Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN GAGAL JANTUNG

KONGESTIF (CHF)DI RSUD dr ZUBIR MAHMUD


ACEH TIMUR

OLEH
MULIA ZAHARA
2114901195

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A. Definisi
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Smeltzer& Bare, 2001).

B. Etiologi
 Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi
 Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infarkmiokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitas menurun.
 Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
 Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
 Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosiskatubsemiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditifkonstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak afterload
 Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beraNyya
gagal jantung. MeningkaNyya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis).
Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.
Grade gagal jantung menurut New YorkHeartAssociation, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional :
I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
C. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme
dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan
kardiak output, yaitu meliputi :
a. Responsystem saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan
volume
c. Vaskontriksiarterirenal dan aktivasisystemrenninangiotensin
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari
arteri coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke
miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan
oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.

D. Pathways
Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forwardfailuer backwardfailure
Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

E. Tanda dan Gejala


Tanda dominan :
MeningkaNyya volume intravaskuler
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah
jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang
terjadi.
Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu
memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
 Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran
gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
 Batuk
 Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan
dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi
 karena meningkaNyya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
terjadi karena distress pernafasan dan batuk
 Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan,
stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi
dengan baik
Gagal jantung Kanan :
 Kongestif jaringan perifer dan visceral
 Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedemapitting,
penambahan BB.
 Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena hepar
 Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga
abdomen
 Nokturia
 Kelemahan
F. Pemeriksaan Diagnostik
 Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi
pleura yang menegaskan diagnosa CHF
 EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
(jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
 Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium
yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K,
Na, Cl, Ureum, gula darah
G. Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologis
 Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
 Oksigenasi
 Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
Terapi Farmakologis :
-. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi
jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume
darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
- Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
- Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan
ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri
dapat diturunkan.

H. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
 Pengkajian Primer
 Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,
oksigen, dll
 Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
 Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok
dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi
jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi
juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada
pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
 Pengkajian Sekunder
 Aktifitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat
atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
 Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah
tersinggung
 Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi
 Makanana/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.
Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan
diureticdistensi abdomen, oedema umum, dll
 Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
 Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
 Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
 Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret.
3) Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskulerb.d penurunan
perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik
atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial / jaringan
4) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali,
kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan,
gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.
5) Intoleransi aktifitasb.dketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard, kemungkinan dibuktikan
oleh : gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas, terjadinya
disritmia dan kelemahan umum.
3. RENCANA TINDAKAN
1) Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli, kemungkinan dibuktikan oleh:
- Daerah perifer dingin, Nyeri dada
- EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.
- RR lebih dari 24 kali per menit, Nadi  100 X/menit
- Kapiler refill lebih dari 3 detik
- Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru
- HR lebih dari 100X/menit, TD  120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2  80
mmHg, pa CO2  45 mmHg dan saturasi  80 mmHg.
- Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan
tindakan perawatan
Kriteria :
Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak menunjukkan perluasan
infark, RR 16-24 X/mnt, clubbingfinger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-
100X/mnt, TD 120/80 mmHg.
Rencana Tindakan :
- Monitor frekuensi dan irama jantung
- Observasi perubahan status mental
- Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
- Ukur haluaranurin dan catat berat jenisnya
- Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi
- Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG, elektrolit, GDA (pa O2,
pa CO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret
Tujuan :
Jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Kriteria hasil :
Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada secret, suara nafas
normal
Intervensi :
- Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan.
- Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan
adanya bunyi tambahan missalkrakles, ronchi, dll
- Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalan nafas misal
batuk, penghisapan lendir, dll
- Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
- Kaji toleransi aktifitas misal keluhan kelemahan/kelelahan selama kerja
3) Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskulerb.d penurunan
perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik
atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial / jaringan
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di rawat di RS
Kriteria :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah
dalam batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen,
paru bersih dan BB ideal (BB ideal = TB – 100  10%)
Intervensi :
- Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi,
hitung keseimbangan cairan
- Observasi adanya oedema dependen
- Timbang BB tiap hari
- Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
- Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic
- Kaji JVP setelah terapi diuretic
- Pantau CVP dan tekanan darah
4) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali,
kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan,
gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.
Tujuan :
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR
normal, tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan
dan GDA normal.
Intervensi :
- Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi dada
- Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
- Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
- Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.
- Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.
5) Intoleransi aktifitasb.dketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard, kemungkinan dibuktikan
oleh : gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas, terjadinya
disritmia dan kelemahan umum.
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan.
Kriteria :
Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg
Intervensi :
- Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
- Tingkatkan istirahat (ditempat tidur)
- Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat
- Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari
kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan
LAPORAN KASUS

1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : NY. S
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pensiunan kesehatan di PKM Maos
Status : menikah
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Tgl masuk : 22 Juli 2021
Dx medis : gagal jantung
No RM : 911817
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : S1 akutansi
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan klien : anak
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Sesak napas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien ny.S umur 78 tahun datang ke IGD RSIA STELLA MARISdengan keluhan
sesak nafas, batuk berdahak sudah ± 1 minggu yang lalu, kepala pusing, jantung
sering berdebar – debar, Nyeri dada sebelah kiri, nafsu makan menurun. Setelah
dilakukan pengkajian 22 Juli 2021 jam 21.30 WIB kepada klien didapatkan data
pemeriksaan fisik TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C.
kesadaran chomposmetis, dengan pengkajian GCS diperoleh E4M6V5, tampak lemah
dan gelisah, keluar keringat banyak, menggunakan otot bantu pernapasan INF RL 20
Tpm dan terapi O2 binasal kanul 5 liter.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan 2 bulan yang lalu klien mempunyai riwayat bengkak pada ke 2
kakinya. Klien selalu rutin memeriksakan penyakiNyya ke Poli atau ke puskesmas
maos apabila penyakiNyya kambuh. Klien juga mempunyai riwayat asma urat dan
tidak merokok setelah sakit- sakitan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang
sama seperti Ny.S dan tidak mempunyai penyakit keturunan ataupun menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah dan gelisah, kesadaran chomposmetis
dengan GCS E4M6V5
b. Tanda-tanda Vital : TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C
c. Kulit : Warna kulit pucat, konjungtiva tidak anemis, punggung kuku pucat,
CRT kembali dalam 2 detik, cubitan perut kembali normal dalam 2 detik, telapak
tangan dan kaki dingin, kulit teraba dingin.
d. Kepala : menshochepal, tidak ada lesi atau odema , rambut cukup
bersih dan beruban
e. Mata : konjungtiva anemis, ikhterik, bentuk simetris
f. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pholip, tidak ada cuping hidung
g. Telinga : bentuk sejajar, tidak ada serumen
h. Mulut : mulut tampak kotor, tidak ada caries gigi dan , bibir tidak tampak
sianosis
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan JVP
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada oedema dan lesi
k. Paru-paru
I : tidak ada lesi, menggunakan otot bantu pernapasan.
Pe : terdengar suara sonor
Pa : tidak ada oedema paru dan terdengar vocal vomitus
Au : terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi RR : 28 x/m
l. Jantung
I : ictus cordis pada intercosta ke 2-4
Au : terdengar S1 dan S2 ireguler
Pe : bunyi redup
Pa : ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran jantung
m. Abdomen
I : tidak ada lesi, tidak ada oedema dan datar
Au : bising usus 16 x/m
Pe : terdengar bunyi timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan tidak ada pembesaran hepar
n. Ektremitas
Atas : tangan kanan terpasang IF RL 20 TPM
Bawah : terpasang DC no 16
o. Genetalia : tidak ada lesi dan berjenis kelamin laki-laki
4. Pola Fungsional
1. Pola Oksigenasi
Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR : 22x/mnt, tanpa alat bantu
pernafasan serta tidak sesak nafas.
Saat di kaji : Pasien RR : 28 x/mnt, menggunakan alat bantu pernafasan dengan
menggunakan binasal kanul 5 liter.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari jenis air putih, kadang the,
kopi atau pun susu
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang
diberikan dari RUMAH SAKIT tetapi klien hanya menghabiskan ¼ porsi dari
RUMAH SAKIT dan minum 3- 4 gelas perhari jenis air putih,
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi
berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ±4-5 perhari berwarna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien belum BAB sejak 2 hari yang lalu.,terpasang DC dengan
volume urin 30 cc/jam.berwarna kuning dan bau khas amoniak.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.
Saat dikaji : Pasien hanya bisa tiduran di tempat tidur dan terbaring lemah.
5. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur malam ± 6 – 7 jam tanpa ada
keluhan di malam hari dan istirahat tidur siang ± 1-2 jam tetapi kadang-kadang.
Saat dikaji : pasien tidur malam ± 5 jam hanya terbaring lemah di tempat
tidur dan sering terbangun pada malam hari

6. Personal hygine
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan
keramas.
Saat dikaji : pasien belum pernah diseka oleh keluarganya.
7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien tidak merasa gelisah, pasien merasa nyaman di dekat
keluarga dan teman-temannya.
Saat dikaji :pasien tidak nyaman saat di RS dan tampak gelisah dan
khawatir terhadap kesehatanya.
8. Kebutuhan mempertahankan temperatur
Sebelum sakit : pasien menggunakan jaket dan selimut jika dingin dan pasien
memakai pakaian yang agak tipis dan yang menyerap keringat jika merasa panas.
Saat dikaji : pasientidak mengenakan baju karena merasa panas dan
berkeringat , hanya menggunakan selimut.
9. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang
lain. Pasien mmengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.
Saat dikaji : pasien selama di RUMAH SAKIT tidak pernah memakai
baju hanya menggunakan selimut
10. Kebutuhan berkomunikasi
Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa jawa atau bahasa indonesia.
Saat dikaji : pasien berbicara seperlunya saja
11. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien dapat melakukan kegiatan rutin seperti biasanya
Saat dikaji : pasien tidak dapat bekerja dan tidak dapat melakukan kegiatan
12. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasan rutin untuk
rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya
Saat dikaji : pasien tidak dapat melihat keluar.
13. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji : pasien belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.
14. Pola Spiritual
Sebelum sakit : pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan
ibadah sesuai ajaran yang dianuNyya.
Saat dikaji : pasien belum bisa menjalankan ibadah dengan kondisi
sekarang ini dan keluarga Ny. S hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Ny. S
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 12.930 10^3/ uL 4,80 - 10,80
Eritrosit 4,7 10^6/uL 4,20 –-5,40
Hemoglobin 14,8 g/dl 12,0- 16,0
Hematrokit 4,5 % 37,0 - 47,0
MCV 94,3 Fl 79,0 - 99,0
Trombosit 24.300
MCH 31,4 Pg 22.70 - 31,0
RDW 13,3 % 11,5 - 14,5
MCHC 33,3 - -

Hitung jenis :
Laboratorium Hasil Satuan Nilai Normal
Basofil 0,1 - -
Eosinofil 0,4 - -
Batang 0,00 - -
Segmen 81,3 - -
Limfosit 8,0 - -
Monosit 10,2 - -
Kimia Darah :

Laboratorium Hasil Satuan Nilai Normal


Troponin 1 Negative Negative Negative
SGOT 68 - -
SGPT 29 - -
Alkali fosfat 52 - -
CKMB 179 - -
LDH 340 - -
Kolesterol total 162 - -
Trigliserid 83 - -
HDL 45,0 - -
LDL 100,4 - -
Ureum darah 38,0 - -
Kreatinin darah 1,40 - -
Asam urat 6,9 - -
GDS 109 - -

b) Pemeriksaan EKG
Hasil EKG didapatkan Irama Ireguler, HR 150x/m, atrial fibrillation with
rapid ventricular response left axis deviation septal infarct, age undetermined
abnormal ECG
c) Therapy
 INF RL 20 TPM
 Osigenasi : 2-5 L
 Injeksi ranitidine 1 A/12 jam
 Injeksi cefotaxim 1 vial/12 jam
 Injeksi aminophilin 1 A drip
 Injeksi Furosemide 1 A/24 jam
 Intra vena : ISDN 2 x ½ mg,
 captopril 2 x 25 mg
 salbutamol
6. Analisa Data

No. Data Fokus Pathway Problem Etiologi


1. DS : klien mengeluh sesak hipertensi, penyakit Ketidakefektifan b.d nyeri (dada)
nafas dan batuk berdahak sudah arteri koroner, aritmia pola napas
± 1 minggu yang lalu akut, infeksi emboli
paru,dll
DO :
 Ada sekret kontraksi miokard
 Klien tampak sesak
nafas dan batuk pengosongan ventrikel
berdahak kiri
 Klien tampak gelisah
dan lemah tekanan ventrikel kiri

 Menggunakan otot
bantu pernapasan penumpukan darah

 Terdengar suara napas divena pulmonalis

ronkhi
tek.hidrostatik
 TTV : TD :140/100
perpindahan cairan
mmHg, N : 150 x/m,
kapiler ke intersisial di
RR : 28 x/m, S :36,5 C
paru
 Posisi semi fowler

edema paru

kapiler disaluran
pernafasan

produksi sputum, sekret


disaluran pernafasan

bersihan jalan nafas


tidak efektif
2. DS : - klien mengeluh jantung hipertensi, penyakit Penurunan curah b.d perubahan
sering berdebar-debar arteri koroner, aritmia jantung frekuensi
akut, infeksi emboli jantung
DO : paru,dll
 Kepala pusing
 jantung sering
berdebar-debar kontraksi miokard
 tampak gelisah dan
lemah penurunan curah jantung
\
 gambaran EKG : Hasil
EKG pada pasien ini
didapatkan Irama
Ireguler, HR 150x/m,
atrial fibrillation with
rapid ventricular
response left axis
deviation septal infarct,
age undetermined
 TTV : TD :140/100
mmHg, N : 150 x/m,
RR : 28 x/m, S :36,5 C

3. Nyeri b.d agen cedera


hipertensi, penyakit
biologis
arteri koroner, aritmia
DS : Klien mengeluh nyeri
akut, infeksi emboli
dada sebelah kiri menjalar ke
paru,dll
belakang punggung
P : Nyeri dirasakan tiba-tiba
muncul saat batuk
kontraksi miokard
Q : Nyeri dirasakan seperti
disayat-sayat aliran darah ke organ
R :: nyeri pada dada kiri
menjalar kebelakang punggung
T : nyeri timbul secara tiba- suplai o2 ke seluruh
tiba tubuh
S : Skala nyeri 5
DO : metabolisme
 klien tampak menahan
nyeri asam laktat pada

 tampak gelisah dan miokardium

lemah
 tampak keluar keringat nyeri

banyak
 TTV : TD :140/100
mmHg, N : 150 x/m,
RR : 28 x/m, S :36,5 C
7. INTERVENSI

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Ketidakefektifan pola napas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2 x 24 1) Buka jalan nafas, guanakan
nyeri (dada) jam diharapkan klien menunjukkan napas efektif dengan teknik chin lift atau jaw thrust
kriteria hasil: bila perlu
Respitratory status : ventilation 2) Posisikan pasien untuk
indikator awal Tujuan memaksimalkan ventilasi
identifikasi pasien perlunya
Frekuensi 2 4
pemasangan alat jalan napas
pernafasan
buatan
sesuai yang
3) Pasang mayo bila perlu
diharapkan
4) Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Kedalaman 2 4
5) Keluarkan secret dengan batuk
inspirasi
atau suction
6) Auskultasi suara napas, catat
Penggunaan 2 4 adanya nafas tambahan
otot otot bantu 7) Lakukan suction pada mayo
pernafasan berikan bronkodilator bila
perlu
Bersuara secara 2 4 8) Berikan pelembab udara
adekuat 9) Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
Keterangan : keseimbangan
1. Tidak adekuat 10) Monitor repirasi dari status O2
2. Sedikit adekuat
3. Sedang
4. Adekuat
Sangat adekuat
2. Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1. Monitor TTV
perubahan frekuensi jantung jam diharapkan curah jantung normal dengan kriteria 2. Monitor status kardiovaskuler
hasil: 3. Monitor balance cairan
Indikator Ir 4. Monitor toleransi aktivitas
klien
Tekanan darah dalam batas 2 4 5. Monitor tanda dan gejala dari
yang di harapkan odema
6. Monitor jumlah dan irama
Kelemahan ekstermitas 2 4 jantung
tidak ada

Indek jantung dalam batas 2 4


yang diharapkan

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Nyeri b. d agen cedera biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1) Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri teratasi dengan criteria hasil: secara komprehensif termasuk
Pain level lokasi,karakteristik ,
Criteria awal Tujuan durasi ,frekuensi, kualitas dan
 Melaporkan adanya 2 4 factor presipitasi
nyeri 2) Observasi reaksi nonverbal
 Frekuensi nyeri 2 4 dari ketidaknyamanan
 Panjangnya episode 3) Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri 3 4 masa lampau
 Ekspresi nyeri pada 4) Lakukakan penanganan nyeri
wajah 2 4 dengan nafas dalam
5) Berikan analgetik untuk
Keterangan : mengurangi nyeri
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat\
3. Sedang
4. Adekuat
5. Sangat adekuat

8. IMPLEMENTASI

No Hari/tgl Diagnosa keperawatan Implementasi Respon


1. Kamis, 22 Ketidakefektifan pola napas 1) Memposisikan pasien untuk S : pasien mengatakan sesak nafas
Juli 2021 b.d nyeri (dada) memaksimalkan ventilasi identifikasi O : terpasang binasal kanul 5
pasien perlunya pemasangan alat jalan liter/menit dan posisi semi fowler
napas buatan
2) Mengeluarkan secret dengan batuk atau
suction
3) Mengauskultasi suara napas, catat adanya
nafas tambahan
4) Memberikan pelembab udara
5) Mengatur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
6) Memonitor repirasi dari status O2
2. Kamis ,22 Penurunan curah jantung b.d 1. Memonitor TTV S:-
Juli 2021 perubahan frekuensi jantung 2. Memonitor status kardiovaskuler O : TD : 140/100 mmHg, N : 150
3. Memonitor balance cairan x/mnt, RR : 28x/mnt, S : 36,5 C
4. Memonitor toleransi aktivitas klien
5. Memonitor tanda dan gejala dari odema S : pasien mengatakan jantung
6. Monitor jumlah dan irama jantung sering berdebar-debar
O : kepala pusing,tampak gelisah,

S : pasien mengatakan lemas


O : keluar keringat banyak dan
gelisah

3. Kamis, 16 Nyeri b. d agen cedera 1) Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan nyeri dada
nov 2012 biologis komprehensif termasuk lokasi,karakteristik , ketika batuk dan menahan batuk
durasi ,frekuensi, kualitas dan factor O : tampak memegangi bagian
presipitasi dadanya
2) Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan P : Nyeri dirasakan tiba-tiba
3) Mengevaluasi pengalaman nyeri masa muncul saat batuk dan menahan
lampau batuk
4) Melakukakan penanganan nyeri dengan Q : Nyeri dirasakan seperti
nafas dalam disayat-sayat
5) Memberikan analgetik untuk mengurangi R :: nyeri pada dada kiri menjalar
nyeri kebelakang punggung
T : nyeri timbul secara tiba-tiba
S : Skala nyeri 5
9. EVALUASI

No Hari/tgl Diagnosa Implementasi


keperawatan

1. Kamis , 17 Ketidakefektifan S : pasien mengatakan masih sesak nafas


nov 2012 pola napas b.d O :
Jam 06.00 nyeri (dada)  terpasang binasal kanul 5 liter/menit
WIB  terdengar bunyi suara nafas tambahan
yaitu ronkhi, RR : 27 x/menit
 menggunakan terapi O2 dengan
binasal kanul 5 liter/menit
 klien lebih rileks setelah dapat terapi
O2
 keluar keringat banyak
 posisi semi fowler
 CRT : ≥ 2detik
A :Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Auskultasi suara napas, catat
adanya nafas tambahan
 Monitor repirasi dari status O2

2. Kamis ,17 Penurunan curah S : pasien mengatakan jantung masih sering


nov 2012 jantung b.d berdebar-debar
Jam 06.15 perubahan O :
WIB frekuensi jantung  TD : 150/90 mmHg, N : 130 x/mnt,
RR : 27x/mnt, S : 36,4 C
 irama jantung ireguler dan Hasil
EKG didapatkan Irama Ireguler, HR
150x/m, atrial fibrillation with rapid
ventricular response left axis
deviation septal infarct, age
undetermined
 kepala pusing
 keluar keringat banyak

A :Masalah belum teratasi

P :lanjutkan intervensi
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor TTV dan monitor status
kardiovaskuler

3. Kamis, 17 Nyeri b. d agen S : pasien mengatakan nyeri dada


nov 2012 cedera biologis O:
Jam 06.30  P : Nyeri dirasakan tiba-tiba muncul
WIB saat batuk dan menahan batuk
 Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat
 R :: nyeri pada dada kiri menjalar
kebelakang punggung
 T : nyeri timbul secara tiba-tiba
 S : Skala nyeri 5
 tampak memegangi bagian dadanya
 TTV : TD : 150/90 mmHg, N : 130
x/mnt, RR : 27x/mnt, S : 36,4 C
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
 Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik ,
durasi ,frekuensi, kualitas dan factor
presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
 Mudah lelah,
APA  Bengkak pada kaki
APA ITU GAGAL PENYEBABNYA?  Perut membuncit
 Kegelisahan atau
JANTUNG? kecemasan,

 Kelainan Otot Jantung


 Penyumbatan di pembuluh Gagal jantung kanan :
Gagal Jantung Kongestif
darah jantung
adalah suatu keadan  Hipertensi  Hepatomegali atau
berupa kelainan fungsi  Peradangan pembesaran pada hati
 Penyakit jantung lain  Sering kencing di malam
jantung sehingga jantung
hari
tidak dapat memompa  Kelemahan
darah untuk memenuhi  Tidak nafsu makan dan
mual
kebutuhan metabolisme
tubuh

TANDA DAN
GEJALANYA

Gagal jantung kiri :

 Sesak nafas saat


PERAWATAN  Serat cukup untuk GAGAL JANTUNG
menghindari konstipasi
atau susah buang air besar KONGESTIF
( sayuran dan buah-buahan
 Istirahat
)
 cukup
 Olahraga sesuai
kemampuan (Mis. Jalan
pagi) min 30mnt/hari
 Pembatasan aktivitas
sesuai kemampuan
 Diet rendah kolesterol
 Konsumsi protein cukup
(kacang-kacangan seperti
 Terapi medis / obat-
buncis, wotel, kacang
obatan
panjang, tahu, tempe. ( memperbaiki kotraktilitas otot
Ikan, telur, daging sapi jantung)
atau ayam dengan lemak
rendah)  Pembatasan asupan cairan
dibutuhkan pada penderita Oleh :

gagal jantung yang parah


Kontrol ke pelayanan kesehatan
LUSIANA
minimal 2 minggu sekali untuk
mengetahui perkembangan
kesehatan

 Pembatasan konsumsi
garam 2- 3 g/hari jika
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit gagal


jantung
Pokok Bahasan : Sistem Kardiovaskuler
Sub Pokok Bahasan : Penyakit gagal jantung
Sasaran : NY.S dan keluarganya
Waktu : 15 Menit
Pertemuan Ke : 2
Tanggal : 23 Juli 2021
Tempat : Rumah sakit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang gagal
jantung.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan kembali pengertian gagal jantung dengan kalimat sederhana
2. Menyebutkan kembali penyebab gagal jantung dengan kalimat sederhana
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala gagal jantung dengan kalimat sederhana
4. Menjelaskan kembali cara perawatan dan pencegahan gagal jantung dengan kalimat
sederhana
5. Menyebutkan kembali diet untuk gagal jantung dengan kalimat sederhana.

III. Materi Penyuluhan


1. Pengertian gagal jantung
2. Penyebab gagal jantung
3. Tanda dan gejala gagal jantung
4. Cara perawatan dan pencegahan gagal jantung
5. Diet untuk penderita gagal jantung
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
- Metode : Ceramah, diskusi dan demonstrasi
- Langkah – langkah kegiatan :
A. Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Memberi salam dan perkenalan
3. Kontrak waktu
B. Membuka Pembelajaran
1. Menjelaskan pokok bahasan yang akan disampaikan
2. Menjelaskan tujuan
3. Apersepsi
C. Kegiatan inti
1. Penyuluh menyampaikan materi dan melakukan demonstrasi
2. Sasaran menyimak materi
3. Sasaran mengajukan pertanyaan
4. Penyuluh menjawab pertanyaan
5. Penyuluh menyimpulkan jawaban

D. Penutup
1. Evaluasi
2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3. Memberi salam

V. Media Dan Sumber


 Media : Leaflet
 Sumber :
- Sylvia A. Price. Patofisiologi Konsep Klinis Dasar-dasar Penyakit.
MosbyYearBook. Jakarta: EGC.

VI. Evaluasi
 Prosedur : Post test
 Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
 Butir soal : 6 soal
1. Sebutkan pengertian gagal jantung!
2. Sebutkan penyebab gagal jantung!
3. Sebutkan tanda dan gejala gagal jantung!
4. Jelaskan cara perawatan dan pencegahan gagal jantung!
5. Sebutkan diet penderita gagal jantung!
VII. Lampiran Materi dan Media

Lampiran Materi
GAGAL JANTUNG

A. Pengertian Gagal Jantung


Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

B. Penyebab Gagal Jantung


 Kelainan mekanis jantung, seperti peningkatan beban tekanan (stenosis aorta,
hipertensi sistemik), peningkatan beban volume, tamponade perikardium, dan
penyumbatan terhadap pengisian ventrikel.
 Kelainan otot jantung, primer (kardiomiopati, miokarditis, kelainan metabolic,
toksisitas alcohol dan kobalt
 Kelainan non dinamik, seperti kekurangan oksigen, kelainan metabolic, inflamasi,
penyakit sisitemik, penyakit paru obstruktif menahun.
 Berubahnya irama jantung, seperti henti jantung, fibrilasi, takikardi atau bradikardi
yang berat.
C. Tanda dan Gejala Gagal Jantung
 Dipsneu atau perasaan sulit bernafas terutama saat beraktivitas
 Dipsneu atau perasaan sukit bernapas saat berbaring
 Mengi
 Batuk non produktif terutama pada posisi berbaring
 Pembesaran hati
 Tidak nafsu makan karena rasa penuh atau mual
 Bengkak pada kaki, telapak kaki, dan perut
 Kecemasan dan ketakutan
 Stress pekerjaan atu perawatan medis
 Mudah marah dan mudah tersinggung
 Diare atau kadang susah BAB
 BAK menurun, BAK di malam hari
 Kulit pucat dan dingin kadang terjadi kebiruan
 Demam ringan dan keringat berlebihan
 Kelemahan dan keletihan terus menerus setiap hari
 Susah tidur, kegelisahan atau kebingungan
 Penurunan berat badan
 Nyeri dada dengan aktivitas
 Gelisah, perubahan status mental

D. Cara Perawatan dan Pencegahan


 Pembatasan aktivitas fisik
 Hentikan olahraga dan kerja yang berat
 Hentikan kerja purna waktu atau setara; mulai terapkan adanya fase istirahat
siang
 Terbatas pada rumah
 Terbats pada tempat tidur atau kursi
 Pembatasan asupan natrium
 Hindari penambahan garam pada masakan
 Diet rendah garam
 Pengobatan gagal jantung

E. Diet Gagal Jantung


Tujuan
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung.
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
3. Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.
Syarat
1. Kalori rendah, terutama bagi penderita yang terlalu gemuk,
2. Protein dan lemak sedang
3. Cukup vitamin dan mineral
4. Rendah garam bila ada tekanan darah tinggi atau oedema
5. Mudah cerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas
6. Porsi kecil dan diberikan sering

I. Macam Diet
 Diit Jantung I
Diberikan kepada penderita dengan myocardinfark (MCI) akut atau congestivecardiacfailure
berat. Diberikan berupa 1-11/2 L cairan sehari selama 1-2 hari pertama bila penderita dapat
menerimanya.
Makanan ini sangat rendah kalori dan semua zat-zat gizi.

 Diit Jantung II
Diberikan secara berangsur dalam bentuk lunak, setelah fase akut MCI dapat diatasi. Menurut
beratnya hypertensi atau oedema yang menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai Diit
Jantung II Rendah Garam. Makanan ini rendah kalori, protein dan thiamin.

 Diit Jantung III


Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Jantung II atau kepada penderita penyakit
jantung tidak terlalu berat. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna berbentuk lunak
atau biasa.
Makanan ini rendah kalori, tetapi cukup zat-zat gizi lain. Menurut beratnya hypetensi atau
oedema yang menyertai penyakit, diberikan sebagai Diit Jantung III Rendah Garam.

 Diit Jantung IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Jantung III atau penderita penyakit jantung
ringan. Diberikan dalam bentuk biasa. Menurut bertanya hipertensi atau oedema yang
menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai Diit Jantung IV Rendah Garam. Makanan ini
cukup kalori dan zat-zat gizi.

Makanan Yang Boleh Diberikan


1. Kue-kue yang terlalu manis dan gurih seperti : cake, tarcis, dodol dsb.
2. Semua daging berlemak, ham, susis.
3. Goreng-gorengan, santan kental
4. Sayuran yang menimbulkan gas seperti: kol, sawi dan lobak
5. Lombok dan bumbu lain yang merangsang
6. Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol
Pembagian Makanan Sehari

1. Diit Jantung I
Pukul 06.00 susu 1gls
Pukul 08.00 susu 1gls
Pukul 10.00 air jeruk 1gls
Pukul 13.00 susu 1gls
Pukul 15.00 sari papaya 1gls
Pukul 18.00 susu 1gls
Pukul 20.00 teh manis 1gls

2. Diit Jantung II
Pukul 08.00 1gls bubur
1btr telur
½ gelas sayuran
4sdm tepung susu
1sdm gula pasir
Pukul 10.00 1ptg sdgpapaya
2sdm gula pasir
Pukul 12.00 1gls bubur
dan 18.00 1ptg sdg daging
½ sdmmargarine
1ptg pepaya
¾ gls sayuran
Pukul 16.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir

3. Diit Jantung III


Pukul 08.00 1gls tim
1btr telur
½ gelas sayuran
½ sdm minyak
1sdm gula pasir
Pukul 10.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir
Pukul 12.00 1 ½ gls tim
dan 18.00 1ptg sdg daging
2ptg sdg tempe
¾ gls sayuran
1ptg sdgpapaya
½ sdm minyak
Pukul 16.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir

4. Diit Jantung IV
Pukul 08.00 ¾ gls nasi
1btr telur
½ gelas sayuran
½ sdm minyak
1sdm gula pasir
Pukul 10.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir
Pukul 12.00 1 1/3gls nasi
dan 18.00 1ptg sdg daging
2ptg sdg tempe
¾ gls sayuran
1ptg sdgpapaya
1sdm minyak
Pukul 16.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir

Anda mungkin juga menyukai