Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE

DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME


CAIRAN DIRUANG ANAK RSUD BANGIL PASURUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Rita Fitri Yulita, S.Kep., Ners., M.Kep

Di susun Oleh :
VIKA PUSPITA DEWI
211120101

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3) FAKULTAS ILMU DAN


TEKNOLOGI KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI

2021
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)

SEKOLAH TINGGI UNIVERSITAS JENDRAL AHMAD YANI CIMAHI 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME


CAIRAN DIRUANG ANAK RSUD BANGIL PASURUAN

ABSTRAK

Penyakit diare adalah penyakit yang dapat menimbulkan kematian . karena kekurangan volume
cairan dari BAB yang lebih dari biasanya atau lebih dari 3 kali dikarenakan cairan yang masuk
kedalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik, penyakit diare saat ini masih merupakan
masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian pada anak,dengan kasustertinggi di
berbagai negara terutama di negara-negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah Mampu
melaksanakan asuhan perawatan pada klien yang mengalami Diare dengan kekurangan volume
cairan.

Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Subjek
penelitian adalah 2 pasien dengan kasus diare, teknik pengumpulan data dideskripsikan secara
naratif dan dilakukan dengan tehnik wawancara (hasil wawancara berisi tentang identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu), observasi atau pemeriksaan fisik
pengelolahan pre survei data di ambil dari RSUD Bangil Pasuruan.
Hasil studi kasus pada kedua klien dengan diare didapatkan diagnose prioritas yakni kekurangan
volume cairan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari didapatkan perbedaan fase
penyembuhan dari kedua klien tersebut, dapat dikatakan sembuh dengan tercukupi cairan di
dalam tubuh dengan tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Berdasarkan survei data yang didapat di
RSUD bangil pada tanggal 08 februari 2017 prevalensi data ada 15 pasien yang ada di ruang anak
dengan kasus diare perbulannya
Berdasarkan hasil evaluasi terakhir disimpulkan bahwa pada klien 2fase penyembuhannya lebih
cepat pada klien 1. Harapan kedepannya kepada profesi perawat untuk lebih menekankan status
hidrasi pasien, kebersihan lingkungan, sehingga intervensi dapat dilakukan secara tepat.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Diare, Kekurangan volume cairan

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuni-
NYA sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE DENGAN MASALAH
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DIRUANG ANAK RSUD BANGIL
PASURUAN“ ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyususna proposal
karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral
Achmad Yani Cimahi. Dalam penyusunan prorposal karya tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk
itu saya mengucapkan terimakasih kepada Rita Fitri Yulita, S.Kep., Ners.,
M.Kep selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan
pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan proposal ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang


telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan proposal karya tulis
ilmiah ini, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
profesi keperawatan aamiin.

Cipatat, 25 November 2021

Penulis

DAFTAS ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak
di dunia (oktaviani siregar et al,2015A). Diare merupakan penyakit berbahaya
karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat menimbulkan letusan kejadian
luar biasa (KLB). Di dunia, dehidrasi yang disebabkan diare merupakan penyebab
kematian utama pada bayi dan balita (Huang et al, 2009).Meskipun diketahui
bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal,
namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi
kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun
parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama
pada diare yang menimbulkan dehidrasi (kekurangan volume cairan) sedang
sampai berat (Umar Zein, 2014).

Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor
satu kematian balita di seluruh dunia, dimana setiap tahun 1,5 juta balita
meninggal dunia akibat diare. Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan
dengan program rehidrasi atau terapi cairan namun

angka kesakitannya masih tetap tinggi (oktaviani siregar et al. 2015B) .Di dunia,
terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya. Menurut prevalensi
yang didapat dari berbagai sumber, salah satunya dari hasil Riset Kesehatan Dasar
Nasional (RISKESDAS) pada tahun 2013, penderita diare di Indonesia berasal dari
semua umur, namun prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita,
terutama pada usia <1 th (7%) dan 1-4 tahun (6,7). Penyakit diare merupakan
penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang
sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi 18 kali KLB Diare yang
tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang
dan kematian 30 orang (CFR 2,47%) (profil kesehatan Indonesia 2015). Penyakit
diare masih menduduki penyakit menular langsung no 5 di jawa timur, Cakupan
pelayanan penyakit Diare dalam kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir cenderung
meningkat, dimana pada tahun 2013 mencapai 118,39 % dan sedikit menurun
pada tahun 2014 menjadi 106 % (DINKES JATIM 2014). Angka kesakitan diare
menggambarkan jumlah penderita kasus diare disuatu wilayah tertentu selama 1
tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama.
Pada tahun 2015 ditemukan 7.616 kasus diare diantara 194.815 jiwa penduduk
Kota Pasuruan (DINKES kota pasuruan 2015) berdasarkan penelitian epidemologis
di indonesia dan negara berkembang lainnya, diketahui bahwa sebagian besar
penderita diare biasanya masih dalam keadaan dehidrasi ringan atau belum
dehidrasi. Hanya sebagian kecil dengan dehidrasi lebih berat badan dan
memerlukan perawatan di sarana kesehatan. Perkiraan secara kasar
menunjukkan dari 1000 kasus diare yang ada di masyarakat, 900 dalam keadaan
dehidrasi ringan, 90 dalam keadaan dehidrasi sedang, dan 10 dalam keadaan
dehidrasi berat. (Muhammad jufri et al,2012). Berdasarkan survey data yang di
dapat dari RSUD Bangil pada tanggal 08 februari 2017 prevalensi data penderita
diare 1114 dan 160 nya terjadi diruang anak.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperwatan pada klien diare dengan masalah kekurangan
volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien diare dengan


masalah kekurangan volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien diare dengan masalah


kekurangan volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien diare dengan masalah


kekurangan volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

c. Menyusun rencana keperawatan pada klien diare dengan masalah kekurangan


volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien diare dengan masalah


kekurangan volume cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

e. Melakukan evaluasi pada klien diare dengan masalah kekurangan volume


cairan di ruang anak RSUD bangil pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah khasanah keilmuan sehingga peningkatan ilmu pengetahuan,


menambah wawasan dalam mencari pemecahan permasalahan pada klien diare
dengan masalah kekurangan volume cairan.

1.4.2 Manfat Khusus

1. Bagi perawat

perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat


pada klien dengan diare.

2. Bagi rumah sakit


Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang
baik khususnya klien diare.

3. Bagi institusi pendidikan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi bagi mata
kuliah keperawatan anak khususnya pengetahuan pada klien diare dengan
kekurangan volume cairan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian Diare


Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering ( biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2011).
Menurut WHO diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya, 3kali sehari
atau lebih mungkin dapat disertai muntah atau tinja yang berdarah ( simatupang
2004).
Jadi dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak nomal yaitu
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
pada lambung atau usus (Titik lestari 2016).

2.1.2 Klasifikasi Diare

Jenis diare ada dua, yaitu Diare akut, Diare persisten atau Diare kronik.
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara Diare
persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
( muhammad jufri et al,2012).
1) Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
2) Diare kronik adalah yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
non-infeksi.
3) Diare persisten adalah yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi.

2.1.3 Etiologi Diare

1) faktor infeksi
infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi:
a) Golongan bakteri :
1) Aeromonas
2) Bacillus cereus
3) Campylobacter
4) Clostridium perfringens

5) Clostridium defficile
6) Escherichia coli

7) Plesiomonas shigeloides

8) Salmonella

9) Shigella

10) Staphylococcus aureus

11) Vibrio cholera

12) Vibrio parahaemolyticus

13) Yersinia enterocolitica


b) Golongan virus :

1) Astrovirus

2) Calcivirus (Notovirus, Sapovirus)


3) Enteric adenovirus

4) Corona virus

5) Rota virus

6) Norwalk virus

c) Golongan parasit :
1) Balantidium coli

2) Blastocytis homonis

3) Cryptosporidium parvum

4) Entamoeba histolitica

5) Giardia lamblia

6) Isospora belli

7) Strongyloides stercoralis

8) Trichuris trichiura

2) faktor makanan

Diare dapat terjadi kaena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
3) faktor psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikoligis (rasa takut dan cemas),jarang terjadi
tapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar. Disamping itu penyebab diare
non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain :

a) Defek anatomis

1) Malrotasi

2) Penyakit hirchsprung

3) Short bowel syndrom

4) Atrofi mikrovilli

5) Stricture

b) Malabsorbsi

1) Defisiensi disakaridase

2) Malabsorbsi glukosa - galaktosa

3) Cystic fibrosis

4) Cholestosis

Lain-lain :

1) Infeksi gastrointestinal

2) Alergi susu sapi

3) Penyakit chorn
4) Defisiensi imun

5) Colitis ulserosa

6) Gangguan motilitas usus

2.1.4 Patofisiologi Diare

mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan


osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalm rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus, isi rongga usus yang berlebih ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu
( misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkanbakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare ( Titik
Lestari,2016).
2.1.5 Manifestasi klinis

1) Menurut lamanya diare :

a) Diare akut

1) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset.

2) Onset yang tak terduga dari BAB encer,rasa tidak enak,gas-gas dalam perut.

3) Nyeri pada kuadran kanan bawah di sertai kram dan bunyi pada perut.

4) Demam.

b) Diare kronik :

1) Penurunan BB dan nafsu makan.

2) Demam indikasi terjadi infeksi.

3) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah.

2) Menurut dehidrasi :

a) Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan),


tanda-tandanya :

1) Bab cair 1-2 x sehari.

2) Nafsu makan berkurang.

3) Masih ada keinginan untuk bermain.


b) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan atau sedang,
tanda-tandanya :

1) Bab cair 4-9 x sehari.

2) Kadang muntah 1-2 kali sehari.

3) Suhu tubuh kadang meningkat.

4) Tidak nafsu makan.

5) Badan lesu lemas.

c) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat,tanda-tandany :

1) Bab cair terus menerus.

2) Muntah terus menerus.

3) Mata cekung.

4) Bibir kering dan biru.

5) Tangan dan kaki dingin.

6) Sangat lemas tidak nafsu makan.

7) Tidak ada keinginan untuk bermain.

8) Tidak BAK selama 6 jam.

9) Kadang dengan kejang tau panas tinggi.


(Titik Lestari, 2016)
2.1.6 Komplikasi

1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik,isotonik atau hipertonik).

2) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

3) Mal nutrisi energi ,protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

4) Renjatan atau syok hipovolemik.

5) Gangguan elektrolit.

a) Hipernatremia

Penderita diare dengan natrium plasma > 150 mmol/L memerlukan


pemantauan berkala yang ketat. Tujuannya adalah menurunkan kadar natrium
secara perlahan-lahan. Penurunan kadar natrium plasma yang cepat sangat
berbahaya oleh krena dapat menimbulkan edema otak. Rehidrasi oral atau
nasogastrik menggunakan oralit adalah cara terbaik dan paling aman.
b) Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum dengan air putih atau cairan yang hanya
mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na< 130 mol/L).
c) Hiperkalemia

Disebut hiperkalemia jika K > 5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan pemberian


kalsium glikonas 10% 0,5 -1 ml/kgBB i.v. pelan - pelan dalam 5-10 menit dengan
monitor detak jantung.
d) Hipokalemi
Dikatakan hipokalemia bila K < 3.5 mEq/L, koreksi dilakukan menurut kadar K jika
kalium 2,5 mEq/L diberikan peroral 75 mcg/kgBB/hr dibagi 3 dosis. Bila <2,5
Diberikan secara intravena drip (tidak boleh bolus) diberikan selama 4 jam.
Dosisnya: (3,5- kadar K terukur x BB x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24jam) diberikan dalam 4
jam, kemudian 20 jam berikutnya adalah (3,5- kadar K terukur x BB x 0,4 + 1/6 x 2
mEq/kgBB).

Anda mungkin juga menyukai