Oleh :
KELOMPOK 08
Oleh :
Mengetahui :
Prodi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata
Kediri
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan praktik komunitas di RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung.
Praktik komunitas ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa bekerja sama dengan individu, keluarga dan kelompok ditatanan
pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep keperawatan
komunitas dalam rangka membentuk perawat professional.
Dengan terselesainya laporan praktik keperawatan komunitas ini, kami
mengucapka terima kasih kepada :
1. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan pendidikan.
2. Wahyu Nur Pratiwi., S.Kep., Ns.,M.Kes selaku ketua koordiator
departemen Keperawatan Komunitas IIK Bhakti Wiyata Kediri
3. Bagus Sholeh A., S.Kep., Ns., selaku pembimbing institusi praktik profesi
keperawatan keluarga atas bimbingan dan arahannya.
4. Paramita Ratna Gayatri, S.Kep., Ns., M. Kep selaku pembimbing lahan
praktik profesi keperawatan komunitas atas bimbingan dan arahannya.
5. Ibu Zumrotin, selaku Kepala Desa Jeli atas kerjasamanya.
6. Bapak Mahsun, selaku Sekretaris Desa Jeli atas kerjasamanya.
7. Bapak Widji, selaku ketua RT 013 atas kerjasamanya.
8. Ibu Na’ilatus Sa’adah, Amd. Keb selaku Bidan Desa Jeli atas
kerjasamanya.
9. Ibu Ida selaku kader posyandu Desa Jeli atas kerjasamanya
10. Seluruh masyarakat RT 013 Desa Jeli atas kerjasamanya.
11. Semua rekan-rekan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata angkatan 2021 yang
telah membantu sampai terselesainya laporan ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak
bisa disebutkan satu – persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun untuk
bersama – sama meningkatkan kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
iii
Kediri, 16 Mei 2019
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas............................................... 3
1. Pendahuluan .................................................................................... 3
2. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 3
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas.................................... 5
4. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 6
5. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas................................... 8
6. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas.................................. 9
B. Proses Asuhan Keperawatan Konumitas.............................................. 10
1. Proses Keperawatan Komunitas....................................................... 10
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Kesehatan Komunitas ................. 12
3. Sasaran............................................................................................. 13
4. Langkah Proses Keperawatan Komunitas / Model Pendekatan....... 15
BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas.................................................. 19
A. Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas .............................. 19
B. Tahap Pelaksanaan................................................................................ 20
C. Pengkajian Komunitas.......................................................................... 22
D. Analisa Data.......................................................................................... 41
E. Penafsiran Masalah............................................................................... 42
F. Intervensi Keperawatan........................................................................ 43
G. POA....................................................................................................... 74
BAB IV Pembahasan.................................................................................... 77
A. Resiko terjadi penurunan kualitas hidup lansia berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam usaha pemeliharaan
kesehatan............................................................................................... 77
B. Potensial timbulnya penyakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap bahaya gadget. ....................................................... 79
v
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan rendahnya
tingkat kebiasaan cuci tangan pakai sabun........................................... 79
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 81
A. Kesimpulan........................................................................................... 81
B. Saran..................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan
bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki
pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan
semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu
profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran
dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana
pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,
pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer),
panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola
(manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi
independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab
fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan
status kesehatan masyarakat indonesia.
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga
untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga
memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai
dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2012).
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan komunitas & keluarga di RT 013 Desa
Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung ?
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Bagi keluarga dan Pasien
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada anggota keluarga
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga
Sebagai suatu pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Komunitas
1. Pendahuluan
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang
kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara
mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
3
c. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
d. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
b. Meerupakan bidang khusus keperawatan
c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
b. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
c. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
d. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
e. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
4
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,
dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas
dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
5
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
Wanita tuna susila
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
Kelompok-kelompok pekerja tertentu
Dan lain-lain
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
Panti wredha
Panti asuhan
Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
Penitipan balita
6
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.
7
Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga
dimana ia tumbuh dan berkembang. Faktor ini mencangkup
lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.
Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik
sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan s!adaya
masyarakat dan atau keluarga sendiri.
Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada
keluarga.
8
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus
9
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai
landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan
yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
10
perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya
dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau
dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian
integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien
sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik
dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka
sendiri.
11
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,
dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
3. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
12
c) Balita
d) Anal usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyekit kelamin lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya
adalah:
Panti wredha
Panti asuhan
Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
Penitipan balita
d. Masarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.
13
keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan
dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat
akan dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan
intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family
approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus
yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut
dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.
1. Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan
ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat
dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta
faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut
Mubarak (2006) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi
demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan
adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi;
14
politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang
sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah
diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar
faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Efendi (2009) masalah tersebut
terdiri dari:
a) Masalah sehat sakit
b) Karakteristik populasi
c) Karakteristik lingkungan
b. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
2) Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
15
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana
yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul,
1995).
c. Perencanaan
1) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
2) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
3) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan
4) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
d. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
16
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4
dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian,
yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam
rangka waktu berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk
memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan,
pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan
berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
17
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian
keluarga yang terkait dengan Lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
19
Tulungagung sebagai wilayah binaan mahasiswa profesi ners IIK Bhakti
Wiyata Kediri melalui perijinan Ketua RT setempat.
e. Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 013 Pak Widji
Pertemuan antara ketua RT 013 dengan mahasiswa dilakukan di
rumah ketua RT pada tanggal 21 Oktober 2021. Ketua RT 013, Desa
Jeli menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan
maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan komunitas yang akan
dilaksanakan. Ketua RT memberikan gambaran tentang keadaan
warga dan lingkungannya secara umum dan status kesehatan warga.
Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa
sendiri dengan membagi dalam satu kelompok besar sesuai dengan
jumlah KK, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa
sendiri.
2) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali
memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga. Perencanaan
dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap pelaksaan kegiatan.
20
ke pintu rumah warga dan menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa IIK
Bhakti Wiyata Kediri dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian data
mulai tanggal 21 Oktober 2021 – 23 Oktober 2021 melalui ketua RT. Pada
saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan
asuhan keperawatan komunitas serta keluarga.
3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 21 Oktober –
23 Oktober 2021 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga.
Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi menjadi 3 kelompok pada
wilayah RT 013. Mekanisme pengumpulan data merupakan hak otonom
kelompok RT dengan tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan
komunitas.
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.
a. Data Demografi
RT 013 Desa Jeli termasuk dalam Kecamatan Karangrejo memiliki
jumlah penduduk 180 jiwa. RT 013 Desa Jeli terletak di dalam wilayah
Kecamatan Karangrejo Pemkab Provinsi Jawa Timur yang berbatasan
dengan:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Persawahan
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Makan Mencari
Teman
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Pak Djambari
Iklim RT 013 Desa Jeli, sebagaimana RT-RT di Desa lain di
wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Wilayah
RT 013 Desa Jeli Kelurahan Karangrojo dengan jumlah KK 56 KK,
terdiri dari 40 rumah.
b. Denah Batas Wilayah
21
Keterangan :
= Mata angin
= Batas wilayah
C. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasar Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki- % Perempuan % Total %
laki
90 50% 90 50% 180 100%
22
.
1. Tidak sekolah 28 16
2. TK 10 6
3. SD 26 14
4. SMP 39 22
5. SMA 42 23
6. Perguruan Tinggi 34 19
7. Non Formal 1 1
Total 180 100 %
3) Jenis lantai
No Lantai Frekuensi %
.
1. Keramik 39 69,6
2. Tidak kramik 17 30,4
23
Jumlah 56 100
5) 8m
No 8m/orang Frekuensi %
.
1. Ya 49 87,5
2. Tidak 7 12,5
Jumlah 170 100
5) Kondisi Jentik
No Jentik Frekuensi %
.
1. Ya 50 89,3
2. Tidak 6 10,7
Total 56 100
24
6) Kondisi tempat sampah
No Kondisi tempat Frekuensi %
. sampah
1. Ditimbun 0 0
2. Dibakar 56 100
3. TPA 0 0
Jumlah 56 100
c. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak dirumah
No Hewan peliharaan Frekuensi %
.
1. Peliharaan 51 68
2. Pengerat 0 0
3. Serangga 24 32
Jumlah 75 100
2) Kondisi kandang
No Kondisi kandang Frekuensi %
.
1. Bersih 0 0
2. Kotor 31 55,4
3. Tidak ada 25 44,6
Jumlah 182 100
b. Jaminan Kesehatan
No Jaminan Kesehatan Frekuensi %
.
1. BPJS 45 80,4
2. Mandiri 11 19,6
4. Asuransi swasta 0 0
Jumlah 56 100
2. Kebiasaan CTPS
No Kebiasaan CTPS Frekuensi %
25
.
1. Ya 13 23,2
2. Tidak 43 76,8
Jumlah 56 100
5. Kelompok rawan
No Kelompok Frekuensi %
1 Balita 8 8
2 Anak sekolah 29 31
3 Remaja 19 20
4 Lansia 39 41
Jumlah 95 100%
26
6. Jenis penyakit 6 bulan terakhir
No Jenis penyakit Frekuensi %
1 Hipertensi 18 18
2 DM 1 1
3 Diare 12 12
4 Gatal 7 7
5. Gangguan Jiwa 3 3
6. Lain-lain 61 60
Jumlah 102 100%
Laki-laki
Perempuan
50% 50%
44%
27
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
berusia 0-<5 tahun sebanyak 7 jiwa (4%), 5-<13 tahun sebanyak 22 jiwa (12%),
13-<18 tahun sebanyak 11 jiwa (6%), 18-<45 tahun sebanyak 80 jiwa (45%), 45-
<60 tahun sebanyak 35 jiwa (19%), 60-<90 tahun sebanyak 23 jiwa (13%) dan
berusia lebih dari <90 tahun sebanyak 2 jiwa (1%).
1%
16% Tidak sekolah
19% TK
SD
6% SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Non Formal
14%
23%
22%
6% 8% PNS/TNI/POLRI
Peg. Swasta
Wiraswasta
14% Petani
Buruh Tani
Nelayan
Tidak Bekerja
46% 13% Lain-lain
6%
7%
28
(6%), buruh tani sebanyak 13 jiwa (7%), nelayan tidak ada, tidak bekerja
sebanyak 83 jiwa termasuk pelajar (46%) dan lain-lain 10 jiwa (6%).
Islam
100%
Tipe Perumahan
Permanen Semi Permanen Tidak permanen
100%
Gambar 3.6 Diagram Distribusi Tipe Perumahan RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa mayoritas tipe permanen
terdapat 56 rumah (100%), semi permanen tidak ada dan tidak permanen tidak
ada.
29
Status kepemilikan rumah
100%
Jenis Lantai
30%
70%
Gambar 3.8 Diagram Distribusi Jenis lantai RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis lantai yang
digunakan dirumah yang jenis keramik sebanyak 39 rumah (70%) dan
tidak menggunakan keramik 17 rumah (30%)
30
Ventilasi Rumah
43%
57%
< 20 % >20%
Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem Ventilasi Rumah RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ventilasi <20%
sebanyak 32 rumah (57%) dan ventilasi >20% sebanyak 24 rumah (43%).
8m/orang
13%
88%
Ya Tidak
31
Sumber Air
100%
46%
54%
c) Jenis Jamban
32
Jenis Jamban
7%
93%
Tempat BAB
7%
93%
Wc Sungai Ladang
Gambar
3.14 Diagram Distribusi Tempat BAB RT 013 Desa Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa tempat BAB yang digunakan
adalah WC sebanyak 52 rumah (93%), sungai sebanyak 4 rumah (7%) dan ladang
tidak ada.
e) Kondisi Jentik
Kondisi Jentik
11%
89%
Ya Tidak
33
Gambar 3.15 Diagram Distribusi Kondisi Jentik RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi jentik yang ada
sebanyak 50 rumah (89%) dan tidak ada jentik sebanyak 6 rumah (11%)
f) Kondisi Tempat Sampah
43%
57%
Got Sungai
34
Kepemilikan hewan
32%
68%
b) Kondisi Kandang
Kondisi kandang
45%
55%
35
Tempat berobat
4%
96%
Jaminan Kesehatan
20%
80%
c) Kebiasaan CPTS
CTPS
23%
77%
Ya Tidak
36
Gambar 3.22 Diagram Distribusi Kebiasaan CPTS di RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kebiasaan
CPTS sebanyak 13 (23%) iya, 43 (77%) Tidak.
d) Perilaku terhadap kesehatan
Konsumsi Lauk
2%
98%
Ya Tidak
95%
Ya Tidak
23%
77%
Ya Tidak
37
Gambar 3.25 Diagram Distribusi merokok didalam rumah di RT 013
Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang merokok
sebanyak iya 13 (23%) dan Tidak sebanyak 43 (77%).
Olahraga
23%
77%
Ya Tidak
Gambar 3.26 Diagram Distribusi olahraga per hari di RT 013 Desa Jeli
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa warga yang
melakukan olahraga per hari yang ya 13 KK (23%) dan tidak 43 KK
(77%).
e) Pasangan usia subur
Kontrasepsi
21%
32%
5%
42%
38
Kelompok rawan
8%
41%
31%
20%
Jenis penyakit
18%
1%
12%
60%
7%
3%
D. Analisa Data
39
No Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Keperawatan
40
- warga mengatakan diare di RT 013 Desa Jeli
numpang ke b.d kurangnya kesadaran
rumah tetangga dalam usaha pemeliharaan
bila ingin ke
kesehatan atau gaya hidup
kamar mandi
sehat dibuktikan dengan :
- kebiasaan CTPS yang
buruk dengan 43
rumah tidak
membiasakan cuci
tangan
- pembuangan limbah
kotoran hewan ternak
yang menumpuk
sehingga
menimbulkan banyak
lalat di lingkungan
- -
41
E. Penapisan Masalah
Kriteria
No Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap
Diagnosa Total Prioritas
. untuk dipecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1 Defisit kesehatan komunitas pada agregat lansia di
RT 013 Desa Jeli Kecamatan Karangrejo
Kabupaten Tulungagung b.d program kurang di
dukung komunitas dibuktikan dengan : 3 3 3 9 1
- warga lansia mengatakan jarang ikutserta
dalam posyandu lansia
- jumlah penderita hipertensi sebanyak 39 lansia
2 Manajemen kesehatan tidak efektif di RT 013 2 3 3 8 2
Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Tulungagung b.d kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan :
- kebiasaan CTPS tidak dilakukan sebanyak 43
rumah
- 31 rumah kondisi kandang kotor dan 25 rumah
tidak memiliki kandang
- 24 rumah membuang limbah ke sungai
- 43 rumah memiliki kebiasaan merokok di
dalam rumah
- 4 rumah yang tidak memiliki jamban
melakukan BAB di sungai
42
- 43 rumah jarang melakukan aktivitas olahraga
3 Defisit pengetahuan tentang terjadinya
peningkatan penyakit diare di RT 013 Desa Jeli
b.d kurangnya kesadaran dalam usaha
pemeliharaan kesehatan atau gaya hidup sehat
dibuktikan dengan : 2 3 2 7 3
- kebiasaan CTPS yang buruk dengan 43 rumah
tidak membiasakan cuci tangan
- pembuangan limbah kotoran hewan ternak
yang menumpuk sehingga menimbulkan
banyak lalat di lingkungan
4
Keterangan:
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi
43
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
44
rumah tujuan kesehatan meningkat (5) - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. 31 rumah kondisi kandang - Verbalisasi kesulitan dalam menjalan program - jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
kotor dan 25 rumah tidak perawatan/pengobatan menurun (5) - berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
memiliki kandang
- jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi ksehatan
c. 24 rumah membuang limbah - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
ke sungai - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
d. 43 rumah memiliki meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
kebiasaan merokok di dalam
rumah
e. 4 rumah yang tidak memiliki
jamban melakukan BAB di
sungai
f. 43 rumah jarang melakukan
aktivitas olahraga
Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Edukasi kesehatan :
terjadinya peningkatan penyakit 1x pertemuan maka tingkat pengetahuan meningkat Observasi :
diare di RT 013 Desa Jeli b.d dengan kriteria hasil : - identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- perilaku sesuai anjuran meningkat (5) - identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan
kurangnya kesadaran dalam usaha
- verbalisasi menjelaskan dalam belajar menurunkan motivasi perilaku idup bersih dan sehat
pemeliharaan kesehatan atau gaya meningkat (5) terapeutik :
hidup sehat dibuktikan dengan : - kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang - sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
a. kebiasaan CTPS yang buruk suatu topic meningkat (5) - jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan 43 rumah tidak - kemampuan menggambarkan pengalaman - berikan kesempatan utnuk bertanya
membiasakan cuci tangan sebelumnya yang sesuai dengan topic edukasi :
b. pembuangan limbah meningkat (5) - jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi
kotoran hewan ternak yang - perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat kesehatan
menumpuk sehingga (5) - ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
45
menimbulkan banyak lalat di - pertanyaan tentang masalah yang dihadapi - ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
lingkungan menurun (5) meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
- persepsi yang keliru terhdap masalah menurun
(5)
- menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun (5)
- perilaku membaik (5)
G. POA
Tempat dan
No Masalah Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran Penanggung jawab
Waktu
1. Defisit kesehatan Sosialisasi deteksi 1. Mempersiapkan tempat dan Balai Desa Jeli Lansia RT 013 Guci Niken
komunitas pada agregat dini hipertensi & peralatan yang diperlukan. Desa Jeli Mustikasari, S.Kep
lansia di RT 013 Desa pola hidup sehat 2. Menyampaikan ijin pemakaian Selasa, 2 November
tempat penyuluhan. 2021
Jeli Kecamatan lansia.
3. Berkoordinasi dengan kader
Karangrejo Kabupaten posyandu lansia.
Tulungagung b.d 4. Mengundang lansia yang ada
program kurang di di RT 013
dukung komunitas 5. Memberikan penyuluhan
langsung dengan media
praktek booklet
46
Senam lansia 1. Mempersiapkan tempat Balai Desa Jeli Lansia RT 013 Rokhimahtul
dan peralatan yang Desa Jeli Fayyadhah, S.Kep
diperlukan. Selasa, 2 November
2. Menyampaikan ijin 2021
pemakaian tempat
penyuluhan.
3. Berkoordinasi dengan
kader posyandu lansia.
4. Mengundang lansia yang
ada di RT 013
5. Melakukan demosntrasi
senam lansia melalui
peragaan langsung oleh
mahasiswa profesi
Pemeriksaan 1. Mempersiapkan tempat dan Balai Desa Jeli Semua Lansia di Vriyanka Oki
Tekanan Darah, peralatan pemeriksaan RT 013 Novariska, S.Kep
dan Gula darah kesehatan. Selasa, 2 November
2. Menyampaikan ijin 2021
pemeriksaan kesehatan lansia
3. Mengundang semua lansia
RT 013
2 Manajemen kesehatan Kerja bakti dan 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Warga RT 013
tidak efektif di RT 013 melakukan 3m+ peralatan yang diperlukan. 013
Desa Jeli Kecamatan 2. Menyampaikan ijin tempat
yang akan dilakukan kerja
Karangrejo Kabupaten Jumat, 29 Oktober
bakti
Tulungagung b.d 3. Berkoordinasi dengan ketua 2021
kurang terpapar RT 013
47
informasi 4. Mengundang seluruh warga
RT 013
5. Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya kesehatan
lingkungan
48
tentang pentingnya menjaga
kebersihan kandang dan
lingkungan sekitar kandang
Penyuluan 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT
protokol peralatan yang diperlukan. 013
kesehatan 2. Menyampaikan ijin tempat
yang akan dilakukan kerja
bakti
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 013
4. Mengundang seluruh warga
RT 013
5. Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan
3 Defisit pengetahuan
tentang terjadinya
peningkatan penyakit
diare di RT 013 Desa
Jeli b.d kurangnya
kesadaran dalam usaha
pemeliharaan kesehatan
atau gaya hidup sehat
49
BAB IV
PEMBAHASAN
50
a. Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah untuk Kader dan Penyuluhan Hipertensi
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan hipertensi dan pelatihan adalah
diharapkan dapat menambah pengetahuan kader di RW 01 Kelurahan Bujel
tentang Hipertensi. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama 2x pertemuan
pada tanggal 22 Mei 2019 dan tanggal 28 Mei 2019 jam 20.00 – selesai,
dimana kegiatan ini telah diikuti oleh seluruh kader lansia dan kader balita
yang ada di RW 01.
Kendala dalam pertemuan pertama yaitu jumlah kader lansia yang
datang hanya sebagian hal ini karena sosialisasi yang kurang maksimal
dilakukan. Sedangkan untuk pertemuan yang kedua antusias dari kader
semakin meningkat serta para kader lebih memahami penyakit hipertensi dan
cara melakukan pengukuran tekanan darah dengan benar.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan
dari Bapak RW, dan kader lansia serta para kader balita di RW 01. Harapan
kedepan dengan adanya pelatihan ini dapat memandirikan kader sehingga
dapat memonitor langsung secara rutin kondisi lansia.
51
menanaam tanaman, serta untuk menguangi ketergantungan lansia terhadap
obat kimia. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 08.00-
selesai, dengan dihadiri oleh kader posyandu lansia.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik, kader posyandu lansia mengikuti
seluruh rangkaian acara dengan antusias, dan ada beberapa kader yang
bertanya terkait materi yang diberikan. Harapan setelah dilaksanakannya
kegiatan ini seluruh masyarakat khususnya lansia dapat memanfaatkan
tanaman obat keluarga ini dengan baik untuk mengoptimalkan kesehatan.
52
posyandu Dahlia RW 01 kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.
Kendala pada kegiatan ini adalah jumlah peserta penyuluhan yang
kurang mencangkup keseluruhan di lingkungan RW 01 serta jumlah ibu –
ibu dalam masa usia subur yang datang hanya sebagian
Dengan kegiatan penyuluhan ini, mahasiswa menaruh harapan agar
pengetahuan masyarakat bertambah sehingga akan berdampak pada
perubahan menurunnya kejadian kehamilan beresiko tinggi serta
masyarakata dapat menyebarluaskan pengetahuan yang mereka dapat
kepada lingkungan disekitar rumahnya.
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan rendahnya
tingkat kebiasaan cuci tangan pakai sabun
1. Dari hasil pengkajian didapatkan sebanyak 98 orang (53%) dari 182 orang
tidak terbiasa melakukan cuci tangan pakai sabun
2. Warga mengatakan kebiasaan CTPS (cuci tangan pakai sabun) jarang
dilakukan
Berdasarkan data diatas sebagai langkah awal mahasiswa melakukan
penyuluhan yaitu :
a. Penyuluhan Tentang Cuci Tangan
Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa banyak keluarga yang
tidak melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan cara melakukan
mencuci tangan dengan baik dan benar. Cuci tangan bersih adalah salah
satu indikator untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan dilakukan
penyuluhan tentang cuci tangan ini adalah menumbuhkan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk menghindari
berbagai penularan penyakit. Pelaksanaan penyuluhan tanggal 26 Mei
2019 Pukul 08.00 WIB – Selesai di posyandu Dahlia RW 01 Kelurahan
Bujel Kecamatan Mojoroto Kota kediri.
Kendala dalam penyuluhan cuci tangan tersebut adalah tidak adanya
air mengalir serta wastafel untuk peragaan cuci tangan, sehingga dalam
peragaan cuci tangan menggunakan hand rub.
Harapan dari penyuluhan cuci tangan ini adalah menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya cuci tangan menggunakan sabun
serta menjadikan kebiasaan disetiap harinya dilakukan cuci tangan
tersebut serta dapat mengajarkan ibu ibu tentang cara mencuci tangan
yang bersih dengan memakai sabun.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Pihak mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan baik itu pengetahuan ,
sikap, dan psikomotor tentang bagaimana bekerja dalam satu tim demi suatu
tujuan tertentu.
2. Mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang meliputi Pencegahan, Promosi, Pengobatan, dan
Rehabilitasi.
3. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang
berkompetensi pada lansia.
4. Diharapkan kader dan masyarakat saling memotifasi dalam meningkatkan
derajat kesehatan seperti kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup
bersih dan sehat diwilayah lingkungan sekitar RW 01 Kelurahan Bujel
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
54
DAFTAR PUSTAKA
American Nurses Association. 1992. Nursing's Agenda for Health Care Reform.
Washington, D.C: The Author
Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik Edisi 5. Alih bahasa Achir Yani S
Hamid. Jakarta: EGC.
82
Lampiran I
GANTT CHART PRAKTIK KOMUNITAS KELURAHAN BUJEL TANGGAL 13 MEI – 15 JUNI 2019
83
profil desa ke
puskesmas dan
pustu
5 Melakukan analisis
data
6 Identifikasi
masalah dan
prioritas masalah
7 Menyusun POA
sesuai dengan
diagnosis
8 Desimenasi awal
hasil analisis dan
masalah yang
ditemukan ang
didapat (Intervensi)
9 Seminar Awal
10 Menyusun rencana
strategis dan
langkah oprasional
11 Menyusun rencana
pelaksanaan
program kerja
12 Menyusun jadwal
dan rancangan
pembagian peran
dalam pelaksanaan
program kerja
84
13 Pelaksanaan
Program Kerja :
14 LANSIA :
a) Sosialisasi
deteksi dini
penyakit tidak
menular & pola
hidup sehat
lansia.
b) Pelatihan
pemeriksaan
TTV terhadap
kader (dilakukan
2x pertemuan)
c) Pemeriksaan
kesehatan TTV,
GDA, Asam
Urat, Kolesterol
d) Penanaman
tanaman obat
keluarga
ANAK, REMAJA,
UMUM
a) Pemberian
informasi
kesehatan cuci
tangan pada
85
warga dengan
pemberian
poster
b) Penyuluhan
penangaan
kecanduan
gadget pada
anak oleh
kader
c) Penyuluhan
Keluarga
Berencana
15 Melakukan
evaluasi program
(standart, struktur,
proses, hasil)
Merumuskan
upaya tindak
lanjut
Menyusun
laporan hasil
kegiatan
16 e) Libur Lebaran
Persiapan
Seminar dan
Halal Bihalal
f) Seminar Akhir
86
dan Halal
Bihalal
87
Lampiran II
PROPOSAL
PELATIHAN KADER PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK MAHASISWA KOMUNITAS
88
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
BAGI KADER DI KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI
HARI : RABU
TANGGAL : 22 MEI 2019
89
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “ Pelatihan Pemeriksaan Darah pada Kader Lansia “
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. jika tidak, ini akan
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan
sensori.
posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan
91
mayoritas kasus adalah hipertensi dan asam urat. Sedangkan beberapa kader
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina kesehatan diri
sendiri
2. Meningkatkan kemampuan dan peran kader dalam pelayanan kesehatan
lansia di kelurahan Bujel
C. Manfaat
1. Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik.
2. Memberikan peningkatan kemampuan peran kader dalam pelayanan
kesehatan lansia.
92
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Nama Kegiatan
B. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah ibu- ibu kader lansia dan balita di RW. 01
Pertemuan Ke I
Pertemuan Ke II
93
D. Materi
1. Hipertensi
a. Definisi
tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut
2010).
didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
penyebab utama gagal jantung, stroke, infak miokard, diabetes dan gagal
ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur
2002)
b. Etiologi
94
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson
2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
perempuan.
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
berat
95
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
atau hipertensi.
hipertensi
terus
alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
c. Klasifikasi
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat
adalah:
Association
96
Normal <120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Hipertensi stage 3
≥ 180mmHg ≥ 110 mmHg
(keadaan gawat)
Sumber: American Heart Assosiation (2014).
d. Manifestasi
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat
edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare, 2002).
terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian
dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,
pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi
sindrom
keluhan
97
episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat
2014). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau hipertensi
sudah dalam keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang timbul yaitu
e. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Pengaturan diet
3. Menejemen Stres
4. Mengontrol kesehatan
5. Olahraga teratur
2. Diabetes Melitus
a. Pengertian
(Smeltzer,2002 : 1220)
b. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
98
4. Penuaan
5. Infeksi
c. Manifestasi Klinik
2. Kelemahan tubuh
d. Komplikasi
e. Penanganan
2. Jadual makanan
3. Jumlah makanan
99
Diit pada Dm adalah:
protein
1) Gula
2) Susu
3) Madu
1) Nasi
2) Kentang
3) Roti
4) Singkong
dimakan, seperti:
1) Ikan segar
2) Ayam
3) Telur Ayam
4) Udang
dimakan, seperti:
1) Tahu
2) Tempe
3) Kacang tanah
4) Kacang hijau
100
5) Kacang merah
1) Kangkung
2) Tomat
3) Terong
4) Ketimun
5) Kol
6) Sawi
7) Gambas
1) Buncis
2) Daun singkong
3) Kacang panjang
4) Kembang Kol
5) Bayam
1) Jambu air
2) Jambu biji
3) Pepaya
2) Jeruk
3) Mangga
4) Nanas
1) Nangka
2) Durian
3) Sawo
101
4) Lecy
5) Apel merah
Kebutuhan Kalori
Misalnya
= 50 Kg
BB aktual = 47 Kg Kurus
= 50 x 25
= 1250 (c)
Aktivitas = Sedang
Umur = 58 tahun
Perhitungan Kalori
Koreksi
3. Asam Urat
a. Pengertian
102
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan
hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita
dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari
daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan
kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40
tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,
2012).
dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar
hidup sebagai hasil dari proses metabolism sel yang berfungsi untuk
b. Penyebab
urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.
3. Obesitas
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang
103
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa
5. Penggunaan alcohol
tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat
mengalami pergerakan
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5
mg/dl
2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl
e. Penatalaksanaan
adalah:
104
1. Lakukan diet
b. Obat kortikosteroid
Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.
c. Obat imunosupresif
1) Buah sirsak
setiap hari
2) Daun salam
105
10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml,
3) Labu siam
setiap hari
d. Emping, melinjo
b) Boleh dikonsumsi
b. Telor ( secukupnya)
c. Keju
d. Buah – buahan
g. Pencegahan
106
Tabel asam urat normal
E. Susunan Panitia
Terlampir
F. Susunan Acara
Terlampir
G. Anggaran Dana
Terlampir
H. SOP
Terlampir
I. Leaflet
Terlampir
J. Kuisioner
Terlampir
K. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
L. Evaluasi Kegiatan
Terlampir
M. Daftar Hadir
Terlampir
107
BAB III
PENUTUP
hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala
harapan dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati
kegiatan ini.
108
DAFTAR PUSTAKA
muhammadiyah surakarta.
109
Lampiran I
SUSUNAN PANITIA
110
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Pertemuan Pertama
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG
JAWAB
Rabu, 23 Mei 2019 08.00 – Pembukaan i. Siregar
08.05 Yoga
ii. Ayu
Lutfida
111
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
112
Lampiran 4
113
vertical sejajar mata, jarak pemeriksa tidak boleh
lebih dari 1 meter.
f. Palpasi nadi radialis dengan ujung jari satu tangan
sambil menggelembungkan manset dengan cepat
sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut
tidak teraba. Dengan perlahan kempiskan manset dan
catat dimana titik dimana denyut nadi muncul.
Kempiskan manset dan tunggu 30 detik.
g. Letakkan earpieces stetoskop di telinga dan pastikan
bunyi jelas.
h. Ketahui lokasi arteri brakialis dan letakkan bel atau
diafragma chestpiece diatasnya, tutup katub balon
tekanan searah jarum jam sampai kencang.
i. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan
sistolik yang dipalpasi, dengan perlahan lepaskan
dan biarkan air raksa turun dengan kecepatan 2
sampai 3 mmHg perdetik.
j. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas yang
pertama terdengar ( sebagai tekanan sistolik )
k. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik dimana
bunyi muffled atau dampened timbul. Lanjutkan
mengempeskan manset, catat titik pada manometer
sampai 2 mmHg terdekat dimana bunyi tersebut
hilang (sebagai tekanan diastolik).
l. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna,
buka manset dari lengan kecuali jika ada rencana
untuk mengulang.
m. Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman
dan tutup kembali lengan atas.
n. Beritahu hasil pemeriksaan kepada responden.
o. Pemeriksa cuci tangan.
p. Catat tekanan darah, tanggal, waktu pengukuran pada
lembar observasi.
114
UNIVERSITA
S
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI HALAMAN
TETAP DOKUME
N
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN Pemeriksaan gula darah yang dilakukan
untuk mengetahui status gula darah klien
melalui gula darah kapiler
2 TUJUAN Mengetahui kadar gula darah pasien : gula
darah puasa, gula darah 2 jam PP atau gula
darah sewaktu
3 INDIKASI 1. DM tipe 1
2. DM tipe 2
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien dan KGD
terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien atau keluarganya tindakan yg
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Posisi klien : duduk, tidur
6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah
digital (glukotest, gluko M, Gluko-DR,
dll)
2. Gluko test strip
3. Lanset dan alat
pendorongnya (lancing device)
4. Swab alcohol 70 %
5. Sarung tangan
6. Bengkok/ tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan
alat tulis
7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya (kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum kegiatan
dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Siapkan alat yang akan digunakan di
dekat anda. Pasang atau masukkan
115
reagen strip ke dalam alat.
8. Pilih jari yang akan ditusuk (bisa jari
tengah/jari manis)
9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari
yang akan ditusuk dengan alkohol 70 %
10. Tusuk jari ujung jari di bagian tepi
dengan lanset
11. Bila darah yang keluar sedikit, biarkan
tangan tergantung ke bawah dan urut
jari tersebut beberapa kali kearah ujung
jari.
12. Kenakan tetes darah pada reagen strip
13. Tunggu beberapa saat, dan anda akan
melihat berapa nilai kadar glukosa
anda.
14. Tulislah hasil pada lembar kerja.
15. Bandingkan dengan nilai ambang darah
kapiler.
16. Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman
17. Lepas sarung tangan dan buang ke
tempat sampah
18. Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi
respon klien
2. Berikan
reinforcement positif
3. Lakukan
kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri
kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP
116
PSIK TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL
UNIVERSITA
S
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI HALAMAN
TETAP DOKUME
N
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT
1 PENGERTIAN TTGO adalah salah satu tes yang dilakukan
untuk mengetahui toleransi seseorang
terhadap glukosa
2 TUJUAN Bahan rujukan untuk menegakkan
diagnosis DM secara pasti
3 INDIKASI DM belum pasti dengan :
- GDP : 100 -125 mg/dl
- GDS : 140 -199 mg/dl
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien dan KGD terakhir
(GDP dan atau GDS)
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Posisi klien
6 PERSIAPAN ALAT 1. Alat periksa gula darah digital
(glukotest, gluko M, Gluko-DR, dll)
2. Gluko test strip
3. Lanset dan alat pendorongnya (lancing
device)
4. Swab alcohol 70 %
5. Sarung tangan
6. Bengkok/ tempat sampah
7. Lembar hasil periksa dan alat tulis
7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya (kesukaanya)
4. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
6. Berikan kesempatan klien bertanya atau
melakukan sesuatu sebelum kegiatan
117
dilakukan
7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Jaga privacy klien
9. Memulai dengan cara yang baik
10.Atur posisi yang nyaman bagi klien
11. Gunakan sarung tangan
12.Berikan penjelasan pada klien :
Tiga hari sebelum tes, pasien makan
karbohidrat cukup dan melakukan
kegiatan jasmani seperti yang biasa
dilakukan.
Sebelum hari H pemeriksaan pasien
puasa semalam (10-12 jam, minimal
8 jam)
13.Pada hari H pada pagi hari glukosa
darah puasa diperiksa.
14.Setelah diperiksa GDP pasien diberikan
glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air
250 ml, diminum dalam waktu 5 menit
dan berpuasa kembali.
15.Setelah 2 jam dilakukan pemeriksaan
kadar glukosa darah 2 jam PP
16.Selama pemeriksaan pasien tetap
istirahat, tidak boleh merokok, tetapi
boleh minum air putih.
17.Posisikan klien dalam posisi yang
nyaman.
18.Catat dalam lembar kerja
19.Bandingkan dengan nilai ambang : GDP
dan GD 2 Jam PP
20.Lepas sarung tangan dan buang ke
tempat sampah
21.Cuci tangan
8 HASIL 1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif
dan objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP
118
Lampiran 5
LEAFLET HIPERTENSI
119
Lampiran 6
Benar Salah
Benar Salah
Benar Salah
Benar Salah
Benar Salah
120
6. Merokok dan minuman alkohol merupakan penyebab timbulnya
kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
Benar Salah
7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah
tinggi
Benar Salah
Benar Salah
9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan
adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
Benar Salah
10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko
terjadinya penyakit hipertensi
Benar Salah
11. Pada saat pengukuran tekanan darah, didapatkan hasil 130/80 mmHg.
Angka 130 merupakan
Dyastol Systol
12. Pada saat pengukuran tekanan darah, didapatkan hasil 110/70 mmHg.
Angka 70 merupakan
Dyastol Systol
14. Yang bukan merupakan jenis alat pengukur tekanan darah adalah
15. Untuk mengukur tekanan darah, harus mendengar denyut nadi. Alat untuk
mendengar denyut nadi disebut
16. Posisi dan kondisi terbaik untuk mengukur tekanan darah adalah dengan
cara:
121
4. tidak makan atau berolahraga kurang lebih 30 menit sebelum
pengukuran
17. Jika pada kedua lengan atas pasien (lengan kiri dan kanan) terdapat luka,
maka pengkuran tekanan darah dapat dilakukan di tempat lain, yaitu:
18. Tangan yang baik yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
122
lampiran 7
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA RABU, 23 MEI 2019
1. Evaluasi Struktur
- Peserta pelatihan kader
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan kader dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan kader aktif
- Selama kegiatan diharapkan kader mampu melakukan pemerksiaan
tekanan darah secara mandiri
3. Evaluasi Hasil
- Kader dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri
- Kader paham terkait hasil pemeriksaan tekanan darah
123
Lampiran 8
Dokumentasi
Pertemuan pertama
124
- Pertemuan Kedua
125
Lampiran 9
126
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Keperawatan Komunitas IIK Bhakti Wiyata Kediri
127
LEMBAR PENGESAHAN
HARI : RABU
TANGGAL : 22 MEI 2019
128
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELATIHAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Identitas
Topik : Pelatihan Pemeriksaan Tekanan Darah
Hari /Tanggal : Rabu/ 22 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 04 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Kader Lansia dan Balita
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. jika tidak, ini akan
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan
129
berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi
sensori.
didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya posyandu
lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan mayoritas
kasus adalah hipertensi dan asam urat. Sedangkan beberapa kader di kelurahan
B. Waktu kegiatan
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
Tempat kegiatan : Rumah Ketua RT.04 Kel. Bujel
Waktu kegiatan : 20.00 – Selesai WIB
Alokasi Waktu : 45 menit
C. Metode
1. Ceramah
2. Workshop
3. Tanya jawab
D. Media
1. Spygmomanometer
2. Stestoscop
3. Leaflet
4. Alat pemeriksaan gula darah dan asam urat
E. Setting Tempat
Pb P M
O
F L L L L L F
130
F F
Keterangan :
L = Lansia
P = Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing
F. Kelengkapan Acara
1. Meja 2
2. Absensi
3. Spygmomanometer dan Stetoscop
4. Alat pemeriksaan gula darah dan asam urat
G. Kegiatan Penyuluhan
WAKTU KEGIATAN
08.00 – 08.05 Pembukaan
08.05 – 08.15 Pre test
08.15 – 08.35 Pemberian materi hipertensi dan
pelatihan pengoperasian
spygmomanometer bagi kader
08.35 - 08.50 Praktek pemeriksaan tekanan darah
oleh kader
08.50 – 08.55 Tanya jawab
08.55 – 09.15 Post test dan evaluasi
09.15 – 09.20 Penutupan
131
H. Materi Pelaksanaan
1. Hipertensi
a. Definisi
tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut
2010).
didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
penyebab utama gagal jantung, stroke, infak miokard, diabetes dan gagal
ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur
2002)
b. Etiologi
132
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson
2) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
perempuan.
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
berat
133
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
atau hipertensi.
hipertensi
terus
alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
c. Klasifikasi
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat
adalah:
134
Tabel 1. Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American Heart
Association
d. Manifestasi
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat
edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare, 2002).
terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian
dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,
pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi
dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa
135
dan Syam, 2014). Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau
hipertensi sudah dalam keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang
timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
e. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Pengaturan diet
3. Menejemen Stres
4. Mengontrol kesehatan
5. Olahraga teratur
3. Diabetes Melitus
a. Pengertian
(Smeltzer,2002 : 1220)
b. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
4. Penuaan
5. Infeksi
136
c. Manifestasi Klinik
2. Kelemahan tubuh
d. Komplikasi
e. Penanganan
2. Jadwal makanan
3. Jumlah makanan
137
Tinggi karbohidrat Tinggi serat Rendah lemak Rendah
protein
1) Gula
2) Susu
3) Madu
1) Nasi
2) Kentang
3) Roti
4) Singkong
dimakan, seperti:
1) Ikan segar
2) Ayam
3) Telur Ayam
4) Udang
dimakan, seperti:
1) Tahu
2) Tempe
3) Kacang tanah
4) Kacang hijau
5) Kacang merah
138
Sayuran yang bebas dimakan
1) Kangkung
2) Tomat
3) Terong
4) Ketimun
5) Kol
6) Sawi
7) Gambas
1) Buncis
2) Daun singkong
3) Kacang panjang
4) Kembang Kol
5) Bayam
1) Jambu air
2) Jambu biji
3) Pepaya
2) Jeruk
3) Mangga
4) Nanas
1) Nangka
2) Durian
3) Sawo
4) Lecy
139
5) Apel merah
Kebutuhan Kalori
Misalnya
= 50 Kg
BB aktual = 47 Kg Kurus
= 50 x 25
= 1250 (c)
Aktivitas = Sedang
Umur = 58 tahun
Perhitungan Kalori
Koreksi
3. Asam Urat
a. Pengertian
140
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan
hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita
dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari
daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan
kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40
tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,
2012).
dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar
hidup sebagai hasil dari proses metabolism sel yang berfungsi untuk
b. Penyebab
urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.
3. Obesitas
141
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa
5. Penggunaan alcohol
tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat
mengalami pergerakan
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5
mg/dl
2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl
e. Penatalaksanaan
142
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat
adalah:
1. Lakukan diet
b. Obat kortikosteroid
Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.
c. Obat imunosupresif
1) Buah sirsak
143
Sirsak di makan begitu saja atau di buat jus sirsak, dimakan/minum
setiap hari
2) Daun salam
10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml,
3) Labu siam
setiap hari
d. Emping, melinjo
b) Boleh dikonsumsi
b. Telor ( secukupnya)
c. Keju
d. Buah – buahan
g. Pencegahan
144
145
DAFTAR PUSTAKA
muhammadiyah surakarta.
146
LAMPIRAN III
PROPOSAL
PROGRAM KERJA LANSIA
PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI POSYANDU
MEKAR ABADI RT 04 RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI
Oleh :
POKJA LANSIA RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI
147
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PROGRAM KERJA LANSIA
PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI POSYANDU
MEKAR ABADI RT 04 RW 01 KELURAHAN BUJEL
KECAMATAN MOJOROTO KEDIRI
HARI : JUMAT
TANGGAL : 14 JUNI 2019
148
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya,kami dapat menyelesaikan PROPOSAL departemen KOMUNITAS
yang berjudul ”Pemeriksaan Gula Darah Dan Asam Urat Di Posyandu Mekar
Abadi Rt 04 Rw 01 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto Kediri” tepat pada
waktunya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga menyadari banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik yang bersifat membangun agar kami dapat berbuat lebih banyak di
kemudian hari.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
149
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan
yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi
terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan
untuk kembali bersemangat.
Masa lanjut usia adalah masa dimana terdapat beberapa perubahan
yang terjadi diantaranya adalah perubahan fisik,intlektual, dan keagamaan
(Mujahidullah, 2012). Pada perubahan fisik diantaranya terdapat penumpukan
purin yang dapat menyebabkan asam urat. Bila hal ini terjadi maka lansia
sering mengalami nyeri pada persendian.selain asam urat, lansia juga beresiko
terkena diabetes karena kurangnya aktifitas fisik yang tidak diimbangi dengan
pola makan yang sehat sehingga terjadi penumpukan kadar gula darah.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup
dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas
sehari-hari. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-
15 mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri
didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya
posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan.
Diantaranya terdapat kasus diabetes dan asam urat. Sedangkan di posyandu
Mekar Abadi belum pernah dilakukan pemeriksaan asam uraqt dan gula
darah. Oleh sebab itu dilakukan pemeriksaan gula darah dan asam urat bagi
lansia yang ada di posyandu Mekar Abadi di kelurahan Bujel sebagai langkah
awal pencegahan terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Memberikan pemeriksaan bagi lansia yang membutuhkan
pemeriksaan gula darah dan asam urat di posyandu.
150
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk membina kesehatan diri
sendiri
b. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan lansia di posyandu
Mekar Abadi kelurahan Bujel, Kediri
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik. Dan meningkatkan kepuasan lansia dalam pelayan kesehatan
di posyandu Mekar Abadi kelurahan Bujel, Kediri.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan
lebih dalam mengenai pemeriksaan gula darah dan asam urat.
3. Bagi Mahasiswa yang akan Praktek
Diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan pembelajaran lebih
dalam mengenai pemeriksaan gula darah dan asam urat.
151
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM
URAT”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “PGDDA (Pemeriksaan Gula Darah Dan Asam
Urat)”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah semua lansia yang datang ke posyandu lansia yang
ada di RT 4.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Jumat, 14 Juni 2019
E. Materi
A. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Smeltzer,2002 : 1220)
B. Etiologi
Faktor penyebab diabetes mellitus:
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
4. Penuaan
5. Infeksi
C. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglikemi
a) Polidipsi (banyak minum)
152
b) Poliuri (banyak kencing)
c) Polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
D. Komplikasi
1. Gangguan pada mata
2. Gangguan pada syaraf
3. Gangguan pada pembuluh darah
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada ginjal
E. Penanganan
Penanganan untuk menjegah terjadinya Dm adalah:
1. Kontrol kadar gula darah yang teratur
2. Olah raga yang teratur/ latihan gerak
3. Minum obat secara teratur
4. Makanan sesuai diit
F. Diit Pada Diabetes Melitus
Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:
1. Jenis bahan Makanan
2. Jadual makanan
3. Jumlah makanan
153
1) Nasi
2) Kentang
3) Roti
4) Singkong
Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan,
seperti:
1) Ikan segar
2) Ayam
3) Telur Ayam
4) Udang
Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan,
seperti:
1) Tahu
2) Tempe
3) Kacang tanah
4) Kacang hijau
5) Kacang merah
Sayuran yang bebas dimakan
1) Kangkung
2) Tomat
3) Terong
4) Ketimun
5) Kol
6) Sawi
7) Gambas
Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:
1) Buncis
2) Daun singkong
3) Kacang panjang
4) Kembang Kol
5) Bayam
Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi
1) Jambu air
2) Jambu biji
3) Pepaya
Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi
1) Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau
154
2) Jeruk
3) Mangga
4) Nanas
Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;
1) Nangka
2) Durian
3) Sawo
4) Lecy
5) Apel merah
Kebutuhan Kalori
Misalnya
Data Tinggi badan = 150cm BB total = 150 – 100 = 50 Kg
BB aktual = 47 Kg Kurus
Jenis Kelamin = Wanita
Kalori Basal = Laki laki = 30 Kal/Kg, Wanita 25 Kal/Kg ( c)
= 50 x 25
= 1250 (c)
Aktivitas = Sedang
Umur = 58 tahun
Perhitungan Kalori
Koreksi
155
TINJAUAN TEORI ASAM URAT
A. Pengertian
Asam urat adalah senyawa yang sulit larut dalam air yang merupakan
hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita
dandijumpai pada semua makanan dari sel hidup,yaitu pada makanan dari
tanaman berubah sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa
daging, jeroan dan ikan sarden juga dalam minuman beralkohol dan makanan
kaleng, biasanya asam urat diderita pada orang atau lansia yang berusia 40
tahun ke atas, kelebihan asam urat menjadi problem cukup serius (Damayanti,
2012).
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang berasal
dari metaboilisme dalam tubuh/factor endogen (genetic) dan berasal dari luar
tubuh/eksogen (sumber makanan) (kanbara, 2010).
B. Penyebab
Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam
urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor yang membuat seseorang
terserang asam urat:
1. Faktor keturunan/ faktor hormonal
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya
asam urat menjadi semakin tinggi.
2. Makanan yang dimakan mengandung purin yang tinggi
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam
tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin.
Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan
kaleng, dan kaldu daging.
3. Obesitas
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me¬nyebabkan asam
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang
gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Selain itu, bisa
juga dikarenakan orang yang obesitas tidak memperhatikan pola
makannya. Sehingga kemungkinan besar makanan yang terlalu banyak
dikonsumsinya adalah makanan yang mengandung zat purin tinggi.
4. Kurang mengkonsumsi air putih
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat
pengeluaran asam urat.
156
5. Penggunaan alcohol
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam
tubuh dan alkohol juga mempunyai kandungan zat purin yang tinggi.
C. Tanda dan gejala
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
biasanya persendian terasa nyeri.
2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.
3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,
kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan.
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat
mengalami pergerakan
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat wanita dewasa > 6,5 mg/dl dan laki-laki dewasa > 7,5
mg/dl
2. Kadar asam urat wanita lansia > 8 mg/dl dan laki-laki lansia > 8,5 mg/dl
E. Penatalaksanaan
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan penderita Asam urat
adalah:
1. Lakukan diet
Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin yang tinggi.
Jaga pola makan dengan takaran yang seimbang.
2. Berikan obat – obatan
a. Obat anti inflamasi nonsteroid
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk
mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
b. Obat kortikosteroid
Yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun.
Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian
sendi yang sakit.
c. Obat imunosupresif
Berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan
karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
157
d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral
yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan
mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran
segar yang berwarna hijau atau orange, seperti wortel.
e. Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat ini harus
diberikan setelah seseorang didiagnosa terkena penyakit asam urat.
f. Kompres hangat pada sendi yang nyeri
g. Obat Tradisional asam urat
1) Buah sirsak
Sirsak di makan begitu saja atau di buat jus sirsak, dimakan/minum setiap
hari
2) Daun salam
10 lembar daun salam di rebus dengan 3 1/2 gelas air atau 700 ml, sampai
tinggal 1 gelas atau 200 ml, diminum 1 kali sehari
3) Labu siam
Labu siam di parut kemusian di saring diambil airnya dan diminum setiap
hari
4) Kentang dan apel mentah di jus
F. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Dan Tidak Dikonsumsi
a) Tidak boleh dikonsumsi
a. Jeroan : ginjal, jantung, otak hati, usus, dll.
b. Ikan laut : sarden, tongkol, udang, kepiting, kerang, cumi – cumi.
c. Ekstra daging : abon, dendeng
d. Emping, melinjo
e. Minuman yang mengandung alcohol
b) Boleh dikonsumsi
a. Susu skim / rendah lemak
b. Telor ( secukupnya)
c. Keju
d. Buah – buahan
G. Pencegahan
1. Banyak konsumsi air minum
2. Olahraga ringan, cukup dan teratur
3. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberry,
buah naga, sawi putih, sawi hijau dan tomat.
4. Istirahat yang cukup dan teratur
158
H. Susunan Panitia
Terlampir
I. Susunan Acara
Terlampir
J. Daftar Hadir
Terlampir
159
BAB III
PENUTUP
160
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Muhammad, As’Adi. (2011). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva
Press
Damayanti. (2012). Panduan Lengkap Mencegah Dan Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta; Araska.
Ihwandi , Sue C, at al.2012. Penyakit asam urat dan pencegahnnya edisi 8
vol. Jakarta: EGC
161
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT DI
POSYANDU MEKAR ABADI DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
157
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
Lampiran 2 Anggaran
158
i. Pemasukan
ii. Pengeluaran
Lampiran 3 Dokumentasi
159
Pemeriksaan Tekanan Darah
160
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2019
PROPOSAL KEGIATAN
PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
HARI : JUMAT
TANGGAL : 21 JUNI 2019
162
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penanaman Tanaman Obat Keluarga” Sebuah kesempurnaan
tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput
dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
163
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan usia yang banyak mengalami masalah
kesehatan karena terjadinya penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan.
Kesehatan lansia merupakan hal yang penting di dalam sebuah keluarga.
Keluarga harus mampu merawat lansia dengan baik, termasuk dalam
memelihara kesehatan lansia tersebut, maka diperlukan upaya keluarga dalam
menjaga kesehatan lansia agar tetap optimal. Salah satu cara dalam upaya
optimalisasi kesehatan lansia dapat dilakukan dengan penanaman tanaman
obat keluarga (TOGA).
TOGA adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat
sebagai obat yang pada hakikatnya berupa sebidang tanah, baik dihalaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga akan obat-obatan. Setiap keluarga dapat membudidyakan TOGA
secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk mendekatkan
tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang meliputi upaya
preventif (pencegahan), upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan),
dan upaya kuratif (penyembuhan penyakit).
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penanaman dan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat atau khasiat tanaman obat
tradisional disekitar kita.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman
tanaman.
4. Menghindari ketergantungan pada obat kimia.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat tradisional dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup sehingga dapat
164
meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada
obat kimia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai tanaman obat keluarga.
165
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENANAMAN TANAMAN OBAT
KELUARGA”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ASMAN TOGA”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah kade posyandu lansia.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Sabtu, 25 Mei 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Rumah ketua RW 01
E. MATERI
166
b. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
a. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat.
Banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-
buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, seledri, pepaya dan lain-
lain.
b. Sarana untuk pelestarian alam.
Pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu
terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
c. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Solusi untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami
penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman
obat yang berbentuk pohon-pohon misalnya pohon asam, pohon
kedaung, pohon trengguli dan lain- lain.
d. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
TOGA disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan
obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan
bagi keluarga tersebut.
e. Sarana keindahan.
Adanya TOGA dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang atau masyarakat yang ada
disekitarnya untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan
terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di
pekarangan rumah (santoso 2008).
3. Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat
Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat terdapat pada
bagian akar, batang, daun, bunga, buah bahkan pada bagian bijinya,
namun umumnya terdapat pada bagian daun, batang, dan akar. Bagian
biji, buah bahkan rimpang atau umbi juga dapat bermanfaat sebagai
obat (Santoso, 2008). Tanaman TOGA ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ramuan tradisional, dimana bahan-bahan tersebut diambil dari
berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh menurut
Kintoko (2006) tanaman TOGA berdasarkan bagian (organ) yang
digunakan adalah:
a. Tanaman yang diambill akar atau rimpangnya
167
1) Jahe (Zingiber officinale). Manfaat jahe sangat banyak, antara lain
untuk mengobati batuk, peluruh dahak, peluruh keringat, peluruh
haid, mengobati sakit rematik, dan penambah nafsu makan.
2) Lengkuas, untuk mengobati panu,kadas, dan biduran. c. kunyit
untuk menyembuhkan diare.
b. Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
1) Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk, sesak
napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung.
2) Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptik,
sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.
c. Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
1) Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2) Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
3) Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.
4) Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
5) Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
6) Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan
obat kumur.
7) Salam, bersifat astringensia.
8) Jambu biji, manfaatnya untuk menyembukan mencret.
d. Tanaman obat yang memanfaatkan bagian tumbuhan berupa bunga
misalnya pada bunga bakung (Lilium sp.), bunga matahari
(Helianthus anuus L.), bunga kurma/ mayang kurma (thal).
e. Tanaman Yang Diambil Buahnya
1) Jeruk nipis dan belimbing wuluh untuk menyembuhkan batuk
dan mencairkan dahak.
2) Mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
3) Pare untuk menimngkatkan nafsu makan.
4) Papaya untuk mengobati sakit maag.
5) Buah pinang untuk mengatasi keputihan, dan lain-lain.
f. Tanaman yang bagian bijinya dapat dimanfaatkan sebagai obat,
misalnya kecubung, pinang, pala, dan lain-lain.
F. Susunan Panitia
Terlampir
168
G. Susunan Acara
Terlampir
169
BAB III
PENUTUP
170
DAFTAR PUSTAKA
171
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
172
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
173
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2019
174
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
HARI : JUMAT
TANGGAL : 13 JUNI 2019
175
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Penyakit Tidak Menular” Sebuah kesempurnaan
tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput
dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
176
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan
yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi
terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan
untuk kembali bersemangat.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan
kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis,
semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2013). jika ini terjadi maka keadaan
masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai
dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup
dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas
sehari-hari. Pada lansia yang masing-masingnya menderita penyakit yang
berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis dan penurunan fungsi
sensori.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 mei 2019-15
mei 2019 di RT 03, RT 04, RT 06 di RW 01 kelurahan Bujel, Kediri
didapatkan data bahwa total lansia sejumlah 58 orang, sudah adanya
posyandu lansia yang rutin dilakukan pada minggu ke-2 setiap bulan. Dengan
mayoritas kasus adalah penyakit tidak menular seperti hipertensi, asam urat,
diabetes. Oleh sebab itu dilakukan penyuluhan penyakit tidak menular di
177
posyandu Mekar Abadi kelurahan Bujel sebagai langkah awal pencegahan
terjadinya penurunan kualitas hidup lansia.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Menambah wawasan lansia tentang penyakit tidak menular.
C. Manfaat Kegiatan
3. Bagi Masyarakat
Memberikan early warning pada lansia dalam pencegahan penyakit
katastropik.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai penyakit tidak menular.
3. Bagi Mahasiswa yang akan Praktek
Diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan pembelajaran lebih dalam
mengenaipenyakit tidak menular.
178
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
H. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR”.
I. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “PENYAKIT TIDAK MENULAR”.
J. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah Lansia perwakilan RT 3, RT 4 dan RT 6.
K. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Jum’at, 14 Juni 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Posyandu Mekar Abadi
2) MATERI
1. Stroke
2. Jantung koroner
3. Diabetes dengan komplikasi
4. Tuberculosis
5. Hipertensi dengan komplikasi
179
6. Penyakit paru obstruksi kronis
6. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
1. Kurang aktivitas fisik
2. Kurang konsumsi sayur dan buah
3. Konsumsi tinggi gula
4. Konsumsi tinggi natrium atau garam
5. Obesitas
6. Obesits sentral
7. Prevelensi merokok usia > 15 tahun
8. Konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir
7. Pencegahan Penyakit Tidak Menular
kesejahteraan masyarakat
4. Diet Seimbang
segar.
5. Istirahat Cukup
beraktifitas.
6. Kelola Stress
180
Pengelolaan stress yang baik bermanfaat untuk menghindari diri
dari sakit, membuat pikiran lebih fokus, dan meningkatkan kualitas
tidur.
3) Susunan Panitia
Terlampir
4) Susunan Acara
Terlampir
5) Daftar Hadir
Terlampir
BAB III
PENUTUP
181
DAFTAR PUSTAKA
182
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
Disusun Oleh:
183
2019
184
LEMBAR PENGESAHAN
HARI : JUMAT
TANGGAL : 14 JUNI 2019
185
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Kegiatan
Tahap & waktu
Fasilitator Pasien
Persiapan dan 1. Menyiapkan materi dan
pembukaan 3 menit tempat
2. Mengucapkan salam dan
menjelaskan tujuan
Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan dari konsep Mendengarkan dan
penyakit tidak menular memperhatikan.
2. Menjelaskan Penyebab
penyakit tidak menular
3. Menjelaskan Tanda dan
Gejala penyakit tidak
menular
4. Menjelaskan Penanganan
penyakit tidak menular
5. Mereview ulang materi yang
sudah diberikan.
186
5 menit pasien untuk bertanya. mengajukan
pertanyaan.
Penutup 2 menit Mengucapkan salam
7. Materi
1. Definisi Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh
proses infeksi dan menimbulkan kerugian karena lamanya penyakit
tersebut dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri
(Kemenkes, 2014).
2. Jenis Penyakit Tidak Menular yang menjadi penyebab kematian
utama
1. Stroke
2. Jantung koroner
4. Tuberculosis
5. Obesitas
6. Obesits sentral
187
1. Cek Kesehatan secara Rutin
kesejahteraan masyarakat
4. Diet Seimbang
segar.
5. Istirahat Cukup
beraktifitas.
6. Kelola Stress
tidur.
DAFTAR PUSTAKA
188
Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2.
jakarta : EGC.
Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik Edisi 5. Alih bahasa Achir Yani S
Hamid. Jakarta: EGC.
189
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PTM DI POSYANDU
MEKAR ABADI DI KELURAHAN BUJEL KOTA KEDIRI
Peserta : Lansia
1) Pelaksanaan
1. Tahap Perkenalan
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan pelatihan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri langsung masuk pada topik penyuluhan.
2. Tahap Penyuluhan
Penyuluhan PTM dilakukan selama 10 menit. Setelah materi disampaikan
semua, pemateri memberikan kesempatan untuk bertanya. Lansia aktif
bertanya.
3. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Proses
190
3) Evaluasi Hasil
Dari hasil pre test dan post test didapatkan 69% dari jumlah total
peserta 37 lansia yang hadir paham tentang PTM. Hal ini membuktikan
bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan.
Anggaran Dana
Mengikuti angaran posyandu lansia
2) Dokumentasi
- Pemberian materi tentang PTM
191
Lampiran 1
192
Lampiran
193
LAMPIRAN V
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
194
KEDIRI
2019
195
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan Penyuluhan Dampak Gadget Bagi Anak dengan tema “ WKTG
(Waktu Keluarga Tanpa Gadget)”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
197
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat
pesat yang di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan teknologi
(Ismanto, 2015). Salah satunya yaitu perkembangan gadget yang semakin meluas,
hampir semua individu baik anak – anak hingga orang dewasa kini sudah
memiliki handphone atau smartphone. Kebutuhan komunikasi dan informasi
sangat dibutuhkan bagi semua kalangan masyarakat, ditambah sekarang semakin
mudah mengakses informasi dan berbagai macam fitur – fitur menarik yang
ditawarkan oleh jasa pelayanan gadget/ smartphone itu sendiri sehingga anak –
anak sering kali cepat akrab dengannya.
Pada anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja diberi gadget. Tapi harus
diperhatikan durasi pemakaiannya, misalnya, boleh bermain tapi hanya setengah
jam dan hanya pada saat senggang, kenalkan gadget seminggu sekali, misalnya
hari Sabtu atau Minggu. Lewat dari itu, ia harus tetap berinteraksi dengan orang
lain. Karena jika penggunaan gadget lebih dari 2 jam setiap hari akan
mempengaruhi psikologis anak (feliana, 2016). World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia prasekolah menderita
gangguan perkembangan. Berbagai masalah perkembangan anak, seperti
keterlambatan motorik, bahasa, dan perilaku sosial dalam beberapa tahun terakhir
ini semakin meningkat. Dalam survei yang dilakukan oleh the Asianparent
Insights (2014), pada lingkup studi kawasan Asia Tenggara, dengan melibatkan
setidaknya 2.417 orang tua yang memiliki gadget dan anak dengan usia 3 – 8
tahun pada 5 negara yakni Singapura, Thailand, Philipina, Malaysia dan
Indonesia.
Dengan sejumlah sampel orang tua tersebut, diperoleh 3.917 sampel anak-
anak dengan usia 3 – 8 tahun. Dari 98% responden anak-anak usia 3 – 8 tahun
pengguna gadget tersebut, 67% diantaranya menggunakan gadget milik orang tua
mereka, 18% lainnya menggunakan gadget milik saudara atau keluarga, dan 14%
sisanya menggunakan gadget milik sendiri. Angka kejadian masalah
perkembangan pada anak di Indonesia antara 13-18%. (Brauner & Stephens ,16)
mengemukakan bahwa Sekitar 9,5% sampai 14,2% anak prasekolah memiliki
masalah sosial emosional yang berdampak negatif terhadap perkembangan dan
kesiapan sekolahnya.
198
Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk terhadap
pola pikir dan perilaku anak dalam kehidupan kesehariannya, anak – anak yang
cenderung terus menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan
menjadi kegiatan yang rutin dalam aktifitas sehari – hari, dalam hal ini sering kali
anak – anak lebih memilih bermain gadget sehingga menyebabkan anak-anak
menjadi malas bergerak dan beraktifitas. Mereka lebih memilih duduk di depan
gadget dan menikmati permainan yang ada pada fitur-fitur tertentu dibandingkan
berinteraksi dengan dunia nyata. Hal ini tentu berdampak buruk bagi
perkekembangan dan kesahatan anak. terutama di segi otak dan psikologis.
Dampak negatif lain juga dapat menyebabkan kurangnya mobilitas sosial pada
anak, mereka lebih memilih bermain menggunakan gadgetnya dari pada bermian
bersama teman sebayanya. (Ameliola & Nugraha, 2013).
Kejadian seperti ini harus menjadi perhatian bagi berbagai pihak untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap anak – anak dalam penggunaan gadget
sebagai media komunikasi dan bermain. Khusunya dari lingkungan keluarga yaitu
orang tua sebagai institusi dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang
anak. Peran orang tua harus selalu dilakukan, dengan cara mengontrol setiap fitur
– fitur yang ada didalam smartphone, orang tua harus selalu berkomunikasi
dengan anak – anaknya dan membatasi penggunaan gadget dengan batasan-
batasan waktu untuk anak menggunakan gadget, misalnya sehari anak hanya
diperbolehkan bermain gadget selama satu jam tentu fitur-fitur yang mendukung
perkembanganya (Fadilah, Ahmad. 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan dampak gadget pada anak.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan pelajaran bagi orang tua dan anak tentang bahaya
gadget sehingga penggunaan gadget pada anak bisa dikurangi dan anak bisa
belajar.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek negatif dan positif gadget
terhadap kesehatan anak.
b. Diharapkan orang tua dapat mengerti akan efek keseluruhan dari gadget
terhadap kesehatan tubuh.
199
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran orang tua mengenai dampak
penggunaan gadget pada anak.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai dampak penggunaan gadget pada anak.
3. Bagi Kader
Sebagai informasi kepada pengelola kesehatan sehingga bisa
menggunakan strategi yang sama dalam upaya pencegahan terjadinya
penyebaran bakteri
200
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN DAMPAK GADGET PADA
ANAK ”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ WKTG (Waktu Keluarga Tanpa Gadget)”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
DAMPAK GATGET BAGI ANAK
A. Pengertian
Ma’ruf (2015) - Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik)
teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan
sebagai sebuah inovasi atau barang baru.
Gadget atau dalam bahasa Indonesia gawai adalah suatu peranti atau
instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan
sebelumnya.
Gadget adalah instrument elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis tertentu terutama untuk membantu dan memudahkan pekerjaan
manusia (lewis dalam Sutrisno J,.2012).
B. Dampak positif dan dampak negatif penggunaan gadget
Menurut Handrianto (2013), mengatakan bahwa, gadget memiliki dampak
positif dan juga negatif. Dampak tersebut antara lain adalah:
1. Dampak positif penggunaan gadget
a. Berkembangnya imajinasi,(melihat gambar kemudian
menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa
dibatasi oleh kenyataan).
b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
201
c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).
d. Mengembangkan kemampuan membaca, matematika dan
pemecahan masalah dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
2. Dampak negatif penggunaan gadget
a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi
tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak
teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh
dalam game tersebut).
b. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka video di aplikasi Youtube
anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa
yang mereka cari).
c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang
bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak
memperdulikan keadaan disekelilingnya.)
d. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan
gadget karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan
untuknya).
e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( paparan radiasi gadget
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan juga kesehatan mata)
f. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat ( kognitif atau
pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan
terhambat).
g. Menghambat kemampuan berbahasa, (anak yang terbiasa
menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan
bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi
dengan temannya.
h. Dapat mempengaruhi perilaku anak.
C. Durasi Penggunaan Gadget
Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang
diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget, karena total
lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan anak.
202
Starburger berpendapat bahwa seorang anak hanya boleh berada di depan
layar < 1 jam setiap harinya. Pendapat tersebut didukung oleh Sigman yang
mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam
menggunakan gadget yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari.
Sedangkan menurut asosiasi dokter anak Amerika dan Canada,
mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak
terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi
bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18
tahun. Akan tetapi, faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang
menggunakan gadget 4 – 5 kali lebih banyak dari jumlah yang
direkomendasikan. Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak
bagi kesehatan anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget
yang terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak akan
cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk atau terbaring sambil
menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak kegemukan atau
berat badan bertambah secara berlebihan. Selain itu, anak menjadi tidak peka
terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak yang terlalu asik dengan
gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan
orang sekitar maupun keluarga dan itu akan bedampak sangat buruk apabila
dibiarkan secara terus menerus.
D. Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Gadget
1. Insomnia (Gangguan Tidur)
Tidak sedikit orang yang rela terbangun tengah malam untuk sekedar
membuka pesan masuk atau pemberitahuan masuk dari gadget nya.
Namun tahukah anda, kebiasaan membuka gadget di malam hari secara
tidak langsung dapat menganggu siklus tidur anda. Cahaya terang yang
terpancar dari gadget atau smartphone yang anda aktifkan, dapat menekan
pelepasan hormon yang berfungsi proses tidur yakni hormon melantonin
yang diprosuksi tubuh ketika keadaan gelap atau tanpa cahaya. Dan tanpa
disadari, cahaya yang terpancar tersebut akan menjaga pikiran anda untuk
memasuki 'default mode network', yakni kondisi setengah sadar.
Penderita insomnia memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes dan hipertensi, dalam fase yang kronis, insomnia dapat
mebahayakan hingga menyebabkan kematian untuk para penderitanya.
Hanya saja sebelum terlambat, insomnia akibat penggunaan gadget yang
berebihan sebenarnya bisa dicegah dengan menghentikan penggunaan
gadget selama kurang lebih 2 jam sebelum menjelang tidur untuk
203
mengurangi efek keluarnya cahaya yang dapat menekan produksi hormon
melantonin
2. Nomophobia
Nomophobia atau kepanjangan dari 'no-mobile-phone-phobia, yakni
sebuah keadaan dimana tubuh akan merasakan cemas berlebih apabila
dipisahkan dari gadget atau smartphonenya. Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa sekitar 66% orang yang kecanduan gadget
mengalami phobia yang satu ini. Tanda dan gejala yang nampak pada si
penderita berupa perasaan cemas, berkeringat, gemetar dan was-as ketika
dipisahkan dari gadgetnya.
3. Scrotal Hyperthermia
Hal seperti ini sebaiknya diwaspadai, terutama bagi anda yang sering
mengoperasikan laptop diatas pahanya. Karena dengan menaruh laptop
diatas paha, mampu meningkatkan suhu disekitarnya menjadi enam kali
lebih tinggi. Sementara untuk para pria, kondisi seperti ini akan membuat
organ vitalnya menjadi lebih hangat dan membuat produksi sperma
menjadi menurun.
4. Texting Thumb (Tendinitis)
Penggunaan jari dan tangan pada gadget dalam waktu lama atau
jangka panjang, secara berkala dan terus-terusan dapat melukai tendon,
saraf dan otot-otot. Umumnya cedera dibagian jempol ini disebut dengan
Blackberry Thumb, sementara cedera pada tangan disebut dengan iPad
Hand. Selain itu, jenis cedera yang lebih parah yang mungkin dialami
adalah mati rasa, kerusakan otot, neri, serta memerlukan pembedahan
untuk pengobatan.Segala sesuatu yang melebihi batas tentunya tidak baik,
begitupun saat menggunakan gadget, penggunaan gadget yang berlebihan
dapat membawa dampak negatif untuk kesehatan tubuh. Untuk itulah,
sebaiknya bijaklah menggunakan gadget dan gunakan sesuai kebutuhan.
Karena untuk menjadi sehat itu mahal. (Nurrachmawati, 2014)
E. Cara Pencegahan Dari Bahaya Gadget
1. Gunakanlah Speakerphone
Walaupun mengurangi rasa kenyamanan saat menggunakan
speakerphone di tempat umum, tapi paling tidak hal ini menghindari kita
untuk tidak harus menempelkan handphone di kepala ketika bertelepon.
Menggunakan speaker ketika bertelepon juga bisa menjadi pilihan. Pilihan
menggunakan speakerphone dapat dilakukan ketika kita tengah berada di
tempat privat seperti di rumah.
204
2. Gunakan Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel belakangan memunculkan casing
berkemampuan khusus yang diklaim bisa meminimalisir hantaran radiasi
yang berasal dari ponsel. Jika dirasa diperlukan, mungkin Anda bisa
mencarinya di pertokoan.
3. Kurangi Bluetooth Dan Headset Wireless
Seperti telah disebutkan di atas, penggunaan headset dapat menjadi
pilihan untuk mengurangi radiasi ponsel. Namun patut diingat, gunakanlah
headset yang konvensional alias yang masih menggunakan kabel untuk
terhubung dengan ponsel. Hindari penggunaan headset wireless. Demikian
juga fitur bluetooth di handphone jangan terus menerus diaktifkan,
gunakan seperlunya.
4. Sudut Ruangan
Banyak orang pada saat menerima panggilan telepon mencari pojok
atau sudut ruangan. Disarankan untuk menghindari menerima telepon di
sudut ruangan. Betul bahwa sudut ruangan biasanya sepi namun di sisi lain
terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal handphone menjadi lemah.
Sinyal yang lemah justru dapat memicu radiasi yang lebih tinggi.
5. Diam Ketika Menelpon
Saya sering melihat orang yang tidak bisa diam pada saat menerima
panggilan telepon ataupun kala menelepon. Jalan dari satu tempat ke
tempat lain. Sangat disarankan pada saat menerima atau menelepon
sebaiknya kita tidak berjalan-jalan. Hal ini disebabkan, dalam keadaan
bergerak maka sinyal handphone akan terus mencari pancaran sinyal yang
kuat dari base transceiver station (BTS). Dengan berjalan-jalan, justru
akan menguatkan radiasi.
6. Jangan Selalu Menempel
Walaupun handphone yang kita gunakan adalah gadget kesayangan,
namun untuk kesehatan yang lebih baik, ada baiknya jangan selalu nempel
dengan ponsel tersebut. Sebaiknya handphone yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas lebih baik ketimbang ditempatkan di
kantong celana.
7. Gunakan Dua Telinga
Kita dianugerahi dua buah telinga oleh Tuhan. Jika kedua telinga kita
normal, maka hindarilah penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon.
Contohnya, selalu menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Hal
ini justru tidak baik. Gunakanlah kedua telinga kita agar dapat
205
meminimalisir radiasi yang terpancar di atas dapat bermanfaat. Badan
Lingkungan Eropa telah mendorong untuk melakukan studi lebih lanjut
atas apa yang telah diungkapkan oleh WHO. Walaupun demikian, langkah
antisipasi perlu kita lakukan daripada mengambil resiko di masa depan.
8. Alihkan gadget dengan permainan lain
Sebagai contoh : dengan permainan puzzle, permainan berhitung,
permainan tradisional sehingga selain melatih imajinasi anak-anak juga
bisa bersosialisasi dengan masyarakat.(Nurrachmawati, 2014).
F. Solusi Untuk Gadget
1. Ajak anak dalam melakukan aktivitas fisik, aktivitas yang melibatkan
pergerakan fisik seperti bermain sepakbola, bersepeda,berkemah dll.
2. Ajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena
kegiatan diluar ruangan lebih asyik dan bermanfaat ketimbang bermain
gadged.
3. Jadilah contoh dan teladan bagi anak karena setiap apa yang dilakukan
orang tua pasti anak akan menirukan kebiasaan yang anda lakukan.
4. Pantau penggunaan gadged pada anak
Cara terbaik memantau penggunaan gadget pada anak adalah bermain
gadget bersama anak, sekaligus momen dimana anda bisa mengajarkan
nilai-nilai kekeluargaan pada anak.
5. Mengenalkan anak pada dunia
Kecanggihan internet mempermudah siapa saja untuk mendapatkan
informasi secara mudah dan cepat. Namun, informasi yang mereka
dapatkan dari web hanya sekedar tulisan. Kenalkan anak pada dunia secara
nyata, ajak mereka bertamsya keluar kota, berkunjung kekebun binatang
dan situs wisata lainnya dimana mereka bisa belajar tentang dunia secara
langsung.
6. Berikan anak kesempatan bermain dengan teman sebaya di sekitar
lingkungan mereka agar anak bisa bersosialisasi.
7. Berikan alternatif selain gadget
Kecanduan gadget pada anak disebabkan oleh kebosanan mereka mengisi
waktu luang berikan alternatif mainan seperti memberikan media bermain
contoh buku mewarnai, lego dan puzzle yang mampu mengasah
kemampuan kognitif anak.
206
G. Susunan Panitia
Terlampir
H. Susunan Acara
Terlampir
I. Daftar Hadir
Terlampir
207
BAB III
PENUTUP
208
DAFTAR PUSTAKA
209
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
210
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN DAMPAK GADGET BAGI ANAK
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
211
No Sumber Dana Jumlah
.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 1. 901.000,-
Total Rp 1. 901.000,-
b. Pengeluaran
No. Uraian Satuan Volume Harga Jumlah
Satuan
1. Sie Humas
Amplop lembar 32 1.500 52.500,-
Sub total 52.500,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 22 4.000,- 88.000,-
Kue Kotak 5 4.000,- 20.000,-
undangan
Kue panitia Buah 10 4.000,- 40.000,-
Air mineral Gelas 48 24.000,- 24.000,-
gelas
Sub Total 216.500,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 3 2.000,- 6.000,-
Sub Total 6.000,-
Total 230.500,-
Lampiran 4
212
213
214
NAMA : NAMA ANAK :
UMUR : UMUR :
KUESIONER
A. Pengetahuan Orang Tua
215
Berikan tanda check list () pada kolom YA (jika pernyataan dianggap benar)
dan TIDAK (jika pernyataan dianggap tidak benar) !
216
1 Saya mendampingi/mengawasi anak saat bermain gadget
2 Saya melakukan edukasi/pembelajaran tentang dampak
negatif/bahaya pengunaan gadget pada anak
3 Saya membatasi anak untuk bermain gadget
217
b. Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah kuesioner,
laptop, power point, pengeras suara. Penggunaan bahasa yang
komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan,
para peserta memahami apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
B. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada
pukul 08.50 WIB, jadwal ini sesuai yang telah ditentukan.
2. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir.
3. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh
penyaji.
C. Hasil
1. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan pengertian gadget.
2. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan dampak positif dan
negatif gadget.
3. 80% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan durasi penggunaan
gadget.
4. 76% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan penyakit yang
ditimbulkan dari gadget.
5. 86% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan cara mencegah dan
solusi penggunaan gadget.
6. 92% hasil dari kuesioner yang diberikan kepada peserta sebanyak 32
peserta dari hasil pre penyuluhan menunjukkan mayoritas warga sudah
memahami tentang bahaya gadget pada anak-anak.
218
FOTO BERSAMA PANITIA DENGAN BAPAK LURAH
219
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DAMPAK GADGET PADA ANAK
Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019
220
LEMBAR PENGESAHAN
HARI : SELASA
TANGGAL : 28 MEI 2019
221
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DAMPAK GADGET PADA ANAK
Identitas
Topik : Dampak gadget bagi anak
Sub topik : Pengaruh & penanganan kesehatan terhadap efek radiasi
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang
sangat pesat yang di tandai dengan kemajuan pada bidang informasi dan
teknologi (Ismanto, 2015). Salah satunya yaitu perkembangan gadget yang
semakin meluas, hampir semua individu baik anak – anak hingga orang
dewasa kini sudah memiliki handphone atau smartphone. Kebutuhan
komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan bagi semua kalangan
masyarakat, ditambah sekarang semakin mudah mengakses informasi dan
berbagai macam fitur – fitur menarik yang ditawarkan oleh jasa pelayanan
gadget/ smartphone itu sendiri sehingga anak – anak sering kali cepat akrab
dengannya.
Pada anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja diberi gadget. Tapi
harus diperhatikan durasi pemakaiannya, misalnya, boleh bermain tapi hanya
setengah jam dan hanya pada saat senggang, kenalkan gadget seminggu
sekali, misalnya hari Sabtu atau Minggu. Lewat dari itu, ia harus tetap
berinteraksi dengan orang lain. Karena jika penggunaan gadget lebih dari 2
jam setiap hari akan mempengaruhi psikologis anak (feliana, 2016). World
Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia
prasekolah menderita gangguan perkembangan. Berbagai masalah
perkembangan anak, seperti keterlambatan motorik, bahasa, dan perilaku
sosial dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Dalam survei
yang dilakukan oleh the Asianparent Insights (2014), pada lingkup studi
kawasan Asia Tenggara, dengan melibatkan setidaknya 2.417 orang tua yang
memiliki gadget dan anak dengan usia 3 – 8 tahun pada 5 negara yakni
Singapura, Thailand, Philipina, Malaysia dan Indonesia.
222
Dengan sejumlah sampel orang tua tersebut, diperoleh 3.917 sampel
anak- anak dengan usia 3 – 8 tahun. Dari 98% responden anak-anak usia 3 – 8
tahun pengguna gadget tersebut, 67% diantaranya menggunakan gadget milik
orang tua mereka, 18% lainnya menggunakan gadget milik saudara atau
keluarga, dan 14% sisanya menggunakan gadget milik sendiri. Angka
kejadian masalah perkembangan pada anak di Indonesia antara 13-18%.
(Brauner & Stephens ,16) mengemukakan bahwa Sekitar 9,5% sampai 14,2%
anak prasekolah memiliki masalah sosial emosional yang berdampak negatif
terhadap perkembangan dan kesiapan sekolahnya.
Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk
terhadap pola pikir dan perilaku anak dalam kehidupan kesehariannya, anak –
anak yang cenderung terus menerus menggunakan gadget akan sangat
tergantung dan menjadi kegiatan yang rutin dalam aktifitas sehari – hari,
dalam hal ini sering kali anak – anak lebih memilih bermain gadget sehingga
menyebabkan anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktifitas. Mereka
lebih memilih duduk di depan gadget dan menikmati permainan yang ada
pada fitur-fitur tertentu dibandingkan berinteraksi dengan dunia nyata. Hal ini
tentu berdampak buruk bagi perkekembangan dan kesahatan anak. terutama
di segi otak dan psikologis. Dampak negatif lain juga dapat menyebabkan
kurangnya mobilitas sosial pada anak, mereka lebih memilih bermain
menggunakan gadgetnya dari pada bermian bersama teman sebayanya. Tidak
jarang kita lihat anak mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi karena otak
anak sudah diporsir pada dunia yang tidak nyata (Ameliola & Nugraha,
2013).
Kejadian seperti ini harus menjadi perhatian bagi berbagai pihak untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap anak – anak dalam penggunaan gadget
sebagai media komunikasi dan bermain. Khusunya dari lingkungan keluarga
yaitu orang tua sebagai institusi dalam pembentukan karakter dan tumbuh
kembang anak. Peran orang tua harus selalu dilakukan, dengan cara
mengontrol setiap fitur – fitur yang ada didalam smartphone, orang tua harus
selalu berkomunikasi dengan anak – anaknya dan membatasi penggunaan
gadget dengan batasan-batasan waktu untuk anak menggunakan gadget,
misalnya sehari anak hanya diperbolehkan bermain gadget selama satu jam
tentu fitur-fitur yang mendukung perkembanganya (Fadilah, Ahmad. 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan dampak gadget pada anak.
223
B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang efek negatif dan positif gadget
terhadap kesehatan anak, diharapkan anak dapat mengerti akan efek
keseluruhan dari gadget terhadap kesehatan tubuh.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian gadget
2. Menyebutkan dampak gadget
3. Menyebutkan penyakit yang ditimbulka oleh gadget
4. Menyebutkan cara pencegahan dari bahaya gadget
D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
E. Media
1. PPT
2. Leaflet
F. Strategi Penyuluhan
NO WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3.Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan siswa kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan
sasaran penyuluh
2.Memberikan kesempatan kepada sasaran menyampaikan
untuk menanyakan hal – hal yang belum materi
dimengerti dari materi yang dijelaskan 2. Menanyakan hal
224
penyuluh – hal yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluhan
Setting Tempat
: Penyuluh
: Moderator
: Peserta
: Observer
Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab
DAFTAR PUSTAKA
225
Nurrachmawati. 2014. Pengaruh sistem operas mobile android pada anak usia
dini. Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses tanggal 15 Mei 2019.
Ma’ruf. 2015. Bahaya Gadget Di Lingkungan Remaja dan Anak-anak. Jakarta :
Gramedia.
Handrianto. 2013. Perkembangan Teknologi Pada Era Globalisasi. Jakarta :
Pustaka Media.
Lampiran 1
226
DAMPAK GATGET BAGI ANAK
A. Pengertian
Ma’ruf (2015) - Gadget adalah sebuah benda (alat atau barang elektronik)
teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan
sebagai sebuah inovasi atau barang baru.
Gadget atau dalam bahasa Indonesia gawai adalah suatu peranti atau
instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik
dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan
sebelumnya.
Gadget adalah instrument elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis tertentu terutama untuk membantu dan memudahkan pekerjaan
manusia (lewis dalam Sutrisno J,.2012).
B. Dampak positif dan dampak negatif penggunaan gadget
Menurut Handrianto (2013), mengatakan bahwa, gadget memiliki dampak
positif dan juga negatif. Dampak tersebut antara lain adalah:
1. Dampak positif penggunaan gadget
a. Berkembangnya imajinasi,(melihat gambar kemudian
menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa
dibatasi oleh kenyataan).
b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan
tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).
c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu
permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).
d. Mengembangkan kemampuan membaca, matematika dan
pemecahan masalah dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa
ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul
kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).
2. Dampak negatif penggunaan gadget
a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi
tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak
teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh
dalam game tersebut).
b. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan
gadget misalnya pada saat anak membuka video di aplikasi Youtube
anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa
yang mereka cari).
227
c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang
bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak
memperdulikan keadaan disekelilingnya.)
d. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan
gadget karena sudah menajadi suatu hal yang menjadi kebutuhan
untuknya).
e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan ( paparan radiasi gadget
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan juga kesehatan mata)
f. Perkembangan kognitif anak usia dini terhambat ( kognitif atau
pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan
terhambat).
g. Menghambat kemampuan berbahasa, (anak yang terbiasa
menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan
bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi
dengan temannya.
h. Dapat mempengaruhi perilaku anak.
C. Durasi Penggunaan Gadget
Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang
diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain gadget, karena total
lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Starburger berpendapat bahwa seorang anak hanya boleh berada di depan
layar < 1 jam setiap harinya. Pendapat tersebut didukung oleh Sigman yang
mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam
menggunakan gadget yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari.
Sedangkan menurut asosiasi dokter anak Amerika dan Canada,
mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak
terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi
bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18
tahun. Akan tetapi, faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang
menggunakan gadget 4 – 5 kali lebih banyak dari jumlah yang
direkomendasikan. Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak
bagi kesehatan anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget
yang terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak akan
cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk atau terbaring sambil
menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak kegemukan atau
228
berat badan bertambah secara berlebihan. Selain itu, anak menjadi tidak peka
terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak yang terlalu asik dengan
gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan
orang sekitar maupun keluarga dan itu akan bedampak sangat buruk apabila
dibiarkan secara terus menerus.
D. Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Gadget
1. Insomnia (Gangguan Tidur)
Tidak sedikit orang yang rela terbangun tengah malam untuk sekedar
membuka pesan masuk atau pemberitahuan masuk dari gadget nya.
Namun tahukah anda, kebiasaan membuka gadget di malam hari secara
tidak langsung dapat menganggu siklus tidur anda. Cahaya terang yang
terpancar dari gadget atau smartphone yang anda aktifkan, dapat menekan
pelepasan hormon yang berfungsi proses tidur yakni hormon melantonin
yang diprosuksi tubuh ketika keadaan gelap atau tanpa cahaya. Dan tanpa
disadari, cahaya yang terpancar tersebut akan menjaga pikiran anda untuk
memasuki 'default mode network', yakni kondisi setengah sadar.
Penderita insomnia memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes dan hipertensi, dalam fase yang kronis, insomnia dapat
mebahayakan hingga menyebabkan kematian untuk para penderitanya.
Hanya saja sebelum terlambat, insomnia akibat penggunaan gadget yang
berebihan sebenarnya bisa dicegah dengan menghentikan penggunaan
gadget selama kurang lebih 2 jam sebelum menjelang tidur untuk
mengurangi efek keluarnya cahaya yang dapat menekan produksi hormon
melantonin
2. Nomophobia
Nomophobia atau kepanjangan dari 'no-mobile-phone-phobia, yakni
sebuah keadaan dimana tubuh akan merasakan cemas berlebih apabila
dipisahkan dari gadget atau smartphonenya. Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa sekitar 66% orang yang kecanduan gadget
mengalami phobia yang satu ini. Tanda dan gejala yang nampak pada si
penderita berupa perasaan cemas, berkeringat, gemetar dan was-as ketika
dipisahkan dari gadgetnya.
3. Scrotal Hyperthermia
Hal seperti ini sebaiknya diwaspadai, terutama bagi anda yang sering
mengoperasikan laptop diatas pahanya. Karena dengan menaruh laptop
diatas paha, mampu meningkatkan suhu disekitarnya menjadi enam kali
lebih tinggi. Sementara untuk para pria, kondisi seperti ini akan membuat
229
organ vitalnya menjadi lebih hangat dan membuat produksi sperma
menjadi menurun.
230
Banyak orang pada saat menerima panggilan telepon mencari pojok
atau sudut ruangan. Disarankan untuk menghindari menerima telepon di
sudut ruangan. Betul bahwa sudut ruangan biasanya sepi namun di sisi lain
terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal handphone menjadi lemah.
Sinyal yang lemah justru dapat memicu radiasi yang lebih tinggi.
5. Diam Ketika Menelpon
Saya sering melihat orang yang tidak bisa diam pada saat menerima
panggilan telepon ataupun kala menelepon. Jalan dari satu tempat ke
tempat lain. Sangat disarankan pada saat menerima atau menelepon
sebaiknya kita tidak berjalan-jalan. Hal ini disebabkan, dalam keadaan
bergerak maka sinyal handphone akan terus mencari pancaran sinyal yang
kuat dari base transceiver station (BTS). Dengan berjalan-jalan, justru
akan menguatkan radiasi.
6. Jangan Selalu Menempel
Walaupun handphone yang kita gunakan adalah gadget kesayangan,
namun untuk kesehatan yang lebih baik, ada baiknya jangan selalu nempel
dengan ponsel tersebut. Sebaiknya handphone yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas lebih baik ketimbang ditempatkan di
kantong celana.
7. Gunakan Dua Telinga
Kita dianugerahi dua buah telinga oleh Tuhan. Jika kedua telinga kita
normal, maka hindarilah penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon.
Contohnya, selalu menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Hal
ini justru tidak baik. Gunakanlah kedua telinga kita agar dapat
meminimalisir radiasi yang terpancar di atas dapat bermanfaat. Badan
Lingkungan Eropa telah mendorong untuk melakukan studi lebih lanjut
atas apa yang telah diungkapkan oleh WHO. Walaupun demikian, langkah
antisipasi perlu kita lakukan daripada mengambil resiko di masa depan.
8. Alihkan gadget dengan permainan lain
Sebagai contoh : dengan permainan puzzle, permainan berhitung,
permainan tradisional sehingga selain melatih imajinasi anak-anak juga
bisa bersosialisasi dengan masyarakat.(Nurrachmawati, 2014).
F. Solusi Untuk Gadget
1. Ajak anak dalam melakukan aktivitas fisik, aktivitas yang melibatkan
pergerakan fisik seperti bermain sepakbola, bersepeda,berkemah dll.
231
2. Ajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena
kegiatan diluar ruangan lebih asyik dan bermanfaat ketimbang bermain
gadged.
3. Jadilah contoh dan teladan bagi anak karena setiap apa yang dilakukan
orang tua pasti anak akan menirukan kebiasaan yang anda lakukan.
4. Pantau penggunaan gadged pada anak
Cara terbaik memantau penggunaan gadget pada anak adalah bermain
gadget bersama anak, sekaligus momen dimana anda bisa mengajarkan
nilai-nilai kekeluargaan pada anak.
5. Mengenalkan anak pada dunia
Kecanggihan internet mempermudah siapa saja untuk mendapatkan
informasi secara mudah dan cepat. Namun, informasi yang mereka
dapatkan dari web hanya sekedar tulisan. Kenalkan anak pada dunia secara
nyata, ajak mereka bertamsya keluar kota, berkunjung kekebun binatang
dan situs wisata lainnya dimana mereka bisa belajar tentang dunia secara
langsung.
6. Berikan anak kesempatan bermain dengan teman sebaya di sekitar
lingkungan mereka agar anak bisa bersosialisasi.
7. Berikan alternatif selain gadget
Kecanduan gadget pada anak disebabkan oleh kebosanan mereka mengisi
waktu luang berikan alternatif mainan seperti memberikan media bermain
contoh buku mewarnai, lego dan puzzle yang mampu mengasah
kemampuan kognitif anak.
232
LAMPIRAN VI
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO
Disusun Oleh :
233
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO
HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019
234
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
235
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak,
punggung tangan, jari dan kuku jari. Tujuannya agar bersih dari kotoran dan
membunuh kuman penyebab penyakit dapat yang merugikan kesehatan. Cuci
tangan dengan sabun dapat menghambat masuknya kuman penyakit ke tubuh
manusia melalui perantaraan tangan. Kuman penyakit seperti virus dan bakteri
tidak dapat terlihat secara kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk
ke tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun namun
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang
penting. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan pada 5 waktu penting: sebelum
makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki
anak, dan sebelum menyiapkan makanan. Jika hal ini dilakukan akan dapat
mengurangi hingga 47% angka kesakitan karena diare dan 30% infeksi saluran
pernafasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Cuci tangan bersih adalah salah satu indikator untuk perilaku hidup bersih
dan sehat. Dengan mengajarkan untuk mencuci tangan diharapkan perilaku ini
dapat diterapkan menjadi kebiasaan dirumah maupun lingkungan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Cuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh.
2. Tujuan Khusus
a. Warga mampu mengingat langkah-langkah cuci tangan bersih dengan
benar.
b. Warga mampu mempraktekkan langkah-langkah cuci tangan bersih
dengan benar.
C. Manfaat kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan yang baik tentang
cuci tangan pakai sabun.
2. Bagi Mahasiswa
236
Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan yang baik tentang
cuci tangan pakai sabun.
3. Bagi Kader
Sebagai informasi kepada pengelola kesehatan sehingga bisa
menggunakan strategi yang sama dalam upaya pencegahan terjadinya
penyebaran bakteri
237
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Cegah Penyebaran Bakteri dengan Cuci Tangan
Pakai Sabun”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Cuci Tangan Pakai Sabun”.
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
A. Definisi
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas)
B. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun
1.Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare
dan flu burung. Jadi wajar kalau mencuci tangan itu dijadikan sebagai
kebiasaan.
2.Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting untuk
menghalangi terjadinya infeksi.
a. 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci tangan yang
benar
238
b. 45% penyakit infeksi berat dapat dicegah dengan cuci tangan yang
benar
c. Dilaporkan secara bermakna dapat mencegah transmisi berbagai
patogen, mengurangi bakteri terkontaminasi dan mengurangi penyakit
yg ditularkan melalui makanan
d. Perilaku CTPS dilaporkan dapat menurunkan kasus diare sebanyak
(42-47%)
e. Sebuah vaksin yang lebih efektif dari vaksin lain maupun perilaku
hygiene lainnya
f. CTPS adalah cara sederhana untuk tetap sehat, cuci tangan tidak
memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting mencegah penyakit
C. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan
2. Setelah buang air besar, besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor. Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman
didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya
kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum
dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
D. Langkah-langkah dalam mencuci tangan
1. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak tangan
2. Gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela – sela jari tangan
4. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian
5. Gosok kedua ibu jaritangan bergantian
6. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai lap
tangan
239
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Daftar Hadir
Terlampir
240
BAB III
PENUTUP
241
DAFTAR PUSTAKA
A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science. Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.
242
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
243
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Lampiran 3
244
Anggaran Dana
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
Lampiran 4
245
246
247
248
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA MINGGU, 26 MEI 2019
A. Struktur
1. Peserta penyuluhan sebanyak 32 peserta.
2. Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah hand rub, laptop,
power point, pengeras suara. Penggunaan bahasa yang komunikatif dan
aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, para peserta
memahami apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
B. Proses
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada
pukul 09.45 WIB, jadwal ini sesuai yang telah ditentukan.
2. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dan simulasi
CPTS dari awal sampai akhir.
3. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
C. Hasil
1. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat mempraktekkan langkah-langkah
cuci tangan.
2. 90% dari 32 peserta yang hadir dapat menyebutkan tujuan CPTS.
249
DOKUMENTASI CUCI TANGAN
PENYAMPAIAN
MATERI CUCI
TANGAN
250
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019
251
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019
252
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan
Identitas
Topik : Cuci Tangan Pakai Sabun
Sub topik : Manfaat dan Cara Cuci Tangan Pakai Sabun
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit ke
tubuh manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian
telapak, punggung tangan, jari dan kuku jari. Tujuannya agar bersih dari
kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit dapat yang merugikan
kesehatan. Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan tangan. Kuman penyakit
seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara kasat mata sehingga sering
diabaikan dan mudah masuk ke tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun namun
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang
penting. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan pada 5 waktu penting:
253
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah
menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan. Jika hal ini dilakukan
akan dapat mengurangi hingga 47% angka kesakitan karena diare dan 30%
infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Cuci tangan bersih adalah salah satu indikator untuk perilaku hidup bersih
dan sehat. Dengan mengajarkan untuk mencuci tangan diharapkan perilaku
ini dapat diterapkan menjadi kebiasaan dirumah maupun lingkungan.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang cuci tangan pakai sabun.
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian, pentingnya cuci tangan dan langkah – langkah cuci
tangan
b. Mampu memperagakan cuci tangan 6 langkah
D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
E. Media
1. PPT
2. Leaflet
F. Strategi Penyuluhan
N WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
O
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan siswa kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab
254
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan
sasaran penyuluh
2. Mendemonstrasikan cuci tangan menyampaikan
3. Mempraktikan bersama peserta cara cuci materi
tangan 2. Menanyakan hal
4. Memberikan kesempatan kepada sasaran – hal yang tidak
untuk menanyakan hal – hal yang belum dimengerti dari
dimengerti dari materi yang dijelaskan materi penyuluhan
penyuluh
Setting Tempat
: Penyuluh
: Moderator
: Peserta
: Observer
255
Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab
DAFTAR PUSTAKA
A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.
Lampiran 1
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
A. Definisi
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas)
B. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun
1. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti
diare dan flu burung. Jadi wajar kalau mencuci tangan itu dijadikan
sebagai kebiasaan.
2. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting untuk
menghalangi terjadinya infeksi.
a. 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci tangan yang
benar
b. 45% penyakit infeksi berat dapat dicegah dengan cuci tangan yang
benar
c. Dilaporkan secara bermakna dapat mencegah transmisi berbagai
patogen, mengurangi bakteri terkontaminasi dan mengurangi penyakit
yg ditularkan melalui makanan
256
d. Perilaku CTPS dilaporkan dapat menurunkan kasus diare sebanyak
(42-47%)
e. Sebuah vaksin yang lebih efektif dari vaksin lain maupun perilaku
hygiene lainnya
f. CTPS adalah cara sederhana untuk tetap sehat, cuci tangan tidak
memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting mencegah penyakit
C. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan
2. Setelah buang air besar, besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor.
Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam
tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah
hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Bagi adik-adik mencuci tangan
ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
D. Langkah-langkah dalam mencuci tangan
1. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak tangan
2. Gosok kedua punggung tangan
3. Gosok sela – sela jari tangan
4. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian
5. Gosok kedua ibu jaritangan bergantian
6. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai lap
tangan
257
LAMPIRAN VII
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Disusun Oleh :
258
Mahasiswa Profesi Ners 2019
KEDIRI
2019
259
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
DI KELURAHAN BUJEL KECAMATAN MOJOROTO
HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
kegiatan “Penyuluhan Keluarga Berencana”
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.
238
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan
penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang
dengan hasil produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan tekanan pada sector
penyediaan pangan, sandang, papan, lapangan kerja, perumahanan fasilitas
pendidikan dan sebagainya. Apabila masalah masalah kependudukan tersebut
tidak segera ditanggulangi, maka akan membahayakan kehidupan bangsa secara
menyeluruh.
Permasalahan tersebut adalah :
1. Jumlah penduduk besar
2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
4. Masalah mobilitas penduduk
5. Data kependudukan yang tidak akurat
Berkaitan dengan permasalahan kependudukan tersebut, salah satu upaya
yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah kependudukan,
pemerintah menciptakan suatu program untuk menekan tingkat kelahiran dengan
tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduka, melalui program keluarga
berencana.
Keberhasilan program keluarga berencana hanya akan berhasil apabila
adanya partisipasi dari masyarakat, karena tanpa adanya dukungan masyarakat
program keluarga berencana tidak akan berhasil. Semakin tinggi partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan keluarga berencana maka akan semakin pula
pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut.
Pelaksanaan keluarga berencana yang paling penting adalah timbulnya
kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana.Oleh
karena itu diharapkan adanya peran dari pemerintah agar konsisten terhadap
peningkatan pemahaman, kesadaran, dan persepsi dari masyarakat etntang
program keluarga berencana.Memasuki era otonomi daerah yang dikeluarkan
Undang - Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan
pemerintah banyak dikelola oleh pemerintah pusat yang sekarang diserahkan
pengurusannya diserahkan kepada pemerintah Kabupaten atau Kota, termasuk
pengelolaan program keluarga berencana.
239
Pada upaya peningkatan program keluarga berencana pemerintah daerah
berupaya meningkatkan dengan melibatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat dalam melakukan pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga sejahtera untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang KB.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan pemahaman pada pasangan produktif tentang KB.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga mengetahui tentang KB,
manfaat KB, dan efek samping KB.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih
dalam mengenai KB dan pentingnya KB.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bisa memberikan pembelajaran bagi masyarakat tentang
pentingnya KB.
3. Bagi Kader
Diharapkan bisa memberikan edukasi kepada warganya untuk ber-KB.
240
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Penyuluhan Keluarga Berencana”
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “ Keluarga Bahagia Keluarga Berencana”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita dan anak perwakilan
RT 3, RT 4 dan RT 6
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 26 Mei 2019
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Balai Pertemuan
E. Materi
1. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek–objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. (Hanafi. 2003). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan
menjarangkan jarak kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
2. Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung progesteron
dan pil yang mengandung estrogen.Kontrasepsi Pil adalah salah satu
kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil mengandung
hormon ekstrogen dan progesterone serta dapatmenghambat
ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.Uji
klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
241
Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon (Saifuddin. 2003).
Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,
efektivitasnya masih mencapai 93 %.(Everett. 2007).
Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko
anemia mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi
terhadap kankerendometrium dan ovarium.
Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara
teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap
penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif,
ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.
(Sifuddin. 2003).
Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).
242
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin
releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah
penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel
stimulating hormon.Dengan tidakadanya puncak LH, maka ovulasi
tidak terjadi.Disamping itu, ovariummenjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti beserta lendir sevik mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang sehingga
penetrasi sperma menurun.
Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
(Hanifa. 2003).
Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya
hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada
pil yang berjumlah 28 tablet.(Hanifa. 1999).
b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil
yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera),
akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik
sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang
menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).
Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian. (Everett.2007).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat
epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.(Saifuddin. 2003).
243
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak
menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai
anak, ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang
hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
(Saifuddi. 2003).
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara
dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.
Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,
depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak
teratur dan amenore.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran
FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan
peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana
endometrium sehingga tidaksempurna untuk implantasi hasil konsepsi
Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200
mg setiap 8minggu.syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4
minggu. (Everett. 2007).
Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus
:Depopropera harus diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak
dibutuhkankontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12
minggu. Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak
244
dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan setiap 8
minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu
(Everett. 2007).
c. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit,
yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan
tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat
getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap
menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron
dapat mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan
menyebabkan situasi endometrium tidaksiap menjadi tempat nidasi.
Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
di isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira
40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari
2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3
tahun. (Saifuddin. 2003)
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,
control medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak
terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
245
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi. (Everett. 2007).
Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan
berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.
( Everett. 2007).
Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah :
Setiap saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak
diperlukan metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari
ke – 7 siklus haid, klien janganmelakukan hubungan seksual atau
menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat
dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant
adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklushaid,
sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. (Hanifa. 2003).
Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang
digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan
siku di daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,
hanya sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
246
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin.
2003).
Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul
implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
atau lebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2008).
d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitantembaga yang dimasukkan kedalam rahim.IUD adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu
yang tidak bolehmenggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal
dan merupakan kontrasepsijangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik.
Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe
lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah
alat yangberbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan
lilitan tembagamemiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD
tembaga yang berbentukmirip rongga uterus. Multiload 375, kawat
tembaga yang dililit pada batangnyadan berbentuk 2/3 lingkaran
elips.Nova T mempunyai inti perak pada kawattembaganya pada batang
dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah.Levonogestrel adalah alat
yang berbentuk T mempunyai arah merekat padalengan vertical.
Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan
pemakaiankontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah
247
pemasangan. Metode jangkapanjang, tidak mempengaruhi produksi asi.
Tidak mengurangi laktasi.Kesuburancepat kembali setelah IUD
dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.Meningkatkan
kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadapresiko
kehamilan.Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian. IUDdapat segera aktif setelah
pemasangan.Metode jangka panjang (8 – 10 tahun pemakaian).Tidak
mempengaruhi hubungan seksual.Tidak ada efek sampinghormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan hingga
menopause.Tidak ada interaksi dengan obat – obatan.
Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan olehbenda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan.Efek sampingIUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain :
Haid lebih banyak danlama. Saat haid terasa sakit.Perdarahan
spoting.Terjadinya pedarahan yangbanyak. Kehamilan insitu
Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsiIUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang.Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan
kontrasepsi lain.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
denganpenghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yangmencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma.Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma
dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi,
menonaktifkan sperma,menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007).Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang padaendometrium
dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan
blastokistaatau sperma.IUD yang mengandung tembaga juga dapat
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok
bersatunya sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasileokosit,
248
makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium
yangakan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga
gerakannya menjadilambat dan akan mati dengan sendirinya.
(Manuaba. 2008).IUD bentuk insert, contohnya lippes loop,
menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya migrasi leokosit,
limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisanendometrium menyebabkan
gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi
(Manuaba. 2008).
Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih
banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang
tidak steril.Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim).
Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah :Haid menjadi
lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak – bercak).Kadang –
kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk
memasangkandan membuka IUD.
Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra
indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang
hamil.Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.Perdarahan
vagina yangtidak diketahui.Wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD.Wanitayang menderita PMS.Wanita yang pernah
menderita infeksi rahim.Wanita yangpernah mengalami pedarahan yang
hebat.
Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara
lain :Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada
masa akhir masanifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua
dan ketiga pasca persalinan,Segera setelah post abortus.
Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008) antaralain :
Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi
kehamilaninsitu.
Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal
pemeriksaanulang menurut Manuaba 1998.hlm 458 antara lain :
- Dua minggu setelah pemasangan
249
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD
menurut Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit
sehinggaperlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap
infeksi atau perdarahaninfeksi dapat menimbulkan kehamilan
ektopik karena pernah memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilandapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi
peningkatan alirandarah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi
sampai abortus serta sepsis.
e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita
dan vasektomi yangdigunakan pada pria.Keunggulan kontap adalah
merupakan kontrasepsi yang hanyadilakukan atau dipasang sekali, relatif
aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama
sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah
satu tahun pemasangan.Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling
efektif digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi.Kontap
ada 2 macam yaitu tobektomi yangdilakukan pada wanita dan vasektomi
yang dilakukan pada pria.
Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.metode
inimelibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit
yangmelibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat
segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian
250
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan
anastesi,tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai
anak, wanitayang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah
satupasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resikosaat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka
ada resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
(Everett. 2007).
Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk
banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang
merupakan saluranyang mengangkut sperma dari epididimis di dalam
testis ke vesikula seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.Angka
kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan
lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
3. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis
( kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom
pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya penularan penyakit
kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).
Cara kerja:
251
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan
pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya, jepit ujung
kondom sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan
atau sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi
dan tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke
dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak
karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan
ataukah masih utuh atau tidak
Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
Kerugian
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
252
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama
hamil
Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Daftar Hadir
Terlampir
253
BAB III
PENUTUP
254
DAFTAR PUSTAKA
255
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
256
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
257
Lampiran 3
ESTIMASI DANA
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
258
Lampiran 4
259
EVALUASI HASIL PROGRAM KERJA
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
DI KELURAHAN BUJEL, KECAMATAN MOJOROTO, KEDIRI
PADA MINGGU, 26 MEI 2019
1. Struktur
260
a. Peserta penyuluhan sebanyak 32 peserta.
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2019 pada pukul
b. Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir.
c. Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh penyaji.
e) Hasil
b. 80% dari total 32 peserta yang hadir mengetahui pengertian dan jenis-jenis
KB.
261
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
262
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
Disusun oleh
Mahasiswa Profesi Ners 2019
263
LEMBAR PENGESAHAN
HARI : MINGGU
TANGGAL : 18 MEI 2019
264
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
Identitas
Topik : Keluarga Berencana
Sub topik : Manfaat Keluarga Bencana
Hari /Tanggal : Selasa/ 28 Mei 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : RW 01 RT 06 Kelurahan Bujel Kecamatan Mojoroto
Sasaran : Masyarakat Kelurahan Bujel
Penyuluh : Mahasiswa Profesi komunitas
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan
penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak
seimbang dengan hasil produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan
tekanan pada sector penyediaan pangan, sandang, papan, lapangan kerja,
perumahanan fasilitas pendidikan dan sebagainya.
Berkaitan dengan permasalahan kependudukan tersebut, salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah
kependudukan, pemerintah menciptakan suatu program untuk menekan
tingkat kelahiran dengan tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduka, melalui program keluarga berencana.
Keberhasilan program keluarga berencana hanya akan berhasil
apabila adanya partisipasi dari masyarakat, karena tanpa adanya dukungan
masyarakat program keluarga berencana tidak akan berhasil. Semakin tinggi
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan keluarga berencana maka akan
semakin pula pengendalian pertumbuhan penduduk tersebut.
Pelaksanaan keluarga berencana yang paling penting adalah
timbulnya kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti program keluarga
berencana.Oleh karena itu diharapkan adanya peran dari pemerintah agar
konsisten terhadap peningkatan pemahaman, kesadaran, dan persepsi dari
masyarakat etntang program keluarga berencana.Memasuki era otonomi
daerah yang dikeluarkan Undang - Undang No.22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah, kewenangan pemerintah banyak dikelola oleh
pemerintah pusat yang sekarang diserahkan pengurusannya diserahkan
kepada pemerintah Kabupaten atau Kota, termasuk pengelolaan program
keluarga berencana.
265
Pada upaya peningkatan program keluarga berencana pemerintah
daerah berupaya meningkatkan dengan melibatkan kepedulian dan peran
serta masyarakat dalam melakukan pendewasaan perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga
sejahtera untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan penjelasan diatas mendorong penulis untuk
mengadakan kegiatan penyuluhan tentang KB.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Dapat memberikan pemahaman pada pasangan produktif tentang KB.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga mengetahui tentang KB,
manfaat KB, dan efek samping KB
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media
1. PPT
2. Leaflet
E. Strategi Penyuluhan
N WAKTU TAHAP KEGIATAN SASARAN
O
1 10 Menit Pembukaan
1.Membuka acara dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam kepada sasaran 2.Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penkes penyuluh
kepada sasaran menyampaikan
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan topik dan tujuan
pelaksanaan Penkes dengan sasaran 3.Menyetujui
4. Mengkaji kemampuan warga kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes
4. mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan.
2 10 Menit Kegiatan Inti
1.Menjelaskan materi penyuluhan kepada 1.Mendengarkan
266
sasaran penyuluh
2. Memberikan kesempatan kepada sasaran menyampaikan
untuk menanyakan hal – hal yang belum materi
dimengerti dari materi yang dijelaskan 2. Menanyakan hal
penyuluh – hal yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluhan
F. Setting Tempat
: Penyuluh : Peserta
: Moderator : observer
Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab
267
DAFTAR PUSTAKA
A.Poter, Patricia, Pery, 2012, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier
Science.
Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2012.
268
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
A. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
untuk mendapatkan objek–objek tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur
interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. (Hanafi. 2003).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran.( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
B. Jenis-jenis KB
1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang
digunakan wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung
progesteron dan pil yang mengandung estrogen.Kontrasepsi Pil adalah
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan kontrasepsi pil
mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta
dapatmenghambat ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap
hari secara teratur.Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka
kegagalan pada tahun pertama 2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpahormon (Saifuddin. 2003).
269
b. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif
mencegah kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang
seksama, efektivitasnya masih mencapai 93 %.(Everett. 2007).
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat
diandalkan jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia mengurangi resiko penyakit
payudara, dan melindungi terhadap kankerendometrium dan
ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus
diminum secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada
perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko
hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokokpada
usia 35 atahun. (Everett, 2007).
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia
reproduksi, telah memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak
memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur,
riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2003).
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu
yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes
berat dengan komplikasi, depresiberat dan obesitas.(Everett,
2007).
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan
gonadotropin releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis
terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon (LH),
dan sedikit folikel stimulating hormon.Dengan tidakadanya
puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi.Disamping itu,
ovariummenjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti
beserta lendir sevik mengalami perubahan, menjadi lebih
kental, gambaran daun pakis menghilang sehingga penetrasi
sperma menurun.
h. Efek Samping
270
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah
pertambahan berat badan,perdarahan diluar siklus haid, mual,
pusing dan amenorea. (Hanifa. 2003).
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada
hari kelima siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari
yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah diingat
lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28
tablet.(Hanifa. 1999).
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung
hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam
yaitu suntil yang sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali
(depo propera), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang
sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan
teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).
Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 %
dalam mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama pemakaian. (Everett.2007).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak
teratur, perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan, efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan
dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.
(Saifuddin. 2003).
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi
sederhana setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya
tinggi, tidak menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba.
2008).
Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah
mempunyai anak, ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, ,
nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil. (Saifuddi. 2003).
271
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai
hamil, perdarahan yangbelum jelas penyebabnya, menderita
kanker payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.
Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala,
kembung, depresi, berat badan meningkat, perubahan mood,
perdarahan tidak teratur dan amenore.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,
perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat
mengubah suasana endometrium sehingga tidaksempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera
yang berisi progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150
mg setiap 12 minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan
dalam suntikan 200 mg setiap 8minggu.syclopem diberikan
melaui suntikan setiap 4 minggu. (Everett. 2007).
Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan,
dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post
abortus :Depopropera harus diberikan dalam 5 haripertama haid,
tidak dibutuhkankontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan
setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada masa
mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu
diberikan setiap 8 minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan
setiap 4 minggu (Everett. 2007).
3. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam
bawah kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan
merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan
lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang
272
tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen.(Hanifa.
1999).
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi,
membuat getah serviks menjadi kental, membuat endometrium
tidak siap menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah
progesteron dapat mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak
terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidaksiap
menjadi tempat nidasi.
Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang
silastik lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter
2,4 mm, yang di isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama
kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur
dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di
isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75
mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin. 2003)
Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5
tahun, control medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan,
penyulit tidak terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan
bercak, meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah,
menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk
memasang dan membukanya.
Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita
yang inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi. (Everett. 2007).
273
Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau
infeksi pada tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan
moot, perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara,
rambut rontok. ( Everett. 2007).
Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan
adalah : Setiap saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke-
7 tidak diperlukan metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan,
bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien janganmelakukan
hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7
hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang
paling untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid
berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklushaid, sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan. (Hanifa. 2003).
Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang
jarang digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas
lipatan siku di daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang
kecil, hanya sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai
semua implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka
insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
(Sifuddin. 2003).
-
274
Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul
implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu
dalan atau lebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba,
2008).
4. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan
mempunyai lilitantembaga yang dimasukkan kedalam rahim.IUD adalah
alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu
yang tidak bolehmenggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal
dan merupakan kontrasepsijangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik.
Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu :
Lippe lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A
adalah alat yangberbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan
horizontal dan lilitan tembagamemiliki inti perak pada batang. Sof –
T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga uterus.
Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnyadan
berbentuk 2/3 lingkaran elips.Nova T mempunyai inti perak pada
kawattembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada
ujung bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T
mempunyai arah merekat padalengan vertical.
Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan
pemakaiankontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah
pemasangan. Metode jangkapanjang, tidak mempengaruhi produksi
275
asi. Tidak mengurangi laktasi.Kesuburancepat kembali setelah IUD
dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.Meningkatkan
kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadapresiko
kehamilan.Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1
tahun pertama pemakaian. IUDdapat segera aktif setelah
pemasangan.Metode jangka panjang (8 – 10 tahun pemakaian).Tidak
mempengaruhi hubungan seksual.Tidak ada efek sampinghormonal.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan
hingga menopause.Tidak ada interaksi dengan obat – obatan.
Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan olehbenda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan.Efek sampingIUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain :
Haid lebih banyak danlama. Saat haid terasa sakit.Perdarahan
spoting.Terjadinya pedarahan yangbanyak. Kehamilan insitu
Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian
kontrasepsiIUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang.Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan
menggunakan kontrasepsi lain.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan
denganpenghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi
jumlah sperma yangmencapai tuba fallopi dan menonaktifkan
sperma.Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya
sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
fallopi, menonaktifkan sperma,menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007).Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang padaendometrium
dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan
blastokistaatau sperma.IUD yang mengandung tembaga juga dapat
menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok
bersatunya sperma dan ovum,mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi
migrasileokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan
276
cairan endometrium yangakan menimbulkan gangguan terhadap
spermatozoa sehingga gerakannya menjadilambat dan akan mati
dengan sendirinya. (Manuaba. 2008).IUD bentuk insert, contohnya
lippes loop, menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya
migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan
lapisanendometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi
sehingga kehamilan tidak terjadi (Manuaba. 2008).
Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang
lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan
yang tidak steril.Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga
rahim). Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah
:Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak –
bercak).Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih
untuk memasangkandan membuka IUD.
Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang
merupakankontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah :
Wanita yang sedang hamil.Wanita yang sedang menderita infeksi
alat genitalia.Perdarahan vagina yangtidak diketahui.Wanita yang
tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD.Wanitayang menderita
PMS.Wanita yang pernah menderita infeksi rahim.Wanita
yangpernah mengalami pedarahan yang hebat.
Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008
antara lain :Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah
menstruasi, Pada masa akhir masanifas, Bersamaan dengan seksio
secaria, Hari kedua dan ketiga pasca persalinan,Segera setelah post
abortus.
Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008)
antaralain : Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan,
Terjadi kehamilaninsitu.
Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus
melakukan jadwal pemeriksaanulang menurut Manuaba 1998.hlm
458 antara lain :
277
- Dua minggu setelah pemasangan
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi
IUD menurut Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit
sehinggaperlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap
infeksi atau perdarahaninfeksi dapat menimbulkan kehamilan
ektopik karena pernah memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilandapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena
terjadi peningkatan alirandarah menuju uterus dan mudah terjadi
infeksi sampai abortus serta sepsis.
5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk
mencegah kehamilan.Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang
digunkan pada wanita dan vasektomi yangdigunakan pada
pria.Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanyadilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan
kontap pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan
pada kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun
pemasangan.Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif
digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi.Kontap ada
2 macam yaitu tobektomi yangdilakukan pada wanita dan vasektomi
yang dilakukan pada pria.
Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang
permanent.metode inimelibatkan pembedahan abdominal dan
perawatan di rumah sakit yangmelibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %
per 100 wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per
100 kasus
278
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi,
permanen, dapat segeraefektif setelah pemasangan.
- Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur
pembedahan dan anastesi,tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah
mempunyai anak, wanitayang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap
operasi dari salah satupasangan, penyakit psikiatik, keadaan
sakit yang dapat meningkatkan resikosaat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan
metode maka ada resikotinggi kehamilan ektopik, meras
berduka dan kehilangan.(Everett. 2007).
Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,
yang merupakan saluranyang mengangkut sperma dari epididimis
di dalam testis ke vesikula seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif.Angka kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000,
angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang
tidak direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
279
6. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang
pada penis ( kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat
senggama. Kondom pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya
penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).
Cara kerja:
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan
pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom
untuk menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya,jepit ujung
kondom sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah
pergesekan atau sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan
ereksi dan tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya
sperma ke dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak
karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya
kerusakan ataukah masih utuh atau tidak
Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
Kerugian
280
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama
hamil
Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan
- Reaksi alergi terhadap kondom karet
281
DAFTAR PUSTAKA
282