BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang
mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolic) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan salah satu masalah kesehatan dalam
system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat.Pasien CHF pada
kenyataannya mengalami berbagai segala keterbatasaanya dalam melakukan aktivitasnya
menjadi sangat rentan untuk mengalami depresi, cemas, sulit mengendalikan emosi.Hal
ini dapat terjadi 3 mengingat segala kemampuan dalam beraktivitas secara mandiri
menjadi hilang setelah menderita CHF.(Fayers and Machin, 2015).
Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (kasron, 2012).
B. Etiologi
Menurut Kasron, S.Kep., Ns (2012), ada beberapa etiologi / penyebab dari gagal jantung :
1. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, hal ini
disebabkan karena menurunnya kemampuan kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasar penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklorosis coroner,
hipertensi arterial, dan penyakit degenerative atau inflamasi.
2. Aterosklerosis Koroner
Aterosklerosis coroner mengakibatkan disfungsi otot jantung karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit otot jantung
degenerative, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau Pulmonal
Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrophi serabut otot jantung
4. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif
Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (Stenosis katub semilunar),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium,
perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan after load, gangguan irama
jantung/aritmia.
6. Faktor Sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung. Meningkatnya laju metabolisme (mis, demam), hipoksia dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Mengetahui hiperrofi atrial atau ventrikuler, infark, penyimpanan aksis,
kekurangan oksigen dan kerusakan pola.
2. Tes Laboratorium Darah
• Enzyme hepar : Meningkat dalam gagal jantung/kongesti
• Elektrolit : kemungkinan berubah karena perpindahan cairan, penurunan
fungsi ginjal. Pemeriksaan elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya
kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
• Oksimetri Nadi : kemungkinan situasi oksigen rendah
• AGD : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan
atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2
• Albumin : Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein
3. Radiologis
• Sonogram Ekokardiogram, dapat menunjukan pembesaran bilik perubahan
dalam fungsi struktur katup, penurunan kontraktilitas ventrikel.
• Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
dinding
• Rontgen dada : Menunjukan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan CHF meliputi :
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
• Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan
menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan
aktivitas
• Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema
• Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs
karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan
natrium.
• Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
• Olah raga secara teratur
b. CHF Akut
• Oksigenasi (ventilasi mekanik)
• Pembatasan cairan (< 1,5 liter/hari)
2. Farmakologis
Tujuan untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs : diuretic
Tujuan : mengurangi afterloaf pada disfungsi sistolik dan mengurangi
kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic
b. Second Line drugs : ACE inhibitor
Tujuan : membantu meningkatkan cardiac out put dan menurunkan kerja
jantung
3. Pendidikan Kesehatan
a. Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang
penyakit dan penanganannya
b. Informasi difokuskan pada : monitoring BB setiap hari dan intake natrium
c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF : pemberian makanan tambahan yang
banyak mengandung kalium seperti : pisang, jeruk, dll.
d. Teknik konservasi energi dan Latihan aktivitas yang dapat ditoleransi
dengan bantuan terapis.
F. Pathway
Aterosklerosis
Hipoksia Jantung
Peningkatan afterload
Injuri Miokard
Kegagalan Mekanisme
pemompaan
Hipoksia
Penumpukan darah di Transudasi cairan
ankarsa dan paru (edema paru)
Kontraktilitas jantung ↓
Perpindahan cairan Kongesti paru
intrasel ke intertisial
Penurunan curah Sesak napas
jantung
Kelebihan volume
cairan Gangguan pertukaran gas
G. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan otot pernafasan, oksigen dll
b. Breathing
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, CHF sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia,
syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, Irama jantung, nadi
apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam
denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau
sianosis,hepar ada pembesaran, bunyi nafas krekles atau ronci,edema.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/istirahat
Keletuhan,insomnia,nyeri dada dengan aktifitas,gelisah,dipsnea saat
istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat
beraktifitas.
b. Integritas ego
Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.
c. Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam
hari, diare/konstipasi.
d. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan ekstremitas bawah, diet tinggi garam
penggunaan diuretic distensi abdomen, edema umum, dll
e. Hygine
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f. Neurosensory
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan murah tersinggung
g. Nyeri / kenyamanan
Nyeri dada akut/kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
h. Interaksi sosial
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Kasron (2012). Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya. Nuha
Medika. Yogyakarta
Nurarif A.H, Kusuma H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Mediaction. Yogyakarta
RESUME KASUS GAWAT DARURAT PASIEN DENGAN CHF
Identitas
Nama : Ny.X
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : AHF + CAD – OMI Anteroseptal
1. Pengkajian Kondisi Mental
A : Klien dalam kesadaran Somnolen
V: Ada respon terhadap suara Ketika dipanggil/diajak berbicara
P : Ada respon rangsangan nyeri, Menghindari nyeri
U : Pasien memberikan respon, GCS E3M4V3
2. Primary Survey
Airway : Pada jalan napas ditemukan Ronchi (-/+), lidah tidak jatuh kedalam
Breathing : Tampak sesak, Pasien terpasang oksigen nasal canul 4 lpm
frekuensi nafas 28x/menit
Circulation : TD : 140/50mmHg, edema pada kedua kaki
Disability : Tingkat kesadaran Somnolen dengan GCS 10 E3V4M3
3. Secondary Survey
EKG/Exposure : EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia ventrikel, terdapat Q patologis yang
artinya terjadi seragan old miokard akut yang berarti serangan ulang atau sudah lama terjadi,
RHD (Rheumatic Heart Disease) artinya terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran.
Fluid dan Farenheit : Infus RL 500cc/24 jam, Injeksi furosamid 40 mg, Injeksi ranitidin 50 mg
Get Vital Sign :
TD : 140/50 mmHg
R : 28x/m
SB : 36,6°C
History :
• Keluhan utama : Klien datang dengan sesak nafas
• Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang di IGD pada tanggal 18 Januari 2021 jam
17.30 WITA dengan keluhan perutnya keras dan sesak nafas.
• RPD/RPK: Sebelumnya pasien pernah dirawat inap 1x ±1 tahun yang lalu dengan
diagnosa jantung bengkak.
• Head to Toe
Kepala : Bentuk kepala simetris, bersih tidak ada luka, rambut memiliki uban, tidak ada
udem
Mata : Simetris, Konjungtiva anemis
Hidung : Tampak bersih, tidak ada penyumbatan cairan/kelenjar,
Mulut : Mukosa mulut kering dan pucat
Leher : Tidak ada tanda pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : Bentuk dada Simetris tidak ada pembekakan,
Perut : Tidak ada nyeri tekan
Kelamin : Klien terpasang Kateter
Kulit : Kulit Klien tampak kering
Pemeriksaan Penunjang :
Hemoglobin menurun 10,6 g/dl,
Kreatinin serum meningkat 2,23 mg/dl
Urea meningkat 82,3 mg/dl.
Foto thorax Ap didapatkan pembesaran jantung ( Kardiomegali )
EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia ventrikel, terdapat Q patologis yang artinya terjadi
seragan old miokard akut yang berarti serangan ulang atau sudah lama terjadi, RHD (Rheumatic
Heart Disease) artinya terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran
Klasifikasi data
DS DO
Pasien datang dengan keluhan perutnya keras - Klien tampak lemas
dan sesak nafas -penurunan kesadaran
- TD : 140/50 mmHg
-R : 28x/m
-SB : 36,6°C
- Warna kulit pucat
-Konjungtiva anemis
-Klien tampak lemas
-EKG didapatkan VES artinya terjadi aritmia
ventrikel, terdapat Q patologis yang artinya
terjadi seragan old miokard akut yang berarti
serangan ulang atau sudah lama terjadi, RHD
(Rheumatic Heart Disease) artinya terjadi
kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran.
- Pasien terpasang oksigen nasal canul 4 lpm
-GCS E3M4V3
Analisa Data
Intervensi Keperawatan