Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KELUAGA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH

KELOMPOK 1 KELAS BII A

Cok Istri Novia Trisna Angga Dewi (183222903)

Devira Pradnya Pratisista (183222904)

Dewa Ayu Lilik Saraswati (183222905)

Febi Pramita Lestari (183222906)

Gek Fitrina Dwi Sariasih (183222907)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga mengenai “ Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Denpasar, 29 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
2.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga....................................................... 3
2.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga....................................................................... 7
2.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga........................................................ 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga. Pendekatan ini disebut proses
keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (1978), “Proses Keperawatan
Merupakan Inti Dan Sari Dari Keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak
yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju
pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses
pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada
keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah
klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang
erat. Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada
keluarga sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan.
Beberapa alasan penting meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi
fokus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu : Dalam sebuah unit keluarga,
disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau
lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada
peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling
keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang
diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Upaya menemukan

1
kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya untuk memberikan perawatan
kesehatan keluarga.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa pengertian pengkajian keperawatan keluarga ?
1.2.2 Apa pengertian diagnosa keperawatan keluarga ?
1.2.3 Bagaimanan merumuskan prioritas diagnosa keperawatan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


Beberapa tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian pengkajian keperawatan keluarga.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian diagnosa keperawatan keluarga.
1.3.3 Untuk mengetahui cara merumuskan prioritas diagnosa keperawatan
keluarga.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat teoritis
Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat
mengembangkan wawasan mengenai cara pembuatan asuhan
keperawatan keluarga khususnya mengenai pengkajian, pemilihan
diagnose dan cara merumuskan prioritas diagnose keperawatan
keluarga.
1.4.2 Manfaat praktis
Agar para pembaca mengetahui bagaimana cara untuk menyusun
sebuah asuhan keperawatan keluarga khususnya mengenai pengkajian,
pemilihan diagnose dan cara merumuskan prioritas diagnose
keperawatan keluarga dan dapat menerapkannya dalam melakukan
tindakan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga


Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Hal-hal yang
perlu di kaji dalam keluarga adalah:
A. Data umum
Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram
(genogram keluarga dalam tiga generasi).
1. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
2. Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.
3. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat memengaruhi kesehatan. 
4. Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
5. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihatkapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat
rekreasi, namunmenonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn
aktivitas rekreasi.

3
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
3. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi:riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian,
kematian, dan keluarga yang hilang.
4. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua.

C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi
rumah, kamar mandi, dapur, kamartidur, kebersihan dan sanitasi rumah,
pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau
penataan rumah mereka.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal,tipe lingkungan
tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan
tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas
ekonomi dant ransportasi.
3. Mobilitas geografis keluarga. Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah
ini atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat
tinggal.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada.

4
5. Sistem pendukung keluarga. Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber
dukungan dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang
dimiliki keluarga.
D. Struktur keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antaranggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baikformal/informal.
4. Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki.
2. Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal
masalahkesehatannya dan memelihara kesehatannya.
4. Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlahanggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan.

F. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang.
a. Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6 bulan2)
b. Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6 bulan)
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana
keluarga berespon terhadap situasi.
3. Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang
digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan.

5
4. Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah.

G. Pemeriksaan fisik
1. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
2. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.
3. Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut,
THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system
genetalia
4. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

H. Harapan keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji
(2004) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain,
perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan
tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas
kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada
keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih
lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian
awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab
dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

6
2.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa
data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012).
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
2. Etiologi atau penyebab
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada
lima tugas keluarga yaitu
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah :
a. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).
b. Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
c. Dan ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau
tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, system
pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
3. Tanda (sign) dan gejala (symptom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga
secara langsung atau tidak langsung.

7
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu
pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1. Diagnosa  sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri
dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
Sebagai contoh:

a)      Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M)


keluarga Bapak K.

b)      Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.

c)      Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah


keluarga Bapak I.

2. Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi
masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini
terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S). Sebagai
contoh:

a)      Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

b)      Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi
terhadap balita.

c)       Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak

8
3. Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn
bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P),
etiologi (E), dan sign/symptom (S). Sebagai contoh:

a)     Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga
Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi.

b)     Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan keterbatasan gerak ( rematik).

c)     Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.

2.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas. Skala untuk
menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga. (Susanto, 2012, p. 63)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat Masalah
Skala : Aktual 3
Resiko 2 1
Keadaan sejahtera atau diagnosis sehat 1
2 Kemungkinan masalah yang diubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah

9
Skala : Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala : Masalah dirasakan dan harus segera 2
ditangani 1 1
Adanya masalah tetapi tidak perlu 0
ditangani
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria


2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skore × bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria. (Susanto, 2012)
Faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan prioritas,
adalah :

1. Rasa keterdesakan klien (ini penting untuk membina hubungan)


2. Tindakan yang akan atau mungkin mempunyai efek terapeutik terhadap
perilaku kesehatan klien dan keluarga di masa mendatang. Masalah ini
kemudian akan membentuk landasan untuk menentukan tujuan dan
perencanaan intervensi. (Susanto, 2012, p. 64)

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan keluarga, implementasi dan evaluasi.
Bagian-bagian dari askep keluarga berbeda dengan asuhan keperawatan keluarga
pada umumnya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana. Diagnosa keperawatan adalah
keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh
melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Dalam satu keluarga perawat dapat
menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas
terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan skala prioritas.

3.2 Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan antara lain :

3.2.1 Bagi petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memahami dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga sehingga dapat memberikan
pelayanan asuhan keperawatan secara optimal dan mampu melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada keluarga sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
3.2.2 Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan diharapkan mampu
mengetahui, memahami dan mempraktikan secara langsung konsep asuhan
keperawatan keluarga

11
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung


Seto
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Harmoko. (2012).Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :
Pelajar.
Suprajitno.2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :EGC
Susanto. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV Trans Info Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai