BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat alamiah atau fisiologis.
tubuh. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun
masyarakat kota biasanya lebih senang akan tersedianya siap saji padahal
1
2
gastritis yang dikenal sebagai infeksi saluran pencernaan bagian atas yang
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%.
Gastritis pada lansia tahun 2017 adalah sebanyak 6,4% (Riskesdas, 2017).
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari balai sosial lanjut usia
“mandalika” mataram pada tiga tahun terakhir yaitu tahun 2015 sebanyak 6
kurang baik dan tidak menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
3
hanya itu saja, ada beberapa penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya
gastritis seperti terapi raiasi, refluks empedu, zat korosif, yang menyebabkan
hati, mulas, rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah, perut kembung,
rasa penuh di dalam perut, bahkan rasa panas dan sering bersendawa. Selain
cerna bagian atas , anemia, hingga kematian (Brunner & Suddarth, 2002).
tetap terjaga dengan jenis makanan yang tidak merangsang mual muntah
menetralkan asam lambung. Upaya tersebut tidak terlepas dari peran perawat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
“Mandalika” Mataram.
“Mandalika” Mataram.
“Mandalika” Mataram.
“Mandalika” Mataram.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Waktu
2. Tempat
“Mandalika” Mataram.
7
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
secara ilmiah. Dimulai sejak lahir dan dan umumnya dialami semua
cepatnya. Adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tapi
Sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur lanjut usia
dapat secara tepat menunjukan seseorang individu tersebut lanjut usia atau
(Aspiani,2014)
7
8
a. Menurut WHO
yang dikatakan lanjut usia tersebut dibagi kedalam tiga kategori yaitu:
seperti pada jantung, parru-paru, ginjal dan juga timbul proses degenerasi
masa senium.
2) Lanjut usia tua yaitu mereka yang berumur lebih dari 75 tahun.
1998 adalah 60 tahun. Depkes dikutip dari azis (1994) lebih lanjut
memasuki lansia.
3) Kelompok lansia risiko tinggi, yakni lansia yang lebih dari 70 tahun.
a. Teori Biologi
patologis.
adanya program jam genetik di dalam nuklei. Jam ini akan berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam in sudah habis putaranya
11
errorrcatastrophe).
2) Teori Error
beberapa perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA, yang
(daya hidup) sel atau bahkan sel-sel baru relatif sedikit terbentuk.
awal.
perkembangan kanker.
13
partogen.
dan pestisida.
dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Makin tua umur
kronologis seseorang.
sendiri.
kulit.
16
5) Teori Kolagen
jaringan.
b. Teori Psikososial
3) Disanggement Theory
sempurna.
6) Jung Theory
perkembangan kehidupan.
maksimumnya.
dengan usianya.
18
terjadi.
a. Sel
intraseluler.
b. Sistem Kardiovaskuler
pusing mendadak.
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem Persarafan
stres.
terhadap dingin.
e. Sistem Gastrointestinal
sensitivitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.
3) Esofagus melebar.
f. Sistem Genitourinaria
1) Ginjal
melalui urin darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami pria pada usia di atas
65 tahun.
g. Sistem Endokrin
1) Sistem pendengaran
diatas 65 tahun.
meningkatnya keratin.
2) Sistem Penglihatan
cahaya gelap.
pandangannya.
3) Rabaan
pernah menghilang.
25
Empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Diantara
semuanya rasa manis yang paling tumpul pada lansia. Maka jelas
i. Sistem Integumen
vaskularisasi.
j. Sistem Muskuloskletal
2) Kifosis.
berkurang).
1) Vagina
warna.
3) Atrofi payudara.
kemampuan seksual.
Pada pria lansia penis dan testis menurun ukurannya dan kadar
androgen berkurang.
perubahan dalam pola hidup tiak dapat dihindari sepanjang hidup, individu
a. Pensiun
lain:
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
adalah depresi dan dimensia. Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau
emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak
berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan diri,
yang dicirikan dengan kerusakan berat pada proses kognitif dan disfungsi
1. Pengertian
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau juga
a. Anatomi Lambung
Esophagus
Lower esophageal FUNDUS
sphincter
SEROSA
CURVA MUSKULARIS
BODY Longitudinal Lay
Lasser Curvature
Circular Layer
PYLORUS Oblique layer
Greater curvature
Pyloric
Duodenum Rugae Of Mucosa
Sphincter
PYLORIC
PYLORIC PYLORIC ANTRUM
Canal CANAL
CANAL
terletak di antara bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus.
kardiak, fundus, badan (body), antrum, dan pilori Kardia adalah daerah
terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah suatu struktur tubular yang
b. Histologi Lambung
disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang
3) Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1)
2008). Lapisan oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung
Lumen of stomach
Gastric Pits
Simple
Simple columnar
columnar epithelium
epithelium
Lamina propia mucosa
Gastric gland
Lymphatic nodule Sub mucosa
Muscularis muscosae
Lympatic vessel
venule MUSCULARIS
arteriole
Oblique layor of muscle
Circular layer of muscle Serosa
Longitudinal layer of muscle
b) Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan
pepsinogen.
(Sherwood, 2010).
Sel mukus cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi
semua sel baru di mukosa lambung. Sel-sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan sel akan bermigrasi ke luar kantung untuk menjadi sel epitel
sel parietal. Melalui aktivitas ini, seluruh mukosa lambung diganti setiap
dengan mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini jenis selnya
2010).
lambung adalah seperti obat, alkohol, dan bakteri. Sistem biologis yang
terdiri dari preepitel, epitel, dan subepitel. Pertahanan ini pertama adalah
oleh sel epitel permukaan lambung. Mukus tersebut terdiri dari air (95%)
dan pencampuran dari lemak dan glikoprotein (mucin). Fungsi gel mukus
adalah sebagai lapisan yang tidak dapat dilewati air dan menghalangi
regulasi di bagian sel epitel dari mukosa lambung dan membentuk gradien
derajat keasaman (pH) yang berkisar dari 1 sampai 2 pada lapisan lumen
ionik yang mengatur pH intraselular dan produksi bikarbonat dan taut erat
intraselular. Jika sawar preepitel dirusak, sel epitel gaster yang melapisi
sisi yang rusak dapat bermigrasi untuk mengembalikan daerah yang telah
dirusak (restitution).
37
pemulihan. Kerusakan sel yang lebih besar yang tidak secara efektif
proliferasi sel.
mukosa lambung.
38
mengatur aliran darah dan perbaikan dari sel epitel (Kasper, Hauser,
a. Pathofisiologi
adalah :
1) Gastritis Akut
setelah perdarahan.
2) Gastritis Kronis
perdarahan.
41
Penyebab
Penyebab
Eksfeliasi lambung
Anoreksia
(mengelupas dan
Menstimulasi mekanisme
erosi)
pertahanan gaster terhadap iritasi
oleh metaplasia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari HCL meningkat
kebutuhan Diganti dengan sel Desquamosa
Nyeri
Penurunan elastistisitas lambung
Gambar 2.6Pathway Gastritis(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 dalam Aspiani, 2014)
42
1. Gastritis akut
muntah.
2. Gastritis kronis
b. Anoreksia, nausea.
5. Pemeriksaan Penunjang
c. Pemeriksaan radiology.
d. Pemeriksaan laboratorium.
43
diduga gastritis.
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis akut
b. Gastritis kronis
2) Meningkatkan istirahat.
3) Mengurangi stres.
seperti :
Tetrasiklin.
Amoxilin.
Metronidazole.
Kalritrom.
7. Komplikasi
adalah:
b. Ulkus peptikum
45
hidroklorida pepsin.
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
(Doenges, 1999).
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
60 tahun.
2) Keluhan utama
7) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b)Kesadaran
Somnolen.
c) Tanda-tanda vital
dan kebersihannya.
perubahan warna.
kesehatan.
b)Pola nutrisi
c) Pola eliminasi
penggunaan kateter.
dan insomnia.
50
INDEKS KATZ
SCORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari kecuali mandi, berpakaian, dan
satu fungsi tambahan
Lain – Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan sebagai
lain C, D, E, F, dan G
Penilaian :
Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
Indeks Katz C : mandiri, kecuali bathing dan satu fungsi lain
Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing, dressing dan 1 fungsi lain
Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting dan satu fungsi lain
Indeks Katz F : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting, transferring dan satu fungsi lain
Indeks Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas
No Sko
Uraian Fungsi
r
1 Saya puas bahwa saya tidak dapat kembali pada keluarga (tenan-
Adaptation 1
teman) saya untuk membantu pada waktu sesutu menyusahkan saya
Penilaian :
Tabel 2.2 APGAR Keluarga dengan lanjut usia (Allen,1998 dalam aspiani.2014)
52
Quesionare (SPMSQ).
Skor
No Pertanyaan Jawaban
+ -
Penilaian
Skor Uraian
A. Kesedihan
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
0 Saya tidak begitu peimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidak puasan
E. Rasa bersalah
1 Saya mersa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
55
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli
pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan
ini membuat saya tidak tertarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesukitan kerja
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
L. Keletihan
M. Anoreksia
Penilaian:
seksualitas.
2. Diagnosa Keperawatan
adalah :
dapat diidentifikasi.
Tahun 2001 :
2) Interpretasi data.
3) Validasi data.
meringis.
mendadak.
konsenrasi.
3. Rencana Keperawatan
2001).
oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat
diberikan.
62
S : Spesifik
ganda
M : Measurable
A : Achievable
R : Reasonable
ilmiah.
T : Time
dicapai.
d. Dokumentasi.
4. Pelaksanaan Keperawatan
a. Persiapan
b. Perencanaan.
1) Independent
2) Interdependent.
3) Dependent.
c. Dokumentasi
keperawatan.
5. Evaluasi
mencapai tujuan.
71
yaitu :
standar.
pada tahap evaluasi ini adalah kriteria hasil ang telah dibuat pada
72
perawat
rencana
klien teratasi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
Nama : Tn “T”
Umur : 67 Tahun
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Penampilan : Rapi
73
74
b. Keluhan Utama
Klayan mengatakan nyeri pada ulu hati dengan skala nyeri 7 (0-10).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klayan mengeluh nyeri ulu hati disertai mual muntah, nafsu makan
merasakan seperti ditusuk-tusuk pada bagian ulu hati, skala nyeri 7 (0-
10), hilang timbul serta klayan merasa lemah. Nyeri sangat dirasakan
penyakitnya.
setelah makan.
75
dialaminya saat ini ataupun penyakit menular lain seperti TBC dan
biasa dialami keluarga yaitu hanya pilek dan sembuh dengan berobat
kepuskesmas.
Genogram
Keterangan:
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan perkawinan
: Garis Keturunan
: Klayan
f. Pemeriksaan Fisik
2) Kesadaran : Composmentis
76
3) Tanda-tanda Vital
a) Suhu :37,6 C
b) Nadi :86x/menit
c) Pernafasan :22x/menit
simetris
nafas tambahan.
(E3, V4, M6), Klayan tidak bisa melihat dengan jelas (rabun)
d) Sistem Perkemihan
dan 1xpada malam hari, warna urine kuning jernih, bau khas
urine, klayan tidak merasakan sakit pada waktu buang air kecil,
dengan mandiri.
5 5
5 5
Keterangan :
0 : Otot tidak mampu bergerak
1 : Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi
2 : Dapat menggerakkan otot atau bagian yang lemah
sesuai perintah.
3 : Dapat menggerakkan otot dengan tahanan
4 : Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan
yang ringan
5 : Bebas bergerak dan dapat melawan tahanan
2) Pola Nutrisi
a) Sebelum Sakit
Klayan mengatakan makan 3x sehari tetapi
b) Saat Sakit
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum Sakit
b) Saat Sakit
Tabel 3.1 Indeks Katz Dengan Lansia Pada Klayan Tn. ”T” Dengan
Diagnosa Medis Gastritis.
INDEKS KATZ
SCORE KRITERIA
Kesimpulan:
Penilaian indeks katz lansia pada klayan Tn “T”
mandi.
81
keuangan.
Tabel 2.3 Apgar Keluarga Lansia Pada Klayan Tn “T” dengan diagnosa
medis Gastritis.
PENILAIAN :
Kesimpulan:
klayan baik.
Skor No
Pertanyaan Jawaban
+ -
Kesimpulan :
a) Pola Persepsi
b) Konsep Diri
dirinya.
disekitarnya.
baik-baik saja.
Tn “T”.
dilakukan dirumah.
84
Tabel 3.4 Inventaris Depresi Back Pada Klayan Tn.”T” Dengan Diagnosa Medis
Gastritis.
Skor Uraian
A. Kesedihan
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapet
membaik
0 Saya tidak begitu peimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya bener- bener gagal sebagai orang tua(suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidak puasan
3 Saya tidak merasa puas dengan segalanya
E. Rasa Bersalah
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
K. Kesukitan kerja
L. Keletihan
M. Anoreksia
Kesimpulan :
Tidak terkaji
12) Therapi
2. Pengelompoka Data
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Tabel 3.6 Analisa Data Pada Klayan Tn “T” Dengan Diagnosa Medis
Gastritis
NO DATA (SIGN/SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM
(1) (2) (3) (4)
1 Data Subjektif : Sering mengkonsumsi Nyeri
1. Klayan mengatakan maknanpedas dan Akut
nyeri ulu hati skala berbumbu
nyeri 7 (0-10), disertai
mual muntah.
2. Klayan mengatakan Iritasi sel epitel columner
nafsu makan menurun lambung
dan hanya makan saat
nyeri berkurang.
Data Objektif : Produksi mukosa
1. Klayan tampak lambung berkurang
meringis kesakitan
saat nyeri timbul.
2. Ekspresi wajah klayan Respon lambung
tegang vasodilatasi mukosa
TD : 100/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,6 c Produksi asam lambung
RR :22X/menit meningkat
P: Provokative/Paliative
Klayan sering
mengkonsumsi makanan Iritasi lambung
yang pedas dan
berbumbu.
Q: Quality/Quantity nyeri
Klayan tampak
memegang perut.
R: Region
Klayan mengeluh sakit
89
tinggi badan 160 cm, berat badan sebelum sakit 53 kg berat badan saat
sakit 50 kg.
C. Rencana Keperawatan
Tabel 3.7 Rencana Keperawatan Pada Klayan Tn “T” Dengan Diagnosa Medis
Gastrits.
D. Tindakan Keperawatan
Medis Gastritis.
Hari/Tgl No
Tindakan Respon Hasil Paraf
Jam Dx.
(1) (2) (3) (4) (5)
Senin I 1. Melakukan pengkajian 1. Klayan mengeluh nyeri
05/03/2018 nyeri secara komprehensif epigastrium/ ulu hati
08.00 termasuk lokasi, disertai mual muntah,
karakteristik, durasi, tampak meringis, skala
frekuensi, kualitas, faktor nyeri 7 (0-10),
presipitasi dan skala nyeri
(0-10). 2. Rekasi wajah klayan tampak
08.15 2. Mengobservasi reaksi meringis.
nonverbal dari
ketidaknyamanan. 3. Klayan mencoba tehnik
08.30 3. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan
relaksasi (nafas dalam). klayan tampak lebih rileks.
E. Catatan Perkembangan
Gastritis.
S:
Klayan mengatakan tidak ada nafsu
Pk. 13.30 wita II
makan.
O:
Porsi makan tidak dihabiskan.
A: masalah belum teratasi.
P: intervensi dilanjutkan
Mengkaji adanya alergi makanan.
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klayan.
Mengkaji kemampuan klayan untuk
medapatkan nutrisi yang dibutuhkan
S:
Pk. 14.00 wita III Klayan mengatakan tidak tau cara
mengobati penyakitnya ketika kambuh.
O:
klayan terlihat bingung dan bertanya-tanya
tentang cara menangani penyakitnya.
A: Masalah belum teratasi.
97
2 Selasa 06/03/2018 I S:
Pk. 13.00 wita Klayan mengatakan masih nyeri ulu hati,
tapi sedikit berkurang, skala nyeri 4 (0-
10),hilang timbul.
O:
Ekspresi wajah klayan masih meringis
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,6 C
RR : 22x/menit
A: masalah teratasi sebagian.
P: intervensi dilanjutkan
Menggunakan tehnik komunikasi
terapeutik agar klayan dapat
mengekspresikan nyeri.
Memberikan obat-obatan sesuai
dengan program terapi.
Mengevaluasi keefektifan kontrol
nyeri.
S:
Klayan mengatakan nafsu makan
Pk. 13.30 wita II sedikit meningkat.
Klayan mengatakan menghabiskan
setengah porsi dari satu porsi yang
diberikan di panti
O:
Klayan diberikan diet lunak dari panti
Turgor kulit tampak mulai sedikit
membaik.
Berat badan klayan 50 kg
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Mengkaji kemampuan klayan untuk
medapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Mengkaji kebiasaan makan klayan,
waktu makan dan frekuensi.
Timbang berat badan klayan.
98
Rabu I S:
3 07/03/2018 Klayan mengatakan nyeri ulu hati
Pk. 13.00 wita berkurang, skala nyeri 1 (0-10).
Klayan mengatakan rileks.
O:
Ekspresi wajah klayan tampak rileks.
Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6 C
RR : 20x/menit
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
S:
13.30 wita II Klayan mengatakan nafsu makan
meningkat.
Klayan mengatakan menghabiskan satu
porsi makanan yang diberikan di panti.
O:
Klayan tampak menghabiskan satu
porsi makanan.
Berat badan klayan 50,3 kg.
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
S:
Pk. 14.00 III
Klayan mengatakan tau cara mengobati
penyakitnya ketika kambuh.
O:
klayan tidak lagi bingung dan bertanya-
tanya tentang cara menangani
penyakitnya.
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan
99
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
klayan Tn. “T” sesuai dengan yang tercantum dalam teori yaitu
101
100
sesuai dengan konsep dan sesuai format pengkajian, ada hal yang
terdapat dalam konsep dan terdapat pada tinjauan kasus tetapi ada
bagian atas. Pada kasus Tn. “T” dari lima pemeriksaan itu hanya
B. Diagnosa Keperawatan
terhadap makanan.
kehilangan BB mendadak.
102
kasus adalah :
22x/menit.
menangani penyakitnya.
tersebut.
C. Rencana Keperawatan
konsep teori yang ada dan sesuai dengan kondis klayan Tn “T”,
umum telah dapat dicapai sesuai dengan batas waktu yang telah
implementasi.
105
D. Tindakan Keperawatan
yang terjadi.
E. Evaluasi Keperawatan
evalusi dengan melihat respon hasil pasien atau kriteria tujuan dari
106
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Tahap pengkajian pada Tn. “T” dialaksanakan sesuai dengan konsep yaitu
langsung dengan klayan. Klayan Tn. “T” mngeluh nyeri ulu hati disertai
mual muntah, nafsu makan menurun. Jadi data yang didapatkan dari hasil
beberapa data yang tidak ditemukan pada kasus nyata karna berkaitan
penyakit
2. Diagnosa Keperawatan
antara konsep teori dan tinjauan kasus. Dalam karya tulis ilmiah ini
diagnosa keperawatan yang muncul pada landasan teori terdapat juga pada
tinjauan kasus, namun ada satu diagnosa yang tidak muncul karna tidak
107
108
melakukan pengkajian.
3. Rencana Keperawatan
berdasarkan pada kebutuhan klayan pada saat itu dan kebutuhan yang
mengancam jiwa.
4. Tindakan Keperawatan
prioritas masalah dan fasilitas yang ada. Dalam tindakan keperawatan ini
dicapai. Pada tahap ini penulis tidak mengalami banyak kesulitan karena
5. Evaluasi Keperawatan
masalah yang ada dapat teratasi dengan tujuan yang ingin dicapai.
sistem SOAP.
109
B. Saran
secara umum dan khususnya keperawatan pada klayan gastritis, antara lain:
yang memadai serta keberanian, curahan pikiran, dan tenaga yang tidak
sedikit. Oleh karena itu penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat
sesuai, seperti dalam hal sarana prasarana yang tidak lengkap dilapangan,
dengan gastritis.
Melakukan asuhan keperawatan bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu