K
DENGAN DIABETES MILITUS DI DESA SUCO KARANG SIRI
DI WILAYAH PUSKESMAS MUMBULSARI
OLEH :
Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny.K dengan Diabetes Militus Telah
dilaksanakan pada tanggal 14 – Desember- 2019 Di Wilayah DSUCO–
Mumbulsari.
(......................................) (....................................)
LEMBAR KONSULTASI
A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Barbara C Long, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patofisiologi/Pathways
Defisiensi Insulin
Koma Aterosklerosis
Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injury
E. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada
DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi,
dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia
urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak
bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi
pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM
usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi
insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan
ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan
hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia
seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia
lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan
dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
<90 90-110 >110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
H. Pengkajian
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Nama
mahasiswa :
Erin Nur diisi sesuai wisma tempat klien tinggal. Diisi hanya
Cahyanti : jika
pengkajian dilakukan di rumah perawatan/panti jompo
: Tuliskan tanggal saat pertemuan pertama untuk
Tanggal pengkajian pengkajian
Dilakukan
1. IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Tuliskan hanya inisial
: Tuliskan usia klien. Sesuaikan dengan data base klien jika
Usia perlu
Jenis kelamin : Sudah jelas
Suku : Sudah jelas
Agama : Sudah jelas
Status pernikahan : Sudah jelas
Tingkat
pendidikan : Sudah jelas
Tuliskan alamat terakhir klien tinggal (sebelum berada
Alamat asal : di
rumah perawatan). Sesuaikan dengan data base klien jika
perlu
2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
: Tuliskan keluhan fisik maupun mental yang dirasakan
Keluhan utama klien
saat ini. Atau keluhan yang menyebabkan kiln datang
mencari
pertolongan. Tuliskan juga durasi munculnya keluhan,
factor
predisposisi dan presipitasi yang dimiliki klien.
: Tuliskan semua upaya klien untuk mengatasi keluhan.
Upaya yang dilakukan Dapat
untuk mengatasi keluhan berupa (1) tidak melakukan apa – apa, (2) klien meminum
jamu/obat tradisional, (3) klien meminum obat bebas, (3)
klien
berobat ke tenaga kesehatan; (4) klien berobat ke
pengobatan
komplementer seperti akupuntur, bekam, massase, (5)
klien
berobat ke pengobatan alternatif
3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Tuliskan persepsi klien atas kesehatan fisik dan
Status kesehatan secara : mentalnya.
umum
Penyakit yang dialami : Tuliskan penyakit yang dialami klien saat anak – anak,
saat jika
anak – anak klien masih ingat.
Penyaki : Tuliskan pernyakit kronis yang diderita klien dalam
t kronis yang setahun
terakhir dan upaya klien dalam mengatasi atau
diderita mencegah
penyakit untuk kambuh.
Riwaya : Tuliskan kapan klien MRS terakhir kalinya, penyebab
t pembedahan, MRS
dan durasi MRS. Jika klien pernah mengalami
MRS pembedahan,
tuliskan kapan pembedahan dilakukan dan penyebabnya.
Riwayat : Jika klien memiliki kebiasaan mengkonsumsi jamu;
pengobatan/jamu tuliskan
jenis jamu yang diminum (serbuk atau rebus), frekuensi
minum
jamu, sejak kapan minum jamu, efek yang dirasakan
setelah
minum jamu.
Jika klien memiliki kebiasaan minum obat; tuliskan jenis
obat
(obat bebas atau obat keras), merk dagang obat, sejak
kapan
mengkonsumsi obat, efek yang dirasakan setelah minum
obat,
kebiasaan mengganti obat, kebiasaan minum jamu dan
obat
secara bersamaan.
: Tuliskan riwayat alergi klien baik berupa makanan, obat,
Alergi atau
zat lain
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. K
Umur : 71 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Madura
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sah
Tingkat Pendidikan : SD
Alamat Asal : Suco karang siri
g. Riwayat jatuh
Klien mengatakan tidak pernah jatuh
5. RIWAYAT SOSIAL
a. Kondisi pasangan :
Klien mengatakan suaminya sudah meninggal 5bulan yang lalu
b. Riwayat pekerjaan terdahulu :
Klien mengatakan dulu suaimnya bekerja sebagai petani
c. Hobi dan aktifitas yang disukai :
Klien mengatakan dulu suaminya suka jalan jalan didepan rumahnya
d. Pola kebiasaan :
Klien mengatakan suaminya tidak mengalami gangguan tidur, tidurnya selalu
teratur
e. Pengaturan lingkungan tempat tinggal :
Klien mengatakan tinggal dirumah bersama anak dan cucunya, klien tinggal
dirumah yang layak ditempati kamar tidur klien di dekat tv
f. Cakupan asuransi kesehatan :
Klien mengatakan mempunyai asuransi kesehatan BPJS.
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum :
Compos mentis
c. Integument :
- Kulit : kuning langsat, sedikit lembut, elastis, turgor kulit <2detik, erupsi (-) scar (-)
massa (-) nevi (-) teleangiektasis (-) rambut lebat berwarna hitam dan putih.
-
d. Hematopoetic :
- Tidak ada perdarahan
e. Kepala :
- Betuk bulat, simetris, tidak ada tanda-tanda trauma.
f. Mata :
- Alis dan bulu mata simetris , konjungtiva anemis (-)
g. Telinga:
- Daun telinga simetris, membrane timpani (-), fungsi pendengaran tidak normal
h. Hidung :
- Simetris, perdarahan (-), obstruksi (-),
i. Mulut dan tenggorokan :
- Warna bibir merah muda, lesi (-), tampak keroposan gigi, tidak terjadi perdarahan pada
gusi.
j. Leher :
Posisi trakea simetris, tiroid (-), palpasi nadi karotis (-)
k. Pernafasan :
- Inspeksi : irama nafas teratur
- Perkusi : sonor
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
l. Punggung :
- Scoliosis (-)
- Kifosis (-)
- Lordosis (-)
- Osteoporosis (-)
m. Cardiovaskuler :
- Inspeksi : ics IV midclavikula kiri
- Perkusi : ictus cordis teraba pada ics II-V
- Palpasi : sonor
- Auskultasi : lup dup
n. Gastrointestinal :
- Inspeksi : perut rounded
- Auskultasi : bising usus 13x/mnt
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : hipertimpani
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
o. Perkemihan :
Pola eliminasi
a. Eleminasi urine
No Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
1 Frekuensi 6-7 kali perhari 4 -5 x perhari
2 Pancaran Kuat Kuat
3 Bau Amoniak Amoniak
4 Warna Kuning Kuning kecoklatan
5 Total produksi urine ± 1000 – 2000 cc / hari 1200 cc / hari
b. Eleminasi alvi
No Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
1 Frekuensi 1x sehari 1x sehari
2 Konsistensi Lunak berbentuk Lunak berbentuk
3 Bau Khas khas
4 Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
p. Genitalia :
- Tidak terkaji
q. Persarafan :
- Nervus cranialis (+)
- Reflek fisiologis (+)
- Rhomberg (+)
- Gaya berjalan normal
r. Muskuloskeletal :
- Deformitas (-)
- Edema (-)
- Sianosis (-)
- Clubbing (-)
5 5
5 5
- gerakan normal penuh
7. PENGKAJIAN NUTRISI
BB : 65 kg TB : 157 cm BBI: 65 kg
Screening Skor
a. Adakah penurunan intake makanan dalam 3 bulan terakhir akibat penurunan nafsu makan,
masalah pencernaan atau akibat kesulitan menelan atau mengunyah ?
0 = penurunan intake makanan yang berat
1 = penurunan intake makanan moderat
h 2 = tidak ada penurunan intake makanan
b. Penurunan BB selama 3 bulan terakhir
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan BB 1- 3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
c. Mobilitas
0 = tidak dapat turun dari bed, atau hanya duduk di kursi
1 = dapat bangkit dari bed/kursi namun tidak dapat berpindah dengan
bebas 2 = dapat berpindah dengan bebas
d. Apakah mengalami stress psikologis atau mengidap penyakit dalam 3 bulan
terakhir? 0 = ya
2 = tidak
e. Masalah psikoneurologis
0 = demensia berat atau depresi
1 = demensia ringan
2 = tidak mengalami masalah psikologis
F1. Body mass index
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI 19 – 21
2 = BMI 21 – 23
3 = BMI lebih dari 23
Jika BMI tidak dapat dikaji, gantikan pertanyaan pada poin F1dengan poin F2
Jika BMI sudah terkaji, pertanyaan pada poin F2 tidak perlu dikaji
F2. Lingkar lengan atas
0 = LLA kurang dari 31 cm
3 = LLA lebih dari 31 cm
Total
Interpretasi :
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
b. IADL
A. Kemampuan Menggunakan Telefon
1. Mengoperasikan telefon dengan inisiatif, mencari dan menekan nomor telefon 0
2. Menlfon beberapa kontak yang dikenal 0
3. Menjawab telefon namun tidak bisa mencari kontak 0
4. Tidak dapat menggunakan telefon 0
B. Berbelanja
1. Mengurus barang belanjaan sendiri 1
2. Berbelanja beberapa barang kebutuhan sendiri 1
3. Perlu ditemani saat berbelanja 1
4. Tidak bisa berbelanja 1
C. Menyiapkan makanan
1. Merencanakan, menyiapkan dan memasak makanan sendiri 1
2. Bisa memasak makanan hanya jika bahan masakan sudah tersedia 1
3. Bisa menghangatkan makanan namun tidak bisa lagi memasak 1
4. Tidak dapat menyiapkan dan menyuap makanan 1
D. Membersihkan rumah
1. Mampu mengatur rumah dengan bantuan asisten rumah tangga 1
2. Melakukan aktifitas ringan seperti membersihkan debu dan menata tempat 1
Tidur
3. Melakukan pekerjaan ringan namun kurang bersih 1
4. Perlu bantuan untuk semua pekerjaan rumah 1
E. Mencuci pakaian
1. Mampu mencuci semua jenis pakaian sendiri 1
2. Hanya mampu mencuci pakaian yang ringan 1
3. Tidak mampu mencuci pakaian 1
F. Transportasi
1. Bisa bepergian sendiri baik dengan transportasi umum ataupun kendaraan 1
Pribadi
2. Bisa bepergian dengan taksi, namun tidak bisa bepergian dengan moda 1
transportasi lain
3. Bisa bepergian dengan kendaraan umum dan ditemani 0
4. Bisa bepergian dengan taksi dan ditemani 0
5. Tidak bisa bepergian 0
G. Medikasi
1. Bisa mengatur jadual minum obat dengan dosis yang pas 1
2. Bisa minum obat jika obat sudah disiapkan dengan dosis yang terpisah 1
3. Tidak bisa menyiapkan obat yag akan diminum 0
H. Manajemen keuangan
1. Bisa mengatur keuangan dengan mandiri 1
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, pasien disuruh 2
mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Hentikan setelah 5 3
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “DUNIA” (nilai diberikan pada
huruf
yang benar sebelum kesalaahn; misalnya “aiund”=3
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
27 TOTAL 27
b. SPSMQ
Benar Salah Nomor Pertanyaan
1 1 Tanggal berapa hari ini?
11
2 Hari apa sekarang?
1 3 Apa nama tempat ini?
1 4 Di mana alamat Anda?
1 5 Kapan Anda lahir?
1 6 Berapa umur Anda?
1 7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
1 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
1 9 Siapa nama ibu Anda?
10 Angka 20 dikurangi 3=? Dan seterusnya dikurangi 3
Jumlah : skor salah 2 dengan hasil fungsi intelektual utuh
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
12. PENGKAJIAN
SPIRITUAL
a. Agama yang dianut : Klien menganut agama islam
b. Aktifitasibadahyang : Klien rutin mengikuti jamaah di masjid
dilakukan
……………………………………………………………
…
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Do : - TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 79x/mnt
- RR : 22x/mnt
- Tgl 10/12/19 : 460 gr/dl
Do : - TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 79x/mnt
- Suhu : 36,1 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
14/Desember/
2019
S : -Klien mengatakan sulit tidur
-Klien mengatakan bila sudah
III Bangun sulit untuk tidur
O : -Tampak kantung mata menghitam
-Konjungtiva tampak kemerahan
A : Maslaah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan no:1,2,3,3,4
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
14/Desember/ I 1. Memonitoring tanda-tanda vital
2019 R/ 1. TD : 130/80 mmHg
a. Nadi : 66x/mnt
b. RR : 20x/mnt
c. Suhu : 35,7 C
I 2. Memonitoring kadar glukosa darah
sesuai indikasi
R/ 1. GDA : 489 gr/dl
II 3. Tentukan pada tahap berduka
mana klien terfiksasi. Identifikasi
perilaku-perilaku yang
berhubungan dengan tahap ini
I 4. Lakukan kolaborasi dengan petugas
kesehatan
R/ 1. Glibenclamide 5 mg 1 x1
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
16/Desember/ I 1. Memonitoring tanda-tanda vital
2019 R/ 1. TD : 130/80 mmHg
a. Nadi : 67x/mnt
b. RR : 20x/mnt
c. Suhu : 35,7 C
I 2. Memonitoring kadar glukosa darah
sesuai indikasi
R/ 1. GDA : 500 gr/dl
II 3. Tentukan pada tahap berduka
mana klien terfiksasi. Identifikasi
perilaku-perilaku yang
berhubungan dengan tahap ini
I 4. Lakukan kolaborasi dengan petugas
kesehatan
R/ 1. Glibenclamide 5 mg 1 x1
IMPLEMENTASI
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan