Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan CHF

Laporan pendahuluan

Definisi

Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal jantung Kongestif adalah


ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya
kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).

Klasifikasi

Klasifikasi / Grade CHF atau gagal jantung menurut New York Heart Association,
terbagi dalam 4 kelainan fungsional :

1. Grade I Timbul sesak pada aktifitas fisik berat


2. Grade II Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
3. Grade III Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
4. Grade IV Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

Etiologi

 Kelainan otot jantung Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi
 Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara
langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
 Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan
beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung.
 Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
 Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub
semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak
after load
 Faktor sistemik Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme
(missal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan
suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita
elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

Patofisiologi

Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme


dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan
kardiak output, yaitu meliputi :

 Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor


 Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap
peningkatan volume
 Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
 Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan

Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah


sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel
dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak
adekuat ke miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada
jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme
pemompaan.

Pathway
Pathway CHF
Download Pathway CHF Format Doc, DISINI

Tanda dan Gejala

Tanda dominan : Meningkatnya volume intravaskuler

Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah
jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang
terjadi.

Gagal Jantung Kiri : Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena
ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru.

Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :


 Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami
ortopnoe pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea
(PND)
 Batuk
 Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
hasil katabolisme. Juga terjadi
 karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
terjadi karena distress pernafasan dan batuk
 Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak
berfungsi dengan baik Gagal jantung Kanan :
 Kongestif jaringan perifer dan visceral
 Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting,
penambahan BB.
 Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena hepar
 Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
 Nokturia
 Kelemahan

Pemeriksaan Diagnostik

 Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau


efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF
 EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
 Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan
retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah

Penatalaksanaan

Terapi Non Farmakologis

 Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung


 Oksigenasi
 Dukungan diet : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.

Terapi Farmakologis :

 Glikosida jantung Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan


memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan
mengurangi oedema.
 Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui
ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia
 Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

Konsep Asuhan keperawatan CHF

Pengkajian

a. Pengkajian Primer

 Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot


pernafasan, oksigen, dll
 Breathing : Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal
 Circulation : Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung,
anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi
apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam
denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau
sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema

b. Pengkajian Sekunder

 Aktifitas/istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah,


dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital
berubah saat beraktifitas.
 Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
 Eliminasi Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada
malam hari, diare / konstipasi
 Makanana/cairan Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB
signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan
diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll
 Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
 Neurosensori Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
 Nyeri/kenyamanan Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot,
gelisah
 Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan

Diagnosa Keperawatan, Kriteria Hasil, Tujuan dan Rencana Tindakan /


Intervensi

1. Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,


asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli.

kemungkinan dibuktikan oleh:

 Daerah perifer dingin, Nyeri dada


 EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.
 RR lebih dari 24 kali per menit, Nadi > 100 X/menit
 Kapiler refill lebih dari 3 detik
 Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru
 HR lebih dari 100X/menit, TD >120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2 < 80
mmHg, pa CO2 > 45 mmHg dan saturasi < 80 mmHg.
 Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL

Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan
tindakan perawatan

Kriteria hasil : Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak menunjukkan
perluasan infark, RR 16-24 X/mnt, clubbing finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi
60-100X/mnt, TD 120/80 mmHg.

Rencana Tindakan / Intervensi :

 Monitor frekuensi dan irama jantung


 Observasi perubahan status mental
 Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
 Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
Kolaborasi :

 berikan cairan IV sesuai indikasi


 Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Misal EKG, elektrolit, GDA (pa O2, pa
CO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret

Tujuan : Jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.

Kriteria hasil : Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada secret, suara
nafas normal

Rencana Tindakan / Intervensi :

 Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan.


 Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan
adanya bunyi tambahan missal krakles, ronchi, dll
 Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalan nafas misal
batuk, penghisapan lendir, dll
 Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
 Kaji toleransi aktifitas misal keluhan kelemahan/kelelahan selama kerja

3. Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler b.d penurunan


perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau
penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial / jaringan.

Tujuan : Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan


tindakan keperawatan selama di rawat di RS

Kriteria hasil : Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan


darah dalam batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen,
paru bersih dan BB ideal (BB ideal = TB – 100  10%)

Intervensi :

 Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung


keseimbangan cairan
 Observasi adanya oedema dependen
 Timbang BB tiap hari
 Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Kolaborasi :

 pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic


 Kaji JVP setelah terapi diuretic
 Pantau CVP dan tekanan darah

4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali,

kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan,


gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.

Tujuan : Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR
normal, tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan
GDA normal.

Rencana Tindakan / Intervensi :

 Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi dada


 Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
 Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
 Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.
 Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.

5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan


kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard.

kemungkinan dibuktikan oleh : gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam


katifitas, terjadinya disritmia dan kelemahan umum.

Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan


keperawatan.

Kriteria hasil : Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg

Rencana Tindakan / Intervensi :

 Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
 Tingkatkan istirahat (ditempat tidur)
 Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat
 Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari
kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

Asuhan Keperawatan Pada Tn G Dengan Kasus CHF di ruang Mawar RSU


Prabumulih

Pengkajian

I. Identitas Klien

 Nama : Tn. G
 Umur : 54 Tahun
 Jenis kelamin : Laki - laki
 Agama : Islam
 Alamat : Jln Bonjol Prabumulih
 Suku : Belida
 Pekerjaan : Tani
 MRS : 21 Oktober 2018
 Pengkajian : 23 Oktober 2018
 Register : 00007861
 Diagnosa medis : CHF

II. Riwayat Penyakit Sekarang

 Alasan utama MRS : Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS

Keluhan Utama :

Klien datang dengan keluhan nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, sesak timbul
terutama saat batuk dan sesak nafas sejak 5 hari sebelum MRS, dan apabila
melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak, tidak berkurang dengan pemberian
obat dari dokter, serta tidur menggunakan bantal lebih dari
2. Pada tanggal 23 Oktober 2018 klien dibawa ke IGD RSU Prabumulih.

III. Riwayat Penyakit Terdahulu

 Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi sejak itu klien kontrol ke
RSU Prabumulih tapi tidak rutin

IV. Riwayat Penyakit Keluarga


 Pada keluarga : Ayah menderita hipertensi dan ibu menderita

V. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi cukup saat MRS pemenuhan
nutrisi diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750 cc/24 jam, kesulitan menelan
tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi tidak ada. Setelah MRS pasien
mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring, nafsu
makan baik

b. Pola Eliminasi

BAB

 Frekuensi : 1x/2 hari


 Warna dan bau : coklat
 Konsistensi : Lunak
 Keluhan :-

BAK

 Frekuensi : 5 - 6 kali perhari


 Warna : Kuning
 Keluhan : -

c. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum MRS

 Tidur
 Frekuensi : 2x / hari
 Jam tidur siang : 4 – 5 jam / hari
 tidur malam: 6 – 7 jam / hari
 Keluhan : tidak ada

Setelah MRS

 Frekuensi : 2x / hari
 Jam tidur siang : 4 – 5 jm/hr Jam
 Jam tidur malam : 6 – 7 jm/hr
 Keluhan : sesak, mudah terbangun

d. Pola Aktivitas

Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari-hari
karena merasa sesak ketika melakukan aktifitas yang agak berat. Setelah MRS klien
hanya duduk dan berbaring di ranjang.

VI. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan

 Keadaan penyakit sedang,


 kesadaran komposmentis,
 suara jelas
 Pemeriksaan TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC

b. Kepala

 Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada

c. Wajah

 Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis

d.Mata

 Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik (-),reflex
cahaya (+), tajam penglihatan menurun

e.Telinga

 secret (-), serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun

e. Mulut dan Faring

 Stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, kelainan tidak ada

f. Leher

 Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+)


g. Thoraks Paru

 Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi
resonan, ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris

h. Jantung

 Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2
sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1 dan S2
tunggal, Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik

i. Abdomen

 Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah,
pembesaran hepar 2 jari lunak.

j. Genitalia

 Tidak diperiksa

k. Ekstermitas

 Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)

VII. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

 Hb : 11,9 13 - 15
 Hematokrit : 35 40 - 48
 Leukosit : 6300
 Trombosit : 255.000
 Diff : -/-/ 2/73/24/1
 AGD : Ph : 7.492, Po2 : 133,4, PCo2 : 23,6, HCO3 : 17,9, Sat O2 : 98,8
 Na : 138
 K : 5,3
 Cl : 101
 Ureum : 14
 Kreatinin : 210
 SGOT : 111,3
 SGPT : 360
 Albumin : 3,8
 Gula Darah Puasa : 97
 Ck : 771
 CKMB : 100

Radiologi

 Hasil/kesan : CTR > 50% (kardiomegali)

EKG Tanggal : 25 Oktober 2018

 Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3


 Tanggal : 12-4-2012
 Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

VIII. Terapi

Obat-obatan

 IVFD Rl gtt 20 kali/menit


 Lasix : 3 x 40 mg iv
 Ascardia : 1 x 80 mg
 Simvastatin : 1 x 20 mg
 Captopryl : 3 x 25 mg
 O2 : 3 liter/ mnt Nasal Kanul

Diet

 Diet jantung III ( 1700 kal ), RG

Klasifikasi Data

1. Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS


2. Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
3. Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
4. Klien mengatakan tidur menggunakan bantal lebih dari 2
5. Klien mengatakan sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi
6. Klien mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring
setelah MRS
7. Klien mengeluh sesak dan mudah terbangun pada malam hari

TTV :
 TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
 tajam penglihatan menurun
 telinga : serumen (+)
 Mulut dan Faring: gigi banyak yang hilang
 Leher: pembesaran vena jugularis (+)
 Abdomen: nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
 Ekstermitas : kekuatan 3/4
 Laboratorium
 Hb : 11,9 13 - 15
 Hematokrit : 35 40 - 48
 EKG : Tanggal : 24 Oktber 2018 Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4,
Q patologis pada v1-v3 dan Tanggal : 25 Oktober 2018 Hasil/kesan : irama
sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

Analisa Data

DATA ETIOLOGI PROBLEM


DS Disfungsi Penurunan curah
· Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS miocard jantung
· Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum
MRS Kontraktilitas
· Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas
sehari-hari bertambah sesak
DO
· TTV : Gagal pompa
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ ventrikel
menit,T : 36,5 oC
· Leher: pembesaran vena jugularis (+)
· Laboratorium
· Hb : 11,9 13 - 15 Curah jantung (
· Hematokrit : 35 40 - 48 COP)
· EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST
elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/
mnt ireguler, axis, LAD

DATA ETIOLOGI PROBLE


M
DS Suplai drh Intoleransi
· Klien mengeluh sesak kejaringan Nutr aktifitas
nafas sejak 2 hari SMRS isi & O2 sel
· Klien mengatakan ketika Metabolisme sel
melakukan aktifitas sehari-hari Lemah & letih
bertambah sesak
· Tajam penglihatan
menurun
DO
· Ekstermitas : kekuatan
3/4
· Laboratorium
· Hb : 11,9 13
- 15
· Hematokrit : 35 4
0 - 48
· EKG : Tanggal : 11-4-
2012
Hasil/kesa
n : irama sinus, ST elevasi pada
V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-
2012
Hasil/kesa
n : irama sinus, HR 110x/ mnt
ireguler, axis, LAD
· TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100
x/menit reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas miokardial


ditandai dengan :

DS

 Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS


 Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
 Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak

DO

 TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5


oC
 Leher: pembesaran vena jugularis (+)
 Laboratorium : Hb : 11,9 13 - 15, Hematokrit : 35 40 - 48
 EKG : Tanggal : 24 Oktober 2018 Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada
V4, Q patologis pada v1-v3, Tanggal : 25 Oktober 2018 Hasil/kesan : irama
sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

Diagnosa Keperawatan 2.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan ditandai dengan:

DS

 Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS


 Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
 Tajam penglihatan menurun

DO

 Ekstermitas : kekuatan 3/4


 Laboratorium : Hb : 11,9 13 - 15, Hematokrit : 35 40 - 48
 EKG : Tanggal : 24 Oktober 2018 Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada
V4, Q patologis pada v1-v3 Tanggal : 25 Oktober 2018 Hasil/kesan : irama
sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
 TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5
oC

Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan 1. Kaji dan catat 1.
berhubungan tindakan keperawatan tekanan
denganPerubahan kondisi klien dapat darah,sianosis,irama
kontraktilitas miokardial membaik denga dan denyut jantung
ditandai dengan : kriteria: 2. Intruksikan
DS - tanda-tanda vital untuk menjaga
· Klien mengeluh dalam batas keseimbangan
sesak nafas sejak 2 hari normal;N:60-100 intake dan output
SMRS x/mnt,TD:100-120/80- 3. Jelaskan
· Klien mengeluh 90 mmHg,P: 16-20 tentang penggunaan
nyeri dada 3 minggu sebelum x/mnt, dosis frekuensi dan
MRS - tidak ada hipotensi efek samping obat
· Klien - AGD dalam batas 4. Kolaboratif:
mengatakan ketika normal diuretic dan
melakukan aktifitas sehari- - tidak ada distensi vena antibiotic
hari bertambah sesak jugularis
DO
· TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100
x/menit reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC
· Leher:
pembesaran vena jugularis
(+)
· Laboratorium
Hb : 11,9 13 -
15
Hematokrit : 35 40 -
48
· EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan :
irama sinus, ST elevasi pada
V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-
4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 1. Kaji respon
110x/ mnt ireguler, axis, Setelah dilakukan emosional sosial
LAD tindakan keperawatan dan spiritual
2. Intoleransi aktifitas diharapkan intoleransi 2. Monitor respon
berhubungan dengan aktifitas klien dapat cardiorespiratory
kelemahan dan keletihan teratasi denga criteria terhadap kelelahan
ditandai dengan: hasil: 3. Intruksikan
DS -TTV dalam batas teknik relaksasi
· Klien mengeluh sesak normal selama aktifitas
nafas sejak 2 hari SMRS -klien mampu 4. Evaluasi
· Klien mengatakan ketika mendemonstrasikan motivasi klien
melakukan aktifitas sehari- aktifitas dan self care terhadap
hari bertambah sesak -keseimbangan antara peningkatan
· Tajam penglihatan aktifitas dan istirahat aktifitas
menurun 6.
DO
· Ekstermitas : kekuatan
3/4
· Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
· EKG : Tanggal : 11-4-
2012
Hasil/kesan :
irama sinus, ST elevasi pada
V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-
2012
Hasil/kesan :
irama sinus, HR 110x/ mnt
ireguler, axis, LAD
· TTV : TD : 140/90
mmHg, N : 100 x/menit
reguler , RR : 20 x/ menit,T :
36,5oC

NO HARI/
JAM INTERVENSI EVALUASI KET
DX TANGGAL
1 23 Oktober 09:00 1. mengkaji dan catat tekanan S: klien mengatakan
2018 darah,sianosis,irama dan denyut sesak nafas dan
jantung jantung bergerak
hasil: TD: 120/90, HR: 122 x/mnt tidak teratur
regular, RR: 20 x/mnt O: TD: 120/90
09:30 2. mengintruksikan untuk mmHg,RR: 22
menjaga keseimbangan intake dan x/mnt,N: 116 x/mnt,
output reuler, EKG: irama
hasil: sinus, HR: 110 x/mnt,
klien Nampak paham dengan ireguler, axis, LAD
penjelasan yang diberikan A. masalah belum
09:50 3. menjelaskan tentang teratasi
penggunaan dosis frekuensi dan
efek samping obat P: Lanjutkan
hasil: intervensi
klien Nampak paham dengan
penjelasan yang diberikan
10:00 4. mengkolaborasi pemberian
diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat

NO HARI/ JAM INTERVENSI EVALUASI KET


DX TANGGAL
2 24 Oktober 09:00 5. mengkaji respon emosional S: klien mengatakan
2018 dan spiritual klien sesak nafas dan
hasil: motivasi klien terhadap jantung bergerak
aktifitas baik tidak teratur
09:30 6. memonitor cardiorespiratory O: TD: 120/90
terhadap kelelahan mmHg,RR: 22
hasil: TTV: x/mnt,N: 116 x/mnt,
T: 120/90 mmHg reuler, EKG: irama
HR: 116 x/mnt regular sinus, HR: 110 x/mnt,
RR: 22 x/mnt ireguler, axis, LAD
09:45 7. menintruksikan teknik B. masalah belum
relaksasi selama aktifitas teratasi
hasil: klien paham dengan intruksi
yang diberikan P: Lanjutkan
09:47 8. mengevalu intervensi
si motivasi kilen terhadap
peningkatan aktifitas
hasil: klien mangatakan mudah
merasa lelah,sesak nafas, dah
jantung tidak teratur

NO HARI/
JAM INTERVENSI EVALUASI KET
DX TANGGAL
1 25 Oktober 09:00 1. mengkaji dan catat tekanan S: klien mengatakan
2018 darah,sianosis,irama dan denyut sesak nafas dan
jantung jantung bergerak
hasil: TD: 120/90, HR: 110 x/mnt tidak teratur
regular, RR: 22 x/mnt capillary O: TD: 120/90
09:30 refill 3 detik mmHg,RR: 22
2. mengintruksikan untuk menjaga x/mnt,N: 116 x/mnt,
keseimbangan intake dan output reguler, EKG: irama
hasil: sinus, HR: 110 x/mnt,
klien Nampak paham dengan ireguler, axis, LAD
penjelasan yang diberikan C. masalah belum
09:50 3. menjelaskan tentang teratasi
penggunaan dosis frekuensi dan
efek samping obat P: Lanjutkan
hasil: intervensi
klien Nampak paham dengan
penjelasan yang diberikan
10:00 4. mengkolaborasi pemberian
diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat

NO HARI/ JAM 5. INTERVENSI EVALUASI KET


DX TANGGAL
2 26 Oktober 09:00 6. mengkaji respon emosional dan S: klien mengatakan
2018 spiritual klien sesak nafas dan
hasil: motivasi klien terhadap jantung bergerak
aktifitas baik tidak teratur
09:30 7. memonitor cardiorespiratory O: TD: 120/90
terhadap kelelahan mmHg,RR: 22
hasil: TTV: x/mnt,N: 116 x/mnt,
T: 120/90 mmHg reuler, EKG: irama
HR: 110 x/mnt regular sinus, HR: 110 x/mnt,
RR: 20 x/mnt ireguler, axis, LAD
09:45 8. menintruksikan teknik relaksasi D. masalah belum
selama aktifitas teratasi
hasil: klien paham dengan intruksi
yang diberikan P: Lanjutkan
09:47 9. mengevalu intervensi
si motivasi kilen terhadap
peningkatan aktifitas
hasil: klien mangatakan mudah
merasa lelah,sesak nafas, dah
jantung tidak teratur

Kesimpulan
 Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
 Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan
infeksi paru-paru dan emboli paru-paru.
 Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja
jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal,
kontraktilitas dan beban akhir.

Saran

Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini dilakukan
dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya hidup yang
sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang melihat
enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam, makanan
tersebut.

Daftar Pustaka

1. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK


Padjajaran Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450
2. Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku
Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
3. Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208
4. Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit),
Buku 2, Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.
5. Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC,
1999
6. Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta,
EGC: 1997
7. Price, Sylvia, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 4,
Jakarta: EGC, 1999
8. Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart,
Edisi 8, Jakarta, EGC, 2001.

Anda mungkin juga menyukai