Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan komunitas ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi
besar kita nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan komunitas
ini penulis banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk
itu pada kesepatan ini ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. Hasan Basri selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
2. Bapak Drs. HS. Effendi, MS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri
Mandiri Sakti Bengkulu.
3. Ibu Ns. Pawiliyah, S.Kep, MAN selaku ketua jurusan Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
4. Ibu Ns. Fernalia, S.Kep, MAN selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
5. Ibu Vike Pebri Giena, S.Kep, Ns. MNS selaku pembimbing akademik stase
keperawatan komunitas.
6. selaku pembimbing klinik.
7. selaku Kepala UPTD Puskesmas Betungan.
8. selaku Kepala Kelurahan Betungan.
9. selaku ketua RW 03 Kelurahan Betungan.
10. Dan seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan komunitas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan laporan komunitas ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan komunitas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan baik di rumah sakit maupun puskesmas.
Keperawatan komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan
yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial (WHO), yaitu suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat. Peran serta masyarakat itu diartikan sebagai
suatu proses dimana individu, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab
atas kesehatan sendiri berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Sebagai tenaga kesehatan profesional, keperawatan berkewajiban untuk
turut serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional khususnya
pembangunan di bidang kesehatan. Di mana dalam melaksanakan perannya
dititik beratkan pada promotif, preventif, dengan tidak mengabaikan kuratif
dan rehabilitatif dalam setiap tindakan keperawatan. Sejalan dengan hal
tersebut maka jelaslah bahwa tindakan pencegahan dan peningkatan kesehatan
menjadi area perhatian perawat yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Melihat betapa pentingnya tindakan promotif, preventif dan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kualitas hidupnya serta besarnya peran yang dapat dilakukan
oleh perawat di masyarakat, maka diperlukan preklinik di masyarakat.
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, perawatan kesehatan masyarakat ditunjukan kepada individu,
keluarga dan kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, koordinasi dan
1
pelayanan keperawatan berkelajutan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif. Selain itu, masyarakat/komunitas juga dipandang sebagai target
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan komunitas,
sebagai suatu upaya peningkatan kesehatan dan menggunakan kerjasama
sebagai mekanisme dalam mempermudah pencapaian tujuan yang berarti
masyarakat/komunitas dilibatkan aktif untuk mencapai tujuan tersebut.
Di dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna
sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang perawat
komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat di
wilayah binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di
wilayah tersebut. Peran serta komunitas tersebut diaktifkan sebagai suatu
proses dimana individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri dengan berperan sebagi pelaku kegiatan peningkatan
kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian, bantuan
diberikan oleh perawat komunitas karena ketidakmampuan, ketidaktahhuan
dan ketidakmauan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan dengan
menggunakan potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat
didalam prkatek keperawatan komunitas, pendekatan ilmiah yang digunakan
adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri atas 4 tahap yaitu
pengkajian (assessment), perencanaan (planning), pelaksanaan
(implemenlation), dan evaluasi (Evaluating). Intervensi yang dilakukan
haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat, baik secara mandiri atau
berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain melalui lintas program dan
lintas sektoral.
Preklinik keperawatan komunitas merupakan pengalaman belajar
lapangan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan menganalisa serta mensintesa berbagai ilmu
pengetahuan di dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan untuk
memantapkan profesionalisme keperawatan, ini dilakukan di RW 03 (RT 02,
RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat yang
dilakukan di di RW 03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan
Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk megetahui gambaran secara umum pengkajian kesehatan
masyarakat di lingkungan wilayah RW 03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT
26) kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu berdasarkan
data kesehatan masyarakat yang sudah dikumpulkan .
b. Untuk mengetahui gambaran secara umum diagnosa keperawatan
komunitas di RW 03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan
Kecamatan Selebar Kota Bengkulu berdasarkan data kesehatan
masyarakat yang sudah dikumpulkan.
c. Untuk menentukan rencana tindakan keperawatan komunitas di RW 03
(RT 02, RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu
d. Untuk menerapkan implementasi asuhan keperawatan komunitas di RW
03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan Kecamatan
Selebar Kota Bengkulu
e. Untuk mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil dari asuahan
keperawatan komunitas yang sudah dilakukan di RW 03 (RT 02, RT 03,
RT 14, RT 26) kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu diharapkan
penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat di RW 03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT 26) kelurahan Betungan
Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
3
2. Untuk pihak puskesmas diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat
dijadikan bahan maupun data untuk membina dan mengarahkan
masyarakat agar tujuan hidup sehat di RW 03 (RT 02, RT 03, RT 14, RT
26) kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi
bahan bagi kelompok berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap
programa atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab 1 :
Membahas pendahuluan yang meliputi: latar belakang, tujuan,
manfaat,dan sistematika penulisan.
Bab 2 :
Menguraikan tentang tinjauan teoretis yang terdiri atas: 1) konsep dasar
Keperawatan Komunitas yang terdiri : Pendahuluan, Definisi Keperawatan
Kesehatan komunitas, tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas, Sasaran
Keperawatan Kesehatan Komunitas, Strategi Keperawatan Kesehatan
Komunitas, Falsafah keperawatan Kesehatan Komunitas; 2) Proses Asuhan
Keperawatan kesehatan Komunitas yang terdiri: definisi Proses Keperawatan
kesehatan Komunitas, Tujuan dan fungsi proses keperawatan Kesehatan
Komunitas, dan Langkah-langkah proses keperawatan kesehatan Komunitas.
Bab 3 :
Membahas tentang penerapan asuhan keperawatan komunitas yang
meliputi pengkajian, analisis data, penentuan masalah kesehatan dan
keperawatan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab 4 :
Berisi pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Bab 5 :
Kesimpulan dan Saran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Komunitas
a. Komunitas Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli
satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas
tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya
Hermawan, 2010)
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama degan di bawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi,2012)
b. Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk,2006)
c. Menurut Prof.Dr. Soerjono soekanto, istilah community menunjukkan
pada warga-warga sebuah kota, suku, atau suatu bangsa.
Apabila anggota-anggota suatu kelompok baik itu kelompok besar
atupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka
merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-
kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut
masyarakat setempat.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, social dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia (Riyadi, 2012).
5
3. Keperawatan Komunitas
a. Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu;
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan (Mubarak, 2015)
b. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), Suatu upaya pelayanan
keperawatan komunitas yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan
tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, masyarakat.
c. Menurut Kamanto (2011), Selain mencakup perawatan kesehatan
keluarga juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut.
d. Suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan
mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga, dan masyrakat lebih
tinggi. (DEPKES, 2014 )
6
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak, 2015)
7
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 2010), sasaran ini terdiri dari :
8
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Balita
3) Anak usia sekolah
4) Remaja
5) Dewasa
6) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
9
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
10
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
11
Gambar : Komponen Paradigma Keperawatan ( Effendy,2010),
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sebagai berikut:
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang
berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien
yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor,
melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
12
G. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Di Klinik / Rumah Sakit Dengan Di
Komunitas
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan Bangsal Pukesmas
Perawatan klinik Rumah
Sekolah
Perusahan-perusahaan
Panti-panti
2. Tipe-tipe klien yang Orang sakit Orang Sehat
dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3. Ruang Lingkup Kuratif Promotif
pelayanan Rehabilitatif Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
13
Tabel 2.1 Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius dan
Hegeia
Tokoh Cara penanganan masalah kesehatan masyarakat
Asclepius Dilakukan setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang
Hegeia Penanganan masalah melalui :
1. Hidup seimbang
2. Menghindari makanan atau minuman beracun
3. Memakan makanan yang bergizi (cukup )
4. Istirahat yang cukup
5. Olahraga
14
adalah budaya dari bangsa Babilonia, Mesir, Yunani dan Romawi.
Bangsa-bangsa tersebut menunjukkan bahwa manusia telah melakukan
usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat dan
penyakit. Dari dokumen lain juga tercatat bahwa pada zaman Romawi
Kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan kepada
masyarakat untuk (Halon,1974) :
a. Mencatat pembangunan rumah
b. Melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya
c. Melaporkan binatang peliharaan/ternak yang dapat menimbulkan bau
d. Pemerintah melakukan supervise ke tempat-tempat minuman, warung,
warung makanan, tempat prostitusi dan lain-lain.
Setelah itu kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal abad
ke-1 sampai ke-7 dengan alasan sebagai berikut :
a. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah
menjadi epidemi, bahkan ada yang menjadi endemis
b. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika muncul
penyakit kolera yang telah tercata sejak abad ke-7 bahkan penyakit
kolera di India telah menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar
ke Mesir, Asia keil, dan Eropa melalui para emigran.
Berbagai upaya telah diupayakan untuk mengatasi kasus epidemic dan
endemis, di antaranya masyarakat mulai memperhatikan masalah :
a. Lingkungan terutama hygiene dan sanitasi lingkungan
b. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
c. Mengusahakan air minum bersih
d. Pembuangan sampah
e. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dahsyat di China dan
India. Pada tahun 1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena
wabah pes. Di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13 ribu orang
meninggal tiap hari karena serangan pes. Berdasarkan catatan, jumlah
orang yang meninggal karena wabah penyakit pes di seluruh dunia pada
15
waktu itu mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian pada
waktu itu disebut “The Black Death”. Serangan wabah penyakit menular
ini berlangsung sampai abad ke-18. Di samping wabah pes, awabah
kolera dan tifus juga masih berlangsung. Pada tahun 1603 lebih dari 1 dari
6 orang meninggal karena penyakit menular, dan tahun 1665 sekitar 1 dari
5 orang meninggal. Pada tahun 1759 dilaporkan 70 ribu orang penduduk
di kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular. Penyakit lain
yang menjadi wabah antara lain difteri, tifus, disentri dan lain-lain
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Pada akhir abad ke-18 dan diawal abad ke-19, bangkitnya ilmu
pengetahuan mempunyai dampak yang sangat luas dalam segala aspek
kehidupan manusia, termasuk pada aspek kesehatan. Pada abad ini
pendekatan dalam masalah kesehatan tidak hanya memandang pada aspek
biologis saja, tetapi sudah komprehensif dan multisektoral. Selain itu,
telah ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegahan penyakit.
16
K. Peran Perawat Komunitas
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing care)
Peranan yang utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, sehat
atau sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah,
dipanti, tempat kerja dan lain-lain.
2. Sebagai pendidik (health educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas , yang dilaksanakan dirumah, di puskesmas, dikomunitas
secara terorganisir , menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi
perubahan perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan optimal
3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor)
Monitoring terhadap perubahan yg terjadi pada individu, keluarga,
kelompok, komunitas tentang masalah kesehatan/keperawatan yang
timbul serta dampak terhadap status kesehatan melalui :
a. Kunjungan rumah
b. Pertemuan-pertemuan
c. Observasi
d. Pengumpulan data
4. Koordinator Yankes (coordinator of servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmasy dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem yankes . Yankes merupakan
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah
5. Sebagai pembaharu (inovator)
Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas yang dapat
merubah perilaku dan pola hidup sehingga tercapai peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan
6. Pengorganisir yankes (organisator)
Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan
peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap
17
upaya yankes yang dilaksanakan oleh masyarakat . Misalnya : kegiatan
posyandu, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
tahap penilaian, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
7. Sebagai panutan (Role Model)
Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata
cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
a. Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/
keperawatan yang dihadapi sehari-hari.
b. Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
c. Penghubung antara masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
9. Sebagai Pengelola (Manager)
a. Dapat mengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
b. Mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan, melalui
puskesmas sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau
di luar gedung ataukah di keluarga, terhadap kelompok-kelompok
khusus seperti kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas/menyususi,
anak balita, usia lanjut, sesuai dengan peran, fungsi dan tanggung
jawabnya.
18
BAB III
LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY
RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) KELURAHAN BETUNGAN
KECAMATAN SELEBAR
KOTA BENGKULU
A. Pendahuluan
Sehubungan dengan pelaksanaan Praktek Komunitas profesi ners yang
diadakan di RW 03 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar, maka
Mahasiswa kelompok 1 telah melakukan pengamatan secara umum
(Winshield Survey) tentang situasi dan keadaan wilayah di RW 03.
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah di RW 03 Kelurahan
Betungan Kecamatan Selebar didapatkan melalui wawancara dengan
penduduk setempat, tokoh masyarakat dan observasi lingkungan, sehingga
dapat diperkirakan faktor risiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
dan faktor penunjang untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Jumlah penduduk di RW 03 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar
keseluruhan ± 1.033 jiwa dan yang terkaji adalah 721 jiwa dari 185 kepala
keluarga (KK). Dari keseluruhan KK yang diambil dari empat RT yaitu 263
KK dan terdapat 78 KK yang tidak terkaji dengan alasan menolak, pindah
rumah dan tidak dirumah.
19
pengaruh lansung terhadap tanman pada lahan petanian. Jarak yang
menghubungkan kelurahan betungan dengan kantor kecamatan lebih
kurang 1 km dan jarak yang menghubungkan kelurahan betungan
dengan pusat kota kurang lebih 6 km.
b. Batas Wilayah
Batas wilayan RW 03
Utara : berbatasan dengan kelurahan air sebakul
Timur : berbatasan dengan kelurahan air kemuning
Selatan : berbatasan dengan kelurahan babatan
Barat : berbatasan dengan kelurahan pekan sabtu
Kelurahan betungan mempunyai luas wilayah 39, 75 Ha
Panjang jalan 49 Km
Ketinggian 14M DPL
Luas pemukiman 136 Ha
Luas perkantoran 15,60 Ha
Luas sarana sosial 5,25 Ha
Luas sarana ibadah 38,55 Ha
Luas lainya 9,60 Ha
Jumlah rukun tetangga (RT) 22 RT
Jumlah rukun warga (RW) 4 RW
2. Data Demografi
Dari hasil observasi selama lebih kurang 1 minggu di RW 03 (RT
02, 03, 14 dan 26) dimana di RT 02 terdiri dari 58 KK, di RT 03 terdiri
dari 71 KK, RT 14 terdiri dari 48 KK, dan RT 26 terdiri dari 83 KK. Usia
penduduknya bervariasi namun didominasi oleh dewasa, dengan jumlah
perempuan 359 jiwa sedangkan laki-laki 362 jiwa.
Untuk suku di RW 03 sebagian besar masyarakatnya dengan suku
serawai. Pendidikan penduduk mayoritas tamat SMA. Bahasa keseharian
yang digunakan adalah bahasa bengkulu. Jenis pekerjaan sebagian besar
adalah buruh/tani dan swasta. Agama yang di anut di RW 03 di mayoritas
agama islam.
20
3. 8 Sub Sistem
a. Lingkungan Fisik
Perumahan di wilayah RW 03 pada umumnya adalah bangunan
permanen dan semi permanen dengan menggunakan seng, dinding
tembok dan kayu, lantai rata-rata menggunakan keramik dan semen.
Adapun jarak antara rumah satu dengan yang lain sekitar (1/2-2
meter) bahkan ada yang berdempetan, dan sebagian besar rumah di
RW 03 mempunyai pekarangan dimanfaatkan dengan menanam pohon
pelindung dan bunga, namun ada juga yang tidak dimanfaatkan,
sedangkan untuk selokan sebagai saluran limbah sebagian besar
terbuka dan mengalir namun sebagian besar diantaranya membuang
limbah ke rawa-rawa walaupun ada juga yang membuat resapan
sendiri sebagai pembuangan limbah. Penduduk di RW 03 sebagian
masih ada yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah khusus,
ada yang dibakar dan juga ada yang ditimbun dan sedikit warga RW
03 memiliki hewan peliharaan. Di RW 03 juga mayoritas untuk tempat
pembuangan akhir (septictank) jaraknya ≥ 10 meter dari rumah.
Analisa :
1) Tidak adanya tempat khusus pembuangan sampah rumah tangga
yang biasanya di ambil oleh petugas kebersihan, ada juga warga
lebih memilih membakar dan menimbun sampah tepat di depan
rumah atau di dekat sekitar rumah.
2) Mayoritas untuk tempat pembuangan akhir (septcitank) jaraknya
>10m dari rumah.
3) Sebagian besar selokan sebagai saluran limbah terbuka dan
mengalir namun sebagian besar diantaranya membuang limbah ke
rawa-rawa.
Masalah Keperawatan :
Resiko terhadap penurunan derajat kesehatan pada masyarakat akibat
beberapa tempat yang kurang terawat dan kurangnya perhatian.
21
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Dari hasil windshield survey di RW 03 Pusat pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan oleh warga adalah dokter keluarga dan
puskesmas betungan yang terletak di Kelurahan betungan biasanya
digunakan untuk memantau status kesehatan terutama bayi, balita dan
ibu hamil. Tetapi ada juga sebagian dari masyarakat RW 03 lebih
memilih berobat ke praktek bidan. Apabila sakitnya berat, masyarakat
langsung berobat ke rumah sakit umum. Dengan demikian akan terjadi
potensial terhadap dukungan peningkatan derajat kesehatan.
c. Ekonomi
Di RW 03 pada umumnya kepala keluarga (KK) mempunyai
mata pencaharian sebagian besar adalah swasta, PNS dan buruh/tani .
Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan dari pendapatan kepala
keluarga (KK) dan anggota keluarga yang sudah bekerja berkisar >Rp.
1.800.000,00 – Rp.3. 000.000.00 / bulan, di RW 03 ini bukan hanya
kepala keluarga yang bekerja tetapi ibu rumah tangga (IRT), bahkan
anak mereka juga ada yang sudah bekerja. Dan di wilayah RW 03 ada
rumah penduduk yang memiliki warung-warung manisan. Dengan
adanya mata pencaharian yang tetap maka akan terjadi peningkatan
terhadap status kesehatan.
d. Keamanan dan Transportasi
Sarana dan transportasi yang biasa digunakan masyarakat
setempat umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan
roda 2 dan roda 4, sebagian besar lalu lintas diwilayah ini lancar, di
RW 03 juga terdapat pos kamling.
e. Politik dan Pemerintahan
Di wilayah RW 03 (RT 02, 03, 14, dan 26) dari observasi yang
dilakukan tidak terdapat sekretariat partai politik dan tidak ada terlihat
bendera partai politik.
22
f. Sistem Komunikasi
Dari Hasil observasi di RW 03, Masjid merupakan salah satu
pusat penyebaran informasi dan tempat berkumpul di RW 03 (RT 02,
03, 14, 26), Masyarakat RW 03 RT 02, 03, 14, 26) rata-rata
mempunyai handphone dan TV sebagai alat komunikasi
g. Pendidikan
Pada wilayah RW 03 Terdapat 2 buah sarana pendidikan yaitu
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sedangkan tingkat SD terdapat
sebuah sarana pendidikan yaitu SDN 78 Betungan. Tingkat pendidikan
penduduk RW 03 mayoritas tamat SMA.
h. Rekreasi
Di wilayah ini tidak ada tempat khusus rekreasi dan tidak ada
fasilitas rekreasi. Kegiatan rekreasi masyarakat RW 03 kel. Betungan
kota Bengkulu biasanya dilaksanakan pada hari libur dan hari raya.
Tempat rekreasi yang dikunjungi biasanya tidak jauh dari wilayah RW
03 kel. Betungan kota bengkulu yaitu wisata pantai panjang dan pusat
perbelanjaan, seperti : BIM dan Pantai panjang. Untuk tempat bermain
sehari-hari anak-anak biasanya bermain di halaman rumah yang mana
rumah warga tersebut berada di pinggir jalan raya dan lapangan,
apabila kurang pengawasan dari orang tua maka dapat terjadi resiko
cidera pada anak-anak.
4. Persepsi
a. Persepsi masyarakat
Ketua RT yang berada di Rw 03 mengatakan selama menjabat
sebagai ketua RT merasa senang karena masyarakat di kelurahan
Betungan ini berinteraksi sosial dengan baik dan dapat berkerja sama
untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang baik.
b. Persepsi mahasiswa
Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan di RW 03 Kelurahan
Betungan sebagian besar dapat dikatakan kurang baik untuk kesehatan
masyarakat karena kurang aktifnya kegiatan gotong royong, dan
23
mayoritas warga RW 03 tidak memiliki selokan saluran pembuangan
air limbah. Adapun sebagian lingkungan RW 03 Kelurahan Betungan
sangat mengkhawatirkan menimbulkan penyakit.
C. DATA UMUM
1. Data Umum
a. Distribusi penduduk berdasarkan umur
Frekuensi
No Umur (n=721)
1 BALITA (0-5 th) 46
2 ANAK (6-12 th) 72
3 REMAJA (13-24 th) 87
4 DEWASA (25-59 th) 485
5 LANSIA ≥ 60 th 31
4% 7%
10%
BALITA
ANAK
12% REMAJA
DEWASA
LANSIA
67%
24
Jenis Kelamin
49% 51% L
P
PENDIDIKAN
11% SD
26%
10% SMP
SMA
D3/S1
33%
20% TIDAK/BELUM
SEKOLAH
25
Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu SD (26%), SMP (20%),
SMA (33%), D3/S1 (10%), Tidak/Belum Sekolah (11%)
JENIS PEKERJAAN
5%
15%
5%
3% BURUH
PETANI
PNS
SWASTA
23% PENSIUNAN
IRT
30%
PELAJAR/MAHASISWA
2%
TIDAK BEKERJA
17%
26
AGAMA
2%
ISLAM
KRISTEN
98%
Pengambilan Keputusan
42%
SUAMI
ISTRI
SUAMI&ISTRI
51%
7%
27
3. Data Ekonomi
a. Distribusi penduduk berdasarkan pendapatan keluarga perbulan
No Pendapatan perbulan Frekuensi (N=185)
1 <Rp. 1.800.000 76
2 ≥ Rp. 1.800.000 109
Pendapatan
41% <Rp.
1.800.000
≥ Rp.
59% 1.800.000
Pengeluaran
34%
<Rp.
1.800.000
≥ Rp.
1.800.000
66%
28
banyak adalah ≥ Rp.1.800.000 sebanyak (66%) dan yang paling sedikit
adalah < Rp. 1.800.000 (34%).
4. Data kesehatan umum
a. Kematian Dalam 1 Tahun Terakhir
4
x 100 = 0,55
721
Dari data pengkajian komunitas di wilayah RW 03 (Rt 02, 03,
14, dan 26) Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
diperoleh proposi angka kematian 4 dari 721 jiwa adalah 0,55.
b. Kelahiran Dalam Setahun Terakhir
4
x 100 = 3,7
106
Dari data pengkajian komunitas di wilayah RW 03 (Rt 02, 03,
14, dan 26) Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
diperoleh Proposi angka kelahiran 4 dari 106 {jumlah pasangan usia
subur 97 + jumlah ibu hamil 2 + jumlah melahirkan ditahun (2020) 7}
jadi proporsi angka kelahiran adalah 3,7
29
5. Kondisi kesehatan umum
a. Pelayanan kesehatan
1) Sarana kesehatan yang paling dekat
No Sarana kesehatan terdekat Frekuensi (N=185)
1 Puskesmas 179
2 Rumah Sakit 1
3 Praktik Swasta 5
4 Balai Pengobatan 0
5 Polindes 0
Puskesmas
Rumah Sakit
Praktik Swasta
Balai Pengobatan
Polindes
179
30
Tempat Berobat Keluarga
Puskesmas
1% 0%
2% 0%
Rumah sakit
15%
2% Doker Praktik
swasta
Bidan/Perawat
Balai pengobatan
80% Polindes
Dukun
31
Transportasi
4% 4%
4%
Angkutan kota
Jalan kaki
Ojek
Lain-lain(Motor)
88%
Kebiasan sebelum
berobat
25%
34%
Beli obat bebas
Jamu
Lainya
Tidak ada
36% 5%
32
dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
Beli obat bebas (34%), Jamu (5%), Lain-lain (36%), Tidak ada
(25%).
Pendanaan kesehatan
keluarga
10%
6% BPJS
0%
Dana sehat
JPS/Askin/Jamkes
mas
Umum
84%
33
5 Malaria 3
6 ISPA 0
7 DBD 0
Lainya: cacar,
8 cacingan 19
Penyakit menular
17%
Batuk pilek
0%
0% Asma
3% TB
2%
Diare
0%
Malaria
4%
ISPA
DBD
74%
Lainya
34
Penyakit tidak menular
2%
14% Typhoid
39% Asam urat
Rematik
13%
Hipertensi
Lainya
14% Tidak ada
18%
7) Kebiasaan Merokok
a) Merokok
No Kebiasaan merokok Frekuensi (N=721)
1 Merokok 108
2 Tidak merokok 613
Merokok
15%
Merokok
Tidak merokok
85%
35
Bengkulu yang paling banyak adalah tidak Merokok (85%) dan
yang paling sedikit adalah merokok (15%).
b) Jenis rokok
No Jenis rokok Frekuensi (N=108)
1 Filter 105
2 Kretek 3
3 Lintingan 0
4 Elektrik 0
Jenis rokok
3% 0% 0%
Filter
Kretek
Lintingan
Elektrik
97%
36
Kesehatan jiwa
1%
Gangguan jiwa
Tidak gangguan jiwa
99%
Gangguan jiwa
0%
Schizoprenia
Minum obat
50% 50%
teratur
Dipasung atau
tidak
37
Dari diagram diatas didapatkan bahwa Distribusi
Penduduk Bedasarkan Gangguan jiwa di RW 03, RT 02, 03,
14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu Schizoprenia (50%), Minum obat (50%),Dipasung
atau tidak (0%).
rawat inap
Tidak rawat inap
99%
38
2 Semi permanen 10
3 Tidak permanen 2
Tipe Rumah
5% 1%
Permanen
Semi permanen
Tidak permanen
94%
Kepemilikan Rumah
8% 2%
Milik sendiri
Numpang
Sewa
90%
39
3) Jenis lantai
No Jenis lantai Frekuensi (N=185)
1 Tanah 1
2 Papan 1
3 Keramik 119
4 Semen 64
Jenis lantai
1%
35% Tanah
Papan
Keramik
Semen
64%
4) Sistem ventilasi
No Jendela Frekuensi (N=185)
1 Dipergunakan 181
2 Tidak dipergunakan 4
3 Tidak ada 0
40
Sistem ventilasi
2% 0%
Dipergunakan
Tidak
dipergunakan
Tidak ada
98%
Pencahayaan
4% 1%
Terang
Remang-
remang
Gelap
95%
41
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang
Terang (95%), Remang-remang (4%), Gelap (2%).
Jarak rumah
8%
39%
Bersatu
Dekat
Terpisah
53%
42
Halaman rumah
11%
9% Dimanfaatkan
Tidak
dimanfaatkan
Tidak ada
80%
Pemanfaatan perkarangan
9%
0% 3%
Pohon pelindung
0%
38% Bunga
Toga
Kolam
Kandang
43
yang Pohon pelindung (38%), Bunga (50%), Toga (0%), Kolam
(0%), Kandng (3%), Tidak dimanfaatkan (9%).
Sumber air
0% 0% 9%
PAM
Sumur
Air Sungai
Air mineral
91%
44
Pengolahan air minum
7%
Dimasak
Tidak Dimasak
93%
PAM
Sumur
Air sungai
93%
45
Dari diagram diatas didapatkan bahwa Distribusi Penduduk
Bedasarkan Sumber air mandi & Mandi di RW 03, RT 02, 03, 14,
dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
PAM (7%), Sumur (93%), Air sungai (0%).
<10 meter
>10 meter
99%
46
Tempat penampungan air
sementara
10%
6%
Bak
Ember
Gentong
40%
Tertutup
Terbuka
60%
47
yang paling banyak adalah Terbuka sebanyak (60%) dan yang
paling sedikit adalah Tertutup sebanyak (40%).
Membersihkan bak
0%
18%
82%
8) Kondisi air
No Frekuensi
Kondisi air (N=185)
1 Berwarna 1
2 Berbau 1
3 Berasa 0
4 Tidak berasa,tidak berwarna, tidak berbau 183
48
Kondisi air
1%
1% 0%
Berwarna
Berbau
Berasa
Tidak berasa,tidak
berwarna, tidak
berbau
98%
49
pembuangan sampah
3%
21% tempat pembuangan
umum
disungai
0%
ditimbun
5%
dibakar
71%
di sembarang tempat
ada
tidak ada/sembarang
99%
50
3) Kondisi tempat penampungan sampah sementara
No Kondisi penampungan Frekuensi (N=185)
1 Terbuka 156
2 Tertutup 29
terbuka
tertutup
84%
51
jarak tempat penampungan
sampah dengan rumah
39%
61%
dibiarkan berserakan
ditimbun
89%
52
02, 03, 14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu yang Dibaiarkan berserakan (89%) Ditimbun (11%).
31%
42%
kurang dari 3 bulan
sekali
lebih dari 3 bulan sekali
tidak pernah
27%
53
kebiasaan keluarga buang air
besar
0% 0%
wc
sungai
sembarang tempat
100%
54
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan jenis jamban yang digunakan di RW 03, RT 02, 03,
14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
jamban cemplung (0%), jamban wc duduk (14%), jamban leher
angsa (86%) dan Jamban lain-lain (0%).
3) Frekuensi membersikan WC
NO Membersihkan WC Frekuensi (N=185)
1 setiap hari 116
2 kadang-kadang 69
3 tidak pernah 0
frekuensi membersihkan wc
0%
37%
setiap hari
kadang-kadang
tidak pernah
63%
55
sistem pembuangan tinja
0%
0% 0%
septic tank
sungai
kolam
lain-lain
100%
21%
resapan
selokan/got
sungai/kolam
sembarang tempat
51%
27%
56
03, 14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu yang resapan (21%), selokan/got (27%), sungai/kolam
sebanyak (51%) dan yang paling sedikit adalah sembarang tempat
sebanyak (1%).
90%
h. Hewan peliharaan
1) Kepemilikan hewan peliharaan di rumah
No Hewan peliharaan Frekuensi (N=185)
1 ada (sebutkan) 73
2 tidak ada 112
57
hewan peliharaan
39%
ada (sebutkan)
tidak ada
61%
2) Letak kandang
No Letak kandang Frekuensi (N=73)
1 dalam rumah 12
2 luar rumah 61
letak kandang
16%
dalam rumah
luar rumah
84%
58
3) Jarak kandang
No Jarak kandang Frekuensi (N=73)
1 kurang dari 5 meter 42
2 lebih dari 5 meter 31
jarak kandang
42%
59
4) Kondisi kandang
No Kondisi kandang Frekuensi (N=73)
1 Terawat 62
2 tidak terawat 11
kondisi kandang
15%
terawat
tidak terawat
85%
48% 52%
ya
tidak
60
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang Ya
(52%) dan yang Tidak (48%).
b. PMS
No Tempat pembuangan Frekuensi (N=28)
1 Keputihan 20
2 rasa gatal pada kemaluan 4
3 keluhan buang air kecil 4
4 masalah hubungan seksual 0
0% PMS
14%
keputihan
61
pasangan usia subur yang menjadi
aseptor KB
33%
ya, menggunakan KB
tidak menggunakan KB
67%
Jenis kontrasepsi
1% 1% 2% 1% IUD
9%
12% suntik
pil
susuk
tubektomi
kalender
74% kondom
62
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan di RW 03, RT 02, 03,
14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
yang KB IUD (9%), KB Suntik (74%), KB pil (12%), KB susuk (1%),
KB tubektomi (1%), KB kondom (1%) dan KB kalender (2%).
ya, hamil
tidak hamil
99%
f. Usia kehamilan
No Usia kehamilan Frekuensi (N=2)
1 trimester 1 0
2 trimester 2 1
3 trimester 3 1
4 diagnosa ibu 0
63
usia kehamilan
0%
trimester 1
50% trimester 2
50%
trimester 3
g. Frekuensi kehamilan
No Kehamilan keberapa Frekuensi (N=2)
1 I 0
2 II 2
3 III 0
4 lebih dari III 0
frekuensi kehamilan
0%
0% 0%
I
II
III
lebih dari III
100%
64
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang II
sebanyak (100%) dan yang I, III dan >III sebanyak (0%).
100%
65
jarak kehamilan sekarang dengan
yang terakhir
0%
100%
puskesmas
bidan
posyandu
tidak pernah
100%
66
26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang
Bidan (100%) dan yang puskesmas, posyandu dan tidak pernah
masing-masing (0%).
2 kali
4 kali atau lebih
100%
67
imunisasi tetanus taksoid
(TT)
0% 0%
lengkap
tidak lengkap
tidak imunisasi
100%
diminum
setiap hari
kadang-kadang
tidak pernah
100%
68
setiap hari (100%) dan yang kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak
(0%).
69
jumlah balita
25%
ya tergolong balita
tidak tergolong balita
75%
b. Umur balita
No Umur balita Frekuensi (N=46)
1 0-12 bulan 4
2 1-5 tahun 42
umur balita
9%
0-12 bulan
1-5 tahun
91%
70
c. Kebiasaan posyandu
No Kebiasaan ke posyandu Frekuensi (N=46)
1 ke posyandu 46
2 tidak keposyandu 0
kebiasaan ke posyandu
0%
ke posyandu
tidak keposyandu
100%
d. Status imunisasi
No Status imunisasi Frekuensi (N=46)
1 Lengkap 46
2 tidak lengkap 0
status imunisasi
0%
lengkap
tidak lengkap
100%
71
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan status imunisasi di RW 03, RT 02, 03, 14, dan 26
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang lengkap
(93%) dan yang tidak lengkap (0%).
72
kartu menuju sehat
0%
ya memiliki
tidak memiliki
100%
hijau
diatas hijau
di bawah titi-titik
dibawah merah
100%
73
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan hasil penimbangan balita di RW 03, RT 02, 03, 14, dan 26
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang hijau
(100%) dan yang diatas hijau, dibawah titik dan dibawah merah (0%).
gizi baik
gizi kurang
gizi buruk
100%
74
kondisi makan balita
0%
9%
selalu habis
tidk habis
malas makan
91%
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan kondisi makan balita di RW 03, RT 02, 03, 14, dan 26
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang selalu
habis (91%), yang tidak habis (9%) dan yang malas makan sebanyak
(0%).
75
jenis makanan balita
0%
11%
89%
76
kondisi makan anak sekolah
3%
5%
selalu habis
tidak habis
malas makan
92%
93%
77
26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang
adalah nasi, sayur dan lauk pauk (93%), nasi+sayur (6%) dan yang
paling sedikit adalah nasi dan lauk (1%).
c. Masalah gigi pada anak
No Masalah gigi pada anak Frekuensi (N=72)
1 caries dentis 49
2 tidak caries dentis 23
32%
caries dentis
tidak caries dentis
68%
78
frekuensi gosok gigi anak
0%
15%
1 kali sehari
2 kali sehari
tidak pernah
85%
pemeriksaan gigi
26%
74%
79
f. Kebiasaan jajan anak
No Kebiasaan jajan anak Frekuensi (N=72)
1 jajanan terbuka di sekolah 31
2 Coklat 39
3 Permen 24
4 Tidak 7
permen
tidak
38%
10. Remaja
a. Kegiatan remaja saat ini
No Kegiatan remaja Frekuensi (N=87)
1 Sekolah 82
2 Bekerja 5
3 pengangguran 0
80
kegiatan remaja saat ini
0%
6%
sekolah
bekerja
pengangguran
94%
olahraga
lain-lain: Game
online
57%
81
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan kegiatan remaja diluar sekolah di RW 03, RT 02, 03, 14,
dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang
keagamaan (7%), karang taruna (0%), yang olahraga (57%) dan yang
lain-lain: game online (0%).
41% msuk/TV
12%
olahraga
rekreasi
1%
keagamaan
9%
kumpul dengan teman
lainnya
24%
d. Kebiasaan remaja
No Kebiasaan remaja Frekuensi (N=87)
1 Merokok 6
2 Alcohol 0
82
3 narkoba 0
4 Lainnya : Suplemen 2
5 tidak ada 79
kebiasaan remaja
7% 0% 0%
2%
merokok
alkohol
narkoba
lainnya
tidak ada
91%
83
kegiatan remaja di masyarakat
12% 0%
34%
pernah
tidak pernah
63%
84
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan kespro dan seks bebas di RW 03, RT 02, 03, 14, dan 26
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang pernah
(63%) dan yang tidak pernah (37%).
NAPZA
37%
pernah
tidak pernah
63%
85
HIV/AIDS
32%
pernah
tidak pernah
68%
11. Lansia
a. Keluhan lansia
No Keluhan lansia Frekuensi (N=31)
1 ada keluhan 31
2 tidak ada keluhan 0
keluhan lansia
0%
ada keluhan
tidak ada keluhan
100%
86
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang ada
keluhan (100%) dan yang tidak ada keluhan (0%).
b. Menopause
No Menopause Frekuensi (N=31)
1 ada keluhan 8
2 tidak ada keluhan 23
menopause
26%
ada keluhan
tidak ada keluhan
74%
87
Penyakit yang diderita lansia
7% 0%
16% asma
32%
TB
hipertensi
0%
DM
rematik
katarak
6% lain-lain
39%
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan jenis penyakit yang diderita lansia di RW 03, RT 02, 03,
14, dan 26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
yang asma (7%), TB (0%), hipertensi (16%), DM (0%), rematik
(39%), katarak (6%) dan lain-lain (32%).
penanganan penyakit
lansia
35%
sarana
kesehatan
non-medis
diobati sendiri
55%
10%
88
Dari diagram diatas didapatkan bahwa distribusi penduduk
berdasarkan penanganan penyakit lansia di RW 03, RT 02, 03, 14, dan
26 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang
sarana kesehatan sebanyak (55%), yang non-medis sebanyak (10%),
dan yang diobati sendiri (35%).
89
f. Penggunaan waktu senggang
No Penggunaan waktu senggang Frekuensi (N=31)
1 Berkebun 9
2 Rekreasi 1
3 senam lansia 3
4 membaca/nonton TV 12
5 lain-lain 6
29%
berkebun
rekreasi
senam lansia
membaca/nonton TV
3% lain-lain
39%
10%
90
kebutuhan akan posyandu lansia
0%
perlu dibentuk
tidak perlu dibentu
100%
91
ANALISA DATA
92
2. Ds : Kurang terpapar Defisit
- Masyarakat informasi pengetahuan
mengatakan mayoritas tentang Caries
anak usia sekolah dentis
mengalami caries
dentis
Do :
- Masyarakat menunjukan
perilaku tidak sesuai anjuran
Hasil Angket :
- Dari hasil angket yang
didapatkan 68% anak
usia sekolah
mengalami cariesdentis
- Dari hasi angket yang
didapatkan 15% anak
usia sekolah
menggosok gigi 1 kali
sehari
- Dari hasil angket yang
di dapatkan 74% anak
usia sekolah tidak
perna melakukan
pemeriksaan gigi
- Dari hasil angket yang
di dapatkan 31 % anak
usia sekolah jajan janan
terbuka,38 % coklat
dan sebayak 24% jajan
permen di rw 03
betungan
3. Ds: Kurang terpapar Defisit
- Masyarakat informasi pengetahuan
mengatakan mayoritas tentang NAPZA
anak remaja tidak
pernah mendapatkan
edukasi tentang
NAPZA
Do:
- remaja menunjukan
presepsi yang keliru
terhadap NAPZA
93
Hasil Angket :
- Dari hasil angket yang
di dapatkan 63% anak
usia remaja mengaku
tidak pernah
mendapatkan
pengetahuan tentang
NAPZA dirumah
maupun disekolah dan
lingkunganya.
94
1
PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Defisit kesehatan 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 53 Keterangan Kriteria :
komunitas tentang SPAL a. Sesuai dengan peran perawat
dibuktikan dengan sebesar: komunitas
1. Sebanyak (98%) dari b. Resiko terjadi
263 KK memiliki c. Resiko parah
Ventilasi dan d. Potensial untuk penkes
digunakan yang tidak e. Minat masyarakat
ada sebanyak (0%).
2. Sebanyak 2% f. Kemungkinan dapat diatasi
Memiliki pencahayaan g. Relevan dengan program
rumah yang gelap, dan h. Tersedianya tempat
4% dari 263 KK i. Tersedianya waktu
pencahayaan remang- j. Tersedianya dana
remang. k. Tersedianya fasilitas
3. Sebanyak 1% dari 263 l. Tersedianya sumber daya
KK yang jarak septick
tank nya <10m dan Keterangan pembobotan :
selebihnya berjarak 1. Sangat rendah
>10 m sebanyak 2. Rendah
(99%).
3. Cukup
4. Sebanyak 60% dari 4. Tinggi
263 KK tempat 5. Sangat tinggi
penampungan air
1
terbuka. Sebanyak
99% dari 263 KK
kondisi air tidak
berwarna, berasa dan
berbau.
5. Sebanyak hanya 18%
dari 263 KK
membersikan Tempat
Penampungan Air dan
Bak Mandi lebih dari 1
minggu sekali, Dan
yang membersihkan
bak mandi kurang dari
seminggu satu kali
mencapai 82% dari
263 KK.
6. Sebanyak 3% dari 263
KK membuang
sampah di sembarang
tempat dan 0%
membuang sampah
disungai.
7. Sebanyak 84% dari
263 KK tempat
penampungan sampah
terbuka. Sebanyak
39% dari 263 kk
tempat penampungan
2
sampah kurang dari 5
meter.
8. Sebanyak 11% dari
263 KK dibiarkan
berserakan
9. Sebanyak 21% dari
263 kk SPAL
menggunakan resapan,
dan 51%
sungai/kolam.
10. Sebanyak 27% dari
263 KK selokan/got.
Dan yang membuat
kesembarang tempat
hanya 1%
2. Defisit pengetahuan 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 52 Keterangan Kriteria :
tentang karies dentis a. Sesuai dengan peran perawat
dibuktikan dengan komunitas
1. Sebanyak 68% anak b. Resiko terjadi
usia sekolah c. Resiko parah
mengalami caries d. Potensial untuk penkes
dentis. 15% dari anak e. Minat masyarakat
usia sekolah f. Kemungkinan dapat diatasi
menggosok gigi 1x g. Relevan dengan program
sehari. h. Tersedianya tempat
2. Sebanyak 74 % anak i. Tersedianya waktu
usia sekolah tidak j. Tersedianya dana
pernah melakukan k. Tersedianya fasilitas
3
pemeriksaan gigi. l. Tersedianya sumber daya
3. Sebanyak 31% anak
usia sekolah jajan Keterangan pembobotan :
jajanan terbuka, 38% 1.Sangat rendah
jajan coklat dan 2. Rendah
sebanyak 24% jajan 3. Cukup
permen. 4. Tinggi
5. Sangat tinggi
Keterangan pembobotan :
1.Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
5
PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Ds : D.0111 1. Defisit pengetahuan L.12111 Luaran utama: I.1247 Promosi Perilaku Upaya
- Masyarakat mengatakan tentang SPAL berhubungan Setelah dilakukan intervensi 2 Kesehatan
jarang ada kegiatan gotong dengan kurang terpapar keperawatan selama 1 Edukasi:
royong bahkan tidak pernah informasi d.d masyarakat pertemuan, Tingkat 1. Anjurkan menggunakan
ada mengatakan jarang ada Pengetahuan meningkat : air bersih
Do : kegiatan gotong royong Kriteria hasil : 2. Anjurkan memberantas
- Tampak selokan yang kurang bahkan tidak pernah ada, 1. Prilaku sesuai jentik dirumah seminggu
efektif karena ada beberapa Tampak selokan yang anjuran meningkat (5) sekali.
rumah yang membuang kurang efektif karena ada 2. Prilaku sesuai I.1135 Pemberian informasi
limbahnya ke selokan namun beberapa rumah yang dengan pengetahuan 8 perilaku upaya kesehatan
pembuangan terakhir di rawa membuang limbahnya ke meningkat (5) via media cetak (leaftlet).
atau sungai, ada juga yang selokan namun 3. Persepsi yang keliru
sembarangan pembuangan terakhir di terhadap masalah menurun
6
- Tampak sebagian warga rawa atau sungai, ada juga (5) Promosi kebersihan
kurang menunjukkan sikap yang sembarangan, tampak Edukasi:
adaptif akan pentingnya sebagian warga kurang 3. Jelaskan manfaat
selokan menunjukkan sikap adaptif kebersihan bagi
Hasil Angket : akan pentingnya selokan kesehatan.
- Dari hasil angket yang di untuk kategori tempat Pemberian informasi
pembuangan limbah promosi kebersihan via
dapatkan untuk kategori
media cetak(poster).
tempat pembuangan limbah sungai/ kolam paling tinggi
yaitu 51% dan untuk
sungai/ kolam paling tinggi
kegiatan gotong royong
yaitu 51%
sangat jarang dilakukan
- Dari hasil angket yang
bahkan tidak pernah
didapatkan untuk kegiatan
sebanyak 31 %
gotong royong tidak pernah
sebanyak 31 %
Ds : D.0111 2. Defisit pengetahuan L.12111 Setelah dilakukan intervensi I.1238 Edukasi kesehatan
- Masyarakat mengatakan tentang Caries dentis keperawatan selama 1 3 Observasi
mayoritas anak usia b.d kurang terpapar pertemuan, Tingkat 4. Identifikasi kemampuan
sekolah mengalami caries pengetauan meningkat : menerima informasi
informasi d.d
7
dentis Masyarakat Kriteria hasil : 5. Identifikasi faktor-faktor
8
gigi dapatkan 74% anak Pemberian brosur
- Dari hasil angket yang di usia sekolah tidak tentang kesehatan gigi
dapatkan 31 % anak usia perna melakukan dan mulut serta
sekolah jajan janan pemeriksaan gigi, pemberian sikat gigi
terbuka,38 % coklat dan dari hasil angket yang
sebayak 24% jajan permen di dapatkan 31 %
di rw 03 betungan. anak usia sekolah
jajan janan
terbuka,38 % coklat
dan sebayak 24%
jajan permen di rw 03
betungan
9
Ds : D.0111 3. Defisit pengetahuan L.12111 Setelah dilakukan intervensi I.1238 Edukasi kesehatan
- Masyarakat mengatakan tentang NAPZA b.d keperawatan selama 1 3 Observasi
mayoritas anak remaja kurang terpapar pertemuan, Tingakat 1. Identifikasi kemampuan
10
lingkunganya. Penyuluhan secara
online tentang NAPZA
melalui webinar
Pembagian leaflet via
online (whatsapp)
11
5. Planning of Action (POA)
12
dari 263 KK
pencahayaan
remang-remang.
c. 263 KK
membersikan
Tempat
Penampungan
Air dan Bak
Mandi lebih dari
1 minggu sekali
d. Dan yang
membersihkan
Sebanyak 1%
dari 263 KK
yang jarak
septick tank nya
<10m dan
selebihnya
berjarak >10 m
13
sebanyak (99%).
e. Sebanyak 60%
dari 263 KK
tempat
penampungan
air terbuka
f. Sebanyak 99%
dari 263 KK
kondisi air tidak
berwarna,
berasa dan
berbau.
g. Sebanyak
hanya 18% dari
bak mandi
kurang dari
seminggu satu
kali mencapai
82% dari 263
14
KK.
h. Sebanyak 3%
dari 263 KK
membuang
sampah di
sembarang
tempat dan 0%
membuang
sampah disungai
i. Sebanyak 84%
dari 263 KK
tempat
penampungan
sampah terbuka
j. Sebanyak 39%
dari 263 kk
tempat
penampungan
sampah kurang
15
dari 5 meter k.
Sebanyak 11%
dari 263 KK
dibiarkan
berserakan
k. Sebanyak 21%
dari 263 kk
SPAL
menggunakan
resapan, dan
51%
sungai/kolam.
Sebanyak 27%
dari 263 KK
selokan/got.
Dan yang
membuat
kesembarang
tempat hanya
16
1%
17
permen
di RW 03 betungan
kecamatan selebar
3 Defisit pengetahuan - Penyuluhan Meningkatkan Anak usia Mahasiswa RW 03, Dosen
tentang NAPZA secara online pengetahuan remaja remaja Kamis, 14 pembimbing
dibutikan dengan tentang tentang NAPZA Januari, dan
sebesar : NAPZA 2021. Mahasiswa
a. 63% dari 87 melalui pukul
remaja tidak webinar 10.00 s.d
pernah - Pembagian selesai
mendengar leaflet via
tentang NAPZA online
(whatsapp)
18
DOKUMENTASI SITUASI PENGKAJIAN KOMUNITAS (SPAL, CARIES
DENTIS, NAPZA)
1. Kondisi SPAL di RW 03
2. Kondisi gigi berlubang pada anak di RW 03
PRE PLANNING
MUSYAWARAH MASYARAKAT KELURAHAN 1
DI RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) KELURAHAN BETUNGAN
KECAMATAN SELEBAR
KOTA BENGKULU
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama 1 minggu di wilayah RW 03
(RT 02, 03, 14 & 26) pada pertemuan hari ini kami mengadakan Musyawarah
Masyarakat Kelurahan I pada tanggal 23 Desember 2020. Untuk
mendapatkan data yang lebih valid diperlukan format pengkajian keperawatan
komunitas yang disusun dalam bentuk kuesioner format wawancara dan
observasi yang merupakan alat bantu dalam mengkaji ancaman kesehatan
masyarakat di RW 03 ini sebagai tindak lanjut dari penyusunan format
pengkajian keperawatan komunitas tersebut telah dilakukan pengumpulan data
kesehatan dimasyarakat untuk kemudian dianalisa. Dari hasil analisa tersebut
akan dipresentasikan pada masyarakat untuk dicarikan solusinya.
Adapun tujuan dari presentasi hasil analisa data ini adalah untuk
memperkenalkan tujuan dari stase komunitas prodi ners STIKes Tri Mandiri
Sakti Bengkulu di RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan Kec.
Selebar Kota Bengkulu.
Rencana tindakan tersebut tentu tidak akan dapat teratasi tanpa adanya
dukungan dan kerja sama yang baik dari masyarakat dari setiap rencana yang
akan dijalankan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK I)
diharapkan masyarakat dan mahasiswa dapat mengetahui masalah
kesehatan dan telah di RW 03 (RT 02, 03,14 & 26) Kelurahan Betungan,
Kec. Selebar Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK)
diharapkan masyarakat dan mahasiswa mampu:
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik/Judul Kegiatan
Judul kegiatan ini adalah “Sosialisasi Dengan Aparat Pembimbing
Akademi Dan Co Puskesmas Di Stikes Tri Mandiri Sakti Kota Bengkulu”.
Serta presentasi hasil penyebaran kuesioner (MMK) di RW 03 (RT 02,
03,14 & 26) Kelurahan Betungan Kec. Selebar Kota Bengkulu.
2. Sasaran/target
a. Sasaran : Masyarakat RW 03 (RT 02, 03,14 & 26) Kelurahan betungan
Kec. Selebar Kota Bengkulu.
b. Target:
- Ketua RW beserta ketua-ketua kelompok
- Tokoh masyarakat
- Tokoh agama
- Penggerak PKK
- Tokoh pemuda
- Kader Kesehatan
- Organisasi kemasyarakatan (LPM)
- Masyarakat
3. Metode
Presentase, ceramah, diskusi dan Tanya jawab
4. Media dan
Alat
a. Laptop
b. LCD
c. Mikrofon
d. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 23 Desember 2020
Jam : 13.00 WIB s/d selesai (ba’da zuhur)
Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Kelurahan I (MMK I)
Tempat : STIKES Tri Mandiri Sakti Kota Bengkulu
e. Setting Tempat
Keterangan :
: audient :
f. Susunan Acara
No ACARA METODE WAKTU
Co Puskesmas
8 Penutup 5 menit
g. Uraian Tugas
Persiapan
1) Penanggung Jawab :
Bpk. Muhammad Juanda, S. Sos Kepala Kelurahan
Betungan Kecamatan Selebar
Ayu Nabilla Azaara, S. Kep Ketua Kelompok Praktek
Profesi Komunitas
Tugas : mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan
pertemuan masing-masing kelompok di RW 03
2) Pembawa Acara : Exwan Aryanto,S. Kep
Tugas :
Membuaka Acara
Menjelaskan pelaksanaan kegiatan
Membuat kontrak waktu
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menyerahkan jalannya musyawarah kepada moderator
Menutup acara
3) Moderator : Zul Akaram Putra, S. Kep
Tugas :
Memimpin jalannya musyawarah
Mengarahkan alur musyawarah
4) Presenter : Zulfikar, S. Kep
Tugas :
Menyajikan jasil penyebaran kuesioner dalam
pertemuan
5) Notulen/observer : Riska Yuliyanti, S. Kep
Tugas :
Mengamati proses kegiatan dari awal sampai akhir
Mencatat pelaksanaan dan hasil musyawarah
(petemuan)
Membuat laporan hasil pelaksanaan musyawarah
tingkat RW
6) Pembaca Do’a : Andri Munawar, S. Kep
7) Fasilitator :
Yuriza Supriani S. Kep
Iin setiawati S. Kep
Ayu Nabilla Azaara S. Kep
Pera Daniarti S. Kep
Harti Monica S. Kep
Tugas :
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama
jalannya musyawarah
2) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama
pertemuan
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 75% dari undangan dapat menghadiri pertemuan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
d. Pre planning telah disetujui oleh dosen pembimbing
e. Melakukan koordinasi dengan lurah
f. Melakukan koordinasi puskesmas
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. 75 % dari undangan hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.
d. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya kegiatan.
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat mampu menerima sebagai mahasiswa stase komunitas
prodi ners STIKes Tri Mandiri Sakti Bengkulu RW 03 (RT 02, 03, 14
& 26) Kelurahan Betungan Kec. Selebar Kota Bengkulu.
b. Masyarakat mampu menjelaskan tujuan tentang stase komunitas prodi
ners STIKes Tri Mandiri Sakti Bengkulu RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26)
Kelurahan Betungan Kec. Selebar Kota Bengkulu.
I. TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan Winshield Survey dilaksanakan pada tanggal 10-15 Desember
2020 dan dilakukan pengumpulan data dan kemudian dilakukan persiapan
preplanning dan mengkonsultasikan pada pembimbing akademik tanggal 16,
18 dan 21 Desember 2020 sebelum MMK 1 dan 2.
Persiapan penyajian, meliputi persiapan materi (Hasil Winshield Survey),
tempat dan alat-alat lainnya seperti (LCD, surat peminjaman alat, dll) yang
dilakukan oleh semua anggota kelompok sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing.
Menyiapkan undangan 2 hari sebelum acara.
Menyebarkan undangan kepada Pimpinan Puskesmas/CI Klinik,
Pembimbing Akademik.
Meminta izin dengan pihak kampus STIKES Tri Mandiri Sakti (Kepala
BAU).
Memastikan kembali tempat, waktu kegiatan serta yang diundang.
II. TAHAP PELAKSANAAN
Acara diadakan di Gedung Burniat Kesmas STIKES Tri Mandiri Sakti pukul
13.00 wib, acara dilaksanakan sesuai dengan jam yang telah ditentukan.
yang menghadiri pada kegiatan sebanyak 16 orang.
Kata sambutan dari ketua kelompok praktek keperawatan komunitas dapat
dilakukan.
Kata sambutan pembimbing akademik program studi profesi ners STIKes
Tri Mandiri Sakti dilaksanakan.
Kata sambutan perwakilan dari Puskesmas tidak dapat dilakukan karena
kepala puskesmas ada kegiatan, beliau untuk tidak ada kata sambutan
tersebut.
Mahasiswa terlibat dalam acara pertemuan dan telah berperan sesuai dengan
tanggung jawab yang teah diberikan seperti sebagai pembawa acara,
presenter, moderator, observer, fasilitator.
Selama pelaksanaan, suasana tenang, dan para undangan sangat antusias dan
aktif dalam memberikan saran dan pendapatnya.
Para undangan yang hadir mengikuti acara dari awal sampai akhir.
Waktu acara berlangsung dari awal sampai akhir lebih kurang 1 jam.
IV. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Undangan hadir sebanyak 16 orang.
Tempat sesuai dengan perencanaan
Peran dan fungsi masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian tugas
yang telah ditetapkan bersama baik sebagai penanggung jawab,
moderator, presenter, fasilitator, dan observer.
2. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan MMK I dan 2 sesuai dengan perencanan, hanya CI
Klinik yang tidak datang pada undangan MMK 1 dan 2 ini karena hal
yang harus diselesai.
Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yaitu
berjumlah 16 orang
Sebagian audient tampak antusias bertanya.
Jumlah audiens yang bertanya sebanyak 3 orang
3. Evaluasi Hasil
Hasil kuesioner telah tersampaikan kepada masyarakat RW 03 yaitu RT
02, RT 03, RT 14, dan RT 26. Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu.
Masyarakat telah mengetahui masalah kesehatan yang ada di RT 02, RT
03, RT 14, dan RT 26. Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
Masyarakat dan mahasiswa sudah menyusun prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan di RT 02, RT 03, RT 14, dan RT 26. (RW
03) Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
Mahasiswa telah merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat di RT 02, RT 03, RT 14, dan RT 26. (RW 03).
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
DOKUMENTASI
(pembawa acara )
(moderator meminpin jalannya musyawarah)
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik/Judul Kegiatan
Judul kegiatan ini adalah “Pembagian Poster Dan Leaflet di RW 003 RT
02, 03, 14, 26 di Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kabupaten Kota
Bengkulu.
2. Sasaran/target
Sasaran : Masyarakat RW 003 RT 02, 03, 14, 26 di Kelurahan Betungan
Kecamatan Selebar Kabupaten Kota Bengkulu,
3. Metode
Demonstrasi
4. Media dan Alat
a. Poster dan leaflet
b. Waktu dan Tempat
Waktu : Senin, 28 Desember 2021
Jam : 15:00 WIB - Selesai
c. Kegiatan : Pembagian Poster dan leaflet
Tempat : Wilayah RW 003 RT 02, 03, 14, 26 Kelurahan
Betungan
Pengorganisasian
d. Uraian tugas
Persiapan
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Poster dan leaflet dituju ke warga RW 003 RT 02, 03, 14, 26
b. Poster dan leaflet tersedia untuk warga sebanyak 185 KK
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. 100% masyarakat menerima pembagian Poster dan leaflet
c. Tidak ada masyarakat yang tidak menerima serbuk Poster dan leaflet
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat dan mahasiswa mampu mengatasi masalah kesehatan
yang terdapat di RW 003 RT 02, 03, 14, 26 di Kelurahan Betungan
Kecamatan Selebar Kabupaten Kota Bengkulu.
Kelompok 1
LAPORAN HASIL
PEMBAGIAN POSTER DAN LEAFLET DI RT 02, 03, 14, 26 DAN RW 003 (RT 02,
03, 14 DAN 26) KELURAHAN BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR, KOTA
BENGKULU
SENIN, 28 DESEMBER 2020
Nama acara : Pembagian poster dan leaflet tentang saluran pembuangan air limbah
(SPAL)
Hari / Tanggal : Senin, 28 Desember 2020
Waktu : 15:00 s/d selesai
Tempat : Rw 03 (Rt 02, 03, 14, 26)
I. Tahap Persiapan
Mempersiapkan preplanning dan mengkonsultasikan pada pembimbing akademik 3
hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pembuatan video edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut.
Persiapan penyajian meliputi, media dan alat-alat lainnya seperti (Leaflet, Brosur,
Poster, video edukasi dan sikat gigi anak) yang dilakukan oleh semua anggota
kelompok sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
II. Pelaksanaan
Acara dimulai jam 15:30 WIB dimulai dari puskesmas betungan..
Peserta adalah semua warga di Rw 03 (Rt 02, 03, 14, 26).
Mahasiswa dibagi empat kelompok yang bertangung jawab atas RT nya masing-
masing.
Mahasiswa terlibat dalam kegiatan dan telah berperan sesuai tanggung jawab dan
jadwal kegiatan masing-masing anggota.
Selama pelaksanaan peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan dari
mahasiswa.
Kegiatan
Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan Audien
Pelaksanaan
15:30- Pembagian kelompok mahasiswa. Mengikuti kegiatan
17:30 Pembagian poster tentang kesehatan dari mahasiswa.
SPAL.
Pembagian leaflet tentang kesehatan
SPAL.
Pembagian brosur tentang kesehatan
gigi dan mulut.
Pembagian sikat gigi gratis.
Pembagian video edukasi tentang
kesehatan gigi dan mulut.
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta mengikuti semua kegiatan dari mahasiswa.
Tempat sesuai dengan yang direncanakan.
Peran dan fungsi masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan bersama.
2. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang di
tentukan.
Peserta yang mengikuti pemeriksaaan kesehatan adalah sebagian warga RW 03
yang ada dirumah.
Warga tampak antusias mengikuti kegiatan dari mahasiswa.
3. Evaluasi Hasil
Semua warga mengikuti kegiatan dari mahasiswa dan menerima dengan baik
informasi yang disampaikan oleh mahasiswa tentang kesehatan saluran
pembuangan air limbah (SPAL) dan kesehatan gigi dan mulut pada anak.
DOKUMENTASI PEMBAGIAN POSTER DAN LEAFLET
A. PUSKESMAS BETUNGAN
B. RT 26
C. RT 02
D. RT 14
E. RT 03
SPAL Pengertian Air Limbah/Bekas Air limbah/bekas tidak menjadi
tempat berkembang biaknya
Air limbah/bekas adalah air
lalat, kecoa, coro dan lipas.
bekas dari kamar mandi, dapur atau
Air bekas tidak menyebabkan
cucian yang dapat mengotori sumur,
kecelakaan. Oleh karena itu
sungai, danau atau lingkungan
tempat penampungan air bekas
sekitar yang selanjutnya dapat
harus ditutup
mengganggu kesehatan.
Oleh : Air bekas tidak mengganggu
KELOMPOK 1 pemandangan
Bahaya pembuangan air
Di daerah yang sulit air, air bersih
1. Ayu Nabilla Azaara, S.Kep 2026050005 limbah yang tidak sehat
2. Zulfikar, S.Kep 2026050007 ini dapat digunakan untuk
3. Andri Munawar, S.Kep 2026050003 mengaliri tanah sekitar tanaman
4. Zul Akaram Putra, S.Kep 2026050017 1. Mengganggu pemandangan
5. Iin Setiawati, S.Kep 2026050021
6. Exwan Aryanto, S.Kep 2026050002 2. Menimbulkan bau busuk
7. Riska Yulianti, S.Kep 2026050022 3. Mengurangi luas tanah yang
8. Yuriza Supriani, S.Kep 2026050011
9. Harti Monica, S.Kep 2026050009 seharusnya dapat digunakan
10. Nova Prisca C, S.Kep 2026050020 4. Menjadi sarang nyamuk yang
11. Pera Daniarti, S.Kep 2026050013
12. Evan Aditya Pratam, S.Kep 2026050024 menularkan penyakit
13. Kurnia Esti, S.Kep 2026050026
14. Pardiansyah, S.Kep 2026050025 Cara pembuangan air
Syarat-syarat pembuangan air limbah/bekas yang sehat
limbah/bekas yang sehat
PROGRAM STUDI PROFESI NERS Air bersih tidak mengotori Jenis yang bisa meresapkan air
STIKES TRI MANDIRI SAKTI kedalam tanah
BENGKULU sumur, sungai/danau dan
2020 lingkungan sekitar
Jenis yang dapat digunakan tersangkut di saringan, pungut
untuk memelihara ikan lele dan buang di tempat sampah. Di usahakan agar tidak menjadi
sarang nyamuk, lipas atau kecoa.
Sesekali siramlah dengan air agar
tidak terjadi penyumbatan oleh
tanah – tanah yang terbawa oleh
air limbah/bekas
Tugas ;
Kelompok 1
LAPORAN HASIL
PEMBAGIAN VIDEO EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA
PEMBAGIAN BROSUR DAN SIKAT GIGI DI RW 03 (RT 02, 03, 14 DAN 26)
KELURAHAN BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR, KOTA BENGKULU
SENIN, 28 DsESEMBER 2020
Nama acara : Pembagian Video Edukasi Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta
Pembagian Brosur Dan Sikat Gigi.
Hari / Tanggal : Senin, 28 Desember 2020
Waktu : 15:00 s/d selesai
Tempat : Rw 03 (Rt 02, 03, 14, 26)
I. Tahap Persiapan
Mempersiapkan preplanning dan mengkonsultasikan pada pembimbing akademik 3
hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pembuatan video edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut.
Persiapan penyajian meliputi, media dan alat-alat lainnya seperti (Leaflet, Brosur,
Poster, video edukasi dan sikat gigi anak) yang dilakukan oleh semua anggota
kelompok sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
II. Pelaksanaan
Acara dimulai jam 15:30 WIB dimulai dari puskesmas betungan..
Peserta adalah semua warga di Rw 03 (Rt 02, 03, 14, 26).
Mahasiswa dibagi empat kelompok yang bertangung jawab atas RT nya masing-
masing.
Mahasiswa terlibat dalam kegiatan dan telah berperan sesuai tanggung jawab dan
jadwal kegiatan masing-masing anggota.
Selama pelaksanaan peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan dari
mahasiswa.
Kegiatan
Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan Audien
Pelaksanaan
15:30-
Pembagian kelompok mahasiswa. Mengikuti kegiatan
17:30
Pembagian brosur tentang kesehatan dari mahasiswa.
gigi dan mulut.
Pembagian sikat gigi gratis.
Pembagian video edukasi tentang
kesehatan gigi dan mulut.
Pembagian poster tentang kesehatan
SPAL.
Pembagian leaflet tentang kesehatan
SPAL.
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta mengikuti semua kegiatan dari mahasiswa.
Tempat sesuai dengan yang direncanakan.
Peran dan fungsi masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan bersama.
2. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang di
tentukan.
Peserta yang mengikuti pemeriksaaan kesehatan adalah sebagian warga RW 03
yang ada dirumah.
Warga tampak antusias mengikuti kegiatan dari mahasiswa.
3. Evaluasi Hasil
Semua warga mengikuti kegiatan dari mahasiswa dan menerima dengan baik
informasi yang disampaikan oleh mahasiswa tentang kesehatan saluran
pembuangan air limbah (SPAL) dan kesehatan gigi dan mulut pada anak.
DOKUMENTASI PEMBAGIAN VIDEO EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN
MULUT SERTA PEMBAGIAN BROSUR DAN SIKAT GIGI
A. PUSKESMAS BETUNGAN
B. RT 26
C. RT 02
D. RT 14
E. RT 03
PRE PLANNING
Tugas ;
1) Persiapan penyebaran Pamflet dan link zoom meeting
2) Persiapan pembagian e-sertifikat pada narasumber peserta
webinar
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Webinar edukasi NAPZA dituju ke remaja di RW 03 RT 02, 03, 14,
26.
b. Power Point NAPZA tersedia untuk remaja di RW 03 RT 02, 03, 14,
26.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. 100% remaja menerima kegiatan webinar edukasi NAPZA
c. Tidak ada remaja yang tidak menerima kegiatan webinar edukasi
NAPZA
3. Evaluasi Hasil
a. Remaja dan mahasiswa mampu mengatasi masalah kurangnya
pengetahuan tentang NAPZA pada remaja di RW 03 RT 02, 03, 14, 26.
Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kabupaten Kota Bengkulu.
Kelompok 1
LAPORAN HASIL
WEBINAR EDUKASI NAPZA DAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA DI RW 03 (RT 02, 03, 14 DAN 26)
KELURAHAN BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR, KOTA
BENGKULU
KAMIS, 14 JANUARI 2021
I. Tahap Persiapan
Mempersiapkan preplanning dan mengkonsultasikan pada pembimbing
akademik 3 hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
Pembuatan room google meeting dan ppt edukasi tentang NAPZA dan
Kesehatan Reproduksi
Persiapan penyajian meliputi, pamflet, room google meeting, ppt materi
NAPZA dan Kesehatan Reproduksi yang dilakukan oleh semua anggota
kelompok sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
II. Pelaksanaan
Acara dimulai jam 10:00 WIB dan waktu tunggu peserta webinar pukul
10.15 melalui google meeting.
Peserta adalah peserta umum dan semua remaja di Rw 03 (Rt 02, 03, 14,
26).
Kegiatan webinar ini dilakukan oleh mahasiswa profesi ners dari
kelompok 1.
Mahasiswa terlibat dalam kegiatan dan telah berperan sesuai tanggung
jawab dan jadwal kegiatan masing-masing anggota.
Selama pelaksanaan peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti
kegiatan webinar dari mahasiswa.
Kegiatan
Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan Audien
10.00/sd.
Pelaksanaan Mengikuti
12.30
kegiatan dari
WIB Penyebaran pamflet/ brosur
mahasiswa.
webinar di sosial media
Penyebaran link google meeting
di grup Whatsapp untuk para
peserta webinar
Pembuatan google meeting
untuk kegiatan webinar oleh
pihak penyelenggara
Peserta dan panitia masuk
kedalam room google meeting
Moderator mengatur jalannya
acara webinar NAPZA dan
Kesehatan Reproduksi
Penyampaian materi oleh
narasumber
Sesi tanya jawab dan 2 kuis
(diawal dan diakhir) yang
dilakukan oleh pihak
penyelenggara
Penutupan dan sesi
dokumentasi
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta mengikuti semua kegiatan dari mahasiswa.
Tempat sesuai dengan yang direncanakan.
Peran dan fungsi masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian
tugas yang telah ditetapkan bersama.
2. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan waktu
yang di tentukan.
Peserta yang mengikuti pemeriksaaan kesehatan adalah sebagian
remaja RW 03 dan kegiatan webinar juga terbuka untuk umum.
Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan dari mahasiswa.
3. Evaluasi Hasil
Sebagian remaja di RW 03 mengikuti kegiatan webinar dari
mahasiswa dan menerima dengan baik informasi yang disampaikan
oleh mahasiswa tentang webinar edukasi NAPZA dan kesehatan
reproduksi pada remaja.
Sebelum diberikan materi webinar tentang NAPZA dan kesehatan
reproduksi, diadakan pre dan post kuis untuk para peserta webinar.
60% peserta webinar dapat menjawab soal-soal yang berkaitan dengan
NAPZA dan kesehatan reproduksi sebelum diberikan materi dan
setelah diberikan materi dilakukan kembali post kuis. Hasil post kuis
95% peserta webinar mengetahui dan mampu menjawab soal kuis
yang telah diberikan oleh pihak penyelenggara.
IV. Materi Seminar Online NAPZA dan Kesehatan Reproduksi
DOKUMENTASI WEBINAR EDUKASI NAPZA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI PADA REMAJA DI RW 03 (RT 02, 03, 14 DAN 26)
KELURAHAN BETUNGAN KECAMATAN SELEBAR, KOTA
BENGKULU
KAMIS, 14 JANUARI 2021
Diagnosa
No Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
c. Evaluasi Hasil
Semua warga
mengikuti
kegiatan dari
mahasiswa dan
menerima
dengan baik
informasi yang
disampaikan
oleh mahasiswa
tentang Saluran
Pembuangan
Air Limbah
(SPAL) dan
kesehatan gigi
dan mulut pada
anak
3. Defisit 14 Januari - Penyuluhan a. Evaluasi Struktur
pengetahuan 2021, pukul
tentang 10.00-12.30
secara online Peserta
NAPZA b.d WIB tentang NAPZA mengikuti
kurang
melalui webinar semua kegiatan
terpapar
informasi - Pembagian leaflet dari mahasiswa.
Masyarakat
mengatakan
via online Tempat sesuai
mayoritas (whatsapp) dengan yang
anak remaja
tidak pernah direncanakan.
mendapatkan Peran dan
edukasi
tentang fungsi masing-
NAPZA, masing
remaja
menunjukan mahasiswa
presepsi yang sesuai dengan
keliru
terhadap uraian tugas
NAPZA, dari yang telah
hasil angket
yang di ditetapkan
dapatkan 63% bersama.
anak usia
remaja
mengaku
b. Evaluasi Proses
tidak pernah
mendapatkan Waktu
pengetahuan
pelaksanaan
tentang
NAPZA kegiatan
dirumah
berjalan lancar
maupun
disekolah dan dan sesuai
lingkunganya.
dengan waktu
yang di
tentukan.
Peserta yang
mengikuti
pemeriksaaan
kesehatan
adalah sebagian
remaja RW 03
dan kegiatan
webinar juga
terbuka untuk
umum.
Peserta tampak
antusias
mengikuti
kegiatan dari
mahasiswa.
c. Evaluasi Hasil
Sebagian remaja
di RW 03
mengikuti
kegiatan
webinar dari
mahasiswa dan
menerima
dengan baik
informasi yang
disampaikan
oleh mahasiswa
tentang webinar
edukasi NAPZA
dan kesehatan
reproduksi pada
remaja.
Sebelum
diberikan materi
webinar tentang
NAPZA dan
kesehatan
reproduksi,
diadakan pre
dan post kuis
untuk para
peserta webinar.
60% peserta
webinar dapat
menjawab soal-
soal yang
berkaitan
dengan NAPZA
dan kesehatan
reproduksi
sebelum
diberikan materi
dan setelah
diberikan materi
dilakukan
kembali post
kuis. Hasil post
kuis 95%
peserta webinar
mengetahui dan
mampu
menjawab soal
kuis yang telah
diberikan oleh
pihak
penyelenggara.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
A. Latar Belakang
Pada pertemuan Musyawarah Mayarakat Kelurahan ( MMK I & II)
bersama Masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan
kecamatan Selebar, telah disusun rencana dan penyusunan Plan Of Action
(POA). Dari POA tersebut telah dilakukan serangkaian kegiatan
(Implementasi) yang ditujukan pada masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26)
Kelurahan Betungan kecamatan Selebar. Kegiatan dilakukan bersama-sama
masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan
Selebar dengan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKES
TMS Bengkulu. Implementasi dilakukan sejak tanggal 07 Desember 2020
sampai 14 Januari 2021.
Adapun tujuan dari presentasi hasil implementasi kegiatan ini adalah
untuk mendapatkan gambaran kegiatan yang telah dilaksanakan dan
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari setiap unit yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan
Betungan kecamatan Selebar setelah Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners STIKES TMS Bengkulu meninggalkan wilayah RW 03 (RT 02,
03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan Selebar disesuaikan dengan
sumber daya dan kemampuan masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26)
Kelurahan Betungan kecamatan Selebar dan melakukan terminasi dan
menyerahkan tugas-tugas dari hasil kegiatan.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
MMK III di RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan
Selebar
2. Sasaran /Target
Sasaran : Seluruh masyarakat di RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26)
Kelurahan Betungan kecamatan Selebar.
3. Target : Masyarakat RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan
Betungan kecamatan Selebar.
4. Metode : Presentasi, ceramah, diskusi dan tanya jawab
5. Media dan Alat
LCD, wireless, microphone, dan Laptop
6. Waktu dan tempat
Waktu : Sabtu, 23 Januari 2021
Pukul : 13.00 – Selesai WIB
Tempat : STIKES TRI MANDIRI SAKTI
Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Ayu Nabilla Azaara, S.Kep
b. Pembawa acara : Iin setiawati, S.Kep
c. Moderator : Harti Monica, S.Kep
d. Presenter : Zul Akaram Putra, S.kep
e. Observer/notulen : Exwan Aryanto, S.Kep
f. Pembacaan doa : Andri Munawar, S.Kep
g. Fasilitator:
Reguler :
1. Ayu Nabilla Azaara S.Kep
2. Zulfikar S.Kep
3. Andri Munawar S.Kep
4. Zul Akaram Putra S.Kep
5. Iin Setiawati S.Kep
6. Exwan Aryanto S.Kep
7. Riska Yulianti S.Kep
8. Yuriza Supriyani S.Kep
9. Harti Monica S.Kep
10. Nova Prisca Caradova S.Kep
11. Pera Daniarti S.Kep
7. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Pembimbing
: Pembawa acara
: Presenter
: Fasilitator
: Peserta
: Observer
8. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan :
a. Kata sambutan dari ketua Ceramah 2 Menit
kelompok
b. Kata sambutan dari Ceramah 5 Menit
pembimbing klinik
c. Kata sambutan dari Ceramah 5 Menit
pembimbing akademik
d. Kata sambutan dari kepala Ceramah 5 Menit
UPTD Puskesmas
Betungan
2. Pelaksanaan :
a. Presentasi hasil program Ceramah 25 menit
kerja
b. Musyawarah masyarakat Ceramah 30 menit
Kelurahan III (MMK III)
c. Menyusun Rencana Tindak Ceramah 15 menit
Lanjut (RTL)
3. Penutup :
a. Menyimpulkan hasil Ceramah 5 menit
diskusi
b. Doa Ceramah 2 menit
c. Pembawa acara menutup Ceramah 1 menit
acara
9. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab :
Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan pertemuan tingkat
RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan Selebar.
b. Pembawa acara :
Membuka acara
Memperkenalkan pelaksana kegiatan
Membuat kontrak waktu
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menjelaskan jalan musyawarah kepada moderator
Menutup acara
c. Presenter :
Menyajikan hasil-hasil kegiatan dalam pertemuan
d. Moderator :
Memimpin jalannya musyawarah
Mengarahkan alur musyawarah
e. Notulen :
Mencatat pelaksanaan dan hasil musyawarah (pertemuan )
f. Observer :
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat laporan hasil pelaksanaan musyawarah tingkat tingkat
RW 03 (RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan
Selebar.
g. Fasilitator :
Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya
musyawarah
Memfasilitator peserta untuk berperan aktif selama pertemuan
D. Kriteria Hasil :
1. Struktur :
o 60 % dari undangan dapat menghadiri pertemuan
o Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
o Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Proses :
o Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
o 60% undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
o 60 % peserta berperan aktif dengan mengemukakan pendapat dan
mengajukan pertanyaan selama jalannya diskusi (pertemuan)
3. Hasil :
o Mahasiswa dapat mempresentasikan hasil kegiatan yang sudah
dilaksanakan bersama-sama mahasiswa, untuk meningkatkan
kesehatan dan mengatasi ancaman kesehatan yang ada.
o Mahasiswa dan masyarakat dapat menyusun Rencana Tindak Lanjut
(RTL) kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat
o Mahasiswa dapat melakukan Terminasi dengan warga tingkat RW 03
(RT 02, 03, 14 & 26) Kelurahan Betungan kecamatan Selebar.
Kelompok I
LAPORAN HASIL
MUSYAWARAH MASYARAKAT KELURAHAN (MMK III)
DI WILAYAH RW 03 KELURAHAN BETUNGAN
KECAMATAN SELEBAR
KOTA BENGKULU
I. TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan Winshield Survey dilaksanakan pada tanggal 10-15 Desember
2020 dan dilakukan pengumpulan data dan kemudian dilakukan persiapan
preplanning dan mengkonsultasikan pada pembimbing akademik tanggal 16,
18 dan 21 Desember 2020 sebelum MMK 1 dan 2, 23 Desember 2020 telah
dilaksanakan MMK1&2. 28-14 januari 2021 dilaksanakan implementasi
komunitas yang telah ditentukan.
Persiapan penyajian, meliputi persiapan materi (Hasil kegiatan implementasi
yang telah dilaksanakan, analisis jurnal dan analisis kasus keluarga binaan
yang terpilih), tempat dan alat-alat lainnya seperti (LCD, surat peminjaman
alat, dll) yang dilakukan oleh semua anggota kelompok sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing.
Menyiapkan undangan 2 hari sebelum acara.
Menyebarkan undangan kepada Pimpinan Puskesmas/CI Klinik,
Pembimbing Akademik.
Meminta izin dengan pihak kampus STIKES Tri Mandiri Sakti (Kepala
BAU).
Memastikan kembali tempat, waktu kegiatan serta yang diundang.
IV. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Waktu kegiatan terlambat 30 menit.
Undangan hadir sebanyak 20 orang.
Tempat sesuai dengan perencanaan.
Peran dan fungsi masing-masing mahasiswa sesuai dengan uraian tugas
yang telah ditetapkan bersama baik sebagai penanggung jawab,
moderator, presenter, fasilitator, dan observer.
2. Evaluasi Proses
Waktu pelaksanaan MMK III sesuai dengan perencanan, hanya CI
Klinik yang tidak datang pada undangan MMK III ini karena hal yang
harus diselesai.
Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yaitu
berjumlah 20 orang
Sebagian audient tampak antusias bertanya.
Jumlah audiens yang bertanya sebanyak 1 orang
- Penanya dari Bayu Abdullah (kelompok 2), dengan pertanyaan:
apa saja kendala yang ditemukan selama melakukan kegiatan
implementasi?
3. Evaluasi Hasil
Implementasi telah dilaksanakan kepada masyarakat RW 03 yaitu RT
02, RT 03, RT 14, dan RT 26. Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu.
Masyarakat telah mengetahui masalah kesehatan yang ada di RT 02, RT
03, RT 14, dan RT 26. Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
Masyarakat dan mahasiswa sudah menyusun prioritas masalah
kesehatan yang ditemukan di RT 02, RT 03, RT 14, dan RT 26. (RW
03) Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.
Mahasiswa telah membuat Rencana (Tindak Lanjut RTL) untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat di RT 02, RT 03, RT 14, dan
RT 26. (RW 03). Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu.
DOKUMENTASI
(Kata sambutan dari pembimbing akademik)
(pembawa acara )
(moderator meminpin jalannya musyawarah)
Pendahuluan
1. Apakah ada menuliskan mengenai tujuan penelitian?
Ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat meningkatkan
pengetahuan mereka tentang pentingnya saluran pembuangan air
limbah pada setiap rumah tangga dan dapat merealisasikan kepemilikan
saluran pembuangan air limbah di masyarakat.
2. Apa pentingnya dilakukan penelitian ini?
Pentingnya masalah ini dibahas karena mengingat sebagian besar
(78%) masyarakat tidak memiliki saluran pembuangan air limbah. Air
buangan yang berasal dari pembuangan kotoran langsung di alirkan ke
selokan dan akhirnya ke sungai. Bila hal tersebut dilakukan terus-menerus,
maka akan dapat mencemari air sungai dan dap at menyebabkan penyakit
maupun gangguan kesehatan bagi masyarakat.
3. Apakah peneliti ada mengemukakan apa yang ia rasakan sehingga ingin
melakukan penelitian ini dan mengapa?
Ada. Peneliti mengatakan data di desa tersebut
menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat buang air besar
sembarangan. Sarana pembuangan air limbah juga tidak memadai, bahkan
ada yang membuang air besar di atas kolam ikan, dan ikan tersebut
digunakan untuk konsumsi (Yogisutanti, Widawati, & Janaka, 2017).
Apabila hal tersebut berlangsung lama, maka akan dapat
menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Berdasarkan data yang
diperoleh dari kegiatan Pengalaman Belajar di Lapangan oleh
mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, diKelurahan Ciseureuh RW 03 di
wilayah kerja Puskesmas M. Ramdan didapatkan data bahwa sebagian
besar warga tidak memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah.
Pernyataan Masalah
1. Apakah masalah penelitian dirumuskan secara jelas?
Ya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kepemilikan jamban dan saluran pembuangan air limbah domestik.
2. Apakah peneliti ada mengidentifikasi pertanyaan kunci dan variabel yang
akan diteliti?
Ada. Elemen kunci dalam penelitian ini adalah pengetahuan,
penyuluhan, dan SPAL.
3. Apakah penelitian ini potensial untuk mengatasi masalah yang dihadapi di
lingkungan klinis?
Penelitian ini memiliki potensi untuk memecahkan masalah yang
ada dengan peningkatan pengetahuan masyarakat, diharapkan dapat
merubah perilaku dan menjadi faktor penguat untuk terjadinya perilaku
baru yaitu kepemilikan saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
Tinjauan Pustaka
1. Apakah tinjauan pustaka yang dibuat mengikuti urutan logis yang
menuntun evaluasi kritisi terhadap studi yang mendukung dan yang
bertentangan?
Ya, tinjauan pustaka disusun sedemikian rupa secara sistematis dan
kronologis mengenai data-data faktual dari studi-studi sebelumnya yang
mendukung terhadap fenomena yang diteliti (Upaya Peningkatan
Pengetahuan Tentang Pentingnya Saluran Pembuangan Air Limbah
Rumah Tangga). Dilengkapi juga dengan hasil dari penelitian deskriptif,
korelatif, dan bahkan penelitian kualitatif.
2. Apakah terdapat kaitan yang jelas antara penelitian ini dengan studi
sebelumnya?
Penelitian menyajikan data dari peneliti-peneliti sebelumnya yang
menghasilkan kesimpulan terhadap peningkatan pengetahuan tentang
pentingnya saluran pembuangan air limbah rumah tangga, terdapat
peningkatan pengetahuan tentang sebelum dan setelah diberikan penyuluhan
tentang upaya peningkatan pengetahuan tentang pentingnya saluran
pembuangan air limbah rumah tangga.
3. Apakah peneliti ada menjelaskan tinjauan yang dibuat dengan studi lain
yang mendukung?
Ada. Terdapat hasil penelitian sebelumnya tentang peningkatkan
pengetahuan diketahui dari meningkatnya skor pengetahuan peserta
setelah mengikuti penyuluhan dibandingkan dengan skor pengetahuan
sebelum penyuluhan (Yogisutanti G. , 2018).
Kerangka Teoritis dan Hipotesis Penelitian
1. Apakah ada disampaikan rasional terhadap kerangka teoritis/ kerangka
konsep penelitian yang dibuat?
Peneliti menyampaikan penelitian untuk dapat meningkatkan
pengetahuan mereka tentang pentingnya saluran pembuangan air
limbah pada setiap rumah tangga dan dapat merealisasikan kepemilikan
saluran pembuangan air limbah di masyarakat.pengetahuan tentang SPAL
banyak dialami dan masih menjadi masalah bagi masyarakat dan selama
ini belum perna dilakukan penelitian atau pun penyuluhan tentang SPAL.
Penyuluhan tentang SPAL dikelurahan betungan kecematan
selebar didapatkan dari hasil angket yang didapatkan sebayak 51%
masyarakat masih membuang limbah ke suangai atau kolam dan sebanyak
31% masyarakat tidak pernah gotong royong.
2. Apakah peneliti ada menyampaikan dasar teori dari perumusan hipotesis?
Peneliti meletakkan hipotesa dalam bab pendahuluan setelah
terlebih dahulu menyampaikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan baru kemudian hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
dibentuk setelah memaparkan beberapa teori dan data yang mendukung
terhadap tujuan dilakukannya penelitian.
3. Apakah hipotesis dinyatakan secara tepat dan mendetail serta dibuat dalam
bentuk yang dapat diuji?
Ya. Peneliti menuliskan 2 hipotesis secara terpisah untuk
membandingkan peningkatan pengetahuan tentang pembuangan air
limbah pada setiap rumah tangga sebelum dan setelah penyuluhan
tentang upaya peningkatan pengetahuan tentang pentingnya saluran
pembuangan air limbah rumah tangga.
Metode Penelitian
1. Apakah variabel dan konsep yang relevan dibuat dalam definisi
operasional yang jelas?
Penjelasan mengenai konsep variabel yang diteliti disajikan dalam
tabel Variabel Operasional dan Pengukurannya yang menjelaskan
mengenai definisi variabel, alat, hasil, dan skala ukur.
2. Apakah desain penelitian sesuai dengan pertanyaaan dan hipotesis
penelitian?
Penelitian ini merupakan studi kuanlitatif yang dilaksanakan di
kelurahan ciseureuh kecamatan regol kota bandung .Desain penelitian ini
adalah korelatif dengan pendekatan cross-sectional survey. Hal ini sesuai
dengan pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui apakah ada
pengaruh antar variabel yang diteliti disimpulkan secara sementara oleh
hipotesis dengan ada/tidak ada pengaruh.
3. Apakah metode pengumpulan data digambarkan dengan jelas?
Metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah
dengan cara membuat leaflet dan ceramah dan tanya jawab kepada warga
masyarakat. Data dikumpulkan melalui 2 bagian survey,dimana survey 1
melakukan survei kepada masyarakat tentang kepemilikan saluran
pembuangan air limbah dengan mengunjungi masyarakat dari rumah
ke rumah untuk mengobservasi ada atau tidaknya kepemilikan saluran
pembuangan air limbah. Kemudian dilakukan survey kedua Untuk
mengetahui keberhasilan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan,
dibuat kuesioner tentang materi penyuluhan. Kuesioner diberikan pada
peserta penyuluhan sebelum dan setelah mendapatkan penyuluhan.
Diharapkan ada peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan saluran
pembuangan air limbah pada warga masyarakat
4. Apa ancaman potensial yang teridentifikasi terhadap validitas internal dan
eksternal yang disampaikan dalam penelitian?
Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data.
Kuisioner mengenai tingkat pengetahuan diisi oleh sampel yang adalah
para masyarakat itu sendiri. Hal ini merupakan ancaman bagi validitas data
karena tergantung dari kejujuran dalam menjawab pertanyaan dari para
responden. Selain itu, juga harus dipertimbangkan adanya faktor-faktor
lain yang tidak ikut diteliti namun dapat memberikan kontribusi terhadap
hasil penelitian.
5. Apakah terdapat lebih dari satu orang pengumpul data? Apakah cukup
adekuat untuk menjaga reliabilitas?
Tidak dijelaskan dalam artikel jurnal.
Sampel
1. Apakah subjek dan metode pengambilan sampel dijelaskan?
Ya, pada penelitian ini dijelaskan yang menjadi subjek adalah
suluruh masyarakat RW 03 Kelurahan Ciseureuh yang terdiri dari 6
RT. Dari survei awal yang dilakukan hanya diikuti sebanyak 248 kepala
keluarga yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Kelurahan Ciseureuh
merupakan wilayah perkotaan dengan pemukiman yang padat penduduk.
Masalah jamban dan saluran pembuangan air limbah menjadi
masalah yang umum terjadi pada daerah seperti itu.Penyuluhan
dilaksanakan pada hari Selasa 6 Pebruari 2018 d i Kelurahan
Ciseureuh Kecamatan Regol Kota Bandung, pada pukul 10.00 – selesai.
Jumlah warga yang diundang sebanyak 20 orang, akan tetapi hanya
dihadiri oleh 12 orang perwakilan dari RT 01 sampai RT 06 dan
perwakilan dari kader kesehatan. Materi penyuluhan dan leaflet dibuat
oleh mahasiswa bersama dengan dosen. Materi yang disampaikan
menggunakan media slide power point dengan alat bantu LCD dan
layar, serta leaflet yang dibagikan kepada setiap peserta
penyuluhan.Untuk teknik pengambilan sampel penelitian ini menjelaskan
bahwa Leedy dan Ormrod (2005) mencatat bahwa untuk sampel kurang
dari 100, semua harus disurvei.
Ya,pada penelitian ini dijelaskan yang menjadi subjek adalah
seluruh masyarakat Rw 03 kelurahan betungan kecematan selebar yang
terdiri dari 4 RT yaitu RT 02,03,14 dan Rt 26.dari survey awal yang
dilakukan hanya diikuti sebanyak 185 kepalah keluarga yang bersedia
untuk mengisi angket.keluruhan betungan merupakan wilayah perkotaan
dengan pemukiman yang padat penduduk. Implementasi dilaksanakan
pada hari senin 28 desember 2020 dengan pembagian leaflet dan poster
pada masyarakat.
2. Apakah sampel dengan ukuran yang cukup untuk penelitian, mengingat
jumlah variabel dan desain?
Sudah, karena ini melibatkan adalah suluruh masyarakat RW 03
Kelurahan Ciseureuh yang terdiri dari 6 RT. pengabdian masyarakat
yang dilaksanakan oleh program studi s1 kesehatan masyarakat
sekolah tinggi ilmu kesehatan immanuel bandung dimulai dengan
melakukan survei kepada masyarakat tentang kepemilikan saluran
pembuangan air limbah dengan mengunjungi masyarakat dari rumah
ke rumah untuk mengobservasi ada atau tidaknya kepemilikan saluran
pembuangan air limbah.Berdasarkan hasil observasi dan hasil survei
pendataan masyarakat, dikonsultasikan dengan pihak Puskesmas Ramdan
untuk mendapatkan persetujuan untuk melakukan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat. Selain itu, masalah yang didapatkan dibicarakan
dengan pihak kelurahan dan RW setempat, untuk dilakukan perencanaan
melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.Pendidikan
kesehatan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat di RW 03
Kelurahan Cisereuh Kecamatan Regol Kota Bandung dilaksanakan pada
awal Pebruari 2018, dengan mengundang kader RW dan Ketua RT
setempat. Banyaknya RT di RW 03 adalah 6 RT. Materi yang
diberikan dalam penyuluhan di antaranya adalah: pengertian air limbah,
jenis salurah pembuangan air limbah, pemanfaatan saluran pembuangan
air limbah rumah tangga, cara pemeliharaan saluran pembuangan air
limbah, sumber air limbah, karakteristik air limbah, dan cara sederhana
pengelolaan air limbah. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan
adalah dengan cara membuat leaflet dan ceramah dan tanya jawab
kepada warga masyarakat.
3. Apakah ada keyakinan yang memadai bahwa hak-hak subyek manusia
yang dilindungi?
Sudah, pada penelitian ini sudah ada Pertimbangan etisnya
dijelaskan bahwa penelitian ini melindungi hak-hak peserta penyuluhan
melalui beberapa
Metode
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh program studi s1
kesehatan masyarakat sekolah tinggi ilmu kesehatan immanuel bandung
dimulai dengan melakukan survei kepada masyarakat tentang kepe milikan
saluran pembuangan air limbah dengan mengunjungi masyarakat dari
rumah ke rumah untuk mengobservasi ada atau tidaknya kepemilikan saluran
pembuangan air limbah.Berdasarkan hasil observasi dan hasil survei
pendataan masyarakat, dikonsultasikan dengan pihak Puskesmas Ramdan
untuk mendapatkan persetujuan untuk melakukan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat. Selain itu, masalah yang didapatkan dibicarakan dengan
pihak kelurahan dan RW setempat, untuk dilakukan perencanaan melakukan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat.Pendidikan kesehatan dengan cara
penyuluhan kepada masyarakat di RW 03 Kelurahan Cisereuh
Kecamatan Regol Kota Bandung dilaksanakan pada awal Pebruari 2018,
dengan mengundang kader RW dan Ketua RT setempat. Banyaknya RT di
RW 03 adalah 6 RT. Materi yang diberikan dalam penyuluhan di antaranya
adalah: pengertian air limbah, jenis salurah pembuangan air limbah,
pemanfaatan saluran pembuangan air limbah rumah tangga, cara
pemeliharaan saluran pembuangan air limbah, sumber air limbah,
karakteristik air limbah, dan cara sederhana pengelolaan air limbah. Metode
pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan cara membuat leaflet
dan ceramah dan tanya jawab kepada warga masyarakat.
Instrumen
1. Apakah instrumen yang digunakan sudah tepat untuk pengumpulan data
yang digunakan?
Sudah, karena sudah menjawab dari variabel yang akan diteliti
2.Apakah reliabilitas dan validitas instrumen pengukuran yang memadai?
Hasil evaluasi pretest dan postest dikatakan dapat
meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya saluran
pembuangan air limbah pada setiap rumah tangga. Untuk dapat
merealisasikan kepemilikan saluran pembuangan air limbah tidak cukup
hanya dengan penyuluhan, akan tetapi diperlukan keterlibatan pemerintah
kelurahan dan puskesmas untuk mengupayakan biaya dalam pembuatan
saluran pembuangan air limbah tersebut. Kerja sama dengan yayasan
atau organisasi yang berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan
pengadaan jamban dan saluran pembuangan air limbah di masyarakat
sangat diperlukan. Untuk upaya mandiri warga dapat dilakukan dengan
cara arisan ataupun dengan pinjaman lunak dari dana desa.
Analisis Data
1. Apakah ada dijelaskan mengenai uji statistik yang digunakan dan nilai
yang
dilaporkan?
Ini penelitian kuntitatif dengan menggunakan uji statistik
korelasi. Analisis korelatif Pearson Product Moment Correlation
Coefficient dan Coefficient of Correlation bertujuan u n t u k dapat
meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya saluran
pembuangan air limbah pada setiap rumah tangga .pengaruh upaya
meningkatkan pengetahuan tentang pembungan air limbah pada setiap
rumah tangga ditunjukkan dengan adanya nilai p (p value<0,05).
2. Apakah uji statistik yang digunakan sesuai dengan
tingkat pengukuran, ukuran sampel, metode pengambilan sampel, dan
hipotesis / pertanyaan penelitian?
Ya. Sesuai untuk mengukur adanya pengaruh antara dua variabel atau
lebih.
Hasil
1. Apakah hasil untuk setiap hipotesis dengan disajikan dengan jelas
dan obyektif?
Ya, hasil hipotesis dari penelitian terurai satu persatu dengan jelas.
Terhadap hipotesis 1 tidak terdapat upaya peningkatan
pengetahuan tentang pentingnya saluran pembuangan air limbah
rumah tangga (p>0,05)
Terhadap hipotesis 2 terdapat upaya peningkatan pengetahuan
tentang pentingnya saluran pembuangan air limbah rumah tangga
(p>0,05)
2. Apakah angka-angka dan tabel membantu dalam menerangkan presentasi
hasil '?
Ya,dengan adanya perhitungan dan tabel tabel(dependent dan
independent) akan memperkuat dari hasil penelitian, sehingga dapat
diambil interpretasi dari hasil penelitian.
3. Apakah hasil yang dijelaskan dalam terang kerangka teoritis dan literatur
yang mendukung?
Ya, dapat kita lihat dari penelitian bahwasanya hasil penelitian
tergambar jelas dalam kerangka konsep dimana hasil penelitian didukung
oleh kerangka teoritis dan literatur.
Kesimpulan
1. Apakah kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dan dihubungkan dengan
hipotesis penelitian?
Ya. Kesimpulan menyebutkan bahwa Kegiatan pengabdian
masyarakat yang telah dilaksanakan hanya dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kepemilikan jamban dan
saluran pembuangan air limbah domestik.
2. Apakah keterbatasan penelitian ada dijelaskan?
Tidak dijelaskan dalam artikel jurnal.
3. Apakah generalisasi dibuat berdasarkan ruang lingkup temuan?
Dapat, pada ruang lingkup lingkungan Rt 03 layanan yang sesuai
dengan penelitian. Seperti jenis rumah warga, lingkungan warga, SPAL
dll.
4. Apakah implikasi dari temuan yang didiskusikan (seperti pada praktik,
pendidikan, dan riset)?
Ya, penelitian ini dapat menambah referensi bagi studi
mengenai kompetensi bagi peneliti selanjutnya, untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kepemilikan saluran
pembuangan air limbah.
5. Apa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya ada disebutkan?
Ada. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan
studi dengan jenis, jumlah, dan tipe sampling yang lebih luas, dengan tipe
rumah sakit lain (profit/ nonprofit), dan atau dengan metode penelitian
lain.
Pendahuluan
1. Apakah ada menuliskan mengenai tujuan penelitian?
Ada, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Perbandingan efektivitas pendidikan kesehatan gigi menggunakan media
video dan flip chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut anak.
2. Apa pentingnya dilakukan penelitian ini?
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam
kehidupan setiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang
rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan
pengunyahan, dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya
3. Apakah peneliti ada mengemukakan apa yang ia rasakan sehingga ingin
melakukan penelitian ini dan mengapa?
Ada. Saat ini kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia masih
menjadi masalah. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya masalah
gigi dan mulut di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2007 dan 2013, persentase penduduk Indonesia yang
mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%,
untuk kelompok umur 5-9 tahun dari 21,6% menjadi 28,9% dan untuk
kelompok umur 10-14 tahun dari 20,6% menjadi 25,2%. Penyakit karies
gigi dan penyakit periodontal merupakan masalah gigi dan mulut yang
paling sering terjadi pada anak. Faktor yang sangat bepengaruh pada kedua
penyakit ini yaitu faktor perilaku.
Berdasarkan data dari Riskesdas Tahun 2007 dan 2013, persentase
perilaku penduduk umur 10 tahun ke atas yang menyikat gigi dengan
benar dari 7,3% di tahun 2007 menurun menjadi 2,3% di tahun 2013. Hal
ini menjadi masalah, karena salah satu cara pencegahan yang efektif
terhadap terjadinya penyakit karies dan periodontal yakni melalui tindakan
menyikat gigi. Terbentuknya perilaku menyikat gigi individu yang benar
didasari oleh pengetahuan individu yang diperoleh antara lain melalui
pendidikan. Demikian halnya untuk mengubah perilaku yang tidak benar
menjadi perilaku yang benar juga intervensinya lewat pendidikan.
Pernyataan Masalah
1. Apakah masalah penelitian dirumuskan secara jelas?
Ya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
Penyakit karies banyak dialami dan masih menjadi masalah bagi
kesehatan gigi dan mulut anak-anak di desa tersebut dan selama ini belum
pernah dilakukan penelitian ataupun penyuluhan tentang kesehatan gigi
dan mulut pada anak-anak.
2. Apakah peneliti ada mengidentifikasi pertanyaan kunci dan variabel yang
akan diteliti?
Ada. Elemen kunci dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
Kesehatan Gigi Dan Mulut (PKG).
3. Apakah penelitian ini potensial untuk mengatasi masalah yang dihadapi di
lingkungan klinis?
Penelitian ini memiliki potensi untuk memecahkan masalah yang
ada, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut (PKG) menggunakan media
video lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut anak dibandingkan menggunakan media flip chart.
Tinjauan Pustaka
1. Apakah tinjauan pustaka yang dibuat mengikuti urutan logis yang
menuntun evaluasi kritisi terhadap studi yang mendukung dan yang
bertentangan?
Ya, tinjauan pustaka disusun sedemikian rupa secara sistematis dan
kronologis mengenai data-data faktual dari studi-studi sebelumnya yang
mendukung terhadap fenomena yang diteliti (komponen-komponen penting
yang dinilai sebagai peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut).
Dilengkapi juga dengan hasil dari penelitian deskriptif, korelatif, dan
bahkan penelitian kualitatif.
2. Apakah terdapat kaitan yang jelas antara penelitian ini dengan studi
sebelumnya?
Penelitian menyajikan data dari peneliti-peneliti sebelumnya yang
menghasilkan kesimpulan terdapat hubungan Pemanfaatan media video
dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih
lengkap, jelas, variatif, menarik serta menyenangkan. Media video
termasuk dalam media pendidikan elektronik yang mempunyai kelebihan
seperti mengikutsertakan banyak panca indera sehingga lebih mudah
dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak, bertatap
muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar, dan
sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
3. Apakah peneliti ada menjelaskan antara tinjauan yang dibuat dengan studi
lain yang mendukung?
Ada. Terdapat studi yang mendukung penelitian Tan (2010), yaitu
menunjukkan bahwa penyuluhan menggunakan alat peraga gigi lebih
efektif dalam meningkatkan pengetahuan daripada penyuluhan
menggunakan media video, karena melibatkan lebih banyak indera.
Metode Penelitian
1. Apakah variabel dan konsep yang relevan dibuat dalam definisi
operasional yang jelas?
Penjelasan mengenai konsep variabel yang diteliti disajikan dalam
tabel Variabel Operasional dan Pengukurannya yang menjelaskan
mengenai definisi variabel, alat, hasil, dan skala ukur.
2. Apakah desain penelitian sesuai dengan pertanyaaan dan hipotesis
penelitian?
Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilaksanakan di
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut (PKG) anak di SDN
Kolongan. Desain penelitian ini adalah penelitian ini ialah quasi
experiment dengan rancangan non equivalent control group. Hal ini sesuai
dengan pertanyaan penelitian yang ingin memberikan wawasan dan
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak menggunakan
media video dan leaflet.
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar dilakukan pendidikan kesehatan
sebelum dan sesudah agar dapat melihat perkembangan terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak.
3. Apakah metode pengumpulan data digambarkan dengan jelas?
Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Sampel
kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan cara undian, sehingga
didapatkan 32 sampel pada kelompok perlakuan PKG menggunakan media
video dan 32 sampel pada kelompok perlakuan PKG menggunakan media
flip chart.
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar menggunakan hasil angket yang
didapatkan dalam pengkajian komunitas. Sampel dalam penyuluhan
seluruh anak-anak usia sekolah. Media yang digunakan dalam penyuluhan
komunitas yaitu media video dan leaflet tentang masalah caries dentis.
4. Apa ancaman potensial yang teridentifikasi terhadap validitas internal dan
eksternal yang disampaikan dalam penelitian?
Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data.
Hal ini merupakan ancaman bagi validitas data karena tergantung dari
kejujuran dalam menjawab pertanyaan dari para responden. Selain itu,
juga harus dipertimbangkan adanya faktor-faktor lain yang tidak ikut
diteliti namun dapat memberikan kontribusi terhadap hasil penelitian.
5. Apakah terdapat lebih dari satu orang pengumpul data? Apakah cukup
adekuat untuk menjaga reliabilitas?
Tidak dijelaskan dalam artikel jurnal.
Sampel
1. Apakah subjek dan metode pengambilan sampel dijelaskan?
Ya, pada penelitian ini dijelaskan yang menjadi subjek adalah
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa SDN Kolongan yang berusia 10-
11 tahun berjumlah 64 siswa yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Sampel
kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan cara undian, sehingga
didapatkan 32 sampel pada kelompok perlakuan PKG menggunakan media
video dan 32 sampel pada kelompok perlakuan PKG menggunakan media
video dan leafleat.
Sampel dalam penyuluhan komunitas di kelurahan betungan
kecamatan selebar adalah seluruh anak usia sekolah di betungan.
2. Apakah sampel dengan ukuran yang cukup untuk penelitian, mengingat
jumlah variabel dan desain?
Sudah, karena ini melibatkan Sampel dalam penelitian ini yaitu
siswa SDN Kolongan yang berusia 10-11 tahun berjumlah 64 siswa yang
telah memenuhi kriteria inklusi Sampel kemudian dibagi menjadi dua
kelompok dengan cara undian, sehingga didapatkan 32 sampel pada
kelompok perlakuan PKG menggunakan media video dan 32 sampel pada
kelompok perlakuan PKG menggunakan media flip chart.
3. Apakah ada keyakinan yang memadai bahwa hak-hak subyek manusia
yang dilindungi?
Sudah, pada penelitian ini Dalam proses pendidikan termasuk
pendidikan kesehatan gigi dan mulut, individu memperoleh pengalaman
atau pengetahuan melalui berbagai media pendidikan. Menurut Edgar Dale
yang digambarkan lewat ‘Kerucut Pengalaman Dale,’ proses pendidikan
dengan melibatkan lebih banyak indera akan lebih mudah diterima dan
diingat oleh para sasaran pendidikan.5 Pemberian pendidikan kesehatan
pun akan lebih efektif dan hasilnya optimal ketika menggunakan metode
dan media pendidikan kesehatan yang tepat dan melibatkan lebih banyak
indera.
Instrumen
1. Apakah instrumen yang digunakan sudah tepat untuk pengumpulan data
yang digunakan?
Sudah, karena sudah menjawab dari variabel yang akan diteliti
2.Apakah reliabilitas dan validitas instrumen pengukuran yang memadai?
Validitas dan Reliabilitas Definisi, sampling semua bidang definisi,
dan mengembangkan indikator yang menyadap Hal itu dilaporkan sebagai
nilai 0,30 untuk survei dan digambarkan sebagaihasil yang diterima (NRC
+ Picker, n.d.). Barang diskriminasi validitas mengacu pada kemampuan
item untuk mengukur konsep yang lebih baik daripada pertanyaan lain.
Alat ini menunjukkan variasi yang sangat sedikit mencari lagi di alpha
Cronbach. Terakhir, kriteria validitas digunakan untuk memperkirakan
seberapa baikdimensi perawatan diprediksi hasil pasien yang positif.
Koefisien validitas dihitung dengan menghubungkan pertanyaan global
dengan setiap dimensi perawatan. Korelasi adalah semua di atas r = 0 .5
dengan p <0,01. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kesehatan
gigi menggunakan media video dan flip chart terhadap peningkatan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak (NRC + Picker, n.d.).
Analisis Data
1. Apakah ada dijelaskan mengenai uji statistik yang digunakan dan nilai
yang dilaporkan?
Ini penelitian kualitatif dengan menggunakan uji statistik uji
hipotesis Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0,05).
Didapatkan bahwa penyuluhan kesehatan menggunakan media audio
visual lebih baik daripada penyuluhan kesehatan menggunakan media
cetak yang dilihat dari nilai rata-rata media audio visual lebih tinggi yaitu
23,8 dibandingkan dengan media cetak yaitu 22,0 dengan nilai p
(signifikansi) hasil uji t independent 0,009 (p< 0,05).
2. Apakah uji statistik yang digunakan sesuai dengan
tingkat pengukuran, ukuran sampel, metode pengambilan sampel, dan
hipotesis / pertanyaan penelitian?
Ya. Sesuai untuk mengukur adanya hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Hasil
1. Apakah hasil untuk setiap hipotesis dengan disajikan dengan jelas
dan obyektif?
Ya, hasil hipotesis dari penelitian terurai satu persatu dengan jelas.
Hasil uji Mann-Whitney (Tabel 8) menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan selisih jumlah skor antara pemberian PKG menggunakan
media video dan media flip chart dalam meningkatkan pengetahuan anak
(p=0,007). Data ini juga menunjukkan bahwa peningkatan tingkat
pengetahuan anak pada kelompok yang diberikan PKG menggunakan
media video lebih besar dibandingkan pada kelompok flip chart, yang
ditunjukkan melalui nilai rerata selisih kelompok media video yaitu
sebesar 38,12 sedangkan pada kelompok media flip chart hanya sebesar
26,88. Hal ini dikarenakan media video memiliki kelebihan yaitu dapat
menstimulasi efek gerak sehingga terlihat lebih menarik dan lebih mudah
merangsang pemahaman siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik,
meskipun media video dan media flip chart yang disertai metode ceramah
mempunyai tingkatan konkret yang sama dalam teori kerucut pengalaman
Edgar Dale. Kedua media pendidikan ini melibatkan indera pendengaran
dan indera penglihatan sehingga orang dapat mengingat 50% dari apa yang
dilihat dan yang didengar. Selain itu, jangkauan pemberian PKG
menggunakan media video relatif lebih besar dibandingkan media flip
chart.
2. Apakah angka-angka dan tabel membantu dalam menerangkan presentasi
hasil '?
Ya,dengan adanya perhitungan dan tabel tabel(dependent dan
independent) akan memperkuat dari hasil penelitian, sehingga dapat
diambil interpretasi dari hasil penelitian.
3. Apakah hasil yang dijelaskan dalam terang kerangka teoritis dan literatur
yang mendukung?
Ya, dari penelitian yang dianaliasa dapat di lihat bahwasanya hasil
penelitian tergambar jelas dalam kerangka konsep dimana hasil penelitian
didukung oleh kerangka teoritis dan literatur.
Kesimpulan
1. Apakah kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dan dihubungkan dengan
hipotesis penelitian?
Ya. Kesimpulan menyebutkan bahwa terdapat Perbandingan
efektivitas pendidikan kesehatan gigi menggunakan media video dan flip
chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak,
Didapatkan bahwa penyuluhan kesehatan menggunakan media audio
visual lebih baik daripada penyuluhan kesehatan menggunakan media
cetak yang dilihat dari nilai rata-rata media audio visual lebih tinggi.
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar didapatkan semua warga mengikuti
kegiatan dari mahasiswa dan menerima dengan baik informasi yang
disampaikan oleh mahasiswa tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak
usia sekolah.
2. Apakah keterbatasan penelitian ada dijelaskan?
Ada. Peneliti menyatakan bahwa Perlu dilakukan penelitian sejenis
dengan menggunakan media pendidikan kesehatan yang berbeda atau
dengan menambahkan media pendidikan kesehatan yang lain sebagai
pembanding sehingga bisa diketahui jenis media yang paling efektif untuk
membantu penyampaian informasi lewat pendidikan kesehatan.
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar memiliki keterbatasan dimasa
pandemic covid-19 karena tidak dapat mengumpulkan masa untuk
dilakukanya penyuluhan secara langsung dan mendemonstrasikan secara
langsung kepada anak usia sekolah warga betungan.
3. Apakah generalisasi dibuat berdasarkan ruang lingkup temuan?
Iya, pada ruang lingkup layanan yang sesuai dengan penelitian.
Seperti siswa SDN Kolongan yang berusia 10-11 tahun berjumlah 64
siswa yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar, masalah dibuat berdasarkan yang
ditemukan dari hasil angket pada pengkajian komunitas.
4. Apakah implikasi dari temuan yang didiskusikan (seperti pada praktik,
pendidikan, dan riset)?
Ya. Penelitian ini dapat menambah referensi bagi studi mengenai
kompetensi bagi peneliti selanjutnya dan bagi penderita caries dentis untuk
meningkatkan pengetahuan masalah caries dentis.
Implikasi dapat bermanfaat
a. PKG (pendidikan kesehatan gigi dan mulut) menggunakan media
video dan media flip chart meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut anak secara bermakna
b. PKG (pendidikan kesehatan gigi dan mulut) menggunakan media
video lebih efektif secara bermakna dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut anak dibandingkan PKG menggunakan
media flip chart
Penyuluhan tentang masalah caries dentis pada anak- anak di
kelurahan betungan kecamatan selebar, dapat dijadikan salah satu
informasi untuk mencegah bagi penderita masalah caries dentis pada anak
usia sekolah.
5. Apa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya ada disebutkan?
Ada. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar penelitian sejenis
dengan menggunakan media pendidikan kesehatan yang berbeda atau
dengan menambahkan media pendidikan kesehatan yang lain sebagai
pembanding sehingga bisa diketahui jenis media yang paling efektif untuk
membantu penyampaian informasi lewat pendidikan kesehatan.
A. Pendahuluan
1. Apakah ada menuliskan mengenai tujuan penelitian?
Ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat
Widyaiswara mengikuti webinar dan persepsi mereka terhadap kegiatan
webinar untuk peningkatan kompetensi widyaiswara selama Work From
Home (WFH) di masa pandemi COVID-19.
2. Apa pentingnya dilakukan penelitian ini?
Pentingnya masalah ini dibahas karena saat ini seluruh dunia
mengalami wabah Covid-19 dan memiliki dampak sulitnya mendapatkan
infromasi secara langsung maka dibuatlah webinar.
Webinar adalah suatu seminar, presentasi, pengajaran ataupun
workshop yang dilakukan secara online, tatap muka secara online yang
disampaikan melalui media internet dan dapat dihadiri oleh banyak orang
yang berada di lokasi berbeda-beda, pada kegiatan webinar seseorang
dapat berinteraksi secara langsung melalui gambar (video) ataupun text
(chat) (Mansyur, Purnamasari, & Kusuma, 2019).
3. Apakah peneliti ada mengemukakan apa yang ia rasakan sehingga ingin
melakukan penelitian ini dan mengapa?
Ada. Peneliti merasakan saat ini sulitnya mendapatkan informasi
secara langsung dikarenakan wabah covid-19 yang mendunia sehingga
membuat peneliti melakukan penelitian tentang webinar sebagai tingkat
kompetensi pada masa covid-19. penelitian menyatakan adanya minat
yang besar widyaiswara untuk mengikuti webinar ditunjukkan dengan
96,77% Widyaiswara telah mengikuti webinar di masa pandemi COVID-
19 dan 90 % diantaranya mengikuti lebih dari 2 kali selama 10 minggu
masa WFH. Selain itu 86,67% merasakan manfaat webinar yang diikuti
terhadap peningkatan kompetensinya. Penelitian yang terkait webinar
menyatakan bahwa webinar dapat menjadi media baru dalam pedagogi,
yaitu narasumber yang terhubung secara online dengan siswa dari jarak
jauh dapat menghadirkan nuansa baru (Mansyur et al., 2019).
B. Pernyataan Masalah
1. Apakah masalah penelitian dirumuskan secara jelas?
Ya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
webinar dapat meningkatkan minat untuk peningkatan kompetensi selama
WFH (Work From Home) pada masa pandemi COVID-19.
2. Apakah peneliti ada mengidentifikasi pertanyaan kunci dan variabel yang
akan diteliti?
Ada. Elemen kunci dalam penelitian ini adalah webinar sebagai
kegiatan peningkatan kompetensi.
3. Apakah penelitian ini potensial untuk mengatasi masalah yang dihadapi di
lingkungan klinis?
Penelitian ini memiliki potensi untuk memecahkan masalah yang
ada, webinar sebagai kegiatan peningkatan kompetensi. Hasil penelitian
menyatakan adanya minat yang besar widyaiswara untuk mengikuti
webinar ditunjukkan dengan 96,77% Widyaiswara telah mengikuti
webinar di masa pandemi COVID-19 dan 90 % diantaranya mengikuti
lebih dari 2 kali selama 10 minggu masa WFH.
C. Tinjauan Pustaka
1. Apakah tinjauan pustaka yang dibuat mengikuti urutan logis yang
menuntun evaluasi kritisi terhadap studi yang mendukung dan yang
bertentangan?
Ya, tinjauan pustaka disusun sedemikian rupa secara sistematis dan
kronologis mengenai data-data faktual dari studi-studi sebelumnya yang
mendukung terhadap fenomena yang diteliti (komponen-komponen penting
yang dinilai sebagai webinar sebagai kegiatan peningkatan kompetensi).
Dilengkapi juga dengan hasil dari penelitian deskriptif, korelatif, dan
bahkan penelitian kualitatif.
2. Apakah terdapat kaitan yang jelas antara penelitian ini dengan studi
sebelumnya?
Penelitian menyajikan data dari peneliti-peneliti sebelumnya yang
menghasilkan kesimpulan terdapat hubungan bahwa peserta mempunyai
minat yang besar mengikuti webinar di masa WFH. Minat yang besar ini
menggambarkan adanya motivasi intrinsik widyaiswara untuk belajar
dalam rangka peningkatan kompetensinya terutama terkait bidang
spesialisasinya dan teknologi pembelajaran daring.
3. Apakah peneliti ada menjelaskan antara tinjauan yang dibuat dengan studi
lain yang mendukung?
Ada. Terdapat studi yang mendukung penelitian yaitu Hasil
penelitian pengaruh kompetensi Widyaiswara terhadap prestasi peserta
diklat, menyatakan bahwa kompetensi pengelolaan pembelajaran dan
subtantif mempunyai pengaruh langsung terhadap prestasi peserta diklat,
sedangkan kompetensi kepribadian dan sosial tidak berpengaruh pada
prestasi peserta diklat (Arjita, 2019).
Metode Penelitian
1. Apakah variabel dan konsep yang relevan dibuat dalam definisi
operasional yang jelas?
Penjelasan mengenai konsep variabel yang diteliti disajikan dalam
tabel Variabel Operasional dan Pengukurannya yang menjelaskan
mengenai definisi variabel, alat, hasil, dan skala ukur.
Penjelasan mengenai konsep variabel yang diteliti dan di sajikan juga
dalam latar berlakang, dan metode karena jurnal merupakan jurnal literatur
review
2. Apakah desain penelitian sesuai dengan pertanyaaan dan hipotesis
penelitian?
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang dilaksanakan di
ruang rawat perawatan dewasa akut di 12 rumah sakit di Midwest, US.
Desain penelitian ini adalah korelatif dengan pendekatan cross-sectional
survey. Hal ini sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ingin mengetahui
apakah ada hubungan antar variabel yang diteliti disimpulkan secara
sementara oleh hipotesis dengan ada/tidak ada hubungan.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan disebut responden akan tetapi
sebagai narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian (Moleong, 2007). penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Hal ini sesuai dengan pertanyaan penelitian menyatakan adanya
minat yang besar widyaiswara untuk mengikuti webinar ditunjukkan
dengan 96,77% Widyaiswara telah mengikuti webinar di masa pandemi
COVID-19 dan 90 % diantaranya mengikuti lebih dari 2 kali selama 10
minggu masa WFH
3. Apakah metode pengumpulan data digambarkan dengan jelas?
Data dikumpulkan melalui 2 bagian survey, dimana survey 1
dilakukan untuk mengukur keefektifan kompetensi perawat manajer yang
dinilai oleh perawat manajer sendiri yang diukur dengan menggunakan
Nurse Manager Competence Tool (Chase, 1994). Kemudian dilakukan
survey kedua untuk mengambil data demografi dan data spesifik unit
untuk mendapatkan gambaran mengenai sampel yang diteliti.
“Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan observasi, wawancara dan dokumentasi), data yang diperoleh
cenderung data kualitatif, analisis data bersifat industif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami
keunikan, mengkontruksi fenomena, dan menemukan hipotesis”
(Moleong, 2007).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling berdasarkan atas suatu
pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang
sudah diketahui sebelumnya” (Notoatmodjo, 2010). Teknik ini untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu
yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif
(Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D, 2010).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan disebut responden akan tetapi
sebagai narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian (Moleong, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan pada 62 partisipan yang merupakan
Widyaiswara dari 12 Lembaga Diklat Pemerintah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Partisipan diminta mengisi kusioner
menggunakan google form yang dibagikan secara daring melalui
whatsapp.
Kuisioner dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berisi latar
belakang partisipan yaitu: nama, jabatan, pendidikan terakhir, dan instansi.
Bagian kedua berisi rata-rata frekuensi partisipan mengikuti diklat dan
seminar per tahun selama 3 tahun terakhir sebelum masa pandemi
COVID-19. Bagian ketiga berisi kegiatan partisipan selama WFH pada
masa pandemi COVID-19, frekuensi partisipan mengikuti webinar, dan
persepsi partisipan mengenai webinar. Data yang telah terkumpul
dianalisis secara deskriptif.
4. Apa ancaman potensial yang teridentifikasi terhadap validitas internal dan
eksternal yang disampaikan dalam penelitian?
Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data.
Kuisioner mengenai kompetensi perawat diisi oleh sampel yang adalah
para perawat manajer itu sendiri. Hal ini merupakan ancaman bagi
validitas data karena tergantung dari kejujuran dalam menjawab
pertanyaan dari para responden. Selain itu, juga harus dipertimbangkan
adanya faktor-faktor lain yang tidak ikut diteliti namun dapat memberikan
kontribusi terhadap hasil penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada 62 partisipan yang merupakan
Widyaiswara dari 12 Lembaga Diklat Pemerintah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Partisipan diminta mengisi kusioner
menggunakan google form yang dibagikan secara daring melalui
whatsapp.
Kuisioner dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berisi latar
belakang partisipan yaitu: nama, jabatan, pendidikan terakhir, dan instansi.
Bagian kedua berisi rata-rata frekuensi partisipan mengikuti diklat dan
seminar per tahun selama 3 tahun terakhir sebelum masa pandemi
COVID-19. Bagian ketiga berisi kegiatan partisipan selama WFH pada
masa pandemi COVID-19, frekuensi partisipan mengikuti webinar, dan
persepsi partisipan mengenai webinar. Data yang telah terkumpul
dianalisis secara deskriptif.
5. Apakah terdapat lebih dari satu orang pengumpul data? Apakah cukup
adekuat untuk menjaga reliabilitas?
Tidak dijelaskan dalam artikel jurnal.
Sampel
1. Apakah subjek dan metode pengambilan sampel dijelaskan?
Ya, pada penelitian ini dijelaskan yang menjadi subjek adalah
semua manajer lini pertama unit pada orang dewasa, perawatan akut,
pengaturan rawat inap dengan
setidaknya 6 bulan di posisi mereka saat ini dari semua rumah sakit.
termasuk 12 rumah sakit dua negara di midwest. Rumah sakit berbagai
tipe dari pedesaan rumah sakit yang kurang dari 29 tempat tidur, ke pusat
kesehatan tersier perawatan besar besar sampai 200 tempat tidur.
Persentase manajer lini pertama di masing-masing fasilitas relatif
sebanding dengan ukuran bahwa fasilitas masing-masing. Semua manajer
akut dewasa rawat inap perawat dalam sistem kesehatan ini disurvei
karena ada 45 posisi secara total.
Untuk teknik pengambilan sampel penelitian ini menjelaskan
bahwa Leedy dan Ormrod (2005) mencatat bahwa untuk sampel kurang
dari 100, semua harus disurvei. YA, pada penelitian ini dijelaskan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
samplin, Penelitian ini dilaksanakan pada 62 partisipan yang merupakan
Widyaiswara dari 12 Lembaga Diklat Pemerintah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Partisipan diminta mengisi kusioner
menggunakan google form yang dibagikan secara daring melalui
whatsapp.
2. Apakah sampel dengan ukuran yang cukup untuk penelitian, mengingat
jumlah variabel dan desain?
Sudah, karena ini melibatkan 12 rumah sakit dan perbandingan
antara manajer dengan fasilitas yang disurvei ada sekitar 45 dan ada
kriteria sampelnya seperti Pertama, dalam rangka mendapatkan data
persepsi pasien, fasilitas rumah sakit memanfaatkan yang sama dengan
alat pengumpulan data yang prosedur kepuasan pasien, NRC + Picker,
sehingga nilai ini dapat dibandingkan secara langsung. Selain itu, sistem
kesehatan yang dipilih menggunakan filosofi yang sama. Alasan-alasan ini
keduanya berkontribusi pada keputusan untuk memilih convenience
sampling desain. Semua manajer perawat rawat inap dewasa akut dari
semua rumah sakit dalam sistem yang diundang untuk berpartisipasi. Hal
ini mengakibatkan ukuran sampel 40 manajer lini pertama dari semua
ukuran rumah sakit dari wilayah geografis besar wilayah dua negara.
Persentase perawat manajer dari rumah sakit ukuran yang berbeda dekat
menirukan distribusi rata-ratanegara Midwest
Sudah kerena ini melibatkan 62 partisipan yang merupakan
Widyaiswara dari 12 Lembaga Diklat Pemerintah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama
berisi latar belakang partisipan yaitu: nama, jabatan, pendidikan terakhir,
dan instansi. Bagian kedua berisi rata-rata frekuensi partisipan mengikuti
diklat dan seminar per tahun selama 3 tahun terakhir sebelum masa
pandemi COVID-19. Bagian ketiga berisi kegiatan partisipan selama WFH
pada masa pandemi COVID-19, frekuensi partisipan mengikuti webinar,
dan persepsi partisipan mengenai webinar. Data yang telah terkumpul
dianalisis secara deskriptif..
3. Apakah ada keyakinan yang memadai bahwa hak-hak subyek manusia
yang dilindungi?
Sudah, pada penelitian ini sudah ada Pertimbangan etisnya
dijelaskan bahwa penelitian ini melindungi hak-hak peserta survei manajer
perawat melalui beberapa metode. Pertama, semua peserta perawat
manajer diberitahu tentang kerahasiaan tanggapan / jawaban mereka. Alat
survei tidak berisi informasi identitas pribadi. Semua survei yang kembali
dalam amplop tertutup untuk mencegah melihat disengaja oleh pihak lain.
Semua data akan disimpan di tempat yang aman, kebakaran, dan wadah
tahan air selama 7 tahun. Kotak ini akan dijamin hanya peneliti yang dapat
mengakses.
Selain melindungi kerahasiaan, pilihan manajer perawat untuk
berpartisipasi juga dilindungi. Survei ini bersifat sukarela. Para eksekutif
perawat dari setiap facililty mengkoordinasikan tanggal dan waktu untuk
survei , tapi tidak ada manajemen senior hadir di ruang selama penelitian /
survei. Kedua kerahasiaan dan partisipasi sukarela yang jelas lagi dalam
surat informed consent. Semua manajer perawat diminta untuk
menandatangani pernyataan informed consent sebelum berpartisipasi.
Selain kerahasiaan dan partisipasi sukarela, peserta diberitahu bahwa
Institutional Review Board (IRB) Capella University menyetujui
penelitian ini dan bahwa sistem perawatan menyetujui penelitian ini juga.
Penelitian yang diusulkan telah disampaikan kepada IRB dari Capella
Universitas untuk persetujuan sebelum survei setiap dibagikan (Lampiran
E). Tidak ada risiko kepada manajer perawat untuk partisipasi. Supervisor
mereka tidak hadir saat survei dilakukan, sehingga tidak ada paksaan
untuk mengikuti survei. Selain itu, tidak ada data individu atau fasilitas-
identifikasi dilaporkan untuk melindungi anonimitas.
Sudah, penelitian ini sudah ada memadai dalam perlindungan dan
di jelakan juga dalam latar belakang jurnal. Dan survei ini bersifat
partisipan sukarela dari Lembaga Diklat Pemerintah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
Instrumen
1. Apakah instrumen yang digunakan sudah tepat untuk pengumpulan data
yang digunakan?
Sudah, karena sudah menjawab dari variabel yang akan diteliti
2.Apakah reliabilitas dan validitas instrumen pengukuran yang memadai?
Validitas dan Reliabilitas Definisi, sampling semua bidang definisi, dan
mengembangkan indikator yang menyadap Hal itu dilaporkan sebagai nilai
0,30 untuk survei dan digambarkan sebagaihasil yang diterima (NRC +
Picker, n.d.). Barang diskriminasi validitas mengacu pada kemampuan
item untuk mengukur konsep yang lebih baik daripada pertanyaan lain.
Alat ini menunjukkan variasi yang sangat sedikit mencari lagi di alpha
Cronbach. Terakhir, kriteria validitas digunakan untuk memperkirakan
seberapa baikdimensi perawatan diprediksi hasil pasien yang positif.
Koefisien validitas dihitung dengan menghubungkan pertanyaan global
dengan setiap dimensi perawatan. Korelasi adalah semua di atas r = 0 .5
dengan p <0,01. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dimensi
perawatan dan penilaian keseluruhan perawatan (NRC + Picker, n.d.).
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan observasi, wawancara dan
dokumentasi)
Analisis Data
1. Apakah ada dijelaskan mengenai uji statistik yang digunakan dan nilai
yang dilaporkan?
Ini penelitian kuntitatif dengan menggunakan uji statistik
korelasi. Analisis korelatif Pearson Product Moment Correlation
Coefficient dan Coefficient of Correlation bertujuan untuk melihat
keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih, peneliti melihat
hubungan perawat manager kompetensi dengankepuasan staf, kepuasan
pasien, dan pasien hasil perawatan. Hubungan ditunjukkan dengan adanya
nilai p (p value<0,05).
Hasil penelitian menyatakan adanya minat yang besar widyaiswara
untuk mengikuti webinar ditunjukkan dengan 96,77% Widyaiswara telah
mengikuti webinar di masa pandemi COVID-19 dan 90 % diantaranya
mengikuti lebih dari 2 kali selama 10 minggu masa WFH. Selain itu
86,67% merasakan manfaat webinar yang diikuti terhadap peningkatan
kompetensinya.
Hasil
1. Apakah hasil untuk setiap hipotesis dengan disajikan dengan jelas
dan obyektif?
Ya, hasil hipotesis dari penelitian terurai satu persatu dengan jelas.
a. Terhadap hipotesis 1 tidak terdapat hubungan antara kompetensi
perawat manejerddengan kejadian turn-over perawat (p>0,05)
b. Terhadap hipotesis 2 terdapat hubungan (p<0,05) antara kompetensi
perawat (kemanusiaan, konsep, kepemimpinan, finansial) dengan
kepuasan pasien akan pain controldi unit medikal bedah
c. Terhadap hipotesis 3 tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara
kompetensi perawat manajer dengan kesalahan medikasi
d. Terhadap hipotesis 4 tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara
kompetensi perawat dengan kejadian pasien jatuh
2. Apakah angka-angka dan tabel membantu dalam menerangkan presentasi
hasil '?
Ya,dengan adanya perhitungan dan tabel tabel (dependent dan
independent) akan memperkuat dari hasil penelitian, sehingga dapat
diambil interpretasi dari hasil penelitian.
3. Apakah hasil yang dijelaskan dalam terang kerangka teoritis dan literatur
yang mendukung?
Ya, dapat kita lihat dari penelitian bahwasanya hasil penelitian
tergambar jelas dalam kerangka konsep dimana hasil penelitian didukung
oleh kerangka teoritis dan literatur.
Kesimpulan
6. Apakah kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dan dihubungkan dengan
hipotesis penelitian?
Ya. Kesimpulan menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
kompetensi perawat manajer (domain kemanusiaan, konsep,
kepemimpinan, finansial) dengan kepuasan pasien akan pain control.
Tidak terdapat hubungan yang lain antara kompetensi perawat manejer
dengan kepuasan perawat/pasien.
Ya. Kesimpulan menyatakan adanya minat yang besar widyaiswara
untuk mengikuti webinar ditunjukkan dengan 96,77% Widyaiswara telah
mengikuti webinar di masa pandemi COVID-19 dan 90 % diantaranya
mengikuti lebih dari 2 kali selama 10 minggu masa WFH
7. Apakah keterbatasan penelitian ada dijelaskan?
Dalam penelitian ini penulis tidak menjelaskan adanya
keterbatasan dalam penelitian.
8. Apakah generalisasi dibuat berdasarkan ruang lingkup temuan?
Tidak, karena ini bebas untuk siapa saja bisa mengikuti dalam
kegiatan ini
9. Apakah implikasi dari temuan yang didiskusikan (seperti pada praktik,
pendidikan, dan riset)?
Ya melalui penelitian ini peserta dapat merasakan manfaat webinar
yang diikuti terhadap peningkatan kompetensinya. Pertimbangan
Widyaiswara mengikuti webinar terutama adalah materi yang menarik,
mendapatkan sertifikat, dan gratis. Materi yang dianggap menarik dan
bermanfaat oleh Widyaiswara terutama adalah materi yang terkait bidang
spesialisasi Widyaiswara dan terkait teknologi pembelajaran daring.
10. Apa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya ada disebutkan?
Ada. Di harapkan Penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada
pengukuran efektivitas webinar terhadap peningkatan kompetensi
Widyaiswara dan pengukuran motivasi Widyaiswara dalam mengikuti
webinar.