Anda di halaman 1dari 2

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT KESEHATAN LANSIA

( HIPERTENSI ) DI DESA BATUJAJAR TIMUR RW 03

OLEH

Kelompok 2 :

1. Muhamad Rijal

2. Suhenda
3. Egi Giantoro
4. Deis Rimayanti
5. Fitriani Widya
6. Mia Mayantini
7. Sani Marwiah
8. Annisa Zahrotul
9. Indah Permatasari
10. Sintan Nurul H
11. Sutia Ningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI 2022


Agregat lanjut usia (lansia) merupakan kelompok yang termasuk dalam ketegori rentan.
Stanhope dan Lancaster (1996) mendefinisikan kelompok rentan sebagai kelompok yang
memiliki peningkatan risiko mengalami masalah kesehatan yang akibat berkurangnya
kemampuan untuk menghindarkan diri dari penyakit dan tingginya paparan faktor risiko. Sebagai
kelompok rentan, lansia memiliki karakteristik terjadinya berbagai perubahan pada seluruh aspek
kehidupan yang mencakup perubahan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Perubahan ini
dapat menimbulkan masalah kesehatan pada semua sistem organ tubuh Sebagaimana dilaporkan
oleh Ekspert committee on Health of the erderly,
WHO yang telah mengadakan pertemuan tahun 1987 bahwa menjelang tahun 2000 kurang lebih
dua diantara tiga orang dari 600 juta orang lansia berada di Negara berkembang. Di Indonesia di
perkirakan akan beranjak dari peringkat ke-10 pada tahun 1980 menjadi peringkat ke6 pada
tahun 2020, di atas Brasil yang menduduki peringkat kell pada tahun 1980. Banyak kelainan atau
penyakit yang prevalensinya meningkat dengan bertambahnya usia, sistem organ yang
mengalami proses penuaan akan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya usia harapan hidup
seseorang disamping sebagai suatu kebanggaan namun di pihak lain juga merupakan tantangan
yang sangat berat, mengingat tidak sedikit masalah yang timbul akibat penuaan. Hal yang lebih
ironis adalah keadaan ini belum didukung oleh adaanya kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia.
Pengetahuan perawat lansia dan pelayanan kesehatan perlu mengevaluasi standart praktik
gerontik dan untuk membuat perencanaan di masa yang akan datang (Stanley, 2006).
Perawat komunitas merupakan tenaga kesehatan yang berperan utama dalam pemberian
pelayanan perawatan kesehatan di rumah. Bentuk pelayanan yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai kebutuhan agregat lansia di rumah adalah kunjungan rumah (Rice,
2001). Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah yang diberikan antara lain pendidikan
kesehatan, coaching, dan konseling. pembentukan kelompok swabantu dan pemberian terapi
keperawatan yang ditujukan 1 kepada masyarakat khususnya agregat lansia sesuai dengan
masalah kesehatan yang dialami. Hasil akhir pelayanan kunjungan rumah yang diharapkan
adalah angka kesakitan pada lansia meng-alami penurunan sehingga beban negara untuk
pembiayaan kesehatan lansia berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh Sjattar, Nurrahmah,
Bahar dan Wahyuni (2011) menyatakan sampai saat ini, kunjungan rumah secara rutin belum
banyak dilakukan tenaga kesehatan khususnya perawat karena keterbatasan sumber daya
manusia yang dimiliki oleh institusi pelayanan kesehatan. Kondisi ini tidak menunjang hasil
kajian Departemen Kesehatan RI tahun 2000 yang menemukann bahwa sebanyak 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah (Depkes RI, 2002).

Anda mungkin juga menyukai