Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

NENENG TRI AFRIANI S.KEP


20014104028

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO 2021

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang
mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolic) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam
system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat.Pasien CHF pada
kenyataannya mengalami berbagai segala keterbatasaanya dalam melakukan aktivitasnya
menjadi sangat rentan untuk mengalami depresi, cemas, sulit mengendalikan emosi.Hal
ini dapat terjadi 3 mengingat segala kemampuan dalam beraktivitas secara mandiri
menjadi hilang setelah menderita CHF.(Fayers and Machin, 2015).
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (kasron, 2012).

B. Etiologi
Menurut Kasron, S.Kep., Ns (2012), ada beberapa etiologi / penyebab dari gagal jantung :
1. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, hal ini
disebabkan karena menurunnya kemampuan kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasar penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklorosis coroner,
hipertensi arterial, dan penyakit degenerative atau inflamasi.
2. Aterosklerosis Koroner
Aterosklerosis coroner mengakibatkan disfungsi otot jantung karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit otot jantung
degenerative, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau Pulmonal
Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrophi serabut otot jantung
4. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif
Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (Stenosis katub semilunar),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan after load, gangguan irama
jantung/aritmia.
6. Faktor Sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung. Meningkatnya laju metabolisme (mis, demam), hipoksia dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Kasron, S.Kep., Ns (2012)
Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti
jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah
jantung pada kegagalan jantung.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri
paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Kegagalan salah satu ventrikel dapat
mengakibatkan penurunan perfusi jaringan, tetapi manifestasi kongesti dapat berbeda
tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
1. Gagal jantung kiri, manifestasi klinisnya :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis ynag terjadi
yaitu :
a. Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien dapat mengalami
ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispneu
(PND).
b. Batuk
c. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan
untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan
batuk
d. Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
e. Sianosis
2. Gagal jantung kanan
a. Kongestif jaringan perifer dan visceral.
b. Edema ekstremitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan
c. Hepatomegaly. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar.
d. Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
e. Nocturia
f. Kelemahan

D. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Mengetahui hiperrofi atrial atau ventrikuler, infark, penyimpanan aksis,
kekurangan oksigen dan kerusakan pola.
2. Tes Laboratorium Darah
• Enzyme hepar : Meningkat dalam gagal jantung/kongesti
• Elektrolit : kemungkinan berubah karena perpindahan cairan, penurunan
fungsi ginjal. Pemeriksaan elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya
kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
• Oksimetri Nadi : kemungkinan situasi oksigen rendah
• AGD : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan
atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
• Albumin : Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein
3. Radiologis
• Sonogram Ekokardiogram, dapat menunjukan pembesaran bilik perubahan
dalam fungsi struktur katup, penurunan kontraktilitas ventrikel.
• Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
dinding
• Rontgen dada : Menunjukan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan CHF meliputi :
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
• Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan
menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan
aktivitas
• Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema
• Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs
karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan
natrium.
• Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
• Olah raga secara teratur
b. CHF Akut
• Oksigenasi (ventilasi mekanik)
• Pembatasan cairan (< 1,5 liter/hari)
2. Farmakologis
Tujuan untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs : diuretic
Tujuan : mengurangi afterloaf pada disfungsi sistolik dan mengurangi
kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic
b. Second Line drugs : ACE inhibitor
Tujuan : membantu meningkatkan cardiac out put dan menurunkan kerja
jantung
3. Pendidikan Kesehatan
a. Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang
penyakit dan penanganannya
b. Informasi difokuskan pada : monitoring BB setiap hari dan intake natrium
c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF : pemberian makanan tambahan yang
banyak mengandung kalium seperti : pisang, jeruk, dll.
d. Teknik konservasi energi dan Latihan aktivitas yang dapat ditoleransi
dengan bantuan terapis.
F. Pathway

Aterosklerosis

Terganggunya aliran Kelainan otot jantung,


darah ke otot jantung Faktor sistemik

Suplai O2 Kejantung ↓ Peningkatan tekanan


vaskuler sistemik

Hipoksia Jantung
Peningkatan afterload

Penigkatan O2 pada sel

Peningkatan beban jantung

Injuri Miokard

Kegagalan Mekanisme
pemompaan

Gagal Jantung kongestive

Darah Kembali ke atrium,


Kegagalan
ventrikel, dan sirkulasi paru
memompa darah
ke sistemik
Tekanan pulmonal↑

Hipoksia
Penumpukan darah di Transudasi cairan
ankarsa dan paru (edema paru)
Kontraktilitas jantung ↓
Perpindahan cairan Kongesti paru
intrasel ke intertisial
Penurunan curah Sesak napas
jantung
Kelebihan volume
cairan Gangguan pertukaran gas
G. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan otot pernafasan, oksigen dll
b. Breathing
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, CHF sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia,
syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, Irama jantung, nadi
apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam
denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau
sianosis,hepar ada pembesaran, bunyi nafas krekles atau ronci,edema.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/istirahat
Keletuhan,insomnia,nyeri dada dengan aktifitas,gelisah,dipsnea saat
istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat
beraktifitas.
b. Integritas ego
Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.
c. Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam
hari, diare/konstipasi.
d. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan ekstremitas bawah, diet tinggi garam
penggunaan diuretic distensi abdomen, edema umum, dll
e. Hygine
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f. Neurosensory
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan murah tersinggung
g. Nyeri / kenyamanan
Nyeri dada akut/kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
h. Interaksi sosial
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan

H. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung
memompa darah
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler
alveolus
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang
lama.
I. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC


1. Penurunan Cardiac Pump Cardiac care
curah Effectiveness Aktivitas :
jantung. Indikator : a. Monitor TTV
1) Systolic,Diastolic Catat adanya disritmia jantung
blood pressure b.Catat adanya tanda dan gejala penurunan
dalam rentang cardiac output.
normal c.Monitor status kardiovaskuler
3) Tidak ada d.Monitor status pernafasan yang
disritmia menandakan Heart Failure
4) Tidak ada bunyi e.Monitor abdomen sebagai indicator
jantung abnormal adanya adanya penurunan fungsi
5) Tidak dispnea saat f. Monitor balance cairan
istirahat g.Monitor adanya perubahan perubahan
6)Denyut jantung tekanan darah
apikal dalam rentang h.Monitor respon pasien terhadap efek
normal pengobatan
7)Irama denyut i.Atur periode latihan dan istirahat untuk
jantung dalam menghindari kelelahan
entang normal j.Monitor adanya dispnea, ortopnea, dan
takipnea
k. Monitor irama jantung
l.Anjurkan untuk menurunkan stress

Kelebihan Electrolit And Fluid Management


volume Acid/Base Balance Aktivitas :
cairan Indikator : 1) Pertahankan catatan intake output yang
berhubungan 2) pH urine, urine akurat
dengan sodium, urine 2) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan
retensi kreatinin,urine retensi cairan
natrium dan osmolaritas, dalam 3) Monitor vital sign
air. rentang normal 4) Monitor indikasi retensi
3) tidak terjadi 5) Kaji luas dan lokasi edema
kelemahan otot 6) Monitor status nutrisi
4) tidak terjadi 7) Kolaborasi dengan dokter jika tanda
disritmia cairan berlebuhan muncul memburuk
b. Fluid Balance
Indikator : b. Fluid Monitoring Aktivitas :
1) Tidak terjadi 1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
asites cairan dan eliminasi
2) Ekstremitas tidak 2) Tentukan kemungkinan faktor risiko dari
edema ketidakseimbangan cairan
3) Tidak terjadi 3) Monitor berat badan
distensi vena 4) Monitor TD, Nadi, RR
jugularis 5) Monitor tanda dan gejala edema

Gangguan Respiratory status : Airway Management


pertukaran Gas exchange, Vital - Posisikan pasien untik memaksikalkan
gas sign status ventilasi
berhubungan Indikator : - Identifikasi pasien perlunya pemasangan
dengan 1). Paru-paru bebas alat jalan nafas buatan
perubahan dari tanda-tanda - Motivasi pasien untuk bernapas pelan,
membrane distress dalam, dan batuk
kapiler 2). Batuk efektif, - Instruksikan batuk efektif
suara nafas bersih, - Auskultasi bunyi nafas jika adanya suara
tidak ada disneu tambahan
3). Tanda-tanda vital - Monitor respirasi dan status o2
dalam rentang
normal
Resiko Tissue Interitry : Pressure Management
kerusakan Skin dan mucous -Anjurkan pasien untuk menggunakan
integritas Indikator: pakaian yang longgar
kulit - Elastisitas kulit - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
berhubungan dalam rentang kering
dengan tirah normal - Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
baring yang - Tidak terjadi setiap 2 jam sekali
lama pengelupasan kulit - Monitor turgor kulit
- Tekstur kulit dalam - Oleskan lotion atau minyak pada daerah
rentang normal yang tertekan
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat

DAFTAR PUSTAKA
Kasron (2012). Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya. Nuha
Medika. Yogyakarta
Nurarif A.H, Kusuma H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Mediaction. Yogyakarta
RESUME KASUS GAWAT DARURAT PASIEN DENGAN CHF

Nama Mahasiswa : NENENG TRI AFRIANI,S.KEP


NIM : 20014104028

Identitas
Nama : Ny.X
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : AHF + CAD – OMI Anteroseptal
1. Pengkajian Kondisi Mental
A : Klien dalam kesadaran Somnolen
V: Ada respon terhadap suara Ketika dipanggil/diajak berbicara
P : Ada respon rangsangan nyeri, Menghindari nyeri
U : Pasien memberikan respon, GCS E3M4V3
2. Primary Survey
Airway : Pada jalan napas ditemukan Ronchi (-/+), lidah tidak jatuh kedalam
Breathing : Tampak sesak, Pasien terpasang oksigen nasal canul 4 lpm
frekuensi nafas 28x/menit
Circulation : TD : 140/50mmHg, edema pada kedua kaki
Disability : Tingkat kesadaran Somnolen dengan GCS 10 E3V4M3
3. Secondary Survey
EKG/Exposure : EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia ventrikel, terdapat Q patologis yang
artinya terjadi seragan old miokard akut yang berarti serangan ulang atau sudah lama terjadi,
RHD (Rheumatic Heart Disease) artinya terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran.
Fluid dan Farenheit : Infus RL 500cc/24 jam, Injeksi furosamid 40 mg, Injeksi ranitidin 50 mg
Get Vital Sign :
TD : 140/50 mmHg
R : 28x/m
SB : 36,6°C
History :
• Keluhan utama : Klien datang dengan sesak nafas
• Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang di IGD pada tanggal 18 Januari 2021 jam
17.30 WITA dengan keluhan perutnya keras dan sesak nafas.
• RPD/RPK: Sebelumnya pasien pernah dirawat inap 1x ±1 tahun yang lalu dengan
diagnosa jantung bengkak.
• Head to Toe
Kepala : Bentuk kepala simetris, bersih tidak ada luka, rambut memiliki uban, tidak ada
udem
Mata : Simetris, Konjungtiva anemis
Hidung : Tampak bersih, tidak ada penyumbatan cairan/kelenjar,
Mulut : Mukosa mulut kering dan pucat
Leher : Tidak ada tanda pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : Bentuk dada Simetris tidak ada pembekakan,
Perut : Tidak ada nyeri tekan
Kelamin : Klien terpasang Kateter
Kulit : Kulit Klien tampak kering
Pemeriksaan Penunjang :
Hemoglobin menurun 10,6 g/dl,
Kreatinin serum meningkat 2,23 mg/dl
Urea meningkat 82,3 mg/dl.
Foto thorax Ap didapatkan pembesaran jantung ( Kardiomegali )
EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia ventrikel, terdapat Q patologis yang artinya terjadi
seragan old miokard akut yang berarti serangan ulang atau sudah lama terjadi, RHD (Rheumatic
Heart Disease) artinya terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran

Klasifikasi data
DS DO
Pasien datang dengan keluhan perutnya keras - Klien tampak lemas
dan sesak nafas -penurunan kesadaran
- TD : 140/50 mmHg
-R : 28x/m
-SB : 36,6°C
- Warna kulit pucat
-Konjungtiva anemis
-Klien tampak lemas
-EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia
ventrikel, terdapat Q patologis yang artinya
terjadi seragan old miokard akut yang berarti
serangan ulang atau sudah lama terjadi, RHD
(Rheumatic Heart Disease) artinya terjadi
kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran.
- Pasien terpasang oksigen nasal canul 4 lpm
-GCS E3M4V3

Analisa Data

Data Analisis Penyebab Diagnosa Keperawatan


Ds : Kontraktilitas ↓ Penurunan curah jantung
Do:
Penurunan Kesadaran
TD : 140/50 mmHg
EKG didapatkan VES artinya
terjadi aritmia ventrikel,
terdapat Q patologis yang
artinya terjadi seragan old
miokard akut yang berarti
serangan ulang atau sudah
lama terjadi, RHD (Rheumatic
Heart Disease) artinya terjadi
kerusakan pada katup jantung
yang bisa berupa penyempitan
atau kebocoran.

Ds : Pertukaran O2 dan CO2 Gangguan pertukaran gas


klien mengatakan merasa terganggu
sesak
Do : Pasien terpasang oksigen
nasal canul 4 lpm

Ds: Suplai oksigen jantung ↓ Gangguan perfusi jaringan


Do: serebral
Warna kulit pucat
Konjungtiva anemis
Klien tampak lemas

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC Rasional


1. Penurunan curah Cardiac Pump Cardiac care
jantung. Effectiveness Aktivitas : - Untuk memonitor
Indikator : a. Monitor TTV tanda-tanda vital
1) Catat adanya disritmia pasien
Systolic,Diastolic jantung - Memantau
blood pressure b.Catat adanya tanda penurunan curah
dalam rentang dan gejala penurunan jantung
normal cardiac output. - Untuk mencegah
3) Tidak ada c.Monitor status terjadinya
disritmia kardiovaskuler penghentian
4) Tidak ada bunyi d.Monitor status jantung secara
jantung abnormal pernafasan yang mendadak
5) Tidak dispnea menandakan Heart - Memantau status
saat istirahat Failure pernapasan
6)Denyut jantung e.Monitor abdomen - Monitor
apikal dalam sebagai indicator penurunan fungsi
rentang normal adanya adanya jantung
7)Irama denyut penurunan fungsi - Memonitor
jantung dalam f. Monitor balance keseimbangan
entang normal cairan cairan
g.Monitor adanya - untuk memantau
perubahan perubahan tekanan darah agra
tekanan darah tetap stabil
h.Monitor respon -Mengecek
pasien terhadap efek keadaaan setelah
pengobatan pengobatan
i.Atur periode latihan -Meningkatkan
dan istirahat untuk istirahat untuk
menghindari kelelahan kondisi fisik
j.Monitor adanya - Monitor adanya
dispnea, ortopnea, dan irama jantung yang
takipnea tidak stabil
k. Monitor irama
jantung
l.Anjurkan untuk
menurunkan stress

Gangguan Respiratory status Airway Management


pertukaran gas : - Posisikan pasien - Memberikan
berhubungan Gas exchange, Vital untuk memaksikalkan posisi yang nyaman
dengan perubahan sign status ventilasi dan aman untuk
membrane kapiler Indikator : - Identifikasi pasien pemberian oksigen
1). Paru-paru bebas perlunya pemasangan - Mengidentifikasi
dari tanda-tanda alat jalan nafas buatan pemasangan jalan
distress jika perlu nafas buatan
2). Batuk efektif, - Motivasi pasien untuk - Untuk pernapasan
suara nafas bersih, bernapas pelan, dalam, yang rileks dan
tidak ada disneu dan batuk tenang
3). Tanda-tanda - Instruksikan batuk - Mengeluargkan
vital dalam rentang efektif secret dengan
normal - Auskultasi bunyi nyaman
nafas jika adanya suara - Monitor jika ada
tambahan suara nafas
- Monitor respirasi dan tambahan
status o2 - Monitor
pernapasan untuk
tetap stabil
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Observasi
jaringan selebral tindakan 1) observasi sirkulasi -Agar dapat
berhubungan keperawatan nadi perifer, memonitor
dengan suplai diharapkan pasien 2) pantau tekanan darah sirkulasi dan nadi
oksigen dapat menoleransi pasien, perifer
yang menurun. aktivitas dan 3) kaji adanya sianosis - Untuk Tekanan
melakukan ADL dan perubahan kulit darah tetap dibatas
dengan baik dengan yang pucat, normal
kriteria hasil: 4) kaji perubahan -Monitor tugor agar
1) menyimbangkan sensori: letargi tetap dalam kondisi
aktivitas dan (penurunan baik
istirahat, kesadaran,cemas dan -Agar mengetahui
2) mengidentifikasi depresi), perubahan yang
aktifitas atau situasi Terapeutik dialami pasien
yang menimbulkan 5) beri lingkungan yang -Meningkatkan
kecemasan, tenang, kenyamanan dan
3) mengatur jadwal 6) kolaborasi istirahat
untuk menghemat pemberian obat anti - Pemberian
energy. aritmia jika diperlukan oksigen untuk
berikan oksigen mengatasi sesak
tambahan dengan kanul
nasal/masker sesuai
indikasi.

Anda mungkin juga menyukai