DISUSUN OLEH :
SETIA SUKMA DARWANTO
2021207209097
A. Konsep Keperawatan
(dimana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini
mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah
atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung
jumlah darah yang dipompa oleh jantung tidak memenuhi kebutuhan tubuh
pompa untuk mengantarkan darah yang oksigen ke tubuh tidak cukup untuk
2. Etiologi
inflamasi.
jantung.
3. Patofisiologi
namanya gagal jantung. Pada tingkat awal, disfungsi komponen pompa dapat
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan
4. Manifestasi Klinis
kongestif menurut buku Wijaya Andra dan Putri Yessie, ( 2013) yaitu:
ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru.
infeksi saluran pernapasan. Tapi hal itu, mungkin juga memiliki kaitan
penambahan BB.
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
4) Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
5) Nokturia
6) Kelemahan
5. Pemeriksaan Diagnostik
(2012) yatiu :
(AMI), ekokardiogram.
d. Enzim jantung
(2012) adalah :
edema.
b. Terapi Farmakologis
1) Glikosida jantung
edema.
yaitu :
penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ
3) Episode trombolitik
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Biodata
a) Biodata pasien
2) Keluhan Utama
a) Dispnea
b) Kelemahan Fisik
c) Edema Sistemik
juga akan terjadi pada jantung kanan, yang akhirnya akan terjadi
pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Catat jika ada
efek samping yang terjadi di masa lalu. Selain itu, tanyakan pula
sekiranya ada alergi terhadap suatu jenis obat dan tanyakan reaksi
5) Riwayat Keluarga
pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor
6) Psikososial
kebingungan.
7) Spritual
fisik dilakukan dengan mengukur tanda vital secara rutin (tiap 4 jam, atau
adanya murmur dan irama gallop (bunyi jantung abnormal). (Brunner &
Suddarth, 2013).
diperkirakan dengan derajat distensi vena jugularis (JVD) dan ada atau
yang terjadi saat bangun atau berdiri. Curah jantung dicerminkan oleh
logis dari kepala ke kaki, dan bila telah terlatih dapat dilakukan hanya
tangan, kepala dan leher, jantung, paru, abdomen, dan kaki serta tungkai.
2) Vital Sign
jantung awal atau bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi
selama satu menit penuh sambil meraba denyut nadi. (Brunner &
Suddarth, 2013).
3) Ekstremitas Atas
jantung.
vaskuler sistemik.
keadaan stres, akan terasa dingin dan lembab. Pada syok jantung,
kongenital.
5) Jantung
pada enam daerah dibawah ini menurut Brunner & Suddarth, (2013)
sternum kiri
6) Paru
berikut :
a) Takipnea, napas yang cepat dan dangkal dapat terlihat pada
sangat cemas.
d) Batuk, batuk kering dan dalam akibat iritasi jalan napas kecil
tirah baring, atau efek obat penghilang nyeri dan penenang sering
mengakibatkan krekles.
mendasarinya.
7) Abdomen
a) Refluks hepatojuguler :
volume.
penting dikaji sirkulasi arteri perifer dan balik vena. Selain itu,
c. Pemeriksaan Diagnostik
kalium serum)
2) Enzim Jantung
kadar enzim ini juga akan ditemukan pada penderita setelah operasi
3) Kimia Darah
a) Profil Lemak
kolesterol total.
b) Elektrolit Serum
distrimia.
c) Kalsium Serum
kateterisasi jantung.
5) Echokardiografi
jantung kongestif.
6) Elektrokardiografi
jantung kongestif
2. Diagnosa Keperawatan
pengaturan.
cairan intertisial..
3. Intervensi Keperawatan
vital dalam batas yang dapat diterima (distrimia terkontrol atau hilang
Intervensi :
Mandiri
pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
konsentrasi urine.
pasien tidur.
8) Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi. Kaji
berlebihan.
posisi.
11) Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. Dorong olahraga
Kolaborasi
indikasi
d) Morfin sulfat.
e) Tranquilizer/ sedatif.
(Coumadin).
diindikasikan.
Rasional :
mandiri
umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kedalam serambi yang
poplitea, dorsalis pedis, dan postibial. Nadi mungkin cepat hilang atau
kemampuan beraktivitas.
Intervensi :
sesudah aktivitas.
35
bangun dari kursi, bila tak ada nyeri lakukan ambulasi kemudian
iskemia.
pengaturan.
Intervensi :
keseimbangan cairan.
gerak pasif.
(Aldakton).
berlebihan.
cairan intertisial.
Intervensi :
oksigen.
pertukaran gas.
kerusakan kulit.
Intervensi :
pasif/aktif.
mempercepat kerusakan.
siku/tumit.
sirkulasi.
39
Intervensi :
kongestif.
pengobatan.
Rasional :
4. Implementasi
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
5. Evaluasi
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ulang (Wilkinson & Ahem, 2014)
42
RESUME
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Umur : 59 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
No.RM : 01-0173
Umur : 63 tahun
42
43
a. Riwayat Keluhan
1) Keluhan Utama :
Sesak napas
dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk
di rumah sakit.
Bina Karya Utama pada tanggal 22 April 2022 dengan keluhan sesak
Genogram
? ? ?
81
49 46 43 39 37 35
45
59
63
31 25
Keterangan :
: Laki-laki X : Meninggal
tidak diketahui.
GIII : Pasien anak ke tujuh dari tujuh bersaudara telah menikah dan
4. Aspek Psikososial
a. Persepsi Indra
pendengaran.
b. Pola Pikir
1) Pasien saat ini memikirkan supaya dirinya cepat sembuh dan pulang
lemas.
c. Suasana Hati
d. Hubungan/komunikasi
5. Aspek Spritual
46
6. Pengkajian Fisik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
N : 80 X/Menit S : 36 ⁰c
1) Kepala
2) Mata
penglihatan baik
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut
6) Leher
tyroid
7) Dada
dan 4).
8) Abdomen
9) Kulit
N : 80x/Menit
1 2 3 4
1. Pola Nutrisi
Jenis Makanan Nasi, Ikan, sayur Bubur, Ikan, sayur
Frekuensi 3 × Sehari 2 × Sehari
Nafsu Makan Baik Baik
Porsi Habis Habis
Jenis cairan Air Mineral IVFD RL, Air Mineral
Frekuensi 5-8 gelas/hari 15 tpm, 4-6 gelas/hari
Jumlah 1500 cc 1200 cc
2 3 4
1
49
2. Pola Eliminasi
Buang Air Besar
Frekuensi 1 x Sehari 1 × Sehari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Padat Padat
Buang Air Kecil
Frekuensi 4 × Sehari 7 × Sehari
Warna Kuning Kuning
Bau Amoniak Amoniak
Pola Istirahat Tidur
3. Tidur Malam
22.00-05.00 Wib 24.00-04.00 Wib
Tidur Siang
Jarang Jarang
Kesulitan Saat Tidur
Tidak ada Sesak napas
Pola Aktivitas
4. Jenis Kegiatan
Memasak Cerita dengan keluarga
Frekuensi
Setiap Hari -
Personal Hygiene
8. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 22 April 2022
a. Pentalaksanaan Medis
1) Terapi Obat
a) IVFD RL 15 tpm
b) Lansoprazol 1 x 1
d) Letonal 25 g 1x1
e) Sucralfat 5 gr 3 x 1
51
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
Data Objektif
6. Terdapat Bunyi pekak di lapang dada sebelah kiri( ICS 2,3 dan 4)
10. TTV
52
S : 36 ⁰C N : 80 x/ Menit
ANALISA DATA
Sesak
DO: Curah
Gagal jantung
1. Pasien Nampak Jantung
lemah
2. TTV
TD : 150/100 mmHg
P : 28x/Menit
53
2
1
Data Subjektif :
3 4
3 a. Pasien mengatakan
kaki terasa berat
Aliran darah ke ginjal Kelebihan
b. Pasien
Volume
mengatakan lemah.
RAA meningkat Cairan
Data Objektif :
a. Pasien tampak edema pada
Aldosteron meningkat
ekstremitas bawah
b. Pasien tampak lemah.
ADH meningkat
c.TTV
TD : 150/100 mmHg
P : 28x/Menit
N : 80x/Menit Retensi Na dan H2O
S : 36⁰c
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan
C. RENCANA KEPERAWATAN
1 2 3 4 5
1. Gangguan pertukaran setelah 1. Kaji pola napas pasien 1.untuk mengetahui pola
gas yang berhungan dilakukan tindakan 2. Atur posisi semi nafas pasien
dengan perembesan keperawatan fowler 2.Untuk kenyamanan
55
2 3 4 5
1
Penurunan curah setelah 1. Auskultasi nadi apikal; 1.Biasanya terjadi
2. jantung berhubungan dilakukan tindakan takikardia meskipun pada
kaji ferkuensi, irama
dengan penurunan keperawatan saat istirahat untuk
jantung (dokumentasi
mengompensasi
kontraktilitas ventrikel selama di RS. disritmia bila tersedia penurunan kontraktilitas
kiri, perubahan Kriteria Hasil : ventrikel, KAP, PAT,
telemetri).
frekuensi, irama. Melaporkan MAT, PCV, dan AF
DS: disritmia umum
penurunan episode
berkenaan dengan GJK
Pasien mengatakan dispnea, berperan meskipun lainnya juga
2.Catat bunyi Jantung
pasien lemah aktivitas mengurangi terjadi.
DO: 2.S1 dan S2 mungkin
beban kerja jantung,
lemah karena menurunnya
-Pasien tampak lemah tekanan darah dalam kerja pompa,
-Akral teraba dingin batas normal (120/80 3. Penurunan curah
-Terdengar Bunyi 3.Palpasi nadi perifer jantung dapat
mmHg), nadi 80 menunjukkan
jantung S1 dan S2 kali/menit, tidak menurunnya nadi radial,
lemah poplitea, dorsalis pedis,
terjadi aritmia, dan postibial. Nadi
- TTV denyut jantung dan mungkin cepat hilang atau
TD :150/100 mmHg tidak teratur untuk
irama jantung teratur. dipalpasi.
P : 28 x/ Menit 4.Pada GJK dini, sedang
S : 36 ⁰C atau kronis TD dapat
4.Pantau tekanan darah
meningkat sehubungan
N : 80 x/ Menit
dengan SVR. Pada CHF
lanjut tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasi dan
56
2 3
jaringan .
7.Banyaknya obat dapat
1 4 digunakan untuk
meningkatkan volume
sekucup, memperbaiki
7.Panatalaksanaan kontraktilitas, dan
kolaborasi pemberian menurunnya kongesti
obat :
IVFD RL 20 tpm
Lansoprazol 1 x 1
Furosemid (Lasix)
1A/12 j/ IV
Letonal 25 g 1x1
Sucralfat 5 gr 3 x 1
3. DS : keperawatan
2. Sebagai salah satu
a.Pasien mengatakan selama di RS dengan 1.Kaji adanya edema
cara untuk
mengatakan kaki terasa kriteria hasil : ektremitas
mengetahui
berat. a. Tidak terjadi
peningkatan jumlah
b.Pasien mengatakan kelebihan volume
cairan yang dapat
57
2 gangguan
3
keseimbangan cairan
4.Meningkatkan venous
1 4 return dan mendorong
berkurangnya edema
4.Beri posisi yang perifer
membantu drainase 5. Meningkatkan laju
ekstremitas, lakukan aliran urin dapat
latihan menghambat reabsorpsi
gerak pasif natrium dan klorida
5. Kolaborasi Pemberian pada tubulus ginjal
obat : 1.Sebagai dasar
Furosemid(Lasix) melakukan intervensi
1A/12 jam/ IV selanjutnya
2.Agar pasien merasa
diperhatikan
1.Kaji tingkat
Ansietas b/d kurangnya 3. Agar pasien merasa
58
tentang penyakitnya
penyakitnya
1 2 3 4 5
11.00 1. Mengkaji pola napas pasien
Minggu I Pukul : 12.00
Hasil :
Pasien masih mengeluh sesak
24 April 2022 S:Pasien mengatakan sesak napas
P : 28x/Menit
4
3 5
Hasil: Tidak terjadi takikardi,
1 2
terdapat nadi 80 x/menit O : -Pasien Nampak lemah
5. Mencatat bunyi Jantung - Bunyi Jantung S1 dan S2
13.15 Hasil:Bunyi Jantung S1 dan S2 lemah
lemah -Kongjungtiva pasien masih
6. Palpasi nadi perifer pucat.
13.25 Hasil : tidak dilakukan karna -Tekanan Darah belum
penulis tidak tahu letaknya normal
7. Memantau tekanan darah TD :150/100 mmHg
Hasil: Terjadi hipertensi ringan P : 28x/ Menit S: 36⁰C
13.26
TD :150/100 mmHg N : 80x/ Menit
P : 28x/ Menit A : Masalah belum Teratasi
S : 36⁰C (Penurunan curah jantung)
N : 80x/i P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
8. Mengkaji kulit terhadap pucat dan dan 5.
60
4
5
3
1. Mengkaji adanya edema ektremitas
Hasil : Pukul 17.00
3 Ektremitas bawah pasien S : Pasien mengatakan kaki
tampak edema.
1 2 masih terasa berat
16.15 2. Mengkaji Tekanan Darah
Hasil : O : - Pasien tampak lemah
III TD : 150/100 mmHg -Tampak edema pada
3. Menimbang berat badan pasien ektremitas bawah pasien
16.25 Hasil : A : Masalah belum teratasi
Berat Badan pasien : 47 kg (Kelebihan volume cairan)
P:Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4,
dan 5
4. Memberi posisi yang membantu 1. Mengkaji adanya edema
16.35
drainase ektremitas
Hasil : 2. Mengkaji tekana darah
Pasien mengikuti anjuran perawat 3. Menimbang berat
5. Pemberian obat sesuai indikasi.
16.45 badan pasien
Hasil :
Pemberian obat furosemid 4. Member posisi yang
61
membantu drainase
5. Pemberian obat sesuai
indikasi
5
Hasil :
3
Pasien sudah mengetahui dan
5. Jelaskan resiko pada pasien
Pasien sudah paham tentang
tentang
keadannya sekarang.
penyakitnya
5. Menjelaskan tentang resiko pada
1 2
pasien tetang penyakitnya.
Hasil :
Pasien sudah mengetahui tentang
penyakitnya.
P : 28x/i napas
2. Mengatur posisi semi fowler O : Pasien tampak sesak
12.45 Hasil :
Pasien setuju dengan saran ini dan
mau melakukannya
13.00 5
4 Pukul : 14.30
S : Pasien mengatakan masih
1 1. Mengauskultasi nadi apikal; kaji
3 lemah
2 ferkuensi, irama jantung O : -Pasien Nampak lemah
(dokumentasi disritmia bila - Bunyi Jantung S1 dan S2
13.15
II tersedia telemetri) lemah
Hasil: Tidak terjadi takikardi, -Kongjungtiva pasien masih
terdapat nadi 80 x/menit pucat.
2. Mencatat bunyi Jantung -Tekanan Darah belum
Hasil:Bunyi Jantung S1 dan S2 normal
lemah TD :150/100 mmHg
13.25 3. Memantau tekanan darah P : 28x/I S: 36⁰C
Hasil: Terjadi hipertensi ringan N : 80x/i
63
4 5
1. Mengkaji adanya edema ektremitas Pukul : 17.00
Hasil : S:Pasien mengatakan kaki masih
Ektremitas bawah pasien tampak terasa berat
edema.
3 O :- Pasien tampak lemah
1 2 2. Mengkaji Tekanan Darah
16.15 - Tampak edema pada
III Hasil : ektremitas bawah pasien
TD : 150/100 mmHg A : Masalah belum teratasi
3. Menimbang berat badan pasien (Kelebihan volume cairan)
Hasil : P:Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,
16.25 Berat Badan pasien : 47 kg dan 4.
4. Memberi posisi yang membantu 1. Mengkaji adanya edema
drainase ektremitas
16.35 Hasil : 2. Mengkaji tekana darah
Pasien mengikuti anjuran perawat 3. Menimbang berat pasien
5. Pemberian obat sesuai indikasi. 4. Member posisi yang
16.45 Hasil : membantu drainase.
Pemberian obat furosemid 5. Pemberian obat sesuai
64
indikasi
1. Mengkaji tingkat kecemasan pasien
Hasil :
19.20
4 5
19.40
5
4 5. Melanjutkan
pemberian O2 penatalaksanaan dengan tim
1 3
2 Hasil : medis dalam cara pemberian
Pasien setuju dengan saran ini dan O2
mau melakukannya
5
1. Mengkaji adanya edema ektremitas
Hasil :
Pukul : pukul 17.00
3 Ektremitas bawah pasien tampak
1 2 S:Pasien mengatakan kaki masih
edema.
terasa berat
16.30 2. Mengkaji Tekanan Darah
III
67
17.00
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
68
(CHF) di ruang rawat inap UPTD Puskesmas Bina Karya Utama selama 3 hari
1. Pada pengkajian data yang ditemukan pada kasus Congestif Hearth Failure
(CHF) pada pasien Ny”S” yaitu dengan keluhan utama sesak napas sejak 3
ditemukan.
perencanaan dan tetap memperhatikan kondisi pasien, fasilitas yang ada dan
kebijakan regulasi yang ada di Puskesmas. namun ada beberapa bagian dari
fasilitas.
B. Saran
1. Institusi pendidikan
dalam tim kerja profesi dan kolaborasi dengan profesi lain untuk mencapai
optimal dapat dicapai dengan jangka waktu pengobatan dan perawatan yang
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, Ed. 1. Diva Press (Anggota
IKAPI). Jogjakarta
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed. 8. Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
Doenges, Marylin E, Mary Frances Moorhouse, dan AliceC. Geisler 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta: EGC
Fatma, (2014). Kerja kerja fungsi anatomi fisiologi jantung, diakses tanggal 24 november
, www.newsfarras.com.
Judith, W & Nancy, A. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA
Intervensi NIC kriteria Hasil NOC, ed. 9. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Muttaqin, A (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Salemba Medika : Jakarta
Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed. 1. Nuha Medika :
Jogjakarta.