Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II
Dosen Pembimbing: Ns.Imam Abidin S.Kep
Disusun oleh:
Tingkat 3C Kelompok 2
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS
FAKULTAS S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas khadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
Inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan
Komunitas Kesehatan Remaja untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas II
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata Bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep remaja.
2) Untuk mengetahui perubahan fisik, psikologis, dan social pada remaja
3) Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja.
4) Untuk mengetahui tugas perkembangan diusia remaja.
5) Untuk mengetahui pengkajian psiko,social, kultural, dan spiritual.
6) Untuk mrngrtahui asuhan keperawatan sesuai kasus
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008), remaja diterjemahkan dari bahasa latin
yaitu adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa.
Adolecen atau remaja menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik
perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Menurut Hurlock (dalam Rita Eka
Izzaty, dkk, 2008), awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13-16 tahun atau 17
tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun yaitu
usia matang secara hukum.
Menurut Hurlock (dalam Rita Eka Izzaty, dkk., 2008) masa remaja memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
3
a. Masa remaja sebagai periode penting.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan
membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat
kekanak-kanakan kemudian mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk
tumbuh menjadi dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja antara lain adalah
meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan,
berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap
setiap perubahan. Adanya perubahan sikap dan prilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat pertumbuhan fisik. Ketika perubahan fisik berlangsung
cepat, maka perubahan sikap dan prilakupun berlangsung cepat, demikian juga
sebaliknya. Inilah yang dimaksud dengan masa remaja merupakan periode
perubahan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Pada masa ini remaja mulai mendambakan identitas diri cenderung
menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini
remaja berusaha untuk menunjukan siapa dirinya dan peranannya dalam
kehidupan masyarakat.
e. Masa Usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi persoalan yang sulit dipecahkan, baik
oleh anak laki-laki ataupun anak perempuan. Dalam hal ini ada dua alasan,
mengapa para remaja sangat sulit untuk menyelesaikan masalahnya. Pada masa
remaja, penyelesaian masalah sudah tidak lagi dibantu oleh orangtua dan
4
gurunya. Masalah yang dihadapi remaja akan diselesaikan secara mandiri,
mereka enggan menerima bantuan dari orangtua dan guru lagi.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan atau kesulitan.
Timbulnya pandangan negatif terhadap remaja akan menimbulkan
stereotip yang mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya.
Hal tersebut menjadikan remaja sulit untuk melakukan peralihan menuju masa
dewasa.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain
sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-
citanya. Hal tersebut memicu emosinya meninggi dan apabila keinginannya
tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi
dan sosialnya serta kemampuan berfikir secara rasional remaja dalam
memandang diri dan orang lain, maka akan semakin realistik.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan
kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Ternyata, berpakaian dan
berprilaku seperti orang dewasa belum cukup mengukuhkan dirinya menjadi
orang dewasa. Pada masa menginjak masa dewasa, maka mereka mulai
berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok,
menggunakan obat-obatan yang dapat memberikan citra seperti yang
diinginkan.
5
2.1.3 Perkembangan Emosi Remaja
Menurut M. Ali & M. Asrori (dalam Fadhillah 2016) secara garis besar masa
remaja dibagi menjadi empat periode yaitu:
a. Periode Pra Remaja
Pada periode ini sudah mulai nampak perubahan secara fisik namun belum
signifkan. Perubahan ini disertai dengan perubahan emosi yang cepat, misalnya
cepat merasa senang, cepat merasa sedih bahkan meledak-ledak.
b. Periode Remaja Awal
Remaja mulai mengalami perubahan fisik yang menonjol. Sehingga membuat
remaja di periode ini harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisik. Pada
periode ini sering muncul kecemasan dari diri remaja atas respon berbagai
masalah.
c. Periode Remaja Tengah
Pada periode ini remaja ingin membentuk nilai-nilai sendiri yang dia anggap
benar dan gtepat untuk dirinya dan kelompoknya.
d. Periode Remaja Akhir
Pada periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa yang
mampu menunjukan pemikran, sikap, dan perilaku yang semakin dewasa.
Tugas –tugas masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai berikut :
a. Perubahan fisik
Pada masa remaja pertumbuhan fisik masih jauh ari sempurna pada saat masa
puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal
remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan
internal lebih menonjol aripada eksternal.
b. Perubahan sosial
6
Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang
sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa
diluar lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Perubahan moral
Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yangberlaku khusus di
masa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan
merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai bagi
perilaku. Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan
perilakunya sendiri yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan
guru.
d. Perubahan kepribadian
Pada awal masa remaja, anak laki – laki dan perempuan sudah menyadari sifat-
sifat yang baik dan yang buruk dan mereka menilai sifat-sifat ini sesuai dengan
sifat- sifat teman mereka. Mereka juga sadar akan peran kepribadian dalam
hubungan-hubungan sosial dan oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki
kepribadian mereka.
Sedangkan menurut Hurlock (M. Ali & M. Asrosi, dalam Fadhillah 2016)
perkembangan remaja memiliki arti yang cukup luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Tugas perkembangan remaja menurutnya adalah berusaha:
7
h. Mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawainan. Memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggungjawab dalam kehidupan keluarga
8
1. Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah merasa gembira
sekaligus mudah sedih. Keadaan ini menjadikan remaja memiliki emosi yang
meledak-ledak.
2. Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive. Situasi tertentu dapat menjadikan
remaja mudah tersentuh dan tersinggung.
3. Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bentuk suka menentang kepada aturan
atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam diri anak mulai merasakan
bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut sebagai anak kecil dan menganggap
dirinya sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan dan kemauannya sendiri.
4. Mulai mencari identitas diri. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai perilaku,
antara lain:
9
3. Perkembangan seksual yang meningkat. Pemuasan dorongan seks masih
dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan
pengetahuan yang benar tentang seksualitas yang pada awalnya berupa
keinginan untuk jatuh cinta atau bercinta
4. Krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan
menemukan jati dirinya. Sehingga dapat memahami dirinya sendiri,
kemampuan dan kelemahan dirinya serta peranan dirinya dalam
lingkungannya.
5. Ikatan kelompok yang kuat. Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan
segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk
berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun
sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar.
Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah
penyesuaian sosial. penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang
berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidakpernah ada dan terhadap orang
dewasa diluar keluarga dan lingkungansekolah.Pada masa ini remaja paling banyak
menghabiskan waktu merekadi luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka,
terlihat dengan adanya perubahandalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual,
terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosialyang terjadi dengan
10
adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman,dimana sekarang remaja lebih memilih
yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa
aman, dapatdipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa
dibicarakandengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memilikikeinginan
untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.
11
4. Membuat persiapan untuk hidup mandiri Bagi remaja yang sangat
mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri harus didukung oleh orang
terdekat (Hurlock, 1998).
5. Menjadi mandiri atau bebas dari orangtua Kemandirian emosi berbeda
dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, tetapi juga
membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari orang tua atau orang dewasa
lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya statusnya dalam kelompok
kelompok sebaya yang mempunyai mempunyai hubungan hubungan akrab
dengan anggota kelompok dapat mengurangi ketergantungan remaja
rgantungan remaja pada orang pada orang tua
6. (Hurlock, 1998). f. Mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan
7. Ketrampilan mengambil keputusan dipengaruhi oleh perkembangan
ketrampilan intelektual remaja itu sendiri, misal dalam mengambil keputusan
untuk menikah di usia remaja (Hurlock, 1998).
8. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa Remaja erat hubungannya
dengan masalah pengembangan nilai- nilai yang selaras dengan dunia orang
dewasa yang akan dimasuki, adalah tugas untuk mengembangkan perilaku
sosial yang bertanggung jawab (Hurlock, 199 bertanggung jawab (Hurlock,
1998).
12
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
13
d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap
bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah
umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur
organisasi,kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok
organisasi dalam kesehatan
g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan
yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data :
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan, diantaranya:
a) Sesuai dengan perawat komunitas
b) Jumlah yang berisiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
14
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu
: 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi.
Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan
scoring tertinggi.
4. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat,lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa
ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
15
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukungpertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau
mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi:
perumusan tujuan,rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan
kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
16
Intervensi promosi kesehatan
1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi
dan menggunakan sabuk keselamatan
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum
dan berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan
kendaraan bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta
informasikan risiko penggunaannya
3) Bunuh diri
a) Berikan informasi tentang bunuh diri
b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh
diri
4) Penyakit menular seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan
gejala yang berhubungan
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual,
tentang penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas
yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
17
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan
keperawatan.Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
18
Asuhan Keperawatan Komunitas
Kasus
Hasil pengkajian perawat di wilayah kerja PKM kiara terhadap kesehatan populasi remaja
adalah sebagai berikut : kelompok Remaja di RW 5 berjumlah 50 orang, hasil pengkajian
Kesehatana 10 remaja mengkonsumsi/menyalahgunakan dextro untuk mabuk, 30 remaja
memiliki kebiasaan merokok dan 5 orang remaja diduga menderita penyakit menular seksual.
5 orang remaja mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Kelompok remaja
tersebut tinggal di daerah pinggiran kota, sebagian besar remaja tidak tamat sekolah dan waktu
luangnya digunakan untuk berkumpul dan mengamen dijalanan, bahkan sebagian besar remaja
jarang pulang kerumah masing masing.
19
4) Politik dan kebijakan pemerintah
Tidak Terkaji
5) Pelayanan kesehatan dan sosial
Tidak Terkaji
6) Sistem komunikasi
Tidak Terkaji
7) Ekonomi
Tidak Terkaji
8) Rekreasi
waktu luangnya digunakan untuk berkumpul dan mengamen dijalanan
2. ANALISA DATA
No. Data Subyektif Etiologi Masalah Kesehatan
1. Ds : Ketidaktahuan Kerusakan Perilaku Adaptif
- 10 Remaja Mengkonsumsi/ Remaja Mengenai
Menyalahgunakan Dextro Bahaya
Untuk Mabuk Penyalahgunaan
Obat-obatan
Do :
- Remaja Mengkonsumsi
Dextro Berlebihan
2. Ds : Ketidaktahuan Resiko Perilaku Penurunan
- 30 Remaja Memiliki Remaja Mengenai Kesehatan
Kebiasaan Merokok Dampak Merokok
Do : -
Do :
20
- 5 Orang Remaja Di Duga
Menderita Penyakit Menular
Seksual
3. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Perilaku Adaptif
2. Resiko perilaku penurunan kesehatan
3. Resiko terkena penyakit penularan seksual
4. PRIORITAS MASALAH
Skoring Prioritas Masalah
No Kriteria (Melihat Nilai (Tidak dapat Skoring
dari Kriteria) Berubah)
Kemungkinan dapat
diubah : Tidak Dapat
Diubah 0 2 0/2x2 = 0
Potensial Masalah
dapat Dicegah :
Rendah
Menonjolnya Masalah
: Tidak Perlu Segera
1 1 1/3x1 = 1/3
1 1 1/2x1 = 1/2
Jumlah 1 5/6
21
2. Sifat Masalah : Risiko 2 1 2/3x1 = 2/3
Kemungkinan dapat
diubah : Tidak Dapat 0/2x2 = 0
Diubah 0 2
Potensial Masalah
dapat Dicegah :
Rendah
1/3x1 = 1/3
Menonjolnya Masalah
: Tidak Dirasakan
1 1
0/2x1 = 0
0 1
Jumlah 1
Kemungkinan dapat
diubah : Tidak Dapat
Diubah 0 2 0/2x2 = 0
Potensial Masalah
dapat Dicegah :
Rendah
Menonjolnya Masalah
: Tidak Dirasakan
1 1 1/3x1 = 1/3
22
0 1 0/2x1 = 0
Jumlah 1
23
5. Intervensi Keperawatan
24
2. Resiko Setelah melakukan Anak Pendidikan Remaja dapat 1. Diskusikan tentang
perilaku tindakan usia Kesehatan menjelaskan tentang pemahaman resiko
penurunan keperawatan selama remaja bahaya merokok merokok
kesehatan 4x60 menit remaja di rw 05 seperti TBC, kanker 2. Jelaskan tentang
dapat mengetahui paru, hipertensi, bahaya merokok
resiko merokok dan serangan jantung, dll. 3. Diskusikan dampak
mampu mengurangi penyakit yg di
kebiasaan merokok akibatkan merokok
dengan cara 4. Diskusikan
mengganti rokok mengenai
dengan permen. alternative
pengganti rokok
dengan permen
Dengan kriteria hasil 5. Diskusikan terapi
Verbal : Remaja alternative seperti
mampu hipnoterapi henti
mengungkapkan rokok
bahaya merokok.
Psikomotor :Remaja
mampu memahami
bahaya
menyalahgunakan
obat obatan.
25
3. Resiko Setelah melakukan Anak Pendidikan Remaja dapat 1. Diskusikan tentang
terkena tindakan usia Kesehatan menjelaskan tentang pemahaman resiko
penyakit keperawatan selama remaja resiko terkena penyakit menular
penularan 4x60 menit remaja di rw 05 penyakit menular 2. Jelaskan tentang
seksual dapat mengetahui seperti HIV/AIDS , bahaya seks bebas
resiko terkena gonore (kencing 3. Diskusikan dampak
penyakit menular nanah), kutil kelamin, penyakit menular
dan mengenai dll. yang di akibatkan
bahaya seks bebas. seks bebas
4. Jelaskan cara
mencegah penyakit
Dengan Kriteria menular.
hasil :
Verbal : Remaja
mampu
mengungkapkan
resiko terkena
penyakit menular.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual (Sarwono, 2011).
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan seksual sering terjadi
seiring dengan perkembangan seksual secara primer dan sekunder. Perubahan secara
primer berupa perubahan fisik dan hormon penting untuk reproduksi, perubahan sekunder
antara laki-laki dan perempuan berbeda.
Menurut Havighurst (1998) dalam Kusmiran (2014), ada tugas-tugas yang harus
diselesaikan dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah
hal-hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan
sosial. Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupakan tuntutan
bagi remaja dalam bertingkah laku.
3.2 Saran
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini menggunakan pedoman dan ketentuan yang
sesuai sambil mencermati kekurangan-kekurangan makalah ini dan memberikan masukan
untuk perbaikan di masa mendatang
27
DAFTAR PUSTAKA
Allender, Judith A., & Spardley, Barbara W. (2004). Communiti health nursing : promoting
and protecting the public’s health 6th ed. Lippincott : Philadelphia.
Prato, Hadi. 2004. Laporan Akhir pengembangan jejaring pelayanan kesehatan peduli remaja
(PKPR) dan rujukannya di tingkat kabupaten di propinsi jawa tengah dan jawa timur), Depkes
RI.
28