Anda di halaman 1dari 22

UAS BAHASA INDONESIA

KARYA ILMIAH
PERGAULAN BEBAS

Disusun Oleh :
Firdaus Zailani
193020503040

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala
berkat yang telah diberikan kepada kami sebagai tim penulisan makalah ini,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “PERGAULAN BEBAS” ini
merupakan bagian dari materi pengkajian fiksi yang dikutip dan dikembangkan
kembali menjadi bahan untuk melengkapi isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak pihak yang membantu dalam
penulisan makalah serta bahan salah satu buku Pengkajian Fiksi bimbingan
materi-materi yang sangat diperlukan untuk menyelesaikan makalah ini, maka
untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yulina Mingvianta, S.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
pembahasan dalam materi makalah ini.
Kami sebagai tim penulis makalah berharap, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca. Akhir kata tim penulis makalah ini
mengucapkan terima kasih atas saran, masukkan baik dari kelebihan maupun
kekurangan untuk membangun makalah ini.

Palangka Raya, 10 Juni 2022


DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .……..................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ……..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ….…............................................................... 3
C. Tujuan ...……............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN …..................................................................... 4


A. Pengertian Kesehatan Mental Emosional Remaja....................... 4
B. Gejala Kesehatan Mental……………………………………….. 5
C. Penyebab Kesehatan Mental …………………………………… 6
D. Faktor Resiko Kesehatan Mental……………………………….. 7
E. Diagnosis Kesehatan Mental ..…………………………………. 7
F. Pencegahan Kesehatan Mental .……………………………...… 8
G. Macam-Macam Emosi ...……………………………………...... 8
H. Peran Keluarga ..…...………………………………………...… 9
BAB III PENUTUP ………………........................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus yang muncul akibat pergaulan bebas di kalangan remaja semakin
meningkat dimana-mana, terutama sekali di kalangan pelajar. Perilaku
menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa disebut dengan kenakalan
remaja bentuknya bermacam-macam. Bentuk kenakalan remaja itu sering kita
jumpai di kalangan remaja saat ini baik di lingkungan kita maupun jauh dari
lingkungan kita.
Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada
kenakalan yang sangat mencemaskan dan sangat menyedihkan, ketika
perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan
remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan
menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut
seks bebas. Karena dari tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin
banyak saja jumlahnya dan tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya
adalah remaja (pelajar dan mahasiswa).
Kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke indonesia berdampak pada
pola pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan
pada remaja di indonesia saat ini. Karena seorang individu atau remaja
sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebas pada diri
remaja. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang
perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras,
mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan
pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (free sex), disebabkan
terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul. Faktor utama masalahnya
adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas
pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan
remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang
kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam
memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka
kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu, sudah
saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Pendidikan Kesehatan reproduksi di kalangan remaja bukan hanya
memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat
pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan
demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks
bebas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pergaulan bebas dikalangan remaja?
2. Bagaimanakah kepribadian remaja saat ini?
3. Bagaimanakah pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap
kepribadian remaja?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pergaulan bebas dikalangan remaja.
2. Menjelaskan tentang kepribadian remaja.
3. Menjelaskan pengaruh pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja
terhadap kepribadian remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

2.1.1. Definisi Pergaulan Bebas


Pengertian pergaulan bebas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) terbagi menjadi 2 kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan berarti
kehidupan bergaul dan bebas berarti tidak terikat atau terbatas oleh aturan.
Selanjutnya pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara
pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokan yang
kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi,
menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004, hal. 50).
Lalu, pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk
sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang
tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah proses interaksi
yang dilakukan individu dengan individu, kelompok dengan kelompok
ataupun individu dengan kelompok yang bergaul bebas tanpa adanya
batasan tetapi tetap menaati peraturan dan norma yang ada.

2.1.2. Definisi Remaja


Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
menurut (Hurlock, 1992).
Selanjutnya, masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak
menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik, menurut (Hurlock, 1999, h. 206).
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
telah matang.
Menurut Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja
awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa
remaja akhir 18–21 menurut (Deswita,2006:192).
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia
baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia
antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun.
Selain itu, masa remaja merupakan masa transisii (masa peralihan) dari
masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak,
tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan
mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa
remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental
dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan
mental) menurut (Abdul, hal : 2, 2009).
Jadi dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa yang ditandai adanya aspek fisik, psikis, dan
psikososial secara kronologis usia remaja bekisar antara usia 12 sampai 21
tahun.

2.1.3. Macam-macam Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja


1. Seks bebas
Dengan terus berkembangnya teknologi, maka informasi yang salah
tentang seksual mudah sekali didapatkan oleh para remaja, sehingga media
massa dan segala hal yang bersifat pornografis akan menguasai pikiran
remaja yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, karena mereka
belum boleh melakukan hubungan seks yang sebenarnya yang disebabkan
adanya norma-norma, adat, hukum dan juga agama (Soetjiningsih, 2004, pp.
139-140).
Apabila anak remaja sering dihadapkan pada hal-hal yang pornografi
baik berupa gambar, tulisan, atau melihat aurat, kemungkinan besar
dorongan untuk berhubungan secara bebas sangat tinggi, bisa lari ketempat
pelacuran atau melakukan dengan teman sendiri. Hal-hal yang merugikan
dari perilaku terhadap seks bebas tidak akan terjadi, apabila individu
memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang kuat.
Pergaulan bebas sering kali mewarnai kehidupan anak muda dewasa
ini,oleh sebab itu tidak heran jika masa depan akan generasi muda terus
merosot jauh,karena pengaruh dari pergaulan bebas. Sehingga jalan terakhir
untuk seks bebas adalah aborsi untuk menghilangkan jejak. Aborsi atau
abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja
sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah).
2. Narkoba
Narkoba merupakan obat yang dapat menenangkan
saraf,menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan rasa mengantuk.
Tetapi jika dipakai terus menerus dan dalam jumlah yang banyak akan
menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan serta
kecanduan. Dalam dunia kedokteran zat adiktif ini sangat diperlukan
tetapi dalam jumlah atau kadar yang sedikit yang digunakan untuk
mengurangi rasa sakit sebelum dan setelah melakukan pembedahan.
Jenis jenis narkoba:

 Opiat (opium): dikenali sebagai narkotik adalah bahan yang


digunakan dalam perubatan untuk menidurkan atau melegakan
kesakitan,tetapi mempunyai potensi yang tinggi untuk
menyebabkan ketagihan. Sebagian daripada opiat, seperti candu,
morfin, heroin dan kodein diperoleh daripada getah buah popi yang
terdapat atau berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Asia.
 Ganja: tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal
karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
 Amfetamin: Amfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-
Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah
obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan
hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-
anak. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk
kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat
penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah “Amftamin”
sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari
Amfetamin.
 Kokain: senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi
sangat cepat. Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari
tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika
Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan “efek stimulan”. Kokaina diklasifikasikan sebagai
suatu narkotika, bersama dengan morfina dan heroina karena efek
adiktif.
 Alkohol: minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.
Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke
sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah
melewati batas usia tertentu.
3. Kehidupan malam
Kehidupan malam identik dengan seks bebas, alkohol dan obat
terlarang. Itu tidak bisa dipungkiri ketika mewabahnya ekstasi dan
shabu-shabu. Obat terlarang jenis ini sering ditemui di klub-klub
malam. Alkohol mudah sekali dijumpai ketika kita masuk dalam klub-
klub malam. Dunia ini banyak dirambah oleh kalangan atas dan
kalangan selebritis. Mereka menghambur-hamburkan uang demi
kepuasan sesaat.

2.1.4 Penyebab Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

Beberapa faktor yang menyebabkan remaja melakukan pergaulan bebas


menurut (Gunarsa & Gunarsa, 2004), adalah:
1. Penampilan fisik, remaja tidak percaya diri ketika masa pubertas karena
adanya perubahan fisik;
2. Status kedewasaan, seperti pemikiran yang masih kekanak-anakan akan
mudah terpengaruh serta kurangnya sikap bertanggung jawab;
3. Kekaburan mengenai masa depan dan keragu-raguan mengenai
tempatnya didalam masyarakat.
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang
dengan atran-aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini
didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan
bebas antara lain sebagai berikut:
1. Rendahnya Taraf Pendidikan Keluarga
Rendahnya taraf pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai
penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengisinkan
sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan yang
menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.
2. Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu.
Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian
individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini
biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.
3. Keadan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau
perkembangan psikil remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak
harmonis yang membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak
cenderung kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang
terjadi di keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang,
sehingga sang anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan
bebas.
4. Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk keperibadian
seseorang, jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang
kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana
kitak ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada
lingkungan dari pada keluarga.
5. Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman
Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan negatif dimana
sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena berteman dengan orang yang
tidak baik. Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para
remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam
memilih teman maka akibatnya akan fatal.
Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang
ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas
ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih
teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan
orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.
6. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah
dan biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan
anak tersebut dengan remaja yang senasip yang membuat perilaku sang
anak menjadi tambah parah.
7. Kurangnya Kesadaran Remaja
Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari
kurangnya pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan
bebas. Faktor kesadaran atau kedewasaan faktor ini bukan hanya umurnya
yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki
kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam
mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu.
8. Lengkapnya Fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat
melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika
mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka
hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki
fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti
rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan
mudah sekali terjadi.
9. Pelampiasan Diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam
pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang
akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.
10. Faktor Orang Tua.
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System
komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di
berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup
kaum muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat
kita sebutkan antara lain:
a. Faktor kesenjangan, pada sebagian masyarakat kita masih terdapat
anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman
sdalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan
orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul.
Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada
usaha mengatasinya.
b. Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap
pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah
pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur
tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah
terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
c. Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang
tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa
sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan.
Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa
yang harus mereka perbuat.
12. Kegagalan Remaja Menyerap Norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan
budaya serta agama yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal
yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.
Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua
umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di
tayangkan khusus orang dewasa.

2.1.5 Ciri-Ciri Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja


Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri yang
menandakannya antara lain sebagai berikut.
a. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya;
b. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara
termasuk dari jalan yang haram dan keji;
c. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat;
d. Rasa ingin tahu yang besar;
e. Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan
dan tanggung jawab yang dihadapi;
f. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin
melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan
eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam
banyak hal;
g. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi;
h. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan
lain.

2.1.5 Dampak dari Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja


Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri
sendiri, orang tua, masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh tersebut
dari dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai
berikut..

a. Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas adalah
dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan
sampai dengan kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan
diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan Indonesia dengan adat
ketimuran.
b. Ketergantungan Obat. Dari ajakan teman karena pikiran yang masih
labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat
ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga
berlebihan dan berdampak overdosis yang diakhiri dengan
kematian.
c. Menurunnya tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang
menggugurkan kandungan yang tentu saja membahayakan
kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua
hal tersebut dapat menurunkan kesehatan.
d. Meningkatkan Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini
dapat terjadi karena jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki uang
untuk membeli maka jalan keluar yang cepat adalah dengan
melakukan tindakan kriminalitas.
e. Meregangkan Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas dapat
meregangkan hubungan antara keluarga karena beberapa penyebab
yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa
hormat kepada orang tua akan dapat hilang.
f. Menyebarkan Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks
bebas, dan narkoba membuat berbagai penyakit dapat menyerang
orang-orang sekitar yang tidak bersalah.
g. Menurunnya Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih
cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi
belajar akibat dari minuman keras dan narkoba.
h. Berdosa. Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang
belum rasakan selagi masih hidup, namun saat kematian menjemput
yang dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang pernah
diperbuat yaitu ke neraka.
i. Hilangnya Kehormatan.Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya
baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa
depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan
sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika
kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.
j. Prestasi cenderung menurun. Apabila seorang remaja atau
mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan
selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya
selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses
belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar,
malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan
prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
k. Hamil Diluar Nikah. Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan
masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah,
pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta
didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil
diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama
orang tua.
l. Aborsi dan bunuh diri. Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks
bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi aib
ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya
dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin
melalui aborsi bahkan bunuh diri.
m. Tercorengnya Nama Baik Keluarga.Semua orang tua akan merasa
sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di idam-
idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng
karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang
mendalam dihati keluarga.

2.1.7 Cara mencegah Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja


Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan
hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan
hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering „didengungkan‟
tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak
sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi
lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan
hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil
agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya
sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu
menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu,
emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur
waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan
kegiatan positif.
3. Jujur Pada Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat
dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka
sendiri.
4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga
terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri
terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan
Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja
mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya
nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang
lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif
untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan
berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan
berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja
mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas
tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup
seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya
berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr.
Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja
yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat.

Para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta


komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan
melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari
persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan
dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti
dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang
lainnya.

Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama


berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang
melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan
pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab
terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika
menghadapi hal seperti ini.

Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai
yang lain yang bertentangan dengan.Aborsi atau abortus berarti penguguran
kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum
dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
1. Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak
sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh
akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
2. Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja
maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan
kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain
karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya
perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut
penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan
seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan
penyakit kelamin. Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu
untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan
berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal
sex tersebut.

Kepribadian seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring


dengan adanya proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Pengertian kepribadian
adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang seseorang yang membuatnya berbeda
dengan orang lain. Kemudian, kepribadian dapat juga berarti integrasi
karakteristik dari pola, minat, tingkah laku, potensi, minat, pendirian, kemampuan
dan struktur-struktur yang dimiliki seseorang; Aspek-aspek peribadian - Menurut
Abin Syamsuddin (2003) yang mengemukakan mengenai aspek-apek kerpibadian
yaitu sebagai berikut...
 Karakter, adalah konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsiten
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
 Temperamen, adalah disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya
mengenai mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan akan yang datang
dari lingkungannya.
 Sikap, ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau
ambivalen.
 Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan lingkungannya, Misalnya mudah tidak tersinggung, marah,
putus asah atau sedih.
 Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima risiko
dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima
risiko yang wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang
dihadapi.
 Sosiabilitas , adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk
manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan,
sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar
manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama,
norma budaya, serta norma bermasyarakat.
B. Saran
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat
menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut
peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan
seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh
elemen bangsa tanpa terkecuali.
Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk
menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa
diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
DAFTAR PUSTAKA

Chomaria, N. (2008). Pergaulan bebas. Dalam A. Najmuddin (Ed.), Aku sudah gede:
Ngobrolin pubertas buat remaja islam (h. 95-125). Solo: Samudra.

Gardner, J. E. (1996). Memahami gejolak masa remaja (M. S. Hadisubrata, Penerj.).


Jakarta: Mitra Utama. (Karya asli diterbitkan tahun 1983)

Gunarsa, Y. S. D., & Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi untuk muda-


mudi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan (I. Widayanti & Sudjarwo,


Penerj.). Jakarta: Erlangga.

Semiun, Y. (2010). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik freud (h.


21). Yogyakarta: Kanisius.

Tim Pustaka Phoenix. (2009). Kamus besar bahasa indonesia edisi baru. Jakarta:
Media Pustaka Phoenix.

Anda mungkin juga menyukai