disini bukan berarti
bahwa karena menjadi mahasiswalah pikirannya menjadii lebih matang, tetapi yang
saya maksud adalah pada waktu seumuran mahasiswa walaupun seseorang tersebut
tidak menjadi mahasiswa (yang mengalami hal ini bukan hanya mahasiswa tapi semua
orang).

Saat pertama menjadi mahasiswa, setiap individu pasti merasakan perbedaan yang
sangat signifikan dibandingkan dengan masa-masa SMU dan kemungkinan
terjerumus kedalam hal-hal yang negatif (seks bebas) sangat besar. Apalagi, bagi
mereka yang harus tinggal terpisah dengan orang tua mereka.

3.3 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN & SEKS BEBAS

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak
bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada
remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks
bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita
terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di
karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus
orang-orang dewasa.

Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah
merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di
pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka
berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi
pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaull dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
remaja ini ingin di pujii dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan
dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan
berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa
pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada
norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus
melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan
sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.

Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas
adalah sebagai berikut:

1. Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman
dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi
oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena
kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan
mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena
agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim,
apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor
terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya
tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan,
termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai
dalam damai sejahtera.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup
mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut
kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana
yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua.

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang
tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.

Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang
anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.

Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang
tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula,
anak yang tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak
mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan
pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.

3. Lengkapnya Fasilitas.

Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks
bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan
fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi.
Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para remaja
dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga
dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh
karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah

4. Tekanan Dari Seorang Pacar

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan
dihadapinya.

dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap
memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan,
penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran
seperti itu sangat banyak dijumpai.

5. Pelampiasan Diri.

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.

5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.

Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih
sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa
seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah
bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran
seperti itu.

6. Rasa Ingin Tahu Tentang Sesuatu Yang Berbau Seksual.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-
temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang
tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka
sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

7. Tontonan Yang Tidak Mendidik.

Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar.
Apa yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam
membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang
ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi
begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja,
saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah
para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan
sesatnya.

Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah
dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.
Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah
kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang
mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat
remaja menjadi remaja yang baik.

8. Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan
sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karena pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren
yang akan berujung pada seks bebas.Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu
sangat salah.

9. Masa Remaja Terjadi Kematangan Biologis.

Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya


orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini
membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli
yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita
cabul, dan gambar-gambar erotis.

Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri


cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa
pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia
tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

10. Rendahnya Pengetahuan Tentang Bahaya Seks Bebas.

Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi
pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang
tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan
dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya
kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila
menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin
merasakannya atau mencobanya.
12. Faktor Lingkungan Seperti Orang Tua.

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi,
pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang
dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini,
berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang
datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:

Ø Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak


yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda.
Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan
bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan
ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Ø Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-
mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-
anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu.
Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat

Ø Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang
kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan
kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata
tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang
mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.
13. Salah Bergaul

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya
akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin
masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.

14. Kegagalan Remaja Menyerap Norma

· Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi
yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun
tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang
ada.

· Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab
pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang
mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang
seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.

Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu
pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja
mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi
remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya
kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah
pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita
sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai
dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal
tersebut.Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan,
oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa
negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada
Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling
utama di dalam diri kita sendiri.

15. Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang
lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka
untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

16. Faktor Dari Kaum Sendiri.

Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang pertama
menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan.

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:

· Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan

Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya
memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam
mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya
pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan
belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang
sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang
salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi
kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum
pernah dirasakan atau dialaminya.

· Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang
muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka
mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan
budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-
bebasnya

· Faktor Keseimbangan Hidup

Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh
dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll. Kondisi ini jika
tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan
pendampingan dari seorang senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak
kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

3.4 FAKTA DAN ANALISIS

Beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan


hubungan seks yaitu:
Pegangan tangan
Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
Ciuman bibir (kiss franc)
Pelukan
Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
Melakukan hubungan seks

Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari
nomor 1 sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan
tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan
seks dengan pacarnya).Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point
peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:

· Sebagai panutan (suri tauladan)

· Sebagai perawat dan pelindung

· Sebagai pendidik dan sumber informasi

· Sebagai pengarah dan pembatas

· Sebagai teman dan penghibur

· Sebagai pendorong / motivasi

Hal tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak
tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti sex bebas.

3.5 DAMPAK HUKUM

Dampak Hukum Akibat Pergaulan Bebas

· Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan
tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:

Melanggar kesusilaan didepan umum

BAB
IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja di
Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah menurut
agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan
mahsiswa. Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan
pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi
tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang
mereka namakan cinta.

Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling
utama adalah pesatnya perkembangan jaman.Hal tersebut membuat pergaulan
menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan
dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran.

Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika
sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak
positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas
menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan
kasih sayang.

Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam


perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya.
Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya
juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain
itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi
ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah)
tersebut.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya


sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam
memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan
pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu
permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha
untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi
muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke
depan.

Pergaulan juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian


seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya,
baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif
itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal
yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari
jati dirinya.

B. Saran

Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :

1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari
seks bebas.

2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar
sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah
pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan
energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis
secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-
masing. Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya
bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul
bebas karena itu dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan
masyarakatmu sendiri.

Perlunya perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam


mencegah terjadinya seks bebas. Masyarakat dan pemerintah harusnya aktif dalam
mengkampanyekan anti seks bebas.

Pelajar dan mahasiswa harusnya lebih fokus kepada pelajaran bukan fokus pacaran.
Masa depan kalian masih panjang.

Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda
sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:
Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;

Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir
tidak dengan kemauannya sendiri.

Tindak Pidana Perkosaan

Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa “Barangsiapa yang dengan kekerasan atau
dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia,
karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun”.

Berzina

Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan:

Ke-1 laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kita
Undang-Undang Hukum Perdata berlaku baginya; perempuan yang bersuami yang
berzina.

Ke-2 laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang
turut bersalah itu bersuami :

perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu.

Menggugurkan kandungan

Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja menyebabkan
gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun”
Pasal 348 KUHP menyatakan

(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang
wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima
tahun enam bulan

(2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya tujuh tahun.

Membunuh anak yang baru dilahirkan

Pasal 341 KUHP menyatakan “Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah
melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah
dilahirkan, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah
melakukan pembunuhan anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun”

3.6 Akibat yang di Timbulkan

Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental.Walaupun perbuatan
itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan
sesaat saja.

Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya
terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan
dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya
kepada mental-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya
akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika
dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

Bagi Keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para
orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan
berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam keluarga, komunikasi antara orang tua
dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan
anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya
bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman
keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika.

Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan
oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang


dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya,
yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu
akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat
kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga.

Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-


mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja
yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja
tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali
membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

Selain memiliki hukum haram, seks bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat
negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal
dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap
perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat
berakibat:

· Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama
manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan
bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan
sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan
tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang
masih menjaga kehormatannya.

· Prestasi cenderung menurun.

Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka
fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya
selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah
atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan
lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa
tersebut.

· Zina Mengeluarkan Bau Busuk.

Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati
yang bersih) melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama
islam.

· Hamil Diluar Nikah.

Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi
remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan
peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar
nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

· Aborsi dan bunuh diri.


Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku,
guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik
dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui
aborsi bahkan bunuh diri.

· Tercorengnya Nama Baik Keluarga.

Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga
di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

· Tekanan Batin.

Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut


sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.

· Terjangkit Penyakit.

Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang


mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks
tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa
mencapai empat hingga lima kali lipat.

· Ketagihan.

Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor
tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.
· Gangguan kejiwaan.

Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres,
disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan
mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.

3.7 Solusi & Pencegah

Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa
upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:

· Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan .

Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.

· Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.

Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru,
orangtua dan tokoh masyarakat.

· Menanamkan Nila Ketimuran.

Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan
pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan
dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang
bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk
meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya
nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali
untuk terjun ke seks bebas.
· Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.

Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang


seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.

· Pendidikan.

Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi


juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya
diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.

· Pendidikan sex (Sex Education).

Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat
menyalurkan secara baik, benar dan legal.

· Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi,


tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa
terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja
saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-
anaknya.

· Penyuluhan tentang seks bebas.


Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja
dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.

Menegakkan Aturan Hukum.

Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering


digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.

· Jujur Pada Diri Sendiri.

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini
remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan
seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.

· Memperbaiki Cara Berkomunikasi.

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang
berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-
orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak
adanya kepedulian antar tetangga.

· Pacaran sehat.

Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka
yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya
pacaran sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks,
pacar sebagai pemberi motivasi.

· Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.

Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang
remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada
seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi
maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks
bebas.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II 5
BAB III 7
BAB IV 23
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai