Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM ENDOKRIN :
DIABETES MELITUS
(Dianjurkan untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah )

Dosen pembimbing

Ns. Siti Aminah, M.Kep

Disusun oleh:

Lusi Sri Rahayu

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.

B. Etiologi
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
 Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggungjawab atas antigen tranplantasi dan proses imunlainnya.
 Faktorimunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan
respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan
asing.
 Faktorlingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksisel β pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang dapat menimbulkan destuksisel β pancreas.
2. Diabetes Mellitus taktergantung insulin (DMTTI)

Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.Diabetes Mellitus tak tergantung insulin
(DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam
sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel
sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor
permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membran sel.Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif
insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin
dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang
cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak
lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).

Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI)
atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen
bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang
dapat timbul pada masa kanak-kanak.Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM
tipe II, diantaranya adalah:

 Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)


 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Kelompok etnik

C. PATOFISIOLOGI/PATHWAY

- Faktor genetik Kerusakan sel Ketidakseimbangan Gula dalam darah


- Inveksi virus beta produksi insulin tidak dapat dibawa
- Pengerusakan masuk dalam sel
imunologik
Batas melebihi hiperglikemia Anabolisme
glukosuria
ambang ganjal protein menurun

Dieresis osmotik Vikositas darah Syok hiperglikemi Kerusakan pada


meningkat antibodi

Poluri retensi Aliran darah Koma diabetik Kekebalan tubuh


urin lambat menurun

Kehilangan Iskemik jaringan Resiko infeksi Neuropati sensori


elektrolit dalam sel periper

Ketidakefektifan Nekrosis luka


dehidrasi Klien tidak merasa
pepusi jaringan sakit
perifer
Kehilangan Gangrene Kerusakan
Resiko syok kalori integritas jaringan

Sel kekurangan Protein lemak


Merangsang BB menurun
bahan untuk bakar
hipotalamus metabolisme

Keletihan
Pusat lapar dan
Katabolisme Pemecah
haus
lemak protein

Polidipsia Asam lemak


polipagia Keton Ureum

Ketidakseimbangan kateasidosis
nutrisiD.

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis DM berkaitan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Nurarif,Amin


& Kusuma, Hardhi 2015) :
1. Kadar glukosa puasa insulin tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi diaresis osmotic yang berkaitan
pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polipdipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas vulva

E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
1. Obat (tablet OAD/oral antidiabetes)
2. Insulin
1) Indikasi penggunaan insulin
 DM tipe I
 DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
 DM kehamilan
 DM dan gangguan soal hati yang berat
 DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
 DM dan TBC paru akut
 DM dan Koma lain pada DM
 DM operasi
2) Insulin diperlukan pada keadaan :
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
 Ketoasidosis diabetik
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
2. Penatalaksanaan non medis
a. Diet
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebetuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
b. Latihan
Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan menurukan kadar glukosa
darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
kadar insulin.
c. Pemantauan
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri diharapkan pada
penderita dapat mengatur terapinya secara optimal
d. Terapi (jika diperlukan)
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan kenaikan kadar
glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari
e. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan dalam
melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dari mampu menghindari komplikasi dari
diabetes itu sendiri.
F. Komplikasi

Beberapakomplikasidari Diabetes Mellitus (Mansjoerdkk, 1999) adalah :

1. Akut
o Hipoglikemia dan hiperglikemia
o Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner
(cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
o Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
o Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
o Neuropati diabetic
o Retinopatidiabetik
o Nefropati diabetik
o Proteinuria
o Kelainan koroner
o Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)

Terdapatlima grade ulkus diabetikum antara lain:

 Grade 0 : tidak ada luka


 Grade I :kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
 Grade II :kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
 Grade III :terjadi abses
 Grade IV :Gangren pada kaki bagian distal
 Grade V :Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang
mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :

a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan
status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan, kekuatan dan
kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik,
pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.

1. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.

b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak - sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.

c. Riwayat kesehatan sekarang


Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang
telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

d. Riwayat kesehatan dahulu


Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya
dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.

2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda – tanda vital.

b. Kepala dan leher


Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.

c. Sistem Endokrin
Sering kencing, selalu merasa haus,kelelahan, mual dan muntah,kenaikan atau
penurunan berat badan.

d. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban
dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar
luka, tekstur rambut dan kuku.

e. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.Pada penderita DM mudah terjadi
infeksi.
f. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
g. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan
berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
h. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
i. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
j. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.

3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan
dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).

d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Pikositas darah meningkat perfusi perifer tidak


- Parastesia efektif
- Nyeri ekstremitas
DO: Aliran darahn lambat
- Pengisiann kapiler >3
detik
- Nadi perifer menurun Iskemik jaringan
atau tidak teraba
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat Ketidakefektifan perfusi
- Turgor kulit menurun perifer
- Edema

2 DS : - Neuropati sensori perifer Gangguan integritas kulit


D0 : - Kerusakan jaringan dan
atau lapisan kulit
- Nyeri klien tidak berasa sakit
- Pendarahan
- Kemerahan
- Hematoma gangrene

kerusakan integritas
3 DS Merangsang hipotalamus Defisit nutrisi
- Cepat kenyang setelah
makan
- Kram nyeri abdomen Pusat lapar dan haus
- Nafsu makan menurun
DO
- Berat badan menurun Polidipsia polipagia
10% di bawah rentang
ideal
- Membrane mukosa Defisit nutrisi
pucat
- Diare
4 DS - Dieresis Resiko syok
DO -

Poluri retensi urin


Kehilangan elektrolit dalam

Dehidrasi

Resiko syok
5 DS – Anabolisme protein Resiko infeksi
DO – menurun

Kerusakan pada antibody

Kekebalan tubuh menurun

Resiko infeksi

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke
daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
4. Resiko syok berhubungan dengan elektrolit
5. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan tubuh
4. Intervensi Keperawatan

No Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


dx hasil
1 perfusi perifer Tujuan : Intervensi utama Intervensi utama
tidak efektif mempertahankan Perawatan sirkulasi Manajemen ssensasi perifer
berhubungan sirkulasi perifer tetap Observasi observasi
dengan normal. 1. Periksa sirkulasi perifer 1.meningkatkan
melemahnya/ Kriteria Hasil : (mis,nadi perifer, melancarkan aliran darah
menurunnya - Denyut nadi perifer edema,pengisian balik sehingga tidak terjadi
aliran darah teraba kuat dan regular kapiler,warna,suhu,anklebrac oedema.
ke daerah - Warna kulit sekitar hial index)
gangren luka tidak pucat/sianosis 2. identifikasi faktor resiko 2.untuk mengetahui faktor
- Kulit sekitar luka gangguan sirkulasi penyebab terjadinya
teraba hangat. (mis,diabetes,perokok,hipert gangguan sirkulasi
- Oedema tidak terjadi ensi)
dan luka tidak 3, Monitor panas 3.dengan memonitor adanya
bertambah parah. ,kemerahan,nyeri atau panas,kemerahan,nyeri atau
- Sensorik dan motorik bengkak pada ekstermitas bengkak pada ekstremitas
membaik dapat menentukan tindakan
keperawatan lebih lanjut
serta mencegah terjadinya
resiko kerusakan jaringan

Teurapeutik Teurapeutik
1. Hindari pengukuran 1.untuk memantau jika
tekanan darah pada konsentrasi HB tidak
ekstermitas dengan menurun
keterbatasan perfusi
2. Lakukan pencegahan 2. guna mencegah bakteri
infeksi atau virus masuk kedalam
tubuh.
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan minum obat 1.kolestrol tinggi dapat
secara teratur mempercepat terjadinya
arterosklerosis, merokok
2.Anjurkan program diet dapat menyebabkan
untuk memperbaiki terjadinya vasokontriksi
sirkulasi(mis,rendah lemak pembuluh darah, relaksasi
jenuh) untuk mengurangi efek dari
stres.
2. untuk memperbaiki
sirkulasi pada pasien
Intervensi pendukung Intervensi pendukung
Manajemen cairan Mengidentifikasi dan
mengelola keseimbangan
cairan
Observasi Observasi
1. Monitor berat badan 1. Untuk mengetahui
harian perubahan berat badan
harian pasien

Terapeutik Terapeutik
1. Berikan asupan cairan 1. Untuk menambah asupan
cairan pasien
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1.Untuk menambah diuresis
diuretik cairan

2 Ganguan Tujuan : Tercapainya Intervensi utama Intervensi utama


integritas kulit proses penyembuhan Perawatan integritas kulit perawatan luka
berhubungan luka. Observasi Observasi
dengan Kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab 1. untuk mengetahui
adanya 1.Berkurangnya oedema gangguan integritasn kulit gangguan integritas kulit
gangren pada sekitar luka (perubahan Terapeutik
ekstrimitas 2.pus dan jaringan sirkulasi,prubahan status 1.untuk mencegah
berkurang nutrisi,penurunan terjadinya infeksi atau
3. Adanya jaringan kelembaban,suhu,penurunan kerusakan jaringan seperti
granulasi mobilitas fisik) lecet (decubitus)
4. Bau busuk luka Teurapeutik 2. untuk melancarkan aliran
berkurang 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika darah dan mengurangi rasa
tirah baring pegal
2.lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang
Edukasi Edukasi
1.Anjurkan menggunakan 1.untuk menjaga
pelembab kelembaban kulit agar tidak
mudah lecet.
2.Anjurkan minum air yang 2. untuk menjaga
cukup keseimbangan cairan
didalam tubuh
Intervensi pendukung Intervensi pendukung
Dukungan perawatan diri Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
Observasi Observasi
1.Monitor tingkat 1.untuk mengetahui tingkat
kemandirian kemandirian pasien
Terapeutik Terapeutik
1.fasilitasi 1.untuk membantu
kemandirian,bantu jika tidak perawatan diri pasien
mampu melakukan
perawatan diri
Edukasi Edukasi
1.anjurkan melakukan 1.untuk melatih kemampuan
perawatan diri secara perawatan diri pasien
konsisten sesuai kemampuan
3 Defisit nutrisi Tujuan : Kebutuhan Intervensi utama Intervensi utama
berhubungan nutrisi dapat terpenuhi Manajemen Nutrusi Promosi berat badan
dengan intake Kriteria hasil : Observasi Observasi
makanan yang 1. Berat badan dan 1.Monitor asupan makanan 1.untuk memantau asupan
kurang tinggi badan ideal. makanan pada pasien agar
2. Pasien mematuhi dapat memilih makanan
dietnya. yang dapat dikonsumsi oleh
3. Kadar gula darah pasien
dalam batas normal. 2. Monitor berat badan 2.untuk mempertahankan
4. Tidak ada tanda-tanda berat badan yang ideal dan
hiperglikemia/hipoglike mencegah terjadinya
mia. obesitas
3. Identifikasi kebutuhan 3. untuk mengontrol kadar
kalori dan jenis nutrisi kebutuhan kalori dan jenis
nutrisi
Teurapeutik Teurapeutik
1. sajikan makanan secara 1.makanan yang menarik
menarik dan suhu yang dapat membantu
sesuai meningkatkan nafsu makan
pada pasien
2.berikan makanan tinggi 2. dengan mengkonsumsi
serat untuk mencegah makanan tinggi serat dapat
konstipasi melancarkan pola eliminasi
pada klien
Edukasi Edukasi
1.Ajurkan posisi duduk 1.dengan mengajarkan
posisi duduk guna
memberikan kenyamanan
untuk pasien
2.Ajarkan diet yang di 2.dengan mengajarkan diet
programkan yang telah doprogramkan
guna mempertahankan
kadar gula didalam tubuh
dan agar berat badan tetap
dalam batas normal
Kolaborasi Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi 1.untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang
di butuhkan
Intervensi pendukung intervensi pendukung
Mengidentifikasi dan
Manajemen cairan
mengelola keseimbangan
cairan
Observasi
Observasi
1. Monitor berat
1. Untuk mengetahui
badan harian
perubahan berat badan
Terapeutik harian pasien
1. Berikan asupan
Terapeutik
cairan
2. Untuk menambah asupan
cairan pasien

Kolaborasi Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Untuk menambah diuresis
cairan
diuretik
4 Resiko syok Tujuan : tidak terjadi Intervensi utama Intervensi utama
berhubungan syok Pencegahan syok Pemantauan cairan
dengan Kriteria hasil Observasi Observasi
elektrolit -nadi dalam batas yang 1.Monitor tingkat kesadaran 1.untuk mengetahui tingkat
di harapkan dan respon pupil kesadaran pada pasien
-irama jantung dalam
batas yang diharapkan 2.monitor status cairan 2,untuk mengetahui jumlah
-frekuensi nafas dalam (masukan dan kebutuhan cairan dalam
yang diharapkan keluaran,turgor kulit,crt) tubuh dan oengeluaran
cairan dalam tubuh
Terapeutik Terapeutik
1.berikan oksigen untuk 1.untuk membantu
mempertahankan saturasi mempertahankan saturasi
oksigen>94% oksigen pasien
Edukasi
Edukasi 1.untuk mengetahui
1.jelaskan penyebab dan penyebab dan faktor risiko
faktor risiko syok syok pada pasien
Kolaborasi
1. untuk membantu
Kolaborasi kebutuhan cairan dalam
tubih
1.kolaborasi pemberian IV

Intervensi pendukung Intervensi pendukung


Manajemen hipovolemia Manajemen syok
hipovolemik
Observasi Observasi
1. monitor intake dan 1. untuk membantu
output cairan dalam menganalisa
keseimbangan cairan
dan derajat
kekurangan cairan

Terapeutik
Terapeutik : 1. untuk mengetahui
1. hitung kebutuhan kebutuhan cairan
cairan pada pasien

Edukasi Edukasi
1. anjurkan 1. untuk menambah
memperbanyak asupan cairan pada
asupan cairan oral tubuh

kolaborasi kolaborasi
1. kolaborasi pemberian untuk membantu kebutuhan
cairan IV cairan dalam tubih

5 Resiko infeksi Tujuan : tidak terjadi Intervensi utama Intervensi utama


berhubungan penyebaran infeksi Manajemen Pencegahan infeksi
dengan Kriteria hasil : imunisasi/vaksinasi
ketidakadekua 1. Tanda – tanda infeksi
tan tubuh tidak ada Obsevasi : Obsevasi :
2. Tanda – tanda vital Identifikasi riwayat 1.untuk meningkatkan
dalam batas normal kesehatan dan riwayat alergi derajat kesehatan dengan
3. Keadaan luka baik - Identifikasi status melakukan imunisasi yang
dan kadar gula darah imunisasi setiap telah diprogramkan
normal kunjungan ke -untuk meningkatkan sistem
pelayanan kesehatan kekebalan pada tubuh
-
Teurapetik Teurapetik
- Berikan suntikan -untuk meningkatkan
pada bayi dibagian derajat kesehatan dengan
paha anterolateral cara melakukan imunisasi
- Jadwalkan imunisasi secara bertahap yang telah

pada interval waktu diprogramkan

yang tepat

Edukasi Edukasi

- Jelaskan tujuan, -untuk meningkatkan

manfaat, reaksi yang pengetahuan terhadap

terjadi pasien

- Informasikan -untuk meningkatkan

imunisasi yang derajat kesehatan yang telah

diwajibkan terfasilitasi oleh pemerintah

pemerintah mis secara bertahap

(hepatitis B, BCG,
diftero, dll)
Intervensi pendukung Itervensi pendukung
Promosi berat badan
Manajemen nutrisi
Observasi Observasi
1. identifikasi status
nutrisi 1. untuk mengetahui
kekurangan nutrisi
pasien
Terapeutik Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene 1. untuk meningkatkan
sebelum makan selera makan pasien
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan diet yang 1. untuk mempercepat
diprogramkan proses penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA

Nursing Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.).2014. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definition & Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell
Moorhead, Sue, dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Measurement of Health Outcomes,
Sixth Edition. Oxford : Mosby Elservier

Putri, Ria Hestiana.2012.Blog:Perawatan Luka. Diunduh dari : http://www.perawatluka.com/tips-


perawatan-luka-diabetes/

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).Jakarta

PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan II.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai