OLEH
MULIA ZAHARA
2114901195
A. Definisi
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Smeltzer& Bare, 2001).
B. Etiologi
Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infarkmiokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitas menurun.
Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosiskatubsemiluner),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditifkonstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak afterload
Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beraNyya
gagal jantung. MeningkaNyya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis).
Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.
Grade gagal jantung menurut New YorkHeartAssociation, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional :
I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
C. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme
dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan
kardiak output, yaitu meliputi :
a. Responsystem saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan
volume
c. Vaskontriksiarterirenal dan aktivasisystemrenninangiotensin
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari
arteri coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke
miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan
oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
D. Pathways
Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme
Beban jantung
Forwardfailuer backwardfailure
Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : NY. S
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pensiunan kesehatan di PKM Maos
Status : menikah
Suku/bangsa : jawa/indonesia
Tgl masuk : 22 Juli 2021
Dx medis : gagal jantung
No RM : 911817
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. Pol sanmukhid 96 2/7 kalikadi- adipala
Agama : islam
Pendidikan : S1 akutansi
Pekerjaan : wiraswasta
Hubungan dengan klien : anak
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Sesak napas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien ny.S umur 78 tahun datang ke IGD RSIA STELLA MARISdengan keluhan
sesak nafas, batuk berdahak sudah ± 1 minggu yang lalu, kepala pusing, jantung
sering berdebar – debar, Nyeri dada sebelah kiri, nafsu makan menurun. Setelah
dilakukan pengkajian 22 Juli 2021 jam 21.30 WIB kepada klien didapatkan data
pemeriksaan fisik TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C.
kesadaran chomposmetis, dengan pengkajian GCS diperoleh E4M6V5, tampak lemah
dan gelisah, keluar keringat banyak, menggunakan otot bantu pernapasan INF RL 20
Tpm dan terapi O2 binasal kanul 5 liter.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan 2 bulan yang lalu klien mempunyai riwayat bengkak pada ke 2
kakinya. Klien selalu rutin memeriksakan penyakiNyya ke Poli atau ke puskesmas
maos apabila penyakiNyya kambuh. Klien juga mempunyai riwayat asma urat dan
tidak merokok setelah sakit- sakitan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang
sama seperti Ny.S dan tidak mempunyai penyakit keturunan ataupun menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemah dan gelisah, kesadaran chomposmetis
dengan GCS E4M6V5
b. Tanda-tanda Vital : TD : 140/100 mmHg, N : 150 x/m, RR : 28 x/m, S : 36,5 C
c. Kulit : Warna kulit pucat, konjungtiva tidak anemis, punggung kuku pucat,
CRT kembali dalam 2 detik, cubitan perut kembali normal dalam 2 detik, telapak
tangan dan kaki dingin, kulit teraba dingin.
d. Kepala : menshochepal, tidak ada lesi atau odema , rambut cukup
bersih dan beruban
e. Mata : konjungtiva anemis, ikhterik, bentuk simetris
f. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pholip, tidak ada cuping hidung
g. Telinga : bentuk sejajar, tidak ada serumen
h. Mulut : mulut tampak kotor, tidak ada caries gigi dan , bibir tidak tampak
sianosis
i. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan JVP
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada oedema dan lesi
k. Paru-paru
I : tidak ada lesi, menggunakan otot bantu pernapasan.
Pe : terdengar suara sonor
Pa : tidak ada oedema paru dan terdengar vocal vomitus
Au : terdengar suara nafas tambahan yaitu ronkhi RR : 28 x/m
l. Jantung
I : ictus cordis pada intercosta ke 2-4
Au : terdengar S1 dan S2 ireguler
Pe : bunyi redup
Pa : ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran jantung
m. Abdomen
I : tidak ada lesi, tidak ada oedema dan datar
Au : bising usus 16 x/m
Pe : terdengar bunyi timpani
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan tidak ada pembesaran hepar
n. Ektremitas
Atas : tangan kanan terpasang IF RL 20 TPM
Bawah : terpasang DC no 16
o. Genetalia : tidak ada lesi dan berjenis kelamin laki-laki
4. Pola Fungsional
1. Pola Oksigenasi
Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR : 22x/mnt, tanpa alat bantu
pernafasan serta tidak sesak nafas.
Saat di kaji : Pasien RR : 28 x/mnt, menggunakan alat bantu pernafasan dengan
menggunakan binasal kanul 5 liter.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari jenis air putih, kadang the,
kopi atau pun susu
Saat dikaji : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang
diberikan dari RUMAH SAKIT tetapi klien hanya menghabiskan ¼ porsi dari
RUMAH SAKIT dan minum 3- 4 gelas perhari jenis air putih,
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi
berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ±4-5 perhari berwarna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien belum BAB sejak 2 hari yang lalu.,terpasang DC dengan
volume urin 30 cc/jam.berwarna kuning dan bau khas amoniak.
4. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.
Saat dikaji : Pasien hanya bisa tiduran di tempat tidur dan terbaring lemah.
5. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur malam ± 6 – 7 jam tanpa ada
keluhan di malam hari dan istirahat tidur siang ± 1-2 jam tetapi kadang-kadang.
Saat dikaji : pasien tidur malam ± 5 jam hanya terbaring lemah di tempat
tidur dan sering terbangun pada malam hari
6. Personal hygine
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan
keramas.
Saat dikaji : pasien belum pernah diseka oleh keluarganya.
7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien tidak merasa gelisah, pasien merasa nyaman di dekat
keluarga dan teman-temannya.
Saat dikaji :pasien tidak nyaman saat di RS dan tampak gelisah dan
khawatir terhadap kesehatanya.
8. Kebutuhan mempertahankan temperatur
Sebelum sakit : pasien menggunakan jaket dan selimut jika dingin dan pasien
memakai pakaian yang agak tipis dan yang menyerap keringat jika merasa panas.
Saat dikaji : pasientidak mengenakan baju karena merasa panas dan
berkeringat , hanya menggunakan selimut.
9. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang
lain. Pasien mmengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.
Saat dikaji : pasien selama di RUMAH SAKIT tidak pernah memakai
baju hanya menggunakan selimut
10. Kebutuhan berkomunikasi
Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa jawa atau bahasa indonesia.
Saat dikaji : pasien berbicara seperlunya saja
11. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien dapat melakukan kegiatan rutin seperti biasanya
Saat dikaji : pasien tidak dapat bekerja dan tidak dapat melakukan kegiatan
12. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasan rutin untuk
rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya
Saat dikaji : pasien tidak dapat melihat keluar.
13. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji : pasien belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.
14. Pola Spiritual
Sebelum sakit : pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan
ibadah sesuai ajaran yang dianuNyya.
Saat dikaji : pasien belum bisa menjalankan ibadah dengan kondisi
sekarang ini dan keluarga Ny. S hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Ny. S
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 12.930 10^3/ uL 4,80 - 10,80
Eritrosit 4,7 10^6/uL 4,20 –-5,40
Hemoglobin 14,8 g/dl 12,0- 16,0
Hematrokit 4,5 % 37,0 - 47,0
MCV 94,3 Fl 79,0 - 99,0
Trombosit 24.300
MCH 31,4 Pg 22.70 - 31,0
RDW 13,3 % 11,5 - 14,5
MCHC 33,3 - -
Hitung jenis :
Laboratorium Hasil Satuan Nilai Normal
Basofil 0,1 - -
Eosinofil 0,4 - -
Batang 0,00 - -
Segmen 81,3 - -
Limfosit 8,0 - -
Monosit 10,2 - -
Kimia Darah :
b) Pemeriksaan EKG
Hasil EKG didapatkan Irama Ireguler, HR 150x/m, atrial fibrillation with
rapid ventricular response left axis deviation septal infarct, age undetermined
abnormal ECG
c) Therapy
INF RL 20 TPM
Osigenasi : 2-5 L
Injeksi ranitidine 1 A/12 jam
Injeksi cefotaxim 1 vial/12 jam
Injeksi aminophilin 1 A drip
Injeksi Furosemide 1 A/24 jam
Intra vena : ISDN 2 x ½ mg,
captopril 2 x 25 mg
salbutamol
6. Analisa Data
Menggunakan otot
bantu pernapasan penumpukan darah
ronkhi
tek.hidrostatik
TTV : TD :140/100
perpindahan cairan
mmHg, N : 150 x/m,
kapiler ke intersisial di
RR : 28 x/m, S :36,5 C
paru
Posisi semi fowler
edema paru
kapiler disaluran
pernafasan
lemah
tampak keluar keringat nyeri
banyak
TTV : TD :140/100
mmHg, N : 150 x/m,
RR : 28 x/m, S :36,5 C
7. INTERVENSI
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3. Nyeri b. d agen cedera biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1) Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri teratasi dengan criteria hasil: secara komprehensif termasuk
Pain level lokasi,karakteristik ,
Criteria awal Tujuan durasi ,frekuensi, kualitas dan
Melaporkan adanya 2 4 factor presipitasi
nyeri 2) Observasi reaksi nonverbal
Frekuensi nyeri 2 4 dari ketidaknyamanan
Panjangnya episode 3) Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri 3 4 masa lampau
Ekspresi nyeri pada 4) Lakukakan penanganan nyeri
wajah 2 4 dengan nafas dalam
5) Berikan analgetik untuk
Keterangan : mengurangi nyeri
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat\
3. Sedang
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
8. IMPLEMENTASI
3. Kamis, 16 Nyeri b. d agen cedera 1) Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan nyeri dada
nov 2012 biologis komprehensif termasuk lokasi,karakteristik , ketika batuk dan menahan batuk
durasi ,frekuensi, kualitas dan factor O : tampak memegangi bagian
presipitasi dadanya
2) Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan P : Nyeri dirasakan tiba-tiba
3) Mengevaluasi pengalaman nyeri masa muncul saat batuk dan menahan
lampau batuk
4) Melakukakan penanganan nyeri dengan Q : Nyeri dirasakan seperti
nafas dalam disayat-sayat
5) Memberikan analgetik untuk mengurangi R :: nyeri pada dada kiri menjalar
nyeri kebelakang punggung
T : nyeri timbul secara tiba-tiba
S : Skala nyeri 5
9. EVALUASI
P :lanjutkan intervensi
Monitor jumlah dan irama jantung
Monitor TTV dan monitor status
kardiovaskuler
TANDA DAN
GEJALANYA
Pembatasan konsumsi
garam 2- 3 g/hari jika
SATUAN ACARA PENYULUHAN
D. Penutup
1. Evaluasi
2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3. Memberi salam
VI. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir soal : 6 soal
1. Sebutkan pengertian gagal jantung!
2. Sebutkan penyebab gagal jantung!
3. Sebutkan tanda dan gejala gagal jantung!
4. Jelaskan cara perawatan dan pencegahan gagal jantung!
5. Sebutkan diet penderita gagal jantung!
VII. Lampiran Materi dan Media
Lampiran Materi
GAGAL JANTUNG
I. Macam Diet
Diit Jantung I
Diberikan kepada penderita dengan myocardinfark (MCI) akut atau congestivecardiacfailure
berat. Diberikan berupa 1-11/2 L cairan sehari selama 1-2 hari pertama bila penderita dapat
menerimanya.
Makanan ini sangat rendah kalori dan semua zat-zat gizi.
Diit Jantung II
Diberikan secara berangsur dalam bentuk lunak, setelah fase akut MCI dapat diatasi. Menurut
beratnya hypertensi atau oedema yang menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai Diit
Jantung II Rendah Garam. Makanan ini rendah kalori, protein dan thiamin.
Diit Jantung IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Jantung III atau penderita penyakit jantung
ringan. Diberikan dalam bentuk biasa. Menurut bertanya hipertensi atau oedema yang
menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai Diit Jantung IV Rendah Garam. Makanan ini
cukup kalori dan zat-zat gizi.
1. Diit Jantung I
Pukul 06.00 susu 1gls
Pukul 08.00 susu 1gls
Pukul 10.00 air jeruk 1gls
Pukul 13.00 susu 1gls
Pukul 15.00 sari papaya 1gls
Pukul 18.00 susu 1gls
Pukul 20.00 teh manis 1gls
2. Diit Jantung II
Pukul 08.00 1gls bubur
1btr telur
½ gelas sayuran
4sdm tepung susu
1sdm gula pasir
Pukul 10.00 1ptg sdgpapaya
2sdm gula pasir
Pukul 12.00 1gls bubur
dan 18.00 1ptg sdg daging
½ sdmmargarine
1ptg pepaya
¾ gls sayuran
Pukul 16.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir
4. Diit Jantung IV
Pukul 08.00 ¾ gls nasi
1btr telur
½ gelas sayuran
½ sdm minyak
1sdm gula pasir
Pukul 10.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir
Pukul 12.00 1 1/3gls nasi
dan 18.00 1ptg sdg daging
2ptg sdg tempe
¾ gls sayuran
1ptg sdgpapaya
1sdm minyak
Pukul 16.00 1ptg sdgpapaya
1sdm gula pasir