Anda di halaman 1dari 289

LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN

KOMUNITAS & KELUARGA


DI RT 013 DESA JELI KECAMATAN KARANGREJO
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh :

KELOMPOK 08

1. Ajeng Qurrotaa’yun (40221001)


2. Dw. S. Nym. Adi Pramana (40221014)
3. Guci Niken Mustikasari (40221025)
4. Rokhimahtul Fayyadhah (40221039)
5. Soffia Nurfadilla (40221041)
6. Vriyanka Oki Novariska (40221045)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN
KOMUNITAS & KELUARGA DI RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

Oleh :

MAHASISWA PROFESI NERS IIK BHAKTI WIYATA

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Wahyu Nur Pratiwi, S.Kep. Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S.Kep. Ns

Mengetahui :
Prodi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata
Kediri

Sri Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep


Ketua Program Profesi Ners

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan praktik komunitas di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung.
Praktik komunitas ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa bekerja sama dengan individu, keluarga dan kelompok ditatanan
pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep keperawatan
komunitas dalam rangka membentuk perawat professional.
Dengan terselesainya laporan praktik keperawatan komunitas ini, kami
mengucapka terima kasih kepada :
1. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan pendidikan.
2. Wahyu Nur Pratiwi., S.Kep., Ns.,M.Kes selaku ketua koordiator
departemen Keperawatan Komunitas IIK Bhakti Wiyata Kediri
3. Bagus Sholeh A., S.Kep., Ns., selaku pembimbing institusi praktik profesi
keperawatan keluarga atas bimbingan dan arahannya.
4. Paramita Ratna Gayatri, S.Kep., Ns., M. Kep selaku pembimbing lahan
praktik profesi keperawatan komunitas atas bimbingan dan arahannya.
5. Ibu Zumrotin, selaku Kepala Desa Jeli atas kerjasamanya.
6. Bapak Mahsun, selaku Sekretaris Desa Jeli atas kerjasamanya.
7. Bapak Widji, selaku ketua RT 013 atas kerjasamanya.
8. Ibu Na’ilatus Sa’adah, Amd. Keb selaku Bidan Desa Jeli atas
kerjasamanya.
9. Ibu Ida selaku kader posyandu Desa Jeli atas kerjasamanya
10. Seluruh masyarakat RT 013 Desa Jeli atas kerjasamanya.
11. Semua rekan-rekan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata angkatan 2021 yang
telah membantu sampai terselesainya laporan ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak
bisa disebutkan satu – persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun untuk
bersama – sama meningkatkan kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

iii
Kediri, 16 Mei 2019

Mahasiswa Profesi Ners IIK Bhakti Wiyata

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas............................................... 3
1. Pendahuluan .................................................................................... 3
2. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 3
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas.................................... 5
4. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 6
5. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 8
6. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas.................................. 9
B. Proses Asuhan Keperawatan Konumitas.............................................. 10
1. Proses Keperawatan Komunitas....................................................... 10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Kesehatan Komunitas ................. 12
3. Sasaran............................................................................................. 13
4. Langkah Proses Keperawatan Komunitas / Model Pendekatan....... 15
BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas.................................................. 19
A. Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas .............................. 19
B. Tahap Pelaksanaan................................................................................ 20
C. Pengkajian Komunitas.......................................................................... 22
D. Analisa Data.......................................................................................... 41
E. Penafsiran Masalah............................................................................... 42
F. Intervensi Keperawatan........................................................................ 43
G. POA....................................................................................................... 74
BAB IV Pembahasan.................................................................................... 77
A. Resiko terjadi penurunan kualitas hidup lansia berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam usaha pemeliharaan
kesehatan............................................................................................... 77
B. Potensial timbulnya penyakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap bahaya gadget. ....................................................... 79

v
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan rendahnya
tingkat kebiasaan cuci tangan pakai sabun........................................... 79
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 81
A. Kesimpulan........................................................................................... 81
B. Saran..................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan
bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki
pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan
semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu
profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran
dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer),
panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola
(manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi
independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab
fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan
status kesehatan masyarakat indonesia.
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga
untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga
memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai
dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2012).

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan komunitas & keluarga di RT 013 Desa
Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung ?

C. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas & keluarga di RT
013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas terhadap penduduk
di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
b. Melakukan analisa permasalahan yang di temukan.
c. Menentukan prioritas masalah yang di temukan di masyarakat
d. Melakukan asuhan keperawatan komunitas & keluarga pada
masyarakat
e. Melakukan penyelesaian masalah yang sudah di temukan

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Bagi keluarga dan Pasien
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada anggota keluarga
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga
Sebagai suatu pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Komunitas
1. Pendahuluan
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang
kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara
mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.

2. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas


Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga,
kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan
penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1992) didasarkan pada asumsi:
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan

3
c. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
d. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
b. Meerupakan bidang khusus keperawatan
c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
b. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
c. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
d. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
e. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

4
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,
dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas
dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

4. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas


Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam

5
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu
 Dan lain-lain
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti wredha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita

6
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.

5. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas


Dalam melaksanakan program asuhan kepera!atan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut :
a. Locality Development : yang menekankan pada peran serta masyarakat
dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
b. Social Planning : dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi.
c. Social Action : adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat
atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang
mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi :
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola
perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas
melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor, melalui
kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun
puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
melalui pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan
teknis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh 4 faktor :

7
 Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga
dimana ia tumbuh dan berkembang. Faktor ini mencangkup
lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.
 Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
 Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik
sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan s!adaya
masyarakat dan atau keluarga sendiri.
 Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada
keluarga.

6. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas


Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien
sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin
suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan

8
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus

B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


1. Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-
kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,
peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam
pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses
Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-
asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
b. Merupakan bidang khusus keperawatan
c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

9
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai
landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan
yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan

10
perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya
dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau
dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian
integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider  dan klien
sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik
dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka
sendiri.

2. Tujuan & Fungsi Perawatan Kesehatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan

11
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,
dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
3. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir

12
c) Balita
d) Anal usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
 Panti wredha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita
d. Masarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.

4. Langkah Proses Keperawatan Komunitas / Model Pendekatan


Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses

13
keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan
dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family
approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus
yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut
dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.
1. Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan
ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta
faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut
Mubarak (2006) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi
demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan
adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi;

14
politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang
sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah
diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar
faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Efendi (2009) masalah tersebut
terdiri dari:
a) Masalah sehat sakit
b) Karakteristik populasi
c) Karakteristik lingkungan
b. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.

15
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana
yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul,
1995).
c. Perencanaan
1) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
2) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
3) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan
4) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
d. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.

16
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4
dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian,
yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam
rangka waktu berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
                        : Peran masyarakat
            : Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk
memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan,
pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan
berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

17
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian
keluarga yang terkait dengan Lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa


melalui praktek profesi keperawatan di masyarakat berlangsung mulai tanggal 21
oktober sampai 06 november. Pada praktek profesi keperawatan komunitas ini
mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri mendapatkan lahan praktek di wilayah RT
013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kbupaten Tulungagung.

A. KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. TAHAP PERSIAPAN
a. Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas
diawali dengan kegiatan pembukaan yang dilaksanakan pada tanggal 18
Oktober pukul 09.30 WIB sampai dengan selesai melalui Zoom meeting
oleh ibu kaprodi.
Pada tanggal 21 Oktober 2021, mahasiswa meminta izin ke
Pemerintah Desa dan ketua RT 013 mengenai praktik keperawatan
komunitas yang akan dilaksanakan di Desa Jeli Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung yang berlangsung selama kurang lebih 3 minggu.
b. Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksaan praktek dan sebagai
penanggungjawab kegiatan praktek dari mahasiswa, maka dibentuk
organisasi kelompok yang akan dilampirkan pada halaman lampiran.
c. Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk
mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat
perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke lingkungan
Desa Jeli. Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktek dari
mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, format
asuhan keperawatan keluarga dan format asuhan keperawatan gerontik,
administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.
d. Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan
pada tanggal 21 Oktober 2021 dengan mengajukan permohonan ijin dan
kerjasama kepada Kepala Desa Jeli dan Kepala Puskesmas Jeli.
Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 21 Oktober
2021 di wilayah RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten

19
Tulungagung sebagai wilayah binaan mahasiswa profesi ners IIK Bhakti
Wiyata Kediri melalui perijinan Ketua RT setempat.
e. Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 013 Pak Widji
Pertemuan antara ketua RT 013 dengan mahasiswa dilakukan di
rumah ketua RT pada tanggal 21 Oktober 2021. Ketua RT 013, Desa
Jeli menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan
maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan komunitas yang akan
dilaksanakan. Ketua RT memberikan gambaran tentang keadaan
warga dan lingkungannya secara umum dan status kesehatan warga.
Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa
sendiri dengan membagi dalam satu kelompok besar sesuai dengan
jumlah KK, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa
sendiri.
2) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali
memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan
dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap pelaksaan kegiatan.

B. TAHAP PELAKSAAN KEGIATAN


1. Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktek keperawatan komunitas dilakukan pada hari Senin
tanggal 21 Oktober 2021 dengan acara menyerahkan surat ijin praktik dari
IIK Bhakti Wiyata Kediri kepada Kepala Desa Jeli dan Ketua RT 013 oleh
mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktek profesi
keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar
lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RT 013
Desa Jeli secara umum. Pada saat itulah mahasiswa secara resmi diterima
oleh warga RT 013 Desa Jeli untuk selanjutnya mendarmabaktikan diri untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat RT 013 sampai batas waktu yang
ditentukan.
2. Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Setelah acara pembukaan tanggal 21 Oktober 2021 dilakukan pengenalan
dengan warga RT 013 Desa Jeli, mahasiswa melakukan pengkajian dari pintu

20
ke pintu rumah warga dan menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa IIK
Bhakti Wiyata Kediri dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian data
mulai tanggal 21 Oktober 2021 – 23 Oktober 2021 melalui ketua RT. Pada
saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan
asuhan keperawatan komunitas serta keluarga.
3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 21 Oktober –
23 Oktober 2021 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga.
Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi menjadi 3 kelompok pada
wilayah RT 013. Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom
kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan
komunitas.
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.
a. Data Demografi
RT 013 Desa Jeli termasuk dalam Kecamatan Karangrejo memiliki
jumlah penduduk 180 jiwa. RT 013 Desa Jeli terletak di dalam wilayah
Kecamatan Karangrejo Pemkab Provinsi Jawa Timur yang berbatasan
dengan:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Persawahan
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Makan Mencari
Teman
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Pak Djambari
Iklim RT 013 Desa Jeli, sebagaimana RT-RT di Desa lain di
wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Wilayah
RT 013 Desa Jeli Kelurahan Karangrojo dengan jumlah KK 56 KK,
terdiri dari 40 rumah.
b. Denah Batas Wilayah

21
Keterangan :
= Mata angin
= Batas wilayah

C. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki- % Perempuan % Total %
laki
90 50% 90 50% 180 100%

b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur


No Usia Frekuensi %
.
1. 0-<5 7 4
2. 5-<13 22 12
3. 13-<18 11 6
4. 18-<45 80 44
5. 45-<60 35 19
6. 60-<90 23 13
7. >90 2 1
Total 180 100 %

c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


No Pendidikan Frekuensi %

22
.
1. Tidak sekolah 28 16
2. TK 10 6
3. SD 26 14
4. SMP 39 22
5. SMA 42 23
6. Perguruan Tinggi 34 19
7. Non Formal 1 1
Total 180 100 %

d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Frekuensi %
.
1. PNS/TNI/POLRI 14 8
2. Pegawai swasta 26 14
3. Wiraswasta 23 13
4. Petani 11 6
5. Buruh tani 13 7
6. Tidak bekerja 83 46
7. Lain-lain 10 6
Total 180 100%

e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


No Agama Frekuensi %
.
1. Islam 180 100
2. Kristen 0 0
3. Hindu 0 0
4. Budha 0 0
5. Konghucu 0 0
Total 180 100%

2. Data Lingkungan Fisik


a. Perumahan
1) Tipe perumahan
No Tipe rumah Frekuensi %
.
1. Permanen 56 100
2. Semi permanen 0 0
3. Tidak permanen 0 0
Jumlah 56 100

2) Status kepemilikan rumah


No Kepemilikan Frekuensi %
.
1. Milik sendiri 56 100
2. Sewa 0 0
Total 56 100

3) Jenis lantai
No Lantai Frekuensi %
.
1. Keramik 39 69,6
2. Tidak kramik 17 30,4

23
Jumlah 56 100

4) Sistem ventilasi rumah


No Jendela Frekuensi %
.
1. < 20 % 32 57,1
2. >20% 24 42,9
Jumlah 56 100

5) 8m
No 8m/orang Frekuensi %
.
1. Ya 49 87,5
2. Tidak 7 12,5
Jumlah 170 100

b. Sumber Air Bersih


1) Sumber air untuk makan dan minum
No Pengolahan Frekuensi %
.
1. PAM 0 2
2. Sumur 56 100
3. Sungai 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 56 100
2) Sistem pengolahan air minum
No Pengolahan Frekuensi %
.
1. Dimasak 30 53,6
2. Air mineral 26 46,4
3. Tidak dimasak 0 0
Jumlah 56 100
3) Jenis Jamban
No Jenis jamban Frekuensi %
.
1. Leher angsa 52 92,9
2. Cemplung 0 0
3. Tidak punya 4 7,1
Jumlah 56 100
4) Tempat BAB
No Tempat BAB Frekuensi %
.
1. Wc 52 92,9
2. Sungai 4 7,1
3. Ladang 0 0
Jumlah 56 100

5) Kondisi Jentik
No Jentik Frekuensi %
.
1. Ya 50 89,3
2. Tidak 6 10,7
Total 56 100

24
6) Kondisi tempat sampah
No Kondisi tempat Frekuensi %
. sampah
1. Ditimbun 0 0
2. Dibakar 56 100
3. TPA 0 0
Jumlah 56 100

7) Kondisi saluran limbah


No Kondisi air Frekuensi %
.
1. Got 32 57.1
2. Sungai 24 42.9
3. Tidak ada 0 0
Jumlah 56 100

c. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak dirumah
No Hewan peliharaan Frekuensi %
.
1. Peliharaan 51 68
2. Pengerat 0 0
3. Serangga 24 32
Jumlah 75 100

2) Kondisi kandang
No Kondisi kandang Frekuensi %
.
1. Bersih 0 0
2. Kotor 31 55,4
3. Tidak ada 25 44,6
Jumlah 182 100

b. Kondisi Kesehatan Umum


1. Pelayanan Kesehatan
a. Tempat berobat keluarga
No Pemanfaatan Pelayanan Frekuensi %
. Kesehatan
1. RS 2 3,6
2. PKM 54 96,4
3. Klinik 0 0
4. Alternative 0 0
Jumlah 56 100

b. Jaminan Kesehatan
No Jaminan Kesehatan Frekuensi %
.
1. BPJS 45 80,4
2. Mandiri 11 19,6
4. Asuransi swasta 0 0
Jumlah 56 100

2. Kebiasaan CTPS
No Kebiasaan CTPS Frekuensi %

25
.
1. Ya 13 23,2
2. Tidak 43 76,8
Jumlah 56 100

3. Perilaku terhadap kesehatan


a. Konsumsi lauk per hari
No Konsumsi lauk Frekuensi %
.
1. Ya 55 98,2
2. Tidak 1 1,8
Jumlah 56 100

b. Makan sayur & buah /hari


No Konsumsi sayur Frekuensi %
.
1. Ya 53 94,6
2. Tidak 3 5,4
Jumlah 56 100

c. Tidak merokok di dalam rumah


No Tidak merokok dalam Frekuensi %
. rumah
1. Ya 13 23,2
2. Tidak 43 76,8
Jumlah 56 100

d. Olah raga per hari


No Olahraga per hari Frekuensi %
.
1. Ya 13 23,2
2. Tidak 43 76,8
Jumlah 56 100

4. Pasangan usia subur


1. kontrasepsi yang digunakan
No Jenis kontrasepsi Frekuensi %
1 IUD 6 32
2 Suntik 8 42
3 Pil 1 5
4 Kondom 0 0
5 Implan 4 21
6 MOW 0 0
7. MOP 0 0
Jumlah 19 100%

5. Kelompok rawan
No Kelompok Frekuensi %
1 Balita 8 8
2 Anak sekolah 29 31
3 Remaja 19 20
4 Lansia 39 41
Jumlah 95 100%

26
6. Jenis penyakit 6 bulan terakhir
No Jenis penyakit Frekuensi %
1 Hipertensi 18 18
2 DM 1 1
3 Diare 12 12
4 Gatal 7 7
5. Gangguan Jiwa 3 3
6. Lain-lain 61 60
Jumlah 102 100%

Hasil pengelolaan data yang berasal dari pengkajian, wawancara dengan


kuisioner, dan observasi akan disajikan sebagai berikut:

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

50% 50%

Gambar 3.1 Diagram distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin


di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel
yang diambil yaitu sebanyak 62 KK yang terdapat 180 jiwa dapat diketahui bahwa
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 90 jiwa (50%) dan perempuan 90 jiwa
(50%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia


1%
4%
13%
12%
0-<5
5-<13
6%
13-<18
18-<45
19% 45-<60
60-<90
90>

44%

Gambar 3.2 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Jeli


Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung

27
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
berusia 0-<5 tahun sebanyak 7 jiwa (4%), 5-<13 tahun sebanyak 22 jiwa (12%),
13-<18 tahun sebanyak 11 jiwa (6%), 18-<45 tahun sebanyak 80 jiwa (45%), 45-
<60 tahun sebanyak 35 jiwa (19%), 60-<90 tahun sebanyak 23 jiwa (13%) dan
berusia lebih dari <90 tahun sebanyak 2 jiwa (1%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

1%
16% Tidak sekolah
19% TK
SD
6% SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Non Formal
14%
23%

22%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di


Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
tidak sekolah sebanyak 28 jiwa (15%), TK 10 jiwa (6%), SD 26 jiwa (14%), SMP
39 jiwa (22%), SMA 42 jiwa (23%), Perguruan Tinggi 34 jiwa (19%) dan non
formal 1 jiwa (1%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

6% 8% PNS/TNI/POLRI
Peg. Swasta
Wiraswasta
14% Petani
Buruh Tani
Nelayan
Tidak Bekerja
46% 13% Lain-lain

6%
7%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


di Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
bekerja sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 14 jiwa (8%), pegawai swasta sebanyak
26 jiwa (14%), wiraswasta sebanyak 23 jiwa (13%), petani sebanyak 11 jiwa

28
(6%), buruh tani sebanyak 13 jiwa (7%), nelayan tidak ada, tidak bekerja
sebanyak 83 jiwa termasuk pelajar (46%) dan lain-lain 10 jiwa (6%).

Distribusi Penduduk Perdasarkan Agama

Islam

100%

Gambar 3.5 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Jeli


Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar warga RT
013 beragama Islam yaitu sebanyak 56 jiwa (100%).
1. Data Lingkungan Fisik
Jumlah rumah tangga yang dilakkan pendataan sebanyak 56 rumah.
1. Jenis Bangunan
a) Tipe Perumahan

Tipe Perumahan
Permanen Semi Permanen Tidak permanen

100%

Gambar 3.6 Diagram Distribusi Tipe Perumahan RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa mayoritas tipe permanen
terdapat 56 rumah (100%), semi permanen tidak ada dan tidak permanen tidak
ada.

b) Status Kepemilikan Rumah

29
Status kepemilikan rumah

100%

Milik sendiri Sewa

Gambar 3.7 Diagram Distribusi Status Kepemilikan Rumah RT 013 Desa


Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100% status
kepemilikan rumah warga di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung adalah milik sendiri.
c) Jenis Lantai

Jenis Lantai

30%

70%

Keramik Tidak keramik

Gambar 3.8 Diagram Distribusi Jenis lantai RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis lantai yang
digunakan dirumah yang jenis keramik sebanyak 39 rumah (70%) dan
tidak menggunakan keramik 17 rumah (30%)

d) Sistem Ventilasi Rumah

30
Ventilasi Rumah

43%

57%

< 20 % >20%

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem Ventilasi Rumah RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ventilasi <20%
sebanyak 32 rumah (57%) dan ventilasi >20% sebanyak 24 rumah (43%).

e) Sistem Ventilasi Rumah

8m/orang

13%

88%

Ya Tidak

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem 8m/orang RT 013 Desa Jeli


Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 8m/orang yang
ya sebanyak 49 rumah (87%) dan tidak memenuhi 8m/orang sebanyak 7
rumah (13%)

2. Sumber Air Bersih


a) Sumber Air untuk Makan Minum

31
Sumber Air

100%

PAM Sumur Sungai Lain-lain

Gambar 3.10 Diagram Distribusi Sumber Air untuk Makan Minum di RT


013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sumber air untuk makan
minum yang digunakan adalah PAM tidak ada, sumur sebanyak 156 rumah
(100%), sungai dan tidak ada.

b) Sistem Pengolahan Air Minum

Sistem Pengolahan Air

46%

54%

Dimasak Air mineral Beli (Galon)

Gambar 3.11 Diagram Distribusi Sistem Pengolahan Air Minum RT 013


Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sistem pengolahan air
minum adalah dimasak dilakukan di 30 rumah (54%), air mineral sebanyak 26
rumah (46%) dan tidak ada yang tidak dimasak.

c) Jenis Jamban

32
Jenis Jamban
7%

93%

Leher angsa Cemplung Tidak punya

Gambar 3.13 Diagram Distribusi Pembuangan Sampah di RT 013 Desa


Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis jamban yang
digunakan adalah leher angsa 52 rumah (93%), cemplung tidak ada dan tidak ada
jamban sebanyak 4 rumah (7%).
d) Tempat BAB

Tempat BAB
7%

93%

Wc Sungai Ladang
Gambar
3.14 Diagram Distribusi Tempat BAB RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa tempat BAB yang digunakan
adalah WC sebanyak 52 rumah (93%), sungai sebanyak 4 rumah (7%) dan ladang
tidak ada.
e) Kondisi Jentik
Kondisi Jentik

11%

89%

Ya Tidak

33
Gambar 3.15 Diagram Distribusi Kondisi Jentik RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi jentik yang ada
sebanyak 50 rumah (89%) dan tidak ada jentik sebanyak 6 rumah (11%)
f) Kondisi Tempat Sampah

Kondisi Tempat Sampah

Ditimbun Dibakar TPA

Gambar 3.16 Diagram Distribusi Kondisi Tempat Sampah RT 013 Desa


Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi Tempat Sampah
yang dilakukan sebanyak Ditimbun tidak ada , dibakar sebanyak 56 rumah
(100%) dan TPA tidak ada.
g) Kondisi Saluran Limbah

Kondisi Saluran Limbah

43%

57%

Got Sungai

Gambar 3.17 Diagram Distribusi Kondisi Saluran Limbah Kelurahan Bujel


Kecamatan Mojoroto Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi saluran limbah
yang digunakan Got sebanyak 32 rumah (57%), sungai sebanyak 24 rumah (43%).
3. Hewan Peliharaan
a) Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah

34
Kepemilikan hewan

32%

68%

Peliharaan Pengerat Serangga

Gambar 3.18 Diagram Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak di RT 013


Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kepemilikan hewan
ternak dirumah sebanyak 51 (68%), pengerat tidak ada, serangga 24 (32%)

b) Kondisi Kandang

Kondisi kandang

45%

55%

Bersih Kotor Tidak ada

Gambar 3.19 Diagram Distribusi Letak Kandang di RT 013 Desa Jeli


Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi
kandang di kelurahan bujel kecamatan mojoroto bersih sebanyak 31
(55%) Kotor tidak ada, dan tidak memiliki kandang sebanyak 25 (45%).

d) Kondisi Kesehatan Umum


1. Pelayanan Kesehatan
a) Tempat Berobat Keluarga

35
Tempat berobat
4%

96%

RS PKM Klinik Alternative

Gambar 3.20 Diagram Distribusi tempat berobat keluarga di RT 013 Desa


Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang berobat di
RS sebanyak 2 (4%), puskesmas 54 (96%), Klinik dan alernatif tidak ada.
b) Jaminan Kesehatan

Jaminan Kesehatan

20%

80%

BPJS Mandiri Asuransi swasta

Gambar 3.21 Diagram Distribusi Jaminan Kesehatan di RT 013 Desa Jeli


Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang
menggunakan jaminan kesehatan BPJS sebanyak 45 (80%), Mandiri 11
(20%), auransi swasta tidak ada

c) Kebiasaan CPTS

CTPS

23%

77%

Ya Tidak

36
Gambar 3.22 Diagram Distribusi Kebiasaan CPTS di RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kebiasaan
CPTS sebanyak 13 (23%) iya, 43 (77%) Tidak.
d) Perilaku terhadap kesehatan
Konsumsi Lauk
2%

98%

Ya Tidak

Gambar 3.23 Diagram Distribusi konsumsi lauk per hari di RT 013


Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa konsumsi lauk
per hari sebanyak 55 (98%) Iya, 1 (2%) Tidak.
Sayur dan buah
5%

95%

Ya Tidak

Gambar 3.24 Diagram Distribusi makan sayur dan buah di Kelurahan


Bujel Kecamatan Mojoroto
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa konsumsi
makan sayur dan buah sebanyak 165 (91%) Iya, 18 (9%) Tidak.

Merokok dalam rumah

23%

77%

Ya Tidak

37
Gambar 3.25 Diagram Distribusi merokok didalam rumah di RT 013
Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang merokok
sebanyak iya 13 (23%) dan Tidak sebanyak 43 (77%).

Olahraga

23%

77%

Ya Tidak

Gambar 3.26 Diagram Distribusi olahraga per hari di RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa warga yang
melakukan olahraga per hari yang ya 13 KK (23%) dan tidak 43 KK
(77%).
e) Pasangan usia subur

Kontrasepsi

21%

32%

5%

42%

IUD Suntik Pil Kondom Implan MOW MOP

Gambar 3.27 Diagram Distribusi kontrasepsi yang digunakan di RT 013


Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kontrasepsi
yang digunakan IUD 6 (32%), Suntik 8 (42%) Pil 1 (5%), Kondom 0
(0%), Implant 4 (21%), MOW 0 (0%), MOP 0 (0%).
f) Kelompok rawan

38
Kelompok rawan
8%

41%
31%

20%

Balita Anak sekolah Remaja Lansia

Gambar 3.28 Diagram Distribusi ibu hami di Kelurahan Bujel


Kecamatan Mojoroto
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kelompok
rawan sebagai berikut, balita sebanyak 8 (8%), anak sekolah sebanyak
29 (31%), remaja sebanyak 19 (20%), dan lansia sebanyak 39 (41%).

g) Jenis penyakit 6 bulan terakir

Jenis penyakit

18%

1%

12%

60%
7%

3%

Hipertensi DM Diare Gatal Gangguan Jiwa Lain-lain

Gambar 3.29 Diagram Distribusi penyakit yang diderita keluarga 6


bulan terakhir di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa penyakit yang
diderita selama 6 bulan terakhir di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung sebanyak hipertensi 18 (17%), diare 12 (12%) ,
gatal 7 (7%), DM 1 (1%), rematik 6 (5%), ginjal 1 (1%), gangguan jiwa 3
(3%) lain lain 61 (60%).

D. Analisa Data

39
No Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Keperawatan

1. - warga lansia - lansia mengalami Defisit kesehatan


mengatakan hipertens komunitas pada agregat
memiliki riwayat - gaya hidup yang lansia di RT 013 Desa Jeli
hipertensi jarang olahraga
Kecamatan Karangrejo
- warga
lansiamengatakan Kabupaten Tulungagung
jarang mengikui b.d program kurang di
posyandu lansia dukung komunitas
- warga lansia dibuktikan dengan :
mengeluh sering - warga lansia
sakit kepala dan mengatakan jarang
pusing
ikutserta dalam
- warga lansia
mengatakan bila posyandu lansia
hipertensi nya - jumlah penderita
kambuh tidak hipertensi sebanyak 39
memeriksaan lansia
kesehatannya
namun hanya
minum obat

2. - warga jarang - tidak adanya tempat Manajemen kesehatan


mencuci tangan cuci tangan di depantidak efektif di RT 013
sehabis bepergian rumah warga atau di Desa Jeli Kecamatan
- warga sulit tempat umum
Karangrejo Kabupaten
menemui tempat - kebiasaan warga
cuci tangan bila jarang memakai Tulungagung b.d kurang
sedang di luar masker bila bertemu terpapar informasi
rumah dengan wargadibuktikan dengan :
- sebagian warga lainnya - kebiasaan CTPS tidak
mengatakan BAB dilakukan sebanyak 43
di sungai rumah
- warga mengatakan
- 31 rumah kondisi
menikmati
merokok di dalam kandang kotor dan 25
rumah rumah tidak memiliki
- warga mengatakan kandang
membuang - 24 rumah membuang
kotoran hewan limbah ke sungai
ternaknya di - 43 rumah memiliki
timbun atau
kebiasaan merokok di
bahkan di biarkan
menumpuk saja dalam rumah
- 4 rumah yang tidak
memiliki jamban
melakukan BAB di
sungai
- 43 rumah jarang
melakukan aktivitas
olahraga
3. - warga mengatakan - tidak memiliki Defisit pengetahuan
rumahnya tidak jamban tentang terjadinya
memiliki jamban peningkatan penyakit

40
- warga mengatakan diare di RT 013 Desa Jeli
numpang ke b.d kurangnya kesadaran
rumah tetangga dalam usaha pemeliharaan
bila ingin ke
kesehatan atau gaya hidup
kamar mandi
sehat dibuktikan dengan :
- kebiasaan CTPS yang
buruk dengan 43
rumah tidak
membiasakan cuci
tangan
- pembuangan limbah
kotoran hewan ternak
yang menumpuk
sehingga
menimbulkan banyak
lalat di lingkungan
- -

41
E. Penapisan Masalah

Kriteria
No Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap
Diagnosa Total Prioritas
. untuk dipecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1 Defisit kesehatan komunitas pada agregat lansia di
RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung b.d program kurang di
dukung komunitas dibuktikan dengan : 3 3 3 9 1
- warga lansia mengatakan jarang ikutserta
dalam posyandu lansia
- jumlah penderita hipertensi sebanyak 39 lansia
2 Manajemen kesehatan tidak efektif di RT 013 2 3 3 8 2
Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung b.d kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan :
- kebiasaan CTPS tidak dilakukan sebanyak 43
rumah
- 31 rumah kondisi kandang kotor dan 25 rumah
tidak memiliki kandang
- 24 rumah membuang limbah ke sungai
- 43 rumah memiliki kebiasaan merokok di
dalam rumah
- 4 rumah yang tidak memiliki jamban
melakukan BAB di sungai

42
- 43 rumah jarang melakukan aktivitas olahraga
3 Defisit pengetahuan tentang terjadinya
peningkatan penyakit diare di RT 013 Desa Jeli
b.d kurangnya kesadaran dalam usaha
pemeliharaan kesehatan atau gaya hidup sehat
dibuktikan dengan : 2 3 2 7 3
- kebiasaan CTPS yang buruk dengan 43 rumah
tidak membiasakan cuci tangan
- pembuangan limbah kotoran hewan ternak
yang menumpuk sehingga menimbulkan
banyak lalat di lingkungan
4

Keterangan:
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi

43
F. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Intervensi


Defisit kesehatan komunitas pada Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Promosi perilaku upaya kesehatan :
agregat lansia di RT 013 Desa Jeli 1x pertemuan maka status kesehatan komunitas Observasi :
Kecamatan Karangrejo Kabupaten meningkat dengan kriteria hasil : - identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
- ketersediaaan program promosi kesehatan ditingkatkan
Tulungagung b.d program kurang di
meningkat (5) Terapeutik :
dukung komunitas dibuktikan - keterseediaan program proteksi kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
dengan : meningkat (5) - Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
a. warga lansia mengatakan - partisipasi dalam program kesehatan komunitas Edukasi :
jarang ikutserta dalam meningkat (5) - Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
posyandu lansia - kepatuhan terhadap standar kesehatan - Anjurkan memberi asi eksklusif
b. jumlah penderita hipertensi lingkungan meningkat (5) - Anjurkan tidak merokok didalam rumah
sebanyak 39 lansia - system surveilens kesehatan meninglat (5) - Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
- pemantauan standar kesehatan komunitas - Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
meningkat (5) - Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- angka mortalitas menurun (5) - Anjurkan menggunakan air bersih
- angka morbiditas menurun (5)
- prevalensi penyakit menurun (5)
- angka kebiasaan merokok menurun (5)
- angka kejadian cedera menurun (5)
Manajemen kesehatan tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Edukasi kesehatan :
di RT 013 Desa Jeli Kecamatan 1x pertemuan maka manajemen kesehatan Observasi :
Karangrejo Kabupaten Tulungagung meningkat dengan kriteria hasil : - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
- Melakukan tindakan untuk mengurangi factor informasi
b.d kurang terpapar informasi
resiko meningkat (5) - Identifikasi factor-faktor yang dapat mneingkatkan dan
dibuktikan dengan : - Menerapka program keperawatan meningkat (5) menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
a. kebiasaan CTPS tidak - Aktivitas hidup sehari hari efektif memenuhi Terapeutik :
dilakukan sebanyak 43

44
rumah tujuan kesehatan meningkat (5) - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. 31 rumah kondisi kandang - Verbalisasi kesulitan dalam menjalan program - jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
kotor dan 25 rumah tidak perawatan/pengobatan menurun (5) - berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
memiliki kandang
- jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi ksehatan
c. 24 rumah membuang limbah - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
ke sungai - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
d. 43 rumah memiliki meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
kebiasaan merokok di dalam
rumah
e. 4 rumah yang tidak memiliki
jamban melakukan BAB di
sungai
f. 43 rumah jarang melakukan
aktivitas olahraga
Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Edukasi kesehatan :
terjadinya peningkatan penyakit 1x pertemuan maka tingkat pengetahuan meningkat Observasi :
diare di RT 013 Desa Jeli b.d dengan kriteria hasil : - identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- perilaku sesuai anjuran meningkat (5) - identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan
kurangnya kesadaran dalam usaha
- verbalisasi menjelaskan dalam belajar menurunkan motivasi perilaku idup bersih dan sehat
pemeliharaan kesehatan atau gaya meningkat (5) terapeutik :
hidup sehat dibuktikan dengan : - kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang - sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
a. kebiasaan CTPS yang buruk suatu topic meningkat (5) - jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan 43 rumah tidak - kemampuan menggambarkan pengalaman - berikan kesempatan utnuk bertanya
membiasakan cuci tangan sebelumnya yang sesuai dengan topic edukasi :
b. pembuangan limbah meningkat (5) - jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
kotoran hewan ternak yang - perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat kesehatan
menumpuk sehingga (5) - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

45
menimbulkan banyak lalat di - pertanyaan tentang masalah yang dihadapi - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
lingkungan menurun (5) meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
- persepsi yang keliru terhdap masalah menurun
(5)
- menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun (5)
- perilaku membaik (5)

G. POA
Tempat dan
No Masalah Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran Penanggung jawab
Waktu
1. Defisit kesehatan Sosialisasi deteksi 1. Mempersiapkan tempat dan Balai Desa Jeli Lansia RT 013 Guci Niken
komunitas pada agregat dini hipertensi & peralatan yang diperlukan. Desa Jeli Mustikasari, S.Kep
lansia di RT 013 Desa pola hidup sehat 2. Menyampaikan ijin pemakaian Selasa, 2 November
tempat penyuluhan. 2021
Jeli Kecamatan lansia.
3. Berkoordinasi dengan kader
Karangrejo Kabupaten posyandu lansia.
Tulungagung b.d 4. Mengundang lansia yang ada
program kurang di di RT 013
dukung komunitas 5. Memberikan penyuluhan
langsung dengan media
praktek booklet

46
Senam lansia 1. Mempersiapkan tempat Balai Desa Jeli Lansia RT 013 Rokhimahtul
dan peralatan yang Desa Jeli Fayyadhah, S.Kep
diperlukan. Selasa, 2 November
2. Menyampaikan ijin 2021
pemakaian tempat
penyuluhan.
3. Berkoordinasi dengan
kader posyandu lansia.
4. Mengundang lansia yang
ada di RT 013
5. Melakukan demosntrasi
senam lansia melalui
peragaan langsung oleh
mahasiswa profesi
Pemeriksaan 1. Mempersiapkan tempat dan Balai Desa Jeli Semua Lansia di Vriyanka Oki
Tekanan Darah, peralatan pemeriksaan RT 013 Novariska, S.Kep
dan Gula darah kesehatan. Selasa, 2 November
2. Menyampaikan ijin 2021
pemeriksaan kesehatan lansia
3. Mengundang semua lansia
RT 013

2 Manajemen kesehatan Kerja bakti dan 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Warga RT 013
tidak efektif di RT 013 melakukan 3m+ peralatan yang diperlukan. 013
Desa Jeli Kecamatan 2. Menyampaikan ijin tempat
yang akan dilakukan kerja
Karangrejo Kabupaten Jumat, 29 Oktober
bakti
Tulungagung b.d 3. Berkoordinasi dengan ketua 2021
kurang terpapar RT 013

47
informasi 4. Mengundang seluruh warga
RT 013
5. Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya kesehatan
lingkungan

Lingkungan RT Warga RT 013


1. Mempersiapkan tempat dan 013
Penanaman peralatan yang diperlukan.
tanaman obat 2. Menyampaikan ijin pemakaian
keluarga tempat penanaman.
3. Memberikan penyuluhan
tanaman obat keluarga
4. Penanaman tanaman obat
keluarga
5. Memberikan cara perawatan
tanaman obat keluarga
Penyuluhan 1. Mempersiapkan tempat dan
kandang ternak peralatan yang diperlukan.
2. Menyampaikan ijin tempat
yang akan dilakukan kerja
bakti
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 013
4. Mengundang seluruh warga
RT 013 yang memiliki
kandang ternak
5. Memberikan penyuluhan

48
tentang pentingnya menjaga
kebersihan kandang dan
lingkungan sekitar kandang
Penyuluan 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT
protokol peralatan yang diperlukan. 013
kesehatan 2. Menyampaikan ijin tempat
yang akan dilakukan kerja
bakti
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 013
4. Mengundang seluruh warga
RT 013
5. Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan
3 Defisit pengetahuan
tentang terjadinya
peningkatan penyakit
diare di RT 013 Desa
Jeli b.d kurangnya
kesadaran dalam usaha
pemeliharaan kesehatan
atau gaya hidup sehat

49
BAB IV
PEMBAHASAN

Kegiatan pokok dari keperawatan komunitas adalah melaksanaan asuhan


keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat,
perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan serta menggunakan
proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah. Keseluruhan kegiatan tersebut
melibatkan peran serta aktif masyarakat sebagai komponen yang akan diberikan
asuhan sehingga masyarakat dapat mengenali sendiri dan menyadari adanya masalah
kesehatan tersebut.
Pengenalan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam
keperawatan komunitas. Dengan ditemukan masalah kesehatan yang ada melalui
pengkajian komprehensif, diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk
memecahkan masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses
keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan
upaya kesehatan dasar (PHC).
Setelah dilakukan pengenalan masalah kesehatan melalui pengkajian yang
dilakukan mahasiswa bersama-sama dengan masyarakat RW 01 RT 03,04,06
Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ditemukan masalah-masalah
kesehatan sebagai berikut:
A. Resiko terjadi penurunan kualitas hidup lansia berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam usaha pemeliharaan
kesehatan
1. Kader mengatakan yang menghadiri posyandu lansia hanya beberapa lansia
2. Kader mengatakan belum pernah dilatih cara mengukur tekanan darah
3. Warga mengatakan tidak menghadiri posyandu lansia karena takut dengan
hasil pemeriksaan
4. Dari hasil pengkajian didapatkan 32,7 % lansia tidak rutin menghadiri
posyandu lansia dan 37 % lansia tidak pernah mengikuti posyandu lansia.
5. Sebanyak 24,62 % di RT 03, 04 dan 06 adalah lansia dengan usia > 60 Tahun
6. Dari hasil pengkajian data yang diperoleh penyakit 6 bulan terakhir sebanyak
28,7 % adalah hipertensi
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia, maka kami mahasiswa
mengadakan beberapa kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada
lansia. Adapun kegiatan yang telah dilakukan diantaranya :

50
a. Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah untuk Kader dan Penyuluhan Hipertensi
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan hipertensi dan pelatihan adalah
diharapkan dapat menambah pengetahuan kader di RW 01 Kelurahan Bujel
tentang Hipertensi. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama 2x pertemuan
pada tanggal 22 Mei 2019 dan tanggal 28 Mei 2019 jam 20.00 – selesai,
dimana kegiatan ini telah diikuti oleh seluruh kader lansia dan kader balita
yang ada di RW 01.
Kendala dalam pertemuan pertama yaitu jumlah kader lansia yang
datang hanya sebagian hal ini karena sosialisasi yang kurang maksimal
dilakukan. Sedangkan untuk pertemuan yang kedua antusias dari kader
semakin meningkat serta para kader lebih memahami penyakit hipertensi dan
cara melakukan pengukuran tekanan darah dengan benar.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan
dari Bapak RW, dan kader lansia serta para kader balita di RW 01. Harapan
kedepan dengan adanya pelatihan ini dapat memandirikan kader sehingga
dapat memonitor langsung secara rutin kondisi lansia.

b. Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, Asam Urat dan penyuluhan


Penyakit Tidak Menular
Tujuan dari pelaksanaan adalah untuk mendeteksi secara dini masalah
penyakit tidak menular yang terjadi pada lansia seperti Hipertensi, DM
mengenali pola hidup sehat serta meningkatkan kesadaran diri terhadap
kesehatan lansia. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2019 pukul
08.00 WIB – selesai, di mana kegiatan ini telah diikuti oleh seluruh lansia
yang ada di RW 01.
Kendala pada kegiatan ini adalah rendahnya antusias lansia untuk
menghadiri posyandu dan perubahan jadwal pelaksanaan posyandu lansia.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan
dari Bapak RW, Kader lansia serta para lansia di RW 01. Harapannya setelah
diselenggarakan kegiatan ini dapat mendeteksi secara dini kondisi kesehatan
serrta menumbuhkan kesadaran diri bagi masyarakat khususnya pada lansia
dalam memeriksakan kesehatannya.
c. Penanaman tanaman obat keluarga
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman obat keluarga
adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya lansia dalam
keluarga. Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan tentang kasiat
tanaman obat keluarga, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan

51
menanaam tanaman, serta untuk menguangi ketergantungan lansia terhadap
obat kimia. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 08.00-
selesai, dengan dihadiri oleh kader posyandu lansia.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik, kader posyandu lansia mengikuti
seluruh rangkaian acara dengan antusias, dan ada beberapa kader yang
bertanya terkait materi yang diberikan. Harapan setelah dilaksanakannya
kegiatan ini seluruh masyarakat khususnya lansia dapat memanfaatkan
tanaman obat keluarga ini dengan baik untuk mengoptimalkan kesehatan.

B. Potensial timbulnya penyakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


orang tua terhadap bahaya gadget.
Berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut :
1. Dari hasil pengkajian didapatkan sebanyak 66 anak adalah usia 5-13 tahun
Berdasarkan data diatas sebagai langkah awal mahasiswa melakukan beberapa
penyuluhan yaitu :
a. Penyuluhan tentang Bahaya Gadget
Tujuan dari penyuluhan tentang bahaya gadget pada anak untuk
menumbuhkan kesadaran orang tua akan efek gadget kepada kesehatan
baik dampak positif dan negatif gadget tersebut. kegiatan penyuluhan
bahaya gadget pada anak dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2019 pukul
08.00 – selesai di posyandu Dahlia RW 01 Kelurahan Bujel Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri.
Kendala dalam penyuluhan bahaya gadget pada anak yaitu sosialisasi
yang kurang maksimal mengakibatkan jumlah peserta dari orang tua yang
menghadiri penyuluhan tersebut hanya sebagian.
Harapan setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya gadget pada
anak yaitu orang tua menjadi sadar akan pentingnya pembatasan gadget
pada anaknya dan menyebarluaskan informasi yang telah mereka dapat
kepada masyarakat disekitar lingkungannya akan dampak dari bahaya
gadget.
b. Penyuluhan tentang Keluarga Berencana
Pokok kerja PUS dan Bumil merupakan kegiatan yang dilakukan
adalah pemberian penyuluhan KB. Kegiatan penyuluhan KB bertujuan
untuk memberikan informasi kepada ibu – ibu tentang macam – macam
KB, kelebihan dan kekurangan dari KB tersebut. kegiatan penyuluhan
telah dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2019 Pukul 08.00 – Selesai di

52
posyandu Dahlia RW 01 kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.
Kendala pada kegiatan ini adalah jumlah peserta penyuluhan yang
kurang mencangkup keseluruhan di lingkungan RW 01 serta jumlah ibu –
ibu dalam masa usia subur yang datang hanya sebagian
Dengan kegiatan penyuluhan ini, mahasiswa menaruh harapan agar
pengetahuan masyarakat bertambah sehingga akan berdampak pada
perubahan menurunnya kejadian kehamilan beresiko tinggi serta
masyarakata dapat menyebarluaskan pengetahuan yang mereka dapat
kepada lingkungan disekitar rumahnya.
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan rendahnya
tingkat kebiasaan cuci tangan pakai sabun
1. Dari hasil pengkajian didapatkan sebanyak 98 orang (53%) dari 182 orang
tidak terbiasa melakukan cuci tangan pakai sabun
2. Warga mengatakan kebiasaan CTPS (cuci tangan pakai sabun) jarang
dilakukan
Berdasarkan data diatas sebagai langkah awal mahasiswa melakukan
penyuluhan yaitu :
a. Penyuluhan Tentang Cuci Tangan
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa banyak keluarga yang
tidak melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan cara melakukan
mencuci tangan dengan baik dan benar. Cuci tangan bersih adalah salah
satu indikator untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan dilakukan
penyuluhan tentang cuci tangan ini adalah menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk menghindari
berbagai penularan penyakit. Pelaksanaan penyuluhan tanggal 26 Mei
2019 Pukul 08.00 WIB – Selesai di posyandu Dahlia RW 01 Kelurahan
Bujel Kecamatan Mojoroto Kota kediri.
Kendala dalam penyuluhan cuci tangan tersebut adalah tidak adanya
air mengalir serta wastafel untuk peragaan cuci tangan, sehingga dalam
peragaan cuci tangan menggunakan hand rub.
Harapan dari penyuluhan cuci tangan ini adalah menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya cuci tangan menggunakan sabun
serta menjadikan kebiasaan disetiap harinya dilakukan cuci tangan
tersebut serta dapat mengajarkan ibu ibu tentang cara mencuci tangan
yang bersih dengan memakai sabun.

53
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil data-data yang telah diperoleh dapat menjelaskan tentang


beberapa aspek yang menjadi masalah pokok RW 01 Kelurahan Bujel Kota
Kediri di bidang kesehatan. Dalam rangka praktek profesi komunitas, mahsiswa
program profesi NERS IIK Bhakti Wiyata menerapkan asuhan keperawatan
komunitas yang merupakan salah satu proses kompleks yang bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam lingkup masyarakat. Proses ini
dimulai dari Pengkajian, Analisa data, Penetapan Prioritas Masalah, Merancang
Plan of Action atau rencana intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

B. Saran
1. Pihak mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan baik itu pengetahuan ,
sikap, dan psikomotor tentang bagaimana bekerja dalam satu tim demi suatu
tujuan tertentu.
2. Mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang meliputi Pencegahan, Promosi, Pengobatan, dan
Rehabilitasi.
3. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang
berkompetensi pada lansia.
4. Diharapkan kader dan masyarakat saling memotifasi dalam meningkatkan
derajat kesehatan seperti kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup
bersih dan sehat diwilayah lingkungan sekitar RW 01 Kelurahan Bujel
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

54
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses Association. 1992. Nursing's Agenda for Health Care Reform.
Washington, D.C: The Author

Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2.


jakarta : EGC.

Depkes RI. 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di


Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Efendy, F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Freeman, R. & Heinrich. J.C. 1981. Community Health Nursing Practice. (1 st


rd). Canada: W.B. Saunders Company.

Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar

Friedman.2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik Edisi 5. Alih bahasa Achir Yani S
Hamid. Jakarta: EGC.

Latifah, Darti. 2013.Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti


Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di
Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. skripsi. Surakarta: Universitas
muhammadiyah surakarta.

Mubarak,W.I. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta :CV Sagung


Seto.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Surakarta : Gosyem Publishing.

Muttaqin, A. Editor Nurachmach, E. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


SistemKardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soenardi T dan Soetarjo S. 2012. Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

82
Lampiran I
GANTT CHART PRAKTIK KOMUNITAS KELURAHAN BUJEL TANGGAL 13 MEI – 15 JUNI 2019

MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV MINGGU V


No KOMPETENSI
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Menyusun
organisasi
kelompok
2 Melakukan
perizinan ke rumah
pak RW 01 dan RT
03,04,06
3 Melakukan
persiapan
pembagian
kuesioner warga
RW 01 (RT
03.04,06)
4 Melakukan
pengkajian dengan
kuesioner semua
warga RW 01 (RT
03,04,06)
a. Mencari data
demografi
penduduk ke
kelurahan
b. Mencari data

83
profil desa ke
puskesmas dan
pustu
5 Melakukan analisis
data
6 Identifikasi
masalah dan
prioritas masalah
7 Menyusun POA
sesuai dengan
diagnosis
8 Desimenasi awal
hasil analisis dan
masalah yang
ditemukan ang
didapat (Intervensi)
9 Seminar Awal
10 Menyusun rencana
strategis dan
langkah oprasional
11 Menyusun rencana
pelaksanaan
program kerja
12 Menyusun jadwal
dan rancangan
pembagian peran
dalam pelaksanaan
program kerja

84
13 Pelaksanaan
Program Kerja :
14 LANSIA :
a) Sosialisasi
deteksi dini
penyakit tidak
menular & pola
hidup sehat
lansia.
b) Pelatihan
pemeriksaan
TTV terhadap
kader (dilakukan
2x pertemuan)
c) Pemeriksaan
kesehatan TTV,
GDA, Asam
Urat, Kolesterol
d) Penanaman
tanaman obat
keluarga
ANAK, REMAJA,
UMUM
a) Pemberian
informasi
kesehatan cuci
tangan pada

85
warga dengan
pemberian
poster
b) Penyuluhan
penangaan
kecanduan
gadget pada
anak oleh
kader
c) Penyuluhan
Keluarga
Berencana
15 Melakukan
evaluasi program
(standart, struktur,
proses, hasil)
Merumuskan
upaya tindak
lanjut
Menyusun
laporan hasil
kegiatan
16 e) Libur Lebaran
Persiapan
Seminar dan
Halal Bihalal
f) Seminar Akhir

86
dan Halal
Bihalal

87
Lampiran II
PROPOSAL
PELATIHAN KADER PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK MAHASISWA KOMUNITAS

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

88
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
BAGI KADER DI KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

HARI : RABU
TANGGAL : 22 MEI 2019

Kediri, 22 Mei 2019

Ketua Pelaksana Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep, Ns. Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

89
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “ Pelatihan Pemeriksaan Darah pada Kader Lansia “
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 22 Mei 2019

Mahasiswa Profesi Ners

90
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia

berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan

yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi

terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,

kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak

dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan

untuk kembali bersemangat.

Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan

kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. jika tidak, ini akan

menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,

semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan

masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai

dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.

Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup

dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas

sehari-hari. Pada lansia yang masing-masingnya menderita penyakit yang

berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi

sensori.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-15

mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri

didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya

posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan

91
mayoritas kasus adalah hipertensi dan asam urat. Sedangkan beberapa kader

di kelurahan Bujel belum mampu mengoperasikan alat pemeriksaan kesehatan

seperti spygmomanometer untuk memeriksa tekanan darah.

Oleh sebab itu dilakukan pelatihan pengoperasian alat

spygmomanometer bagi kader yang ada di kelurahan Bujel sebagai langkah

awal pencegahan terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.

B. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina kesehatan diri
sendiri
2. Meningkatkan kemampuan dan peran kader dalam pelayanan kesehatan
lansia di kelurahan Bujel

C. Manfaat
1. Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik.
2. Memberikan peningkatan kemampuan peran kader dalam pelayanan
kesehatan lansia.

92
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Nama Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah “ PELATIHAN PENGUKURAN TEKANAN

DARAH PADA KADER ”

B. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan ini adalah ibu- ibu kader lansia dan balita di RW. 01

Kelurahan Bujel Kota Kediri

C. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilaksanakan pada :

Pertemuan Ke I

Hari/tanggal : Rabu, 23 Mei 2019

Waktu : 20.00 WIB

Tempat : Rumah ketua RT 04

Pertemuan Ke II

Hari/tanggal : Rabu, 29 Mei 2019

Waktu : 20.00 WIB

Tempat : Rumah ketua RT 03

93
D. Materi

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut

darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ

tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal

ini terjadi bila arteriol–arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat

darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.

Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut

dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,

2010).

Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di

atas 90 mmHg (Syamsudin, 2011). Pada populasi manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah

diastolik 90 mmHg (Smeltzer dan Bare, 2002). Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke, infak miokard, diabetes dan gagal

ginjal (Corwin, 2009). Hipertensi disebut juga sebagai “pembunuh diam–

diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan gejala,

Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang

yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Penyakit hipertensi

ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur

karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Smeltzer dan Bare,

2002)

b. Etiologi

94
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan

menurut Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson

(2006), Syamsudin (2011), Udjianti (2010) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi

esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang

tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:

1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor

genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga

yang memliki tekanan darah tinggi.

2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita

menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia

bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat

dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada

perempuan.

3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa

dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya karena

dengan mengkonsumsi banyak garam dapat meningkatkan tekanan

darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya dengan pendeita

hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika

garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk

mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang

seharusnya didalam tubuh

4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga

berat

95
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB

ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah

atau hipertensi.

5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup

dengan pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu

hipertensi

itu terjadi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah

rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan

berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan

darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan

terus

menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika

memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari

alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara

gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa

terjadi.

c. Klasifikasi

Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan

darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang

dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat

diklasifikasikan berdasarkan usia dan penyakit tertentu. Diantaranya

adalah:

Tabel 1. Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American Heart

Association

Kategori tekanan darah Sistolik Diastolik

96
Normal <120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Hipertensi stage 3
≥ 180mmHg ≥ 110 mmHg
(keadaan gawat)
Sumber: American Heart Assosiation (2014).

d. Manifestasi

Pemeriksaan fisik pada pasien yang menderita hipertensi tidak

dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat

ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan

cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terdapat

edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare, 2002).

Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan

simtomatik maka pasien biasanya peningkatan tekanan darah disertai

berdebar–debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler

terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian

dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,

Simadibrata, Syam, 2014). Gejala yang muncul sakit kepala, pendarahan

pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi

saat orang menderita hipertensi (Irianto, 2014).

Hipertensi dasar seperti hipertensi sekunder akan mengakibatkan

penderita tersebut mengalami kelemahan otot pada aldosteronisme primer,

mengalami peningkatan berat badan dengan emosi yang labil pada

sindrom

cushing, polidipsia, poliuria. Feokromositoma dapat muncul dengan

keluhan

97
episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat

berdiri (postural dizzy) (Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata, dan Syam,

2014). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau hipertensi

sudah dalam keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang timbul yaitu

sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan

menjadi kabur (Irianto, 2014).

Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,

jantung dan ginjal. Pada penderita hipertensi berat mengalami penurunan

kesadaran dan bahkan mengakibatkan penderita mengalami koma karena

terjadi pembengkakan pada bagian otak. Keadaan tersebut merupakan

keadaan ensefalopati hipertensi (Irianto, 2014).

e. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Pengaturan diet

2. Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat

3. Menejemen Stres

4. Mengontrol kesehatan

5. Olahraga teratur

6. Manajemen pengobatan hipertensi (Farmakologi hipertensi)

2. Diabetes Melitus

a. Pengertian

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

(Smeltzer,2002 : 1220)

b. Etiologi

Faktor penyebab diabetes mellitus:

1. Faktor keturunan

2. Gaya hidup

3. Obesitas/ kegemukan

98
4. Penuaan

5. Infeksi

c. Manifestasi Klinik

1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglikemi

a) Polidipsi (banyak minum)

b) Poliuri (banyak kencing)

c) Polipagi (banyak makan)

2. Kelemahan tubuh

3. Kesemutan/ rasa gatal

4. Gatal-gatal pada kulit

5. Luka yang tidak sembuh-sembuh

d. Komplikasi

1. Gangguan pada mata

2. Gangguan pada syaraf

3. Gangguan pada pembuluh darah

4. Gangguan pada otak

5. Gangguan pada ginjal

e. Penanganan

Penanganan untuk menjegah terjadinya Dm adalah:

1. Kontrol kadar gula darah yang teratur

2. Olah raga yang teratur/ latihan gerak

3. Minum obat secara teratur

4. Makanan sesuai diit

f. Diit Pada Diabetes Melitus

Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:

1. Jenis bahan Makanan

2. Jadual makanan

3. Jumlah makanan

99
Diit pada Dm adalah:

Tinggi karbohidrat Tinggi serat Rendah lemak Rendah

protein

Tujuan Pemberian Diit pada DM:

1. Mempertahankan kadar gula agar normal

2. Mempertahankan BB yang seimbang

3. Mencegah Komplikasi akut dan kronik

 Makanan yang harus dihindari

1) Gula

2) Susu

3) Madu

 Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan

1) Nasi

2) Kentang

3) Roti

4) Singkong

 Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh

dimakan, seperti:

1) Ikan segar

2) Ayam

3) Telur Ayam

4) Udang

 Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh

dimakan, seperti:

1) Tahu

2) Tempe

3) Kacang tanah

4) Kacang hijau

100
5) Kacang merah

 Sayuran yang bebas dimakan

1) Kangkung

2) Tomat

3) Terong

4) Ketimun

5) Kol

6) Sawi

7) Gambas

 Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:

1) Buncis

2) Daun singkong

3) Kacang panjang

4) Kembang Kol

5) Bayam

 Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi

1) Jambu air

2) Jambu biji

3) Pepaya

 Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi

1) Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau

2) Jeruk

3) Mangga

4) Nanas

 Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;

1) Nangka

2) Durian

3) Sawo

101
4) Lecy

5) Apel merah

 Kebutuhan Kalori

Misalnya

Data Tinggi badan = 150cm BB total = 150 – 100

= 50 Kg

BB aktual = 47 Kg Kurus

Jenis Kelamin = Wanita

Kalori Basal = Laki laki = 30 Kal/Kg, Wanita 25 Kal/Kg ( c)

= 50 x 25

= 1250 (c)

Aktivitas = Sedang

Umur = 58 tahun

Perhitungan Kalori

Kalori Basal = a x b = 50 x 25 = 1250 kalori (c)

Koreksi

Umur ≥ 40 tahun - 5 % x c = -5/100 x 1250 = - 62,5 kalori

Aktifitas sedang + 30 % x c = + 30/100 x 1250 = 375 kalori

Kurus + 20 % x c = +20/100 x 1250 = 250 kalori +

Total kebutuhan 1812,5 kalori

B. Tabel gula darah normal

3. Asam Urat

a. Pengertian

102
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan

hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita

dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari

tanaman berubah sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa

daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan

kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40

tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,

2012).

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal

dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar

tubuh/eksogen (sumber makanan). Asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk

hidup sebagai hasil dari proses metabolism sel yang berfungsi untuk

memelihara kelangsungan hidup (kanbara, 2010).

b. Penyebab

Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam

urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang

terserang asam urat:

1. Faktor keturunan/ faktor hormonal

Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya

asam urat menjadi semakin tinggi.

2. Makanan yang dimakan mengandung purin yang tinggi

Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam

tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.

Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan

kaleng, dan kaldu daging. 

3. Obesitas

Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam

urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang

103
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa

juga dikarenakan orang yang obesitas tidak memperhatikan pola

makannya. Sehingga kemungkinan besar makanan yang terlalu banyak

dikonsumsinya adalah makanan yang mengandung zat purin tinggi.

4. Kurang mengkonsumsi air putih

Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat

pengeluaran asam urat.

5. Penggunaan alcohol

Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam

tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.

c. Tanda dan gejala

1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari

biasanya persendian terasa nyeri.

2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.

3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,

kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan.

4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,

pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.

5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat

mengalami pergerakan

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5

mg/dl

2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl

e. Penatalaksanaan

Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat

adalah:

104
1. Lakukan diet

Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin yang tinggi.

Jaga pola makan dengan takaran yang seimbang.

2. Berikan obat – obatan

a. Obat anti inflamasi nonsteroid

Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk

mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.

b. Obat kortikosteroid

Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.

Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian

sendi yang sakit.

c. Obat imunosupresif

Berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan

karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan

penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.

d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral

yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan

mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran

segar yang berwarna hijau atau orange, seperti wortel.

e. Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat ini harus

diberikan setelah seseorang didiagnosa terkena penyakit asam urat.

f. Kompres hangat pada sendi yang nyeri

g. Obat Tradisional asam urat

1) Buah sirsak

Sirsak di makan begitu saja atau di buat jus sirsak, dimakan/minum

setiap hari

2) Daun salam

105
10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml,

sampai tinggal 1 gelas atau 200 ml, diminum 1 kali sehari

3) Labu siam

Labu siam di parut kemusian di saring diambil airnya dan diminum

setiap hari

4) Kentang dan apel mentah di jus

f. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Dan Tidak Dikonsumsi

a) Tidak boleh dikonsumsi

a. Jeroan : ginjal, jantung, otak hati, usus, dll.

b. Ikan laut : sarden, tongkol, udang, kepiting, kerang, cumi – cumi.

c. Ekstra daging : abon, dendeng

d. Emping, melinjo

e. Minuman yang mengandung alcohol

b) Boleh dikonsumsi

a. Susu skim / rendah lemak

b. Telor ( secukupnya)

c. Keju

d. Buah – buahan

g. Pencegahan

1. Banyak konsumsi air minum

2. Olahraga ringan, cukup dan teratur

3. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberry,

buah naga, sawi putih, sawi hijau dan tomat.

4. Istirahat yang cukup dan teratur

106
Tabel asam urat normal

E. Susunan Panitia

Terlampir

F. Susunan Acara

Terlampir

G. Anggaran Dana

Terlampir

H. SOP

Terlampir

I. Leaflet

Terlampir

J. Kuisioner

Terlampir

K. Dokumentasi Kegiatan

Terlampir

L. Evaluasi Kegiatan

Terlampir

M. Daftar Hadir

Terlampir

107
BAB III

PENUTUP

Demikian proposal pelatihan pemeriksaan tekanan darah bagi kader ini

disusun dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan

hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.

Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala

harapan dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati

hamba-hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan

kegiatan ini.

108
DAFTAR PUSTAKA

Latifah, Darti. 2013.Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti

Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia

Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. skripsi. Surakarta: Universitas

muhammadiyah surakarta.

109
Lampiran I

SUSUNAN PANITIA

PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA KADER

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Bagus Sholeh A., S.kep., Ns.
Penanggung Jawab : Yosep Peregrinus Sina S.Kep
Ketua : Siregar Yoga Pratama S.Kep
Sekertaris : Asti Yulfa Riani S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Janika Fergiwati S.Kep
Si Acara : Ayu Lutfida N. S.Kep
Nazalia S.Kep
Si Humas : Laxmita Putri ashari S.Kep
Si Perlengkapan : Asri Setiyaningrum S.Kep
Khalid Alfiady S.Kep
Dokumentasi : Viki Setya Nizar S.Kep

110
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pertemuan Pertama
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG
JAWAB
Rabu, 23 Mei 2019 08.00 – Pembukaan i. Siregar
08.05 Yoga
ii. Ayu
Lutfida

08.05 – Pre test Laxmita Putri


08.15
08.15 – Pemberian materi Yosep P Sina
08.35 hipertensi dan
pelatihan
pengoperasian
spygmomanometer
bagi kader
08.35 - 08.50 Praktek pemeriksaan 1. Asti Yulfa
tekanan darah oleh Riani
kader 2. Asri
Setyaningru
m
3. Silvi
septiyani
4. Nazalia
Indah
08.50 – Tanya jawab Yosep P Sina
08.55
08.55 – Post test dan Laxmita Putri
09.15 evaluasi
09.15 – Penutupan Siregar Yoga
09.20 Pratama

111
Lampiran 3
Anggaran Dana

a. Pemasukan

No Sumber Dana Jumlah


.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 1.670.500,-
Total Rp 1.670.500,-

b. Pengeluaran

No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1. Sie Humas
Amplop lembar 10 1.600 16.000,-
Sub total 16.000,-
2. Sie konsumsi
Kue kader Kotak 10 5.000,- 50.000,-
Air mineral Gelas 48 24.000,- 24.000,-
gelas
Sub total 74.000,-
3. Sie perlengkapan
Alkhohol Box 1 29.500,- 29.500,-
swab
Strip GDA Box 1 85.000,- 85.000,-
Strip Asam Box 1 95.000,- 95.000,-
Urat
Sub Total 209.500,-
Total 299.500,-

112
Lampiran 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Pengukuran Tekanan Darah
Tujuan Sebagai pedoman untuk melakukan pengukuran tekanan darah
Ruang Lingkup Prosedur ini dipakai setiap melakukan pengukuran tekanan
darah dalam intervensi penelitian
Referensi Pedoman InaSH (Indonesia Society of Hypertension)
Definisi Merupakan pemeriksaan dengan cara mengukur tekanan darah
dengan menggunakan spygmomanometer dan stetoskop,
bertujuan untuk mengetahui keadaan hemodinamik.
Tanggung Peneliti
Jawab
Prosedur Kerja 1. Persiapan pasien
a. Atur posisi responden pada posisi duduk dengan
punggung bersandar dan kaki menapak lantai
b. Atur ruangan tenang dan nyaman
c. Jelaskan prosedur kepada klien
d. Sebelum pengukuran, responden istirahat minimal 10
menit dari aktifitas.
e. Posisi pengukuran dibagian lengan kiri.
2. Persiapan alat
a. Spigmomanometer raksa
b. Stetoskop
c. Pena
d. Lembar observasi tekanan darah
3. Pelaksanaan
a. Pemeriksa cuci tangan (hands rub)
b. Posisikan beban lengan atas setinggi jantung (beri
sokongan bila perlu) dengan telapak menghadap
keatas.
c. Gulung lengan baju bagian atas lengan, palpasi arteri
brakialis dan letakkan manset 2 cm diatas siku atau
nadi brakialis.
d. Dengan manset masih kempis, pasang dengan rata
diatas sekeliling lengan atas.
e. Pastikan bahwa manometer diposisikan secara

113
vertical sejajar mata, jarak pemeriksa tidak boleh
lebih dari 1 meter.
f. Palpasi nadi radialis dengan ujung jari satu tangan
sambil menggelembungkan manset dengan cepat
sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut
tidak teraba. Dengan perlahan kempiskan manset dan
catat dimana titik dimana denyut nadi muncul.
Kempiskan manset dan tunggu 30 detik.
g. Letakkan earpieces stetoskop di telinga dan pastikan
bunyi jelas.
h. Ketahui lokasi arteri brakialis dan letakkan bel atau
diafragma chestpiece diatasnya, tutup katub balon
tekanan searah jarum jam sampai kencang.
i. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan
sistolik yang dipalpasi, dengan perlahan lepaskan
dan biarkan air raksa turun dengan kecepatan 2
sampai 3 mmHg perdetik.
j. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas yang
pertama terdengar ( sebagai tekanan sistolik )
k. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik dimana
bunyi muffled atau dampened timbul. Lanjutkan
mengempeskan manset, catat titik pada manometer
sampai 2 mmHg terdekat dimana bunyi tersebut
hilang (sebagai tekanan diastolik).
l. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna,
buka manset dari lengan kecuali jika ada rencana
untuk mengulang.
m. Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman
dan tutup kembali lengan atas.
n. Beritahu hasil pemeriksaan kepada responden.
o. Pemeriksa cuci tangan.
p. Catat tekanan darah, tanggal, waktu pengukuran pada
lembar observasi.

PSIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH


(DIGITAL METHODE)

114
UNIVERSITA
S
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI HALAMAN
TETAP DOKUME
N
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN Pemeriksaan gula darah yang dilakukan
untuk mengetahui status gula darah klien
melalui gula darah kapiler
2 TUJUAN Mengetahui kadar gula darah pasien : gula
darah puasa, gula darah 2 jam PP atau gula
darah sewaktu
3 INDIKASI 1. DM tipe 1
2. DM tipe 2
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien dan KGD
terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien atau keluarganya tindakan yg
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Posisi klien : duduk, tidur
6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah
digital (glukotest, gluko M, Gluko-DR,
dll)
2. Gluko test strip
3. Lanset dan alat
pendorongnya (lancing device)
4. Swab alcohol 70 %
5. Sarung tangan
6. Bengkok/ tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan
alat tulis
7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya (kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum kegiatan
dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Siapkan alat yang akan digunakan di
dekat anda. Pasang atau masukkan

115
reagen strip ke dalam alat.
8. Pilih jari yang akan ditusuk (bisa jari
tengah/jari manis)
9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari
yang akan ditusuk dengan alkohol 70 %
10. Tusuk jari ujung jari di bagian tepi
dengan lanset
11. Bila darah yang keluar sedikit, biarkan
tangan tergantung ke bawah dan urut
jari tersebut beberapa kali kearah ujung
jari.
12. Kenakan tetes darah pada reagen strip
13. Tunggu beberapa saat, dan anda akan
melihat berapa nilai kadar glukosa
anda.
14. Tulislah hasil pada lembar kerja.
15. Bandingkan dengan nilai ambang darah
kapiler.
16. Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman
17. Lepas sarung tangan dan buang ke
tempat sampah
18. Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi
respon klien
2. Berikan
reinforcement positif
3. Lakukan
kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri
kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP

116
PSIK TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL

UNIVERSITA
S
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI HALAMAN
TETAP DOKUME
N
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN TTGO adalah salah satu tes yang dilakukan
untuk mengetahui toleransi seseorang
terhadap glukosa
2 TUJUAN Bahan rujukan untuk menegakkan
diagnosis DM secara pasti
3 INDIKASI DM belum pasti dengan :
- GDP : 100 -125 mg/dl
- GDS : 140 -199 mg/dl
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien dan KGD terakhir
(GDP dan atau GDS)
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Posisi klien
6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah digital
(glukotest, gluko M, Gluko-DR, dll)
2. Gluko test strip
3. Lanset dan alat pendorongnya (lancing
device)
4. Swab alcohol 70 %
5. Sarung tangan
6. Bengkok/ tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan alat tulis
7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya (kesukaanya)
4. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja
6. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum kegiatan

117
dilakukan
7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Jaga privacy klien
9. Memulai dengan cara yang baik
10.Atur posisi yang nyaman bagi klien
11. Gunakan sarung tangan
12.Berikan penjelasan pada klien :
 Tiga hari sebelum tes, pasien makan
karbohidrat cukup dan melakukan
kegiatan jasmani seperti yang biasa
dilakukan.
 Sebelum hari H pemeriksaan pasien
puasa semalam (10-12 jam, minimal
8 jam)
13.Pada hari H pada pagi hari glukosa
darah puasa diperiksa.
14.Setelah diperiksa GDP pasien diberikan
glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air
250 ml, diminum dalam waktu 5 menit
dan berpuasa kembali.
15.Setelah 2 jam dilakukan pemeriksaan
kadar glukosa darah 2 jam PP
16.Selama pemeriksaan pasien tetap
istirahat, tidak boleh merokok, tetapi
boleh minum air putih.
17.Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman.
18.Catat dalam lembar kerja
19.Bandingkan dengan nilai ambang : GDP
dan GD 2 Jam PP
20.Lepas sarung tangan dan buang ke
tempat sampah
21.Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif
dan objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP

118
Lampiran 5
LEAFLET HIPERTENSI

119
Lampiran 6

KUISIONER PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Lingkarilah ( ) jawaban yang paling tepat

1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi

Benar Salah

2. Penderita darah tinggi penting memeriksakan tekanan darah ke pelayanan


kesehatan yang terdekat

Benar Salah

3. Membatasi makanan yang berlemak merupakan salah satu usaha untuk


mencegah tekanan darah tinggi

Benar Salah

4. Mengkonsumsi garam yang berlebih akan menyebabkan tekanan darah


meningkat

Benar Salah

5. Selain dari mengkonsumsi buah-buahan segar, usaha lain untuk mencegah


tekanan darah tinggi dalah olahraga secara teratur.

Benar Salah

120
6. Merokok dan minuman alkohol merupakan penyebab timbulnya
kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi

Benar Salah

7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah
tinggi

Benar Salah

8. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi


penderita hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidup

Benar Salah

9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan
adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi

Benar Salah

10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko
terjadinya penyakit hipertensi

Benar Salah

11. Pada saat pengukuran tekanan darah, didapatkan hasil 130/80 mmHg.
Angka 130 merupakan

Dyastol Systol

12. Pada saat pengukuran tekanan darah, didapatkan hasil 110/70 mmHg.
Angka 70 merupakan

Dyastol Systol

13. Alat untuk mengukur tekanan darah disebut

Stetoschop Spygmomanometer Thermometer

14. Yang bukan merupakan jenis alat pengukur tekanan darah adalah

Aneroid Digital Raksa Aqua

15. Untuk mengukur tekanan darah, harus mendengar denyut nadi. Alat untuk
mendengar denyut nadi disebut

Stetoschop Spygmomanometer Thermometer

16. Posisi dan kondisi terbaik untuk mengukur tekanan darah adalah dengan
cara:

1. duduk tenang, tidak bicara atau tertawa

2. siku menekuk, telapak tangan menghadap ke atas

3. rileks, posisi lengan atas sejajar dengan jantung

121
4. tidak makan atau berolahraga kurang lebih 30 menit sebelum
pengukuran

5. istirahat minimal 5 menit sebelum pengukuran

a. 1, 2, 3 benar b. 2 dan 4 benar c. 1 dan 3 benar


d. Benar semua

e. salah satu dari poin di atas salah

17. Jika pada kedua lengan atas pasien (lengan kiri dan kanan) terdapat luka,
maka pengkuran tekanan darah dapat dilakukan di tempat lain, yaitu:

a. Betis b. Paha c. Pergelangan tangan


d. benar semua

e. Pilihan a, b, dan c salah satunya salah

18. Tangan yang baik yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah

a. Tangan kiri b. Tangan kanan c. Keduanya benar

122
lampiran 7
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA RABU, 23 MEI 2019

1. Evaluasi Struktur
- Peserta pelatihan kader
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan kader dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan kader aktif
- Selama kegiatan diharapkan kader mampu melakukan pemerksiaan
tekanan darah secara mandiri
3. Evaluasi Hasil
- Kader dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri
- Kader paham terkait hasil pemeriksaan tekanan darah

123
Lampiran 8

Dokumentasi

Pertemuan pertama

- Pemberian materi tentang hipertensi dan demonstrasi cara melakukan


pengukuran tekanan darah

- Mahasiswa membantu dan mendampingi selama pelatihan pengukuran


tekanan darah

124
- Pertemuan Kedua

- Pelatihan pengukuran tekanan darah di rumah ketua RT 03

- Mahasiswa membantu dan mendampingi selama pelatihan pengukuran


tekanan darah

125
Lampiran 9

DAFTAR HADIR PESERTA

126
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Keperawatan Komunitas IIK Bhakti Wiyata Kediri

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

127
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

HARI : RABU
TANGGAL : 22 MEI 2019

Kediri, 22 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep, Ns. Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

128
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Identitas
Topik : Pelatihan Pemeriksaan Tekanan Darah
Hari /Tanggal : Rabu/ 22 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 04 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Kader Lansia dan Balita
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas

A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia

berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan

yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi

terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,

kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak

dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan

untuk kembali bersemangat.

Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan

kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. jika tidak, ini akan

menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,

semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan

masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai

dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.

Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup

dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas

sehari-hari. Pada lansia yang masing-masingnya menderita penyakit yang

129
berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi

sensori.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-15

mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri

didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya posyandu

lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan mayoritas

kasus adalah hipertensi dan asam urat. Sedangkan beberapa kader di kelurahan

Bujel belum mampu mengoperasikan alat pemeriksaan kesehatan seperti

spygmomanometer untuk memeriksa tekanan darah.

Oleh sebab itu dilakukan pelatihan pengoperasian alat

spygmomanometer bagi kader yang ada di kelurahan Bujel sebagai langkah

awal pencegahan terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.

B. Waktu kegiatan
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
Tempat kegiatan : Rumah Ketua RT.04 Kel. Bujel
Waktu kegiatan : 20.00 – Selesai WIB
Alokasi Waktu : 45 menit
C. Metode
1. Ceramah
2. Workshop
3. Tanya jawab
D. Media
1. Spygmomanometer
2. Stestoscop
3. Leaflet
4. Alat pemeriksaan gula darah dan asam urat
E. Setting Tempat

Pb P M

O
F L L L L L F

130
F F
Keterangan :
L = Lansia
P = Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing
F. Kelengkapan Acara
1. Meja 2
2. Absensi
3. Spygmomanometer dan Stetoscop
4. Alat pemeriksaan gula darah dan asam urat

G. Kegiatan Penyuluhan
WAKTU KEGIATAN
08.00 – 08.05 Pembukaan
08.05 – 08.15 Pre test
08.15 – 08.35 Pemberian materi hipertensi dan
pelatihan pengoperasian
spygmomanometer bagi kader
08.35 - 08.50 Praktek pemeriksaan tekanan darah
oleh kader
08.50 – 08.55 Tanya jawab
08.55 – 09.15 Post test dan evaluasi
09.15 – 09.20 Penutupan

131
H. Materi Pelaksanaan
1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut

darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ

tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal

ini terjadi bila arteriol–arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat

darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.

Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut

dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,

2010).

Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di

atas 90 mmHg (Syamsudin, 2011). Pada populasi manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah

diastolik 90 mmHg (Smeltzer dan Bare, 2002). Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke, infak miokard, diabetes dan gagal

ginjal (Corwin, 2009). Hipertensi disebut juga sebagai “pembunuh diam–

diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan gejala,

Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang

yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Penyakit hipertensi

ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur

karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Smeltzer dan Bare,

2002)

b. Etiologi

132
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan

menurut Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson

(2006), Syamsudin (2011), Udjianti (2010) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi

esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang

tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:

1) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor

genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga

yang memliki tekanan darah tinggi.

2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita

menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia

bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat

dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada

perempuan.

3) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa

dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi konsumsinya karena

dengan mengkonsumsi banyak garam dapat meningkatkan tekanan

darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya dengan pendeita

hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika

garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk

mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang

seharusnya didalam tubuh

4) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga

berat

133
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB

ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah

atau hipertensi.

5) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup

dengan pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu

hipertensi

itu terjadi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah

rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan

berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan

darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan

terus

menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika

memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari

alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara

gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa

terjadi.

c. Klasifikasi

Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan

darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang

dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat

diklasifikasikan berdasarkan usia dan penyakit tertentu. Diantaranya

adalah:

134
Tabel 1. Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American Heart

Association

Kategori tekanan darah Sistolik Diastolik


Normal <120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Hipertensi stage 3
≥ 180mmHg ≥ 110 mmHg
(keadaan gawat)
Sumber: American Heart Assosiation (2014).

d. Manifestasi

Pemeriksaan fisik pada pasien yang menderita hipertensi tidak

dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat

ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan

cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terdapat

edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare, 2002).

Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan

simtomatik maka pasien biasanya peningkatan tekanan darah disertai

berdebar–debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler

terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian

dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,

Simadibrata, Syam, 2014). Gejala yang muncul sakit kepala, pendarahan

pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi

saat orang menderita hipertensi (Irianto, 2014).

Hipertensi dasar seperti hipertensi sekunder akan mengakibatkan

penderita tersebut mengalami kelemahan otot pada aldosteronisme primer,

mengalami peningkatan berat badan dengan emosi yang labil pada

sindrom cushing, polidipsia, poliuria. Feokromositoma dapat muncul

dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa

melayang saat berdiri (postural dizzy) (Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata,

135
dan Syam, 2014). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau

hipertensi sudah dalam keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang

timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,

pandangan menjadi kabur (Irianto, 2014).

Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,

jantung dan ginjal. Pada penderita hipertensi berat mengalami penurunan

kesadaran dan bahkan mengakibatkan penderita mengalami koma karena

terjadi pembengkakan pada bagian otak. Keadaan tersebut merupakan

keadaan ensefalopati hipertensi (Irianto, 2014).

e. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Pengaturan diet

2. Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat

3. Menejemen Stres

4. Mengontrol kesehatan

5. Olahraga teratur

6. Manajemen pengobatan hipertensi (Farmakologi hipertensi)

3. Diabetes Melitus

a. Pengertian

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

(Smeltzer,2002 : 1220)

b. Etiologi

Faktor penyebab diabetes mellitus:

1. Faktor keturunan

2. Gaya hidup

3. Obesitas/ kegemukan

4. Penuaan

5. Infeksi

136
c. Manifestasi Klinik

1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglikemi

a) Polidipsi (banyak minum)

b) Poliuri (banyak kencing)

c) Polipagi (banyak makan)

2. Kelemahan tubuh

3. Kesemutan/ rasa gatal

4. Gatal-gatal pada kulit

5. Luka yang tidak sembuh-sembuh

d. Komplikasi

1. Gangguan pada mata

2. Gangguan pada syaraf

3. Gangguan pada pembuluh darah

4. Gangguan pada otak

5. Gangguan pada ginjal

e. Penanganan

Penanganan untuk menjegah terjadinya Dm adalah:

1. Kontrol kadar gula darah yang teratur

2. Olah raga yang teratur/ latihan gerak

3. Minum obat secara teratur

4. Makanan sesuai diit

f. Diit Pada Diabetes Melitus

Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:

1. Jenis bahan Makanan

2. Jadwal makanan

3. Jumlah makanan

Diit pada Dm adalah:

137
Tinggi karbohidrat Tinggi serat Rendah lemak Rendah

protein

Tujuan Pemberian Diit pada DM:

4. Mempertahankan kadar gula agar normal

5. Mempertahankan BB yang seimbang

6. Mencegah Komplikasi akut dan kronik

 Makanan yang harus dihindari

1) Gula

2) Susu

3) Madu

 Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan

1) Nasi

2) Kentang

3) Roti

4) Singkong

 Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh

dimakan, seperti:

1) Ikan segar

2) Ayam

3) Telur Ayam

4) Udang

 Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh

dimakan, seperti:

1) Tahu

2) Tempe

3) Kacang tanah

4) Kacang hijau

5) Kacang merah

138
 Sayuran yang bebas dimakan

1) Kangkung

2) Tomat

3) Terong

4) Ketimun

5) Kol

6) Sawi

7) Gambas

 Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:

1) Buncis

2) Daun singkong

3) Kacang panjang

4) Kembang Kol

5) Bayam

 Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi

1) Jambu air

2) Jambu biji

3) Pepaya

 Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi

1) Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau

2) Jeruk

3) Mangga

4) Nanas

 Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;

1) Nangka

2) Durian

3) Sawo

4) Lecy

139
5) Apel merah

 Kebutuhan Kalori

Misalnya

Data Tinggi badan = 150cm BB total = 150 – 100

= 50 Kg

BB aktual = 47 Kg Kurus

Jenis Kelamin = Wanita

Kalori Basal = Laki laki = 30 Kal/Kg, Wanita 25 Kal/Kg ( c)

= 50 x 25

= 1250 (c)

Aktivitas = Sedang

Umur = 58 tahun

Perhitungan Kalori

Kalori Basal = a x b = 50 x 25 = 1250 kalori (c)

Koreksi

Umur ≥ 40 tahun - 5 % x c = -5/100 x 1250 = - 62,5 kalori

Aktifitas sedang + 30 % x c = + 30/100 x 1250 = 375 kalori

Kurus + 20 % x c = +20/100 x 1250 = 250 kalori +

Total kebutuhan 1812,5 kalori

C. Tabel gula darah normal

3. Asam Urat

a. Pengertian

140
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan

hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita

dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari

tanaman berubah sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa

daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan

kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40

tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,

2012).

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal

dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar

tubuh/eksogen (sumber makanan). Asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk

hidup sebagai hasil dari proses metabolism sel yang berfungsi untuk

memelihara kelangsungan hidup (kanbara, 2010).

b. Penyebab

Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam

urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang

terserang asam urat:

1. Faktor keturunan/ faktor hormonal

Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya

asam urat menjadi semakin tinggi.

2. Makanan yang dimakan mengandung purin yang tinggi

Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam

tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.

Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan

kaleng, dan kaldu daging. 

3. Obesitas

141
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam

urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang

gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa

juga dikarenakan orang yang obesitas tidak memperhatikan pola

makannya. Sehingga kemungkinan besar makanan yang terlalu banyak

dikonsumsinya adalah makanan yang mengandung zat purin tinggi.

4. Kurang mengkonsumsi air putih

Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat

pengeluaran asam urat.

5. Penggunaan alcohol

Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam

tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.

c. Tanda dan gejala

1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari

biasanya persendian terasa nyeri.

2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.

3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,

kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan.

4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,

pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.

5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat

mengalami pergerakan

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5

mg/dl

2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl

e. Penatalaksanaan

142
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat

adalah:

1. Lakukan diet

Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin yang tinggi.

Jaga pola makan dengan takaran yang seimbang.

2. Berikan obat – obatan

a. Obat anti inflamasi nonsteroid

Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk

mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.

b. Obat kortikosteroid

Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.

Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian

sendi yang sakit.

c. Obat imunosupresif

Berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan

karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan

penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.

d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral

yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan

mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran

segar yang berwarna hijau atau orange, seperti wortel.

e. Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat ini harus

diberikan setelah seseorang didiagnosa terkena penyakit asam urat.

f. Kompres hangat pada sendi yang nyeri

g. Obat Tradisional asam urat

1) Buah sirsak

143
Sirsak di makan begitu saja atau di buat jus sirsak, dimakan/minum

setiap hari

2) Daun salam

10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml,

sampai tinggal 1 gelas atau 200 ml, diminum 1 kali sehari

3) Labu siam

Labu siam di parut kemusian di saring diambil airnya dan diminum

setiap hari

4) Kentang dan apel mentah di jus

f. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Dan Tidak Dikonsumsi

a) Tidak boleh dikonsumsi

a. Jeroan : ginjal, jantung, otak hati, usus, dll.

b. Ikan laut : sarden, tongkol, udang, kepiting, kerang, cumi – cumi.

c. Ekstra daging : abon, dendeng

d. Emping, melinjo

e. Minuman yang mengandung alcohol

b) Boleh dikonsumsi

a. Susu skim / rendah lemak

b. Telor ( secukupnya)

c. Keju

d. Buah – buahan

g. Pencegahan

1. Banyak konsumsi air minum

2. Olahraga ringan, cukup dan teratur

3. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberry,

buah naga, sawi putih, sawi hijau dan tomat.

4. Istirahat yang cukup dan teratur

Tabel asam urat normal

144
145
DAFTAR PUSTAKA

Latifah, Darti. 2013.Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti

Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia

Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. skripsi. Surakarta: Universitas

muhammadiyah surakarta.

146
LAMPIRAN III
PROPOSAL
PROGRAM KERJA LANSIA
PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI POSYANDU
MEKAR ABADI RT 04 RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI

 Oleh :
POKJA LANSIA RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019

147
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
PROGRAM KERJA LANSIA
PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI POSYANDU
MEKAR ABADI RT 04 RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI

HARI : JUMAT
TANGGAL : 14 JUNI 2019

Kediri, 14 Juni 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep, Ns. Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

148
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya,kami dapat menyelesaikan PROPOSAL departemen KOMUNITAS
yang berjudul ”Pemeriksaan Gula Darah Dan Asam Urat Di Posyandu Mekar
Abadi Rt 04 Rw 01 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto Kediri” tepat pada
waktunya.
   Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga menyadari banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik yang bersifat membangun agar kami dapat berbuat lebih banyak di
kemudian hari.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

                                                                                    Kediri, 11 Juni 2019

                                                                                       Kelompok Komunitas

149
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan
yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi
terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan
untuk kembali bersemangat.
Masa lanjut usia adalah masa dimana terdapat beberapa perubahan
yang terjadi diantaranya adalah perubahan fisik,intlektual, dan keagamaan
(Mujahidullah, 2012). Pada perubahan fisik diantaranya terdapat penumpukan
purin yang dapat menyebabkan asam urat. Bila hal ini terjadi maka lansia
sering mengalami nyeri pada persendian.selain asam urat, lansia juga beresiko
terkena diabetes karena kurangnya aktifitas fisik yang tidak diimbangi dengan
pola makan yang sehat sehingga terjadi penumpukan kadar gula darah.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup
dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas
sehari-hari. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-
15 mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri
didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya
posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan.
Diantaranya terdapat kasus diabetes dan asam urat. Sedangkan di posyandu
Mekar Abadi belum pernah dilakukan pemeriksaan asam uraqt dan gula
darah. Oleh sebab itu dilakukan pemeriksaan gula darah dan asam urat bagi
lansia yang ada di posyandu Mekar Abadi di kelurahan Bujel sebagai langkah
awal pencegahan terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Memberikan pemeriksaan bagi lansia yang membutuhkan
pemeriksaan gula darah dan asam urat di posyandu.

150
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina kesehatan diri
sendiri
b. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan lansia di posyandu
Mekar Abadi kelurahan Bujel, Kediri
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik. Dan meningkatkan kepuasan lansia dalam pelayan kesehatan
di posyandu Mekar Abadi kelurahan Bujel, Kediri.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan
lebih dalam mengenai pemeriksaan gula darah dan asam urat.
3. Bagi Mahasiswa yang akan Praktek
Diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan pembelajaran lebih
dalam mengenai pemeriksaan gula darah dan asam urat.

151
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM
URAT”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “PGDDA (Pemeriksaan Gula Darah Dan Asam
Urat)”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah semua lansia yang datang ke posyandu lansia yang
ada di RT 4.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Jumat, 14 Juni 2019

Tempat kegiatan : Posyandu Mekar Abadi Kel. Bujel

Waktu kegiatan : 08.00 – Selesai WIB

E. Materi

TEORI DIABETES MELITUS

A. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Smeltzer,2002 : 1220)
B. Etiologi
Faktor penyebab diabetes mellitus:
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
4. Penuaan
5. Infeksi

C. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglikemi
a) Polidipsi (banyak minum)

152
b) Poliuri (banyak kencing)
c) Polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
D. Komplikasi
1. Gangguan pada mata
2. Gangguan pada syaraf
3. Gangguan pada pembuluh darah
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada ginjal
E. Penanganan
Penanganan untuk menjegah terjadinya Dm adalah:
1. Kontrol kadar gula darah yang teratur
2. Olah raga yang teratur/ latihan gerak
3. Minum obat secara teratur
4. Makanan sesuai diit
F. Diit Pada Diabetes Melitus
Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:
1. Jenis bahan Makanan
2. Jadual makanan
3. Jumlah makanan

Diit pada DM adalah:

Tinggi karbohidrat Tinggi serat Rendah lemak Rendah


protein

Tujuan Pemberian Diit pada DM:

7. Mempertahankan kadar gula agar normal


8. Mempertahankan BB yang seimbang
9. Mencegah Komplikasi akut dan kronik
 Makanan yang harus dihindari
1) Gula
2) Susu
3) Madu
 Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan

153
1) Nasi
2) Kentang
3) Roti
4) Singkong
 Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan,
seperti:
1) Ikan segar
2) Ayam
3) Telur Ayam
4) Udang
 Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan,
seperti:
1) Tahu
2) Tempe
3) Kacang tanah
4) Kacang hijau
5) Kacang merah
 Sayuran yang bebas dimakan
1) Kangkung
2) Tomat
3) Terong
4) Ketimun
5) Kol
6) Sawi
7) Gambas
 Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:
1) Buncis
2) Daun singkong
3) Kacang panjang
4) Kembang Kol
5) Bayam
 Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi
1) Jambu air
2) Jambu biji
3) Pepaya
 Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi
1) Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau

154
2) Jeruk
3) Mangga
4) Nanas
 Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;
1) Nangka
2) Durian
3) Sawo
4) Lecy
5) Apel merah
 Kebutuhan Kalori
Misalnya
Data Tinggi badan = 150cm BB total = 150 – 100 = 50 Kg
BB aktual = 47 Kg Kurus
Jenis Kelamin = Wanita
Kalori Basal = Laki laki = 30 Kal/Kg, Wanita 25 Kal/Kg ( c)
= 50 x 25
= 1250 (c)
Aktivitas = Sedang
Umur = 58 tahun

Perhitungan Kalori

Kalori Basal = a x b = 50 x 25 = 1250 kalori (c)

Koreksi

Umur ≥ 40 tahun - 5 % x c = -5/100 x 1250 = - 62,5 kalori

Aktifitas sedang + 30 % x c = + 30/100 x 1250 = 375 kalori

Kurus + 20 % x c = +20/100 x 1250 = 250 kalori +

Total kebutuhan 1812,5 kalori

155
TINJAUAN TEORI ASAM URAT
A. Pengertian
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan
hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita
dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari
tanaman berubah sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa
daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan
kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40
tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,
2012).
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal
dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar
tubuh/eksogen (sumber makanan) (kanbara, 2010).
B. Penyebab
Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam
urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang
terserang asam urat:
1. Faktor keturunan/ faktor hormonal
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya
asam urat menjadi semakin tinggi.
2. Makanan yang dimakan mengandung purin yang tinggi
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.
Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan
kaleng, dan kaldu daging. 
3. Obesitas
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa
juga dikarenakan orang yang obesitas tidak memperhatikan pola
makannya. Sehingga kemungkinan besar makanan yang terlalu banyak
dikonsumsinya adalah makanan yang mengandung zat purin tinggi.
4. Kurang mengkonsumsi air putih
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat
pengeluaran asam urat.

156
5. Penggunaan alcohol
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam
tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.
C. Tanda dan gejala
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
biasanya persendian terasa nyeri.
2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.
3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,
kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan.
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat
mengalami pergerakan
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5
mg/dl
2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl
E. Penatalaksanaan
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat
adalah:
1. Lakukan diet
Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin yang tinggi.
Jaga pola makan dengan takaran yang seimbang.
2. Berikan obat – obatan
a. Obat anti inflamasi nonsteroid
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk
mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
b. Obat kortikosteroid
Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.
Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian
sendi yang sakit.
c. Obat imunosupresif
Berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan
karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.

157
d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral
yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan
mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran
segar yang berwarna hijau atau orange, seperti wortel.
e. Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat ini harus
diberikan setelah seseorang didiagnosa terkena penyakit asam urat.
f. Kompres hangat pada sendi yang nyeri
g. Obat Tradisional asam urat
1) Buah sirsak
Sirsak di makan begitu saja atau di buat jus sirsak, dimakan/minum setiap
hari
2) Daun salam
10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml, sampai
tinggal 1 gelas atau 200 ml, diminum 1 kali sehari
3) Labu siam
Labu siam di parut kemusian di saring diambil airnya dan diminum setiap
hari
4) Kentang dan apel mentah di jus
F. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Dan Tidak Dikonsumsi
a) Tidak boleh dikonsumsi
a. Jeroan : ginjal, jantung, otak hati, usus, dll.
b. Ikan laut : sarden, tongkol, udang, kepiting, kerang, cumi – cumi.
c. Ekstra daging : abon, dendeng
d. Emping, melinjo
e. Minuman yang mengandung alcohol
b) Boleh dikonsumsi
a. Susu skim / rendah lemak
b. Telor ( secukupnya)
c. Keju
d. Buah – buahan
G. Pencegahan
1. Banyak konsumsi air minum
2. Olahraga ringan, cukup dan teratur
3. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberry,
buah naga, sawi putih, sawi hijau dan tomat.
4. Istirahat yang cukup dan teratur

158
H. Susunan Panitia
Terlampir
I. Susunan Acara
Terlampir
J. Daftar Hadir
Terlampir

159
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal pelatihan pemeriksaan tekanan darah bagi kader ini


disusun dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan
hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala
harapan dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati
hamba-hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan
kegiatan ini.

160
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Muhammad, As’Adi. (2011). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva
Press
Damayanti. (2012). Panduan Lengkap Mencegah Dan Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta; Araska.
Ihwandi , Sue C, at al.2012. Penyakit asam urat dan pencegahnnya edisi 8
vol. Jakarta: EGC

161
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI
POSYANDU MEKAR ABADI DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Bagus Sholeh A., S.kep., Ns.
Penanggung Jawab : Yosep Peregrinus Sina S.Kep
Ketua : Siregar Yoga Pratama S.Kep
Sekertaris : Asti Yulfa Riani S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Janika Fergiwati S.Kep
Si Acara : Ayu Lutfida N. S.Kep
Nazalia S.Kep
Si Humas : Laxmita Putri ashari S.Kep
Si Perlengkapan : Asri Setiyaningrum S.Kep
Khalid Alfiady S.Kep
Dokumentasi : Viki Setya Nizar S.Kep

157
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA

PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI/ WAKTU KETERANGAN PENANGGUNG


TANGGAL JAWAB
Jum at 07.00 – 07.30 Registrasi Laxsmita Putri Ashari,
14 Juni 2019 S.Kep
07.30 – 08.00 Pembukaan Ilham Bagus Santoso,
S.Kep
08.00 – 08.15 Sambutan Ketua Siregar Yoga Pratama,
Pelaksana S.Kep
08.0 – 09.45 Pelaksanaan Ayu Lutfida N, S.Kep
Pemeriksaan Asti Yulfa Riani, S.Kep
Tekanan Darah, Siregar Yoga Pratama,
Gula Darah dan S.Kep
Asam Urat.

Lampiran 2 Anggaran

158
i. Pemasukan

No Sumber Dana Jumlah


.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 1.025.500,-
Total Rp 1.025.500,-

ii. Pengeluaran

No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1. Sie konsumsi
Kue lansia Buah 40 4.500,- 180.000,-
Kue Buah 20 6.500,- 130.000,-
undangan
Akua Dus 2 30.000,- 60.000,-
Sub total 370.000,-
2. Sie perlengkapan
Strip GDA Box 1 85.000,- 85.000,-
Strip Asam Box 1 95.000,- 95.000,-
Urat
Strip Box 1 150.000,- 150.000,-
kolesterol
Alkhohol Box 100 29.500,- 29.500,-
swabs
Sub Total 359.500,-
Total 729.500,-

Lampiran 3 Dokumentasi

Melakukan anamnesa pada pasien

159
Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan Gula darah dan asam ura

160
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : JUMAT
TANGGAL : 21 JUNI 2019

Kediri, 21 Juni 2019

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur P. S. Kep, Ns.M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

162
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penanaman Tanaman Obat Keluarga” Sebuah kesempurnaan
tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput
dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 19 Juni 2019

Mahasiswa Profesi Ners

163
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan usia yang banyak mengalami masalah
kesehatan karena terjadinya penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan.
Kesehatan lansia merupakan hal yang penting di dalam sebuah keluarga.
Keluarga harus mampu merawat lansia dengan baik, termasuk dalam
memelihara kesehatan lansia tersebut, maka diperlukan upaya keluarga dalam
menjaga kesehatan lansia agar tetap optimal. Salah satu cara dalam upaya
optimalisasi kesehatan lansia dapat dilakukan dengan penanaman tanaman
obat keluarga (TOGA).
TOGA adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat
sebagai obat yang pada hakikatnya berupa sebidang tanah, baik dihalaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga akan obat-obatan. Setiap keluarga dapat membudidyakan TOGA
secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk mendekatkan
tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang meliputi upaya
preventif (pencegahan), upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan),
dan upaya kuratif (penyembuhan penyakit).
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penanaman dan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat atau khasiat tanaman obat
tradisional disekitar kita.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman
tanaman.
4. Menghindari ketergantungan pada obat kimia.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat tradisional dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup sehingga dapat

164
meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada
obat kimia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai tanaman obat keluarga.

165
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENANAMAN TANAMAN OBAT
KELUARGA”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ASMAN TOGA”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah kade posyandu lansia.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Sabtu, 25 Mei 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Rumah ketua RW 01
E. MATERI

1. Definisi Tanaman Obat Keluarga


TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman
obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat sebagai
obat. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah
baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat- obatan, dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat (Tukimin, 2004). Istilah tanaman obat
keluarga lebih mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi, tidak berarti
tanaman yang ditanam melulu tanaman hias yang berkhasiat obat
(Muhlisah, 2006).
2. Fungsi Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman obat keluarga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di
sekitar rumah dan kebun. Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai
sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya
kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan)

166
b. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
a. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat.
Banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-
buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, seledri, pepaya dan lain-
lain.
b. Sarana untuk pelestarian alam.
Pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu
terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
c. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Solusi untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami
penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman
obat yang berbentuk pohon-pohon misalnya pohon asam, pohon
kedaung, pohon trengguli dan lain- lain.
d. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
TOGA disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan
obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan
bagi keluarga tersebut.
e. Sarana keindahan.
Adanya TOGA dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang atau masyarakat yang ada
disekitarnya untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan
terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di
pekarangan rumah (santoso 2008).
3. Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat
Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat terdapat pada
bagian akar, batang, daun, bunga, buah bahkan pada bagian bijinya,
namun umumnya terdapat pada bagian daun, batang, dan akar. Bagian
biji, buah bahkan rimpang atau umbi juga dapat bermanfaat sebagai
obat (Santoso, 2008). Tanaman TOGA ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ramuan tradisional, dimana bahan-bahan tersebut diambil dari
berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh menurut
Kintoko (2006) tanaman TOGA berdasarkan bagian (organ) yang
digunakan adalah:
a. Tanaman yang diambill akar atau rimpangnya

167
1) Jahe (Zingiber officinale). Manfaat jahe sangat banyak, antara lain
untuk mengobati batuk, peluruh dahak, peluruh keringat, peluruh
haid, mengobati sakit rematik, dan penambah nafsu makan.
2) Lengkuas, untuk mengobati panu,kadas, dan biduran. c. kunyit
untuk menyembuhkan diare.
b. Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
1) Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk, sesak
napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung.
2) Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptik,
sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.
c. Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
1) Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2) Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
3) Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.
4) Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
5) Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
6) Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan
obat kumur.
7) Salam, bersifat astringensia.
8) Jambu biji, manfaatnya untuk menyembukan mencret.
d. Tanaman obat yang memanfaatkan bagian tumbuhan berupa bunga
misalnya pada bunga bakung (Lilium sp.), bunga matahari
(Helianthus anuus L.), bunga kurma/ mayang kurma (thal).
e. Tanaman Yang Diambil Buahnya
1) Jeruk nipis dan belimbing wuluh untuk menyembuhkan batuk
dan mencairkan dahak.
2) Mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
3) Pare untuk menimngkatkan nafsu makan.
4) Papaya untuk mengobati sakit maag.
5) Buah pinang untuk mengatasi keputihan, dan lain-lain.
f. Tanaman yang bagian bijinya dapat dimanfaatkan sebagai obat,
misalnya kecubung, pinang, pala, dan lain-lain.

F. Susunan Panitia
Terlampir

168
G. Susunan Acara
Terlampir

169
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal “Penanaman Tanaman Obat Keluarga” bagi kader ini


disusun dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan
hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan
dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-
hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

170
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisah, F. (2006). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya.


Ridwan. 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Pusat Perbukuan
DEPTAN.
Santoso, Hieronymus Budi. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Savitri, E.S. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang:
UIN-Malang press.

171
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Bagus Sholeh A., S.kep., Ns.
Penanggung Jawab : Yosep Peregrinus Sina S.Kep
Ketua : Siregar Yoga Pratama S.Kep
Sekertaris : Asti Yulfa Riani S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Janika Fergiwati S.Kep
Si Acara : Ayu Lutfida N. S.Kep
Nazalia S.Kep
Si Humas : Laxmita Putri ashari S.Kep
Si Perlengkapan : Asri Setiyaningrum S.Kep
Khalid Alfiady S.Kep
Dokumentasi : Viki Setya Nizar S.Kep

172
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA
PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA

Waktu Acara Penanggung Keterangan


Jawab
06.30-07.00 Briefing Panitia Koordinator Cross Check
lapang (Sie Persiapan terakhir
Perlengkapan) kegiatan
07.00 – 07.15 Pembukaan Koorddinator acara

07.15 – selesai Kegiatan Seluruh anggota


penyuluhan,
pembagian dan
penanaman bibit
tanama obat
keluarga

173
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

174
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : JUMAT
TANGGAL : 13 JUNI 2019

Kediri, 13 Juni 2019

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep, Ns. Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

175
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Penyakit Tidak Menular” Sebuah kesempurnaan
tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput
dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 13 Juni 2019

Mahasiswa Profesi Ners

176
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan
yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi
terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan
untuk kembali bersemangat.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan
masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai
dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup
dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas
sehari-hari. Pada lansia yang masing-masingnya menderita penyakit yang
berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi
sensori.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-15
mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri
didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya
posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan
mayoritas kasus adalah penyakit tidak menular seperti hipertensi, asam urat,
diabetes. Oleh sebab itu dilakukan penyuluhan penyakit tidak menular di

177
posyandu Mekar Abadi kelurahan Bujel sebagai langkah awal pencegahan
terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina kesehatan diri


sendiri.

2. Tujuan Khusus
Menambah wawasan lansia tentang penyakit tidak menular.

C. Manfaat Kegiatan
3. Bagi Masyarakat
Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai penyakit tidak menular.
3. Bagi Mahasiswa yang akan Praktek
Diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan pembelajaran lebih dalam
mengenaipenyakit tidak menular.

178
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

H. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR”.
I. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “PENYAKIT TIDAK MENULAR”.
J. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah Lansia perwakilan RT 3, RT 4 dan RT 6.
K. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Jum’at, 14 Juni 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Posyandu Mekar Abadi
2) MATERI

4. Definisi Penyakit Tidak Menular


Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh
proses infeksi dan menimbulkan kerugian karena lamanya penyakit
tersebut dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri
(Kemenkes, 2014).
5. Jenis Penyakit Tidak Menular yang menjadi penyebab kematian utama

1. Stroke
2. Jantung koroner
3. Diabetes dengan komplikasi
4. Tuberculosis
5. Hipertensi dengan komplikasi

179
6. Penyakit paru obstruksi kronis
6. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
1. Kurang aktivitas fisik
2. Kurang konsumsi sayur dan buah
3. Konsumsi tinggi gula
4. Konsumsi tinggi natrium atau garam
5. Obesitas
6. Obesits sentral
7. Prevelensi merokok usia > 15 tahun
8. Konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir
7. Pencegahan Penyakit Tidak Menular

1. Cek Kesehatan secara Rutin

Pemeriksaan kesehatan secara dini dan rutin melaui pengukuran

tekanan darah, berat badan, lingkar perut, tinggi badan untuk

deteksi dini penyakit tidak menular.

2. Enyahkan Asap Rokok

Dampak bahaya rokok dan asap rokok dapat mengancam kesehatan,

kesejahteraan masyarakat

3. Rajin Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh,

mengendalikan berat badan, megendalikan tekanan darah.

4. Diet Seimbang

Diet seimbang membantu mencegah penyakit dan infeksi,

menyehatkan tubuh, membuat kulit lebih cantik dan tubuh lebih

segar.

5. Istirahat Cukup

Istirahat cukup dapat memperkuat daya tahan tubuh, menurunkan

cemas/stress, menjaga berat badab dan tidak mudah lelah saat

beraktifitas.

6. Kelola Stress

180
Pengelolaan stress yang baik bermanfaat untuk menghindari diri
dari sakit, membuat pikiran lebih fokus, dan meningkatkan kualitas
tidur.
3) Susunan Panitia
Terlampir
4) Susunan Acara
Terlampir
5) Daftar Hadir
Terlampir
BAB III

PENUTUP

Demikian proposal pelatihan pemeriksaan tekanan darah bagi kader ini


disusun dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan
hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala
harapan dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati
hamba-hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan
kegiatan ini.

181
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2.


jakarta : EGC.
Efendy, F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Surakarta : Gosyem Publishing.
Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik Edisi 5. Alih bahasa Achir
Yani S Hamid. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. Editor Nurachmach, E. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soenardi T dan Soetarjo S. 2012. Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

182
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Disusun Oleh:

MAHASISWA PROFESI NERS STASE KOMUNITAS INSTITUT ILMU


KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI

183
2019

184
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

PENYAKIT TIDAK MENULAR

HARI : JUMAT
TANGGAL : 14 JUNI 2019

Kediri, 14 Juni 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Siregar Yoga Pratama, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep, Ns. Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

185
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Penyakit tidak menular


Sub Pokok Bahasan : Edukasi tentang penyakit tidak menular
Sasaran : Lansia
Waktu : 30 menit
Tempat : Posyandu Mekar Abadi di RT. 04 RW. 01 Kelurahan
Bujel, Kec. Mojoroto Kediri

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Memberikan pembelajaran pada Lansia tentang penyakit tidak menular
terutama
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pertemuan Lansia mengerti tentang pengertian,
penyebab, tanda gejala, komplikasi, dan penanganan pada penyakit tidak
menular.
3. Metode : ceramah dan tanya jawab
4. Media : Leaflat dan LCD
5. Kegiatan

Kegiatan
Tahap & waktu
Fasilitator Pasien
Persiapan dan 1. Menyiapkan materi dan
pembukaan 3 menit tempat
2. Mengucapkan salam dan
menjelaskan tujuan
Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan dari konsep Mendengarkan dan
penyakit tidak menular memperhatikan.
2. Menjelaskan Penyebab
penyakit tidak menular
3. Menjelaskan Tanda dan
Gejala penyakit tidak
menular
4. Menjelaskan Penanganan
penyakit tidak menular
5. Mereview ulang materi yang
sudah diberikan.

Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada Pasien dan keluarga

186
5 menit pasien untuk bertanya. mengajukan
pertanyaan.
Penutup 2 menit Mengucapkan salam

7. Materi
1. Definisi Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh
proses infeksi dan menimbulkan kerugian karena lamanya penyakit
tersebut dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri
(Kemenkes, 2014).
2. Jenis Penyakit Tidak Menular yang menjadi penyebab kematian

utama

1. Stroke

2. Jantung koroner

3. Diabetes dengan komplikasi

4. Tuberculosis

5. Hipertensi dengan komplikasi

6. Penyakit paru obstruksi kronis

3. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular

1. Kurang aktivitas fisik

2. Kurang konsumsi sayur dan buah

3. Konsumsi tinggi gula

4. Konsumsi tinggi natrium atau garam

5. Obesitas

6. Obesits sentral

7. Prevelensi merokok usia > 15 tahun

8. Konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir

4. Pencegahan Penyakit Tidak Menular

187
1. Cek Kesehatan secara Rutin

Pemeriksaan kesehatan secara dini dan rutin melaui pengukuran

tekanan darah, berat badan, lingkar perut, tinggi badan untuk

deteksi dini penyakit tidak menular.

2. Enyahkan Asap Rokok

Dampak bahaya rokok dan asap rokok dapat mengancam kesehatan,

kesejahteraan masyarakat

3. Rajin Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh,

mengendalikan berat badan, megendalikan tekanan darah.

4. Diet Seimbang

Diet seimbang membantu mencegah penyakit dan infeksi,

menyehatkan tubuh, membuat kulit lebih cantik dan tubuh lebih

segar.

5. Istirahat Cukup

Istirahat cukup dapat memperkuat daya tahan tubuh, menurunkan

cemas/stress, menjaga berat badab dan tidak mudah lelah saat

beraktifitas.

6. Kelola Stress

Pengelolaan stress yang baik bermanfaat untuk menghindari diri

dari sakit, membuat pikiran lebih fokus, dan meningkatkan kualitas

tidur.

DAFTAR PUSTAKA

188
Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2.
jakarta : EGC.

Efendy, F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Surakarta : Gosyem Publishing.

Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik Edisi 5. Alih bahasa Achir Yani S
Hamid. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. Editor Nurachmach, E. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


SistemKardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soenardi T dan Soetarjo S. 2012. Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

189
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PTM DI POSYANDU
MEKAR ABADI DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI

Hari/Tanggal : Jumat, 14 Juni 2019

Waktu : 08.00 - selesai

Tempat : Di Posyandu Mekar Abadi kelurahan Bujel

Topik : Penyuluhan PTM

Peserta : Lansia

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Perkenalan
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan pelatihan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri langsung masuk pada topik penyuluhan.
2. Tahap Penyuluhan
Penyuluhan PTM dilakukan selama 10 menit. Setelah materi disampaikan
semua, pemateri memberikan kesempatan untuk bertanya. Lansia aktif
bertanya.
3. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur

Mahasiswa datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk


mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Semua
peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelahg semua lansia
hadir.

2) Evaluasi Proses

Peserta yang hadir sebanyak 37 lansia. Pelaksanaan penyuluhan


berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias bertanya.
Tetapi ketika melakukan tanya jawab banyak peserta yang bertanya diluar
konteks materi.

190
3) Evaluasi Hasil

Dari hasil pre test dan post test didapatkan 69% dari jumlah total
peserta 37 lansia yang hadir paham tentang PTM. Hal ini membuktikan
bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan.

Anggaran Dana
Mengikuti angaran posyandu lansia

2) Dokumentasi
- Pemberian materi tentang PTM

191
Lampiran 1

192
Lampiran

193
LAMPIRAN V
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners 2019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

194
KEDIRI

2019

195
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019

Kediri, 18 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfiady, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan Penyuluhan Dampak Gadget Bagi Anak dengan tema “ WKTG
(Waktu Keluarga Tanpa Gadget)”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 18 Mei 2019

197
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat
pesat yang di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan teknologi
(Ismanto, 2015). Salah satunya yaitu perkembangan gadget yang semakin meluas,
hampir semua individu baik anak – anak hingga orang dewasa kini sudah
memiliki handphone atau smartphone. Kebutuhan komunikasi dan informasi
sangat dibutuhkan bagi semua kalangan masyarakat, ditambah sekarang semakin
mudah mengakses informasi dan berbagai macam fitur – fitur menarik yang
ditawarkan oleh jasa pelayanan gadget/ smartphone itu sendiri sehingga anak –
anak sering kali cepat akrab dengannya.
Pada anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja diberi gadget. Tapi harus
diperhatikan durasi pemakaiannya, misalnya, boleh bermain tapi hanya setengah
jam dan hanya pada saat senggang, kenalkan gadget seminggu sekali, misalnya
hari Sabtu atau Minggu. Lewat dari itu, ia harus tetap berinteraksi dengan orang
lain. Karena jika penggunaan gadget lebih dari 2 jam setiap hari akan
mempengaruhi psikologis anak (feliana, 2016). World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia prasekolah menderita
gangguan perkembangan. Berbagai masalah perkembangan anak, seperti
keterlambatan motorik, bahasa, dan perilaku sosial dalam beberapa tahun terakhir
ini semakin meningkat. Dalam survei yang dilakukan oleh the Asianparent
Insights (2014), pada lingkup studi kawasan Asia Tenggara, dengan melibatkan
setidaknya 2.417 orang tua yang memiliki gadget dan anak dengan usia 3 – 8
tahun pada 5 negara yakni Singapura, Thailand, Philipina, Malaysia dan
Indonesia.
Dengan sejumlah sampel orang tua tersebut, diperoleh 3.917 sampel anak-
anak dengan usia 3 – 8 tahun. Dari 98% responden anak-anak usia 3 – 8 tahun
pengguna gadget tersebut, 67% diantaranya menggunakan gadget milik orang tua
mereka, 18% lainnya menggunakan gadget milik saudara atau keluarga, dan 14%
sisanya menggunakan gadget milik sendiri. Angka kejadian masalah
perkembangan pada anak di Indonesia antara 13-18%. (Brauner & Stephens ,16)
mengemukakan bahwa Sekitar 9,5% sampai 14,2% anak prasekolah memiliki
masalah sosial emosional yang berdampak negatif terhadap perkembangan dan
kesiapan sekolahnya.

198
Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk terhadap
pola pikir dan perilaku anak dalam kehidupan kesehariannya, anak – anak yang
cenderung terus menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan
menjadi kegiatan yang rutin dalam aktifitas sehari – hari, dalam hal ini sering kali
anak – anak lebih memilih bermain gadget sehingga menyebabkan anak-anak
menjadi malas bergerak dan beraktifitas. Mereka lebih memilih duduk di depan
gadget dan menikmati permainan yang ada pada fitur-fitur tertentu dibandingkan
berinteraksi dengan dunia nyata. Hal ini tentu berdampak buruk bagi
perkekembangan dan kesahatan anak. terutama di segi otak dan psikologis.
Dampak negatif lain juga dapat menyebabkan kurangnya mobilitas sosial pada
anak, mereka lebih memilih bermain menggunakan gadgetnya dari pada bermian
bersama teman sebayanya. (Ameliola & Nugraha, 2013).
Kejadian seperti ini harus menjadi perhatian bagi berbagai pihak untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap anak – anak dalam penggunaan gadget
sebagai media komunikasi dan bermain. Khusunya dari lingkungan keluarga yaitu
orang tua sebagai institusi dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang
anak. Peran orang tua harus selalu dilakukan, dengan cara mengontrol setiap fitur
– fitur yang ada didalam smartphone, orang tua harus selalu berkomunikasi
dengan anak – anaknya dan membatasi penggunaan gadget dengan batasan-
batasan waktu untuk anak menggunakan gadget, misalnya sehari anak hanya
diperbolehkan bermain gadget selama satu jam tentu fitur-fitur yang mendukung
perkembanganya (Fadilah, Ahmad. 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan dampak gadget pada anak.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan pelajaran bagi orang tua dan anak tentang bahaya
gadget sehingga penggunaan gadget pada anak bisa dikurangi dan anak bisa
belajar.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek negatif dan positif gadget
terhadap kesehatan anak.
b. Diharapkan orang tua dapat mengerti akan efek keseluruhan dari gadget
terhadap kesehatan tubuh.

199
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran orang tua mengenai dampak
penggunaan gadget pada anak.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai dampak penggunaan gadget pada anak.
3. Bagi Kader
Sebagai informasi kepada pengelola kesehatan sehingga bisa
menggunakan strategi yang sama dalam upaya pencegahan terjadinya
penyebaran bakteri

200
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN DAMPAK GADGET PADA
ANAK ”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ WKTG (Waktu Keluarga Tanpa Gadget)”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
DAMPAK GATGET BAGI ANAK
A. Pengertian
Ma’ruf (2015) - Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik)
teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan
sebagai sebuah inovasi atau barang baru.
Gadget atau dalam bahasa Indonesia gawai adalah suatu peranti atau
instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan
sebelumnya.
Gadget adalah instrument elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis tertentu terutama untuk membantu dan memudahkan pekerjaan
manusia (lewis dalam Sutrisno J,.2012).
B. Dampak positif dan dampak negatif penggunaan gadget
Menurut Handrianto (2013), mengatakan bahwa, gadget memiliki dampak
positif dan juga negatif. Dampak tersebut antara lain adalah:
1. Dampak positif penggunaan gadget
a. Berkembangnya imajinasi,(melihat gambar kemudian
menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa
dibatasi oleh kenyataan).
b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).

201
c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).
d. Mengembangkan kemampuan membaca, matematika dan
pemecahan masalah dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
2. Dampak negatif penggunaan gadget
a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi
tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak
teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh
dalam game tersebut).
b. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka video di aplikasi Youtube
anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa
yang mereka cari).
c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang
bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak
memperdulikan keadaan disekelilingnya.)
d. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan
gadget karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan
untuknya).
e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( paparan radiasi gadget
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan juga kesehatan mata)
f. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat ( kognitif atau
pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan
terhambat).
g. Menghambat kemampuan berbahasa, (anak yang terbiasa
menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan
bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi
dengan temannya.
h. Dapat mempengaruhi perilaku anak.
C. Durasi Penggunaan Gadget
Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang
diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget, karena total
lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan anak.

202
Starburger berpendapat bahwa seorang anak hanya boleh berada di depan
layar < 1 jam setiap harinya. Pendapat tersebut didukung oleh Sigman yang
mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam
menggunakan gadget yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari.
Sedangkan menurut asosiasi dokter anak Amerika dan Canada,
mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak
terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi
bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18
tahun. Akan tetapi, faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang
menggunakan gadget 4 – 5 kali lebih banyak dari jumlah yang
direkomendasikan. Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak
bagi kesehatan anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget
yang terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak akan
cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk atau terbaring sambil
menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak kegemukan atau
berat badan bertambah secara berlebihan. Selain itu, anak menjadi tidak peka
terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak yang terlalu asik dengan
gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan
orang sekitar maupun keluarga dan itu akan bedampak sangat buruk apabila
dibiarkan secara terus menerus.
D. Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Gadget
1. Insomnia (Gangguan Tidur)
Tidak sedikit orang yang rela terbangun tengah malam untuk sekedar
membuka pesan masuk atau pemberitahuan masuk dari gadget nya.
Namun tahukah anda, kebiasaan membuka gadget di malam hari secara
tidak langsung dapat menganggu siklus tidur anda. Cahaya terang yang
terpancar dari gadget atau smartphone yang anda aktifkan, dapat menekan
pelepasan hormon yang berfungsi proses tidur yakni hormon melantonin
yang diprosuksi tubuh ketika keadaan gelap atau tanpa cahaya. Dan tanpa
disadari, cahaya yang terpancar tersebut akan menjaga pikiran anda untuk
memasuki 'default mode network', yakni kondisi setengah sadar.
Penderita insomnia memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes dan hipertensi, dalam fase yang kronis, insomnia dapat
mebahayakan hingga menyebabkan kematian untuk para penderitanya.
Hanya saja sebelum terlambat, insomnia akibat penggunaan gadget yang
berebihan sebenarnya bisa dicegah dengan menghentikan penggunaan
gadget selama kurang lebih 2 jam sebelum menjelang tidur untuk

203
mengurangi efek keluarnya cahaya yang dapat menekan produksi hormon
melantonin
2. Nomophobia
Nomophobia atau kepanjangan dari 'no-mobile-phone-phobia, yakni
sebuah keadaan dimana tubuh akan merasakan cemas berlebih apabila
dipisahkan dari gadget atau smartphonenya. Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa sekitar 66% orang yang kecanduan gadget
mengalami phobia yang satu ini. Tanda dan gejala yang nampak pada si
penderita berupa perasaan cemas, berkeringat, gemetar dan was-as ketika
dipisahkan dari gadgetnya.
3. Scrotal Hyperthermia
Hal seperti ini sebaiknya diwaspadai, terutama bagi anda yang sering
mengoperasikan laptop diatas pahanya. Karena dengan menaruh laptop
diatas paha, mampu meningkatkan suhu disekitarnya menjadi enam kali
lebih tinggi. Sementara untuk para pria, kondisi seperti ini akan membuat
organ vitalnya menjadi lebih hangat dan membuat produksi sperma
menjadi menurun.
4. Texting Thumb (Tendinitis)
Penggunaan jari dan tangan pada gadget dalam waktu lama atau
jangka panjang, secara berkala dan terus-terusan dapat melukai tendon,
saraf dan otot-otot. Umumnya cedera dibagian jempol ini disebut dengan
Blackberry Thumb, sementara cedera pada tangan disebut dengan iPad
Hand. Selain itu, jenis cedera yang lebih parah yang mungkin dialami
adalah mati rasa, kerusakan otot, neri, serta memerlukan pembedahan
untuk pengobatan.Segala sesuatu yang melebihi batas tentunya tidak baik,
begitupun saat menggunakan gadget, penggunaan gadget yang berlebihan
dapat membawa dampak negatif untuk kesehatan tubuh. Untuk itulah,
sebaiknya bijaklah menggunakan gadget dan gunakan sesuai kebutuhan.
Karena untuk menjadi sehat itu mahal. (Nurrachmawati, 2014)
E. Cara Pencegahan Dari Bahaya Gadget
1. Gunakanlah Speakerphone
Walaupun mengurangi rasa kenyamanan saat menggunakan
speakerphone di tempat umum, tapi paling tidak hal ini menghindari kita
untuk tidak harus menempelkan handphone di kepala ketika bertelepon.
Menggunakan speaker ketika bertelepon juga bisa menjadi pilihan. Pilihan
menggunakan speakerphone dapat dilakukan ketika kita tengah berada di
tempat privat seperti di rumah.

204
2. Gunakan Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel belakangan memunculkan casing
berkemampuan khusus yang diklaim bisa meminimalisir hantaran radiasi
yang berasal dari ponsel. Jika dirasa diperlukan, mungkin Anda bisa
mencarinya di pertokoan.
3. Kurangi Bluetooth Dan Headset Wireless
Seperti telah disebutkan di atas, penggunaan headset dapat menjadi
pilihan untuk mengurangi radiasi ponsel. Namun patut diingat, gunakanlah
headset yang konvensional alias yang masih menggunakan kabel untuk
terhubung dengan ponsel. Hindari penggunaan headset wireless. Demikian
juga fitur bluetooth di handphone jangan terus menerus diaktifkan,
gunakan seperlunya.
4. Sudut Ruangan
Banyak orang pada saat menerima panggilan telepon mencari pojok
atau sudut ruangan. Disarankan untuk menghindari menerima telepon di
sudut ruangan. Betul bahwa sudut ruangan biasanya sepi namun di sisi lain
terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal handphone menjadi lemah.
Sinyal yang lemah justru dapat memicu radiasi yang lebih tinggi.
5. Diam Ketika Menelpon
Saya sering melihat orang yang tidak bisa diam pada saat menerima
panggilan telepon ataupun kala menelepon. Jalan dari satu tempat ke
tempat lain. Sangat disarankan pada saat menerima atau menelepon
sebaiknya kita tidak berjalan-jalan. Hal ini disebabkan, dalam keadaan
bergerak maka sinyal handphone akan terus mencari pancaran sinyal yang
kuat dari base transceiver station (BTS). Dengan berjalan-jalan, justru
akan menguatkan radiasi.
6. Jangan Selalu Menempel
Walaupun handphone yang kita gunakan adalah gadget kesayangan,
namun untuk kesehatan yang lebih baik, ada baiknya jangan selalu nempel
dengan ponsel tersebut. Sebaiknya handphone yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas lebih baik ketimbang ditempatkan di
kantong celana.
7. Gunakan Dua Telinga
Kita dianugerahi dua buah telinga oleh Tuhan. Jika kedua telinga kita
normal, maka hindarilah penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon.
Contohnya, selalu menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Hal
ini justru tidak baik. Gunakanlah kedua telinga kita agar dapat

205
meminimalisir radiasi yang terpancar di atas dapat bermanfaat. Badan
Lingkungan Eropa telah mendorong untuk melakukan studi lebih lanjut
atas apa yang telah diungkapkan oleh WHO. Walaupun demikian, langkah
antisipasi perlu kita lakukan daripada mengambil resiko di masa depan.
8. Alihkan gadget dengan permainan lain
Sebagai contoh : dengan permainan puzzle, permainan berhitung,
permainan tradisional sehingga selain melatih imajinasi anak-anak juga
bisa bersosialisasi dengan masyarakat.(Nurrachmawati, 2014).
F. Solusi Untuk Gadget
1. Ajak anak dalam melakukan aktivitas fisik, aktivitas yang melibatkan
pergerakan fisik seperti bermain sepakbola, bersepeda,berkemah dll.
2. Ajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena
kegiatan diluar ruangan lebih asyik dan bermanfaat ketimbang bermain
gadged.
3. Jadilah contoh dan teladan bagi anak karena setiap apa yang dilakukan
orang tua pasti anak akan menirukan kebiasaan yang anda lakukan.
4. Pantau penggunaan gadged pada anak
Cara terbaik memantau penggunaan gadget pada anak adalah bermain
gadget bersama anak, sekaligus momen dimana anda bisa mengajarkan
nilai-nilai kekeluargaan pada anak.
5. Mengenalkan anak pada dunia
Kecanggihan internet mempermudah siapa saja untuk mendapatkan
informasi secara mudah dan cepat. Namun, informasi yang mereka
dapatkan dari web hanya sekedar tulisan. Kenalkan anak pada dunia secara
nyata, ajak mereka bertamsya keluar kota, berkunjung kekebun binatang
dan situs wisata lainnya dimana mereka bisa belajar tentang dunia secara
langsung.
6. Berikan anak kesempatan bermain dengan teman sebaya di sekitar
lingkungan mereka agar anak bisa bersosialisasi.
7. Berikan alternatif selain gadget
Kecanduan gadget pada anak disebabkan oleh kebosanan mereka mengisi
waktu luang berikan alternatif mainan seperti memberikan media bermain
contoh buku mewarnai, lego dan puzzle yang mampu mengasah
kemampuan kognitif anak.

206
G. Susunan Panitia
Terlampir
H. Susunan Acara
Terlampir
I. Daftar Hadir
Terlampir

207
BAB III
PENUTUP

Bermula dari tujuan mulia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat


akan dampak negatif gadget maka terbentuklah kegiatan ini. Keberhasilan sebuah
acara yang dilandasi semangat dan doa tentunya didapatkan dari kontribusi dari
semua pihak baik dalam bentuk dukungan moril maupun bentuk partisipasi aktif
pada kegiatan ini. Tanpa adanya doa dan dukungan dari semua pihak tentunya
acara tidak dapat berlangsung dengan baik, terutama kunci sukses dari sebuah
acara adalah ridho Allah SWT. Semoga kegiatan ini bermanfaat khususnya bagi
masyarakat kelurahan Bujel ini.

208
DAFTAR PUSTAKA

Ameliola, Nugraha. 2013. Perkembangan Media Informasi dan Teknologi


Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Diakses dari http://icssis.files
.wordpress.com/ 2013/09/2013-0229
Ferliana, Jovita Maria. 2016. Anak dan Gadget Yang Penting Aturan Main.
Diakses tanggal 18 Mei 2019. http://nakita.grid.id/balita/anak-
dangadgetyang-penting-aturan-main?page=2
Triastutik, Yeni .2018.Hubungan Bermain Gadget Denga Tingkat Perkembangan
Anak Usia 4-6 Tahun. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Insan
Cendekia Medika” Jombang
Yusuf, Syamsu. 2009. Ps ikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :
PT.RemajaRosdakarhttp://eprints.undip.ac.id/55141/2/Skripsi_Meta_Anind
ya_A._G._(2202011320050).pdf

209
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Wahyu Nur Pratiwi S.kep., Ns., M.Kes
Penanggung Jawab : Khalid Alfiady, S.kep
Ketua : Khalid Alfiady, S.kep
Wakil Ketua : Muhammad Berlian Alkindi, S.kep
Sekretaris : Ratna Ensa Novitra, S.Kep
Bendahara : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Acara : 1. Rany Dwi Lestari, S.Kep
2. Silvi Septiyani, S.kep
Sie Humas : 1. Nazalia Indah L., S.Kep
2. Viki Setiya Nizar, S.kep
Sie Konsumsi : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Perlengkapan :1. Ilham Bagus Santoso, S.Kep
2. Ayu Ludfida Nur C., S.Kep
3. Purwo Jati Kanaka, S.kep
4. Asri Setiyaningrum, S.Kep
5. Asti Yulfariani, S.Kep
6. Laxsmita Putri Ashari, S.Kep
7. Yosep Pereginus Sina, S.Kep
8. Nurul Cori’ah, S.Kep
Sie Dokumentasi :Siregar Yoga Pratama, S.Kep

210
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI/ WAKTU KETERANGAN PENANGGUNG JAWAB


TANGGAL
Minggu, 08.30 – 09.00 Registrasi Laxsmita Putri A, S.Kep
26 Mei 2019 Asti Yulfa Riani, S.Kep
09.10 – 09.20 Pembukaan Yosep Pereginus S, S.Kep
09.20 – 09.30 Sambutan Ketua Khalid Alfiady, S.Kep
Pelaksana
09.30 – 09.45 Penyampaian Ratna Ensa N, S.Kep
Materi
09.45 – 10.05 Simulasi Cuci Purwo Jati Kanaka, S.Kep
Tangan
10.05 – 10.20 Penyampaian Nurul Choriah, S.Kep
Materi
10.20 – 10.35 Diskusi bersama Yosep Pereginus S, S.Kep
10.35- 10.40 Penutup Yosep Pereginus S, S.Kep
10.40- 11.00 Foto Bersama Sie Dokumentasi

Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan

211
No Sumber Dana Jumlah
.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 1. 901.000,-
Total Rp 1. 901.000,-

b. Pengeluaran
No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah
Satuan
1. Sie Humas
Amplop lembar 32 1.500 52.500,-
Sub total 52.500,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 22 4.000,- 88.000,-
Kue Kotak 5 4.000,- 20.000,-
undangan
Kue panitia Buah 10 4.000,- 40.000,-
Air mineral Gelas 48 24.000,- 24.000,-
gelas
Sub Total 216.500,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 3 2.000,- 6.000,-
Sub Total 6.000,-
Total 230.500,-

Lampiran 4

212
213
214
NAMA : NAMA ANAK :
UMUR : UMUR :

KUESIONER
A. Pengetahuan Orang Tua

215
Berikan tanda check list () pada kolom YA (jika pernyataan dianggap benar)
dan TIDAK (jika pernyataan dianggap tidak benar) !

N URAIAN PERNYATAAN YA TIDAK


O
1 Gadget (handphone, smartphone, tablet PC)
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan.
2 Gadget dapat menimbulkan paparan radiasi
3 Gadget dapat menyebabkan kelelahan mata
4 Gadget dapat menurunkan ketajaman mata
5 Gadget dapat menimbulkan gangguan tidur
6 Gadget dapat menimbulkan kecanduan
7 Gadget dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
8 Gadget dapat mempengaruhi psikologi/kejiawaan anak

B. UPAYA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK


Berikan tanda check list () pada kolom YA (jika pernyataan dianggap benar)
dan TIDAK (jika pernyataan dianggap tidak benar) !
N URAIAN PERNYATAAN YA TIDAK
O

216
1 Saya mendampingi/mengawasi anak saat bermain gadget
2 Saya melakukan edukasi/pembelajaran tentang dampak
negatif/bahaya pengunaan gadget pada anak
3 Saya membatasi anak untuk bermain gadget

4 Saya menganjurkan anak untuk beristirahat 10-20 menit


sekali saat anak bermain gadget
5 Saya mengajarkan anak untuk mengatur jarak pandang
antara mata dengan layar gadget
6 Saya mengajarkan anak utuk melakukan kegiatan tanpa
gadget 1-3 jam sebelum tidur
7 Saya mengajak anak untuk beraktivitas fisik : bersepeda,
renang, jalan santai, bermain dengan teman sebaya, dan
lain-lain untuk menghindari dampak negatif gadget
8 Saya mengajarkan anak untuk mengatur waktu bermain
gadget dengan kegiatan lainnya (ibadah, belajar, makan,
dan beristirahat)

EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA


PENYULUHAN BAHAYA GADGET PADA ANAK
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA MINGGU, 26 MEI 2019
A. Struktur
a. Peserta penyuluhan sebanyak 32 peserta.

217
b. Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah kuesioner,
laptop, power point, pengeras suara. Penggunaan bahasa yang
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan,
para peserta memahami apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
B. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada
pukul 08.50 WIB, jadwal ini sesuai yang telah ditentukan.
2. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir.
3. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh
penyaji.
C. Hasil
1. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan pengertian gadget.
2. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan dampak positif dan
negatif gadget.
3. 80% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan durasi penggunaan
gadget.
4. 76% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan penyakit yang
ditimbulkan dari gadget.
5. 86% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan cara mencegah dan
solusi penggunaan gadget.
6. 92% hasil dari kuesioner yang diberikan kepada peserta sebanyak 32
peserta dari hasil pre penyuluhan menunjukkan mayoritas warga sudah
memahami tentang bahaya gadget pada anak-anak.

PENYAMPAIAN DAMPAK GADGET

218
FOTO BERSAMA PANITIA DENGAN BAPAK LURAH

219
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DAMPAK GADGET PADA ANAK

Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

220
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DAMPAK GADGET PADA ANAK

HARI : SELASA
TANGGAL : 28 MEI 2019

Kediri, 28 Mei 2019

Ketua komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfidy, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

221
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DAMPAK GADGET PADA ANAK

Identitas
Topik : Dampak gadget bagi anak
Sub topik : Pengaruh & penanganan kesehatan terhadap efek radiasi
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang
sangat pesat yang di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan
teknologi (Ismanto, 2015). Salah satunya yaitu perkembangan gadget yang
semakin meluas, hampir semua individu baik anak – anak hingga orang
dewasa kini sudah memiliki handphone atau smartphone. Kebutuhan
komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan bagi semua kalangan
masyarakat, ditambah sekarang semakin mudah mengakses informasi dan
berbagai macam fitur – fitur menarik yang ditawarkan oleh jasa pelayanan
gadget/ smartphone itu sendiri sehingga anak – anak sering kali cepat akrab
dengannya.
Pada anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja diberi gadget. Tapi
harus diperhatikan durasi pemakaiannya, misalnya, boleh bermain tapi hanya
setengah jam dan hanya pada saat senggang, kenalkan gadget seminggu
sekali, misalnya hari Sabtu atau Minggu. Lewat dari itu, ia harus tetap
berinteraksi dengan orang lain. Karena jika penggunaan gadget lebih dari 2
jam setiap hari akan mempengaruhi psikologis anak (feliana, 2016). World
Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia
prasekolah menderita gangguan perkembangan. Berbagai masalah
perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, bahasa, dan perilaku
sosial dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Dalam survei
yang dilakukan oleh the Asianparent Insights (2014), pada lingkup studi
kawasan Asia Tenggara, dengan melibatkan setidaknya 2.417 orang tua yang
memiliki gadget dan anak dengan usia 3 – 8 tahun pada 5 negara yakni
Singapura, Thailand, Philipina, Malaysia dan Indonesia.

222
Dengan sejumlah sampel orang tua tersebut, diperoleh 3.917 sampel
anak- anak dengan usia 3 – 8 tahun. Dari 98% responden anak-anak usia 3 – 8
tahun pengguna gadget tersebut, 67% diantaranya menggunakan gadget milik
orang tua mereka, 18% lainnya menggunakan gadget milik saudara atau
keluarga, dan 14% sisanya menggunakan gadget milik sendiri. Angka
kejadian masalah perkembangan pada anak di Indonesia antara 13-18%.
(Brauner & Stephens ,16) mengemukakan bahwa Sekitar 9,5% sampai 14,2%
anak prasekolah memiliki masalah sosial emosional yang berdampak negatif
terhadap perkembangan dan kesiapan sekolahnya.
Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk
terhadap pola pikir dan perilaku anak dalam kehidupan kesehariannya, anak –
anak yang cenderung terus menerus menggunakan gadget akan sangat
tergantung dan menjadi kegiatan yang rutin dalam aktifitas sehari – hari,
dalam hal ini sering kali anak – anak lebih memilih bermain gadget sehingga
menyebabkan anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktifitas. Mereka
lebih memilih duduk di depan gadget dan menikmati permainan yang ada
pada fitur-fitur tertentu dibandingkan berinteraksi dengan dunia nyata. Hal ini
tentu berdampak buruk bagi perkekembangan dan kesahatan anak. terutama
di segi otak dan psikologis. Dampak negatif lain juga dapat menyebabkan
kurangnya mobilitas sosial pada anak, mereka lebih memilih bermain
menggunakan gadgetnya dari pada bermian bersama teman sebayanya. Tidak
jarang kita lihat anak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi karena otak
anak sudah diporsir pada dunia yang tidak nyata (Ameliola & Nugraha,
2013).
Kejadian seperti ini harus menjadi perhatian bagi berbagai pihak untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap anak – anak dalam penggunaan gadget
sebagai media komunikasi dan bermain. Khusunya dari lingkungan keluarga
yaitu orang tua sebagai institusi dalam pembentukan karakter dan tumbuh
kembang anak. Peran orang tua harus selalu dilakukan, dengan cara
mengontrol setiap fitur – fitur yang ada didalam smartphone, orang tua harus
selalu berkomunikasi dengan anak – anaknya dan membatasi penggunaan
gadget dengan batasan-batasan waktu untuk anak menggunakan gadget,
misalnya sehari anak hanya diperbolehkan bermain gadget selama satu jam
tentu fitur-fitur yang mendukung perkembanganya (Fadilah, Ahmad. 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan dampak gadget pada anak.

223
B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek negatif dan positif gadget
terhadap kesehatan anak, diharapkan anak dapat mengerti akan efek
keseluruhan dari gadget terhadap kesehatan tubuh.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian gadget
2. Menyebutkan dampak gadget
3. Menyebutkan penyakit yang ditimbulka oleh gadget
4. Menyebutkan cara pencegahan dari bahaya gadget
D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
E. Media
1. PPT
2. Leaflet
F. Strategi Penyuluhan
NO WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3.Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan siswa kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan
sasaran penyuluh
2.Memberikan kesempatan kepada sasaran menyampaikan
untuk menanyakan hal – hal yang belum materi
dimengerti dari materi yang dijelaskan 2. Menanyakan hal

224
penyuluh – hal yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluhan

3 10 Menit Evaluasi / Penutup 1. Menjawab


1.Memberikan pertanyaan kepada sasaran pertanyaan yang
tentang materi yang sudah disampaikan diajukan penyuluh.
penyuluh 2.Mendengarkan
2.Menyimpulkan materi penyuluhan yang penyampaian
sudah disampaikan kepada sasaran kesimpulan.
3. Menutup acara dengan mengucapkan 3.Mendengarkan
salam serta terimakasih kepada sasaran penyuluh menutup
acara dan
menjawab salam.

Setting Tempat

: Penyuluh
: Moderator

: Peserta
: Observer

Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab

DAFTAR PUSTAKA

225
Nurrachmawati. 2014. Pengaruh sistem operas mobile android pada anak usia
dini. Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses tanggal 15 Mei 2019.
Ma’ruf. 2015. Bahaya Gadget Di Lingkungan Remaja dan Anak-anak. Jakarta :
Gramedia.
Handrianto. 2013. Perkembangan Teknologi Pada Era Globalisasi. Jakarta :
Pustaka Media.

Lampiran 1

226
DAMPAK GATGET BAGI ANAK
A. Pengertian
Ma’ruf (2015) - Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik)
teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan
sebagai sebuah inovasi atau barang baru.
Gadget atau dalam bahasa Indonesia gawai adalah suatu peranti atau
instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan
sebelumnya.
Gadget adalah instrument elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis tertentu terutama untuk membantu dan memudahkan pekerjaan
manusia (lewis dalam Sutrisno J,.2012).
B. Dampak positif dan dampak negatif penggunaan gadget
Menurut Handrianto (2013), mengatakan bahwa, gadget memiliki dampak
positif dan juga negatif. Dampak tersebut antara lain adalah:
1. Dampak positif penggunaan gadget
a. Berkembangnya imajinasi,(melihat gambar kemudian
menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa
dibatasi oleh kenyataan).
b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).
d. Mengembangkan kemampuan membaca, matematika dan
pemecahan masalah dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
2. Dampak negatif penggunaan gadget
a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi
tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak
teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh
dalam game tersebut).
b. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka video di aplikasi Youtube
anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa
yang mereka cari).

227
c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang
bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak
memperdulikan keadaan disekelilingnya.)
d. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan
gadget karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan
untuknya).
e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( paparan radiasi gadget
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan juga kesehatan mata)
f. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat ( kognitif atau
pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan
terhambat).
g. Menghambat kemampuan berbahasa, (anak yang terbiasa
menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan
bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi
dengan temannya.
h. Dapat mempengaruhi perilaku anak.
C. Durasi Penggunaan Gadget
Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang
diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget, karena total
lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Starburger berpendapat bahwa seorang anak hanya boleh berada di depan
layar < 1 jam setiap harinya. Pendapat tersebut didukung oleh Sigman yang
mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam
menggunakan gadget yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari.
Sedangkan menurut asosiasi dokter anak Amerika dan Canada,
mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak
terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi
bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18
tahun. Akan tetapi, faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang
menggunakan gadget 4 – 5 kali lebih banyak dari jumlah yang
direkomendasikan. Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak
bagi kesehatan anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget
yang terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak akan
cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk atau terbaring sambil
menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak kegemukan atau

228
berat badan bertambah secara berlebihan. Selain itu, anak menjadi tidak peka
terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak yang terlalu asik dengan
gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan
orang sekitar maupun keluarga dan itu akan bedampak sangat buruk apabila
dibiarkan secara terus menerus.
D. Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Gadget
1. Insomnia (Gangguan Tidur)
Tidak sedikit orang yang rela terbangun tengah malam untuk sekedar
membuka pesan masuk atau pemberitahuan masuk dari gadget nya.
Namun tahukah anda, kebiasaan membuka gadget di malam hari secara
tidak langsung dapat menganggu siklus tidur anda. Cahaya terang yang
terpancar dari gadget atau smartphone yang anda aktifkan, dapat menekan
pelepasan hormon yang berfungsi proses tidur yakni hormon melantonin
yang diprosuksi tubuh ketika keadaan gelap atau tanpa cahaya. Dan tanpa
disadari, cahaya yang terpancar tersebut akan menjaga pikiran anda untuk
memasuki 'default mode network', yakni kondisi setengah sadar.
Penderita insomnia memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes dan hipertensi, dalam fase yang kronis, insomnia dapat
mebahayakan hingga menyebabkan kematian untuk para penderitanya.
Hanya saja sebelum terlambat, insomnia akibat penggunaan gadget yang
berebihan sebenarnya bisa dicegah dengan menghentikan penggunaan
gadget selama kurang lebih 2 jam sebelum menjelang tidur untuk
mengurangi efek keluarnya cahaya yang dapat menekan produksi hormon
melantonin
2. Nomophobia
Nomophobia atau kepanjangan dari 'no-mobile-phone-phobia, yakni
sebuah keadaan dimana tubuh akan merasakan cemas berlebih apabila
dipisahkan dari gadget atau smartphonenya. Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa sekitar 66% orang yang kecanduan gadget
mengalami phobia yang satu ini. Tanda dan gejala yang nampak pada si
penderita berupa perasaan cemas, berkeringat, gemetar dan was-as ketika
dipisahkan dari gadgetnya.
3. Scrotal Hyperthermia
Hal seperti ini sebaiknya diwaspadai, terutama bagi anda yang sering
mengoperasikan laptop diatas pahanya. Karena dengan menaruh laptop
diatas paha, mampu meningkatkan suhu disekitarnya menjadi enam kali
lebih tinggi. Sementara untuk para pria, kondisi seperti ini akan membuat

229
organ vitalnya menjadi lebih hangat dan membuat produksi sperma
menjadi menurun.

4. Texting Thumb (Tendinitis)


Penggunaan jari dan tangan pada gadget dalam waktu lama atau
jangka panjang, secara berkala dan terus-terusan dapat melukai tendon,
saraf dan otot-otot. Umumnya cedera dibagian jempol ini disebut dengan
Blackberry Thumb, sementara cedera pada tangan disebut dengan iPad
Hand. Selain itu, jenis cedera yang lebih parah yang mungkin dialami
adalah mati rasa, kerusakan otot, neri, serta memerlukan pembedahan
untuk pengobatan.Segala sesuatu yang melebihi batas tentunya tidak baik,
begitupun saat menggunakan gadget, penggunaan gadget yang berlebihan
dapat membawa dampak negatif untuk kesehatan tubuh. Untuk itulah,
sebaiknya bijaklah menggunakan gadget dan gunakan sesuai kebutuhan.
Karena untuk menjadi sehat itu mahal. (Nurrachmawati, 2014)
E. Cara Pencegahan Dari Bahaya Gadget
1. Gunakanlah Speakerphone
Walaupun mengurangi rasa kenyamanan saat menggunakan
speakerphone di tempat umum, tapi paling tidak hal ini menghindari kita
untuk tidak harus menempelkan handphone di kepala ketika bertelepon.
Menggunakan speaker ketika bertelepon juga bisa menjadi pilihan. Pilihan
menggunakan speakerphone dapat dilakukan ketika kita tengah berada di
tempat privat seperti di rumah.
2. Gunakan Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel belakangan memunculkan casing
berkemampuan khusus yang diklaim bisa meminimalisir hantaran radiasi
yang berasal dari ponsel. Jika dirasa diperlukan, mungkin Anda bisa
mencarinya di pertokoan.
3. Kurangi Bluetooth Dan Headset Wireless
Seperti telah disebutkan di atas, penggunaan headset dapat menjadi
pilihan untuk mengurangi radiasi ponsel. Namun patut diingat, gunakanlah
headset yang konvensional alias yang masih menggunakan kabel untuk
terhubung dengan ponsel. Hindari penggunaan headset wireless. Demikian
juga fitur bluetooth di handphone jangan terus menerus diaktifkan,
gunakan seperlunya.
4. Sudut Ruangan

230
Banyak orang pada saat menerima panggilan telepon mencari pojok
atau sudut ruangan. Disarankan untuk menghindari menerima telepon di
sudut ruangan. Betul bahwa sudut ruangan biasanya sepi namun di sisi lain
terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal handphone menjadi lemah.
Sinyal yang lemah justru dapat memicu radiasi yang lebih tinggi.
5. Diam Ketika Menelpon
Saya sering melihat orang yang tidak bisa diam pada saat menerima
panggilan telepon ataupun kala menelepon. Jalan dari satu tempat ke
tempat lain. Sangat disarankan pada saat menerima atau menelepon
sebaiknya kita tidak berjalan-jalan. Hal ini disebabkan, dalam keadaan
bergerak maka sinyal handphone akan terus mencari pancaran sinyal yang
kuat dari base transceiver station (BTS). Dengan berjalan-jalan, justru
akan menguatkan radiasi.
6. Jangan Selalu Menempel
Walaupun handphone yang kita gunakan adalah gadget kesayangan,
namun untuk kesehatan yang lebih baik, ada baiknya jangan selalu nempel
dengan ponsel tersebut. Sebaiknya handphone yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas lebih baik ketimbang ditempatkan di
kantong celana.
7. Gunakan Dua Telinga
Kita dianugerahi dua buah telinga oleh Tuhan. Jika kedua telinga kita
normal, maka hindarilah penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon.
Contohnya, selalu menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Hal
ini justru tidak baik. Gunakanlah kedua telinga kita agar dapat
meminimalisir radiasi yang terpancar di atas dapat bermanfaat. Badan
Lingkungan Eropa telah mendorong untuk melakukan studi lebih lanjut
atas apa yang telah diungkapkan oleh WHO. Walaupun demikian, langkah
antisipasi perlu kita lakukan daripada mengambil resiko di masa depan.
8. Alihkan gadget dengan permainan lain
Sebagai contoh : dengan permainan puzzle, permainan berhitung,
permainan tradisional sehingga selain melatih imajinasi anak-anak juga
bisa bersosialisasi dengan masyarakat.(Nurrachmawati, 2014).
F. Solusi Untuk Gadget
1. Ajak anak dalam melakukan aktivitas fisik, aktivitas yang melibatkan
pergerakan fisik seperti bermain sepakbola, bersepeda,berkemah dll.

231
2. Ajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena
kegiatan diluar ruangan lebih asyik dan bermanfaat ketimbang bermain
gadged.
3. Jadilah contoh dan teladan bagi anak karena setiap apa yang dilakukan
orang tua pasti anak akan menirukan kebiasaan yang anda lakukan.
4. Pantau penggunaan gadged pada anak
Cara terbaik memantau penggunaan gadget pada anak adalah bermain
gadget bersama anak, sekaligus momen dimana anda bisa mengajarkan
nilai-nilai kekeluargaan pada anak.
5. Mengenalkan anak pada dunia
Kecanggihan internet mempermudah siapa saja untuk mendapatkan
informasi secara mudah dan cepat. Namun, informasi yang mereka
dapatkan dari web hanya sekedar tulisan. Kenalkan anak pada dunia secara
nyata, ajak mereka bertamsya keluar kota, berkunjung kekebun binatang
dan situs wisata lainnya dimana mereka bisa belajar tentang dunia secara
langsung.
6. Berikan anak kesempatan bermain dengan teman sebaya di sekitar
lingkungan mereka agar anak bisa bersosialisasi.
7. Berikan alternatif selain gadget
Kecanduan gadget pada anak disebabkan oleh kebosanan mereka mengisi
waktu luang berikan alternatif mainan seperti memberikan media bermain
contoh buku mewarnai, lego dan puzzle yang mampu mengasah
kemampuan kognitif anak.

232
LAMPIRAN VI
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO

Disusun Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners 2019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

233
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO

HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019

Kediri, 18 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfiady, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

234
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 18 Mei 2019

Mahasiswa Profesi Ners

235
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak,
punggung tangan, jari dan kuku jari. Tujuannya agar bersih dari kotoran dan
membunuh kuman penyebab penyakit dapat yang merugikan kesehatan. Cuci
tangan dengan sabun dapat menghambat masuknya kuman penyakit ke tubuh
manusia melalui perantaraan tangan. Kuman penyakit seperti virus dan bakteri
tidak dapat terlihat secara kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk
ke tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun namun
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang
penting. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan pada 5 waktu penting: sebelum
makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki
anak, dan sebelum menyiapkan makanan. Jika hal ini dilakukan akan dapat
mengurangi hingga 47% angka kesakitan karena diare dan 30% infeksi saluran
pernafasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Cuci tangan bersih adalah salah satu indikator untuk perilaku hidup bersih
dan sehat. Dengan mengajarkan untuk mencuci tangan diharapkan perilaku ini
dapat diterapkan menjadi kebiasaan dirumah maupun lingkungan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Cuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh.
2. Tujuan Khusus
a. Warga mampu mengingat langkah-langkah cuci tangan bersih dengan
benar.
b. Warga mampu mempraktekkan langkah-langkah cuci tangan bersih
dengan benar.
C. Manfaat kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan yang baik tentang
cuci tangan pakai sabun.
2. Bagi Mahasiswa

236
Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan yang baik tentang
cuci tangan pakai sabun.
3. Bagi Kader
Sebagai informasi kepada pengelola kesehatan sehingga bisa
menggunakan strategi yang sama dalam upaya pencegahan terjadinya
penyebaran bakteri

237
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Cegah Penyebaran Bakteri dengan Cuci Tangan
Pakai Sabun”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Cuci Tangan Pakai Sabun”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
A. Definisi
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas)
B. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun
1.Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare
dan flu burung. Jadi wajar kalau mencuci tangan itu dijadikan sebagai
kebiasaan.
2.Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting untuk
menghalangi terjadinya infeksi.
a. 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci tangan yang
benar

238
b. 45% penyakit infeksi berat dapat dicegah dengan cuci tangan yang
benar
c. Dilaporkan secara bermakna dapat mencegah transmisi berbagai
patogen, mengurangi bakteri terkontaminasi dan mengurangi penyakit
yg ditularkan melalui makanan
d. Perilaku CTPS dilaporkan dapat menurunkan kasus diare sebanyak
(42-47%)
e. Sebuah vaksin yang lebih efektif dari vaksin lain maupun perilaku
hygiene lainnya
f. CTPS adalah cara sederhana untuk tetap sehat, cuci tangan tidak
memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting mencegah penyakit
C. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan
2. Setelah buang air besar, besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor. Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman
didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya
kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum
dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
D. Langkah-langkah dalam mencuci tangan
1. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak tangan
2. Gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela – sela jari tangan
4. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian
5. Gosok kedua ibu jaritangan bergantian
6. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai lap
tangan

239
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Daftar Hadir
Terlampir

240
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun ini di susun


dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati
kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Allah kita gantungkan segala harapan dan keinginan
disertai dengan do’a semoga Dia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya,
untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan syiar yang luhur ini.

241
DAFTAR PUSTAKA

A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science. Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.

242
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Wahyu Nur Pratiwi S.kep., Ns., M.Kes
Penanggung Jawab : Khalid Alfiady, S.kep
Ketua : Khalid Alfiady, S.kep
Wakil Ketua : Muhammad Berlian Alkindi, S.kep
Sekretaris : Ratna Ensa Novitra, S.Kep
Bendahara : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Acara : 1. Rany Dwi Lestari, S.Kep
2. Silvi Septiyani, S.kep
Sie Humas : 1. Nazalia Indah L., S.Kep
2. Viki Setiya Nizar, S.kep
Sie Konsumsi : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Perlengkapan :1. Ilham Bagus Santoso, S.Kep
2. Ayu Ludfida Nur C., S.Kep
3. Purwo Jati Kanaka, S.kep
4. Asri Setiyaningrum, S.Kep
5. Asti Yulfariani, S.Kep
6. Laxsmita Putri Ashari, S.Kep
7. Yosep Pereginus Sina, S.Kep
8. Nurul Cori’ah, S.Kep
Sie Dokumentasi :Siregar Yoga Pratama, S.Kep

243
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI/ WAKTU KETERANGAN PENANGGUNG JAWAB


TANGGAL
Minggu, 08.30 – 09.00 Registrasi 1. Laxsmita Putri Ashari,
26 Mei 2019 S.Kep
2. Asti Yulfa Riani,
S.Kep
09.10 – 09.20 Pembukaan Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
09.20 – 09.30 Sambutan Ketua Khalid Alfiady, S.Kep
Pelaksana
09.30 – 09.45 Penyampaian Ratna Ensa Novitra,
Materi S.Kep
09.45 – 10.05 Simulasi Cuci Purwo Jati Kanaka, S.Kep
Tangan
10.05 – 10.20 Penyampaian Nurul Choriah, S.Kep
Materi
10.20 – 10.35 Diskusi bersama Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
10.35- 10.40 Penutup Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
10.40- 11.00 Foto Bersama Sie Dokumentasi

Lampiran 3

244
Anggaran Dana
a. Pemasukan

No Sumber Dana Jumlah


.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp. 2.475.000,-
Total Rp. 2.475.000,-

b. Pengeluaran

No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1. Sie Humas
Amplop Lembar 40 1.500 60.000,-
Sub total 60.000,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 35 3.500,- 122.500,-
Kue Kotak 10 3.500,- 35.000,-
undangan
Kue panitia Buah 10 3.500,- 35.000,-
Air mineral Gelas 48 24.000,- 24.000,-
gelas
Sub Total 216.500,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 2 2000,- 4.000,-
Bulpoin Buah 12 2000,- 24.000,-
Sub Total 28.000,-
Total 304.500,-

Lampiran 4

245
246
247
248
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA MINGGU, 26 MEI 2019
A. Struktur
1. Peserta penyuluhan sebanyak 32 peserta.
2. Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah hand rub, laptop,
power point, pengeras suara. Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, para peserta
memahami apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
B. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada
pukul 09.45 WIB, jadwal ini sesuai yang telah ditentukan.
2. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dan simulasi
CPTS dari awal sampai akhir.
3. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
C. Hasil
1. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat mempraktekkan langkah-langkah
cuci tangan.
2. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan tujuan CPTS.

249
DOKUMENTASI CUCI TANGAN

SIMULASI CUCI TANGAN

PENYAMPAIAN

MATERI CUCI

TANGAN

250
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PRODI PROFESI NERS

251
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

LEMBAR PENGESAHAN

SATUA ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO

HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019

Kediri, 18 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfiady, S Kep

252
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

SATUAN ACARA PENYULUHAN


CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Identitas
Topik : Cuci Tangan Pakai Sabun
Sub topik : Manfaat dan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian
telapak, punggung tangan, jari dan kuku jari. Tujuannya agar bersih dari
kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit dapat yang merugikan
kesehatan. Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan tangan. Kuman penyakit
seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara kasat mata sehingga sering
diabaikan dan mudah masuk ke tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun namun
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang
penting. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan pada 5 waktu penting:

253
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah
menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan. Jika hal ini dilakukan
akan dapat mengurangi hingga 47% angka kesakitan karena diare dan 30%
infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Cuci tangan bersih adalah salah satu indikator untuk perilaku hidup bersih
dan sehat. Dengan mengajarkan untuk mencuci tangan diharapkan perilaku
ini dapat diterapkan menjadi kebiasaan dirumah maupun lingkungan.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang cuci tangan pakai sabun.
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian, pentingnya cuci tangan dan langkah – langkah cuci
tangan
b. Mampu memperagakan cuci tangan 6 langkah

D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
E. Media
1. PPT
2. Leaflet

F. Strategi Penyuluhan
N WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
O
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan siswa kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab

254
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan
sasaran penyuluh
2. Mendemonstrasikan cuci tangan menyampaikan
3. Mempraktikan bersama peserta cara cuci materi
tangan 2. Menanyakan hal
4. Memberikan kesempatan kepada sasaran – hal yang tidak
untuk menanyakan hal – hal yang belum dimengerti dari
dimengerti dari materi yang dijelaskan materi penyuluhan
penyuluh

3 10 Menit Evaluasi / Penutup 1. Menjawab


1.Memberikan pertanyaan kepada sasaran pertanyaan yang
tentang materi yang sudah disampaikan diajukan penyuluh.
penyuluh 2.Mendengarkan
2.Menyimpulkan materi penyuluhan yang penyampaian
sudah disampaikan kepada sasaran kesimpulan.
3. Menutup acara dengan mengucapkan 3.Mendengarkan
salam serta terimakasih kepada sasaran penyuluh menutup
acara dan
menjawab salam.

Setting Tempat

: Penyuluh
: Moderator

: Peserta
: Observer

255
Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab

DAFTAR PUSTAKA

A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.

Lampiran 1
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
A. Definisi
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas)
B. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun
1. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti
diare dan flu burung. Jadi wajar kalau mencuci tangan itu dijadikan
sebagai kebiasaan.
2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting untuk
menghalangi terjadinya infeksi.
a. 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci tangan yang
benar
b. 45% penyakit infeksi berat dapat dicegah dengan cuci tangan yang
benar
c. Dilaporkan secara bermakna dapat mencegah transmisi berbagai
patogen, mengurangi bakteri terkontaminasi dan mengurangi penyakit
yg ditularkan melalui makanan

256
d. Perilaku CTPS dilaporkan dapat menurunkan kasus diare sebanyak
(42-47%)
e. Sebuah vaksin yang lebih efektif dari vaksin lain maupun perilaku
hygiene lainnya
f. CTPS adalah cara sederhana untuk tetap sehat, cuci tangan tidak
memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting mencegah penyakit
C. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan
2. Setelah buang air besar, besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor.
Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam
tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah
hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Bagi adik-adik mencuci tangan
ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
D. Langkah-langkah dalam mencuci tangan
1. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak tangan
2. Gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela – sela jari tangan
4. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian
5. Gosok kedua ibu jaritangan bergantian
6. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai lap
tangan

257
LAMPIRAN VII

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :

258
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2019

259
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO

HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019

Kediri, 18 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfiady, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Keluarga Berencana”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 18 Mei 2019

238
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan
penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang
dengan hasil produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan tekanan pada sector
penyediaan pangan, sandang, papan, lapangan kerja, perumahanan fasilitas
pendidikan dan sebagainya. Apabila masalah masalah kependudukan tersebut
tidak segera ditanggulangi, maka akan membahayakan kehidupan bangsa secara
menyeluruh.
Permasalahan tersebut adalah :
1. Jumlah penduduk besar
2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
4. Masalah mobilitas penduduk
5. Data kependudukan yang tidak akurat
Berkaitan dengan permasalahan kependudukan tersebut, salah satu upaya
yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah kependudukan,
pemerintah menciptakan suatu program untuk menekan tingkat kelahiran dengan
tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduka, melalui program keluarga
berencana.
Keberhasilan program keluarga berencana hanya akan berhasil apabila
adanya partisipasi dari masyarakat, karena tanpa adanya dukungan masyarakat
program keluarga berencana tidak akan berhasil. Semakin tinggi partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan keluarga berencana maka akan semakin pula
pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut.
Pelaksanaan keluarga berencana yang paling penting adalah timbulnya
kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana.Oleh
karena itu diharapkan adanya peran dari pemerintah agar konsisten terhadap
peningkatan pemahaman, kesadaran, dan persepsi dari masyarakat etntang
program keluarga berencana.Memasuki era otonomi daerah yang dikeluarkan
Undang - Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan
pemerintah banyak dikelola oleh pemerintah pusat yang sekarang diserahkan
pengurusannya diserahkan kepada pemerintah Kabupaten atau Kota, termasuk
pengelolaan program keluarga berencana.

239
Pada upaya peningkatan program keluarga berencana pemerintah daerah
berupaya meningkatkan dengan melibatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat dalam melakukan pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga sejahtera untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang KB.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan pemahaman pada pasangan produktif tentang KB.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga mengetahui tentang KB,
manfaat KB, dan efek samping KB.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai KB dan pentingnya KB.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bisa memberikan pembelajaran bagi masyarakat tentang
pentingnya KB.
3. Bagi Kader
Diharapkan bisa memberikan edukasi kepada warganya untuk ber-KB.

240
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Penyuluhan Keluarga Berencana”
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ Keluarga Bahagia Keluarga Berencana”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek–objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. (Hanafi. 2003). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan
menjarangkan jarak kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
2. Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung progesteron
dan pil yang mengandung estrogen.Kontrasepsi Pil adalah salah satu
kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil mengandung
hormon ekstrogen dan progesterone serta dapatmenghambat
ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.Uji
klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)

241
 Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon (Saifuddin. 2003).
 Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %.(Everett. 2007).
 Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko
anemia mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi
terhadap kankerendometrium dan ovarium.
 Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara
teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap
penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
 Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif,
ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.
(Sifuddin. 2003).
 Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).

242
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon.Dengan tidakadanya puncak LH, maka ovulasi
tidak terjadi.Disamping itu, ovariummenjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti beserta lendir sevik mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang sehingga
penetrasi sperma menurun.
 Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
(Hanifa. 2003).
 Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya
hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada
pil yang berjumlah 28 tablet.(Hanifa. 1999).
b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil
yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera),
akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik
sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang
menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).
 Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian. (Everett.2007).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.(Saifuddin. 2003).

243
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak
menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai
anak, ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang
hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
(Saifuddi. 2003).
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara
dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran
FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan
peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana
endometrium sehingga tidaksempurna untuk implantasi hasil konsepsi
 Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200
mg setiap 8minggu.syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4
minggu. (Everett. 2007).
 Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus
:Depopropera harus diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak
dibutuhkankontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12
minggu. Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak

244
dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan setiap 8
minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu
(Everett. 2007).
c. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit,
yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan
tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
 Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap
menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
dapat mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan
menyebabkan situasi endometrium tidaksiap menjadi tempat nidasi.
 Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
di isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira
40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari
2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3
tahun. (Saifuddin. 2003)
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak
terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran

245
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi. (Everett. 2007).
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan
berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.
( Everett. 2007).
 Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah :
Setiap saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak
diperlukan metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari
ke – 7 siklus haid, klien janganmelakukan hubungan seksual atau
menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat
dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant
adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklushaid,
sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. (Hanifa. 2003).
 Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang
digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan
siku di daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,
hanya sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750

246
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin.
2003).
 Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul
implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
atau lebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2008).
d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitantembaga yang dimasukkan kedalam rahim.IUD adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu
yang tidak bolehmenggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal
dan merupakan kontrasepsijangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik.
Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
 Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe
lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah
alat yangberbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan
lilitan tembagamemiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD
tembaga yang berbentukmirip rongga uterus. Multiload 375, kawat
tembaga yang dililit pada batangnyadan berbentuk 2/3 lingkaran
elips.Nova T mempunyai inti perak pada kawattembaganya pada batang
dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah.Levonogestrel adalah alat
yang berbentuk T mempunyai arah merekat padalengan vertical.
 Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan
pemakaiankontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah

247
pemasangan. Metode jangkapanjang, tidak mempengaruhi produksi asi.
Tidak mengurangi laktasi.Kesuburancepat kembali setelah IUD
dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.Meningkatkan
kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadapresiko
kehamilan.Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian. IUDdapat segera aktif setelah
pemasangan.Metode jangka panjang (8 – 10 tahun pemakaian).Tidak
mempengaruhi hubungan seksual.Tidak ada efek sampinghormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan hingga
menopause.Tidak ada interaksi dengan obat – obatan.
 Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan olehbenda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan.Efek sampingIUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain :
Haid lebih banyak danlama. Saat haid terasa sakit.Perdarahan
spoting.Terjadinya pedarahan yangbanyak. Kehamilan insitu
 Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsiIUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang.Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan
kontrasepsi lain.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
denganpenghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yangmencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma.Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma
dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi,
menonaktifkan sperma,menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007).Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang padaendometrium
dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan
blastokistaatau sperma.IUD yang mengandung tembaga juga dapat
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok
bersatunya sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasileokosit,

248
makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium
yangakan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga
gerakannya menjadilambat dan akan mati dengan sendirinya.
(Manuaba. 2008).IUD bentuk insert, contohnya lippes loop,
menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya migrasi leokosit,
limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisanendometrium menyebabkan
gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi
(Manuaba. 2008).
 Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih
banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang
tidak steril.Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim).
Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah :Haid menjadi
lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak – bercak).Kadang –
kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk
memasangkandan membuka IUD.
 Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra
indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang
hamil.Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.Perdarahan
vagina yangtidak diketahui.Wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD.Wanitayang menderita PMS.Wanita yang pernah
menderita infeksi rahim.Wanita yangpernah mengalami pedarahan yang
hebat.
 Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara
lain :Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada
masa akhir masanifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua
dan ketiga pasca persalinan,Segera setelah post abortus.
 Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008) antaralain :
Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi
kehamilaninsitu.
 Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal
pemeriksaanulang menurut Manuaba 1998.hlm 458 antara lain :
- Dua minggu setelah pemasangan

249
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD
menurut Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit
sehinggaperlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap
infeksi atau perdarahaninfeksi dapat menimbulkan kehamilan
ektopik karena pernah memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilandapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi
peningkatan alirandarah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi
sampai abortus serta sepsis.
e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita
dan vasektomi yangdigunakan pada pria.Keunggulan kontap adalah
merupakan kontrasepsi yang hanyadilakukan atau dipasang sekali, relatif
aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama
sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah
satu tahun pemasangan.Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling
efektif digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi.Kontap
ada 2 macam yaitu tobektomi yangdilakukan pada wanita dan vasektomi
yang dilakukan pada pria.
 Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.metode
inimelibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit
yangmelibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian

250
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan
anastesi,tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai
anak, wanitayang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah
satupasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resikosaat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka
ada resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
(Everett. 2007).
 Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk
banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang
merupakan saluranyang mengangkut sperma dari epididimis di dalam
testis ke vesikula seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.Angka
kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan
lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
3. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis
( kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom
pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya penularan penyakit
kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).
 Cara kerja:

251
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina

 Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan
pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya, jepit ujung
kondom sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan
atau sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi
dan tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke
dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak
karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan
ataukah masih utuh atau tidak
 Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
 Kerugian
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
 Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara

252
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama
hamil
 Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Daftar Hadir
Terlampir

253
BAB III
PENUTUP

Bermula dari tujuan mulia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan


dampak negatif gadget maka terbentuklah kegiatan ini. Keberhasilan sebuah acara
yang dilandasi semangat dan doa tentunya didapatkan dari kontribusi dari semua
pihak baik dalam bentuk dukungan moril maupun bentuk partisipasi aktif pada
kegiatan ini. Tanpa adanya doa dan dukungan dari semua pihak tentunya acara
tidak dapat berlangsung dengan baik, terutama kunci sukses dari sebuah acara
adalah ridho Allah SWT. Semoga kegiatan ini bermanfaat khususnya bagi
masyarakat kelurahan Bujel ini.

254
DAFTAR PUSTAKA

Ameliola, Nugraha. 2013. Perkembangan Media Informasi dan Teknologi


Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Diakses dari http://icssis.files
.wordpress.com/ 2013/09/2013-0229
Ferliana, Jovita Maria. 2016. Anak dan Gadget Yang Penting Aturan Main.
Diakses tanggal 18 Mei 2019. http://nakita.grid.id/balita/anak-
dangadgetyang-\penting-aturan-main?page=2
Triastutik, Yeni .2018.Hubungan Bermain Gadget Denga Tingkat
Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
“Insan Cendekia Medika” Jombang

Yusuf, Syamsu. 2009. Ps ikologi Perkembangan Anak dan Remaja.


Bandung :
PT.RemajaRosdakarhttp://eprints.undip.ac.id/55141/2/Skripsi_Meta_Anindya_A.
_G._(2202011320050).pdf

255
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Penasehat : Mujiyo, M.si


Pembimbing : 1. Wahyu Setyobudi, S.Kep., Ns.
2. Wahyu Nur Pratiwi S.kep., Ns., M.Kes
Penanggung Jawab : Khalid Alfiady, S.kep
Ketua : Khalid Alfiady, S.kep
Wakil Ketua : Muhammad Berlian Alkindi, S.kep
Sekretaris : Ratna Ensa Novitra, S.Kep
Bendahara : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Acara : 1. Rany Dwi Lestari, S.Kep
2. Silvi Septiyani, S.kep
Sie Humas : 1. Nazalia Indah L., S.Kep
2. Viki Setiya Nizar, S.kep
Sie Konsumsi : 1. Janika Fergiwati, S.Kep
2. Rofi Khotul Ismi, S,Kep
Sie Perlengkapan :1. Ilham Bagus Santoso, S.Kep
2. Ayu Ludfida Nur C., S.Kep
3. Purwo Jati Kanaka, S.kep
4. Asri Setiyaningrum, S.Kep
5. Asti Yulfariani, S.Kep
6. Laxsmita Putri Ashari, S.Kep
7. Yosep Pereginus Sina, S.Kep
8. Nurul Cori’ah, S.Kep
Sie Dokumentasi :Siregar Yoga Pratama, S.Kep

256
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI/ WAKTU KETERANGAN PENANGGUNG JAWAB


TANGGAL
Minggu, 08.30 – 09.00 Registrasi 1. Laxsmita Putri Ashari,
26 Mei 2019 S.Kep
2. Asti Yulfa Riani,
S.Kep
09.10 – 09.20 Pembukaan Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
09.20 – 09.30 Sambutan Ketua Khalid Alfiady, S.Kep
Pelaksana
09.30 – 09.45 Penyampaian Ratna Ensa Novitra,
Materi S.Kep
09.45 – 10.05 Simulasi Cuci Purwo Jati Kanaka, S.Kep
Tangan
10.05 – 10.20 Penyampaian Nurul Choriah, S.Kep
Materi
10.20 – 10.35 Diskusi bersama Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
10.35- 10.40 Penutup Yosep Pereginus Sina,
S.Kep
10.40- 11.00 Foto Bersama Sie Dokumentasi

257
Lampiran 3
ESTIMASI DANA

a. Pemasukan

No Sumber Dana Jumlah


.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 2.170.500,-
Total Rp 2.170.500,-

b. Pengeluaran

No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1. Sie Humas
Amplop lembar 35 1.500 52.500,-
Sub total 52.500,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 22 4.500,- 99.000,-
Kue Kotak 10 4.500,- 45.000,-
undangan
Kue panitia Buah 10 4.500,- 45.000,-
Air mineral Gelas 48 24.000,- 24.000,-
gelas
Sub Total 213.000,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 2 2000,- 4.000,-
Sub Total 4.000,-
Total 269.500,-

258
Lampiran 4

259
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA MINGGU, 26 MEI 2019

1. Struktur

260
a. Peserta penyuluhan sebanyak 32 peserta.

b. Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah laptop, power point,

pengeras suara. Penggunaan bahasa yang komunikatif dan aplikatif dalam

penyampaian penyuluhan kesehatan, para peserta memahami apa yang telah

disampaikan oleh mahasiswa.

2. Proses

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada pukul

10.10 WIB, jadwal ini sesuai yang telah ditentukan.

b. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai

akhir.

c. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.

e) Hasil

a. Peserta tidak diberikan feedback dari penyaji.

b. 80% dari total 32 peserta yang hadir mengetahui pengertian dan jenis-jenis

KB.

261
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

262
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA

Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

263
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO

HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019

Kediri, 18 Mei 2019

Ketua Mahasiswa Komunitas Ketua Pelaksana

Ilham Bagus Santoso, S Kep Khalid Alfiady, S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wahyu Nur Pratiwi, S. Kep, Ns., M.Kes Wahyu Setyobudi, S. Kep, Ns

264
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
Identitas
Topik : Keluarga Berencana
Sub topik : Manfaat Keluarga Bencana
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan
penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak
seimbang dengan hasil produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan
tekanan pada sector penyediaan pangan, sandang, papan, lapangan kerja,
perumahanan fasilitas pendidikan dan sebagainya.
Berkaitan dengan permasalahan kependudukan tersebut, salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah
kependudukan, pemerintah menciptakan suatu program untuk menekan
tingkat kelahiran dengan tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduka, melalui program keluarga berencana.
Keberhasilan program keluarga berencana hanya akan berhasil
apabila adanya partisipasi dari masyarakat, karena tanpa adanya dukungan
masyarakat program keluarga berencana tidak akan berhasil. Semakin tinggi
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan keluarga berencana maka akan
semakin pula pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut.
Pelaksanaan keluarga berencana yang paling penting adalah
timbulnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti program keluarga
berencana.Oleh karena itu diharapkan adanya peran dari pemerintah agar
konsisten terhadap peningkatan pemahaman, kesadaran, dan persepsi dari
masyarakat etntang program keluarga berencana.Memasuki era otonomi
daerah yang dikeluarkan Undang - Undang No.22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah, kewenangan pemerintah banyak dikelola oleh
pemerintah pusat yang sekarang diserahkan pengurusannya diserahkan
kepada pemerintah Kabupaten atau Kota, termasuk pengelolaan program
keluarga berencana.

265
Pada upaya peningkatan program keluarga berencana pemerintah
daerah berupaya meningkatkan dengan melibatkan kepedulian dan peran
serta masyarakat dalam melakukan pendewasaan perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga
sejahtera untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk
mengadakan kegiatan penyuluhan tentang KB.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Dapat memberikan pemahaman pada pasangan produktif tentang KB.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga mengetahui tentang KB,
manfaat KB, dan efek samping KB
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media
1. PPT
2. Leaflet
E. Strategi Penyuluhan
N WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
O
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan warga kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan

266
sasaran penyuluh
2. Memberikan kesempatan kepada sasaran menyampaikan
untuk menanyakan hal – hal yang belum materi
dimengerti dari materi yang dijelaskan 2. Menanyakan hal
penyuluh – hal yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluhan

3 10 Menit Evaluasi / Penutup 1. Menjawab


1.Memberikan pertanyaan kepada sasaran pertanyaan yang
tentang materi yang sudah disampaikan diajukan penyuluh.
penyuluh 2.Mendengarkan
2.Menyimpulkan materi penyuluhan yang penyampaian
sudah disampaikan kepada sasaran kesimpulan.
3. Menutup acara dengan mengucapkan 3.Mendengarkan
salam serta terimakasih kepada sasaran penyuluh menutup
acara dan
menjawab salam.

F. Setting Tempat

: Penyuluh : Peserta

: Moderator : observer

Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab

267
DAFTAR PUSTAKA

A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.

268
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
untuk mendapatkan objek–objek tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur
interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. (Hanafi. 2003).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
B. Jenis-jenis KB
1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen.Kontrasepsi Pil adalah
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil
mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta
dapatmenghambat ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap
hari secara teratur.Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka
kegagalan pada tahun pertama 2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpahormon (Saifuddin. 2003).

269
b. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang
seksama, efektivitasnya masih mencapai 93 %.(Everett. 2007).
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat
diandalkan jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia mengurangi resiko penyakit
payudara, dan melindungi terhadap kankerendometrium dan
ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus
diminum secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada
perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko
hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokokpada
usia 35 atahun. (Everett, 2007).
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia
reproduksi, telah memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak
memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur,
riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2003).
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu
yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes
berat dengan komplikasi, depresiberat dan obesitas.(Everett,
2007).
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan
gonadotropin releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis
terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon (LH),
dan sedikit folikel stimulating hormon.Dengan tidakadanya
puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi.Disamping itu,
ovariummenjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti
beserta lendir sevik mengalami perubahan, menjadi lebih
kental, gambaran daun pakis menghilang sehingga penetrasi
sperma menurun.
h. Efek Samping

270
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah
pertambahan berat badan,perdarahan diluar siklus haid, mual,
pusing dan amenorea. (Hanifa. 2003).
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada
hari kelima siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari
yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah diingat
lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28
tablet.(Hanifa. 1999).
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam
yaitu suntil yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali
(depo propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang
sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan
teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).
 Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama pemakaian. (Everett.2007).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak
teratur, perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan, efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan
dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
(Saifuddin. 2003).
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi
sederhana setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya
tinggi, tidak menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba.
2008).
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, ,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil. (Saifuddi. 2003).

271
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai
hamil, perdarahan yangbelum jelas penyebabnya, menderita
kanker payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala,
kembung, depresi, berat badan meningkat, perubahan mood,
perdarahan tidak teratur dan amenore.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat
mengubah suasana endometrium sehingga tidaksempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
 Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera
yang berisi progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150
mg setiap 12 minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan
dalam suntikan 200 mg setiap 8minggu.syclopem diberikan
melaui suntikan setiap 4 minggu. (Everett. 2007).
 Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan,
dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post
abortus :Depopropera harus diberikan dalam 5 haripertama haid,
tidak dibutuhkankontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan
setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada masa
mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu
diberikan setiap 8 minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan
setiap 4 minggu (Everett. 2007).
3. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam
bawah kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan
merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan
lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang

272
tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.(Hanifa.
1999).
 Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi,
membuat getah serviks menjadi kental, membuat endometrium
tidak siap menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah
progesteron dapat mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak
terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidaksiap
menjadi tempat nidasi.
 Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang
silastik lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter
2,4 mm, yang di isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama
kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur
dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di
isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75
mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin. 2003)
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5
tahun, control medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan,
penyulit tidak terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan
bercak, meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita
yang inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi. (Everett. 2007).

273
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau
infeksi pada tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan
moot, perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara,
rambut rontok. ( Everett. 2007).
 Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan
adalah : Setiap saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke-
7 tidak diperlukan metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan,
bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien janganmelakukan
hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7
hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang
paling untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid
berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklushaid, sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan. (Hanifa. 2003).
 Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang
jarang digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas
lipatan siku di daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang
kecil, hanya sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka
insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
(Sifuddin. 2003).
-

274
 Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul
implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu
dalan atau lebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba,
2008).
4. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitantembaga yang dimasukkan kedalam rahim.IUD adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu
yang tidak bolehmenggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal
dan merupakan kontrasepsijangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik.
Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
 Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu :
Lippe lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A
adalah alat yangberbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan
horizontal dan lilitan tembagamemiliki inti perak pada batang. Sof –
T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga uterus.
Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnyadan
berbentuk 2/3 lingkaran elips.Nova T mempunyai inti perak pada
kawattembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada
ujung bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T
mempunyai arah merekat padalengan vertical.
 Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan
pemakaiankontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah
pemasangan. Metode jangkapanjang, tidak mempengaruhi produksi

275
asi. Tidak mengurangi laktasi.Kesuburancepat kembali setelah IUD
dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.Meningkatkan
kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadapresiko
kehamilan.Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian. IUDdapat segera aktif setelah
pemasangan.Metode jangka panjang (8 – 10 tahun pemakaian).Tidak
mempengaruhi hubungan seksual.Tidak ada efek sampinghormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan
hingga menopause.Tidak ada interaksi dengan obat – obatan.
 Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan olehbenda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan.Efek sampingIUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain :
Haid lebih banyak danlama. Saat haid terasa sakit.Perdarahan
spoting.Terjadinya pedarahan yangbanyak. Kehamilan insitu
 Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsiIUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang.Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
denganpenghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yangmencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma.Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya
sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
fallopi, menonaktifkan sperma,menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007).Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang padaendometrium
dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan
blastokistaatau sperma.IUD yang mengandung tembaga juga dapat
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok
bersatunya sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi
migrasileokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan

276
cairan endometrium yangakan menimbulkan gangguan terhadap
spermatozoa sehingga gerakannya menjadilambat dan akan mati
dengan sendirinya. (Manuaba. 2008).IUD bentuk insert, contohnya
lippes loop, menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya
migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan
lapisanendometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi
sehingga kehamilan tidak terjadi (Manuaba. 2008).
 Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang
lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan
yang tidak steril.Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga
rahim). Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah
:Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak –
bercak).Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih
untuk memasangkandan membuka IUD.
 Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang
merupakankontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah :
Wanita yang sedang hamil.Wanita yang sedang menderita infeksi
alat genitalia.Perdarahan vagina yangtidak diketahui.Wanita yang
tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD.Wanitayang menderita
PMS.Wanita yang pernah menderita infeksi rahim.Wanita
yangpernah mengalami pedarahan yang hebat.
 Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008
antara lain :Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah
menstruasi, Pada masa akhir masanifas, Bersamaan dengan seksio
secaria, Hari kedua dan ketiga pasca persalinan,Segera setelah post
abortus.
 Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008)
antaralain : Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan,
Terjadi kehamilaninsitu.
 Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus
melakukan jadwal pemeriksaanulang menurut Manuaba 1998.hlm
458 antara lain :

277
- Dua minggu setelah pemasangan
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi
IUD menurut Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit
sehinggaperlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap
infeksi atau perdarahaninfeksi dapat menimbulkan kehamilan
ektopik karena pernah memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilandapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena
terjadi peningkatan alirandarah menuju uterus dan mudah terjadi
infeksi sampai abortus serta sepsis.
5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan.Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yangdigunakan pada
pria.Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanyadilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan
kontap pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan
pada kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun
pemasangan.Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif
digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi.Kontap ada
2 macam yaitu tobektomi yangdilakukan pada wanita dan vasektomi
yang dilakukan pada pria.
 Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang
permanent.metode inimelibatkan pembedahan abdominal dan
perawatan di rumah sakit yangmelibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %
per 100 wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per
100 kasus

278
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi,
permanen, dapat segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur
pembedahan dan anastesi,tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah
mempunyai anak, wanitayang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap
operasi dari salah satupasangan, penyakit psikiatik, keadaan
sakit yang dapat meningkatkan resikosaat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan
metode maka ada resikotinggi kehamilan ektopik, meras
berduka dan kehilangan.(Everett. 2007).
 Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluranyang mengangkut sperma dari epididimis
di dalam testis ke vesikula seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif.Angka kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000,
angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang
tidak direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.

279
6. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang
pada penis ( kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat
senggama. Kondom pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya
penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).
 Cara kerja:
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
 Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan
pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom
untuk menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya,jepit ujung
kondom sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah
pergesekan atau sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan
ereksi dan tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya
sperma ke dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak
karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya
kerusakan ataukah masih utuh atau tidak
 Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
 Kerugian

280
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
 Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama
hamil
 Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet

281
DAFTAR PUSTAKA

Ameliola, Nugraha. 2013. Perkembangan Media Informasi dan Teknologi


Terhadap Anak dalam Era Globalisasi. Diakses dari http://icssis.files
.wordpress.com/ 2013/09/2013-0229
Ferliana, Jovita Maria. 2016. Anak dan Gadget Yang Penting Aturan Main.
Diakses tanggal 18 Mei 2019. http://nakita.grid.id/balita/anak-
dangadgetyang-\penting-aturan-main?page=2
Triastutik, Yeni .2018.Hubungan Bermain Gadget Denga Tingkat
Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
“Insan Cendekia Medika” Jombang
Yusuf, Syamsu. 2009. Ps ikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung :
PT.RemajaRosdakarhttp://eprints.undip.ac.id/55141/2/Skripsi_Meta_Anindya_A.
_G._(2202011320050).pdf

282

Anda mungkin juga menyukai