Anda di halaman 1dari 32

Perubahan-Perubahan

Fisiologi Pada Lanjut Usia

Oleh : Tri Wahyuningsih


PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LANSIA
- Tingkat dan derajat perubahan fisiologis
sangat individual
- Dipengaruhi oleh faktor genetik, diet,
latihan, lingkungan, status kesehatan, stress,
pilihan gaya hidup dan elemen lainnya.
LANSIA

Terdapat hukum 1% (Martono, 2004)


menyatakan bahwa fungsi organ manusia
akan mengalami penurunan sebanyak 1%
setiap tahunnya setelah usia 30 tahun

Perubahan Fisiologi Pada Lansia (Zuhdi, 2000)


terjadi penurunan kekuatan sebesar 88%,
terjadi penurunan fungsi pendengaran sebesar 67%,
terjadi penurunan fungsi penglihatan sebesar 72%,
terjadi penurunan daya ingat 61%,
terjadi penurunan kelenturan tubuh sebesar 64%.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
 Dengan bertambah lanjutnya usia terdapat penurunan
tinggi badan secara cepat, khususnya pada usia lanjut
wanita.

 Penurunan ini sebagian besar berhubungan dengan


kompresi pada tulang belakang, yang diakibatkan oleh
penyempitan yang cepat pada diskus intervertebralis dan
hilangnya dari tinggi badan.

 Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan mulai


usia pertengahan dimana tulang belakang lebih
cenderung berubah dan mungkin perubahan akan
berlanjut di kemudian hari.
Perubahan pada massa tulang dan
metabolisme

 Penurunan mineral dan massa tulang sehingga


tulang keropos dan rapuh.

 Perubahan metabolisme di tulang menurunkan


kemampuan dalam fungsinya (penurunan kekuatan
otot)
Perubahan pada massa otot dan struktur
serat otot
► berkurangnya aktivitas, ggn metabolik dan
denervasi saraf --> serat otot rangka
berdegenerasi pada lansia --> terjadi
fibrosis --> mempengaruhi pencapaian
suplai oksigen dan nutrisi --> p massa,
tonus dan kekuatan otot --> otot
ekstremitas menjadi kecil dan lemah

► Rigiditasotot meningkat terutama pada


ekstremitas dan leher sehingga gerak
terbatas
Pergerakan otot involunter
Gerakan otot yang tidak terkendali atau
involunter berhubungan dengan penuaan
berupa resting tremors dan muscular
fasciculations.

Gerakan involunter terlihat pada ekstremitas,


kepala dan leher ketika usia lanjut dalam
keadaan duduk tenang.
Anjuran untuk Klien
1. Cegah imobilisasi
2. Dorong program latihan teratur
3. Ajarkan pencegahan keamanan untuk
mencegah jatuh
4. Dorong intake kalsium dan vitamin D
yang cukup
Perubahan Kardiovaskuler

 Katub jantung menebal dan menjadi kaku


 Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% pertahun sesudah berumur 20 tahun terjadi
penurunan curah dan output jantung
 Hilangnya elastisitas pembuluh darah yang akan
menimbulkan hipertensi, stroke hemorragik dan
non hemorragik, peningkatan denyut nadi.
 Penurunan kemampuan untuk meningkatkan
denyut jantung ketika stress
 Peningkatan tekanan sistolik
Anjuran Untuk Klien
1. Berikan periode istirahat
2. Dorong penggunaan alat bantu bergerak bila
dibutuhkan
3. Monitor adanya intoleran aktivitas
4. Cegah dan hilangkan stressor
5. Monitor denyut jantung dan tekanan darah
6. Dorong melakukan program latihan teratur
Perubahan Pulmonal

1. Terjadi dekalsifikasi

yaitu terjadinya pendistribusian tulang


kalsium yang menyebabkan dekalsifikasi
tulang iga dan kalsifikasi kartilago
kostae dimana perubahan ini mengakibatkan
perubahan postural pada dada sehingga terjadi
berkurangnya pengembangan paru
(Matteson, 2001)
2. Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan
sehingga volume udara inspirasi berkurang,
pernafasan menjadi cepat dan dangkal

3. Aktivitas silia melemah sehingga menurunkan


reaksi batuk, potensial tjd penumpukan sekret

4. Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang,


terjadi gangguan proses difusi dan transportasi
Anjuran bagi Klien
1. Dorong melakukan latihan teratur
2. Dorong intake cairan yang cukup
3. Monitor administrasi oksigen
Perubahan Sistem Perkemihan
 Penyebab gangguan pada sistem urologi dimulai
dari menurunnya filtrasi pada renal sehingga terjadi
peningkatan ekskresi urin ke kandung kemih.

 Pengeluaran urin tidak tuntas saat berkemih karena


adanya penurunan daya kontraksi otot blader
sehingga tidak semua isi bladder bisa keluar.

 Dengan adanya penambahan sedikit volume urin


pada kandung kemih, maka usia lanjut tersebut
sudah terasa ingin berkemih lagi.

 Hal inilah yang menyebabkan usia lanjut


kehilangan irama berkemih pada malam hari
(nokturia) dan menimbulkan masalah kurangnya
istirahat tidur pada malam hari (Heriyanto dkk, 2005)
Bantuan yang dapat diberikan
1. Kaji fungsi kandung kemih dan bantu bila
berkemih
2. Dorong program bladder training, latihan dan
pengobatan bila dibutuhkan
3. Observasi adanya tanda-tanda infeksi saluran
kemih
Perubahan Sistem Genetalia
 Pria : dengan bertambahnya usia

produksi testosteron menurun,


produksi sperma menurun secara bertahap dalam
volume dan viskositas cairan seminalis.
Lobus-lobus pada kelenjar prostat t/u bag tengah
hipertropi konstriksi pada uretra

Kesulitan berkemih
Wanita
Berhentinya produksi estrogen (Menopause)

- vulva atropi, rambut pubis menipis, labia


mayora dan minora merata dan menjadi lebih
kecil, introitus konstriksi, vagina memendek,
dispareunia

- Penurunan jumlah dan elastisitas jaringan


payudara
Anjuran untuk klien
1. Bedakan antara perubahan normal
karena proses menua dan perubahan
karena penyakit
2. Berikan saran untuk penggunaan
lubrican selama melakukan intercourse
3. Rekomendasi pengkajian payudara dan
mamografi
Perubahan Sistem Digestif
 Pada perubahan sistem digestif dimulai dari
penanggalan beberapa gigi

 Berkurangnya sekresi air liur pada usia lanjut


yang berakibat pada gangguan mengunyah dan
menelan sehingga tidak ada selera untuk makan.

 Penurunan sensasi rasa pada lidah

 Rasa lapar menurun, asam lambung menurun,


waktu mengosongkan menurun
 Peristaltik lemah dan timbul konstipasi

 Fungsi absorpsi melemah

 Penurunan penyerapan lemak, vitamin


B1 dan B2

 Penurunan respon haus


Anjuran
1. Dorong pemberian kesehatan gigi yang baik
2. Berikan diet seimbang dan mengandung
protein dan vitamin yang cukup
3. Dorong intake cairan yang cukup
4. Dorong diet serat
5. Monitor diet untuk mencegah defisiensi
Perubahan Sistem Endokrin
- Penurunan hormon insulin dapat meningkatkan
kadar gula darah, sehingga mulai timbul penyakit
Diabetes Mellitus pada usia lanjut (Matteson, 2001).

- Penurunan kemampuan metabolisme glukosa

- Penurunan hormon testosteron, estrogen dan


progesteron

- Penurunan hormon aldosteron sehingga terjadi


ketidakseimbangan elektrolit
Perubahan Sistem Integumen
• Integumen : Epidermis menjadi tipis dan
rata t/h pada daerah tonjolan tulang,
permukaan dorsalis tangan dan kaki
vena lebih menonjol.

• Aktivitas kelenjar apokrin menurun,


jaringan elastin berkurang kulit keriput
dan kering. Penurunan elastisitas pada
kulit kulit lanjut usia mengendor, dagu
ganda, penurunan di bawah mata.
Anjuran
1. Dorong melakukan perubahan posisi sec.
Teratur inspeksi kulit
2. Hati-hati dengan kulit yang robek, memar dan
luka tekan
3. Kaji badan dan lingkungan suhu untuk
mencegah hipo dan hipertermia
4. Pastikan baju yang adekuat dan suhu ruangan
yang nyaman
Perubahan Kognitif
*Berat otak menurun 10-20% dimulai pada usia 45-50 tahun

* Otak kehilangan 100.000 neuron/tahun

*Mengakibatkan konduksi saraf perifer menjadi lebih lambat


sehingga meningkatkan waktu reaksi.

* Memori = memori jangka panjang lebih baik dari memori


jangkan pendek
Anjuran
1. Berikan waktu yang cukup untuk merespon
2. Ajarkan pencegahan jatuh
3. Gunakan sesi pengajaran yang singkat;
gunakan isyarat dan gestur
Perubahan Sistem Pancaindera
Kemunduran pendengaran pada usia lanjut
akan mengganggu proses komunikasi dengan
orang lain sehingga menimbulkan salah
persepsi pada proses komunikasi.
Merasa kurang dapat mendengarkan dengan
baik pada usia lanjut dapat menimbulkan
perasaan mudah tersinggung, mudah marah.
Penurunan pada penglihatan pada usia lanjut
merupakan faktor risiko terjadinya injuri dan
gangguan orientasi realitas terhadap waktu,
orang dan tempat (Matteson, 2001).
• Mata/sistem penglihatan; lensa
enebal dan menguning buram
mengakibatkan katarak. Pupil
menurun dalam ukuran
kemampuan untuk konstriksi thp
resp cahaya & akomodasi
menurun

• Pendengaran : Presbikusis
(perubahan pendengaran akibat
proses penuaan).
perubahan pada koklea dan
neuron2 jaras auditorius
presbikusis bilateral, penurunan
pendengaran sensorineural
Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat
proses menua yaitu penurunan jumlah dan kerusakan
papila atau kuncup-kuncup perasa lidah. Implikasi dari
hal ini adalah sensitivitas terhadap rasa (manis, asam,
asin, dan pahit) berkurang

Perubahan yang terjadi pada penciuman yaitu penurunan


atau kehilangan sensasi penciuman akibat dari penurunan
stimulasi reseptor olfaktorius.
Penyebab lain yang juga dianggap sebagai pendukung
terjadinya kehilangan sensasi penciuman termasuk pilek,
influenza, merokok, obstruksi hidung, dan faktor
lingkungan.
Perubahan pada perabaan --> terjadi penurunan
kemampuan mempersepsikan rasa pada kulit -->
penurunan korpus free nerve ending pada kulit
--> terjadi penurunan dalam merasakan tekanan,
raba panas dan dingin
anjuran
1. Gunakan media dengan tulisan besar
2. Berikan pencahayaan yang adekuat
3. Berikan kacamata yang dikoreksi sesuai resep
4. gunakan kalimat sederhana dan bicara
perlahan
5. Berikan alat bantu dengar
• Perubahan fisik di atas juga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan mental dan
perubahan psikososial perubahan
gambaran diri, perubahan konsep diri.

• TERIMALAH MENJADI TUA..

Anda mungkin juga menyukai