Oleh :
Mahasiswa Keperawatan
Oleh :
Mengetahui :
Prodi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktik komunitas di
RT03 RW06 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Praktik komunitas ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa bekerja
sama dengan individu, keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep keperawatan komunitas dalam rangka membentuk perawat professional.
Dengan terselesainya laporan praktik keperawatan komunitas ini, kami mengucapka
terima kasih kepada:
1. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.
2. Wildan Akasyah, S.Kep.Ns,M.Kep selaku pembimbing lahan praktik profesi
keperawatan komunitas atas bimbingan dan arahannya.
3. Bapak Riyadi, selaku kepala Desa Maron atas kerjasamanya.
4. Bapak selaku ketua RT 3 di RW 06 Desa Maron atas kerjasamanya.
5. Seluruh masyarakat RT 03 di RW 06 di atas kerjasamanya.
6. Semua rekan-rekan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata angkatan 2021 yang telah membantu
sampai terselesainya laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak bisa
disebutkan satu – persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun untuk bersama – sama
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas..........................................................3
1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas...........................................3
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas..........................................3
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas...........................................4
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas............................................6
5. Pusat Kesehatan Komunitas.....................................................................7
6. Bentuk-bentuk Pendekatan Dan Partisipasi Masyarakat..........................8
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas................................10
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama..........................................................................................................11
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas......................................14
1. Pengkajian..............................................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................................17
3. Perencanaan/Intervensi..........................................................................17
4. Pelaksanaan/Implementasi.....................................................................18
5. Penilaian/EvaluasI.................................................................................18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..........................................20
A. Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas.........................................20
B. Tahap Pelaksanaan..........................................................................................21
C. Pengkajian Komunitas.....................................................................................23
iii
D. Analisa Data....................................................................................................41
E. Penafsiran Masalah.........................................................................................42
F. Intervensi Keperawatan...................................................................................43
G. POA.................................................................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................47
BAB V PENUTUP.....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................49
iv
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Rita Hadi, 2013)
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kebenarannya atau faktanya perawat kesehatan komunitas yang ada di Indonesia
khususnya yang ada di puskesmas tidak banyak melaksanakan tugas profesi tersebut dengan
berbagai macam alasan dan permasalahan (Rita Hadi, 2013).
Hal yang utama dari proses asuhan keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu
dan secara berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan pasien/klien, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih
menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Ertha, 2019).
Kasus yang terjadi di RT 03 RW 06 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri yang cukup tinggi adalah pemilahan sampah. Dimana ketika dilakukan
survey lokasi dan saat pengkajian terdapat data bahwa 41 kk mengatakan jika sampah
dibakar. Kasus inilah yang menyebabkan banyak warga yang mengalami gangguan saluran
pernapasan yang disebabkan oleh asap pembakaran sampah.
Salah satu penyebab utama peningkatan masalah penyakit adalah kurangnya
1
kesadaran dalam menjalankan hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan dengan air bersih dan
2
menggunakan sabun, memberikan ASI eksklusif, tidak merokok, beraktifitas fisik,
mengkonsumsi air bersih, jamban dan memberantas jentik nyamuk, dan pemilahan sampah
merupakan indikator menjalankan hidup bersis dan sehat dalam rumah dan lingkungan
(Claudia Fariday, 2020).
Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Dari fenomena tersebut maka dapat dirumuskan masalah tentang pemeliharan
kesehatan kurang yang terjadi di RT 03 RW 06 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan
Banyakan Kabupaten Kediri.
.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri?
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahuai Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn.
Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
b. Untuk melakukan analisa permasalahan yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn.
Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
c. Untuk menentukan prioritas masalah yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng
Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
d. Untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan program kerja dan
masalah di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri.
3
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Bagi Keluarga dan Pasien
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada anggota keluarga.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga Sebagai suatu
pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
(Nofalia, 2018).
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
A. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris
endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
B. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
C. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
6
b) Bayi baru lahir
c) Balita
7
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
Wanita tuna susila
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
Kelompok-kelompok pekerja tertentu
Dan lain-lain
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
Panti wredha
Panti asuhan
Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
Penitipan balita
D. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah
gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
8
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan
keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi
peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,
dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
5. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
A. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
9
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain
itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta
didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit
influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik
dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
B. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan
di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan program yang
bertujuan untuk :
10
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara sederhana
dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat
diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :
1) Kesehatan ibu dan anak
2) KB
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
6) Sanitasi dasar
7) Penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat
yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3) Mempercepat penerimaan NKKBS
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi
6) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
11
dengan system 5 meja, yaitu :
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(PasanganUsia Subur)
2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III Pengisian
KMS
4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
PUS yang belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan
program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi
dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN.
12
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari
konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep
praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care
System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak &
Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah :
A. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
B. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
C. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek
sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal
dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
(misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara
social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
13
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
14
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang
tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan
sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial.
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan
15
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di
rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit
demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan
perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga
dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama
masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggotanya.
3. Tingkat individu
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat
yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan
dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga
aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok
dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada
pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi
bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
16
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat
secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan
latihan fisik pada penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini
diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak,
2009):
18
dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak, 2005) :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit
Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,
19
apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya
Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat
2) Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2005):
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
3) Cara pengumpulan data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
20
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
21
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan
yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data
penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
C. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005) :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
22
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
D. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
E. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah
sebagai berikut:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervens
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa melalui praktek profesi keperawatan di masyarakat berlangsung
mulai tanggal 21 Oktober sampai 6 November 2021. Pada praktek profesi
keperawatan komunitas ini mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri mendapatkan
lahan praktek di wilayah RT 03, RW 06 Dusun Geneng Kelurahan Maron,
Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
19
RT 03 RW 06 Dusun Genengan Kelurahan sebagai wilayah binaan
mahasiswa profesi ners IIK Bhakti Wiyata Kediri. Melalui perijinan
Ketua RT/RW setempat.
e. Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 03 Bapak Kasmidi.
Pertemuan antara ketua RT 03, dengan mahasiswa dilakukan di
rumah Ketua RT pada tanggal 21 Oktober 2021. Ketua RT 03,
Kelurahan Maron menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa
menyampaikan maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan
komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua RT memberikan
gambaran tentang keadaan warga dan lingkungannya secara umum
dan status kesehatan warga.
Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh
mahasiswa sendiri dengan membagi dalam kelompok sesuai
dengan jumlah KK, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh
mahasiswa sendiri.
2) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali
memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga.
Perencanaan dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap
pelaksaan kegiatan.
B. TAHAP PELAKSAAN KEGIATAN
1. Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktek keperawatan komunitas dilakukan pada hari Senin
tanggal 21 Oktober 2021 pukul 09.00-11.30 WIB di rumah Ketua RT 03,
karena situasi yang pandemic pembukaan praktek keperawatan komunitas
hanya dihadiri oleh perwakilan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata dengan
ketua RT 03 RW 06 Dusun Genengan Kelurahan Maron. Dengan acara
serah terima mahasiswa kepada pihak Kelurahan Bujel oleh dosen
pembimbing dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan
praktek profesi keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar
lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RT 03,
RW 06 Kelurahan Bujel secara umum. Pada saat itulah mahasiswa secara
resmi diterima oleh warga RT 03, RW 06 Kelurahan Bujel untuk
20
selanjutnya mendarmabaktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat RT 03, RW 06 sampai batas waktu yang ditentukan.
2. Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Setelah acara pembukaan dan serah terima tanggal 21 OKtober 2021
dilakukan pengenalan dengan warga RT 03, RW 06 Dusun Genengan,
namun kondisi yang masih pandemi maka mahasiswa hanya dikenal kan
secara singkat. mahasiswa melakukan pengkajian dari pintu ke pintu
rumah warga dan menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa IIK Bhakti
Wiyata Kediri.
Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian
data mulai tanggal 21 Oktober – 23 Oktober 2021 melalui ketua RT. Pada
saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan
dan asuhan keperawatan komunitas.
3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 21
Oktober – 23 Oktober 2021 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa
dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi wilayah RT 03,
RW 06 bekerjasama dengan ketua RT, mekanisme pengumpulan data
dengan melakukan pengkajian dari pintu ke pintu rumah warga dengan
menerapkan protokal kesehatan.
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.
a. Data Demografi
RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron termasuk dalam Kecamatan Banyakan
memiliki jumlah penduduk 152 jiwa dengan 53 KK. RT 03 RW 06 terletak di dalam
wilayah Dusun Geneng Desa Maron Kecamatan Banyakan yang berbatasan dengan:
21
a. Denah Batas Wilayah
Keterangan :
= Batas wilayah
22
C. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki- % Perempuan % Total %
laki
78 51% 74 49 % 152 100%
23
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
3) Jenis lantai
5) 8m
24
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 53 100
3) Jenis Jamban
4) Tempat BAB
5) Kondisi Jentik
c. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak dirumah
No. Hewan peliharaan Frekuensi %
1. Peliharaan 11 21
2. Pengerat 20 38
25
3. Serangga 22 41
Jumlah 53 100
2) Kondisi kandang
No. Kondisi kandang Frekuensi %
1. Bersih 4 8
2. Kotor 6 11
3. Tidak ada 43 81
Jumlah 53 100
b. Jaminan Kesehatan
2. Kebiasaan CTPS
26
c. Tidak merokok di dalam rumah
5. Ibu hamil
No ANC Frekuensi %
1 Hamil 3 18
2 tidak hamil 14 82
Jumlah 17 100
27
12. Lain2 (Pegal) 29 20
Jumlah 152 100
Distribusi Penduduk
Berdasarkan Jenis Kelamin
49% Laki-laki
51% Perempuan
0% 3%
0-4 tahun
9% 8% 5-12 tahun
10% 13-17 tahun
18-44 tahun
35%
45-59 tahun
35% 60-90 tahun
>90 tahun
28
Distribusi Penduduk Berdasarkan
Pendidikan
3% 0% 5%
Tidak sekolah
9%
34% TK
32% SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
17%
PNS/TNI/POLRI
6% Peg. Swasta
Wiraswasta
23% 14%
Petani
Buruh Tani Nelayan Tidak Bekerja Lain-lain
14%
40%
0%
0% 3%
29
Distribusi Penduduk Perdasarkan Agama
100%
Islam
Jenis Perumahan
PermanenSemi PermanenTidak Permanen
0%
100%
30
Status Kepemilikan Rumah
Milik SendiriSewa
0%
100%
Jenis Lantai
16%
Keramik
Tidak
Keramik
84%
31
Sistem Ventilasi Rumah
22% <20%
>20%
78%
22%
YaTidak
78%
32
Sumber Air Untuk Makan Dan
0% 0%
Minum
17%
PAM
Sumur Sungai Lain-Lain
98%
9%
Dimasak
Tidak dimasak
91%
33
Jenis Jamban
0%
Leher Angsa
100% Cemplung
Tidak Punya
Tempat BAB
0%
WC
Sungai Ladang
100%
32%
YaTidak
68%
34
Gambar 3.15 Diagram Distribusi Kondisi Jentik di Desa Maron
RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi jentik
yang ya sebanyak 17 rumah (32%) sedangkan yang tidak sebanyak 36
rumah (68%)
f) Kondisi Tempat Sampah
23%
Ditimbun
Dibakar TPA
77%
28% GOT
47% Sungai Tidak Ada
25%
35
Kepemilikan Hewan Ternak
21%
Peliharaan
41% Pengerat Serangga
38%
Kondisi Kandang
8%
11%
Bersih
Kotor Tidak Ada
81%
36
Tempat Berobat Keluarga
2%
6% RS
PKM KLINIK
19% ALTERNATIF
73%
Jaminan Kesehatan
4%
BPJS
41% MANDIRI
55%
LAIN-LAIN
IyaTidak
43%
57%
37
Gambar 3.22 Diagram Distribusi Kebiasaan CPTS keluarga di
Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kebiasaan
CPTS sebanyak 30 (43%) iya, 23 (57%) Tidak.
d) Perilaku terhadap kesehatan
IyaTidak
100%
13%
Iya Tidak
87%
38
Merokok
42%
Iya Tidak
58%
8%
Iya Tidak
92%
18%
36%
IUDSuntikPil
46%
39
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kontrasepsi
yang digunakan IUD 4 (36%), Suntik 5 (46%) Pil 2 (18%).
f) Ibu hamil
Ibu Hamil
18%
HamilTidak hamil
82%
40
D. Analisa Data
41
sampah diperoleh
dibanding penggunaan
menimbunnya tempat sampah
Pak RT sebanyak 41 KK
mengatakan (77,3%) adalah
banyak asap dibakar
yang
ditimbulkan
dari
pembakaran
sampah warga
4. Warga Dari hasil Pemeliharaan kesehatan
mengatakan pengkajian tidak efektif berhubungan
banyak diperoleh adanya dengan ketidakmampuan
terdapat jentik-jentik di mengatasi masalah
jentik-jentik di bak mandi ditandai dengan tidak
bak mandi sebanyak 36 KK paham cara mengatasi
rumahanya (68%) jentik-jentik di bak
mandi
42
E. Penapisan Masalah
Kriteria
Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap
No. Total Prioritas
Diagnosa untuk dipecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1 Defisit pengetahuan pada komunitas di RT 03 RW
06 Dusun Geneng Desa Maron berhubungan
dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan 3 3 3 9 1
menunjukan presepsi yang keliru terhadap
vaksinasi COVID-19
2 Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan
berhubungan dengan program tidak mengatasi
seluruh masalah kesehatan komunitas ditandai 2 3 3 8 2
dengan terjadi masalah kesehatan yang dialami
komunitas yaitu ispa
3 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah 2 3 2 7 3
ditandai dengan kurang menunjukkan pemahaman
tentang perilaku sehat dengan membakar sampah
4 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah 2 3 2 7 4
ditandai dengan tidak paham cara mengatasi
jentik-jentik di bak mandi
43
Keterangan:
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi
44
F. Intervensi Keperawatan
45
2. Defisit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
komunitas berhubungan asuhan keperawatan selama 3 Observasi
dengan berhubungan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
dengan program tidak Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi seluruh Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
masalah kesehatan Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
komunitas ditandai Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
dengan terjadi masalah perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
kesehatan yang dialami meningkat (5) Edukasi
komunitas yaitu ispa Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)
46
3. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
tidak efektif asuhan keperawatan selama 3 Observasi
berhubungan dengan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
ketidakmampuan Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi masalah Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
ditandai dengan kurang Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
menunjukkan Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
pemahaman tentang perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
perilaku sehat dengan meningkat (5) Edukasi
membakar sampah Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)
47
4. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
tidak efektif asuhan keperawatan selama 3 Observasi
berhubungan dengan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
ketidakmampuan Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi masalah Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
ditandai dengan tidak Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
paham cara mengatasi Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
jentik-jentik di bak perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
mandi meningkat (5) Edukasi
Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)
48
G. POA
49
booklet
3. Pemeliharaan Pelaksanaan kerja 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan Seluruh warga RT Erlangga alviza
kesehatan tidak bakti dengan warga peralatan yang diperlukan. sekilar RT 03 RW 03 RW 06 firdaus
efektif RT 03 2. Berkoordinasi dengan ketua 06
RT 03
3. Mengundang seluruh warga 31 Oktober 2021
RT 03 untuk ikut serta
dalam melakukan kerja
bakti
Penanaman tanaman 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan atau Seluruh warga RT Linda
toga di lingkungan peralatan yang diperlukan. rumah warga 03 RW 06 krisdayanti
RT 03 2. Menyampaikan ijin RT 03 RW 06
pemakaian tempat
penanaman 31 Oktober 2021
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
4. Mengundang seluruh warga
RT 03 untuk ikut serta
dalam penanaman tanaman
toga
Pengolahan sampah 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga RT Frena isnanto
di RT 03 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06
2. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03 31 Oktober 2021
3. Mengundang seluruh warga
RT 03
4. Melakukan penyuluhan dan
pemilahan sampah dengan
media langsung
Pembagian obat 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga RT Devi Eriana
jentik-jentik Abate peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06
2. Berkoordinasi dengan ketua
50
RT 03 31 Oktober 2021
3. Mengunjungi rumah warga
dan memberikan obat
jentik-jentik
Penan
Tempat dan
No Masalah Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran ggung jawab
Waktu
1. Defisist Penyuluhan tentang 6. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Warga RT 03 Wilis Susant i
pengetahuan vaksin covid-19 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 RW 06
kepada masyarakat 7. Menyampaikan ijin
khususnya pada 01 November
pemakaian tempat
warga yang belum 2021
melakukan vaksinasi penyuluhan.
8. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
9. Mengundang warga yang
belum melakukan vaksin
atau yang sudah melakukan
vaksin dosis pertama
10. Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan
menggunakan media
booklet dan poster
Sosialisasi bahaya 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Ibu-ibu warga RT Eka Resita Sari
penggunaan gadget peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06
pada orang tua yang 2. Menyampaikan ijin
memiliki anak usia pemakaian tempat 01 November
sekolah maupun penyuluhan. 2021
balita 3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
4. Mengundang ibu-ibu warga
51
RT 03 yang mempunyai
anak balita atau anak usia
sekolah
5. Memberikan penyuluhan
kepada ibu-ibu dengan
media booklet dan poster
2. Pemeliharaan Pelaksanaan kerja 4. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan Seluruh warga Erlang ga alviza
kesehatan tidak bakti dengan warga peralatan yang diperlukan. sekilar RT 03 RT 03 RW 06 firdaus
efektif RT 03 5. Berkoordinasi dengan ketua RW 06
RT 03
6. Mengundang seluruh 31 Oktober 2021
warga RT 03 untuk ikut serta
dalam melakukan
kerja bakti
Penanaman tanaman 5. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan atau Seluruh warga Linda krisda
toga di lingkungan peralatan yang diperlukan. rumah warga RT RT 03 RW 06 yanti
RT 03 6. Menyampaikan ijin 03 RW 06
pemakaian tempat
penanaman 31 Oktober 2021
7. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
8. Mengundang seluruh
warga RT 03 untuk ikut serta
dalam penanaman
tanaman toga
Pengolahan sampah 5. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga Frena isnant
di RT 03 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 RT 03 RW 06 o
6. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03 31 Oktober 2021
7. Mengundang seluruh
warga RT 03
8. Melakukan penyuluhan dan
52
pemilahan sampah dengan
media langsung
3. Koping komunitas Rekreasi bersama 1. Mempersiapkan tempat dan 07 November Warga RT 03 Devi
tidak efektif peralatan yang diperlukan. 2021 yang berkenan eriana
2. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03
3. Mengundang atau
mengajak warga yang ingin
ikut rekreasi dengan kuota
50 orang
4. Melaksanakan rekreasi
dengan warga sekitar
53
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengenalan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam keperawatan
komunitas. Dengan ditemukan masalah kesehatan yang ada melalui pengkajian komprehensif,
diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang
dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Setelah dilakukan pengenalan masalah kesehatan melalui pengkajian yang dilakukan
mahasiswa bersama-sama dengan masyarakat RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron kec
Banyakan, ditemukan masalah-masalah kesehatan sebagai berikut:
A. Defisit Pengetahuan Pada Komunitas Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi Ditandai Dengan Menunjukan Persepsi YNG Kliru Terhadap Vaksinasi
Covid-19
B. Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan Berhubungan Dengan Program
Tidak Mengatasi Seluruh Masalah Kesehatan Komunitas Ditandai Dengan Terjadi
Masalah Kesehatan Yang Dialami Komunitas Yaitu Ispa
1. Warga mengatakan asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah menyebabkan
sesak nafas
2. Pak RT mengatakan penyakit yang sering dialami warga adalah ispa
3. Dari hasil pengkajian data diperoleh penyakit 6 bulan terakhir sebanyak 77 warga
(50,6%) adalah ispa
54
4. Dari hasil pengkajian diperoleh penggunaan tempat sampah sebanyak 41 KK (77,3%)
adalah dibakar
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa mengadakan
kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan diantaranya :
a. Penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga pada
warga RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron kecamatan Banyakan, yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis sampah dan cara pengolahan sampah.
Untuk proker ini dilakukan sekali pertemuan. Lalu dilanjutkan aplikatif secara langsung
pemilahan sampah dan pengolahan sampah secara langsung bersama dengan
mahasiswa.
Kendala dalam pertemuan pertama yaitu warga cenderung tidak kooperatif saat
materi diberikan. Namun warga lebih cenderung sangat antusias saat berdikusi tentang
pengolahan sampah.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan dari Bapak
RT 03. Harapan kedepan dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini dapat merubah
pola kebiasaan dalam mengolah sampah yaitu dengan memilahnya dan tidak membakar
sampah.
C. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
mengatasi masalah ditandai dengan kurang menunjukkan pemahaman tentang
perilaku sehat dengan membakar sampah
1. Warga mengatakan tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir yang memadai.
2. Warga mengatakan lebih mudah membakar sampah dibanding menimbunnya.
3. Pak RT mengatakan banyak asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah warga.
4. Dari hasil pengkajian data diperoleh penyakit 6 bulan terakhir sebanyak 77 warga
(50,6%) adalah ispa.
5. Dari hasil pengkajian diperoleh penggunaan tempat sampah sebanyak 41 KK (77,3%)
adalah dibakar.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa
mengadakan beberapa kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga.
55
Adapun kegiatan yang telah dilakukan diantaranya:
56
populasi sampah plastic yang dibakar oleh warga. Ketika warga melakukan pengolahan
sampah antara sampah organic dan norganik ini diharapkan warga akan lebih
mengetahui kegunaan masing-masing sampah. Kegitan ini dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2021 di lingkungan RT 03 RW 06 yang diikuti oleh seluruh warga.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ini mendapatkan dukungan yang
sangat baik dari pihak RT. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
sampah tetapi juga menyediakan bak sampah untuk menaruh sampah anorganik yang
nantinya akan diambil oleh pengepul. Harapan kedepannya setelah dilakukan kegitan
ini warga tidak ada yang membakar sampah plastic karena dapat menyebabkan polusi
udara dan juga dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan.
D. Pemeliharan Kesehatan Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakmampuan
Mengatasi Masalah Ditandai Dengan Tidak Paham Cara Mengatasi Jentik-Jentik Di
Bak Mandi
1. Warga mengatakan banyak terdapat jentik-jentik di bak mandi rumahnya
2. Dari hasil pengkajian data diperoleh adanya jentik-jentik di bak mandi sebanyak 36 KK
(68%)
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa
mengadakan kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga. Adapun
kegiatan yang telah dilakukan diantaranya :
a. Memberikan obat abate di setiap rumah di lingkuyngan RT 03 RW 06
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah sebagai upaya dari pencegahan
terjadinya penyakit demam berdarah sehingga masyarakat mampu mengatasi
masalah jentik-jentik yang ada di bak mandi.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ini mendapatkan dukungan
yang sangat baik dari pihak RT dan warga. Kegiatan ini tidak hanya memberikan
obat abate tetapi membantu warga untuk lebih mampu mengatasi masalah yang ada.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil data-data yang telah diperoleh dapat menjelaskan tentang beberapa aspek
yang menjadi masalah pokok RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri di bidang
kesehatan. Dalam rangka praktek profesi komunitas, mahasiswa program profesi NERS
IIK Bhakti Wiyata menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang merupakan salah satu
proses kompleks yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam
lingkup masyarakat. Proses ini dimulai dari Pengkajian, Analisa data, Penetapan Prioritas
Masalah, Merancang Plan of Action atau rencana intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
B. Saran
1. Pihak mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan baik itu pengetahuan , sikap, dan
psikomotor tentang bagaimana bekerja dalam satu tim demi suatu tujuan tertentu.
2. Mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif
yang meliputi Pencegahan, Promosi, Pengobatan, dan Rehabilitasi.
3. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang berkompetensi
pada lansia.
4. Diharapkan masyarakat saling memotivasi dalam meningkatkan derajat kesehatan
seperti kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat diwilayah
lingkungan sekitar RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
58
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Rita. 2013. Pengaruh Intervensi Musik Gamelan Terhadap Depresi Pada Lansia Di
Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang. Staf Pengajar Departemen Keperawatan
Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 135-
140.
Iman, Erta. 2019. Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Rumah
Sakit. Erta Iman Jelita Harefa/181101138. ertahrf08@gmail.com.
Fariday, Claudia. 2020. Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Phbs Dan Covid-19
Untuk Warga Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak Kabupaten Manggarai Nusa
Tenggara Timur. Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat E-ISSN: 2622-0636
Volume 3, No 3, Oktober 2020 (148-157).
Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto.
59
Lampiran I
GANTT CHART PRAKTIK KOMUNITAS RT 3 RW 6 DI DESA MARON TANGGAL 21 OKTOBER – 06 NOVEMBER 2021
60
11 Pelaksanaan proker Penanaman D
toga, kerja bakti, pengolahan
sampah dan pemberian obat abate A
12 Pelaksanaan proker penyuluhan
tentang vaksinasi dan penyakit
menular
61
Lampiran II
PROKER WILIS
62
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021
63
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
HARI : SENIN
64
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Penyuluhan Bahaya
Pembakaran Sampah” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah yang cukup besar
peranannya dalam pencemaran lingkungan. Keberadaan sampah rumah tangga dalam
lingkungan merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh
suatu metode pengelolaan sampah yang masih didominasi sistem pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, kemudian pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA), atau
bertumpu pada pendekatan akhir (end-ofpipe). Padahal, timbunan sampah dengan volume
yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4)
yang dapat menimbulkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap pemanasan
global. Timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam memerlukan jangka waktu yang
lama dan memerlukan penanganan dengan biaya cukup besar.
Kenyataan menunjukkan bahwa pengelolaan sampah masih kurang mendapat
perhatian dan penanganan yang optimal dari berbagai pihak, baik dari masyarakat maupun
pemerintah, padahal permasalahan sampah merupakan tanggungjawab yang harus
diselesaikan secara bersama. Seperti halnya pada masyarakat yang masih mengolah sampah
degan cara dibakar. Membakar sampah rumah tangga dapat menyebabkan masalah
kesehatan jangka panjang. Bahan imia beracun yang dilepaskan selama pembakaran, dapat
menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penurunannya polusi pembakaran sampah.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan dalam memilah sampah rumah tangga.
3. Meningkatkan permberdayaan masyarakan dalam mengolah sampah.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah dan memilah sampah, serta dapat
menciptakan lingkungan yang bebas polusi dari pembakaran sampah.
66
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
pengelolaan sampah.
67
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “LINGKUNGANKU BERSIH”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah warga RT 03 RW 06 dsn. Geneng desa maron.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Senin, 1 November 2021
Waktu : 18.30.00 WIB
Tempat : Rumah ketua RT 03
E. MATERI
1. Definisi Sampah
Pengertian sampah menurut Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, didefinisikan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sementara itu menurut
Karden Edy Sontang Manik, (2007: 67), sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang
tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan, dan sisa aktivitas
manusia lainnya.
2. Jenis Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 15), secara garis besar jenis sampah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik/basah, sampah anorganik/kering, dan
sampah berbahaya. Secara terperinci akan dijelaskan sebagai berikut:
68
a. Sampah organik/basah. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayur, sisa buah,
dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
b. Sampah anorganik/kering. Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terdegradasi secara alami. Contohnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol,
dan lain-lain.
c. Sampah berbahaya. Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya adalah
baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-lain. Sampah
jenis ini memerlukan penanganan khusus.
3. Dampak Negatif Sampah
Menurut Gilbert (dalam Ni Komang Ayu Artiningsih, 2008: 32), ada tiga dampak
negatif sampah terhadap manusia dan lingkungan, yaitu :
a. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi binatang, seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
1) Penyakit diare, kolera, dan tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah yang dikelola dengan tidak tepat dapat bercampur
dengan air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit).
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
b. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
69
gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi
tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak keadaan sosial dan ekonomi
adalah:
1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan kesehatan masyarakat
terganggu. Hal penting dalam hal ini adalah meningkatnya pembiayaan untuk
berobat ke rumah sakit.
2) Pengelolaan sampah yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi infrastruktur
lain, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Selain itu, jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang juga akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan
4. Pengelolaan Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 24), pengelolaan sampah adalah semua kegiatan
yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan
akhir. Secara umum, dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah,
pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan pembuangan akhir, yang
diuraikan sebagai berikut:
a. Penimbulan sampah (solid waste generated) Pada dasarnya sampah tidak
diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode
penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan
oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatan (Kuncoro Sejati, 2009: 24).
b. Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah di tempat adalah
semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah ditempatkan di
lokasi tempat pembuangan. Suatu material yang sudah dibuang atau tidak
dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah di
tempat dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah
pada tahap selajutnya. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya,
antara lain meliputi pemilahan (sorting), pemanfaatan kembali (reuse), dan daur
ulang (recycle). Tujuan utama penanganan di tempat adalah untuk mereduksi
besarnya timbulan sampah (reduce) (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
70
c. Pengumpulan (collecting) Pengumpulan merupakan tindakan pengumpulan sampah
dari sumbernya menuju ke tempat pembuangan sementara (TPS) dengan
menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up khusus sampah (Kuncoro Sejati,
2009: 25).
d. Pengangkutan (transfer/transport) Pengangkutan merupakan usaha pemindahan
sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju tempat pembungan akhir
(TPA) dengan menggunakan truk sampah (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
e. Pengolahan (treatment) Menurut Kuncoro Sejati (2009: 25-26), sampah dapat
diolah tergantung pada jenis dan komposisinya. Berbagai alternatif yang tersedia
dalam proses pengolahan sampah adalah:
1) Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan yang bertujuan
untuk mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
2) Pembuatan kompos (composting), yaitu mengubah sampah melalui proses
mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output dari proses
ini adalah kompos dan gas bio.
3) Energy recovery, yaitu transformasi sampah menjadi energi, baik energi panas
maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di negara maju.
f. Pembuangan akhir Pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat kesehatan
dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan adalah open dumping,
yaitu sampah yang ada hanya ditempatkan begitu saja sehingga kapasitasnya tidak
lagi terpenuhi. Teknik open dumping berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan. Adapun teknik yang direkomendasikan adalah sanitary landfill, yaitu
pada lokasi TPA dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan
sampah(Kuncoro Sejati, 2009: 26).
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan
Acara
Terlampir
H. Anggaran
Dana Terlampir
71
I. Booklet
Terlampir
J. Poster
Terlampir
K. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
L. Evaluasi Kegiatan
Terlampir
72
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal “Penyuluhan Pengolahan Sampah” bagi kader ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu demi
terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.
73
DAFTAR PUSTAKA
Karden Edy Sontang Manik. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.
Ni Komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (Studi kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang). Semarang:
Tesis, UNDIP.
74
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
75
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
76
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
No. Sumber Dana Jumlah
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-
b. Pengeluaran
No. Uraian Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1. Sie Humas
Amplop lembar 1 2.000 2.000,-
Sub total 2.000,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 30 5.000,- 150.000,-
Kue panitia Buah 6 5.000,- 30.000,-
Air mineral Gelas 48 25.000,- 25.000,-
gelas
Sub Total 207.000,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 3 5.000,- 15.000,-
Sub Total 15.000,-
Total 222.000,-
77
SAP PENGOLAHAN SAMPAH
Disusun Oleh:
78
LEMBAR PENGESAHAN
(SAP)
HARI : SENIN
79
SATUAN ACARA PENGAJARAN
80
5 menit mengajukan
pertanyaan.
Penutup 2 menit Mengucapkan salam
7. Materi
A. Definisi Sampah
Pengertian sampah menurut Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, didefinisikan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sementara itu
menurut Karden Edy Sontang Manik, (2007: 67), sampah didefinisikan sebagai suatu
benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang
dihasilkan oleh kegiatan manusia. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri,
pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga,
perdagangan, dan sisa aktivitas manusia lainnya.
B. Jenis Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 15), secara garis besar jenis sampah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik/basah, sampah anorganik/kering, dan
sampah berbahaya. Secara terperinci akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Sampah organik/basah. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayur, sisa buah,
dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara
alami.
2) Sampah anorganik/kering. Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terdegradasi secara alami. Contohnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet,
botol, dan lain-lain.
3) Sampah berbahaya. Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya adalah
baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-lain.
Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.
81
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme
dan menarik bagi binatang, seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
1) Penyakit diare, kolera, dan tifus yang dapat menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah yang dikelola dengan tidak tepat
dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit).
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak
melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak keadaan sosial dan ekonomi
adalah:
1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan kesehatan masyarakat
terganggu. Hal penting dalam hal ini adalah meningkatnya pembiayaan untuk
berobat ke rumah sakit.
2) Pengelolaan sampah yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi
infrastruktur lain, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Selain itu, jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien,
orang juga akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan
4. Pengelolaan Sampah
82
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 24), pengelolaan sampah adalah semua
kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan
pembuangan akhir. Secara umum, dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian
timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan
pembuangan akhir, yang diuraikan sebagai berikut:
1) Penimbulan sampah (solid waste generated) Pada dasarnya sampah tidak
diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode
penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat
ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatan (Kuncoro Sejati, 2009:
24).
2) Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah di tempat
adalah semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah
ditempatkan di lokasi tempat pembuangan. Suatu material yang sudah
dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis.
Penanganan sampah di tempat dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selajutnya. Kegiatan
pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya, antara lain meliputi
pemilahan (sorting), pemanfaatan kembali (reuse), dan daur ulang
(recycle). Tujuan utama penanganan di tempat adalah untuk mereduksi
besarnya timbulan sampah (reduce) (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
3) Pengumpulan (collecting) Pengumpulan merupakan tindakan
pengumpulan sampah dari sumbernya menuju ke tempat pembuangan
sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up
khusus sampah (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
4) Pengangkutan (transfer/transport) Pengangkutan merupakan usaha
pemindahan sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju
tempat pembungan akhir (TPA) dengan menggunakan truk sampah
(Kuncoro Sejati, 2009: 25).
5) Pengolahan (treatment) Menurut Kuncoro Sejati (2009: 25-26), sampah
dapat diolah tergantung pada jenis dan komposisinya. Berbagai alternatif
yang tersedia dalam proses pengolahan sampah adalah:
a. Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan
yang bertujuan untuk mempermudah penyimpanan dan
pengangkutan.
83
b. Pembuatan kompos (composting), yaitu mengubah sampah melalui
proses mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan.
Output dari proses ini adalah kompos dan gas bio.
c. Energy recovery, yaitu transformasi sampah menjadi energi, baik
energi panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak
dikembangkan di negara maju.
6) Pembuangan akhir Pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat
kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan
adalah open dumping, yaitu sampah yang ada hanya ditempatkan begitu
saja sehingga kapasitasnya tidak lagi terpenuhi. Teknik open dumping
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Adapun teknik
yang direkomendasikan adalah sanitary landfill, yaitu pada lokasi TPA
dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan
sampah(Kuncoro Sejati, 2009: 26).
84
A. DAFTAR PUSTAKA
Kanisius.
85
PROPOSAL KEGIATAN
Disusun Oleh :
WIYATA KEDIRI
86
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
HARI : MINGGU
87
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan
“Penanaman Tanaman Obat Keluarga” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan,
kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
88
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pengobatan dengan obat-obat tradisonal merupakan salah satu bentuk
peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial
untuk menunjang pembangunan kesehatan. Bangsa Indonesia sudah sejak dulu
memanfaatkan hasil alam untuk kelangsungan hidup. Salah satu hasil alam yang telah
dikembangkan adalah tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai obat
menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan tanaman obat inilah yang kemudian
dikenal dengan sebutan “jamu”. Karena berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh
maka minum jamu dalam masyarakat Jawa menjadi suatu kebiasaan yang diwariskan
turun temurun, dari generasi ke generasi (Ida Diana, 2015).
Pemanfaatan pekarangan sebagai sarana budidaya tanaman obat telah dikenal
dalam konsep Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yaitu tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Faktor yang mempengaruhi penggunaan
TOGA oleh ibu rumah tangga yaitu pengalaman pribadi, usia, pendidikan, informasi
dari luar (televisi, radio,internet), pendapatan serta faktor social dan budaya.
Dalam hal ini pada RT 03 RW 06 sikap ibu-ibu mempengaruhi perilaku
konsumsi tanaman obat keluarga misalnya tentang penghematan keuangan saat
memilih dan mengonsumsi obat-obatan, apakah menggunakan obat tradisional
ataupun obat modern. Saat ini program TOGA dirasa berkurang gaungnya, salah satu
faktor kendala yang menyebabkan rendah-nya pemanfaatan tanaman obat adalah
kurangnya pengembangan program dan sosialisasi TOGA di masyarakat.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penanaman dan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat atau khasiat tanaman obat tradisional
disekitar kita.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman
tanaman.
4. Menghindari ketergantungan pada obat kimia.
89
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat tradisional dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup sehingga dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada obat kimia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
mengenai tanaman obat keluarga.
90
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegitan
Nama kegiatan ini adalah “PENANAMAN TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA)”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Lingkungan Tradisional”
C. Peserta Kegiatan
Warga RT 03 RW 06
D. Waktu Dan Tanggal
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 08.20 WIB
Tempat : Lingkungan RT 03
E. Materi
1. Definisi tanaman obat
TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat
keluarga adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat sebagai obat. Toga dapat
ditanam di sebidang tanah, baik di halaman rumah, sekolah, kebun atau ladang
yang digunakan khusus untuk membudidayakan tanaman berkhasiat sebagai obat.
Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga (Lasiana Ariani, 2020).
2. Fungsi tanaman toga
Tanaman obat keluarga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di sekitar
rumah dan kebun. Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk
mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang
antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan)
b. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) (Lusiana Ariani, 2020).
91
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
92
b. Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
1) Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk, sesak napas,
nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan
lambung.
2) Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptik, sehingga
bisa dipakai bahan baku obat kumur.
c. Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
1) Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2) Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
3) Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.
4) Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
5) Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
6) Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan
obat kumur.
7) Salam, bersifat astringensia.
8) Jambu biji, manfaatnya untuk menyembukan mencret.
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir
I. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
J. Evaluasi Kegiatan
Terlampir
93
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal “Penanaman Tanaman Obat Keluarga” bagi warga ini disusun
dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami
sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut
membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Lusiana. 2020. Peningkatan Pengetahuan tentang Tanaman Obat Keluarga kepada
Siswa Sekolah Dasar melalui Konseling, Flash Card, dan Berkebun Bersama. Vol. 6,
No. 1, Maret 2020, Hal. 63 – 67 DOI: http://doi.org/ 10.22146/jpkm.52576.
Santoso, Hieronymus Budi. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia
Pustaka.
Diana, Ida. 2015. Tradisi Masyarakat dalam Penanaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Lekat di Pekarangan. Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2-Agustus. 2015:123-
132.
95
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEDIRI
96
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan dan kehadiran warga
RT
warga
06.30-06.40 Persiapan warga oordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah oordin dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
tanga pake sabu
97
09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate
per rumah
98
09.20-09.30 Istirahat dan oordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan
99
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
No Uraian Satuan Volume Harga satuan Jumlah
1. Sie humas
2. Sie Konsumsi
3. Sie Perlengkapan
100
Map Buah 3 5.000 15.000,-
Total 979.000,-
101
PROPOSAL KEGIATAN
PELAKSANAAN KERJA BAKTI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021
102
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
PELAKSANAAN KERJA BAKTI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
HARI : MINGGU
TANGGAL : 31 OKTOBER 2021
103
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Pelaksanaan Kerja
Bakti” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini
tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
105
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PELAKSANAAN KERJA BAKTI”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “BERSIH DAN SEHAT”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah warga RT 03 RW 06 dsn. Geneng desa maron.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 06.40 WIB
Tempat : Lingkungan RT 03
E. MATERI
1. Definisi Kerja bakti
Kerja bakti, menurut Marzali (2007:149) adalah kegiatan kerja sama untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum.
Gotong royong atau Kerja bakti sebagai suatu ciri khas masyarakat pedesaan tidak
terlepas dari eksistensi masyarakatnya sebagai individu maupun sebagai makhluk social.
Sebab manusia sesuai dengan kualitasnya mampu membangun dirinya yaitu manusia
yang mengetahui serta sadar dan memiliki kesadaran akan kebutuhannya (Widjaja, 2004
:76).
2. Manfaat Kerja Bakti
Kerja bakti merupakan bentuk kerja sama yang ada di lingkungan masyarakat agar
pekerjaan berat dapat selesai dengan cepat. Menurut Drs. Sudjatmoko Adisukarjo dkk,
(2006:51) manfaat yang diperoleh dalam kegiatan kerja bakti.
a. Pekerjaan lebih ringan
b. Pekerjaan cepat selesai
c. Mempererat persaudaraan
d. Dapat membina kerukunan
106
e. Memupuk sikap kebersamaan dan menjauhkan diri dari sikap individualis
f. Peduli dan peka terhadap orang lain
3. Contoh kerja bakti
Umumnya, kerja bakti merupakan wujud kehidupan bertetangga dalam wilayah RT
dan RW di lingkungan tertentu. Namun, seiring berkembangnya zaman, kegiatan kerja
bakti dapat diterapkan dalam ruang lingkup yang paling sederhana yaitu keluarga, sekolah,
hingga akhirnya terjun ke lingkungan masyarakat. Menurut Christina Umi (2019: 145),
contoh kerja bakti yang dapat dilakukan di lingkungan rumah, sekolah, hingga masyarakat.
a. Kerja Bakti di Lingkungan Rumah
Memelihara dan membersihkan tanaman di pekarangan rumah.
Mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan tugas yang telah disepakati antar
anggota keluarga.
Sesama saudara saling membantu jika sedang mengalami kesulitan.
b. Kerja Bakti di Lingkungan Sekolah
Melaksanakan kegiatan piket sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
Saling membantu teman jika ada yang kesulitan.
Membersihkan lingkungan sekolah setiap satu minggu sekali.
c. Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat
Gotong royong dalam rangka membersihkan lingkungan maupun
menyambut perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Ikut kegiatan siskamling secara bergantian.
Saling membantu jika ada yang terkena musibah, seperti kebakaran, kebanjiran, dan
lain sebagainya.
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir
K. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
L. Evaluasi Kegiatan
107
Terlampir
108
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal “Pelaksanaan Kerja Bakti” bagi kader ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu demi
terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.
109
DAFTAR PUSTAKA
Media Group.
Drs. Sudjatmoko Adisukarjo dkk. 2006. Horizon Ilmu Pengetahuan Sosial 2B. Jakarta:
Yudhistra.
Christina Umi. 2019. Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo.
110
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
111
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PELAKSANAAN KERJA BAKTI
Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan RT dan kehadiran warga
warga
06.30-06.40 Persiapan warga oordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah oordin dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
112
tanga pake sabu
113
Lampiran 3
Anggaran Dana
c. Pemasukan
No. Sumber Dana Jumlah
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-
d. Pengeluaran
No Uraian Satuan Volume Harga satuan Jumlah
1. Sie humas
2. Sie Konsumsi
114
Sub Total 270.000,-
3. Sie Perlengkapan
Total 979.000,-
115
PROKER FRENA
116
PROPOSAL KEGIATAN
PEMBAGIAN OBAT ABATE
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRi
Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021
117
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
HARI : MINGGU
118
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan
“Pembagian Obat Abate” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami
selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
A. Latar Belakang
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh organisme atau makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan
suatu respon/reaksi individu terhadap rangsangan (stimulus) dari luar maupun dari
dalam dirinya. Sedangkan perilaku sehat adalah perilaku yang didasarkan pada
prinsip-prinsip kesehatan (Machfoedz, 2005). Perilaku sehat merupakan perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Pada kasus demam berdarah
dengue, metode yang tepat untuk DBD adalah dengan perilaku pemberantasan
sarang nyamuk (Notoatmodjo, 2010).
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat abate.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat obat abate
3. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan disekitar
C. Manfaat Kegiatan
5. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat obat abate dan sebagai salah satu
tindakan preventif untuk penyakit demam berdarah sehingga masyarakat lebih
peduli dengan kebersihan disekitar.
6. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
terkait pentingnya fungsi obat abate
112
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PEMBAGIAN OBAT ABATE”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Abatisasi”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah seluruh KK di RT 3
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 09.00-09.20 WIB
Tempat : Di RT 3 RW 6 Desa Maron
E. MATERI
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir
I. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
J. Evaluasi Kegiatan
Terlampir
113
BAB III
PENUTUP
114
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, S. M., et al. 2020. Community Diagnosis Tentang Wabah Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Kedungpoh Kidul Nglipar Gunung
Kidul. Jurnal Surya Masyarakat. Vol 2. No (2)
Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
115
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PEMBERIAN DAN CARA PENGGUNAAN OBAT
ABATE DI RT 3 RW 6 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN
KEDIRI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
116
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PEMBERIAN OBAT ABATE
Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan dan kehadiran warga
RT
warga
06.30-06.40 Persiapan warga koordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah organik dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
tanga pake sabu
09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate
per rumah
09.20-09.30 Istirahat dan koordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan
117
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
1. Sie humas
2. Sie Konsumsi
3. Sie
Perlengkapan
118
Total 979.000,-
119