Anda di halaman 1dari 4

JURNAL INTERVENSI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Di susun oleh :

1. Dandi dwi pamungkas 6. Gita mustika aini 11. Nadia syifa nurjanah
2. Deis Rimayanti 7. Ihsan maruf ramdani 12. Rina Maryam
3. Devina Habibal al-azmi 8. Mia mayangtini 13. Siti ruwinda
4. Egi giantoro 9. Muhammad rijal 14. Suhenda
5. Fitriani Widia 10. M Taufik faturahman 15. Tiara marsanda

1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GASTROENTERISTIS


AKUT DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT DI RUANG ANAK RSUD dr. M. HAULUSY

Peneliti : Jois Nari (2019)

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan
oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen.Gastroenteritis akut atau GEA merupakan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair.

Kesimpulan :

1. Pengkajian pada An.C.A dengan Gastroenteritis akut dalam upaya pemenuhan


kebutuhan cairan dan elektrolit didapatkan data yaitu : ibu klien mengatakan klien ; bab
encer >11x/hari, mual- muntah 4 kali, lemas, pusing, klien sebelum sakit memakan
makanan yang dingin dan meminum es secara berlebihan, klien makan 1⁄2 porsi
dihabiskan, minum 4 gelas/hari, BB klien sebelum sakit 20kg. Data objektif: Keadaan
umum lemah, mata cekung, wajah tampak pusat, turgor kulit jelek/tidak elastis, klien
tampak mual-munta, klien tampak makan disuapi makanan 1⁄2 porsi dihabiskan dengan
jenis bubur telur dan sayur, klien tampak memegang kepalanya yang pusing,
konjungtiva anemis, BB saat sakit 19kg, membrane mukosa kering, bibir oecah-pecah,
terpasang IVFD RL 20 tetes/menit pada ekstermitas kanan atas, Hematokrit 52%.

2. Diagnosa keperawatan yang didapat pada An.C.A.dengan gastroenteritis akut dengan


prioritas masalah kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara intake dan output.

3. Perencanaan Keperawatan, rencana tindakan yang dibuat adalah berdasarkan konsep


teoritis dengan tujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami klien.

4. Pelaksanaan atau implementasi keperawatan dilakukan selama 3x24 jam berdasarkan


rencana tindakan keperawatan yang disusun dengan melibatkan klien, orang tua dan
keluarga serta tim kesehatan lain dengan memperhatikan sarana dan prasarana
penunjang untuk pelaksanaan tindakan.

5. Evaluasi yang dicapai dari hasil tindakan keperawatan pada An.C.A. dengan
gastroenteritis akutdalam perawatan selama 3x24 jam menunjukkan bahwa
diagnosa/masalah keperawatan kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara intake dan output teratasi.

2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DALAM PEMENUHAN NUTRISI


DAN CAIRAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI MADU UNTUK
MEMPERCEPAT PENURUNAN FREKUENSI DIARE
Peneliti : Maida Audiyawanti (2021)
Selama anak diare terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit
(natrium,kalium,dan bikorbonat) yang terkandung dalam tinja cair pada anak.
Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien diare dapat dilakukan
dengan cara diantaranya memantau asupan pengeluaran cairan dan pemberian terapi
nonfarmakologi salah satunya pemberian terapi madu untuk membantu penyembuhan
diare pada anak. Madu merupakan bahan makanan yang berasal dari lebah. Teksturnya
cair kental berwarna kuning kecokelatan. Madu memiliki rasa yang manis disebabkan
adanya unsur monosakarida fruktosa dan glukosa.Selain rasanya yang manis dan enak,
madu juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Di dalam madu terdapat
campuran senyawa fruktosa (38,5%) dan glukosa (31,0%). Ada pula kandungan
karbohidrat pada madu seperti maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya.
Madu juga mengandung antioksidan meskipun hanya sedikit yakni dari senyawa
chrysin, pinobanksin, vitamin C, katalase, dan pinocembrin.
Kesimpulan :
1. Pengkajian pada pasien anak dengan diare menggunakan format gangguan nutrisi dan
cairan sehingga pada saat pengkajian didapatkan hasil BAB csudah 3x dengan frekuensi
cair sudah 4 hari yang lalu, Nampak BAB encer, peristaltic usus 24 x / menit, Klien
tampak lemah dan lemas,pasien tampak rewel
2. Diagnose keperawatan yang diangkat sebagai masalah utama pada pasien anak
dengan daire adalah Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus,
diagnose ini diangkat berdasarkan hasil pengkajian. UMTAS
3. Perencanaan keperawatan yang dilakukan yaitu dengan pemberian terapi madu, yang
diketahui mampu mengurangi frekuensi diare.
4. Implementasi keperawatan dilakukan dengan pemberian terapi madu diberikan 3x 1
hari dari mulai pengkajian sampai hari ke 4 dengan cara berkala.
5. Evalusi keperawatan didapatkan hasil dan respon pasien anak frekuensi diare
berkurang.
3. ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
GANGGUAN KESEIMBANAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DENGAN
PENERAPAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP PENINGKATAN
TROMBOSIT PADA PENDERITA DANGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)
Peneliti : Iqbal Anita Bani Nugraha (2022)
Selain itu untuk peningkatkan kadar trombosit dapat menggunakan obat- obatan
farmakologi berupa infus (ringer laktat, gelafusal, aminoleban), Injeksi (ranitidin,
metilprednisilon, omeprazole, asam traneksamat), dan Pengobatan non farmakologi.
Salah satu pengobatan non farmakologi yang digunakan adalah pemberian jus buah-
buahan berupa jambu biji merah dan juga kurma. Akan tetapi jambu biji merah memiliki
kandungan nutrisi yang lebih banyak. Buah jambu biji memiliki kandungan vitamin C
yang tinggi. sebesar 87 mg per 100 gram daging buahnya dibandingkan dengan kurma
sebesar 0,4 mg per 100 gram daging buahnya. (Christina Rahayuningrum et al., n.d.
2018).
Kesimpulan :
Berdasarkan fakta hasil literature review didapatkan bahwa terapi jus jambu biji merah
dapat dijadikan sumber alternative terapi nonfarmakologi untuk meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan terhadap peningkatan trombosit.

Anda mungkin juga menyukai