OLEH
Kelompok 2 :
2022
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, tak lupa
penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya lah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja.
Selama proses penulisan makalah ini banyak bimbingan dan dukungan
yang diperoleh dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini di sampaikan ucapan terima kasih yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima
sebagai bahan masukkan guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
1.4 Manfaat.......................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................
2.1 Definisi remaja.............................................................................................
2.2 Perubahan yang terjadi pada masa remaja..............................................
2.3 Penyimpangan Perilaku pada Remaja......................................................
2.4 Konsep Remaja Sehat................................................................................
2.5 Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Remaja...................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan salah satu asset bangsa yang harus dijaga betul-betul,
karena merekalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Masa remaja
merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai
dan stress (Storm and Stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menetukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka ia bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
dengan baik.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN TEORI
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun.
Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong
dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi
remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka tetap
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir
dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of
formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta
kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-
dimensi seperti ilmuwan.
3. Perkembang Psikososial
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai
dengan perubahan dalam cara melihat diriny sendiri. Sebagai remaja
dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan
merasa alebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks
dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka
sendiri dan berprilaku menurut cara mereka.
Transisional social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan
adanya perubahan hubungan social. Salah satu hal yang pernting dalan
perubahan social pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk
berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab
dengan lawan jenis.
a. Ciri-ciri Umum
1) Terjadi perubahan perilaku yang signifikan
2) Sulit diajak bicara
3) Mulai sulit untuk diajak terlibat dalam kegiatan keluarga
4) Mulai sering pulang terlambat tanpa alasan
5) Mudah tersinggung
6) Mulai berani membolos dan meninggalkan pekerjaan sehari-hari
b. Perubahan Fisik dan Lingkungan
1) Jalan sempoyongan, bicara pelo, dan tampak terkantuk-kantuk
2) Mata merah dan berair
3) Hidung berair atau seperti pilek
4) Pola tidur berubah, bangun di malam hari dan bangun di siang hari
5) Kamar tidak mau diperiksa atau selalu terkunci
6) Sering menerima telpon atau tamu yang tidak dikenal
7) Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, dan korek api
di kamar atau di dalam tas
8) Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan di bagian tubuh
9) Sering kehilangan uang atau barang di rumah
10) Mengabaikan kebersihan diri
c. Perubahan Perilaku Sosial
1) Menghindari kontak mata langsung ketika berbicara dengan orang
lain
2) Berbohong atau memanipulasi keadaan
3) Kurang disiplin
4) Bengong atau linglung
5) Suka membolos sekolah atau dari pekerjaan kantor
6) Mengabaikan kegiatan ibadah
7) Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
8) Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang
atau tempat-tempat tertutup
d. Perubahan Psikologis
1) Mudah tersinggung
2) Sering terjadi perubahan mood yang mendadak
3) Malas melakukan aktivitas sehari-hari
4) Sulit berkonsentrasi
5) Tidak memiliki tanggung jawab
6) Emosi tidak terkendali
7) Tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada
8) Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan
9) Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan
UPAYA PENANGGULANGAN
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
UPAYA PEMULIHAN
a. Pengobatan
Terapi pengobatan yang dilakukan untuk pasien NAPZA
misal dengan detoksifikasi. Detoksifikasi adalah upaya untuk
mengurangi atau menghentikan gejala putus zat dengan dua
cara:
1) Detoksifikasi tanpa substitusi
Klien hanya dibiatkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri. Klien yang ketergantungan tidak
diberikan obat untuk menghilangkan gejala putus obat
tersebut.
2) Detoksifikasi dengan substitusi
Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan
memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan
metadon. Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan
alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam.
Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis
secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama
pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang
menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat
penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai
dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan
secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis,
psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang
menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai
kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya
pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus
memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes,
2001).
Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
menjalani program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medik
selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan dengan program
pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka
yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya
yaitu rehabilitasi (Hawari, 2003)
Menurut Hawari (2003), bahwa setelah klien mengalami
perawatan selama 1 minggu menjalani program terapi dan
dilanjutkan dengan
c) Rehabilitasi komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka
yang tinggal dalam satu tempat. Dipimpin oleh seorang
mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai
konselor, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini
klien dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya
secara efektif dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga
dapat mengatasi keinginan mengunakan narkoba lagi atau
nagih (craving) dan mencegah relaps.
Dalam program ini semua klien ikut aktif dalam
proses terapi. Mereka bebas menyatakan perasaan dan
perilaku sejauh tidak membahayakan orang lain.
d) Rehabilitasi keagamaan
Rehabilitasi keagamaan masih perlu dilanjutkan
karena waktu detoksifikasi tidaklah cukup untuk
memulihkan klien rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinan agamanya masing-masing. Pendalaman,
penghayatan, dan pengamalan keagamaan atau keimanan ini
dapat menumbuhkan kerohanian (spiritual power) pada diri
seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal
mungkin terlibat kembali dalam penyalahgunaan NAPZA.
Rini (2004) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa
pertumbuhan seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang
tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai
siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya
bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima
pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan
menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang
lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima
di lingkungannya.
A. Pengkajian
1. Data Inti
a) Sejarah
Mengkaji tentang berapa lama remaja tinggal di wilayah tersebut,
dan sejak kapan remaja tinggal. Apakah remaja merupakan
penduduk asli, musiman, atau pendatang. Juga menjelaskan dengan
siapa remaja tinggal dan menetap.
b) Demografi
Mengkaji karakteristik remaja seperti apa yang banyak ditemukan,
rentang usia remaja terbanyak, perbandingan jumlah antara remaja
perempuan dan laki-laki. Juga mengkaji tentang piramida
penduduk di wilayah tersebut.
c) Vital statistic
Mengkaji tentang banyaknya mortalitas dan morbiditas pada
remaja serta penyebabnya, jenis penyakit yang sering diderita oleh
para remaja.
d) Etnis
Mengkaji tentang berbagai macam suku dan etnis remaja yang
dijumpai. Bagaimana sikap remaja dengan adanya perbedaan etnis
di kalangannya?
e) Nilai dan keyakinan
Pada masa remaja, seseorang sering kali meyakini bahwa diri
mereka unik dan tidak dipengaruhi oleh hukum alam, keyakinan ini
disebut “personal fable”. Remaja juga bersifat ambivalen yaitu
mereka menginginkan kebebasan tapi takut untuk bertanggung
jawab atas apa yang mereka lakukan. Remaja juga meyakini bahwa
teman-teman sebayanya dapat menjadi sumber informasi dalam
segala hal. Dalam masa ini mulai terjadi perubahan nilai, dimana
apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
2. Data Subsistem
a) Lingkungan fisik
Mengkaji keadaan lingkungan atau kondisi geografis, batas
wilayah, peta, iklim, dan kondisi perumahan
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah tersebut.
Mengkaji tentang pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi
remaja ketika sakit ataupun bermasalah dengan kesehatannya.
c) Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga remaja.
Mengkaji apakah remaja masih bergantung pada orang tua atau
sudah mandiri dalam hal perekonomian.
d) Keamanan dan transportasi
Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh
remaja (pribadi/umum), keamanan remaja dalam berkendara, jenis
kejahatan yang sering terjadi pada remaja di wilayah tersebut.
e) Pemerintahan dan politik
Mengkaji tentang keaktifan remaja dalam organisasi wilayah
setempat, misalnya: karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji
tentang kebijakan pemerintah/ program pemerintah untuk remaja di
wilayah tersebut.
f) Komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh remaja terhadap
orang lain, baik teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat
yang digunakan oleh remaja dalam penyampaian informasi.
g) Pendidikan
Mengkaji tentang berbagai jenis institusi pendidikan yang ada
untuk remaja, serta ketersediaan program UKS. Juga mengkaji
tentang pendidikan remaja di wilayah tersebut.
h) Rekreasi
Mengkaji tentang dimana remaja bermain? Apa bentuk umum dari
rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas rekreasi yang
ditemukan?
3. Persepsi
a) Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai remaja
yang ada di wilayah tersebut.
b) Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai remaja yang ada di
wilayah tersebut.
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
C. Prioritas Masalah
Masalah Perhatian Poin Prevalensi Tingkat Kemungkinan untuk
Masyarakat Bahaya dikelola
D. Diagnosa Keperawatan
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari
komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan
system penggabungan penarikan kesimpulan. Pada system ini mereka
menggunakan logika berfikir atau penarikan kesimpulan untuk
menggambarkan masalah, menjelaskan factor etiologi serta identifikasi
tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari
diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan
yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Untuk menentukan
masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi
perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa
ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1) Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3) Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah
atau mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap
implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
rencana strategi untuk membantu komunitas untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan
dengan baik, jika komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi
dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan
perawat terus melakukan pengumpulan data memilih tindakan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.
Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses
dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada masa ini
mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood
(swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban
pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut
belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu
memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas, 100
tahun terakhir usia remaja putri menapatkan haid pertama semakin berkurang
dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja pria. Kebanyakan
orang menggolongkan remaja dari usia 12-24 tahun dan beberapa literature
yang menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang terpenting adalah seseorang
mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan
siapapun, selalu menghargai orang lain.
4. Menerima pujian tanpa rasa malu.
5. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat.
6. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil diskusi kami pada makalah ini, telah dipelajari berbagai
pembahasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khusus yaitu pada
kelompok remaja. Harapan kami, semoga dengan terus belajar akan
memperbaiki mutu Perawat di masa yang akan datang. Mengingat Perawat
juga memiliki peran penting di komunitas, maka Perawat wajib selalu
menambah dan memperbarui ilmu pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
termasuk pada komunitas yang salah satunya adalah pada kelompok khusus
remaja.
DAFTAR PUSTAKA