Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS PADA

LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA


KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR
TAHUN 2020

OLEH :

KELOMPOK II

1. HAFIZA YENTI 16. HAFSATUL HUSNI


2. FAIZA ALFIARA 17. SEPTIWI FITRI ANDANI
3. NURUL ADHA 18. HUSNI MAIYANTI
4. WITRI SETIAWATI .N 19. SISKA WULANDARI
5. LESTARI LOWINGSKY 20. OKTAVIANI SHERLY
6. NADIA NOUR FITRI 21. FEBRI AMI
7. VELYA NAILATUL F 22. NADA PRAMITA ELDI
8. DIAN RAHMAYANI 23. ELSA DESMIARTI
9. DINI MARSYA YUNI 24. RAHMI ELHUSNA
10. DIAN SHOLEHA. 25. DESI DWI NANDA
11. ERNA PERMATA SARI 26. INTAN JUWITA
12. DILA GUSNITA 27. NANDA NOVRADA Y.
13. ALDONA SEPTIANI 28. NADYA DWI SAFITRI
14. NADYA QISTI AULIA 29. MULYA ULFA
15. DEVI ARISKA

KASI P3 / KOORDINATOR PERCEPTOR AKADEMIK


LAPANGAN

( Mudawarlis, S.H ) (Ns. Lidya Mardison, S.Kep,M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
T.A 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih

yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

melainkan suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan

deoxyribonucleic acid (DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan

fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan

kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang yang mengingatkan masalah

kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara individu, pengaruh proses

menua dapat menimbulkan berbagai macam masalah, baik masalah secara

fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen,

2007; Tamher & Noorkasiani, 2009).

Secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya

65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan

tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang

ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan

terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan

daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual

(Efendi, 2009).

Panti sosial lanjut usia (lansia) atau Panti Werdha adalah suatu

institusi hunian bersama dari para lanjut usia secara biologis,social,psikologis


dan spiritual. Pelayanan kesehatan dan kebutuhan harian dari para penghuni

biasanya disediakan oleh pengurus panti, baik secara sukarela ataupun

diserahkan oleh pihak keluarga, diurus segala keperluannya. Tempat ini ada

yang dikelola oleh pemerintah dan ada pula oleh swasta. 1 Aktifitas sehari-

hari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam yaitu makan, mandi,

berpakaian, mobilitas dan toiletif. Untuk memenuhi kebutuhan, lansia

memerlukan pengetahuan dan sikap yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

perilakunya dalam kemandirian pemenuhan kebutuhan activity daily living

(ADL) karena proses penuaan (aging). 2 Kebiasaan tidak bersih menyebabkan

berbagai penyakit terutama pada kulit diantaranya dermatitis suatu penyakit

radang kulit yang kronik, ditandai dengan rasa gatal, eritema, edema, vesikel

dan luka pada stadium akut, pada stadium kronik ditandai dengan penebalan

kulit (likenifikasi) dan distribusi lesi spesifik.

Dermatitis disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan

(multifaktorial). Faktor instrinsik berupa predisposisi genetik, kelainan

fisiologi dan biokimia kulit, disfungsi imunologis, interaksi psikosomatik dan

disregulasi/ketidakseimbangan sistem saraf otonom. Sedangkan faktor

ekstrinsik meliputi bahan yang bersifat iritan dan kontaktan, alergen hirup,

makanan, mikroorganisme, perubahan temperatur, dan trauma. Prevalensi

dermatitis pada wanita dua kali lipat dibanding laki-laki. 4 Faktor-faktor risiko

terjadinya dermatitis secara umum antara lain genetik, sosioekonomi, polusi

lingkungan dan jumlah anggota keluarga.

Selama 30 tahun terakhir, peningkatan prevalensi dari penyakit

Atropic Dermatitis (AD) didunia mencapai 18 % pada anak-anak dan 5 %


pada orang dewasa. Selain itu, Allergic Contact Dermatitis (ACD) terjadi

sekitar 7 % dari populasi umum, diantaranya 3-24 % pada anak-anak dan 33-

64 % pada lansia (Silny dkk, 2013). Berdasarkan sebuah penelitian yang baru-

baru ini dilakukan menunjukkan bahwa penderita dermatitis yang terbanyak

adalah kelompok 45-64 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah

tangga, lokasi tersering kaki, penyebab tersering diterjen dan karet, serta

pemberian terapi tersering ialah antihistamin dan kortikosteroid (Sunaryo dkk,

2012).

Faktor-faktor pencetus terjadinya dermatitis secara umum antara lain

alergen, bahan iritan, infeksi, faktor psikis dan lain-lain3 . Faktor-faktor yang

umum terkait dengan dermatitis yaitu personel hygiene tentang kebiasaan

mandi, pakaian, kebiasaan menggunakan handuk, dan kebiasaan mencuci

sprei.

Lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses

alamiah dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial

yang saling berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki keterkaitan

dengan perubahan kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi fisik

pada lansia yang turut menyertai menurunnya kesehatan kulit terkait dengan

semakin menurunnya kemampuan fungsional sehingga menjadi tergantung

kepada orang lain dalam kebiasaan higiene perorangan.

Data yang didapatkan dari petugas di PSTW Kasih Sayang Ibu,

ditemukan jumlah lansia dengan dermatitis adalah sebanyak % dari total

populasi 70 lansia yang berada di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

Berdasarkan masalah diatas penulis tertarik melakukan “Asuhan Keperawatan


Dermatitis Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu

Batusangkar Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis akan

melakukan Asuhan Keperawatan Dermatitis Pada Lansia di PSTW Kasih

Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2020.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Asuhan Keperawatan

Dermatitis Pada Lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun

2020.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada seluruh lansia di PSTW Kasih Sayang

Ibu Batusangkar.

b. Merumuskan, menegakkan dan merumuskan diagnosa keperawatan

pada lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan dermatitis pada lansia di

PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

d. Melakukan intervensi dengan menggunakan evidence based practice

berbasis jurnal ilmiah

e. Melaksanakan implementasi keperawatan pada lansia di PSTW Kasih

Sayang Ibu Batusangkar.

f. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada lansia di PSTW Kasih

Sayang Ibu Batusangkar


D. Manfaat

1. Bagi Lansia

Meningkatkan status kesehatan lansia dan melakukan perawatan dermatitis

pada lansia yang sehat maupun sakit

2. Bagi PSTW Kasih Ibu Batusangkar

Memberikan informasi mengenai evidence base terbaru tentang perawatan

dermatitis pada lansia dan melakukan evaluasi kualitas PSTW Kasih Ibu

Batusangkar

3. Bagi mahasiswa

Sebagai sarana dan menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan

Keperawatan Dermatitis Pada Lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu

Batusangkar Tahun 2020.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Lanjut Usia

1. Definisi

Lansia dikatakan sebagai tahap akhir dari perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Menurut Undang Undang No. 13 Tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014, p.4).

Para ahli membedakan kategori usia lanjut diantaranya (Setiawan :

Tamher & Noorkasiani, 2009, p.1) :

a. Usia kronologis dihitung dengan tahun kalender. Di Indonesia

dengan usia pensiun 56 tahun, barang kali dapat dipandang

sebagai batas seseorang mulai memasuki usia lanjut.

b. Usia biologis adalah usia yang sebenarnya. Dimana biasanya

diterapkan kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia

biologis.

Selain itu, menurut Departemen Kesehatan RI dikenal pula usia

psikologis, yaitu dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk dapat

mengadakan penyesuaian terhadap setiap situasi yang dihadapi (Tamher &

Noorkasiani, 2009, p.1).

Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang

berangsur angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari


luar dan dalam tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008,

p.11).

2. Klasifikasi Lansia

a. Menurut WHO (Nugroho, 2008, p.24), klasifikasi lansia adalah :

1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun

b. Menurut Depkes RI , 2003 klasifikasi lansia adalah :

1) Pralansia

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia resiko tinggi

Seseorang yang serusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang

berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau

kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

5) Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain.

3. Perubahan Pada Lansia

Perubahan pada lansia menurut Nugroho (2008) yaitu :


a. Perubahan fisik dan fungsi

1) Sel

Pada lansia mengalami penurunan jumlah sel dan ukuran

selnya akan lebih besar. Jumlah cairan tubuh dan cairan

intraselular berkurang. Proporsi protein di otak, otot, ginjal,

darah dan hati menurun, jumlah sel otak menurun, mekanisme

perbaikan sel terganggu, otak menjadi atrofi, beratnya

berkurang 5-10%, lekukan otak akan menjadi lebih dangkal

dan melebar.

2) Sistem persarafan

Sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya, pada

lansia berat otak menurun 10-20%, terjadi penurunan hubungan

persarafan, respons dan waktu bereaksi lambat khususnya

terhadap stres, saraf panca indra mengecil, penglihatan

berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan

perasa mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu, dan

rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif terhadap

sentuhan dan terjadi defisit memori.

3) Sistem pendengaran

Gangguan pada pendengaran. Hilangnya daya pendengaran

pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada

yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,

membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis,


fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan/stres.

4) Sistem penglihatan

Sfingter pupil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar

menghilang, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih

suram, menjadi katarak, meningkatnya ambang, pengamatan

sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah

melihat dalam gelap, hilangnya daya akomodasi, lapang

pandang menurun, luas pandangan berkurang, daya

membedakan warna menurun.

5) Sistem kardiovaskular

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas aorta

menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

setiap tahun sesudah berumur 20 tahu. Hal ini menyebabkan

kontraksi dan volume menurun. Curah jantung menurun,

pembuluh darah kehilangan elastisitasnya, kinerja jantung lebih

rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan, tekanan

darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer yang

meningkat.

6) Sistem pengaturan suhu tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja

sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu.

Kemunduran terjadi karena beberapa faktor yang

mempengaruhi. Yang sering ditemui antara lain :


a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara

fisiologis ± 350 C ini akibat metabolisme yang menurun.

b) Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan

dan dapat pula menggigil, pucat dan gelisah.

c) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat

memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi

penurunan aktivitas otot.

7) Sistem pernapasan

Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atrofi,

kehilangan kekuatan, dan menjadi kaku,aktivitas silia menurun,

paru kehilangan elastisitasnya, kapasitas residu meningkat,

menarik napas lebih berat, ukura alveoli melebar, berkurangnya

elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun menjadi 75

mmHg, refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang, sering

terjadi emfisema senilis, kemampuan pegas dinding dada dan

kekuatan otot pernapasan menurun seiring pertambahan usia.

8) Sistem pencernaan

Kehilangan gigi sebagai penyebab utama periodontal

disease yang biasa terjadi setalah umur 30 tahun, indra

pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis,

esofagus melebar, rasa lapar menurun, peristaltik lemah, fungsi

absorpsi melemah dan hati mengecil serta tempat penyimpanan

menurun dan aliran darah berkurang.

9) Sistem reproduksi
Pada wanita, vagina mengalami kontraktur dan mengecil,

ovari menciut, uterus mengalami atrofi, terhadi atrofi payudara

dan pulva, selaput lendir vagina menurun. Sedangkan pada

pria, testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun

ada penurunan secara berangsur angsur, dorongan seksual

menetap sampai usia di atas 70 tahun asal kondisi kesehatannya

baik.

10) Sistem genitourinaria

Ginjal mengecil akibat atrofi pada nefron, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang,

akibatnya kemampuan mengonsentrasi urin menurun, berat

jenis urin menurun, proteinuria dan nilai ambang ginjal

terhadap glukosa meningkat. Otot otot kandung kemih lemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan

frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria lansia kandung

kemih sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan retensi urin

meningkat. Pria usia 65 tahun ke atas sebagian besar

mengalami pembesaran prostat hingga lebih kurang 75% dari

besar normal.

11) Sistem endokrin

Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktifitas

tiroid basal metabolis rate (BMR), daya pertukaran gas,

produksi aldosterone, serta sekresi hormon kelamin seperti

progesterone, estrogen dan testosteron.


12) Sistem integumen

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan

lemak, permukaan kulit cendrung kusam, kasar dan bersisik,

timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang

tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik

bintik atau noda cokelat, terjadi perubahan pada daerah sekitar

mata, kulit kepala dan rambut menipis, kuku jari menjadi keras

dan rapuh.

13) Sistem muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitasnya (cairan) dan semakin rapuh,

gangguan tulang terjadi, yakni mudah mengalami

demineralisasi, kekuatan dan stabilitas tulang menurun,

terutama vertebra, pergelangan, dan paha. Insiden osteoporosis

dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut, kartilago yang

meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak, mengalami

kifosis, gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan

penghubung, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon

mengerut dan mengalami sklerosis, terjadi atrofi serabut oto,

aliran darah ke otot berkurang.

b. Perubahan mental

Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan mental

adalah perubahan fisik khususnya organ perasa, kesehatan umum,

tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan. Perubahan

kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi, lebih sering


berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan

mungkin karena faktor lain misalnya penyakit.

1) Kenangan (memori)

Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa

hari yang lalu dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan

jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk (bisa

ke arah demensia).

2) Intelegentia quation (IQ)

IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan

perkataan verbal. Penampilan, persepsi, dan keterampilan

psikomotor berkurang, terjadi perubahan pada daya

membayangkan karena tekanan faktor waktu.

c. Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan

identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila

mengalami pensiun (purnatugas, seseorang akan mengalami

kehilangan antara lain :

1) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)

2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup

tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)

3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi

4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan

5) Merasakan atau sadar akan kematian

4. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Erickson (Dewi, 2014, p.7) kesiapan lansia untuk

beradaptasi terhadap tugas perkembangan lansia dipengaruhi oleh proses

tumbuh kembang pada tahap sebelumnya.

Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.

b. Mempersiapkan diri untuk pensiun.

c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

d. Mempersiapkan kehidupan baru.

e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat

secara santai.

f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian

pasangan.

Sedangkan tugas perkembangan lansia menurut Burnside et al

(Potter and Perry, 2005, p.732) yaitu :

a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan atau

penetapan pendapatan

c. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan

d. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia

e. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup

f. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa

g. Menemukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

B. Dermatitis

1. Pengertian
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah

peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau

gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan

mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok

kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada kulit dan

menimbulkan perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini

diambil dari Bahasa Yunani yang berarti 'mendidih atau mengalir

keluar (Mitchell dan Hepplewhite, 2009).

Dermatitis adalah peradangan kulit pada lapisan epidermis dan

dermis sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor

endogen, dengan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik seperti

eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal.

Tanda polimorfik tidak slalu timbul bersamaan, mungkin hanya

beberapa atau oligomorfik. Dermatitis cenderung residif dan menjadi

kronis (Djuanda, 2010).

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit

kulit yang mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul

dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa

pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).

2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi Kulit

Kulit adalah bagian terluar dari tubuh manusia yang

berfungsi membatasi tubuh manusia dengan lingkungan luar dan

mencegah masuknya substansi yang berbahaya misalkan virus

ataupun bakteri (Wolff, 2008).

Kulit dibagi menjadi tiga lapisan utama yaitu epidermis,

dermis dan subkutan. Bagian terluar dari kulit adalah epidermis,

dimana epidermis tersusun atas keratinosit aktif yang terlapisi oleh

lapisan keratin, stratum corneum. Sedangkan dermis berada

dibawah lapisan epidermis yang tersusun atas liposit lobul dan

protein kolagen berstruktur fibrilar, dermis dibatasi oleh kolagen

septae yang tersusun oleh kumpulan neurovascular. Sedangkan

subkutan merupakan kelanjutan dari dermis terdiri atas jaringan

ikat berisi sel-sel lemak (James, 2011).

Pada kulit juga terdapat adneksa kulit yang terdiri dari

kelenjar kulit dimana kelenjar kulit dapat dibagi menjadi dua yaitu

glandula sebasea dan glandula sudorifera (kelenjar keringat)

(Shier, 2012).

b. Fisiologi Kulit
Secara anatomi kulit terdapat pada bagian terluar tubuh

manusia, hal ini sangat berhubungan dengan fungsinya sebagai

proteksi tubuh terhadap lingkungan luar. Hal ini dapat terjadi

karena terdapat bantalan lemak dan serabut-serabut jaringan

penunjang yang dapat melindungi dari gangguan fisis, contoh

tarikan tekanan atau gesekan. Dengan struktur stratum korneum

yang impermeable 6 7 terhadap bahan-bahan kimia mampu

memberikan perlindungan kepada tubuh dari gangguan kimia

terutama yang bersifat iritan seperti asam, karbol dan alkali kuat

(Nuraga dkk, 2008).

Fungsi lainnya dari kulit selain untuk proteksi tubuh tapi

juga untuk absorpsi. Pada kulit normal tidak mudah untuk

menyerap air, larutan dan benda padat. Selain itu kulit juga mampu

berfungsi sebagai organ ekskresi yaitu mengeluarkan zat-zat yang

tidak berguna ataupun sisa-sisa metabolisme dalam tubuh berupa

NaCl, urea, asam urat dan amonia (Wasitaatmaja, 2011).

3. Etiologi

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya

bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan

suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari

dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik (Djuanda,2010).

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan

iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim,

biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang


pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.

Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin

mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.

Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-

bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan

selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak

bagus.

4. Klasifikasi

Klasifikasi dermatitis (Djuanda, 2010), yaitu :

a. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan

eksternal, yang menimbulkan fenomen sensitisasi (alergik) atau

toksik (iritan).

b. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan ialah erupsi yang timbul bila kulit

terpajan bahan-bahan yang bersifat iritan primer melalui jalur

kerusakan yang non-imunologis. Bahan iritan antara lain deterjen,

bahan pembersih peralatan rumah tangga, dan sebagainya.


c. Dermatitis Kontak Alergik

Dermatitis kontak alergik ialah respons alergik yang didapat

bila berkontak dengan bahan-bahan yang bersifat sensitiser/alergen.

Contoh bahan yang dapat memicu dermatitis kontak alergik antara

lain adalah beberapa jenis pewangi, pewarna, nikel, obat obatan,

dan sebagainya.

d. Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang

sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering,

inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan. Dermatitis atopik

disebabkan oleh rinitis alergik, asma bronkial, reaksi abnormal

terhadap perubahan suhu (hawa udara panas, dingin) dan

ketegangan (stress), resistensi menurun terhadap infeksi virus dan

bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan obat.


e. Neurodermatitis Sirkumskripta = Lichen Simplex Chronicus (LSC)

Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi yang berarti

penebalan kulit disertai gambaran relief kulit yang semakin nyata.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi kelainan sering

diawali oleh cetusan gatal yang hebat, misalnya pada inse,,Mct

bite.

f. Dermatitis Numularis

Dermatitis Numularis terlihat sebesar uang logam, terdiri

atas eritema, edema, kadang-kadang ada vesikel, krusta atau papul.

Tempat predileksi ialah ekstensor ekstremitas (terutama tungkai

bawah), bahu dan bokong. Penyakit mempunyai kecenderungan

residif.
g. Dermatitis Statis

Dermatitis statis atau dermatitis hipostatis merupakan salah

satu jenis dermatitis sirkulatorius. Biasanya dermatitis statis

merupakan dermatitis varikosum, sebab kausa utamanya ialah

insufisiensi vena. Di sebabkan oleh semua keadaan yang

menyebabkan statis peredaran darah di tungkai bawah.

h. Dermatitis Autosensitisasi

Merupakan dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh

dari fokus inflamasi lokal, sedangkan penyebabnya tidak

berhubungan langsung dengan penyebab fokus inflamasi tersebut.

Manifestasi klinisnya umumnya dalam bentuk erupsi vesikular

akut dan luas, sering berhubungan dengan ekzem kronis ditungkai

bawah(dermatitis statis) dengan atau tanpa ulkus


5. Patofisiologi

a. Dermatitis Kontak

Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat

yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan

dermatitis kontak alergik.

1) Dermaitis Kontak Iritan :

Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan

konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan

ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit

menebal disebut skin hardering.

2) Dermatitis Kontak Alergik :

Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi

hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup

kemungkinan di daerah lain.

b. Dermatitis Atopik

Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi

sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau

keluarganya.

c. Dermatitis Numularis

Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk

numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat

membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk

krusta. bagian tubuh

d. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat

sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti

cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan

terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan

rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi

eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah

berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi,

skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat

sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam.

e. Dermatitis Seiboroika

Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan

berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan

bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah

nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak,

umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala

terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah

disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut. Lesi dapat

menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing

(membasah), dan menjadi keadaan eksfoliatif generalisata. Pada

bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut penyakit

Leiner.
6. Manifestasi Klinis

a. Dermatitis kontak

1) Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi

kontak

2) Untuk dermaititis kontak alergi, gejala tidak muncul sebulum

24-48 jam bahkan sampai 72 jam

3) Utuk dematitis kontak iritan, gejala terbagi menjadi 2 : Akut dan

Kronis. saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi

kemerahan, terasa perih bahkan lecet. saat kronis gejala di mulai

dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang

akhirnya menebal.

4) Pada kasuus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi

kemerahan tersebut.

5) Kulit tersa gatal bahkan terasa terbakar

6) Dermatitits kontak iriatan, gatal dan rasa terbakarnya lebih

terasa di bandingan dengan tipe alergi

b. Dermatitis Autopik

Ada 3 fase klinis Autopik yaitu:

1) Dermatitis Autopik infantil (2 bulan – 2 tahun)

Dermatitis Autopik paling sering muncul tahun pertama

kehidupan yaitu pad bulan kedua. Lesi mulamula tampak di

daerah muka (Dahi sampai pipi). Berupa eritema, Papul-

Vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi Eksudatif

dan akhirnya terbentuk krusta, Lesi bisa meluas ke kepala,


leher, Pergelangan tangan dan tungkai. bila anak mulai

merangkak, Lesi bisa ditemukan di daerah ekstensor

ekstremitas. seahunbagian besar penderita sembuh setelah 2

tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.

2) Dermatitis Autopik Anak (2- 10 tahun)

Dapat merupakan lanjuttan bentuk DA infantil ataupun

timbul sendiri (Denovo). Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian

fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher. ruam

berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis

dan mungkin infeksi skunder. DA berat yang lebih 50%

permukaan tubuh dapat mengganggu pertumbuhan.

3) Dermatitis Autopik pada Remaja dan dewasa

Lokasi Lesi pada reamaja adalah lipatan siku/ lutut,

samping leher, dahi, sekitar mata.pada dewasa, distribusi lesi

kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan

tangan, dapat pula berlokasi ssetempat misalnya pada

bibir(kering,pecah,bersisik) Vulva,Puting susu/skalp. Kadang-

kadang lesi meluas dan paling parah didaerah lipatan,

mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul datar

cenderung berkonfluens menjadi plak. likenifikasi dan sedikit

skuama.bisa d dapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan

akhirnya menjadi hiperpigmentasi.umum dermatitis autopik

remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cenderung


membaik setelah seusia 30 tahun, jarang smpai usia pertengahan

dan sebagia kecil sampai tua.

c. Neurodermatitis Sirkumskripta

1) Kulit sangat gatal

2) Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan

bawah, paha atau mata kaki kadang muncul pada alat kelamin

3) Rasa gatal sering hilang timbul. sering timbul pada saat santai

atau sedang tidur akan berkurang saat beraktivitas. rasa gatal

yang di garuk akan menambah berat rasa gatal tersebut

4) Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisisk

akibat garukan atau penggosokan yang sudah terjadi bertahun

d. Dermatitis Numuralis

1) Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat menggagu

2) Lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 Cm),

kemudian memmbesar dengan cara berkonfluensi atau meluas

kesamping membentuk 1 lesi karakteristik seperti uang logam

(koin) Eritematosa. sedikit edimatosa, dan berbatas tegas

3) Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian

mengering menjadi krusta kekuningan

4) Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah berukuran 5 cm atau

lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan

tersebar, bilateral/simetris dengan ukuran berfariasi dar milliar

sampai numular, bahkan plakat


5) Tempat predileksi biasnya terdapat di tungakai bawah, badan

lengantermasuk punggung tangan

e. Dermatitis Statis

1) Bercak-bercak berwarna merah dan bersisisik

2) bintik-bintitk berwarna merah dan bersisik

3) borok atau bisul pada kulit

4) kulit yang tipis pada tangan dan kaki

5) luka (lesi kulit)

6) pembengkakakn pada tungkai kaki

7) rasa gatal di sekitar dareah yang terkena

8) rasa kesemutan pada daerah yang terkena

7. Komplikasi

Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa

bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah

bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu.


8. Pathway
9. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan penunjang :

a. Percobaan  asetikolin (suntikan dalam intracutan, solusio

asetilkolin 1/5000)

b. Percobaan histamine hostat disuntikkan pada lesi

2.   Laboratorium :

a. Darah : Hb, leukosit, trombosit, elektrolit, protein total,

albumin, globulin

b. Urin: Pemeriksaan histopatologi

10. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi

yaitu :

1. Terapi sistemik

Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi

antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada

kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.

2. Terapi topical

Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak

kocok bila kronik diberi salep.

3. Diet

Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) contoh : daging, susu,

ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan lain-lain.


C. Tinjauan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

Menurut NANDA (2013), fase pengkajian merupakan sebuah

komponen utama untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi

data, mengorganisasikan data, dan mendokumentasikan data.

Pengumpulan data antara lain meliputi :

a) Biodata

1) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, agama, suku, alamat,status, tanggal

masuk, tanggal pengkajian, diagnose medis)

2) Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat,

hubungan dengan pasien.

b) Riwayat kesehatan

Keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat

kesehtan dahulu, riwayat kesehatan keluarga.

c) Pola Fungsional Gordon

1) Pola persepsi kesehatan: adakah riwayat infeksi

sebelumnya,persepsi pasien dan keluarga mengenai

pentingnya kesehatan bagi anggota keluarganya.

2) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari –

hari, jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, jeni

makanan dan minuman, waktu berapa kali sehari, nafsu


makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai,

penurunan berat badan.

3) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan

selama sakit , mencatat konsistensi,warna, bau, dan berapa

kali sehari, konstipasi, beser.

4) Pola aktivitas dan latihan : reaksi setelah beraktivitas

(muncul keringat dingin, kelelahat/ keletihan), perubahan

pola nafas setelah aktifitas, kemampuan pasien dalam

aktivitas secara mandiri.

5) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur

siang, gangguan selama tidur (sering terbangun), nyenyak,

nyaman.

6) Pola persepsi kognitif : konsentrasi, daya ingat, dan

kemampuan mengetahui tentang penyakitnya

7) Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi

diri atau perasaan tidak percaya diri karena sakitnya.

8) Pola reproduksi dan seksual

9) Pola mekanisme dan koping : emosi, ketakutan terhadap

penyakitnya, kecemasan yang muncul tanpa alasan yang

jelas.

10) Pola hubungan : hubungan antar keluarga harmonis,

interaksi , komunikasi, car berkomunikasi


11) Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan

beribadah selama sakit, ketaatan dalam berdo’a dan

beribadah.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Nanda, (2013), diagnosa keperawatan yang muncul antara

lain :

a) Nyeri akut

b) Kerusakan integritas kulit

c) Resiko infeksi

d) Gangguan Mobilitas fisik

3. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut NOC NIC
1. Pain Level, 1. Pain Management
Definisi : Pengalaman 2. Pain control 2. Analgesic
sensori dan emosional 3. Comfort level Administration
yang tidak
menyenangkan yang
muncul akibat
kerusakan jaringan
yang aktual atau
potensial atau
digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian
rupa (International
Association for the
study of Pain): awitan
yang tiba-tiba atau
lambat dan intensitas
ringan hingga berat
dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau
diprediksi
2 Kerusakan Intergritas NOC NIC
Kulit 1. Tissue Integrity : 1. Pressure
Skin and Mucous Management
Membranes 2. Insision site care
2. Hemodyalis akses 3. Dialysis Acces
Maintenance
 

3 Resiko infeksi NOC NIC


1. Immune Status Infection Control
Definisi : Mengalami 2. Knowledge : (Kontrol infeksi)
peningkatan resiko Infection control
terserang organisme 3. Risk control
patogenik

4 Gangguan Mobilitas NOC NIC


fisik 1. Joint Movement : Exercise therapy :
Active ambulation
Hambatan mobilitas 2. Mobility level
fisik 3. Self care : ADLs
4. Transfer
Definisi : Keterbatasan performance
pada pergerakan fisik
tubuh atau satu atau
lebih
ekstremitas secara
mandiri dan terarah.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu

pasien dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah

kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam

rencana keperawatan (Nursallam, 2011).


5. Evaluasi

Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua

jenis yaitu :

a) Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan

dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai

b) Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam

metode evaluasi ini menggunakan SOAP.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Fasilitas Yankes PSTW Kasih Sayang Ibu No.Reg

Nama Perawat Yang Mengkaji Mahasiswa Universitas Fort De Kock Tgl Pengkajian : 24 Februari – 28 Februari 2020

Nama Kelompok PSTW Kasih Sayang Ibu Alamat : Batusangkar

Batusangkar

1. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK 2. STATUS KESEHATAN ANGGOTA


Wisma Jeruk
Analisis
Knnet.lai masalah
TTV Status gizi Pola
n kesehata
N n
o

J Umur Pendi Pekerj Agam Riwayat Alat


Nama Suku Keadaan umum
k dikan aan a penyakit bantu
T B Konjungti Olahra
Td N P S Tidur
B B Va ga

1 Bp. L 80 tahun - Petani Islam Jawa Gigi dan mulut klien 130/ 76 20 36,6 141 45 Ananemis Rematik Tongkat Tidak ada Teratu Nyeri Osteoforosi
K kurang bersih, gigi punggung s
Setyo kekuningan dan ada karies 70 R (+)
gigi, pakaian rapi, aktivitas
klien berjalan dengan
bantuan tongkat, klien tidak
memiliki asma

2 Bp. L 73 tahun - Petani Islam Minang Gigi dan mulut klien 120/80 83 18 36,8 155 40 Ananemis Rematik Tongkat Tidak ada Tidak Alergi Personal
Amirluluth K kurang bersih, gigi teratur hygiene
kekuningan dan ada karies
gigi, pakaian tidak rapi,
aktivitas klien berjalan
dengan bantuan tongkat,
klien tidak memiliki asma,
klien terdapat luka ditangan
kanan

3 Bp. Jamaan L 63 Tahun - Petani Islam Minang Gigi karies, mulut tidak 140/70 76 18 36,5 150 45 Ananemis Stroke Tidak ada Senam Teratur tangan Stroke
K bau, klien rapi, tidak bau kanan dan
pesing, aktivitas klien kaki kiri
mandiri, klien tidak suka lemah
marah-marah, tangan kanan
dan kaki kiri lemah, sering
terbangun saat tidur

4 Bp. L 1-12- SD Pensiun Islam Minang Gigi dan mulut klien 120/70 76 18 36,6 163 54 Ananemis Tidak ada Tongkat Tidak ada Teratur Isolasi Bronchitis
K 1942 kurang bersih, gigi
Syaharuddn (80 kekuningan dan ada karies social
tahun) gigi, pakaian tidak rapi,
aktivitas klien berjalan
dengan bantuan tongkat,
klien terdapat luka
dipunggung, batuk kadang-
kadang, mata kurang jelas

5 Bp. Rujito L 23-9-51 DIII Pensiun Islam Jawa Gigi dan mulut tidak 140/80 80 19 36,8 156 50 Ananemis Asma Tidak ada Senam Teratur Gatal Alergi
K berbau, tidak pesing, ganti dipaha
(68
Tahun) baju 2 kali sehari, mandi 2

kali sehari, aktifitas


mandiri, tidak suka marah-
marah, aktif aktivitas
kerohanian

6 Bp. Zaherman L 63 tahun SD Sopir Islam Minang Gigi dan mulut tidak 120/90 82 20 36,6 154 55 Ananemis Tidak ada Tidak ada Senam Teratur Alergi ikan Katarak
K berbau, tidak pesing, ganti laut

baju 2 kali sehari, mandi 2

kali sehari, aktifitas


mandiri, mata sensitive
terhadap cahaya

7 Bp. Ruslan L 11-11- SMP Petani Islam Caniago Gigi dan mulut tidak 140/90 69 22 36,2 156 38 Ananemis Asma & Inhaler Senam Teratur Sesak Asma
K 1942 berbau, tidak pesing, ganti gastritis nafas &
nafu
baju 2 kali sehari, mandi 1 makan
menurun
kali sehari, memiliki
riwayat asma, aktifitas
mandiri, tidak suka marah-
marah

WISMA APEL
N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu masalah

kesehata

n
Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur

B B va ga

1 130/9
Bp. Rusli L 31/12/ SD Buruh Islam Korong Gigi cukup bersih, mulut 0 85 20 36,5 150 50 Ananemis Hipertensi Tidak ada Senam Teratur sakit Hipertensi

k 1947 bangu Gadang tidak bau, karang gigi ada, kepala

(73 nan tidak berbau pesing, , mandi

tahun) 2 kali sehari, ganti baju 1

kali sehari, penampilan rapi,

tidak memiliki riwayat asma,

tidak suka marah-marah

beraktifitas secara mandiri

2 28/ mukosa bibir kering, kurang 130/8


Bp. Bachtiar L 03/1941 SD petani islam Melayu bersih dan karang gigi (+), 0 78 19 36,5 15 52 Ananemis RA + Tidak Senam Teratu Nyeri RA

k (79 mandi 2 kali sehari, ganti 8 Hipertensi ada r sendi &

tahun) baju 2 kali sehari dan ber- badan

penampilan rapi, beraktivitas pegal

secara mandiri, selalu


Kemasjid dan shalat berjama

ah, komunikasi baik, nafsu

makan menurun,

3 Osteoporosi
Bp. Suryo L 05/07/ SMA Pensiu Islam Jawa 130/ 80 20 36,3 143_ 55_ Ananemis RA Tidak Senam Teratu Nyeri sendi s

K 1939 nan 80 ada r

(80

Tahun) Gigi dan mulut klien kurang


bersih, tidak berbau, ada
karang gigi, tidak berbau
pesing, mandi 2 kali shari
penampilan rapi, ganti baju
2 kali sehari, rajin
membersihkan rumah, baik
hati, suka menolong, rajin
ibadah, sholat ke mesjid,
idak memiliki asma, madiri
dan tidak suka marah-marah

4 Bp. L 30/11/ SD Petani Islam Minang Gigi cukup bersih dan ada 120/ 85 20 36,6 16 49 Ananemis PPOK & Inheler Senam Teratur Alergi ikan Asma

Rabais k 1948 karang gigi, mulut tidak 80 5 Gastritis laut, sesak

(72 bau,tidak berbau pesing, nafas jika

suhu
tahun) mandi 2 kali sehari, ganti dingin

baju 2 kali sehari,

penampilan rapi, rajin

beribadah dan shalat ke

mesjid, rajin mengaji,

berinteraksi dengan baik


,suka bercerita,aktivitas

mandiri, memiliki riwayat

asma, tidak suka marah-

marah

5 Bp. Aswir L 01/07/ SD Buruh Islam Guci Gigi dan mulut cukup 120/ 89 22 36,8 163 53 Ananemis Asma Tidak Senam Teratur Hernia Asma

k 1952 bangu bersih, tidak berbau, 70 ada

(68 karang gigi (+),klien tidak


tahun) nan berbau pesing,

mandi, mandi 2-3 kali sehari,


penampilan rapi,

memiliki asma dan

kambuh jika terkena asap

rokok, debu maupun asap

bakaran sampah,asma

memberat saat cuaca dingin ,

mandiri dan tidak suka

marah-marah, sholat 5

di mesjid

6 Wiraswa Gigi cukup bersih dan ada


Bp. Hasmi L 01/01/ SMA s Islam Minang 120/ 88 22 36,7 150 70 Ananemis RA Tidak Senam Teratu Tidak RA
karang gigi, mulut tidak bau,
k 1954 ta tidak berbau pesing,mandi 2 80 ada r Ada
kali sehari, penampilan rapi,
(66 rajin beribadah dan shalat ke
tahun) mesjid, aktivitas mandiri.

7 Bp. Munasri L 31/12/ SMA Tidak Islam jambak 120/ 86 20 36,9 160 78 Ananemis Katarak Tidak senam Teratur Bisul pada Katarak
Gigi dan mulut klien
k 1957 bekerja cukup bersih, klien tidak 80 ada tangan

(63 bisa melihat sejak 11 tahun sebelah


yang lalu, pendengaran
tahun) sedikit terganggu, aktivitas kanan
mandiri, berjalan pelan dan
meraba-raba penampilan
cukup bersih dan rapi, tidak
berbau pesing, mandi 2 kali
sehari, klien tidak suka
marah , rajin beribadah dan
selalu sholat berjamaah
kemesjid

WISMA ANGGUR
N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu masalah

Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur


kesehata

B B va ga
n

1 Ny P 01/07/ SD Pedagang Islam Minang Gigi dan mulut tidak 110/ 75 20 36,8 147 37 Ananemis Asma & Tongkat Ada Susah Nyeri pada Rematik
kaki kakan,
Duariah R 1949 berbau, tidak pesing, ganti 80 Rematik Tidur
&
(71 baju 2 kali sehari, mandi 2
nafsu
tahun) kali sehari, memiliki

riwayat asma, aktifitas

mandiri, sering berpuasa,


sholat ada dirumah berkecil
hati, mudah tersinggung,
berjalan menggunakan alat
bantu tongkat, suka
menyendiri, kadang-kadang
emosi tidak stabil

Tidak Nyeri
2. Ny P 27/08/ SD IRT Islam Minang Gigi dan mulut tidak 130/ 86 19 36,5 155 42 Ananemis Rematik Tidak Ada susah pada kaki , Rematik

Jasminar R 1951 berbau, tidak pesing, ganti 80 Tidur

(68 baju 2 kali sehari, mandi 2

tahun) kali sehari, memiliki

riwayat rematik, aktifitas

mandiri, rendah hati, suka


menolong, rajin beribadah,
sholat ke mesjid, suka
menolong

Nyeri
3. Ny P 21/06/ SD petani Islam Minang Gigi dan mulut tidak 130/ 89 19 36,7 158 55 Ananemis Rematik Tidak Ada susah pada kaki , Rematik

Yunizar R 1959 berbau, tidak pesing, ganti 90 Tidur TD tinggi

(61 baju 2 kali sehari, mandi 2

tahun) kali sehari, memiliki

riwayat rematik, aktifitas


mandiri, rendah hati, suka
menolong, rajin beribadah,
sholat ke mesjid, suka
menolong, bicara suka
meninggi, komunikasi
dalam bercerita kurang
dipercaya, membantu
merawata nenek lenggeni
yang sakit

4. 15/08/ SD IRT Islam Minang Gigi dan mulut berbau 180/70 80 24 36,7 141 41 Ananemis Tidak Ada Badan
terasa
, tidak pesing, ganti gatal-gatal,
perut sakit,
P baju 2 kali sehari, mandi 2 Hipertensi susah mual-mual

Ny R 1950 kali sehari, memiliki Gastritis Tidur

Gustimar (69 riwayat Hipertensi, asma


Jantung, Asma, gastritis
Moenar tahun)
aktifitas mandiri, rendah
hati, , rajin beribadah,
suka menghibur,
berinteraksi baik,
kebersihan diri kurang

Ny P 21/06/ SD pedagang Islam Minang Gigi dan mulut berbau Bau Tidak susah Nyeri pada
5. pesing, terbaring di tempat 100/ 69 18 36,4 148 30 Ananemis Rematik Kursi roda Ada kaki , dan Rematik
Langgeni 1959 tidur, Mandi 1 kali sehari, tidur tangan
R dan ganti baju Aktivitas 70
(61 dibantu Nafsu makan Tidak Ada luka
menurun Minum sedikit, bisa di
tahun) tidak biss berbicara, hanya berkomu panggung
berbaring di tempat tidur nikasi

Makan
tidak
mau
Ny. P 10/05/ SMA IRT Islam Minang Gigi dan mulut tidak 130/ 88 20 36,6 149 49 Ananemis Ca Mamae Tidak Tidak Ada Nyeri pada Ca
berbau, tidak pesing, ganti Ada mamae
6. Nurbaiti baju 2 kali sehari, mandi 2 90 Mamae

R 1960 kali sehari, memiliki Sebelah


riwayat rematik, aktifitas kiri
(63 mandiri, rendah hati, suka
menolong, , kurang
tahun) beribadah, sholat ke
mesjid, nyeri pada mamae
sebelah kiri

7. Ny P 06/09/ SMA IRT Islam Minang Gigi dan mulut tidak 160/ 88 20 36,6 149 40 Ananemis Jantung Kacamata Tidak Ada Sering Hipertensi

Abrima R 1953 berbau, tidak pesing, ganti 90 Ada letih

(67 baju 2 kali sehari, mandi 2

tahun) kali sehari, memiliki

riwayat rematik, aktifitas

mandiri, rendah hati, suka


menolong, rajin beribadah,
sholat ke mesjid, suka
menyendiri dan kurang
berinteraksi

WISMA STRAWBERRY
N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan Aan a penyakit bantu masalah

Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur


kesehata

B B va ga
n

1 Bp. L 11/03/ SLTA Tani Islam Minang Klien nyeri pada kaki, 160/ 80 20 36,7 Ananemis Hipertensi Tidak ada - Teratu Sakit Hipertensi

Terdapat luka pada


Tanjung k 1959 pergelanggan kaki kanan, 100 R kaki

Klien sering menyendiri


(61 dikamar, g

tahun) Klien tidak mau

berinteraksi dengan

anggota wisma lainnya

Dislokasi Dislokasi
2 Bp. L 80 SD Buruh Islam Minang Klien tidak dapat berjalan, 150/ 87 20 36,7 Ananemis sendi Tidak Tidak Teratu Sendi sendi

Syamsuar B k tahun Kaki sakit jika digerakkan, 100 ada ada R sakit

Mandi 1x sehari dengan

Bantuan orang lain, klien

Bak dikamar krn tidak


dapat berjalan,BAB
berserakan dilantai, bau
pesing, pendengaran
berkurang, pelupa, klien
sering mengulang-ulang
pertanyaan, mulut dan gigi
kotor, nafsu makan baik

3 Bp. L 01/07/ SD Tani Islam Minang Klien mengatakan sakit 160 85 26 36,8 Ananemis Hipertensi Tidak Tidak Teratu Kaki sakit Hipertensi

Syawal k 1947 Kepala, menjalar kekuduk, 90 ada ada R

Terdapat luka di
(72 keduatelapak kaki

tahun) Klien batuk berdahak,

Klien pelupa,sering marah,

Klien jarang mandi

01/07/19 Nafas sesak, batuk tdk PPOK & Sesak


4 Bp. Syamsir L 35 (85 SD Pedagang Islam Minang berdahak, 120/ 84 28 36,6 Ananemis Hipertensi Tongkat Tidak Teratu napas Asma

k tahun Bau pesing, 70 ada R

Berjalan menggunakan
tongkat,

Klien mandi 1x sehari

Penampilan rapi

WISMA DELIMA
N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu Masalah

Kesehata

N
Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur

B B va ga
Sakit
pinggang dan Sakit
1 Tn. M L 86 - Tani Islam Piliang Gigi dan mulut klien 110/ 85 18 36,6 160 45 Ananemis kaki Tongkat Tidak Teratur sakit pinggang

kotor dan berbau, 70 ada Kaki sakit kaki

penampilan tidak rapi dan Sakit mata

berbau, klien tidak mau

mandi, aktivitas klien

Mandiri dan menggunakan

tongkat, klien tidak

memiliki asma dan tidak

suka marah-marah

Gangguan
2 Tn. A L 65 SD pedagang Islam Minang Gigi dan mulut klien 130/ 85 20 36.9 157 50 Ananemis stroke Tidak ada Tidak teratur Tidak mobilitas

dan
Kotor dan berbau, 70 ada Ada integritas

penampilan rapi tidak Kulit

berbau pesing, klien mau

mandi, klien memiliki

riwayat stroke dan terdapat

Kurap pada kedua


pergelangan kaki

3 Tn R L SMA Petani Islam Minang Gigi dan mulut klien 100/ 83 18 36,7 167 63 Ananemis Vertigo Senam teratur Vertigo Vertigo

K cukup bersih, tidak 80


berbau, klien tidak pesing,

penampilan rapi, ganti

baju sekali sehari.terkadang


pusing seekali

4 Tn.Kibin L SD Tani Islam Minang Mulut klien bersih, tidak 130/ 75 19 36,9 150 48 Ananemis RA Kaca mata Tidak teratur RA RA

K berbau pesing, pasien mau 80 ada

mandi, penampilan rapi


mandi 2 kali sehari

tidak suka marah-marah

Terkadang kaki sakit, mata


kabur, menggunakan kaca
mata

5 Tn. Dasril L 07/07/ SMA Swasta Islam Melayu Gigi dan mulut klien 130/ 79 20 36,6 15 44 Ananemis Hipertensi Kaca Mata Senam teratur Tidak ada Hipertensi

K 1947 bersih, tidak berbau, tidak 90 9

(73 pesing penamplan rapi,

tahun aktivitas klien mandiri ,

) klien tidak suka marah-

marah

6 Tn. Zainir LK 10\10\19 SMP Swasta Islam tanjung Gigi dan mulut tidak 150/90 76 21 36,5 - - ananemis RA Tongkat catur RA
44 berbau, tidak bau pesing,
penampil;an rapi, mandi 1x Hipertensi
hari, aktivitas klien
mandiri, kadang kadang
suka marah

7 Tn. nuwar L 01/07/19 - - islam - Mulut klien berbau, 130/90 88 19 36,7 - - ananemis PH - senam - - --
48 penampilan tidak rapi, klien
tidak mau mandi hanya
K mandi 1 kali dalam dua hari

3 Bp.Januar L 1960 ( tidak Tidak Islam Tanjung mulut klien sedikit bau, 160/ 76 20 36,6 Ananemis Stroke Sena tidak gatal- Stroke
k 58 sekol bekerj badan klien bau, klien 100
m terat gatal
tahun) ah a kadang ganti baju kadang

tidak, klien tidak memiliki ur


asma, kebutuhan klien

dibantu dan klien tidak

suka marah-marah

3 Bp.Januar L 1960 ( tidak Tidak Islam Tanjung mulut klien sedikit bau, 160/ 76 20 36,6 Ananemis Stroke Sena tidak gatal- Stroke

k 58 sekol bekerj badan klien bau, klien 100 m terat gatal


tahun) ah a kadang ganti baju kadang
tidak, klien tidak memiliki ur
asma, kebutuhan klien

dibantu dan klien tidak

suka marah-marah

5 Bp.Sulain L 80 tahun SMA swasta Islam Minang Gigi dan mulut bersih, 105/ 88 23 36,5 152 Ananemis Senam

i k pakaian rapi tidak bau 60 43,5 Teratur RA

Rheumatoid
pesing, aktivitas mandiri, Arthritis

tidak ada riwayat asma,

tidak suka marah-marah

Gigi dan mulut tidak


bersih, pakaian berbau
pesing, aktivitas dibantu,
klien tidak mampu mandi,
klien pikun , tidak suka Personal
marah-marah, klien hygiene
80 berjalan menggunakan
6 Ny.Aisah PR Tahun SPK Swasta Islam Minang tongkat 110/70 80 22 36.7 140 40 Anemis RA Tongkat Teratur

Gigi dan mulut bersih,


pakaian bersih, riwayat
7 Ny. nurtila PR 79 tahun - Tani Islam Minang rematik, aktivitas mandiri 130/80 78 22 36,5 140 40 Anemis Vertigo Senam Teratur RA

Gigi dan mulut kotor,


pakaian dan badan berbau,
klien malas mandi, aktivitas
mandiri, klien terkadang
85 suka marah jika disuruh Personal
8 Bp. Munaf LK Tahun Islam Minang mandi 130/90 87 21 36,6 160 65 Anemis Senam Teratur Hygiene
WISMA JAMBU
N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu masalah

kesehata

n
Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur

B B va ga

1 Ny.Yulidar P 88 tahun SD IRT Islam Minang Gigi (-) dan mulut klien 90/70 84 20 36,6 150 35 Ananemis RA, gastritis Tidak Tidak teratur Mata RA

r bersih, semua ada ada kabur

kebutuhan klien dibantu, dan


mandi harus disuruh, batuk

Makan diambilin, piring

dicuciin, klien mengalami

Rematik, penampilanrapi,

Klientidaksukamarah.

2 Ny.Asni P 64 tahun SMP tidak Islam Minang Gigi klien kekuningan, 120/ 89 22 36,7 158_ 52 Ananemis HT Tidak Tidak teratur Pegal HT

r ada mulut tidak berbau, 80 ada ada pada

pakaian rapi, klien mau paha

mandi 1kali sehari, ganti

baju 1kali sehari, klien

tidak memiliki asma dan

tidak suka marah-marah,


sertaklienmampuberaktivita
ssecaramandiri

3 Ny. Kartini P 72 tahun SMP tidak Islam Minang Gigi tampak kekuningan, 110/ 90 20 36,8 158_ 50_ Ananemis gastritis Tidak Senam Teratur Nyeriulu Gastritis

r ada klien mandi dan ganti 80 ada Hati

baju hanya sekali sehari,

klien
tidakmemilikiriwayatpenya
kit, tidakpernahdirawat di
RS,
tidak suka marah- marah

4 Ny.Roslaini P 87 tahun SD tidak Islam Minang Gigi dan mulut klien 120/ 87 23 36,8 150_ _43 Ananemis RA Tidak Tidak teratur Sendi RA

r ada cukup bersih, klien 60 ada ada sakit

Sedikitberbau, klien

jarang mandi dan ganti

baju, penampilan kurang

rapi, dan tidak suka

marah-marah

5 Ny. Pr 85 tahun SD Tidakada Islam Minang Gigi dan mulut pasien 100/70 92 21 36,8 146 40 Ananemis RA Tidakada Tidakada Teratur Sendi RA
Rosmanidar sakit, mata
tampak bersih, tidak
kabur
berbau, pakaian rapi, klien
mandiri bisa mandi dan
beraktivitas secara mandiri,
klien suka marah-marah.

Gigi dan mulut klien


Ny. Rowana kurang bersih, dan berbau,
6 Pr 97 tahun SD Tidakada Islam Minang penampilan kurang rapi an 110/80 90 19 36,8 145 38 Ananemis PH Tidakada Tidakada Teratur Tidak bisa PH
berbau, aktivitas klien mengurus
harus di bantu, BAB dan diri sendiri
BAK sembarang tempat.
Tidakada Gigi dan mulut pasien
tampak bersih, tidak
7 Tn. Lk 80 tahun SMA Islam Minang berbau, pakaian rapi, klien 110/80 90 20 36,7 160 54 Ananemis RA Tidakada Senam Teratur Sendi kaki RA
Yinizatchan mandiri bisa mandi dan
beraktivitas secara mandiri,
klien tidak suka marah-
marah

Gigi dan mulut pasien


Ny. Mariana tampak bersih, tidak
8 Pr Tidakada Islam Minang berbau, pakaian rapi, klien 120/80 88 18 36,7 153 50 Ananemis RA Tidakada Senam Teratur Sendi kaki RA
mandiri bisa mandi dan
beraktivitas secara mandiri,
klien suka marah-marah
tergantung mood

Gigi dan mulut pasien


tampak kurang bersih, tidak
9 Pr 81 tahun Tidakada Islam Minang berbau, pakaian cukup rapi, 110/80 90 20 36,8 160 50 Ananemis PH Tidakada Tidakada Teratur Tidakbisa PH
klien tidak bisa mandi dan mengurusd
Ny. Rohana beraktivitas secara mandiri, irisendiri
perlu dibantu

Wisma Pepaya

N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu masalah

kesehata

n
Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur

B B va ga

1 Bp.Samsu L 83 SMA tidak Islam Minang mulut dan gigi kurang 130/ 68 19 36,2 15 43 Ananemis Gastritis Sena terat HT ASMA
bersih ,klaen ada batuk +
berdahak, saat beraktifitas
nafas sesak
Astma
l k bekerj tidak bau pesing, klien 80 8

mau mandi , memiliki


m ur
a riwayat asma

ada klien mandiri dan

tidak suka marah-marah

2 Bp.Usma L 78 SMP Swata Islam Minang mulut dan gigi bersih, 190/ 79 20 36,5 15 57 Ananemis HT & Sena terat HT
n k tidak bau pesing, klien 100 5
RA m ur
mau mandi , asma tidak

ada klien mandiri dan

tidak suka marah-marah,


klien berjalan dengan
tongkat

3 Bp januar k 58 sekol bekerj badan klien bau, klien 100 m terat gatal
tahun) ah a kadang ganti baju kadang

ur
tidak, klien tidak memiliki

asma, kebutuhan klien

dibantu dan klien tidak

suka marah-marah

bronkhit
4 Bp.Rismi L 03/04/ SMP Swast Islam Bandan mulut dan gigi bersih, 130/ 75 22 36,7 16 46 Ananemis Remati Sena terat is

k 1948 a g tidak bau pesing, klien 80 3 k m ur


(72 mau mandi , asma tidak

tahun ada klien mandiri dan bronkitis

) tidak suka marah-marah

5 Bp.Sulain L 80 tahun SMA swasta Islam Minang Gigi dan mulut bersih, 105/ 88 23 36,5 152 Ananemis Senam

i k pakaian rapi tidak bau 60 43,5 Teratur RA

Rheumatoid
pesing, aktivitas mandiri, Arthritis

tidak ada riwayat asma,

tidak suka marah-marah

Gigi dan mulut tidak


bersih, pakaian berbau
pesing, aktivitas dibantu,
klien tidak mampu mandi,
klien pikun , tidak suka Personal
marah-marah, klien hygiene
80 berjalan menggunakan
6 Ny.Aisah PR Tahun SPK Swasta Islam Minang tongkat 110/70 80 22 36.7 140 40 Anemis RA Tongkat Teratur

Gigi dan mulut bersih,


pakaian bersih, riwayat
7 Ny. nurtila PR 79 tahun - Tani Islam Minang rematik, aktivitas mandiri 130/80 78 22 36,5 140 40 Anemis Vertigo Senam Teratur RA

Gigi dan mulut kotor,


pakaian dan badan berbau,
klien malas mandi, aktivitas
mandiri, klien terkadang
85 suka marah jika disuruh Personal
8 Bp. Munaf LK Tahun Islam Minang mandi 130/90 87 21 36,6 160 65 Anemis Senam Teratur Hygiene
Wisma Nenas

N Nama J Umur Pendi Pekerj Agam Suku Keadaan umum TTV Status gizi Riwayat Alat Pola Ket.lain Analisis

o k dikan aan a penyakit bantu Masalah

kesehata

N
Td N P S T B Konjungti Olahra Tidur

B B va ga

1 Bp. Fauzi L 09/12/ SMP Musisi Islam Koto Gigi dan mulut sedikit 130/ 80 18 36,7 _ _ Ananemis Hidrosefalus Personal

k 1955 jipi berbau, klien sedikit berbau 90 Hygiene


(65 pesing, klien jarang mandi

tahun) dan malas ganti baju,

aktivitas klien mandiri,

klien tidak memiliki asma

dan tidak suka marah-

marah

07/08/19
2 Bp. Sarbaini L 50 SMP Swasta Islam Jambak Gigi dan mulut tidak 180/ 10 20 36,9 _ _ Ananemis Hipertensi Rematik Hiperten

k (70 berbau, tidak pesing, 100 5 Si

tahun) penampilan rapi, mandi 2

kali sehari, aktivitas

mandiri tidak suka marah-

Marah, klien tampak


merokok ± 6 btg/hari

Osteoporosi
3 Bp.M.Nur L 27/08/ SD Petani islam supanja Gigi dan mulut tidak 130/ 90 20 37 _ _ Ananemis RA Tidak Ada s

k 1936 ng berbau, tidak pesing, 90 ada

(84 penampilan rapi, mandi 3

tahun) kali sehari, aktivitas

mandiri tidak suka marah-

Marah
4 Bp. L 07/08/ SMA pedag Islam mareh Gigi dan mulut tidak 100/ 89 22 36,7 _ _ Ananemis Tuna Tidak ada Tuna

Bilwiden k 1952 ang berbau, tidak pesing, 60 Netra Netra

(66 penampilan rapi, mandi 2

tahun kali sehari, aktivitas

) mandiri tidak suka marah-

marah

5 Bp. L 1957 SD Petani Islam Kutia anyia Gigi dan mulut tidak 120/ 92 24 36,9 _ _ Ananemis Asma Batuk Asma

(63
Harman k tahun) berbau, tidak pesing, 70

penampilan rapi, mandi 1

kali sehari, aktivitas

mandiri tidak suka marah-

marah

Bp.
6 Mhd.Nur.S L 01/07 SD Petani Islam Bendang Gigi dan mulut klien cukup 160/ 89 22 37,6 _ _ Ananemis RA Tongkat catur RA

k 1942 Bersih, tidak berbau, 90

(78 Karang gigi ada, klien

tahun) Tidak berbau pesing,

Klien rajin mandi, klien

Tidak memiliki asma, klien


mandiri,
7 Bp. L 1937 SD petani isam rajo dani Gigi dan mulut tidak 140/ 85 19 36,5 _ _ Ananemis RA & HT Tongkat RA &

Wahid k (81 berbau, tidak pesing, 80 HT

tahun penampilan rapi, mandi 2

) kali sehari, aktivitas

mandiri tidak suka marah-

marah
3. Upaya peningkatan kesehatan

No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran kondisi No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran Kondisi

Ada Tidak Ada Tidak

A. Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan kesehatan E. Status ekonomi Para lansia yang berada di
kesehatannya
tersedia untuk kelompok lansia sudah PSTW Batu sangkar berasal
1. Sumbangan (asal √
untuk kelompok tersedia di PSTW Kasih Sayang dari latar belakang yang
sumber)
Ibu Batusangkar, telah terdapat berbeda, dan memiliki
1. Posyandu lansia 2. Jenis pekerjaan
posyandu lansia yang riwayatpekerjaan yang
3. Rata-rata
2. Tenaga √ √
diselerenggarakan 1 bulan sekali sebagian besar adalah
kesehatan yang pendapatan
berpraktik √ oleh program puskesmas dan perbulan swasta, maupun dititip oleh
3. Puskesmas dan dibantu oleh tenaga kesehatan 4. Lainnya keluarganya, bahkan juga
jaringannya yang berpraktek di lapangan, berasal dari jalanan yang di
4. Klinik √ serta tersedianya klinik/poli tampung oleh Dinas Sosial.
5. Rumah sakit untuk berobat para lansia yang Sehingga lansia tidak
6. Lainnya berada di wisma. Selain itu juga memiliki pekerjaan dan
√ diadakan pemeriksaan kesehatan pendapatan ekonomi yang
setiap hari Kamis, yang tetap. Maka dari itu seluruh

dilakukan oleh petugas bersama lansia biaya hidupnya
dengan mahasiswa melakukan ditanggung oleh pemerintah
pemeriksaan rutin pada lansia. dan dinas sosial Sumatera
Barat. Adapaun status
ekonomi lainnya di
dapatkan berasal dari
sumbangan seperti
sumbangan dari Majelis
Ta’lim. Untuk status
ekonomi pribadi lansia juga
di diapatkan dari keluarga-
keluarga lansia.

B. Pelayanan Pelayanan kesehatan yang di F. Status sosial budaya Sebagian besar kondisi
Kesehatan yang manfaatkan oleh para lansia spiritual psikologis setiap lansia di
dimanfaatkan oleh berupa poli klinik yang berada di PSTW Kasih sayang Ibu
1. Kondisi Psikologis
kelompok PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar memiliki latar
2. Sarana ibadah
Batusangkar. Adapun pelayanan 3. √ √ belakang tidak diterima di
1. Imunisasi dasar √ Kegiatan
kesehatan yaitu poli lansia ini lingkungan keluarga
lengkap keagamaan
juga bekerja sama dengan Tim sehingga lansia dititipkan di
2. Imunisasi 4. Kepercayaan yang √
3. Makanan Medis maupun puskesmas untuk bertentangan panti dan merubah keadaan

tanbahan dapat melayani masalah yang dengan psikologis lansia menjadi
4. Vitamin √ terjadi pada semua lansia. penanggulangan sedih dan merasa rendah
tambahan Biasanya Pihak Puskesmas masalah kesehatan diri.
5. Pelayanan √ memberikan perpanjangan 5. Kegiatan sosial
Sebagian besar lansia
kesehatan tangan terhadap petugas (kerja
√ pun sedih ketika melihat
6. Lainnya kesehatan yang ada di poli lansia bakti,arisan,dll)
teman-temannya dikunjungi
untuk dapat saling membantu oleh keluarganya sementara
dalam mengumpulkan masalah √ beberapa lansia sudah sejak
dan keluhan yang ada pada lama tinggal di panti tidak
lansia di setiap wisma panti. pernah dikunjungi oleh
kerabat dan keluarganya.
Adapun petugas Kesehatan
panti juga saling bekerja sama Namun demikian,
dengan petugas-petugas wisma beberapa lansia dengan
serta para mahasiswa yang kemauan sendiri untuk
sedang dinas di setiap wisma tinggal di panti dan
untuk membantu dalam menerima semua kegiatan
mengumpulkan keluhan dan yang dilakukan karena
masalah serta pemeriksaan lansia merasa nyaman dan
kesehatan berupa pemeriksaan lebih fokus untuk beribadah
tekanan darah dan menanyakan serta berkumpul bersama
keluhan yang dirasakan oleh dengan orang-orang
para lansia yang pada akhirnya seusianya.
akan di catat pada rekam medik
Di PSTW Kasih
setiap lansia dan di konsulkan
Sayang Ibu Batusangkar ini
kepada dokter yang akan
telah tersedia nya sarana
ditindak lanjuti terhadap
ibadah berupa masjid.
masalah yang terjadi pada lansia. Masjid ini bukan hanya

Petugas wisma ketika digunakan oleh warga


mendapatkan suatu masalah wisma para lansia namun
yang serius pada beberapa lansia juga digunakan secara
yang berada di wisma, petugas terbuka oleh warga disekitar
segera melaporkan ke poli dan panti sehingga lansia tidak
kepada tim kesehatan lain untuk hanya bersosialisasi dengan
segera menindaklanjuti kasus para lansia yang ada di
yang dihadapi oleh lansia. wisma saja namun juga
Hanya saja ada beberapa lansia dapat berbaur dengan warga

yang sudah pernah dikunjungi ke di sekitar panti.

wisma masing-masing oleh tim


Kegiatan keagamaan
medis meskipun belum rutin.
juga secara rutin
dilaksanakan setiap hari
lansia sebagian umum

jum’at seperti pengajian dan


secara bersama-sama

majelis Ta’lim rutin dan


mampu mengikuti kegiatan
lansia juga bersemangat
sosial seperti kerja
untuk menghadiri kegiatan.
bakti/gotong royong

Kegiatan sosial di sehingga lingkungan di

panti telah dilakukan sekitar panti menjadi bersih

dengan baik dan secara dan asri.

rutin. Meskipun sebagian lansia ada yang tidak

mengikuti kegiatan sosial

dengan berbagai kendala

diantaranya karena tidak

mampu terlalu banyak jalan

dan bekerja namun para


C. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang tersedia G. Komunikasi Alat komunikasi yang
untuk kelompok PSTW Kasih digunakan para lansia
1. Fasilitas 1. Alat komunikasi
Sayang Ibu Batusangkar selain sebagian besar berupa
pendidikan yang digunakan
dari petugas kesehatan yang ada handphone yang dimiliki
yang tersedia dalam kelompok
di panti namun juga berasal dari sehari-hari oleh masing-masing lansia
untuk
mahasiswa yang sedang untuk
kelompok a. Handphone
a. Playgrup √ berpraktek. b. Telepon √ berkomunikasi
dengan keluarganya.
b. TK c. Lainnya
√ Fasilitas kesehatan yang √
c. SD
didapatkan oleh para lansia dari
d. SMP/MTS
√ Sebagian besar para lansia
mahasiswa yang berprakterk
e. SMA/MA
mampu secara baik
f. Universita √ berupa penyuluhan kesehatan
2. Efektivitas proses berkomunikasi dengan
s /Sekolah
maupun terapi aktivitas
√ komunikasi antar sesama warga panti dan juga
Tinggi kelompok untuk mengisi
anggota dalam kooperatif berkomunikasi
kegiatan harian para lansia dan
√ kelompok bersama mahasiswa yang
2. Fasilitas bertujuan untuk meningkatkan
sedang berpraktek, namun
kesehatan status kesehatan lansia. juga ada beberapa lansia

yang
dimanfaatkan yang enggan untuk
untuk bersosialisasi dan lebih
kelompok ingin menyendiri.
untuk kegiatan

penyuluhan
kesehatan,
pembelajaran
di kelompok,
dll

H. Fasilitas Rekreasi yang


D. Lingkungan sekitar tempat tinggal anggota kelompok tersedia

1. Sumber air bersih √ Sumber air bersih sudah 1. Taman √ Perkarangan di area sekitar
tersedia, air jernih, tidak wisma menjadi salah satu
bewarna dan tidak berbau. fasilitas rekreasi para lansia,
lansia bisa melakukan
kegiatan menanam dan
merawat taman serta
menjaga bersama keindahan
taman yang secara bersama-
sama telah mereka buat.
Lingkungan sekitar wisma
tampak bersih dan tertata
rapi.

2. Dapur Umum √ Dapur umum juga tersedia di 2. Pantai √ Tidak ada


dalam panti PSTW Batusangkar,
letak dapur berada di tengah
diantara wisma-wisma lansia.

3. Tempat √ Tempat pembuangan sampah 3. Sarana Olahraga √ Sarana olahraga di panti


pembuangan sudah tersedia di setiap wisma di PSTW Kasih Sayang Ibu
sampah bagian belakang wisma maupun Batusangkar ini berupa jalan
di depan wisma serta lingkungan santai maupun senam lansia

sekitar panti. Sebagian besar yang biasa diadakan setiap


warga wisma termasuk lansia hari senin di lapangan sekitar
juga sudah mampu membuang panti.
sampah pada tempat sampah
yang sudah disediakan. Hanya
saja ada sebagian kecil para
lansia yang masih kurang
mampu untuk membuang
sampah secara tepat di tempat
Pembuangan sampah.

4. Saluran √ Saluran pembuangan limbah 5. Lainnya Fasilitas rekreasi yang


pembuangan juga tersedia dengan baik, tidak Jalan-jalan diberikan Pemerintah Dinas

limbah tampak adanya sumbatan Sosial terhadap para lansia
sampah di limbah karena para berupa jalan-jalan ke area
lansia selalu membersihkannya. wisata yang dilaksanakan 1
kali dalam saatu tahun .

I Kebiasaan/perilaku
dalam kelompok

1. Pemeliharaan Sebagian besar para lansia


kebersihan diri yang berada di panti mampu
secara mandiri melakukan
kebersihan diri seperti
mandi, mencuci rambut,
memotong kuku namun
sebagian lansia juga
membutuhkan bantuan
secara partial dari petugas
kesehatahn maupun

mahasiswa yang sedang


berpraktek dalam rangka
mengingatkan kembali
tentang tujuan dan cara
pemeliharaan kebersihan
diri yang baik.

2. Pengelolaan makanan Makanan bersih dan sehat


bersih dan sehat diolah di bagian dapur oleh
petugas yang sudah
berkolaborasi dengan ahli
gizi terkait makanan yang
begizi dan seimbang serta
sesuai dengan penyakit dan
kebutuhan para lansia.
an Analisa Data
No Data Masalah

1 DS :

- Lansia mengatakan gagal mencegah


masalah kesehatan yang sedang ia alami
- Lansia mengatakan gagal mengendalikan
faktor penyebab dari penyakitnya
- Lansia mengatakan tidak menerima
penyakit yang sedang alami
DO : Perilaku kesehatan cenderung
beresiko
- Lansia tampak bingung
- Lansia tampak murung
- Masih banyak lansia yang menolak saat di
ajak berolahraga karena letih
- Masih banyak lansia yang merokok
- Masih banyak lansia yang tidak mau
mengikuti pemeriksaan kesehatan

2 DS :

- Lansia mengatakan ingin melakukan


penanganan terhadap faktor resiko dari
penyakit
- Lansia mengatakan ingin melakukan
penanganan terhadap gejala
- Lansia mengatakan ingin mengatasi
penyakit yang sedang ia alami
- Lansia mengatakan ingin meningkatkan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari Kesiapan meningkatkan
DO : manajemen kesehatan

- Jumlah lansia terbanyak dengan penyakit


rematik
- Berdasarkan hasil observasi lansia tampak
berusaha mengatasi permasalahan dengan
penyakitnya
- Tampak tersedianya poliklinik sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan bagi lansia
- Tampak diadakannya pemeriksaan
kesehatan bagi lansia setiap minggunya

3 DS : Deficit kesehatan komunitas

- Perawat PSTW mengatakan banyak lansia


yang mengalami masalah kesehatan
DO :

- Saat pengkajian didapatkan beberapa


masalah kesehatan pada lansia di PSTW
kasih saying ibu
- Masih kurangnya program pelayanan
kesehatan bagi para lansia
Intervensi
SDKI SLKI SIKI
DATA
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
DS : D.0099 Perilaku L. 12107 Perilaku Kekerasan I.13484  Modifikasi perilaku
: membaik keterampilan sosial
- Lansia mengatakan gagal mencegah kesehatan
I. 12472  Promosi perilaku
masalah kesehatan yang sedang ia cenderung
upaya kesehatan
alami beresiko

- Lansia mengatakan gagal

mengendalikan faktor penyebab dari

penyakitnya

- Lansia mengatakan tidak menerima

penyakit yang sedang alami

DO :

- Lansia tampak bingung

- Lansia tampak murung

- Masih banyak lansia yang menolak

saat di ajak berolahraga karena letih


- Masih banyak lansia yang merokok

- Masih banyak lansia yang tidak mau

mengikuti pemeriksaan kesehatan

DS : D.0112 Kesiapan L. 12104 Manajemen I. 12383  Edukasi Kesehatan


Kesehatan : I. 12464  Penentuan tujuan
- Lansia mengatakan ingin melakukan meningkatka
Meningkat bersama
penanganan terhadap faktor resiko n manajemen
I. 14502  Identifikasi resiko
dari penyakit kesehatan

- Lansia mengatakan ingin melakukan

penanganan terhadap gejala

- Lansia mengatakan ingin mengatasi

penyakit yang sedang ia alami

- Lansia mengatakan ingin

meningkatkan kesehatan untuk

memenuhi kebutuhan sehari hari

DO :

- Jumlah lansia terbanyak dengan


penyakit rematik

- Berdasarkan hasil observasi lansia

tampak berusaha mengatasi

permasalahan dengan penyakitnya

- Tampak tersedianya poliklinik

sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan bagi lansia

- Tampak diadakannya pemeriksaan

kesehatan bagi lansia setiap

minggunya

DS : D.0110 Deficit I. 12109 Status kesehatan I. 12472  Promosi perilaku


Komunitas : upaya kesehatan
- Perawat PSTW mengatakan banyak kesehatan
Meningkat I. 14515  Manajemen
lansia yang mengalami masalah komunitas
Lingkungan
kesehatan komunitas

DO :

- Saat pengkajian didapatkan


beberapa masalah kesehatan pada

lansia di PSTW kasih saying ibu

- Masih kurangnya program

pelayanan kesehatan bagi para

lansia

Anda mungkin juga menyukai