Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN

PRAKTIK KLINIK LAPANGAN KOMUNITAS


ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA NN. ”J” DENGAN DISMINOREA
SEKUNDER RT 03 RW 12 DESA DELIMA KECAMATAN KERTAJAYA PERIODE
6-21 OKTOBER TAHUN 2020

DI SUSUN OLEH :

SRI NURFADILLA OKTAVINI


NPM 071900400030

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Individu Keluarga Binaan Praktik Klinik Lapangan Komunitas


Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Di RT 03 RW 12 Desa Delima Kecamatan Kertajaya
Tahun 2020

Di Susun Oleh :

SRI NURFADILLA OKTAVINI


NPM 071900400030

Telah Disahkan di Jakarta


Pada Tanggal Oktober2020

Menyetuji,
Pembimbing Lapangan RT 03 RW 12

(Uci Ciptiasrini, S.KM, M.Kes)


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT dengan segala rahmat,
kemurahan, kemudahan, ketenangan dan Ampunan Nya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laposan PKL individu yang berjudul “Laporan Individu
Keluarga Binaan Praktik Klinik Lapangan Komunitas Asuhan Kebidanan Remaja Pada Nn.
”J” Dengan Disminorea Sekunder Rt 03 Rw 12 Desa Delima Kecamatan Kertajaya Periode
6-21 Oktober Tahun 2020” tepat pada waktunya. Laporan individu keluarga binaan ini
disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan Komunitas, di Desa Delima
Kecamatan Kertajaya yang dilakukan dari tanggal 6-21 oktober 2020.
Dalam penyusunan Laporan individu ini penulis banyak mendapatkan banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi, keluarga dan
teman teman terdekat lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
mengucaapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurachman, MPH, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta.
2. Dr Sobar Darmaja,S.Psi,MKM selaku wakil ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM)
3. Hidayani, Amd.Keb,SKM,MKM selaku kepala dapartemen profesi dan vokasi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)
4. Retno Sugesti,SST,M.Kes selaku koordinator program studi kebidanan program sarjana
terapan
5. Uci Ciptiasrini, S.KM, M.Kes selaku Pamong RT 03 RW 12 yang telah membimbing
dalam penyelesaian laporan komunitas dengan konteks keluarga binaan.
6. Seluruh dosen dan staf DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
(STIKIM) yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
hormat dan terimakasih saya.
7. Nn. J dan keluarga selaku pasien yang telah bekerjasama dan memberikan kepercayaan
pada penulis sehingga laporan studi kasus ini dapat terselesaikan dengan segala
kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan individu ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita terjadi secara
berkala dipengaruhi oleh hormone reproduksi, adanya pelepasan pada dinding
endometrium yang disertai dengan perdarahan, hal ini biasanya terjadi setiap bulan
pada wanita usia remaja sampai menopause (joseph,2010) menstruasi merupakan hal
pasti dialami oleh setiap wanita, namun setiap wanita mengalami tanda dan gejala yang
berbeda yang disebut disminorea , Disminorea merupakan nyeri dibagian abdomen
bawah meluas hingga pinggamng serta punggung baggian bawah saat sedang haid yang
ditandai dengan rasa kram (Hendarto,2011)

Menurut (WHO,2012) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%)


wanita yang mengalami dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Angka
kejadian disminore didunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap
negara mengalami disminorea. Di amerika angka presentasinya 60% dan di swedia
72%. Menurut ningsih (2013) dimalaysia pravelensi nyeri haid pada remaja sebanyak
62,3% sedangkan untuk di Indonesia yaitu 54,89% nyeri haid primer dan 9,36% nyeri
haid sekunder. Pada penelitian safitri (2015:26) angka kejadian disminore dijawa barat
cukup tinggi, hasil penelitian didapatkan kejadian sebanyak 54,9% mengalami
disminorea. terdiri dari 24,5% mengalami disminorea ringan, 21,28% mengalami
disminorea sedang dan 9,36% mengalami disminorea hebat.

Penelitian yang dilakukan oleh bavil et aal. Pada tahun 2016 fakultas kedokteran
universitas sari di iran didapatkan penyebab timbulnya disminorea primer terlihat pada
wanita haid yaitu pada gaya hidup yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan fast
food atau siap saji, perokok, stress sedangkan penyebab disminorea sekunde
disebabkan adanya masalah di organ reproduksi seperti endometritis, tumor pada
Rahim dan dapat muncul pada usia 20-30 tahun (sari:dkk 2012:88-89)

1.2 Tujuan Umum Dan Khusus


1.1.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas tentang konseling kesehatan
reproduksi pada Nn “J”
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian pada remaja Nn “J”
2. Melaksanakan perumusan diagnosa atau masalah kebidanan pada Nn “J”
3. Melaksanakan perencanaan pada remaja Nn “J”
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja Nn “J”
5. Melaksanakan evaluasi pada remaja Nn “J”
6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada remaja Nn “J”

1.3 Manfaat
1.1.3 Bagi penulis
1. Dapat menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan dilapangan pada remaja sehingga saat bekerja dapat melakukannya
dengan sistematis dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Dapat menerapkan langsung dan mengembangkannya di masyarakat
1.1.4 Bagi mahasiswa
Agar dapat meningkatkan asuhan kebidanan yang telah ada, dan selalu
menerapkan pengetahuan yang didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
1.1.5 Bagi institusi Pendidikan
1. Mendapatkan pengalaman institusi Pendidikan dalam pelaksanaan praktik
kebidanan komunitas bagi mahasiswa
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dibangku kuliah
3. Dapat mengetahui adanya kesenjangan dan factor penyebab kesenjangan
antara teori dan praktek sebagai bahan Analisa untuk oendidikan komunitas
yang akan data.
4. Bagi Keluarga BinaanSebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu
pengetahuan bagi Nn. J dalam menjalankan program yang telah disusun
secara bersama dan dikembangkan guna untuk mewujudkan keluarga sehat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kesehatan Reproduksi Remaja

2.1.1 Pengertian Kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera, fisik, mental


dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi
dan proses reproduksi. Gangguan reproduksi adalah istilah generik yang
mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada
manusia dan mencegah terjadinya reproduksi. Hal tersebut dapat berupa
kelainan bawaan, genetik, atau penyakit menular seksual (Malugada, 2011).
Remaja menurut bahasa adalah “mulai dewasa”. Menurut Undang-
undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah
suatu tahapan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Di mana anak-anak
mengalami masa perubahan yang cepat di segala bidang, meliputi semua
perkembangan, dan perubahan baik fisik, emosional, dan intelektual
(Atikah dan Siti, 2009).

2.1.2 Tumbuh kembang remaja

Pertumbuhan adalah perubahan pertama kali yang jelas terlihat,


tinggi badan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (Height Spurt)
(Atikah dan Siti, 2009). Menurut Atikah dan Siti (2009), perkembangan
seksualitas pada remaja ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara
lain :
a. Tanda kelamin primer adalah mulai berfungsinya organ-organ
genital yang ada, baik di dalam maupun di luar badan. Pada anak
wanita yang mulai menginjak remaja ditandai dengan terjadinya
menarche atau permulaan haid yang selanjutnya diikuti pula dengan
kesiapan organ-organ reproduksi untuk terjadinya kehamilan.
b. Tanda kelamin sekunder adalah tanda jasmaniah yang tidak
langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi,
namun merupakan tanda-tanda yang khas wanita dan khas laki-laki.
Perubahan fisik yang terjadi pada wanita adalah suara merdu, kulit
bertambah halus dan bagus, bidang bahu mengecil dan bidang
panggul melebar, bulu tumbuh pada ketiak dan di sekitar alat
kelamin, buah dada mulai membesar, alat kelamin membesar, mulai
berfungsi dan menghasilkan telur.
c. Tanda kelamin tersier adalah keadaan psikis yang berbeda antara
pria dan wanita, yaitu yang disebut sifat maskulin pada pria dan sifat
feminin pada wanita. Perubahan psikis yang terjadi pada wanita
antara lain adalah melihat darah keluar dia ketakutan, sering
mengalami sakit perut sampai muntah-muntah, dan sakit kepala, dia
pemalu tapi atraktif buat laki-laki.
2.1.3 Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk
mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan.
Siklus menstruasi ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh
interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak
depan dan indung telur (Dito dan Ari, 2011).

b. Siklus haid
Siklus haid berbeda untuk setiap wanita, dimulai dari hari pertama
datangnya haid. Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap
siklus haid. Haid akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir haid adalah waktu
berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya. Rata-rata perempuan
mengalami siklus haid 21 – 40 hari. Hanya sekitar 15 persen perempuan
yang mengalami siklus haid selama 28 hari (Dito dan Ari, 2011).
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir
uterus mengalami perubahan-perubahan yang berkaitan erat dengan
aktifitas ovarium. Menurut Atikah dan Siti (2009), siklus menstruasi
terdiri dari 4 fase, yaitu :
a) Fase proliferasi / fase folikuler ditandai dengan menurunnya
hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan FSH dan merangsang folikel ovarium, serta dapat
membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH
dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi
dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
b) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum
yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum.
Corpus luteum berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium
yang kaya akan pembuluh darah.
c) Fase pasca Ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum
yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus
albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan
FSH dan LH. Dengan berhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga
menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
perdarahan/menstruasi.

c. Gangguan menstruasi
Kebanyakan menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan
bebas masalah namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami
kelainan saat haid. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi
dapat digolongkan dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada
haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea.
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea.

3. Perdarahan diluar haid : Metroragia.

4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual


tension (ketegangan prahaid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa
nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea.

2.2 Gangguan pada saat menstruasi


2.2.1 Disminorea
a. Pengertian Dismenorea

Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan


ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke
klinik atau dokter. Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak
nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak di perut bagian bawah dan
biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan (Dito
dan Ari, 2011). Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan
(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-
hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa
sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), dan berat (rasa
nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2008).

2.2.2 Klasifikasi dismenorea


Menurut jenisnya, dismenorea terdiri dari :
1) Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi).
Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6 – 12 bulan pertama setelah
haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Rasa nyeri
dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang
disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil.
Terapi yang dibutuhkan psikoterapi, analgetika, hormonal (Atikah dan
Siti, 2009).

2) Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired) adalah


nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya
endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dismenorea. Terapi yang dibutuhkan adalah terapi causal yaitu mencari
dan menghilangkan penyebabnya (Atikah dan Siti, 2009).

2.2.3 Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea masih belum jelas
karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Riset terbaru
menunjukkan bahwa patogenesis dismenorea primer adalah karena
prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang
kuat dan vasocontrictor (penyempitan pembuluh darah) yang ada di
endometrium sekretori (Dito dan Ari, 2011). Selain itu prostaglandin juga
merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri.
Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa
ada gejala-gejala yang menyertai menstruasi (Atikah dan Siti,
2009).
Sedangkan untuk mekanisme patologik pada dismenorea sekunder
adalah disebabkan oleh beberapa penyakit yang berhubungan dalam hal
reproduksi wanita. Dismenorea sekunder sering terjadi akibat fibrosis
uterus, endometriosis, adenomiosis, dan penyakit tulang panggul (pelvis)
lainnya (Atikah dan Siti, 2009).

2.2.4 Penanganan
Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada
umumnya sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri menstruasi
datang. Bahkan tak jarang mampu mengobati dirinya sendiri berdasarkan
pengalaman selama berobat ke dokter, seperti olahraga ringan misal
berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, mengompres panas atau dingin
pada daerah perut jika terasa nyeri, istirahat cukup sebelum dan selama
periode menstruasi. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pemahaman
bahwa dismenorea primer tidak berbahaya. Obat-obatan yang lazim
digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi, diantaranya : analgesik
golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya parasetamol atau
asetamonofen, asam mefenamat, ibuprofen, metamizol atau metampiron
dan obat-obatan pereda nyeri lainnya. Apabila penggunaan obat-obatan
tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai anjuran
dokter. Bila keluhan nyeri dapat diatasi dengan cara sederhana maka hal
itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan yang menimbulkan
efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip terapi pada dismenorea
primer sama dengan dismenorea sekunder, akan tetapi lebih baik bila
berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk
penanganan lebih lanjut (Atikah dan Siti, 2009).
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
4.1 Kunjungan I (09 Oktober 2020)
Pada hari Jumat tanggal 9 Oktober 2020 jam 11.00 WIB penulis melakukan
pengambilan data pasien keluarga binaan dengan menggunakan kuesioner google
form

4.2 Kunjungan II (10 Oktober 2020)


Pada hari Sabtu Tanggal 10 Oktober 2020 Pukul 14.00 WIB dilakukan
Kunjungan ke 2 penulis melakukan pengkajian data atas nama Nn. J umur 23 tahun
dengan disminorea yang dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis dalam
pelayanan praktek kebidanan komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada pasien
dengan metode penulisan pada tinjauan kasus ini menggunakan asuhan kebinaan 7
langkah varney dan metode SOAP

Data Subjektif
Pasien Nn. J berumur 23 tahun, Suku Jawa, Agama Islam,Pendidikan SMA,
Pekerjaan Mahasiswa, Alamat di Jl. Venus 4 B5 No.18 RT 03/RW 12 Desa delima
Kecamatan Kertajaya Keluhan Utama : Nn. J mengatakan bahwa sedang dalam masa
haid, Nn. J merasakan perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pusing, mual dan
ingin muntah sejak tadi malam. Nn. J mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular dan penyakit lain seperti Jantung, Asma , DM, Hepatitis,
Epilepsi, IMS, HIV/AIDS. Pola istirahat pada siang hari 1 jam dan pada malam
hari 8 jam. Nn. J mengatakan mandi 3 kali sehari mengganti pakaian 2 kali sehari,
dan membersihkan vagina dari depan ke belakang. Nn. J menarch usia 17 tahun
siklus menstruasinya 30 hari, lama menstruasi 6 s/d 7 hari, sehari Nn. J mengganti
pembalutnya sebanyak 2 kali, mestruasi Nn. J teratur, Sifat darahnya encer,warna
merah dan agak menggumpal, setiap menstruasi Nn. J merasakan nyeri pada perut
bagian bawah, Nn. J mengatakan belum menikah.
Data Obyektif

Dari hasil pemeriksaan umum pada Nn. J terdapat keadaan umum cukup
Kesadaran Composmentis. Keadaan emosional sedikit cemas, pemeriksaan tanda
tanda vital : tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, pernafasan 18 x/menit,
Suhu 36,70 C, Indeks masa tubuh 20,5 ,berat badan 45Kg. Pada Pemeriksaan fisik
terdapat : bagian Kepala, Rambut Bersih, tidak berketombe dan tidak rontok,
Muka Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit, Mata berbentuk
simetris, Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih, Hidung berbentuk
simetris, Bersih, tidak ada secret, Telinga berbentuk sismetris Bersih, tidak ada
serumen, Mulut Bersih, tidak ada stomatitis, Tidak caries pada gigi, Leher Tidak
dilakukan pemeriksaan Dada dan Axilla Tidak dilakukan pemeriksaan, terdapat
Nyeri tekan tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang, Tidak ada luka
bekas operasi. Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan,Ekstremitas Tidak ada
varices dan tidak oedema. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
penunjang lainnya.
Dari hasil interprestasi data pada Nn. J penulis mendapatkan diagnosa
kebidanan pada Nn. J umur 23 tahun menstruasi hari ke-2 dengan dismenore
primer, dengan masalah Nn. J mengatakan Merasa cemas dan tidak nyaman
dengan keadaannya saat ini. Kebutuhan yang harus didapatkan Nn. J yaitu
informasi tentang nyeri yang dirasakannya dan pola hidup yang sehat.
Dari hasil diagnosa potensial penulis tidak mendapatkan diagnosa
potensial pada Nn. J
Dari hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada
Nn. J yaitu mellakukan pemeriksaan tanda tanda vital dan melakukan konseling
tentang disminorea dan penanganannya agar Nn. J dapat mengetahui istilah yang
dilakukan.
Perencanaan yang bisa dilakukan adalah informasikan kepad Nn. J tentang
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu kepada Nn. J tentang
disminorea, ajarkan kepada Nn. J cara untuk mengurangi rasa nyeri pada
perutnya, Anjurkan pada Nn. J untuk istirahat cukup dan tidak stress, Anjurkan
pada Nn. J untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pola hidup sehat,
Beritahu kepada Nn. J bahwa akan dilakukan kunjungan kedua
Pelaksanaan yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan Nn. J tentang
hasil Pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
82 x/menit, pernafasan 18 x/menit, Suhu 36,70 C, Memberitahu Nn. J untuk
memberikan penjelasan bahwa dismenore yang dialaminya merupakan dismenore
primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang
tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan
aktifitas sehari- hari, Mengajarkan Nn. J mengurangi rasa nyeri pada perutnya
dengan cara : Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol
berisi air hangat dan mengganjal kakinya dengan bantal supaya lebih rileks,
Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat meredakan
rasa nyeri, Menganjurkan Nn. J untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
pola hidup sehat, memberitahu Nn. J bahwa akan dilakukan kunjugan kedua pada
tanggal 11 Oktober 2020.
Evaluasi yang telah didapatkan dari Nn. J yaitu : Nn. J telah mengetahui
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Nn. J paham dan mengerti tentang
kondisinya saat ini. Nn. J bersedia untuk mengurangi nyeri pada perutnya dengan
cara : Istirahat di tempat tidur dan perut di kompres dengan botol berisi air hangat,
Kaki diganjal dengan bantal supaya rileks, Olahraga ringan secara teratur seperti,
jalan kaki sehingga nyeri hilang, Nn. J bersedia untuk menjaga pola hidup sehat,
Nn. J bersedia akan dilakukan kunjugan kedua pada tanggal 11 Oktober 2020.

4.3 Kunjungan III (11 Oktober 2020)


Pada hari minggu tanggal 11 Oktober 2020 Pukul 16.00 WIB penulis
melakukan evaluasi terhadap keluhan yang dirasakan Nn. J, setelah diberikan
penyuluhan pada kunjungan ke 2 Nn. J mengatakan bahwa dia sudah melakukan yang
disarankan oleh penulis yaitu menjaga pola hidup sehat, merasa lebih nyaman, sudah
tidak lagi merasakan nyeri saat menstruasi.

Dilakukan pemeriksaan terakhir kunjungan didapatkan Keadaan Umum : baik,


kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : Stabil, BB : 45 Kg, pemeriksaan
tanda-tanda vital tekanan darah 120/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/menit, Nadi 80
x/menit, suhu : 36,0 0

Nn. J usia 23 tahun , sehat

Setelah dilakukannya assessment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk


pasien keluarga binaan yaitu Nn. J

- menganjurkan Nn. J untuk rutin berolahraga agar saat menstruasi selanjutnya


tidak terlalu merasakan keluhan yang sama
- memberitahu Nn.J makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran untuk
mencegah anemia selama menstruasi
- memberitahu Nn. J untuk menjaga pola hygiene saat menstruasi untuk mencegah
bakteri timbul didaerah vagina.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar
lapangan di kelurahan Kertajaya RT/RW 003/012 Khususnya pada keluarga Nn. J.

Dari Keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan


dan tabulasi data, telah dilakukan Langkah-langkah pemecahan masalah Bersama
keluarga Nn. J sesuai prioritas masalah.

4.4 Pengumpulan Data


Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara
yang dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data
diperoleh dari data subjektif dan data objektif.
4.4.1.1 Data Subjektif
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga
Nn. J. Menurut Andreas (2012). Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini
diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.
Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Nn. J berdasarkan
proses pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Nn. J
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Nn. J didapatkan bahwa
Nn. J mempunyai masalah saat menstruasi. Dengan demikian penulis telah melakukan
pengumpulan data subjektif  menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.4.1.2 Data Objektif

Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat
badan, tingkat kesadaran. Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Nn. J hanya
pemeriksaan umum saja karena mencegah kontak fisik secara langsung dengan
pasiensaat keadaan pandemic, dan didapatkan hasil normal tanpa adanya gangguan
Kesehatan dari Nn. J.

Dengan demikian penulis melakukan penumpulan data objektif menggunakan metode


yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek.
4.5 Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya
yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga Nn. J. Masalah kesehatan yang dialami Nn. J yaitu Nn. J mengatakan merasa
nyeri pada perut bagian bawah setiap menstruasi.
Dengan demikianan analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

4.6 Perumusan masalah


Setelah Analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah Kesehatan
dalam keluarga Nn. J. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah- masalah yang
hendak dipecahkan yaitu :
1. Beritahu pasien tentang dismenorea
2. Cara mengatasi nyeri saat menstruasi
3. Berikan motivasi pada pasien untuk melakukan pola hidup sehat

Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak  ditemukan


kesenjang anatara teori dengan praktik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. ASKEB
Pendokumentasian SOAP
Kunjungan II (………..)
S : Nn. J mengatakan
O : TD :
TB/BB :
A :
P :

Evaluasi :

Kunjungan III (……..)


S :
1. Nn. J mengatakan sudah tidak nyeri lagi
2. Nn. J mengatakan warna darah menstruasinya merah kecoklatan, bauk has 1
pembalut penuh
3. Nn. J mengatakan badannya sudah agak segar dan tidak lemas lagi

O :
Ku : Baik
TB/BB :
A :
P :

Evaluasi :

B. SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“PENCEGAHAN DISMINOREA PADA REMAJA PUTRI”
Pokok Bahasan : Disminorea
Sub pokok bahasan : disminorea pada remaja putri
Waktu :
Tanggal :
Tempat :
Oleh :
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikut kunjungan dan mendapatkan penyuluhan, diharapkan
remaja dapat memahami tentang disminorea yang sering dialami
wanita saat menstruasi.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 10 menit, sasaran dapat :
menjelaskan tentang materi yang disampaikan
III. Materi
1. Pengertian Disminorea
2. Penyebab Disminorea
3. Tanda dan Gejala Disminorea
4. Penanganan Disminorea
Kerangka Pemateri

Waktu Kegiatan
2 Menit 1. Pembukaan
Salam, Pengenalan, Tujuan
8 Menit 2. Inti/Materi
a. Penyuluh menjelaskan materi
Pengertian Disminorea
Penyebab Disminorea
Tanda dan Gejala Disminorea
Penanganan Disminorea
b. Sasaran Menyimak materi

2 menit 3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
b. Melakukan post test dengan pengisian
kuesioner
c. Memberi salam
IV. Media & Sumber
a. Media : Ceramah dengan media PPT
b. Sumber : Dari media Promkes Reproduksi
V. Evaluasi
1. Prosedur : Pretes dan Postest
2. Jenis Tes : Google Form
3. Bentuk : pertanyaan tertutup
IV. Lampiran
materi
C. DAFTAR TILIK
D. JOBSHEET
E. MEDIA EDUKASI

DOKUMENTASI FOTO

Anda mungkin juga menyukai