Disusun Oleh :
Baeti Ida Rukmanawati
07190200026 (B1)
Disusun oleh :
Baeti Ida Rukmanawati
07190200026
Telah disetujui :
Pada tanggal November 2020
Menyetujui,
Dosen Koordinator RW 02
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan
rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan laporan individu keluarga binaan dengan judul
“Laporan Individu Keluarga Binaan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas Konseling Masalah
Gizi Remaja Pada Nn.C Di RT.09/RW.02 Kelurahan Karangmulya Tahun 2020”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas pada
Asuhan Kebidanan Komunitas di Program Studi Diploma IV Kebidanan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak
menerima bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
2. Dr. Dr. Dr. Hafizurrachman, SH, MPH. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
3. Dr. Sobar Darmadja, S.Psi, MKM. Selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
4. Astrid Novita, SKM, MKM. Selaku Wakil Ketua II, III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
5. Hidayani, AM.Keb, SKM, M.Kes selaku Kepala Departemen Vokasi di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
6. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
7. Ernita Prima Noviyani, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.
8. Teman – teman kelompoRW.02 yang telah memberi dukungan semangat untuk penulis
dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
maupun saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan keluarga binaan ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk
penulis dan menjadi inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, November 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu Melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Binaan tentang konseling
gizi seimbang kepada Nn. C di RT.09/RW.02 Kelurahan Karangmulya,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari keluarga binaan ini sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengenali wilayah praktek kebidanan komunitas dan masalah-
masalah kesehatan di daerah.
b. Mahasiswa dapat menemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi/ balita atau remaja yang merupakan masalah reproduksi.
c. Mahasiswa dapat melakukan intervensi implementasi dan evaluasi tentang
keluarga binaannya.
d. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi tentang keluarga binaannya.
1.3 Manfaat
a. Bagi Klien Keluarga Binaan
Menambah pengetahuan remaja tentang gizi seimbang pada remaja serta
mengubah pola hidup klien untuk mau mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang
b. Bagi Institusi
Sebagai suatu masukan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan di lahan praktik serta mempersiapkan
mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah yang mungkin terjadi di
masyarakat.
c. Bagi Penulis
Mampu melakukan asuhan kebidanan, konseling serta mendikumentasikan
hasil pemeriksaan. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan gizi seimbang pada remaja
sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara
sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan
memberikan dampak menurunkan angka KEK pada remaja serta belajar
menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Remaja
2.2.1 Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Istilah ini menunjukkan masa awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya mulai dari usia 12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam
hal ini adalah usia 10 tahun sampai dengan 19 tahun menurut klasifikasi World
Health Organization (WHO).
2.2.2 Psikologis Remaja
Remaja mencakup masa kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik
(piaget). Dengan mengatakan poin-poin sebagai berikut secara psikologis masa
remaja:
1. Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyak aspek afektif.
4. Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
2.5 Kesimpulan
Selama kurun waktu 2 minggu penulis memberikan asuhan kebidanan, mahasiswa
telah mampu untuk :
1. Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga binaan Nn.C di RT.09/RW.002 di
Kelurahan Karangmulya
2. Melakukan konseling pada Nn.C terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan di
RT.09/RW.002 di Kelurahan Karangmulya.
3. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan Nn.C di RT.09/RW.002 di
Kelurahan Karangmulya
2.6 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan beberapa saran, antara
lain :
1. Untuk Keluarga Binaan
Selalu mengikuti program pemerintah dan mengikuti penyuluhan yang
dilakukan di daerah wilayah RW.002 agar mengetahui pembaharuan ilmu terbaru
dan dapat menjaga kesehatan diri dan keluarga.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Lebih meningkatkan lagi konsep mengenai keluarga binaan yang akan
dilakukan dan membimbing mahasiswa agar dapat melakukan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan tepat dalam tindakan.
3. Untuk Mahasiswa
Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien,
dimana mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis atas fenomena dan kejadian yang
ada di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Waktu Kegiatan
5 menit 1. Pembukaan
a. Salam
b. Pengenalan
c. Tujuan : agar materi yang disampaikan dapat diterima
oleh keluarga binaan
10 menit 3. Penutup
a. Menyimpulkan materi
b. Melakukan post test dengan pengisian kuesioner
c. Memberi salam
V. Evaluasi
1. Prosedur : Pre-tes dan Post-tes
2. Jenis tes : Tulis
3. Bentuk : Pertanyaan tertutup
IV. Lampiran
Materi
29
MATERI GIZI SEIMBANG PADA REMAJA
1. Pengertian Remaja
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) remaja atau dalam istilah
asing yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah kematangan. Remaja adalah
seseorang yang memiliki rentang usia 10- 19 tahun. Remaja adalah masa dimana tanda-
tanda seksual sekunder seseorang sudah berkembang dan mencapai kematangan seksual.
Remaja juga mengalami kematangan secara fisik, psikologis, maupun sosial.
30
Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi pada ukuran
dan jumlah eritrosit atau pada kadar hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi
pertukaran O2 dan CO2 di antara jaringan dan darah. Pada penderita anemia, lebih
sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin atau Hb) di bawah
nilai normal. Anemia didefinisikan suatu keadaan yang mana nilai Hb dalam darah
lebih rendah dari keadaan normal (WHO, 2001).
Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
b. Stunting
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang
atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil,
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa
yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yang optimal (Kemenkes RI, 2018).
c. Kurang Energi Kronis
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun. KEK penyebabnya adalah dari ketidakseimbangan antara asupan untuk
pemenuhaan kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan Kesmas
FKMUI, 2007).
Remaja putri yang ditandai dengan masuknya masa pubertas akan banyak
mengalami perubahan termasuk perubahan fisik. Berbagai Usaha dilakukan untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkannya seperti melakukan diet dengan
mengurangi konsumsi makanan, bahkan ada yang sampai menggunakan obat-obatan
pelangsing tubuh. Perilaku diet pada remaja putri yang tidak diimbangi dengan
pengetahuan yang cukup tentang gizi dan kebutuhan nutrisi tubuh tersebut akan
berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik, kekurangan gizi, dan perkembangan
31
psikososialnya. Disamping itu pada masa remaja juga perlu adanya aktivitas fisik
yang cukup, yang secara tidak langsung juga menjadi penyebab terjadinya kasus
kekurangan energi kronik yang merupakan salah satu bentuk malnutrisi (WHO,
2010).
d. Obesitas
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016) obesitas adalah
berat badan yang lebih tinggi dari berat badan yang dianggap sehat untuk tinggi
badan tertentu. Indeks Massa Tubuh atau BMI, digunakan sebagai alat skrining
untuk kelebihan berat badan atau obesitas. Sedangkan menurut WHO dalam P2PTM
Kemenkes RI (2018) obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan
akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang
digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama. Kegemukan dan obesitas terjadi
akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi
tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi,
sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas
fisik dan sedentary life style (kebiasaan hidup kurang gerak) (Kemenkes RI, 2012).
3. Faktor Yang Memicu Masalah Gizi Remaja
a. Kebiasaan makanan yang buruk
Kebiasaan makanan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga
yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terjadi pada usia remaja. Mereka
akan makan seadanya tanpa mengetahuinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap
kesehatan mereka (Moehji, 2017).
b. Pemahaman gizi yang keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama wanita
remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara
kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara
keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Hanya makan sekali sehari, atau
makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip
pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi (Moehji,
2017).
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
32
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan kebutuhan
gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode” yang tengah
marak dikalangan remaja. Di tahun 1960 an misalnya remaja-remaja di Amerika
Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hot dog dan minuman 7 Coca Cola.
Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk
di Indonesia (Moehji, 2017).
d. Promosi yang berlebihan melalui media masa
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat mudah tertarik pada halhal yang
baru. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengusaha makanan dengan mempromosikan
produk makanan mereka, dengan cara yang sangat memengaruhi para remaja. Lebih-
lebih jika promosi itu dilakukan dengan menggunakan bintang film yang menjadi
idola mereka (Moehji, 2017).
e. Masuknya produk-produk makanan baru
Produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas membawa
pengaruh terhadap kebiasaan makan para remaja. Jenis-jenis makanan siap santap
(fast food) yang berasal dari negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger fried
chicken & french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk food) sring
dianggap sebagai gimbal kehidupan modern oleh para remaja. Keberatan terhadap
berbagai jenis fast food itu terutama karena kadar lemak jenuh dan kolesterol yang
tinggi disamping kadar garam (Moehji, 2017).
f. Screen Time
Perkembangan teknologi saat ini ikut andil dalam perkembangan obesitas. Menonton
TV serta menggunakan media elektronik atau gadget membuat remaja dapat duduk
tenang dalam waktu yang lama (Van , 2015). Gaya hidup sedentary, dimana aktivitas
fisik yang dilakukan individu tergolong rendah dapat mendukung terjadinya
kegemukan. Aktivitas fisik yang rendah, akan menyebabkan energi yang masuk dari
asupan makanan tidak 9 terpakai dan menumpuk dalam bentuk 8 lemak tubuh. Jika
keadaan ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan terjadi peningkatan resiko
kegemukan, termasuk pada anak-anak (Sari, 2015).
4. Kebutuhan Gizi Seimbang Pada Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa. Pada masa ini akan
terjadi perubahan fisik, biologis, dan psikologis. Pada masa ini, remaja rentan terhadap
masalah gizi terutama untuk remaja putri. Pada umumnya, pola makan yang kurang
33
tepat menjadi penyebab dari masalah gizi yang terjadi pada remaja. Beberapa masalah
gizi yang sering dialami pada masa remaja adalah gangguan makan, obesitas, KEK,
makan tidak teratur dan anemia (Susetyowati, 2016).
Kebutuhan gizi pada masa remaja sangat erat kaitannya dengan besarnya tubuh hingga
kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat (grow spurt). Pada
remaja putri grow spurt dimulai pada umur 10-12 tahun. Pada remaja putra grow spurt
terjadi pada usia 12-14 tahun. Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena mereka masih
mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Adriani
dan Wirjatmadi, 2014).
Zat-zat gizi yang dibutuhkan remaja diantaranya adalah :
a. Energi
Energi merupakan satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Faktor
yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas
fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di sekolah maupun di luar
sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif. Sejak
lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan
energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan
kecepatan pertumbuhan. Permenkes RI nomor 75 tahun 2013 tentang AKG
menyebutkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja 13-15 tahun adalah
2125 kkal untuk perempuan, dan 2475 kkal untuk laki-laki setiap hari. AKG energi
ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber
karbohidrat adalah beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spaghetti, makaroni),
umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
b. Protein
Protein terdiri dari asam-asam amino. Selain menyediakan asam amino esensial,
protein juga menyuplai energi jika energi yang dihasilkan karbohidrat dan lemak
terbatas. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan
protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena memasuki
masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein
34
laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh.
Kecukupan protein bagi remaja 13-15 tahun adalah 72 gram untuk laki-laki dan 69
gram untuk perempuan setiap hari. Makanan sumber protein hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai
sumber protein adalah daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam,
ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan hasil
olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan dan lain-lain.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muskular
skeletal (kerangka) dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa
anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50
persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja
13-15 tahun adalah 1000 mg baik untuk laki-laki maupun perempuan. Sumber
kalsium diantaranya adalah ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
d. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan
cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume
darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan
besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama
disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan
perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan
dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang
meningkat, akan mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin
merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan
tingginya kebutuhan mereka akan zat besi. Kebutukan besi bagi remaja usia 13-15
tahun adalah 19 mg untuk laki-laki dan 26 mg untuk perempuan.
e. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama
untuk remaja laki-laki. AKG seng remaja 13-15 tahun adalah 17,4 mg per hari untuk
laki-laki dan 15,4 untuk perempuan.
35
f. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan
beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA
dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk
pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E
diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel.
Berikut adalah pola makan yang mengikuti 13 Pesan Dasar “Gizi Seimbang”
sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan Gizi bagi Remaja :
1) Makanlah aneka ragam ragam makanan yang terdiri dari zat tenaga,zat
pembangun,dan zat pengatur
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat,setengah dari kebutuhan energi
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5) Gunakan garam beryodium
6) Makanlah makanan sumber zat besi
7) Berikan ASI ekslusif pada bayi umur 0-6 bln
8) Biasakan makan pagi
9) Minumlah air bersih ,aman yang cukup jumlahnya
10) Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11) Hindari munum minuman beralkohol
12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13) Bacalah label pada makanan yang dikemas
Lampiran 2
Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban di bawah ini yang menurut ibu benar!
1. Remaja adalah?
a. Masa dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang sudah berkembang dan
mencapai kematangan seksual.
b. Masa dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang sudah berkembang dan
36
mencapai kematangan psikologi.
c. Masa dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang belum berkembang dan
mencapai kematangan seksual.
5. Energi adalah?
a.Satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
b. Satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan mineral
c.Satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan kalsium
37
c.Vitamin D
8. Anemi adalah?
a.Suatu keadaan yang mana nilai Hb dalam darah lebih rendah dari keadaan normal
b. Kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur
c.Berat badan yang lebih tinggi dari berat badan yang dianggap sehat untuk tinggi badan
tertentu. Indeks Massa Tubuh atau BMI
Lampiran 3
VARNEY
38
Nama Anak : Nn. Chairunnisa Dwi Hapsari
Usia : 14 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Belum bekerja
2. Alasan Kunjungan :-
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : belum menstruasi
Sikluse : belum menstruasi
Lama : belum menstruasi
Banyaknya : belum menstruasi
Sifat darah : belum menstruasi
Flour albus : belum menstruasi
HPHT : belum menstruasi
5. Riwayat Kesehatan :
Klien tidak memiliki riwayat penyakit
39
6. Riwayat Psikososial : klien tidak memiliki riwayat psikososial
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Istirahat : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam
c) Pola eliminasi
BAK : 3-5 x/hari
BAB : 1-2x/hari
d) Pola Nutrisi :
Makan : 3x/hari (nasi, ayam/ikan, tahu, tempe)
Minum : ± 1 liter/hari (air putih )
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah :-
Denyut nadi : 75x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu tubuh : 36,5̊ C
3. Pemeriksaan Status Gizi
Berat badan : 19 kg
Tinggi badan : 123 cm
IMT : 12,98
LILA : 16 cm
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : normal, tidak oedema
Mata : normal, tidak anemis
Telinga : normal, simetris dan bersih
Hidung : tidak ada kelainan
40
Mulut : normal, bersih
Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan thyroid
Dada : normal, simetris
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan
Langkah V : Perencanaan
1. Berikan inform consent
2. Bina hubungan baik antara mahasiswa dengan klien keluarga binaan
3. Jelaskan tujuan melakukan kunjungan
4. Lakukan anamnesa
5. Jelaskan hasil pemeriksaan
6. Jelaskan kunjungan ulang
7. Dokumentasikan
Langkah VI : Pelaksanaan
1. Memberikan inform consent
2. Membina hubungan baik antara mahasiswa dengan klien keluarga binaan
3. Menjelaskan tujuan kunjungan adalah untuk melakukan skrining test sesuai
dengan usia anak
41
4. Menjelaskan tujuan kunjungan adalah untuk melakukan KIE gizi seimbang pada
remaja
5. Melakukan anamnesa biodata dan KIE gizi seimbang
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan baik
7. Menjelaskan kunjungan ulang yaitu keesokan harinya
8. Mendokumentasikan
Tanggal :
Jam :
SOAP Kunjungan II
42
KE : stabil
TTV : S : 36,6oC R : 21 x/menit
N : 80 x/menit
A : Nn. C umur 14 tahun remaja dengan KEK
P : 1. Memberi salam pada keluarga binaan
2. Melakukan KIE masalah gizi dan gizi seimbang pada remaja menggunakan media
video edukasi
3. Menjelaskan penggunaan aplikasi Cek Kesehatan Gizi Remaja
4. Mendokumentasikan
Lampiran 4
DOKUMENTASI
43
44