“R” DENGAN
DIABETES MELITUS TIPE II
DI RUANG RAWAT INAP
UPTD PUSKESMAS BINA KARYA UTAMA
DISUSUN OLEH :
SETIA SUKMA DARWANTO
2021207209097
DISUSUN OLEH :
SETIA SUKMA DARWANTO
2021207209097
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2009).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi
terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi/Pathways
Defisiensi Insulin
glukoneogenesis hiperglikemia
Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan
Koma Aterosklerosis
Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injury
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein,
lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet.
Intervensi :
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung
Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi
tidak teratur
Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
Kaji tanda vital
Kaji adanya nyeri
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 2011.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2009.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid
I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.
A. Pengkajian
Hari/tanggal : Senin, 06 Juni 2022
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Bina Karya Utama
Metode : Wawancara, observasi dan studi document.
Sumber : Pasien, keluarga, tenaga medis dan status pasien.
Oleh : Setia Sukma Darwanto
B. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. R
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Putra Rumbia, Lampung Tengah
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
Tanggal Masuk : 05 Juni 2022
No. RM : 00-152
b. Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Putra Rumbia, Lampung Tengah
Hub dengan pasien : Suami
I. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan merasa pusing badan terasa lemas, gemetaran dan ingin
jatuh
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan badan lemas
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan badan terasa lemas, gemetaran dan kaku-kaku di lengan
atas dan kaki bawah sebelah kiri mulai kemarin sore dan kaku datang tidak
pasti.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien + 1 tahun yang lalu pernah dirawat di Puskesmas dengan gastritis
dan tidak pernah melakukan operasi sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ada riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus.
6. Genogram Keluarga
X X X
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Pasien
a. Sebelum Sakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
b. SelamaSakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, tidak ada
retraksi dinding dada.
Perkusi : Suara lapang paru sonor.
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.
7. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, warna coklat merata, tidak ada lesi.
Auskultasi : bising usus 7x/menit
Perkusi : suara abdomen timpani
Palpasi : abdomen teraba keras
8. Genetalia
Tidak ada luka pada genetalia, tidak ada keluhan lainnya.
9. Ekstrimitas atas
Ekstrimitas atas lengkap, tangan sebelah kiri terasa kaku-kaku, tidak ada
lesi dan capillary reffil kembali kurang dari 2 detik.
Terpasang infus RL 20tpm di tangan kanan.
10. Ekstrimitas bawah
Ekstrimitas bawah lengkap, tidak ada luka maupun lesi dan kaki kiri
terasa kaku-kaku.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 06 Juni 2022
GDS : 326 mg/dl
5. TERAPI
Ranitidin 2x25 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Metoclopromid 3x10 mg
IVFD RL 20 tpm
Glimepiride 2 mg - 0 - 0
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat
ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa lemas.
- Keluarga pasien mengatakan pola makan tidak sehat, klien sering makan yang
manis-manis.
DO :
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya
- GDS : 326
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan kadar gula darah Selama dilakukan tindakan 1. Pantau kadar gula darah 1. Deteksi dini peningkatan
berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat keperawatan selama 3x24 jam, pasien kadar gula darah
ditandai dengan : Ketidakseimbangan kadar gula 2. Pantau tanda dan gejala 2. Mencegah terjadinya
DS : darah terkontrol dengan kriteria hiperglikemi peningkatan hiperglikemi
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa hasil: 3. Pantau TTV pasien. 3. Mengetahui adanya
lemas. 1. Kepatuhan perilaku : diet sehat 4. Dorong pasien untuk minum peningkatan hiperglikemi
- Keluarga pasien mengatakan pola makan 2. Dapat mengontrol kadar glukosa air putih. 4. Memenuhi kebutuhan cairan
tidak sehat, klien sering makan yang manis- darah. 5. Penkes tentang diit yang dalam tubuh.
manis. 3. Dapat manajemen dan mencegah sesuai untuk pasien. 5. Menambah pengetahuan
DO : komplikasi penyakit. 6. Kelola insulin yang sudah pasien tentang diit yang
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya 4. Pemahaman manajemen ditentukan. sesuai
- GDS : 326 diabetes. 6. Menekan meningkatan
5. Status nutrisi adekuat kadargula darah secara
6. Olahraga teratur. farmakologi.
2 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Selama dilakukan tindakan 1. Pantau keadaan umum dan 1. Mengidentifikasi adanya
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Gangguan keperawatan selama 3x24 jam, TTV. hipoglikemi.
keseimbangan insulin ditandai dengan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang 2. Diskusikan dengan pasien 2. Makanan yang disuka mampu
DS: pasien mengatakan: dari kebutuhan tubuh teratasi makanan yang disukai tanpa meningkatkan nafsu makan
- Tidak nafsu makan dengan kriteria hasil: melanggar diit pasien. pasien.
- Berat badan turun 1. Pasien makan 3 kali sehari 3. Anjurkan pasien untuk makan 3. Agar nafsu makan pasien
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan dengan porsi yang dihabiskan sedikit tapi sering. tidak hilang.
setengah porsi 2. Nafsu makan pasien 4. Penkes diit yang sesuai dengan 4. Menambah pengetahuan
DO: meningkat. kondisi pasien pasien tentang makanan yang
- Bising usus hipoaktif 3. Bising usus dalam batas normal 5. Kolaborasi dengan ahli gizi boleh dan tidak boleh untuk
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah (5-12 x/menit) makan makanan yang sesuai di konsumsi.
porsi 4. TTV dalam batas normal. untuk pasien 5. Diit yang sesaui mencegah
terjadinya komplikasi dan
mempercepat penyembuuhan.
3 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Defisit perawatan diri berhubungan dengan Selama dilakukan tindakan 1. Pantau peningkatan dan 1. Menentukan tingkat
kelemahan ditandai dengan: keperawatan 2x24 jam pasien defisit penurunan kemampuan untuk kemampuan pasien dalam
perawatan diri teratasi dengan berpakaian dan melakukan memenuhi kebutuhan
DS: Pasien mengatakan: kriteria hasil: perawatan mandi serta perawatan diri.
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan 1. Mampu mempertahankan rambut. 2. Mempermudah perawatan dan
tisu basah kebersihan pribadi dan 2. Bantu pasien memilih pakaian tidak melupakan pakaian yang
DO: penampilan yang rapi secara yang disuka dan mudah disuka pasien.
- Aroma pasien bau badan mandiri maupun dengan dilepas. 3. Meningkatkan peran keluarga
- Gigi pasien kuning bantuan. 3. Anjurkan keluarga pasien dalam memenuhi kebutuhan
- Rambut pasien tampak lepek 2. Menunjukkan rambut yang rapi untuk membantu memenuhi perawatan diri pasien.
- Pasien menggunakan pampers dan sedang dan bersih. kebutuhan perawatan diri 4. Mencegah terjadinya infeksi
menstruasi 3. Mandi 2 kali sehari dengan air pasien. pada daerah genetalia.
- Aktivitas dibantu dan sabun. 4. Anjurkan pasien untuk sering 5. Menambah pengetahuan
- Pasien berpakaian tidak rapi 4. Pasien mampu menggosok gigi mengganti pampres yang pasien tentang pentingnya
- Napas pasien bau 2 kali sehari secara mandiri digunakan pasien dan perawatan diri
- Kuku tampak panjang dan kotor maupun dengan bantuan. membersihkan genetalianya
5. Berpakaian rapi dan bersih. 5. Penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri.
4 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pengetahuan keluarga 1. Mempermudah dalam
kurangnya paparan informasi ditandai dengan: keperawatan selama 2x24 jam, pasien tentang penyakit pasien. memberikan penjelasan pada
DS: Pasien mengatakan: diharapkan pasien dan keluarga 2. Diskusikan tentang penyakit klien.
mengerti tentang penyakit yang pasien dan kondisi saat ini 2. Pengetahuan proses penyakit
- Tidak tahu tentang penyakitnya diderita pasien dengan kriteria serta pengobatan dan cara dan harapan dapat
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan hasil : perawatan. memudahkan ketaatan pada
penyakitnya 1. Pasien dan keluarga tahu 3. Jelaskan pentingnya program pengobatan.
- Tidak tahu cara penanganan Diabetes tentang penyakitnya ,cara pengobatan 3. Displin pengobatan dapat
mellitus perawatan,pencegahan 4. Diskusikan perubahan gaya mempercepat proses
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes Mellitus komplikasi dan diet yang hidup yang mungkin penyembuhan.
saat di rawat di Puskesmas dan diperiksa sesuai. digunakan untuk mencegah 4. Mencegah keparahan penyakit
dokter komplikasi 5. Mengetahui tingkat
DO: 5. Dorong pasien dan keluarga pemahaman keluarga pasien
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya untuk mengungkapkan kembali
tentang penyakitnya penjelasan yang diberikan oleh
- Pasien tampak menyangkal tentang praktikan
penyakitnya
1. memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan lemas dan tidak nafsu makan
2. mengukur vital sign O:
3. memotivasi pasien untuk minum air putih - TD: 130/90 mmHg
4. mengelola terapi insulin novomix 8 unit - N: 88x/menit
5. mengantarkan pasien ke radiologi untuk foto thorax - S: 36,6 oC
- RR: 20x/menit
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang infus RL 20tpm
A: Ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- Anjurkan pasien menghabiskan diitnya
- Pantau kadar gula darah
- Kelola pemberian glimepiride 2 mg
1. Mendorong pasien untuk minum air putih. S : pasien mengatakan masih terasa lemas dan sudah
2. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi menghabiskan ¾ diit dari Puskesmas
3. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : Tampak lemas
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- terapi glimepiride 2 mg
Ketidakseimbangan terapi glimepiride 2 mg terapi glimepiride 2 mg
nutrisis kurang dari Pukul 09.00 Pukul 09.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - masih lemas
keseimbangan insulin - diit dari Puskesmas habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit yang
diberikan dari Puskesmas
- pasien tampak lemah
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya sedikit
demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25 mg