Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

“R” DENGAN
DIABETES MELITUS TIPE II
DI RUANG RAWAT INAP
UPTD PUSKESMAS BINA KARYA UTAMA

DISUSUN OLEH :
SETIA SUKMA DARWANTO
2021207209097

DISUSUN OLEH :
SETIA SUKMA DARWANTO
2021207209097

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU -
LAMPUNG 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2010).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2009).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi
terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi/Pathways

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

Kekurangan
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi volume cairan

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis


Kurang dari kebutuhan

 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren

Ggn. Penglihatan Gagal


Ggn Integritas Kulit Ginjal

Resiko Injury

E. Tanda dan Gejala


Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat
perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi
dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering
muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar
sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya
mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia
atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien
DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut.
Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul
keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran
menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi
pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya
tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala
dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak
lebih jelas.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa
saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein,
lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.


Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat
secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi
tidak teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan


Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,


Jakarta:EGC, 2010.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni
Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 2011.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 2011.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2009.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid
I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI, 2011
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Hari/tanggal : Senin, 06 Juni 2022
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Bina Karya Utama
Metode : Wawancara, observasi dan studi document.
Sumber : Pasien, keluarga, tenaga medis dan status pasien.
Oleh : Setia Sukma Darwanto

B. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. R
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Putra Rumbia, Lampung Tengah
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
Tanggal Masuk : 05 Juni 2022
No. RM : 00-152

b. Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Putra Rumbia, Lampung Tengah
Hub dengan pasien : Suami
I. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan merasa pusing badan terasa lemas, gemetaran dan ingin
jatuh
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan badan lemas
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan badan terasa lemas, gemetaran dan kaku-kaku di lengan
atas dan kaki bawah sebelah kiri mulai kemarin sore dan kaku datang tidak
pasti.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien + 1 tahun yang lalu pernah dirawat di Puskesmas dengan gastritis
dan tidak pernah melakukan operasi sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ada riwayat hipertensi dan Diabetes Melitus.
6. Genogram Keluarga

X X X
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Pasien

II. POLA KEBIASAAN PASIEN


A. Aspek Fisik – Biologis
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan, sebelum sakit pasien makan 2 kali sehari satu
piring penuh. Tidak ada makanan pantangan dan pasien tidak alergi
dengan suatu makanan. Keluarga pasien mengatakan pasien sering
makan yang manis-manis dan pola makan yang tidak sehat.
Pasien mengatakan minum air putih sehari 4 gelas belimbing (±800
ml) dan sering minum teh manis hangat sekitar 5 gelas belimbing
(±1000ml)
b. Selama sakit
Pasien mengatakan, selama sakit pasien tidak nafsu makan karena
mual dan jika makan diit tidak dihabiskan. Pasien mendapatkan diit
khusus Diabetes dari Puskesmas.
Pasien minum air putih 6 gelas belimbing sehari (±1200 ml). pasien
juga minum teh tawar sehari (±400ml)
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari berwarna kecoklatan
dengan konsistensi lembek. Pasien tidak menggunakan obat
pencahar.
Pasien BAK lancar 4-5 kali sehari berwarna kuning.
b. Selama sakit
Pasien mengatakan belum BAB semenjak dirawat di Puskesmas.
Pasien mengatakan, pasien BAK sebanyak 4-5 kali sehari berwarna
kuning + output urine 200cc.
3. Pola Aktifitas

a. Sebelum Sakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

b. SelamaSakit
Pasien melakukan aktivitasnya sendiri.

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
4. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit
Pasien biasa tidur 7-8 jam sehari mulai jam 21.00 – 04.00 WIB. Tidak
ada kebiasaan khusus sebelum tidur, pasien tidak mengkonsumsi obat
tidur.
b. Selama sakit
Pasien mengatakan pasien lebih sering tidur 12 jam sehari dari jam
19.00-05.00 WIB dan tidur siang 2 jam.
5. Pola Kebersihan Diri
a. Kebersihan kulit
Pasien mandi 2 kali sehari hanya di lap dengan kain. Kulit berwarna
coklat dan kering.
b. Rambut
Rambut sedikit beruban, panjang rambut sebahu, tampak lepek.
c. Telinga
Telinga terlihat bersih, telinga pasien dibersihkan seminggu sekali.
Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
d. Mulut
Gigi pasien terlihat kuning. Bau mulut.
e. Kuku
Kuku pasien agak panjang dan kotor.

B. Aspek Mental – Intelektual – Sosial - Spiritual


1. Konsep diri
a. Identitas : Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Gambaran diri : sebelum sakit pasien adalah ibu rumah tangga
yang bekerja dirumah dan juga membantu suaminya mengurus
hewan ternak dan saat ini pasien tidak dapat bekerja karena sakit
c. Peran diri : pasien adalah seorang istri dan ibu bagi ketiga anaknya.
d. Ideal diri : pasien berharap pasien cepat sembuh dan selalu diberi
kesehatan
e. Harga Diri : pasien merasa takut dengan penyakitnya.
2. Intelektual
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit, diit, makanan
pantangan, dan juga pengobatan yang dilakukan.
3. Hubungan interpersonal
Pasien mengatakan hubungan dengan istri dan anak baik-baik saja.
4. Mekanisme Koping
Pasien menerima dengan ikhlas, menganggap ini adalah ujian dan
berharap diberi kesembuhan oleh Tuhan.
5. Support Sistem
Keluarga sangat mendukung untuk kesembuhan pasien dan selalu
menunggui pasien di Puskesmas.
6. Aspek Mental/ Emosional
Pasien tidak gampang emosional. Pasien tampak kooperatif saat ditanya
perawat.
7. Aspek Spiritual
Agama pasien Islam dan pasien melakukan ibadah selama sakit hanya
dengan berdoa meminta untuk kesembuhannya.
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum:
1. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a. Suhu : 36,6oC
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
3. Gula darah sewaktu : 326
a. Pemeriksaan cephalokaudal
1. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi.
2. Mata
Pasien mempunyai gangguan penglihatan. Mata tampak merah dan
terdapat kotoran mata. Konjungtiva tidak pucat.
3. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, pendengaran
baik.
4. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar dari hidung. Tidak
ada pernapasan melalui cuping hidung.
5. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, bentuk leher simetris, tidak ada keluhan
gerak leher, tidak ada pembesaran massa.
6. Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, tidak ada
retraksi dinding dada.
Perkusi : Suara lapang paru sonor.
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.
7. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, warna coklat merata, tidak ada lesi.
Auskultasi : bising usus 7x/menit
Perkusi : suara abdomen timpani
Palpasi : abdomen teraba keras

8. Genetalia
Tidak ada luka pada genetalia, tidak ada keluhan lainnya.
9. Ekstrimitas atas
Ekstrimitas atas lengkap, tangan sebelah kiri terasa kaku-kaku, tidak ada
lesi dan capillary reffil kembali kurang dari 2 detik.
Terpasang infus RL 20tpm di tangan kanan.
10. Ekstrimitas bawah
Ekstrimitas bawah lengkap, tidak ada luka maupun lesi dan kaki kiri
terasa kaku-kaku.

4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 06 Juni 2022
GDS : 326 mg/dl

5. TERAPI
Ranitidin 2x25 mg
Ceftriaxone 2x1 g
Metoclopromid 3x10 mg
IVFD RL 20 tpm
Glimepiride 2 mg - 0 - 0

ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB


DS : Ketidakseimbangan kadar Pola hidup tidak sehat
- Pasien mengatakan gula darah
pusing, badan terasa
lemas.
- Keluarga pasien
mengatakan pola makan
tidak sehat, klien sering
makan yang manis-
manis.
DO :
- Pasien menyangkal
tentang penyakitnya
- GDS : 326
DS: Ketidakseimbangan nutrisi Gangguan keseimbangan
pasien mengatakan: kurang dari kebutuhan insulin
- Tidak nafsu makan tubuh
- Berat badan turun
- Makan tidak habis,
hanya dihabiskan
setengah porsi
DO:
- Bising usus hiperaktif
- Porsi makan hanya
dihabiskan setengah
porsi
DS: Defisit Perawatan Diri Kelemahan
- Pasien mengatakan
Mandi 2 kali sehari
dan hanya dilap
dengan kain
DO:
- Aroma pasien bau
badan
- Gigi pasien kuning
- Rambut pasien tampak
lepek
- Pasien menggunakan
pampers
- Aktivitas dibantu
- Pasien berpakaian
tidak rapi
- Napas pasien bau
- Kuku tampak panjang
dan kotor
DS: Kurang pengetahuan Kurangnya paparan
Pasien mengatakan: informasi
- Tidak tahu tentang
penyakitnya
- Tidak tahu diit yang
sesuai dengan
penyakitnya
- Tidak tahu cara
penanganana Diabetes
mellitus
- Baru tahu mempunyai
sakit Diabetes Mellitus
saat dirawat di
Puskesmas dan
diperiksa dokter
DO:
- Pasien tampak
kebingungan saat
ditanya tentang
penyakitnya
- Pasien tampak
menyangkal tentang
penyakitnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat
ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa lemas.
- Keluarga pasien mengatakan pola makan tidak sehat, klien sering makan yang
manis-manis.
DO :
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya
- GDS : 326

2. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


Gangguan keseimbangan insulin ditandai dengan:
DS: pasien mengatakan:
- Tidak nafsu makan
- Berat badan turun
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan setengah porsi
DO:
- Bising usus hipoaktif
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah porsi

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan:


DS: Pasien mengatakan:
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan kain
DO:
- Aroma pasien bau badan
- Gigi pasien kuning
- Rambut pasien tampak lepek
- Pasien menggunakan pampers dan sedang menstruasi
- Aktivitas dibantu
- Pasien berpakaian tidak rapi
- Napas pasien bau
- Kuku tampak panjang dan kotor

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi ditandai


dengan:
DS: Pasien mengatakan:
- Tidak tahu tentang penyakitnya
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan penyakitnya
- Tidak tahu cara penanganan Diabetes mellitus
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes Mellitus saat di rawat di Puskesmas
dan diperiksa dokter
DO:
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya tentang penyakitnya
- Pasien tampak menyangkal tentang penyakitnya
INTERVENSI KEPERAWATAN

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan kadar gula darah Selama dilakukan tindakan 1. Pantau kadar gula darah 1. Deteksi dini peningkatan
berhubungan dengan Pola hidup tidak sehat keperawatan selama 3x24 jam, pasien kadar gula darah
ditandai dengan : Ketidakseimbangan kadar gula 2. Pantau tanda dan gejala 2. Mencegah terjadinya
DS : darah terkontrol dengan kriteria hiperglikemi peningkatan hiperglikemi
- Pasien mengatakan pusing, badan terasa hasil: 3. Pantau TTV pasien. 3. Mengetahui adanya
lemas. 1. Kepatuhan perilaku : diet sehat 4. Dorong pasien untuk minum peningkatan hiperglikemi
- Keluarga pasien mengatakan pola makan 2. Dapat mengontrol kadar glukosa air putih. 4. Memenuhi kebutuhan cairan
tidak sehat, klien sering makan yang manis- darah. 5. Penkes tentang diit yang dalam tubuh.
manis. 3. Dapat manajemen dan mencegah sesuai untuk pasien. 5. Menambah pengetahuan
DO : komplikasi penyakit. 6. Kelola insulin yang sudah pasien tentang diit yang
- Pasien menyangkal tentang penyakitnya 4. Pemahaman manajemen ditentukan. sesuai
- GDS : 326 diabetes. 6. Menekan meningkatan
5. Status nutrisi adekuat kadargula darah secara
6. Olahraga teratur. farmakologi.
2 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Selama dilakukan tindakan 1. Pantau keadaan umum dan 1. Mengidentifikasi adanya
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Gangguan keperawatan selama 3x24 jam, TTV. hipoglikemi.
keseimbangan insulin ditandai dengan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang 2. Diskusikan dengan pasien 2. Makanan yang disuka mampu
DS: pasien mengatakan: dari kebutuhan tubuh teratasi makanan yang disukai tanpa meningkatkan nafsu makan
- Tidak nafsu makan dengan kriteria hasil: melanggar diit pasien. pasien.
- Berat badan turun 1. Pasien makan 3 kali sehari 3. Anjurkan pasien untuk makan 3. Agar nafsu makan pasien
- Makan tidak habis, hanya dihabiskan dengan porsi yang dihabiskan sedikit tapi sering. tidak hilang.
setengah porsi 2. Nafsu makan pasien 4. Penkes diit yang sesuai dengan 4. Menambah pengetahuan
DO: meningkat. kondisi pasien pasien tentang makanan yang
- Bising usus hipoaktif 3. Bising usus dalam batas normal 5. Kolaborasi dengan ahli gizi boleh dan tidak boleh untuk
- Porsi makan hanya dihabiskan setengah (5-12 x/menit) makan makanan yang sesuai di konsumsi.
porsi 4. TTV dalam batas normal. untuk pasien 5. Diit yang sesaui mencegah
terjadinya komplikasi dan
mempercepat penyembuuhan.
3 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Defisit perawatan diri berhubungan dengan Selama dilakukan tindakan 1. Pantau peningkatan dan 1. Menentukan tingkat
kelemahan ditandai dengan: keperawatan 2x24 jam pasien defisit penurunan kemampuan untuk kemampuan pasien dalam
perawatan diri teratasi dengan berpakaian dan melakukan memenuhi kebutuhan
DS: Pasien mengatakan: kriteria hasil: perawatan mandi serta perawatan diri.
- Mandi 2 kali sehari dan hanya dilap dengan 1. Mampu mempertahankan rambut. 2. Mempermudah perawatan dan
tisu basah kebersihan pribadi dan 2. Bantu pasien memilih pakaian tidak melupakan pakaian yang
DO: penampilan yang rapi secara yang disuka dan mudah disuka pasien.
- Aroma pasien bau badan mandiri maupun dengan dilepas. 3. Meningkatkan peran keluarga
- Gigi pasien kuning bantuan. 3. Anjurkan keluarga pasien dalam memenuhi kebutuhan
- Rambut pasien tampak lepek 2. Menunjukkan rambut yang rapi untuk membantu memenuhi perawatan diri pasien.
- Pasien menggunakan pampers dan sedang dan bersih. kebutuhan perawatan diri 4. Mencegah terjadinya infeksi
menstruasi 3. Mandi 2 kali sehari dengan air pasien. pada daerah genetalia.
- Aktivitas dibantu dan sabun. 4. Anjurkan pasien untuk sering 5. Menambah pengetahuan
- Pasien berpakaian tidak rapi 4. Pasien mampu menggosok gigi mengganti pampres yang pasien tentang pentingnya
- Napas pasien bau 2 kali sehari secara mandiri digunakan pasien dan perawatan diri
- Kuku tampak panjang dan kotor maupun dengan bantuan. membersihkan genetalianya
5. Berpakaian rapi dan bersih. 5. Penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri.
4 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00 Pukul 13.00
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pengetahuan keluarga 1. Mempermudah dalam
kurangnya paparan informasi ditandai dengan: keperawatan selama 2x24 jam, pasien tentang penyakit pasien. memberikan penjelasan pada
DS: Pasien mengatakan: diharapkan pasien dan keluarga 2. Diskusikan tentang penyakit klien.
mengerti tentang penyakit yang pasien dan kondisi saat ini 2. Pengetahuan proses penyakit
- Tidak tahu tentang penyakitnya diderita pasien dengan kriteria serta pengobatan dan cara dan harapan dapat
- Tidak tahu diit yang sesuai dengan hasil : perawatan. memudahkan ketaatan pada
penyakitnya 1. Pasien dan keluarga tahu 3. Jelaskan pentingnya program pengobatan.
- Tidak tahu cara penanganan Diabetes tentang penyakitnya ,cara pengobatan 3. Displin pengobatan dapat
mellitus perawatan,pencegahan 4. Diskusikan perubahan gaya mempercepat proses
- Baru tahu mempunyai sakit Diabetes Mellitus komplikasi dan diet yang hidup yang mungkin penyembuhan.
saat di rawat di Puskesmas dan diperiksa sesuai. digunakan untuk  mencegah 4. Mencegah keparahan penyakit
dokter komplikasi 5. Mengetahui tingkat
DO: 5. Dorong pasien dan keluarga pemahaman keluarga pasien
- Pasien tampak kebingungan saat ditanya untuk mengungkapkan kembali
tentang penyakitnya penjelasan yang diberikan oleh
- Pasien tampak menyangkal tentang praktikan
penyakitnya

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari, Tanggal : Senin, 06 Juni 2022

Diagnosa Implementasi dan Respon Evaluasi TTD


Ketidakseimbangan Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
kadar gula darah Pukul 11.45 Pukul 14.00

1. memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan lemas dan tidak nafsu makan
2. mengukur vital sign O:
3. memotivasi pasien untuk minum air putih - TD: 130/90 mmHg
4. mengelola terapi insulin novomix 8 unit - N: 88x/menit
5. mengantarkan pasien ke radiologi untuk foto thorax - S: 36,6 oC
- RR: 20x/menit
- Pasien tampak lemah
- Pasien terpasang infus RL 20tpm
A: Ketidakseimbangan kadar gula darah teratasi
sebagian
P:
- Anjurkan pasien menghabiskan diitnya
- Pantau kadar gula darah
- Kelola pemberian glimepiride 2 mg

Hari, Tanggal : Senin, 06 Juni 2022


Ketidakseimbangan Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10

1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S: pasien mengatakan masih lemas


2. Mengelola terapi O: terapi insulin masuk dengan lancar
A: ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian glimepiride 2 mg
Ketidakseimbangan Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
nutrisi kurang dari Pukul 09.30 Pukul 09.45
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau keadaan umum S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. mengelola pemberian obat Ranitidin 25mg - masih lemas dan merasa kaku-kaku pada tangan
keseimbangan insulin dan kaki sebelah kiri
- masih mual
O:
- pasien hanya menghabiskan seperempat dari diit
yang diberikan
- pasien tampak lemah
A: Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit khusus
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya sedikit
demi sedikit tapi sering
Defisit perawatan diri Senin, 06 Juni 2022 Senin, 06 Juni 2022
berhubungan dengan Pukul 11.00 Pukul 11.10
kelemahan
1. memantau kemampuan pasien dalam perawatan diri S:
2. memotivasi keluarga pasien untuk membantu - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari hanya
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. dilap dengan tisu basah
3. menganjurkan pasien untuk sering mengganti O:
pampres yang digunakan pasien dan membersihkan - pasien tampak lemah
genetalianya - kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- tubuh pasien bau
- gigi pasien tampak kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- anjurkan keluarga pasien memandikan pasien
dengan waslap dan air hangat
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut

Hari, tanggal : Selasa, 07 Juni 2022

Ketidakseimbangan Selasa, 07 Juni 2022 Selasa, 07 Juni 2022


kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10
1. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi S : pasien mengatakan masih terasa lemas
2. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : Tampak lemas
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- kelola pemberian terapi
Ketidakseimbangan Selasa, 07 Juni 2022 Selasa, 07 Juni 2022
nutrisis kurang dari Pukul 10.00 Pukul 10.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan S: pasien mengatakan:
Gangguan 3. mengelola pemberian obat Ranitidin 25mg - masih lemas dan merasa kaku-kaku pada tangan
keseimbangan insulin dan kaki sebelah kiri
- diit dari Puskesmas habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit yang
diberikan dari Puskesmas
- pasien tampak lemah
A: Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya sedikit
demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25 mg
Defisit perawatan diri Selasa, 07 Juni 2022 Selasa, 07 Juni 2022
berhubungan dengan Pukul 11.00 Pukul 11.10
kelemahan
1. memantau kemampuan pasien dalam perawatan diri S:
2. menganjurkan pasien untuk sering mengganti - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari hanya
pampres yang digunakan pasien dan membersihkan dilap dengan tisu basah
genetalianya O:
- pampres pasien tampak kotor
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- tubuh pasien bau
- gigi pasien tampak kotor
- pasien sedang menstruasi
A: defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- anjurkan keluarga pasien memandikan pasien
dengan waslap dan air hangat
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari sekali

Rabu, 08 Juni 2022

Ketidakseimbangan Rabu, 08 Juni 2022 Rabu, 08 Juni 2022


kadar gula darah Pukul 07.00 Pukul 07.10

1. Mendorong pasien untuk minum air putih. S : pasien mengatakan masih terasa lemas dan sudah
2. Memantau tanda dan gejala hiperglikemi menghabiskan ¾ diit dari Puskesmas
3. Mengelola terapi insulin novomix 8 unit O : Tampak lemas
A : ketidakseimbangan kadar gula darah
P:
- pantau kadar gula darah
- terapi glimepiride 2 mg
Ketidakseimbangan terapi glimepiride 2 mg terapi glimepiride 2 mg
nutrisis kurang dari Pukul 09.00 Pukul 09.10
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan 1. memantau diit yang dimakan klien S: pasien mengatakan:
Gangguan 2. menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering - masih lemas
keseimbangan insulin - diit dari Puskesmas habis ¾ porsi.
O:
- pasien hanya menghabiskan ¾ dari diit yang
diberikan dari Puskesmas
- pasien tampak lemah
A : Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P:
- anjurkan pasien menghabiskan diitnya sedikit
demi sedikit tapi sering
- kelola pemberian obat injeksi ranitidine 25 mg

Defisit perawatan diri Rabu, 08 Juni 2022 Rabu, 08 Juni 2022


berhubungan dengan
kelemahan Pukul 10.45 Pukul 10.55

1. Memantau kemampuan pasien dalam perawatan diri S:


2. Menganjurkan keluarga pasien untuk membantu - pasien mengatakan mandi 2 kali sehari hanya
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. dibersihkan dengan waslap oleh keluarganya
O:
- pasien tampak lemah
- kuku pasien tampak kotor
- pakaian pasien tidak rapi
- rambut pasien tampak lepek dan kotor
- pasien sedang menstruasi
A : defisit perawatan diri belum teratasi
P:
- bantu pasien untuk memotong kuku
- bantu pasien untuk merapikan pakaian
- bantu pasien untuk menyisir rambut
- anjurkan klien ganti pempres tiap 2 hari sekali

Anda mungkin juga menyukai